Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Atas Pelaksanaan Self Assessment system Dalam Keterkaitannya Dengan Tindakan Tax Evasion Pada KPP Pratama Bandung Cibeunying
BAB I PE DAHULUA
1.1 Latar Belakang Penelitian
! " #
! " # $
% & ' ( ) " # $ '
& *
+, " #
" - . /0 0#
(2)
/
! ! !
'
& &
2 /00+
) ( 3 (
( 4 5 "4 5# ( *
" 4 4#
" (#
3 / "( /
/006# 4
& 1 ( )
( )
( /00/
3 / 7 " 5* 8
(3)
9
:
2 -7
/008
3 9/, $ 4
2
3 7/, " / $
/008#
4
4 4 &
2
( " /9 2 /008#
.
4 ( ( & )
"( )# 3 /9
/00, /007 (
1 " #
/00, /007 ( 4 ;
& "% #
& " #
" #
" (# $
(4)
-" & / /006#
&
2
2 /006
2 $ 3 /9
$ 4
" 4 # 3 9- 4
2 2
" /6 /006# 2
& &
& "% #
" /, $ /006#
(5)
,
3 ,98 /- 3 7/
/008 (
&
/00+ /008 3 7/
3 7 " /0 /006#
! 4
5
& * &
! & (
& 4
% &
&
! 1
(6)
7
& &
! & !
" 4 3 /0 0< -0: -/#
2
*
& " #
: " 4 3 /0 0< 0/#
*
! % ( .
2 " #
(7)
+
&
% " % #
( " (# " /7 /008# 4
& "% # &
" & 8 . /0 0#
.
&
& =
4
4
: 4
"! ! * /,
/006#
& &
&
(8)
8
& 4
5
& $ &
&
!
68- !
( ! < # $
% " ! " #
/# $
" # % 9# $
% & -#
$
,# $ &
! & " 4 3 /006<66#
& &
& 1
(9)
6
& &
& ! %
( & &
4 ( 3 4
* # "/000# &
< #
% 4
# 4
%
# ' %
''
<
“Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Atas Pelaksanaan
Dalam Keterkaitannya Dengan Tindakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying
(Kasus Pada 23 Wajib
Pajak Orang Pribadi Penerima SKPKB)”.(10)
0
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
!
! <
$ %
/ %
9 %
- % (
, 4 & &
! 7 .
+ % (
8 &
6 4 &
0
1.2.2 Rumusan Masalah !
< &
4 5
/ 4
(11)
9 &
4 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
$
!
1.3.2 Tujuan Penelitian
<
' &
4 5
/ ' 4
5
9 ' &
(12)
/
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis
! <
!
/ *
1 4
5 &
9 ;
1 !
1.4.2 Kegunaan Praktis
(13)
9
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
4
5 2 & /
& $ /0 0
2 /0 0
Tabel 1.1 Waktu Penelitian o Kegiatan
Februari 2009
Maret 2009
April 2009
Mei 2009
Juni 2009
Juli 2009 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pra Survei :
2 2 $
/
Proses Usulan Penelitian:
' ' '
3 '
9
-,
Proses Penyusunan Skripsi:
3 !
(14)
BAB II
KAJIA PUSTAKA, KERA GKA PEMIKIRA , DA HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Sistem Perpajakan 2.1.1.1 Pengertian Pajak
! " " # $ # # # "
" $ # " % & & " #' # #
& &" ( # # #
# " # " '" $ & & $ )!
* # & & * + $ ' " "
# " " # "
, ) -). / & & " & &
" # )
) %) 0 ) + ( & * & *) -) & 0 ' - &
& & 1 $
# $ (
& " #' # #
& &" # $ # # #
# & &" $ # & &)!
2 " & " " &
# " & " " #
# $ # # #' # $ #
" # $ " $ & (
(15)
3
2.1.1.2 Pengertian Sistem Perpajakan
* + $ 43 &
,* $ # 5
$ # # " " # & " #
" & ( & & ( # & #
& ( & !
0 % & " &
# " # " " # $ # # " "
& & & &
)
2.1.1.3 Sistem Pemungutan Pajak
* + $ " & & #
$ # & " 6
* & & # $ # $ &
7 8 ## &" $ # & "
* & # )
$ " & # 94)
! " # $
* & & # $ # & " # & & & #
& & # $ # # # ) * &
& )
%
8 # $ & " "
) 8 " % & # # & & # & $
& $ ) : ( & # &
" $ # & " & $
$ # " ) 0 ( % %
&" #' # ;)!
* & & # $ # "
(16)
9
& # < & # #
* 2 & = 2 # )
2.1.2
2.1.2.1 Pengertian
* + $ ,*
& $ # & &" ( $ "
& & & " $ )!
0 # " "
& $ # & # $
" ## & $ & #
& $ # # $ $ )
2.1.2.2 Pelaksanaan
& " # & ( & $ & #
& " " )
" 8 " & # & " &
* + $ '
, ' % $
' # # & & # & $ #
#
' $ " " <
' $ "
' & # & # #
" = " )
/ (
8 " " &
% & & " $ )
" 8 " $ # " ## # "
(17)
4
( & & & &"
= # "
" # " & &
## & " # $ # " )!
0 " "
$ ( $ & $
& " & # " $ &
% ## # $ & $ & &"
$ # & $ )
* &" ) >
Gambar 2.1 Bagan
Menghitung
Memperhitungkan ungkan
Membayar
Melapor
SPT
Pajak dilunasi dalam tahun berjalan
Tarif PTKP Pajak Terutang (PT)
Kredit Pajak (KP)
PT - KP
Masa & Tahunan Self
Assessment System
PT>KP PT=KP PT<KP
Kurang Bayar
NIhil Bayar
Lebih Bayar
(18)
2.1.3 Kepatuhan Pajak
2.1.3.1 Pengertian Kepatuhan Pajak
* % 7 & * + $ ; ,
& " & & &
" & $ )!
0 # & "
& $ # & $ & "
$ # " # $ # " )
2.1.3.2 Manfaat Kepatuhan Pajak
& # " $ # " " # %
& " # " & # # # " ) 2 #
% & # # #
" $ & & $ &
& ( $ # & ) * # " # "
& % $ # $ # & *
+ $ ; " # "
, &" " " * # &"
" * # &" # " & " &" $ $ # "
& " 7 &
& 0? )
" / $ " ( " * & #
&" " 7)!
0 " " # $
& & $ & & # $ #
(19)
2.1.4
2.1.4.1 Pengertian
5$ * ) @ $ * $ 4 " "
& $ '
& ' &
$ ( ' $
) $ ( $ $
$ ( * (
+' $ $
$ & $ & ,
* # & * + $ 4 " % '
% & # -& "
, ) @ +) & # & " $
$ # " " # # "
& # # )
! + " -)/ & # " $
$ $ # & ## #' #)
0 % ' % & " -&
& ( # & &" $ # &
& $ & # $ & " " # " ( # $ #
# # & )
2.1.4.2 Penyebab
* + $ , % # "
# $ # & &" "
" & # $ # # $ %
$ # & # ( ## $ % & & $ # " !)
# #
5 # # & $ & $ #
(20)
& ) - & & & $ # $
$ " # # & & " #
)
2 # # & & & # #
$ # $ & & ) #
& # & & " ) ?
# # $ " & #'& # A & A
& & # & &" $
# $ # " )
* " $ # # & ## )
$ & # & & &
# & &" $ & & # & &" $ $ &
$ # )
$ % $ # & # (
$ & # & $ (
& & # &" " & &" $
) - " " " " $ # &
$ & &" " # # & &" $ )
? $ $ # " & & " &
$ & % ) & # ## "
" $ # & $ # $
$ # & ) B $ # &
# & " & $ & &
(21)
B ## $ %
&" % & & # " &
&" $ ) &" " $ # & &" & $
" & & " $ ) &
# " & & &" # #
$ # " # $ " # ( $ ) 0 # &" " % $ # ## & $ &
" $ # & # $ ) 8 "
# & # & $ " $ & # # " " # ( & # " & ( " " # "
$ ) $ # $ # #
# " # $ $ # ## )
* & & $ # "
& & & & $ #
& & # # ) 0 # & &
$ # " # # " (
" $ & & &" $ # " ) * & $ # "
& ( & & $ # % " # #
& & ) 6 & &" & $ & "
# $ # & &" # # )
* $ & $ # "
& $ & " # & # )
(22)
" ) * &" & $ # & $ # % & # " " $ " $ # " '" C C " & &" $ )
2.1.5 Hubungan terhadap
: # 3 & $ " &
. $ $ ' & / $
$ & ' &
* $ + * $ +,
0 $ " " $
$ " $ # & # ## &
" & $ ) 2 # # #
6 $ # ## # & # #
" $ # # & % & )
2.2 Kerangka Pemikiran
D & & $ # & &
& ( & $ # " ) * & $ # &
& & # 6
0 ) * & & ( # " # $ "
& & ) "
" % # " # & ( & & " #
) - & # $ # & #
& # # $ $ ) * #
(23)
;
* & " ( " # " &" # #
" & ( & $ # % %) * $ # &
* + $ 43
, # & # & # &
) 0 # " & & "
## & # & ) ? &
& & " & #
)!
* & $ # & ( & & #
& $ # & $ & # & #
& & # ) * & & # $ # " 6
' $ # $ "
) * + $ ,*
& $ # & &" ( $ "
& & & " $ )!
. '( & & 4
, ) 8 # & " $ # "
)
) 8 " % & & # # & $ &
$ # #)
;) : ( & $ & # )!
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
7E) ? 0 5 -/*65 @7@56B6/7 @+*/ //7 @+2@0//7
/
8 " E #
" B
* *
2 #
B 6
2 # " &
" # " &
" $ &
# #
"
" ) 0
" #
"
B &
(24)
& 3 ' #
" & " # "
$ $ # "
& &
& $ )
A "
0 $ & 1
--&
? * & 4
## /&
* " " 7 # @
" $
# ( "
" # " & "
&
& #'& # # & ) ?
* & " ## "
## #
& # #
& " $
$ & #)
-& $ # " B & $ A " ; ' 6 B &
0 & +
* #
6 .
8 (
& & $
" " #
* & # " ) 2 $
$ # & &
" $ # $ #
$ 8 E )
# " $ &
$ #
" # "$ "
& #
& # $ &
## & 8
" $ & & & &
& &" $ &
" ( & & 8
"
& &" $ # "
## ) 7 & &
)
-& $ # B &
"
" " "
- B 6 & 3 & "
2 # " & "
(25)
3
# "
" ) 0 ' # " &
" # " $ $ # " & &
& $ ) 6 & # "
& & ( " & ## )
2 " &
& # ( & ( #
" " # " & $ ##
& ) - # :)2) - 4 $ #
& # # " ( ) &
& $ # # & &" $ #
## )
0 & " ##
$ & $ # # " & ( "
" ) & & & #
$ # # ## $ " )
7 & & & &
" # $ "
" ) * ## " & $ " " $
-& B " # 6 $ #
# & $ & $ ) - "
(26)
9
- # $ # # * $ 0 A *
+ $ 9
, & ( " & &
# & &" # " " # " &
( # & # &
## & $ # $ " $ )!
& & , & #
" " # ( & ## #' # & ## !
* # & ) > $ "
, ( # # $ & & ( &
$ # # # # " #
& ( # $ # & #
#' # & # % &" $
& $ # #),
E A E & ) > 3 $
$ " ( # ## & # " $
# & & & " $ # " "
, $ $ "
$ #' #
" )
" $ " & & # & #
#' # #
$ )
( & $ $ " & % '
#' # )
$ $ $ " & $ & "
" " '" $ ( # )!
) > 3 & $ # &
## #' # $
" # "
,' B & $ & * B
(27)
4
' B & % & $ # 7 8
#
' B & $ $ # # #
' 2 & $ % ”
& ? * & 4 /& *
" " # @ & ## " $
# ( " " # " &
" & & #'& # # & ) ?
* & " ## " ## #
& # # & " $ $
& #) # & # # # &
$ $ # " & $ ( #
## )
* &" * + $
Gambar 2.2
Diagram Pemeriksaan Pajak Wajib Pajak
SPT DJP
Benar Lengkap Jelas Data File Kesalahan Formil/ Materil Terbit STP
Penelitian Pemeriksaan Penyidikan
Rutin Khusus Penuntut
Umum
Pengadilan
SKPLB SKPN SKPKB Bukti
Permulaan Teguran Surat Paksa Sita Lelang Sanksi Pidana SKPKB SKPKBT Restitusi Kompensasi Data Baru SKPKBT
(28)
2 # &" # & # $ # #
$ ) 0 & ' "
& & " & & #
& & $ # " $ & # '
: & & * &"
$ # " * B ( #
& # $ )
& % # & #
& &" # $ # " $ " &
" ) ? # $ # & $
# # ( # & 0 ?
& &" & " & )
/ & "
& " # "
& # & $ # & ) * " $ "
" # # &
& # " & )
2 & # # & $
(29)
Gambar 2.3
Skema Kerangka Pemikiran 2.3 Hipotesis
2 # & " & ( " & &
& & $ # & " $ " # "
“Persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan memiliki keterkaitan dengan tindakan
Sistem Perpajakan
Tax Law Tax Administration Tax Policy
Sistem Pemungutan Pajak
With Holding Tax Official
Assessment
Self
Assessment Tax Evasion
Hipotesis:
“Persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan Self Assessment System memiliki keterkaitan dengan tindakan
tax evasion”
Kepatuhan Pajak Kepatuhan Rendah Kepatuhan Tinggi Penerimaan Pajak Optimal Wajib Pajak ' Mendaftar ' Menghitung
Paham peraturan perpajakan ' Membayar
a. Mengisi SSP b. Tepat waktu c. Tempat membayar ' Melapor
a. Mengisi SPT b. Waktu pelaporan c. Tempat melapor Fiskus
' Pelayanan ' Pengawasan
a. Pemeriksaan perhitungan wajib pajak
b.Pengenaan sanksi
“Tax evasion decisions may depend on perceptions of the fairness of the tax system. If the argument goes, perceived tax equity strengthens the social norm against evasion, then evasion becomes more costly in terms of bad conscience (if not caught) or bad reputation (if caught)”
(Falkinger, 1995)
' Tidak menyampaikan SPT ' Menyampaikan SPT dengan
tidak benar
' Tidak mendaftarkan diri atau menyalahgunakan NPWP atau Pengukuhan PKP ' Tidak menyetorkan pajak
yang telah dipungut atau dipotong
(30)
30 BAB III
OBJEK DA METODE PE ELITIA
3.1 Objek Penelitian
Menurut Husein Umar (2008:303) dalam bukunya menerangkan bahwa: “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga di mana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal%hal lain jika dianggap perlu”.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan self assessment system dan tindakan tax evasion pada KPP Pratama Bandung Cibeunying.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:5), metode penelitian bisnis adalah:
“Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis.”
Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa metode penelitian merupakan cara yang yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data untuk memberikan solusi terhadap suatu kondisi yang bermasalah.
Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan
(31)
31
yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2005:21) adalah sebagai berikut: “Metode deskriptif adalah mteode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.”
Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah%masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lajut sesuai dengan teori%teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.
Sedangkan menurut Mashuri (2008:45) pengertian metode verifikatif adalah sebagai berikut:
“Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel X terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
Dengan menggunakan metode penelitian dan analisis statistik, maka akan diketahui hubungan antar variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah%masalah dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut dikumpulkan, dianalisis dan
(32)
32
diproses lebih lanjut sesuai dengan teori%teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.
Moh. Nazir (2003:26) memaparkan bahwa desain penelitian adalah “Semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.
Berdasar pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan rencana penelitian yang dipakai peneliti sebagai pedoman melakukan proses penelitian. Oleh karena itu, membuat desain penelitian sangat penting agar dalam melaksanakan penelitian yang terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Proses penelitian menurut Sugiyono (2008:26) dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis
5. Metode penelitian
6. Menyusun instrumen penelitian 7. Kesimpulan.
Berdasarkan proses penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber masalah
Membuat identifikasi masalah berdasarkan latar belakang penelitian sehingga mendapatkan judul sesuai dengan masalah yang ditemukan. Identifikasi masalah diperoleh dari adanya fenomena yang terjadi di masyarakat, seperti
(33)
33
persepsi wajib pajak atas pelaksanaan Self Assessment System yang
menyulitkan dan juga berbagai tindakan Tax Evasion yang terjadi. 2. Rumusan masalah
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Berikut rumusan masalah:
1. Bagaimana persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan Self
Assessment System pada KPP Pratama Bandung Cibeunying.
2. Bagaimana tindakan Tax Evasion pada KPP Pratama Bandung
Cibeunying.
3. Bagaimana persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan Self
Assessment System dalam keterkaitannya dengan tindakan Tax Evasion pada KPP Pratama Bandung Cibeunying.
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis), maka peneliti mengkaji teori%teori yang relevan dengan masalah pada variabel Self Assessment System dan Tax Evasion. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.
(34)
34
4. Pengajuan hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual). Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah persepsi
wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan Self Assessment System memiliki
keeterkaitan dengan tindakan tax evasion. 5. Metode penelitian
Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua, yaitu:
1) Bagaimana persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan Self
Assessment System pada KPP Pratama Bandung Cibeunying.
2) Bagaimana tindakan Tax Evasion pada KPP Pratama Bandung
Cibeunying.
Sedangkan metode verifikatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah ketiga, yaitu bagaimana persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan Self Assessment System dalam keterkaitannya dengan tindakan Tax Evasion pada KPP Pratama Bandung Cibeunying.
6. Menyusun instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data berbentuk kuesioner. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, maka instrumen penelitian harus terlebih dulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Dimana validitas digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah alat ukur dan
(35)
35
reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana pengukuran tersebut dapat dipercaya. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu. Pada penelitian ini untuk menguji adanya hubungan antara persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan self assessment system (variabel X) dengan tindakan tax evasion (variabel Y) digunakan korelasi pearson product moment, sedangkan untuk menguji adanya pengaruh persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan self assessment system (variabel X) terhadap tindakan tax evasion (variabel Y) digunakan koefisien determinasi.
7. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir berupa jawaban atas rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan. 3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Definisi operasionalisasi variabel menurut Nur Indriantoro (2002:69) sebagai berikut:
“Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.
Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh
peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga
memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.”
(36)
36
Variabel itu sendiri menurut Sugiyono (2008:59) adalah: “Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.” Variabel%variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Independen (X).
Variabel independen adalah variabel yang tidak terikat oleh faktor%faktor lain, tetapi mempunyai pengaruh terhadap variabel lain. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:59): “Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.”
Variabel independen pada penelitian ini adalah persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan self assessment system.
2. Variabel Dependen (Y).
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Menurut Sugiyono (2008:59), variabel dependen adalah: “Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.” Variabel dependen di sini adalah tindakan tax evasion.
(37)
37
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala Nomor
kuesioner
Self Assessment
System
(Variabel X)
Self assessment system adalah suatu
sistem perpajakan yang memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk memenuhi dan melaksanakan sendiri kewajiban dan hak perpajakannya.
(Siti Kurnia
Rahayu: 2009, 101)
• Wajib Pajak % Mendaftar % Menghitung
Paham peraturan perpajakan % Menyetor
a. Mengisi SSP b.Tepat waktu c. Tempat membayar % Melapor
a. Mengisi SPT b.Waktu pelaporan c. Tempat melapor • Fiskus
% Pelayanan % Pengawasan
a. Pemeriksaan
Perhitungan wajib pajak b.Pengenaan sanksi
(Siti Kurnia Rahayu: 2010, 101)
Ordinal 1,2,3 4,5,6,7 8,9 10,11,12,13 14,15 16,17 Tax Evasion (Variabel Y)
Penyelundupan pajak adalah usaha yang tidak dapat dibenarkan berkenaan dengan kegiatan wajib pajak untuk lari atau menghindarkan diri dari pengenaan pajak.
(Ernest R.
Mortenson dalam
Siti Kurnia Rahayu: 2009, 147)
% Tidak menyampaikan SPT % Menyampaikan SPT dengan
tidak benar
% Tidak mendaftarkan diri atau menyalahgunakan NPWP atau Pengukuhan PKP
% Tidak menyetorkan pajak yang telah dipungut atau dipotong % Berusaha menyuap fiskus (M. Zain: 2008, 51)
Ordinal 1,2 3,4 5,6,7
8,9
10,11
Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel menggunakan skala ordinal. Pengertian dari skala ordinal menurut Nur Indriantoro dan Bambang (2002:98) adalah sebagai berikut: “Skala ordinal adalah skala pengukuran yang
tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct
(38)
38
Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel%variabel tersebut diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyatan% pernyataan tipe skala likert.
Skala likert menurut Sugiyono (2008:132) adalah sebagai berikut: “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.
Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung pernyataan (positif) atau tidak mendukung pernyataan (negatif).
Tabel 3.2
Untuk Jawaban Kuesioner
Sumber: Sugiyono (2008:133)
3.2.3 Teknik Penarikan Sampel
Untuk menunjang hasil penelitian, maka peneliti melakukan pengelompokan data yang diperlukan kedalam dua golongan, yaitu:
Jawaban Responden Skor
Sangat Negatif 1
Negatif 2
Ragu%ragu 3
Positif 4
(39)
39
1. Populasi
Definisi populasi menurut Sugiyono (2008:115) yaitu “Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Berdasarkan definisi di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi KPP Pratama Cibeunying yang menerima SKPKB pada tahun 2009 berjumlah 52 orang.
2. Sampel
Dengan meneliti secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh akan memberikan kesimpulan gambaran sesuai dengan karakteristik populasi. Sugiyono (2008:115) menyatakan bahwa sampel yaitu: “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Penentuan pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan teknik probabilitas sampling. Probabilitas Sampling menurut Sugiyono (2008:118) adalah ”Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”
Adapun cara pengambilan sampel ini disajikan dengan cara simple random sampling yang menurut Sugiyono (2008:118) adalah ”Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.”
(40)
40
Keterangan:
n : Ukuran sampel N : Ukuran Populasi
e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel dalam penelitian ini di ambil nilai e = 5%.
n 2
) 05 , 0 ( 52 1 52 + = n ) 0025 , 0 ( 52 1 52 + = n 13 , 0 1 52 + = n 13 , 1 52 =
n = 46,017699115 n = 46 hasil pembulatan
Berdasarkan perhitungan di atas, sampel yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah sebanyak 46 responden dengan taraf kesalahan 5%. Untuk
mendapatkan data yang obyektif mengenai pelaksanaan self assessment system,
maka kuesioner akan diberikan kepada wajib pajak orang pribadi. Sedangkan untuk data tindakan tax evasion, kuesioner akan diberikan kepada petugas pajak.
Sumber: Husein Umar (2008:78) (2008:124)
(
1 Ne2)
n+ =
(41)
41
3.2.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.2.4.1 Sumber Data
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yang menjadi sampel untuk mengetahui tanggapan tentang penelitian yang akan diteliti. Selain itu data primer juga meliputi dokumen%dokumen perusahaan berupa sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi, dan data%data statistik mengenai jumlah pegawai dan lain%lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2008:402) berikut ini, “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperlukan untuk mendukung hasil penelitian yang berasal dari literatur, artikel, dan berbagai sumber lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Menurut Sugiyono (2008:402) sumber sekunder adalah “sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.”
3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian Lapangan (Field Research), dilakukan dengan cara
mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer (data yang diambil langsung dari perusahaan). Data primer ini didapatkan melalui teknik%teknik sebagai berikut:
(42)
42
a. Metode pengamatan (Observasi), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang sedang diteliti, diamati atau kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam penulisan laporan ini, penulis mengadakan pengamatan langsung di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.
b. Wawancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak% pihak yang terkait langsung dan berkompeten dengan permasalahan yang penulis teliti. c. Kuesioner, teknik kuesioner yang penulis gunakan adalah kuesioner
tetutup, suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah wajib pajak dan petugas pajak, dengan harapan mereka dapat memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.
2. Studi Pustaka (Library Research), merupakan data sekunder penelitian yang dilakukan untuk menghimpun teori%teori, pendapat%pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yang diperoleh dari buku%buku kepustakaan serta literatur lainnya yang dijadikan sebagai landasan teoritis dalam rangka melakukan pembahasan.
Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur
(43)
43
penelitian, sehingga diperoleh item%item pertanyaan%pertanyaan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.
3.2.5 Teknik Penentuan Data 3.2.5.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2008:3) valid adalah “Menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.”
Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila dia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur.
Seperti yang telah dijelaskan pada metodologi penelitian bahwa untuk menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor total = 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid dan apabila < 0,30 berarti data tersebut dapat dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan rumus korelasi pearson (r).
Seperti dilakukan pengujian lebih lanjut, semua item pernyataan dalam kuesioner harus diuji keabsahannya untuk menentukan valid tidaknya suatu item. Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan diungkapkan. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing%
(44)
44
masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing%masing variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi pearson product moment.
Untuk mempercepat dan mempermudah penelitian ini pengujian validitas
dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan software SPSS 12.0
for windows dengan metode korelasi pearson product moment yang rumusnya sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2008:248)
Keterangan:
r = Koefisien korelasi pearson product moment
X = Persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan Self Assessment System Y = Tindakan Tax Evasion
n = Ukuran sampel atau banyak data di dalam sampel 3.2.5.2. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2008:3) reliabiltas adalah “Derajat
konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu.”
Berdasarkan definisi diatas, maka relibilitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan kekonsistenan. Suatu alat disebut reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek sama sekali diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi perbedaan%perbedaan kecil diantara hasil beberapa
= ∑ − ∑ ∑
(45)
45
kali pengukuran. Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten.
Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian menggunakan teknik spearman brown. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subyek kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar. Rumus Spearman Brown:
Sumber: Sugiyono (2008:186)
Keterangan:
ri = reliabilitas internal seluruh instrumen
rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
3.2.5.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 15 diperoleh hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner kedua variabel seperti dirangkum pada tabel berikut.
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Kuesioner Pelaksanaan Self Assessment System
Butir Pertanyaan Indeks validitas Nilai Kritis Keterangan
Item_1 0,409 0,30 Valid
Item_2 0,634 0,30 Valid
Item_3 0,623 0,30 Valid
Item_4 0,849 0,30 Valid
Item_5 0,442 0,30 Valid
Item_6 0,548 0,30 Valid
Item_7 0,643 0,30 Valid
Item_8 0,796 0,30 Valid
Item_9 0,615 0,30 Valid
Item_10 0,493 0,30 Valid
= +
(46)
46
Butir Pertanyaan Indeks validitas Nilai Kritis Keterangan
Item_11 0,736 0,30 Valid
Item_12 0,628 0,30 Valid
Item_13 0,468 0,30 Valid
Item_14 0,514 0,30 Valid
Item_15 0,483 0,30 Valid
Item_16 0,583 0,30 Valid
Item_17 0,520 0,30 Valid
Koefisien Reliabilitas = 0,954 Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Kuesioner Tindakan Tax Evasion
Butir Pertanyaan Indeks validitas Nilai Kritis Keterangan
Item_1 0,768 0,30 Valid
Item_2 0,547 0,30 Valid
Item_3 0,749 0,30 Valid
Item_4 0,536 0,30 Valid
Item_5 0,807 0,30 Valid
Item_6 0,666 0,30 Valid
Item_7 0,590 0,30 Valid
Item_8 0,460 0,30 Valid
Item_9 0,463 0,30 Valid
Item_10 0,623 0,30 Valid
Item_11 0,517 0,30 Valid
Koefisien Reliabilitas = 0,792
Pada kedua tabel di atas dapat dilihat nilai indeks validitas setiap butir pernyataan lebih besar dari nilai 0,30, artinya semua butir pertanyaan yang diajukan valid dan layak digunakan sebagai alat ukur untuk penelitian. Koefisien reliabilitas kedua variabel lebih besar dari 0,70 menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan reliabel dalam mengungkap variabel yang sedang diteliti.
3.2.6 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis
Agar penulis dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya maka harus dilakukan tahapan analisis dan pengujian hipotesis. Untuk melakukan sebuah
(47)
47
analisis data dan pengujian hipotesis, terlebih dahulu penulis akan menentukan metode apa yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian dan merancang metode untuk menguji sebuah hipotesis.
3.2.6.1 Rancangan Analisis
Berdasarkan pertimbangan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif dan Metode Verifikatif.
Dalam pelaksanaan, penelitian ini menggunakan jenis atau alat bentuk penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan.
1. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan fakta%fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian deskriptif digunakan untuk
menggambarkan bagaimana keterkaitan antara pelaksanaan self
assessment system dengan tindakan tax evasion.
2. Penelitian Verifikatif adalah penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini
digunakan untuk menguji pengaruh variabel independent (X) terhadap
variabel dependent (Y) yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.
(48)
48
1. Analisis Kualitatif
Metode kualitatif yaitu metode pengolahan data yang menjelaskan pengaruh dan hubungan yang dinyatakan dengan kalimat. Analisis kualitatif digunakan untuk melihat faktor penyebab. Menurut Umi Narimawati (2007:83) langkah%langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:
“ 1. Setiap indikator/sub variabel yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan ke dalam lima alternatif jawaban dengan skala ordinal yang menggambarkan peringkat jawaban. Peringkat jawaban setiap indikator diberi skor antara 1 sampai dengan 5.
2. Dihitung total skor setiap variabel/sub variabel = jumlah skor dari seluruh skor indikator variabel untuk semua responden.
3. Dihitung skor setiap variabel/sub variabel = rata%rata dari total skor. 4. Untuk mendeskripsikan jawaban responden juga digunakan statistik
seperti distribusi frekuensi dan ditampilkan dalam bentuk tabel ataupun grafik dengan bantuan software Excell dan SPSS.”
Untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian, dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dan ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden, sedangkan skor ideal diperoleh dari prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah pertanyaan kuesioner dikalikan dengan jumlah responden. Apabila digambarkan dengan rumus, maka akan tampak seperti di bawah ini:
Sumber: Umi Narimawati (2007:83)
Keterangan:
a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan
Skor aktual
% skor aktual = 100%
(49)
49
b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Penjelasan bobot nilai skor aktual dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.5
Kriteria Skor Jawaban Responden Berdasarkan Persentase Skor Aktual
o Persentase Skor Kategori Skor
1 20,00 – 36,00 Sangat Rendah/ Tidak Baik
2 36,01 – 52,00 Rendah/ Kurang Baik
3 52,01 – 68,00 Cukup Tinggi/ Cukup Baik
4 68,01 – 84,00 Tinggi/ Baik
5 84,01 % 100 Sangat Tinggi/ Sangat Baik
Sumber: Umi Narimawati (2007:85)
Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item+item pertanyaan/pernyataan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.
2. Analisis Kuantitatif
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Dimana variabel X (persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan self assessment system) dan dipasangkan dengan data variabel Y (tindakan tax evasion) yang dikumpulkan melalui kuesioner masih memiliki skala ordinal, maka sebelum diolah data ordinal terlebih dahulu dikonversi menjadi data interval
(50)
50
yang diselenggarakan Program Studi Akuntansi Unikom pada 8 April 2010, langkah%langkah transformasi data ordinal ke data interval yaitu sebagai berikut:
1. Untuk setiap butir pernyataan tentukan berapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi.
2. Setiap frekuensi dibagi banyak responden dan hasilnya disebut peroporsi (P).
3. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap responden sehingga diperoleh proporsi kumulatif (pk).
Pk1 = 0 + P1 Pk2 = P1 + Pk1 Pk3 = Pk1 + Pk2
4. Tentukan nilai batas untuk Z pada setiap pilihan jawaban. 5. Untuk setiap nilai Z tentukan nilai Density dengan rumus
2 1 2 1 2 − = Z d f e π
6. Menghitung scale value (SV) untuk masing%masing responden dengan rumus: Limit Lower Under Area Limit Upper Under Area Limit Upper at Density Limit Lower at Density SVi − − = Dimana :
Density at Lower Limit = Densitas Batas Bawah Density at Upper Limit = Densitas Batas Atas
Area at Below Upper Limit = Proporsi Kumulatif untuk pilihan jawaban yang dicari
Area at Below Lower Limit = Proporsi Kumulatif untuk pilihan jawaban yang sebelumnya
(51)
51
= . ∑ − ∑ ∑
. ∑ − ∑
7. Merubah Scale Value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan
mentransformasikan masing%masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh Transformed Scale Value (TSV).
Proses pentransformasian data ordinal menjadi data interval dalam
penelitian ini menggunakan bantuan program komputer yaitu Microsoft Office
Excel 2007 (Analize). Hasil data yang telah dikonversi tersebut selanjutnya diolah menggunakan analisis berikut:
1. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana adalah alat analisis yang digunakan untuk
mengetahui besarnya pengaruh variabel independent (X) terhadap variabel
dependent (Y). Dampak dari analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependent (tindakan tax evasion) dapat
dilakukan melalui menaikan dan menurunkan keadaan variabel independent
(persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan self assessment system) atau
dengan meningkatkan keadaan variabel dependent (tindakan tax evasion) dapat
dilakukan dengan meningkatkan variabel independent (persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan self assessment system). Dengan formulasi sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2008:270)
Dimana nilai a dan b dicari terlebih dahulu dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
﴾
∑X²
﴿﴾
∑Y
﴿
−
﴾
∑X
﴿﴾
∑XY
﴿
a =
n ∑ X² −
﴾
∑X²
﴿
(52)
52
Keterangan:
a = konstanta (nilai Y pada saat nol) b = koefisien regresi
n = ukuran sampel atau banyak data di dalam sampel X = nilai variabel independent
Y = nilai varaibel dependent 2. Analisis Korelasi
Koefisien korelasi pearson digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya hubungan linier antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) serta mempunyai tujuan untuk meyakinkan bahwa pada kenyataannya terdapat
hubungan antara pelaksanaan self assessment system terhadap tindakan tax
evasion. Dengan formulasi sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2008:248) Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = ukuran sampel atau banyak data di dalam sampel X = variabel bebas (independent)
Y = variabel terikat (dependent)
Koefisien korelasi mempunyai nilai %1 ≤ r ≤ +1, dimana:
a. Apabila r ≤ +1, maka korelasi antara dua variabel dikatakan sangat kuat dan searah, artinya jika X naik sebesar 1 maka Y juga akan naik sebesar 1 atau sebaliknya.
= ∑ − ∑ ∑
(53)
53
b. Apabila r = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau tidak ada hubungan sama sekali.
c. Apabila r ≥ %1, maka korelasi antar kedua variabel sangat kuat dan berlawanan arah, artinya apabila X naik sebesar 1 maka Y akan turun sebesar 1 atau sebaliknya.
Untuk memberikan interpretasi koefisien korelasinya maka penulis menggunakan pedoman sebagai berikut:
Tabel 3.6
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,25 Korelasi sangat lemah (tidak ada)
>0,25 – 0,5 Korelasi cukup
>0,5 – 0,75 Korelasi kuat
>0,75 % 1 Korelasi sangat kuat
Sumber: Jonathan (2006:40)
3. Koefisien Determinasi
Dalam analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan koefisien determinasi atau yang sering disebut dengan koefisien penentu, karena besarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi (r²), sehingga koefisien ini
berguna untuk mengetahui besarnya kontribusi pelaksanaan self assessment
system terhadap tindakan tax evasion, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Sumber: Jonathan (2006:42) Keterangan:
Kd = Koefisien determinasi r = Koefisien korelasi
(54)
54
R Square (angka korelasi yang dikuadratkan) atau disebut juga sebagai Koefisien Determinasi sebesar r2. Angka tersebut berarti bahwa sebesar r2 x
100%, tindakan Tax Evasion dipengaruhi oleh pelaksanaan Self Asessment
System. Sedang sisanya, yaitu 100%%( r2 x 100%) dipengaruhi oleh faktor%faktor penyebab lainnya. Besarnya R square berkisar antara 0 – 1 yang berarti semakin kecil besarnya R Square, maka hubungan kedua variabel semakin lemah. Sebaliknya jika R Square semakin mendekati 1, maka hubungan kedua variabel semakin kuat.
3.2.6.2 Uji Hipotesis
Bentuk hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah hipotesis asosiatif, karena pada penelitian ini menanyakan hubungan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Menurut Sugiyono (2008:100) menjelaskan hipotesis asosiatif sebagai berikut :“Hipotesis asosiatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.”
Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui korelasi dari kedua variabel yang diteliti, dalam hal ini adalah korelasi antara persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan self assessment system dan tindakan tax evasion dengan menggunakan pengujian statistik. Langkah%langkah pengujian hipotesis ini dimulai dengan menetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, pemilihan tes statistik dan perhitungan nilai statistik, penetapan tingkat signifikan, penetapan kriteria pengujian dan penarikan kesimpulan.
(55)
55
Langkah%langkah dalam uji hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan Hipotesis
A. Hipotesis Penelitian
Ho: Tidak terdapat keterkaitan antara persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan self assessment system dengan tindakan tax evasion.
Ha: Terdapat keterkaitan antara persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan self assessment system dengan tindakan tax evasion. B. Hipotesis Statistik
Berdasarkan pada alat statistik yang digunakan dan hipotesis penelitian diatas, maka penulis menetapkan dua hipotesis yang digunakan untuk uji statistiknya yaitu hipotesis nol (Ho) yang diformulasikan untuk ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) yaitu hipotesis penulis yang diformulasikan untuk diterima, dengan perumusan sebagai berikut: Ho : ρ = 0, persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan self
assessment system (X) tidak memiliki keterkaitan yang
signifikan dengan tindakan tax evasion pada KPP
Pratama Bandung Cibeunying.
Ha : ρ ≠ 0, persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan self assessment system (X) memiliki keterkaitan yang
signifikan dengan tindakan tax evasion pada KPP
(56)
56
2. Uji Statistik
Untuk menguji signifikasi suatu koefisien korelasi, maka dapat menggunakan statistik uji t student dengan rumus sebagai berikut:
r √ n%2 t =
√1% r²
Sumber: Andi Supangat (2006:351)
Keterangan: t : nilai uji t
r : koefisien korelasi n : jumlah sampel
Untuk mengetahui ditolak atau tidaknya hipotesis, Riduwan dan
Sunarto (2007:83)mengungkapkan kaidah yang digunakan dalam pengujian
terhadap hipotesis penelitian sebagaimana dikutip berikut ini: “Kaidah pengujian:
Jika t hitung ≥ t table, maka tolak H0 artinya signifikan dan t hitung ≤ t table, maka terima H0 artinya tidak signifikan.”
Nilai t tabel bisa ditemukan dengan bantuan tabel distribusi t student yang sudah tersedia secara umum, dengan ketentuan pencarian ½α = 0,025 dan derajat kebebasan atau dk = (jumlah data – 2) atau 46%2 = 44.
3. Menggambar daerah penerimaan dan penolakan
Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut :
• Jika t hitung ≥ t table maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Haditerima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.
• Jika t hitung ≤ t table maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.
(57)
57
• t hitung; dicari dengan rumus perhitungan t hitung, dan
• t tabel; dicari didalam program Microsoft Office Excel 2007 dengan
ketentuan ½α = (½ x 5%) atau 0,025 dan dk = (jumlah data – 2) atau 46% 2=44, menggunakan formula sebagai berikut =TINV(0,025;44)
Gambar 3.1
UJi Dua Pihak Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
4. Penarikan Kesimpulan
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika t hitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya, berdasarkan persepsi wajib pajak orang pribadi, pelaksanaan self assessment system berkaitan (tidak berkaitan) dengan tindakan tax evasion. Tingkat signifikannya yaitu 5 % (½α = 0,025), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95 %, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini menunjukan adanya (tidak adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut.
(58)
58
BAB IV
HASIL PE ELITIA DA PEMBAHASA
4.1 Hasil Penelitian
Setelah menjabarkan hal hal yang melatar belakangi penelitian, teori teori yang telah mengukuhkan penelitian, maupun metode penelitian yang digunakan, maka pada bab ini akan dipaparkan mengenai hasil dari penelitian. Hasil penelitian akan dijabarkan berdasarkan hasil kuesioner.
4.1.1 Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying merupakan unsur pelaksana Direktorat Jendral Pajak yang bertugas untuk melaksanakan kegiatan operasional pelayanan perpajakan di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya. Umumnya dalam daerah wewenang berdasarkan kebijakan teknis yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jendral Pajak.
4.1.2 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying
Sejarah pajak mula mula berasal dari negara Perancis pada zaman pemerintahan Napoleon Bonaparte, yang pada zamannya beliau terkenal dengan nama “Cope Napoleon”.
Pada masa itu negara Belanda dijajah oleh negara Perancis. Sistem pajak yang diterapkan Perancis kepada Belanda diterapkan pula oleh Belanda kepada
(59)
59
Indonesia pada saat Belanda menjajah Indonesia, yang pada saat itu dikenal
dengan “Oor Logs Overgangs Blasting” (Pajak Penghasilan). Konsep pajak itu
kemudian dibuat pada tahun 1942 di Australia disaat Indonesia masih diduduki tentara Jepang.
Maksud dari peralihan mengenai pajak ini merupakan suatu peraturan yang dibuat untuk mempersiapkan bilamana dikemudian hari penjajah Jepang ditarik kembali dari Indonesia.
Pemungutan pajak ini oleh pemerintah Belanda dilaksanakan oleh suatu
badan yaitu “Deinspetie van Vinancian”, yang kemudian diganti dengan nama
“Zeinenbu” oleh pemerintah Jepang pada tanggal 15 maret 1942. Lima bulan
kemudian, 15 Agustus 1942, nama tersebut diubah menjadi “Kantor Inspeksi
Keuangan” dan berkantor di Gedung Concordia (sekaarng Gedung Merdeka)
Jalan Asia Afrika. Pada tanggal 21 Agustus 1947 bersamaan dengan Agresi Militer Belanda I, Kantor Inspeksi Keuangan Bandung dipindahkan ke Bandung Selatan di Kabupaten Soreang, bersama sama dengan Tentara Keamanan Rakyat berevakuasi.
Setelah Agresi Militer Belanda II menyerang lagi pada tanggal 19 Desember 1948, Kantor Inspeksi Keuangan Bandung dipindahkan ke Tasikmalaya. Bersamaan dengan kejadian tersebut, kekuasaan Republik Indonesia terpecah menjadi dua yaitu:
1. Kelompok Coorporative, yaitu kelompok anti republik yang tidak ikut
(60)
60
2. Kelompok on Coorporative, yaitu kelompok anti NICA bersama sama
Republik Indonesia bergerilya didaerah kantong kantong yang tidak dikuasai oleh Belanda.
Setelah berakhirnya Agresi Militer Belanda II, Kantor Inspeksi Keuangan Bandung yang berada di Tasikmalaya dibubarkan dan kedudukannya dikembalikan ke Bandung pada tanggal 17 Desember 1947. Kantor Inspeksi Keuangan Bandung pada saat itu diserahterimakan oleh menteri yang pertama, Bapak Safrudin Prawiranegara, dan kemudian menteri negara ini menunjuk Bapak Sahid Koesoemosarminto sebagai kepala Kantor Inspeksi Keuangan Bandung
yang pertama, periode 1947 1950, berkantor di km “0” (Groofpostweg), saat ini di
Jalan Asia Afrika Nomor 114 Bandung.
Sejak tahun 1968, Kantor Inspeksi Keuangan berganti nama menjadi Kantor Inspeksi Pajak Bandung. Pada tanggal 1 Agustus 1980, Kantor Inspeksi Pajak Bandung dibagi menjadi dua yakni Kantor Inspeksi Pajak Bandung Barat dan Kantor Inspeksi Pajak Bandung Timur. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor Kep 48/KMK.01/1988 tanggal 19 Januari 1988 dibentuklah kantor baru yang diberi nama Kantor Inspeksi Bandung Tengah beralamat di Jalan Purnawarman No.21 Bandung dengan Drs. Untung Rivai sebagai kepala kantornya. Sejak berlakunya keputusan menteri keuangan tersebut maka di Bandung dibagi atas tiga kantor inpeksi pajak, yakni :
1. Kantor Inspeksi Pajak Bandung Timur 2. Kantor Inspeksi Pajak Bandung Tengah 3. Kantor Inspeksi Pajak Bandung Barat
(61)
61
Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia tanggal 23 Maret 1988 Nomor Kep 276/KMK/.01/1988, strukutr organisasi dan tata kerja Direktorat Jendral Pajak di rombak dan berubah nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Dengan semakin pesatnya perkembangan wilayah, maka dipandang perlu adanya pembagian wilayah kerja agar dapat dimaksimalisasi penerimaan dari sektor pajak. Perkembangan terakhir pada bulan April 2002, kantor pelayanan pajak di wilayah Bandung telah menjadi enam KPP yakni : 1. Kantor Pelayanan Pajak Bojonegara, Jalan Asia Afrika No.114
2. KPP Bandung Karees, Jalan Kiaracondong No.372 3. KPP Bandung Tegallega, Jalan Soekarno Hatta No.2116 4. KPP Bandung Cimahi, Jalan Raya Barat No.574
5. KPP Bandung Cibeunying, Jalan Purnawarman No.21 6. KPP Bandung Cicadas, Jalah Soekarno Hatta No. 78
4.1.3 Struktur Organisasi & Uraian Pekerjaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying
Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying, terdiri dari seksi seksi. Adapun pembagiannya terdiri atas:
1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.
2. Kelompok Jabatan Fungsional.
3. Subbagian Umum.
4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi.
(62)
62
6. Seksi Penagihan.
7. Seksi Pemeriksaan.
8. Seksi Pengawasan dan konsultasi I, II, III, IV.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1 tentang Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang bertugas melaksanakan kegiatan operasional pelayanan perpajakan dalam daerah wewenangnya yang meliputi luas daerah tempat kedudukan Wajib Pajak dan Pajak pada daerah tertentu berdasarkan kebijaksanaan teknis yang diterapkan oleh Direktorat Jendral Pajak.
1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying
Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying mempunyai tugas mengawasi jalannya kegiatan operasional perpajakan yaitu Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya. Berdasarkan kebijakan teknis yang dilakukan Direktorat Jendral Pajak, Membina karyawannya yang ada di wilayah wewenang kekuasaannya, menerima laporan kerja dari setiap seksi dan membuat kegiatan operasional Kantor Pelayanan Pajak wilayah jawa barat.
(63)
63
2. Kelompok Jabatan Fungsional.
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan masing masing berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku.
3. Sub Bagian Umum
Tugas Sub Bagian Tata Usaha adalah melakukan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan dan rumah tangga. Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha, kepegawaian dan laporan. Bagian Keuangan mempunyai tugas mengurusi segala urusan keuangan, sedangkan bagian Urusan Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan urusan rumah tangga dan perlengkapan.
4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Tugas Seksi Pengolahan Data dan Informasi adalah melakukan urusan pengolahan data dan penyajian informasi, penggalian potensi perpajakan serta melakukan tugas ekstensifikasi wajib pajak. Bagian Sub Seksi Data Masukan dan Keluaran mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha data masukan dan data keluaran serta memeriksa kelengkapan dan kebenaran formal data masukan dan data keluaran tersebut. Bagian Sub Seksi Pengolahan Data dan penyajian Informasi mempunyai tugas melakukan urusan pengolahan dan penyajian informasi. Sedangkan pada Sub Seksi Penggalian Potensi Pajak dan Ekstensifikasi Wajib Pajak mempunyai tugas melakukan urusan penggalian potensi pajak dan mencari data untuk ekstensifikasi wajib pajak serta melakukan penyusunan monografi pajak.
(64)
64
5. Seksi Pelayanan
Seksi Pelayanan adalah bertugas memberikan pelayanan terhadap Wajib
Pajak dengan melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi wajib pajak.
6. Seksi Penagihan
Seksi Penagihan mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha piutang pajak dan penagihan atas tunggakan wajib pajak. Seksi Penagihan terdiri dari Sub Seksi Tata Usaha Piutang Pajak dan Sub Seksi Penagihan. Sub Seksi Tata Usaha Piutang Pajak mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha piutang dan tunggakan pajak, sementara Sub Seksi Penagihan mempunyai tugas mempersiapkan teguran dan melakukan penagihan dengan surat paksa.
7. Seksi Pemeriksaan.
Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan pelaksanaan pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan, aturan pemeriksaan, penerbitan, dan penyaluran Surat Perintah Pelaksanaan Pemerikasaan Pajak serta administrasi perpajakan lainnya.
8. Seksi Pengawasan dan konsultasi I, II, III, IV.
Seksi Pengawasan dan konsultasi I, II, III, IV. Masing masing mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, menyusun profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, melakukan
(65)
65
rekonsiliasi data dalam rangka melakukan intensifikasi, serta melakukan evaluasi hasil banding.
9. Seksi Ekstensifikasi
Seksi Ekstensifikasi mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi perpajakan, mencari dan menetapkan Wajib Pajak baru agar mempunyai NPWP, Pendataan Objek dan subjek Pajak, penilaian objek Pajak, dan kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak perpajakan.
4.1.4 Aspek7Aspek Kegiatan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying
Tujuan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying, memberikan pelayanan publik dengan baik kepada Wajib Pajak, dengan memenuhi semua kebutuhan Wajib Pajak untuk dalam melakukan pemenuhan kewajiban perpajakannya. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan prosedur dan tata kerja organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying, aktivitas aktivitas yang dijalankan antara lain:
1. Pelayanan terhadap Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan
melalui prosedur yang mudah dan sistematis.
2. Melakukan kegiatan Operasional perpajakan di bidang pengolahan data
informasi, tata usaha perpajakan, pelayananan, penagihan, pengawasan dan konsultasi, dan pemeriksaan kepada Wajib Pajak.
3. Kegiatan pengawasan dan verifikasi atas pajak penghasilan maupun pajak
(66)
66
mencari, mengumpulkan, mengolah, data maupun, keterangan lain, dalam rangka pengawasan pemenuhan kewajiban perpajakan. Juga melakukan kegiatan penata usahaan dan lampirannya termasuk kebenaran penulisan dan perhitungan yang bersifat formal, pemantauan dan penyusunan laporan pembayaran masa PPh, PPN, PBB, BPHTB, dan Pajak tidak langsung lainnya.
4. Mengadakan Kegiatan penyuluhan pajak kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan dan memenuhi kewajiban perpajakanya.
4.1.5 Karakteristik Responden
Data yang dibutuhkan penulis dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada wajib pajak orang pribadi yang menerima SKPKB di lingkungan KPP Pratama Cibeunying dengan jumlah responden sebanyak 23 orang, hal ini disebabkan oleh sulitnya menemukan wajib pajak orang pribadi yang menerima SKPKB di lapangan dengan waktu yang mendesak juga. Kuesioner yang diberikan kepada wajib pajak adalah untuk menilai
pelaksanaan Self Assessment System sedangkan kuesioner mengenai tindakan tax
evasion diberikan kepada petugas pajak untuk menjaga keakuratan data. Karakteristik responden dapat terjadi ketimpangan antara strata yang satu dengan lainnya karena sebaran data yang memberikan peluang sama kepada semua anggota populasi untuk menjadi sampel. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(67)
67
1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase %
Laki laki 17 73,91%
Perempuan 6 26,09%
Jumlah 23 100,00%
Sumber: Data primer yang diolah, Juli 2010
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa wajib pajak orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibeunying yang terpilih sebagai responden tidak terbatas pada jenis kelamin tertentu. Data yang dipilih melalui kuesioner yang diisi oleh responden menunjukan bahwa responden berjenis kelamin laki laki sebesar 73,91%, sedangkan responden berjenis kelamin perempuan sebesar 26,09%. Dari persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden adalah laki laki karena sebagian besar perempuan yang sudah menikah, penghasilannya digabung dengan suami dalam satu NPWP.
2. Profil Responden Berdasarkan Usia
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Profil Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah Responden Persentase %
≤ 25 Tahun 0 0,00%
26 30 Tahun 2 8,70%
31 35 Tahun 6 26,09%
36 40 Tahun 8 34,78%
> 40 Tahun 7 30,43%
Jumlah 23 100,00%
(68)
68
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden WP OP yang berusia dibawah 25 tahun sebanyak 0%, usia 26 30 tahun sebanyak 8,70%, usia 31 35 tahun sebanyak 26,09%, usia 36 40 tahun sebanyak 34,78%, diatas 40 tahun sebanyak 30,43%. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berusia 36 40 tahun, hal ini dapat disebabkan karena mayoritas masyarakat yang mempunyai penghasilan kena pajak berada pada usia produktif tersebut.
3. Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Usia Jumlah Responden Persentase %
SMA 1 4,35%
Diploma 3 (D3) 6 26,09%
Strata 1 (S1) 10 43,48%
Strata 2 (S2) 5 21,74%
Lain lain 1 4,35%
Jumlah 23 100,00%
Sumber: Data primer yang diolah, Juli 2010
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden WP OP dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak 4,35%, pendidikan terakhir Diploma 3 (D3) sebanyak 26,09%, pendidikan terakhir Strata 1 (S1) sebanyak 43,48%, pendidikan terakhir Strata 2 (S2) sebanyak 21,74% dan Lain lain sebanyak 4,35%. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berpendidikan terakhir Strata 1 (S1), hal ini kemungkinan karena karena masyarakat yang berpenghasilan cukup untuk dikenakan pajak sebagian besar dari mereka yang berpendidikan terkahir S1 sehingga peluang untuk menjadi responden lebih terbuka lebar.
(69)
69
4.2 Pembahasan
Pada bagian ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari penyebaran angket pada responden sebagai sumber data dalam penelitian. Angket terdiri dari 28 pertanyaan dengan perincian 17 pertanyaan
mengenai pelaksanaan Self Assessment System dan 11 pertanyaan tentang
tindakan tax evasion. Yang menjadi subyek penelitian adalah wajib pajak orang
pribadi yang menerima SKPKB.
Teknik analisis yang digunakan pada pengolahan data berupa analisis kualitatif untuk menginterpretasikan hasil tanggapan responden melalui kuesioner.
Sedangkan untuk menguji kaitan antara pelaksanaan Self Assessment System
dengan tindakan tax evasion digunakan analisis kuantitatif.
4.2.1 Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif digunakan sebagai alat untuk mengetahui kenyataan yang terjadi mengenai variabel yang sedang diteliti. Pada penelitian ini terdapat
dua variabel yang diteliti, yaitu pelaksanaan Self Assessment System dan tindakan
tax evasion. Hasil tanggapan responden akan diuraikan melalui tabel frekuensi
dan persentase skor aktual tanggapan responden terhadap skor ideal. Melalui tabel frekuensi akan terlihat tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan pernyataan yang diajukan dalam kuesioner dan melalui persentase skor tanggapan responden akan dapat dilihat klasifikasi tanggapan responden sebagai representasi seluruh responden.
Pada bagian ini akan dijelaskan hasil penelitian yang diperoleh dengan memberikan penilaian atas jawaban responden yang diisi oleh 23 orang
(1)
'
"
(
)
)
'#
- , - - - . - ,
-, - - , < 0 /
* ,. - , - , -, 5 - ,
, , , 5/
# , , , , , - - - . - ,
- , .- .
1 - , / & 3 . - 1 3 ,. 3 - 0
, 1 D - 1 E - , - , , - ,
,
& . - & % ,.
& D
,
,
-0
- 2 0
-- ,
- - 0 /
( ) ! *
%++,&
"+"-•
* 5,
* ,
- ,
-* 0 ,.
/*
/( - , ,
2/ ( - , 0
* -.
/* (
/ , - -.
2/ ( - , -.
• 9 0 /
,
-/
( ) ! * %+"+& "+"
$
& E
0 -
-0
, - ,
,
-, ,
-- /
( . #
/ ./ 0
) ! * %++,&
"12-( 0 - (
* 0 - (
,
( 5, ,
0 $ ,
( 0 ,. - 0
, - , , -.,.
0 - 5
(2)
5"-.- - , - . - ,
< 0 0 - , = " . / - 0
- , % 0 ,
/ - - , 8! -. , 5
"F/ # , - , , 0 . 0 , 5
-# . - - . - / ,
, , # . - - , - / $
, , , 3 - 0 - . -. 0
-.-3 0 0 - -. 0 /
1# $ $
- , - 0 - .
- 0 , - -. , - , / ) , , ?
- , 0 - 2 7 - , 0
-- , 0 , , , / E 0 - ,
- . - 0 /
( 0 - - . , - , , 5 ,
, - , , - -. . / ,
, , - ,
, , , 5/
- 0 . . 0 6
) , , 5 , , , 0 , 0 ,
1 0 , , / - , , - , 1 0 , , 3
0 , - , / : ,
--. , 5 - , . , ,
--. , - . / * , 5 , , , , - ,
-. , - - 0 , >- 0 , 0 .
- , . , - -. - , , 5 , - -.
- , -. /
0 7 , - 0 , 4- , 0 - - . - ,
- , < 0 /
. , ! ,. 3 0 , 5, 3 , 3 0 3 -. 3 - 0
5 - 5 / ; -. , . " , .
@ , > - 0 - , -. , 5
, , , 5 , 0 , - . /
, , - , - - - . - ,
- - , < 0
- , . , - -. /
7 8 0 . . . / 0 7/ 8 .8/
0 7. ! ! !
7 / 7/ 7/ 9 7/
7 0 0 7 0
* 5, - ! 8" !?38 F
* , - ? 8! " 378F
* 0 ,. - " 38?F <
-8 * -. - "? 8! "!3 =F <
-" 0 5 "? !?37 F
! 5 7 ""3 F <
-/ 0 ""1+ ",55 54&'"9 7 8
* - , . , , - -. , - . - , ,
- - , < 0 ,
, . 2 / ) , 0
(3)
-- 5 - - . - 5, $ - 0 5
- , . 0 , 0 0 , 0 - /
, , , G 1 . - ,
< 0 3 0 , - 0 , 4- , 0 - - , - /
. , " ,. 3 0 , , 0 - (3 0 - (
, 3 0 - 5 3 , 5, , 0
$ 4 , 0 ,. - 0 , - ,4 -.,. / ,
, - , , - ,
< 0 - , . , - -. /
7 8 0 . . . / 0 7/ 8 .8/
7 !
7 / 7/ 7/ 9 7/
7 0 0 7 0
( 0 - ( 7 ""3 F <
-* 0 - ( , 8 " 3= F <
-( 5, , 0
$ 4 7" 8" " 37 F
8 ( 0 ,. - 0 ,
- ,4 -.,. " "83 "F <
-" 0 - 5 " 3! F <
-/ 0 :2% "%:5 5'&"%9 7 8
* - , . , , - -. , - . - , ,
- , - - < 0 , , .
2 -/ ) , 0 , - , , 2 - 0
0 - , 0 - ,. , /
- 0 . . 6
3 -., 0 0 ,
, , , / : -., 0
-- - - . - , , ,
/ ) , , , 0
. /
"- 0 . . . )
- . , " ' )* " " 3
- . . ,- , , , , - - - . - ,
-, / * - , , - .
-,
+ , , - , , - ,
; 1%&2'4 < +&'2' =
+ D H - - . - ,
-E H (
/ 66 > .
8 37 ? "388 73?" 3
>3 7 3 >3""" > 3 "" 3 ! <. , ,
- )
*. , / ' .
# ,
<. 55 2 ,
, ,
<. 55 2 ,
, /
+ - , & , , G 1 .
(4)
$ . , , 8 37 ? ,
-, < 0 - , - - - . - ,
- / . 5 > 3 7
- , - - - - . - ,
- , , , , /
+ - , , , - , , . 5 ,
, 53 , 0 - , ,
- , < 0 / + 0 3
, - , ,
- , < 0 , /
%- / 6 . / 0 .
: - , 0 " ' )* " " 3
- . , 0 , 1 D 1 E
-, /
- . , - , , . 5 ,
- , 0 ,
. 5 . > 3"""/ : , - , 0 ,4 ,
, - , - ,
< 0 / ) 0 , 5
- , , / +
- 0 3 - , ,
, /
'- / 6 . .
: - , . 5 , 0 " ' )*
" " ,
* , - , , - , , I 3 ? 0
, . 5 , + / . 5 , 3 ?3 , 0
, - , < 0 - 3?F .
- / 0 !=3 F - 5 ,.
1 0 , , 0 , , , 3 .
3 , 5 - 0 , - 0 5 0 2 ,
0 3 8= /
/ 0 / .
>3"""JJ 3 !
>3"""JJ 3 ! . <. , .
/ >, $
. <. , . / >,
$
- )
, , G 1 .
-)
,
, G 1 .
<. , . 5 2 , , , / 1 >, /
JJ/
/ 0 !
3""" 3 ? 3 7" "3" "88
*. K
) ,
K
, / ' . .5
, ' , ,
2,. <. , , 3 - )
(5)
1- ? $ 8/ . .
* - . , - ,
1
-, , 5 "F Lα H 3 "
M 38 8/ , , > 3 "
, . :. : 3
0 5 , - - - .
,
-, , . 5 5
, 5
, <
5#
- ,
-, < 0 3 - , ,
/ - - . - ,
-, . 2 -/ ) , 0
-- 5, $ 3 - , - 3
-- 3 , - 0
-2
-- 0 - 0
- 0 5 /
/( - ,
2 -/ ) , 0 , - -.
. - ,
-/ - -.,
, 5 ,
, <
,
, , / & 0 - ,
-. 3 , 5 - 0 ,
) , 0
-/ +
-,
, -
-. - ,
-3
-, < 0 0 ,
, 3 - . , ,
>83? "/ ,,
-, H > -
-3 -34;-34; 2 ,, > 38 8 3 - ,
- 0 - , - , , ,
. - ,
-, < 0 , 3
5 , ,
-, - 0
< 0 /
- - - . - ,
, , 0 ,
-, - ,
, - ,
0
3 - 0 ,. - - -. ( .
. 5 / *
-2 3 , ,
-- - , - - . - 5,
, < 0 , , .
(3 - $ 4 3
-- ,4- .,. - ,
-0 0 /
,
-, - 0
0 / , ,
-- . 5 ,. 1 0
- ,
, , 3
, - 0 5 0 2 /
, ,
0 3
-, -, , /
- , , , - -
-, , 0 ,
- 0 - , .
(6)
/+ 0 - - - . - ,
-3 0 , < 0
-, , , . 4- 0 - , ,
-- 0 ,
- , - - 0 / # , - . - 5,
0 , A - , . B ,
-0 , - . $ / , < 0
- , - , - ,
- - ( 0 ,/ * - 0 ,. - - ,
- - , . - 0 , , , , / ,
- 0 - - , - - , ,
-- , - . , , 0 /
0 ,3 0 - 0 - , 0 - ,
- - - 0 0 5 , 0
0 ,/
/# , , - , < 0 0 , . 2 -3
, - - , 0 / 0 ,
< 0 - , - . , ,
- - /
/ - - - . - ,
-, 0 5 ,
-, < 0 - 0 , ,
-3 - , 0
- /
:# @
) - ,/ !/ . $. ( / , /
' 0 03 ?/' ' / ./ ; , ' - ,/
9 3 ;. 53 =="/ $ # ' % 0 # 1 /2
$ ' # 3 # )4,)-5 4 67
: # 3 ?/ 3 ' 8 . . ( / ; ,
6 5 . /
*/ C 3 ?/3 / ' / . / ; , ' - ,/
* .3 ?/' / . / E. 0 , ) /
;. , . .3 !/' 3 ' )9/ E. 0 , )$+%/
*. $ 3 /3 ' / ; , 6 % . /
$ % ,. . -. .3 /3 ' ( E. 0 ,
9'/
,.3 7/' . / ) 5 , /
, 0 3 =/ ' / . 5 & . 1 E. 0 ,
6 % /
. 3 ;. 3 7/ : 5 $ $ 2
$ ' ) ; )5 *<9=
0. ./ ?/3 ' ( / ) 5 , /
0. ./ "/ . . ' ) 5 , /
. 0 + 1 .3 , 0 3 !/ ' / . 5 & # # ; ,
2 * 6 . -/
( .3 % , 3 !/ ) ,
-5 ) , 0 , , / 2 2 1.
$./ > /
# $ , 3 7/ 3 / % > 3 .
' / ; , ) * /