sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur Furchan, 2007: 293. Penyataan tesrsebut juga didukung oleh Suharso
2009:108 yang menjelaskan bahwa suatu instrumen dikatakan baik sebagai ukuran suatu konsep jika memiliki tingkat validitas yang tinggi.
Sebaliknya, instrumen dikatakan kurang baik jika memiliki validitas yang rendah. Kemudian Azwar 2009: 5 mempertegas dengan pernyataannya
bahwa suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya,
atau memberikan hasil ukur yang sesuai maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
Menurut Sugiyono 2014: 175 validitas dibagi menjadi dua validitas internal atau rasional dan validitas eksternal atau empiris.
Validitas internal terbagi menjadi dua yaitu validitas konstruk dan validitas isi. Selanjutnya, Sugiyono 2014: 176 mengungkapkan bahwa penelitian
mempunyai validasi internal apabila ada data yang dihasilkan merupakan fungsi dari rancangan dan instrumen yang digunakan. Validitas internal
instrumen yang berupa test harus memenuhi construck validity validasi konstrak dan content validity validasi isi. Untuk instrumen nontest yang
digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstuksi contruck.
3.7.1.1 Validitas Isi
Menurut Widoyoko 2009: 129, Validitas isi adalah instrumen yang berbentuk tes untuk mengukur hasil belajar dalam aspek kecakapan
akademik. untuk mengetahui sejauh mana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur. Validitas isi dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a.
Validitas muka Face validity
Validitas muka adalah validitas yang berhubungan apa yang yang nampak dalam mengukur sesuatu dan bukan terhadap apa yang seharusnya hendak
diukur. Validitas ini merupakan indeks validitas isi yang paling dasar dan sangat minimum.
b. Validitas logik Logical validity
Validitas logik atau kerap disebut juga sebagai Validitas Sampling Sampling Validity adalah validitas yang menunjuk pada sejauh mana isi
alat ukur merupakan representasi dari aspek yang hendak diukur.
3.7.1.2 Validitas konstruk Constract Validity
Menurut Widoyoko 2009: 131 Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang
menjadi dasar penyusunan instrumen. Definisi atau konsep yang diukur
berasal dari teori yang digunakan.
Pada penelitian ini peneliti akan meneliti tentang hubungan persepsi dan sikap siswa kelas III pada mata pelajaran PKn di SD Kanisius
Kumendaman Yogyakarta. Peneliti akan menggunakan validasi internal yaitu validasi konstrak constructs validity. Untuk menguji validasi
konstrak constructs validity digunakan pendapat ahli expert judgement. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang
diukur dengan berdasarkan teori tertentu, maka dikonsultasikan dengan ahli Sugiyono, 2014: 177. Penentuan validitas kuesioner persepsi siswa
dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn dilakukan melalui expert judgement dengan mengkonsultasikan instrumen pada dosen pembimbing.
Kuesioner disebarkan pada siswa kelas III di lima Sekolah Dasar. Kelima sekolah dasar itu adalah SD Negeri 1 Granting, SD Negeri Peleman 2, SD
Bopkri Gondolayu, SD Negeri Ngering, dan SD Negeri Deresan. Jumlah seluruh siswa yang mengisi kuesioner ini adalah 90 siswa. Target
penelitian ini adalah minimal satu item yang valid untuk setiap indikator menurut pembagiannya.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Menurut Siregar 2010: 173, reliabilitas merupakan suatu cara untuk mengetahui sejauh mana hasil dari pengukuran yang dilakukan dua
kali atau lebih terhadap suatu gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama dan hasilnya tetap konsisten atau sama. Jadi reliabilitas merupakan
indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Kountour 2003: 156 menyatakan bahwa suatu instrumen
penelitia disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Oleh karena itu kuesioner
dalam penelitian ini juga harus melalui proses uji reliabilitas agar
kuesioner yang digunakan dapat dipercaya dan memiliki konsistensi.
Penelitian ini menggunakan pengujian jenis reliabilitas dengan metode pengujian kembali karena menggunakan indukator, defisinisi
operasional, dan proses pengumpulan data yang sama setiap saat, sehingga didapatkan nilai yang sama walaupun pada waktu yang berbeda. Untuk
mengukur atau menghitung tingkat reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Uji Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach adalah
sebagai berikut :
Gambar 4 Rumus Pengukuran Reliabilitas
Keterangan : r
11
= koefisien reliabilitas instrument K = banyaknya butir pernyataan
Sb
2
= jumlah varians butir St
2
= varians total Hasil perhitungan reliabilitas seluruh instrumen dikategorikan
berdasarkan tabel kriteria koefisien. Menurut Sugiyono 2014: 257 pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai
berikut:
Tabel 9 Kriteria Koefisien Reliabilitas
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 1,199
Sangat rendah 0,20
– 0,399 Rendah
0,40 – 0,599
Sedang 0,60
– 0,799 Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Tabel di atas menunjukan interval koefisien reliabilitas yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas kuesioner pada penelitian ini.
Pada interval 0,00 – 1,199 menunjukan kualifikasi sangat rendah. Pada
interval 0,20 – 0,399 menunjukan kualifikasi rendah. Pada interval 0,40 –
0,599 menunjukan kualifikasi sedang. Pada interval 0,60 – 0,799
menunjukan kualifikasi kuat. Pada interval 0,80 – 1,000 menunjukan
kualifikasi sangat kuat.
3.6.3 Uji Validitas Instrumen
Dengan uji validitas, maka dapat dilihat ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidankesahihan suatu instrumen. Validitas menunjuk pada
sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur Furchan, 2004: 293. Penyataan tesrsebut juga didukung oleh Suharso
2009:108 yang menjelaskan bahwa suatu instrumen dikatakan baik sebagai ukuran suatu konsep jika memiliki tingkat validitas yang tinggi.
Sebaliknya, instrumen dikatakan kurang baik jika memiliki validitas yang rendah. Kemudian Azwar 2009: 5 mempertegas dengan pernyataannya
bahwa suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya,
atau memberikan hasil ukur yang sesuai maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
Menurut Sugiyono 2014: 175 validitas dibagi menjadi dua validitas internal atau rasional dan validitas eksternal atau empiris.
Validitas internal terbagi menjadi dua yaitu validitas konstruk dan validitas
isi. Selanjutnya, Sugiyono 2014: 176 mengungkapkan bahwa penelitian mempunyai validasi internal apabila ada data yang dihasilkan merupakan
fungsi dari rancangan dan instrumen yang digunakan. Validitas internal instrumen yang berupa test harus memenuhi construck validity validasi
konstrak dan content validity validasi isi. Untuk instrumen nontest yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstuksi
contruck.
3.6.3.1 Validitas Isi
Menurut Widoyoko 2009: 129, Validitas isi adalah instrumen yang berbentuk tes untuk mengukur hasil belajar dalam aspek kecakapan
akademik. untuk mengetahui sejauh mana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur.
Validasi dalam penelitian ini dilakukan melalui expert judgment. Expert judgment adalah pengujian instumen kepada ahli di bidang yang diteliti.
Expert Judgment dilakukan oleh tiga ahli yaitu dua dosen ahli pengembangan alat ukur non tes dan satu guru kelas. Berikut adalah hasil
validasi instrumen penelitian: Tabel 10 Expert Judgement
No Komponen Penelitian
Expert Judgement Rerata
Skor
Dosen I
Dosen II
Guru SD
Total
1 Kejelasan rumusan
3 4
2 9
2 Kelengkapan cakupan rumusan indicator
4 4
2 10
3 Kesesuaian dengan buku yang
digunakan 4
3 2
9 4
Kesesuaian dengan indikator yang ingin dicapai
4 3
2 9
5 Kesesuaian dengan karakter peserta
3 3
2 9
didik 6
Keruntutan dan sistematika isi instrumen 3
4 2
9 7
Kesesuaian isi instrumen dengan buku yang digunakan
4 4
3 11
8 Mencantummkan referensi buku dalam
instrument 3
3 4
10 9
Ketepatan ejaan 4
4 3
11 10
Ketepatan pilihan kata 3
4 3
10 11
Kebakuan struktur kalimat 3
3 3
9 12
Kebakuan bentuk huruf 4
3 3
10
Total Skor 116
Rata-rata 80,55
Berdasarkan hasil validasi pada tabel 12 diatas dapat disimpulkan bahwa rerata skor sebesar 80,55 menunjukkan bahwa instrumen penelitian tersebut layak
digunakan dengan perbaikan. Hal tersebut didasarkan pada rentang skor yang
sebelumnya telah dibuat sebagai berikut:
Tabel 11 Rentang Skor
Kategori Rentang Nilai
Layak tidak perlu perbaikan 100
Layak dengan perbaikan 41
– 99 Tidak Layak
1 – 40
3.6.3.2 Validitas konstruk Constract Validity