16
4 Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian didalam pengelolaan perusahaan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
5 Kewajaran fairness, yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam pemenuhan
hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Prinsip-prinsip tersebut ditujukan untuk membantu pemerintah negara anggota OECD maupun bukan anggota, untuk mengevaluasi dan meningkatkan hukum,
institusi dan kerangka peraturan untuk melaksanakan corporate governance dalam negaranya dan untuk memberikan arahan dan saran terhadap pasar modal,
investor, perusahaan serta pihak lain yang mempunyai peranan dalam proses pengembangan corporate governance yang baik.
2.1.5 Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi perusahaan karena budaya memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap sikap
dan perilaku anggota perusahaan. Turnbull 1997 menyatakan bahwa sistem corpotare governance sangaat ditentukan oleh budaya. Hal ini sesuai dengan
contigency theory yang menyatakan bahwa tidak ada satu sistem perusahaan yang dapat diterapkan kepada berbagai perusahaan lainnya. Berbagai teori
menempatkan corporate turn turnround atau manajemen pemulihan perusahaan yang sakit menempatkan reformasi budaya sebagai faktor sentra bagi pemulihan
berjangka panjang Teng, 2002. Implementasi corpotare governance dan reformasi corpotare culture adalah dua fondasi kokoh yang saling terkait satu
17
sama lain. Implementasi corpotare governance tanpa perubahan budaya perusahaan tidak lebih dari sekedar comliance kepatuhan terhadap regulasi dan
asesoris yang tidak berguna. Sbaliknya, upaya mengubah corpotare culture hampir tidak mungkin berjalan jika corpotare governance tidak diterapkan dalam
corporate system corporasi FCGI, 2003:210. Budaya perusahaan yang profesional dimana korporasi menganut nilai-
nilai kreatif dan inovatif dengan prinsip-prinsip corpotare governance, akan mendukung keberhasilan perusahaan yang pada gilirannya akan dapat
meningkatkan kinerjanilai perusahaan. Budaya perusahaan merupakan salah satu jenis aktiva yang tidak berwujud milik perusahaan yang dapat meningkatkan
kinerja perusahaan menurut Hofstede 1990, budaya merupakan keseluruhan pola pemikiran, perasaan dan tindakan dari suatu kelompok sosial yang lain.
Budaya dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai tindakan, antara lain: nasional, daerah, gender, kelas sosial, organisasional atau perusahaan Hofstede,
1990. Pada tingkat perusahaan budaya merupakan seperangkat asumsi-asumsi, keyakinan-keyakinan, nilai dan presepsi yang dimiliki para anggota kelompok
perusahaan yang mempengaruhi sikap dan perilaku kelompok yang bersangkutan. Dismping tercermin pada nilai-nilai, budaya perusahaan juga dimanifestasikan
pada praktek-praktek perussahaan yang membedakan antara satu kelompok perusahaan dengan kelompok perusahaan lainnya.
Penelitian yang berkaitan dengan budaya dilakukan ole Lusch dan harvey 1994, peningkatan kinerja organisasional dapat dipengaruhi oleh aktiva yang
tidak berwujud antara lain budaya organisasional, hubungan dengan pelanggan
18
dan citra perusahaan. Berdasarkan penelitian Kotter dan Heskett 1992, Lusch dan Harvey 1994, peningkatan kinerja organisasional dapat dipengaruhi oleh
aktiva yang tidak berwujud antara lain budaya organisasional, hubungan dengan pelanggan dan citra perusahaan. Bersasrkan penelitian Kotter dan Heskett 1992,
terhadap berbagai industri di Amerika, menemukan bahwa budaya organisasional mempunyai dampak signifikan terhadap kinerja ekonomi perusahaan dalam
jangka panjang. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa budaya perusahaan merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasil atau kegagalan suatu
perusahaan pada dekade yang akan datang. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh O’ Reilly 1989, menunjukan hal yang konsisten bahwa budaya organisasi
mempunyai pengaruh terhadap efektivitas suatu perusahaan, terutama perusahaan yang mempunyai pengaruh terhadap efektivitas suatu perusahaan, terutama pada
perusahaan yang mempunyai budaya yang susai dengan strategi dan dapat meningkatkan komitmen karyawan terhadap perusahaannnya Indriantoro, 2000.
2.1.6 Kesempatan Pertumbuhan Perusahaan