Metode Penelitian Model Korelasi Konstant

2.4 Model Korelasi Konstant

Model Korelasi Konstan memiliki asumsi bahwa koefisien korelasi antar pasangan saham adalah konstan, sehingga nilai koefisien korelasi merupakan rata- rata dari nilai koefisien korelasi saham-saham yang masuk portofolio optimal Elton dan Gruber, 2009:195. Model ini tidak memperbolehkan short-selling. Short-selling berarti menjual saham yang tidak dimiliki Zubir, 2011:125. Koefisien korelasi adalah suatu ukuran statistik yang menunjukkan pergerakan bersamaan relatif relative comovements antara dua variabel Tandelilin, 2010:117. Ukuran ini akan menjelaskan sejauh mana return dari suatu sekuritas berhubungan satu dengan lainnya dalam konteks diversifikasi,. Ukuran tersebut biasanya dilambangkan dengan ρ i,j dan nilainya antara +1,0 sampai -1,0 dimana: a. ρ i,j = +1,0; berarti korelasi positif sempurna. Bentuk korelasi ini tidak akan memberikan manfaat pengurangan risiko. Risiko portofolio yang dihasilkan dari penggabungan ini merupakan rata-rata dari risiko sekuritas individual. b. ρ i,j = 0; berarti tidak ada korelasi. Bentuk korelasi ini akan mengurangi risiko secara signifikan. Semakin banyak jumlah sekuritas yang dimasukkan dalam portofolio, maka semakin besar manfaat pengurangan risiko yang diperoleh. c. ρ i,j = -1,0; berarti korelasi negatif sempurna. Bentuk korelasi ini akan menghilangkan risiko kedua sekuritas tersebut. Prosedur penyusunan portofolio optimal dengan Model Korelasi Konstan hampir sama dengan Model Indeks Tunggal. Perbedaannya adalah Model Korelasi Konstan menggunakan excess return to standard ERS deviation sebagai angka acuan Portofolio yang optimal akan berisi sekuritas yang memiliki ERS yang tinggi Elton dan Gruber, 2009:196. Sekuritas yang memiliki ERS negatif tidak dimasukkan ke dalam kandidat portofolio optimal. Penentuan batas tinggi atau rendah dari nilai ERS tergantung dari titik pembatas cut-off pointC. Sekuritas- sekuritas yang memiliki nilai ERS lebih besar atau sama dengan C adalah sekuritas yang membentuk portofolio optimal. Sedangkan sekuritas yang memiliki nilai ERS lebih kecil dari C tidak dimasukkan dalam kandidat portofolio optimal

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa:1 Data harga penutupan saham mingguan selama periode penelitian, 2 Data harga penutupan IHSG mingguan selama periode penelitian dari Bursa Efek Indonesia. 3 Data rata-rata mingguan tingkat suku bunga SBI selama periode penelitian dari Bank Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah semua saham yang masuk dalam daftar indeks Pefindo25 periode Agustus 2011-Juli 2012, dengan kriteria 1 Masuk dalam indeks Pefindo25 dua kali berturut-turut selama periode pengamatan. 2 Perdagangan sahamnya aktif. 3 Tidak melakukan stock split selama periode pengamatan. 4 Memiliki laporan keuangan yang lengkap. 4. Hasil Penelitian 4.1 Model Indeks Tunggal Model Indeks Tunggal didasarkan pada pergerakan harga suatu sekuritas yang berfluktuasi searah dengan harga pasar. Beta suatu sekuritas menunjukkan sejauh mana pengaruh return pasar dengan return sekuritas tersebut. Pembentukan portofolio optimal berdasarkan Model Indeks Tunggal menggunakan angka acuan dari ERB excess return to beta. ERB dirumuskan sebagai selisih rata-rata return saham dengan mean risk free terhadap beta saham. Rata-rata return saham didapat dari fluktuasi dan perubahan harga saham tiap minggu selama periode pengamatan. Deviasi standar digunakan untuk mengukur risiko total dari suatu sekuritas yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Return pasar dilihat dari perubahan harga IHSG. Tabel berikut ini menunjukkan return dan deviasi standar saham yang menjadi sampel serta return dan deviasi standar pasar. Tabel 1. Rata- Rata Return dan Deviasi Standar IHSG No Keterangan Nilai 1 Mean Return Market 0.001184 2 Deviasi Standar 0.027306 Sumber: Data diolah, 2012 Selain return saham, nilai ERB excess return to beta juga didasarkan pada rata-rata tingkat bunga investasi bebas risiko dan beta. Peneliti menggunakan tingkat suku bunga SBI Sertifikat Bank Indonesia sebagai acuan tingkat bunga investasi bebas risiko. SBI dianggap oleh banyak investor sebagai risk free Fahmi, 2011:173. Tabel berikut ini menunjukkan rata-rata tingkat suku bunga SBI yang digunakan untuk pembentukan dan mengukur kinerja portofolio optimal dari sampel penelitian selama Agustus 2011-Juli 2012. Tabel 2. Rata-Rata Tingkat Suku Bunga SBI Agustus 2011-Juli 2012 No Keterangan Nilai 1 Mean Risk Free Tahunan 0,048808 2 Mean Risk Free Mingguan 0,000939 Sumber: Data diolah, 2012 Beta saham merupakan suatu angka yang mencerminkan sejauh mana pengaruh fluktuasi pasar IHSG terhadap saham tersebut. Beta juga menunjukkan risiko sistematis dari suatu sekuritas yang tidak bisa didiversifikan lagi. Semakin tinggi return yang dihasilkan suatu sekuritas, maka beta sekuritas tersebut juga akan semakin tinggi. Tabel 3. Beta Saham Periode Agustus 2011-Juli 2012 No. Kode Saham Nama Saham Beta Saham 1 SDRA Adhi Karya Tbk 1,362254 2 SSIA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0.546651 3 CMNP Astra Graphia Tbk 1.175318 4 RALS Alam Sutera Realty Tbk 0.952709 5 MAPI BISI International Tbk 1.124466 6 ADHI BW Plantation Tbk 0.849775 7 BWPT Clipan Finance Tbk 1,729914 8 ASRI Citra Marga Busaphala Persada Tbk 0,596804 9 ASGR Gozco Plantations Tbk 0,837632 10 AISA Harum Energy Tbk 1,396436 11 PBRX Intraco Penta Tbk 1,182575 12 BISI Indopoly Swakarsa Industry Tbk 0,996204 13 SGRO Mitra Adiperkasa Tbk 1,333337 14 INTA Pelat Timah Nusantara Tbk 1,138191 15 TBLA Pan Brothers Tbk 0,713070 16 CFIN Ramayana Lestari Sentosa Tbk 0,673798 17 GZCO Sampoerna Agro Tbk 1,149540 18 HRUM Surya Semesta Internusa Tbk 1,266704 19 NIKL Bank Himpunan Saudara Tbk 0,978076 20 IPOL Tunas Baru Lampung Tbk 1,297068 Sumber: Data diolah, 2012 Saham yang menjadi kandidat dalam pembentukan portofolio optimal dengan Model Indeks Tunggal adalah saham yang memiliki nilai ERB excess return to beta yang tinggi dan positif. ERB yang rendah dan bernilai negatif dikeluarkan dari kandidat portofolio optimal. ERB juga menunjukkan hubungan antara return dan risiko. Tabel berikut ini menyajikan peringkat ERB saham dari yang paling besar sampai paling kecil yang akan menjadi kandidat portofolio optimal. Tabel 4. Peringkat Saham Berdasarkan ERB No. Kode Nama Saham ERB Kandidat Portofolio 1. SDRA Bank Himpunan Saudara Tbk 0.021601 Masuk 2. SSIA Surya Semesta Internusa Tbk 0.018217 Masuk 3. CMNP Citra Marga Busaphala Persada Tbk 0.012253 Masuk 4. RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk 0.012035 Masuk 5. MAPI Mitra Adiperkasa Tbk 0.008631 Masuk 6. ADHI Adhi Karya Tbk 0.007494 Masuk 7. BWPT BW Plantation Tbk 0.004851 Masuk 8. ASRI Alam Sutera Realty Tbk 0.004368 Masuk 9. ASGR Astra Graphia Tbk 0.004107 Masuk 10. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0.003416 Masuk 11. PBRX Pan Brothers Tbk 0.002507 Masuk 12. BISI BISI International Tbk -0.000399 Tidak Masuk 13. SGRO Sampoerna Agro Tbk -0.001481 Tidak Masuk 14. INTA Intraco Penta Tbk -0.001576 Tidak Masuk 15. TBLA Tunas Baru Lampung Tbk -0.002941 Tidak Masuk 16. CFIN Clipan Finance Tbk -0.005854 Tidak Masuk 17. GZCO Gozco Plantations Tbk -0.006513 Tidak Masuk 18. HRUM Harum Energy Tbk -0.006579 Tidak Masuk 19. NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk -0.007632 Tidak Masuk 20. IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk -0.008173 Tidak Masuk Sumber: Data diolah, 2012 Cut-off point merupakan titik pembatas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi. Saham-saham yang membentuk portofolio optimal adalah saham-saham yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik cut- off point C. Saham-saham yang mempunyai ERB lebih kecil dengan ERB di titik C tidak diikutsertakan dalam pembentukan portofolio optimal. Nilai cut-off point C adalah nilai C i yang terbesar Tabel 4. Penentuan Cut-Off Point Berdasarkan ERB No. Kode Saham Ai Aj Bi Bj ERB Ci C 1. SDRA 4.465266 4.465266 206.712 206.712 0.021601 0.002885 0.007250 2. SSIA 5.868382 10.333648 322.131 528.842 0.018217 0.005526 3. CMNP 2.240068 12.573716 182.820 711.662 0.012253 0.006125 4. RALS 2.087079 14.660795 173.418 885.080 0.012035 0.006585 5. MAPI 8.528472 23.189267 988.132 1873.212 0.008631 0.007214 6. ADHI 3.563430 26.752697 475.527 2348.739 0.007494 0.007250 7. BWPT 2.049005 28.801702 422.384 2771.123 0.004851 0.007004 8. ASRI 1.621929 30.423631 371.325 3142.448 0.004368 0.006786 9. ASGR 1.782000 32.205631 433.849 3576.297 0.004107 0.006549 10. AISA 0.220947 32.426577 64.688 3640.985 0.003416 0.006509 11. PBRX 0.747240 33.173817 298.014 3938.999 0.002507 0.006283 Sumber: Data diolah, 2012 Berdasarkan tabel di atas, dari 11 saham kandidat portofolio optimal, ada 6 saham yang nilai ERB-nya  dari C. Saham-saham tersebut yaitu saham Bank Himpunan Saudara, Surya Semesta Internusa, Citra Marga Busaphala Persada, Ramayana Lestari Sentosa, Mitra Adiperkasa, dan saham Adhi Karya. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada 6 saham yang akan membentuk portofolio optimal menggunakan Model Indeks Tunggal. Lima saham lainnya tidak diikutsertakan dalam pembentukan portofolio optimal karena nilai ERB-nya yang  C. Portofolio optimal akan terbentuk apabila saham-saham yang sudah diseleksi tersebut dialokasikan sesuai bobotnya masing-masing. Pembobotan saham-saham tersebut membutuhkan data nilai beta saham, varian residu saham, ERB excess return to beta saham, dan nilai cut-off point C. Hasil perhitungan pembobotan 6 saham tersebut dengan Model Indeks Tunggal dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 5. Proporsi Alokasi Dana Portofolio Optimal Model Indeks Tunggal No. Kode Saham Zi wi wi 1. SDRA 3,033056 0,312874 31.29 2. SSIA 2,789019 0,287700 28.77 3. CMNP 1,532464 0,158081 15.81 4. RALS 1,231469 0,127032 12.70 5. MAPI 1,023214 0,105549 10.55 6. ADHI 0,084967 0,008765 0.88 Sumber: Data diolah, 2012 Proporsi alokasi dana pada tabel di atas, diketahui bahwa saham SDRA Bank Himpunan Saudara memiliki proporsi dana tertinggi sebesar 0,312874 dan proporsi dana terendah dimiliki oleh ADHI Adhi Karya sebesar 0,008765. Hal ini menunjukkan bahwa apabila investor memiliki dana 100, maka 31,29 akan diinvestasikan pada saham Bank Himpunan Saudara, 28,77 akan diinvestasikan pada saham Surya Semesta Internusa Tbk, 15,81 akan diinvestasikan pada saham Citra Marga Busaphala Persada, 12,70 akan diinvestasikan pada saham Ramayana Lestari Sentosa, 10,55 akan diinvestasikan pada saham Mitra Adiperkasa, dan 0,88 akan diinvestasikan pada saham Adhi Karya. Kinerja portofolio optimal diukur dengan return portofolio, ERB excess return to beta portofolio, differential return dengan risiko diukur dengan beta, dan differential return dengan risiko diukur dengan deviasi standar. Saham-saham yang masuk dalam portofolio optimal diukur kinerjanya sesuai bobot yang telah dialokasikan di atas Grafik 1. Kinerja Saham yang Masuk Portofolio Portofolio Optimal Model Indeks Tunggal Kinerja portofolio dengan Model Indeks Tunggal adalah kinerja total atau keseluruhan dari saham-saham yang masuk dalam portofolio ini. Tabel berikut ini menyajikan kinerja portofolio optimal yang dibentuk dengan Model Indeks Tunggal. Table 6. Kinerja Portofolio Optimal Model Indeks Tunggal No Kode Saham Return Portofolio ERB Portofolio Differential Return SML Differential Return CML 1. SDRA 0.00690401 0.00675852 0.00653530 0.00640499 2. SSIA 0.00690902 0.00524115 0.00654961 0.00643590 3. CMNP 0.00130435 0.00193694 0.00113284 0.00108918 4. RALS 0.00114935 0.00152882 0.00100913 0.00096809 5. MAPI 0.00131372 0.00091099 0.00118014 0.00116166 6. ADHI 0.00009770 0.00006568 0.00008654 0.00008375 Jumlah 0.01767816 0.01644209 0.01649356 0.01614356 Sumber: Data diolah, 2012 Berdasarkan tabel di atas, kinerja portofolio optimal yang dibentuk dengan Model Indeks Tunggal meliputi return portofolio sebesar 0,01767816. Hal ini menunjukkan bahwa imbal hasil yang diperoleh investor atas modal yang telah ditanamkannya adalah sebesar 1,77. ERB portofolio yang dihasilkan sebesar 0,01644209. Hal ini menunjukkan bahwa risiko sistematis yang dimiliki oleh portofolio ini adalah sebesar 1,64. Differential return dengan risiko diukur dengan beta adalah sebesar 0,01649356. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan pada garis SML Security Market Line adalah sebesar 1,65. Differential return dengan risiko diukur dengan deviasi standar yang dihasilkan sebesar 0,01614356. Ini berarti tingkat keuntungan yang diharapkan pada garis CML Capital Market Line atau portofolio pasar adalah sebesar 1,61.

4.2 Model Korelasi Konstan