Hubungan persepsi dan sikap siswa kelas III pada mata pelajaran PKn di SD Kanisius Wirobrajan.

(1)

ABSTRAK

Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PKn Di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta

A.Y Lola Tri Ariska Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang penelitian ini adalah adanya persepsi siswa yang cukup dilihat dari hasil observasi yaitu sebesar 82%, dan adanya sikap siswa yang cukup yang dilihat dari hasil observasi sebesar 76%.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi siswa kelas III dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Survei. Sampel penelitian ini terdiri dari 34 siswa kelas IIIA. Dalam pembelajaran menggunakan Problem Based Learning (PBL) ada 5 langkah yaitu orientasi, mengorganisasi, membimbing penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif, karena terdapat persepsi siswa yang mengalami kenaikan dan diikuti sikap siswa yang juga mengalami kenaikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai Sig (2-tailed) sebesar 0, 021 (p < 0,05); Pearson correlation= 0,394 N=68.


(2)

ABSTRACT

Relations between Perception And Attutude Students’ Grade III On Civic Lesson

In Elementary School Kanisius Wirobrajan

A.Y Lola Tri Ariska Sanata Dharma University

2017

The background of this study was the perceptions of the student were quite seen from the results of the intial questionnaire which is 82%, and the attitude of the student were quite seen from the results of the intial questionnaire which is 76%. The purpose of this study was to determine the relationship of class III student perception and attitude of students in the Civics Education in Kanisius Wirobrajan School Yogyakarta in odd semester of 2016/2017 academic year.

This study research design survey. Sampel this study consisted of 34 students of class IIIA as a group. In learning to use the Problem Based Learning (PBL) there are 5 steps were orientation, organizing, guiding investigations, develop and present work, analyzing and evaluating.

The results showed that there is a positive relationship, because there was a

perceptions of students has increases and followed the students’ attitudes were also

increased. This is shown by the price of Sig (2-tailed) of 0.021 (p <0.05); Pearson correlation = 0.394 N = 68.


(3)

i

HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS III PADA

MATA PELAJARAN PKn DI SD KANISIUS WIROBRAJAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

A.Y Lola Tri Ariska NIM : 131134135

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(4)

(5)

(6)

iv PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini Penulis persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria sebagai penggangan dalam hidupku.

2. Kedua orang tuaku Yoseph Supriyanto S.Pd.dan Yuliana Sri Suparni yang senantiasa memberikan dukungan serta kasih sayang yang tulus.

3. Kakakku Christina Yayuk Purwandari S.Pd. dan Chatarina Jimat Dwi Santi Aji S.Pd. yang memberiku dukungan.

4. Sahabat-sahabatku yang bersama berjuang, sebagai penyemangat dan penghiburku.


(7)

v MOTTO

Jangan berhenti berjuang selagi masih ada kesempatan. Karena kesempatan baik tidak akan datang untuk kedua kalinya

*A.Y Lola Tri Ariska*

Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Ku-pasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan

jiwamu akan mendapatkan ketenangan


(8)

(9)

(10)

viii ABSTRAK

Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PKn Di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta

A.Y Lola Tri Ariska Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang penelitian ini adalah adanya persepsi siswa yang cukup dilihat dari hasil observasi yaitu sebesar 82%, dan adanya sikap siswa yang cukup yang dilihat dari hasil observasi sebesar 76%.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi siswa kelas III dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Survei. Sampel penelitian ini terdiri dari 34 siswa kelas IIIA. Dalam pembelajaran menggunakan Problem Based Learning (PBL) ada 5 langkah yaitu orientasi, mengorganisasi, membimbing penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif, karena terdapat persepsi siswa yang mengalami kenaikan dan diikuti sikap siswa yang juga mengalami kenaikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai Sig (2-tailed) sebesar 0, 021 (p < 0,05); Pearson correlation= 0,394 N=68.


(11)

ix

ABSTRACT

Relations between Perception And Attutude Students’ Grade III On Civic

Lesson In Elementary School Kanisius Wirobrajan

A.Y Lola Tri Ariska Sanata Dharma University

2017

The background of this study was the perceptions of the student were quite seen from the results of the intial questionnaire which is 82%, and the attitude of the student were quite seen from the results of the intial questionnaire which is 76%. The purpose of this study was to determine the relationship of class III student perception and attitude of students in the Civics Education in Kanisius Wirobrajan School Yogyakarta in odd semester of 2016/2017 academic year.

This study research design survey. Sampel this study consisted of 34 students of class IIIA as a group. In learning to use the Problem Based Learning (PBL) there are 5 steps were orientation, organizing, guiding investigations, develop and present work, analyzing and evaluating.

The results showed that there is a positive relationship, because there was

a perceptions of students has increases and followed the students’ attitudes were

also increased. This is shown by the price of Sig (2-tailed) of 0.021 (p <0.05); Pearson correlation = 0.394 N = 68.


(12)

x KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS III PADA MATA PELAJARAN PKn DI SD KANISIUS WIROBRAJAN” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Apri Damai Sagita Krissandi,. S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing I yang membimbing kami dengan penuh bijaksana dan sabar.

5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku Dosen Pembimbing II yang membimbing kami dengan penuh kesabaran.

6. Ernawati, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Terbansari 1 Yogyakarta yang telah memberikan ijin melakukan penelitian.


(13)

xi 7. Lia Pratiwi, S.Pd.SD selaku guru mitra yang telah membantu pelaksanaan

penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

8. Siswa kelas IIIA SD Kanisius Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 yang telah bersedia terlibat dalam penelitian.

9. Sekretariat PGSD Universitas sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu proses perijinan penelitian skripsi.

10. Ayahku Yoshep Supriyanto atas segala doa dan dukungannya serta kasih sayangnya.

11. Ibu Yuliana Sri Suparni yang dengan sabar dan selalu setia dalam membimbingku, menyertai perjuanganku berupa doa, kasih sayang, perhatian, nasihat, dan materi.

12. Kakak ku Christina Yayuk Purwandari dan Chatarina Jimat Dwi Santi Aji yang selalu menyemangati.

13. Kakak iparku Yogi Dwi dan Sulistyo yang mendukungku

14. Keponakanku, Ekando Galang, Bintang Yoma, Adventia Eka dan Natanael Paska yang menjadi penyemangatku

15. Sahabat-sahabatku semasa sekolah, Atika, Ardiyansyah, Ariesta, Irna, Putri, Monika,Silvia, Ari, Salim, Kentis, Angga, Estu yang selalu memberikan dukungan untukku.

16. Sahabat-sahabat seperjuanganku Vera, Achichi, Achun, Vero, Cicil, Nindi, Listy yang selalu memberikan semangat.

17. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu namun telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan kemampuan peneliti. Segala kritik dan saran yang membangun akan peneliti


(14)

xii terima dengan senang hati. Peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan para pembaca.


(15)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR GRAFIK ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Batasan Masalah... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

1.6 Definisi Operasional... 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Persepsi Siswa ... 9

2.1.1.1 Pengertian Persepsi ... 9


(16)

xiv

2.1.2 Sikap ... 11

2.1.2.1 Pengertian Sikap... 11

2.1.2.2 Karakterisitik Sikap ... 12

2.1.2.3 Indikator yang Mempengaruhi Sikap ... 13

2.1.3 Problem Based Learning (PBL)... 14

2.1.3.1Pengertian PBL ... 14

2.1.3.2 Tujuan PBL ... 15

2.1.3.3 Prinsip PBL ... 16

2.1.3.4 Langkah-Langkah PBL ... 17

2.1.3.5 Teknik Penilaian dalam PBL ... 19

2.1.4 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 19

2.1.4.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 19

2.1.4.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 20

2.1.5 Materi Kelas III Norma ... 21

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 23

2.2.1 Literatur Map ... 25

2.3 Kerangka Berpikir ... 26

2.4 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 29

3.2 Setting Penelitian ... 29

3.2.1 Tempat Penelitian ... 29

3.2.2 Waktu Penelitian ... 30

3.3 Populasi dan Sampel ... 31

3.4 Variabel penelitian ... 31

3.4.1 Variabel Independent ... 31

3.4.2 Variabel Dependent ... 32

3.4.3 Variabel Moderator ... 32

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.5.1 Kuesioner ... 32


(17)

xv

3.6 Instrumen Penelitian ... 35

3.7 Teknik Pengujian Instrumen ... 44

3.7.1 Validitas Instrumen ... 44

3.7.1.1 Validitas Isi ... 45

3.7.1.2 Validitas Empiris ... 46

3.7.2 Reliabilitas ... 51

3.8 Teknik Analisi Data ... 54

3.8.1 Uji Asumsi ... 54

3.8.1.1 Uji Normalitas Data ... 54

3.8.1.2 Uji Homogenitas ... 55

3.8.1.3 Uji Linearitas ... 56

3.8.2 Uji Hipotesis ... 56

3.8.2.1 Uji Hipotesis Korelatif (Hubungan) ... 56

3.8.3 Dampak Perlakuan Siswa ... 57

3.8.4 Pembahasan Lebih Lanjut ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Asumsi ... 59

4.1.1 Uji Normalitas Persepsi dan Sikap Siswa ... 59

4.1.2 Uji Homogenitas Persepsi dan Sikap Siswa ... 60

4.1.3 Uji Linearitas ... 61

4.2. Uji Hipotesis ... 62

4.2.1 Uji Hipotesis Korelatif ... 62

4.3 Deskripsi Implementasi ... 64

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

4.4.1 Pembahasan Uji Hipotesis ... 64

4.4.2 Dampak Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 67

5.3 Saran ... ` 68


(18)

xvi LAMPIRAN ... 73 CURRICULUM VITAE ... 140


(19)

xvii DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Bagan Hasil Penelitian Relevan ... 26 Gambar 2.2 Bagan Pemetaan Variabel ... 34


(20)

xviii DAFTAR TABEL

Halaman

Tebel 2.1 Langkah-langkah PBL ... 18

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 30

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Siswa ... 34

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Guru ... 35

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner ... 36

Tabel 3.5 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner Presepsi Siswa ... 38

Tabel 3.6 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner Sikap Siswa ... 41

Tabel 3.7 Sebaran Uji Coba Kuesioner Presepsi Siswa pada mata pelajaran PKn ... 43

Tabel 3.8 Sebaran Uji Coba Kuesioner Sikap siswa pada mata pelajaran PKn ... 43

Tabel 3.9 Expert Judgement ... 45

Tabel 3.10 Rentang Skor ... 46

Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas presepsi siswa pada mata pelajaran PKn ... 47

Tabel 3.12 Item Kuesioner Persepsi yang Valid ... 49

Tabel 3.13 Hasil Uji Validitas Sikap Siswa pada PKn ... 50

Tabel 3.14 Item Kuesioner Sikap yang valid ... 51

Tabel 3.15 Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 53

Tabel 3.16 Kualifikasi Koefisien Korelasi ... 53

Tabel 3.17 Tabel Reliabilitas Persepsi Siswa pada mata pelajaran PKn... 53

Tabel 3.18 Tabel Reliabilitas Sikap Siswa pada mata pelajaran PKn ... 54

Tabel 3.19 Kategori Koefisien Korelasi ... 57

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Persepsi dan Sikap Siswa... 59

Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Terhadap Persepsi dan Sikap Siswa ... 60

Tabel 4.3 Hasil Uji Linearitas Antara Persepsi dan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn ... 61

Tabel 4.4 Uji Korelasi persepsi dan sikap siswa kelas III ... 63


(21)

xix DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1 Grafik P-P Plot of Regression Standardised Residual ... 62


(22)

xx DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 3.1 Instrumen Penelitian ... 74 Lampiran 3.3 Expert Judgement ... 79 Lampiran 3.4 Uji Validitas Instrumen Persepsi Siswa ... 81 Lampiran 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Persepsi Siswa ... 83 Lampiran 3.6 Uji Validitas Instrumen Sikap Siswa ... 85 Lampiran 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Sikap Siswa ... 87 Lampiran 4.1 Silabus Pembelajaran ... 89 Lampiran 4.2 RPP ... 99 Lampiran 4.3 Nilai Persepsi siswa pada mata pelajaran PKn ... 125 Lampiran 4.4 Nilai Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn ... 126 Lampiran 4.5 Uji Normalitas Persepsi Siswa dan Sikap Siswa ... 127 Lampiran 4.6 Uji Homogenitas Persepsi dan Sikap Siswa ... 128 Lampiran 4.7 Uji Linearitas ... 129 Lampiran 4.8 Uji Hipotesis Korelatif (Hubungan) ... 131 Lampiran 4.9 Pedoman Wawancara Siswa ... 132 Lampiran 4.10 Pedoman Wawancara Guru ... 134 Lampiran 5.1 Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran ... 136 Lampiran 5.2 Surat Ijin Penelitian ... 138


(23)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab I ini peneliti membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu bagian yang tidak dapat terpisah dari kehidupan manusia sebab pendidikan merupakan wadah yang dapat membantu seseorang untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Kesejahteraan suatu bangsa sangat bergantung pada tingkat pendidikan dari rakyatnya. Menurut Zamroni (dalam Elmubarok, 2009: 3) pendidikan adalah suatu proses yang menanamkan dan mengembangkan pada diri peserta didik pengetahuan dan tentang hidup, sikap dalam hidup agar kelak ia dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, yang baik dan yang buruk, sehingga kehadirannya dalam masyarakat dapat bermakna dan berfungsi secara optimal.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Freire (dalam Yunus, 2004: 49) pendidikan berusaha mengarahkan tujuan pendidikan sebagai usaha untuk menghumanisasi diri dan sesama, yaitu melalui tindakan sadar untuk dapat merubah dunia. Dari pandangan tokoh Indonesia Ki Hajar Dewantara (dalam Elmubarok, 2009: 2) mengungkapkan jika pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan pertumbuhan nilai moral, pikiran, dan tubuh anak antara yang satu dengan lainnya saling berhubungan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu keselarasan antara kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik.


(24)

2 Kemampuan individu untuk menerima stimulus atau rangsangan dari luar yang kemudian diorganisasikan, diinterpresentasi, sehingga dapat mengerti keadaan lingkungan sekitarnya kemampuan ini disebut dengan persepsi. Kemampuan menerima rangsangan ini dapat dirasakan melalui metode pembelajaran dapat membantu siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran persepsi siswa sangat diperlukan karena dengan persepsi siswa yang positif terhadap pembelajaran maka proses pembelajaran tersebut akan berjalan dengan baik. Begitu juga dengan sikap siswa. sikap siswa di anggap ideal apabila sikap siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran itu posistif. Sikap siswa sangat penting dalam proses pembelajaran dikarenakan apabila sikap siswa positif dalam pelajaran maka proses pembelajaran juga akan berjalan dengan baik pula. Di dalam penelitian ini persepsi dan sikap siswa dilihat dalam mata pelajaran PKn.

Menurut Djahiri (1991:12) Pendidikan Kewarganegraan bukanlah pelajaran hafalan semata, melainkan untuk diamalkan secara penuh penghayatan, keyakinan dan nalar. Hal terseebut juga disampaikan oleh Winaputra (2008:29) yaitu dalam strategi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, siswa tidak hanya mempelajari materi pelajaran, tetapi mempelajarai sekaligus praktik.

PKn adalah program pendidikan yang berlandaskan nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembanngkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya Bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menjadi dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari para siswa, baik sebagai individu, sebagai anggita masyarakat, dan sebagai umay manusia makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. (Kardiyat, 5:2007).


(25)

3 PKn adalah suatu mata pelajaran wajib di Sekolah Dasar. Di Sekolah Dasar mata pelajaran PKn dinggap rumit karena banyak siswa yang diminta guru untuk menghafalkan materinya. Kemudia guru meminta siswa untuk memperhatikan pelajaran dan mengerjakan soal. Tidak sedikit dari siswa yang mengeluh bahwa mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang membosankan. Itu bisa terjadi karena kurang adanya perhatian terhadap mata pelajaran PKn yang seharusnya bisa diterima dengan sangat baik namun menjadi pelajaran yang kurang disukai oleh siswa. sebabnya karena sering kali menghafal dibandingkan dengan memahami. Siswa seringkali diberikan materi yang mencangkup kehidupan mereka dalam masyarakat maupun di dalam rumah. Akan tetapi tetap saja siswa tidak paham akan hal tersebut, seperti mematuhi norma yang berlaku di dalam keluarga, sekolah maupun di masyarakat. Hal ini terjadi karena pendidikan kewarganegaan saat ini hanya cenderung mengajarkan pada sikap siswa dan moral siswa sedangkan untuk norma sendiri masih belum terbentuk dalam diri siswa. itu semua terlihat dari siswa yang cenderung melanggar norma yang sudah ada atau yang sudah dibuat berdasarkan kesepakatan bersama.

Siswa dididik untuk memahami PKn dengan sangat baik agar siswa dapat berlatih hal-hal yang mencangkup kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga pembelajaran PKn dapat menjadikan siswa untuk lebih mengetahui tujuan dari PKn itu sendiri. Pembelajaran PKn seharusnya dilakukan dengan cara memahami bukan dengan menghafal karena dengan memahami siswa akan mengerti dengan materi PKn daripada menghafalkan. Sistem menghafal dalam selang waktu 2 sampai 3 hari siswa sudah akan lupa dengan materi yang telah dipelajari.


(26)

4 Hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan oleh peneliti di SD Kanisius Wirobrajan. Pada proses pembelajaran yang dilakukan guru menggunakan model pembelajaran yang konvensional yaitu PBL akan tetapi masih saja terdapat permasalahan dalam proses pembelajaran. Selain itu, berdasarkan observasi yang telah di lakukan oleh peneliti, siswa mengalami permasalahan pada persepsi sebesar 82% siswa (28 dari 34 siswa) menganggap bahwa mata pelajaran itu tidak menyenangkan. Itu sebabnya siswa sering merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran PKn di dalam kelas. siswa juga kurang bersemangat dan akan menyepelekan mata pelajaran PKn. Persepsi siswa terhadap pembelajaran PKn menjadi buruk karena proses pembelajaran yang tidak kondusif. Bahkan dapat mempengaruhi diri siswa dalam kehidupan sehari-hari. PKn memiliki tujuan untuk membentuk karakter siswa. Persepsi yang terbentuk dalam diri siswa juga akan mempengaruhi sikap siswa. Dengan adanya permasalah tersebut menyebabkan terjadinya permasalahan pada sikap siswa. hal ini terlihat 76% siswa (26 dari 34) menjadi kesulitan untuk mengerti nilai-nilai yang disampaikan pada pembelajaran PKn. Dimana setiap siswa tidak sesuai dengan tujuan PKn.

Dalam pelitian ini peneliti mengamati proses pembelajaran yang menggunakan salah satu model pembelajaran yaitu PBL (Problem Based Learning) yang dapat mengajarkan siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar, selain itu juga mengajak siswa untuk ikut ambil bagian dan berfikir kritis dalam memecahkan suatu masalah yang ada. model pembelajaran PBL ini dapat mengembangkan cara berfikir siswa, dikarena model pembelajaran PBL


(27)

5 adalah model pembelajaran yang tidak terpaku dengan penjelasan dari guru, siswa bisa mengembangkan sendiri materi yang sudah ada kemudian mengaplikasikan dengan media yang sudah tersedia pula. Dalam PBL guru hanya menjadi fasilitator yang mengarahkan siswa harus seperti apa namun siswa akan bekerja dengan sendirinya. PBL dapat mengembangkan pola pikir dan kreativitas siswa. selain itu PBL bisa membuat rasa semangat siswa untuk belajar PKn menjadi lebih besar dan persepsi siswa terhadap mata pelajaran PKn tidak lagi buruk. Siswa juga akan mempunyai sikap yang positif terhadap matapelajaran PKn.

Dari uraian yang disampaikan di atas, peneliti melakukan penelitian survei dengan judul “HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS III PADA MATA PELAJARAN PKn DI SD KANISIUS WIROBRAJAN”.

1.2 Batasan Masalah

Penelitian ini hanya terbatas meneliti tentang hubungan persepsi dan sikap siswa kelas III pada mata pelajaran PKn. Hasil penelitian ini hanya berlaku di SD Kanisius Wirobrajan pada materi norma.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan antara persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui adanya hubungan antara persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn.


(28)

6 1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak diantaranya bagi siswa, guru, sekolah, dunia pengetahuan, pembaca, dan peneliti.

1. Bagi Siswa

Manfaat dari penelitian ini yang dapat diperoleh bagi siswa adalah

a) agar siswa dapat memahami, mengahayati, dan melaksanakan gotong royong melalui pembelajaran PKn di Sekolah Dasar.

b) siswa mendapatkan pengalaman belajar yang baru dan menyenangkan dengan menggunakan metode yang digunakan. 2. Bagi Guru

Manfaat penelitian ini bagi guru adalah

a) guru mendapat tambahan wawasan tentang model pembelajaran yang baru untuk digunakan dalam pembelajaran bagi siswa .

b) guru mendapat inspirasi untuk membuat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran lain yang berbeda dari metode pembelajaran sebelumnya agar persepsi dan sikap anak terhadap mata pelajaran PKn berubah.

3. Bagi Sekolah

Manfaat dari penelitian ini bagi sekolah adalah sekolah bisa mendapatkan tambahan positif bagi kemajuan sekolah karena guru memperoleh wawasan tentang model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas dan mengubah persepsi serta sikap siswa dalam mata pelajaran PKn tentang gotong royong.


(29)

7 4. Bagi IPTEK

Manfaat dari penelitian ini bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah penelitian ini sebagai referensi yang dapat digunakan untuk penelitian lain. 5. Bagi Pembaca

Manfaat dari penelitian ini bagi pembaca adalah memberikan pengetahuan khususnya tentang adanya perubahan persepsi dan sikap siswa mengenai pembelajaran PKn.

6. Bagi Peneliti

Manfaat dari penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning). Peneliti juga dapat mengetahui implementasi pembelajaran yang menggunakan PBL (Problem Based Learning).

1.6 Definisi Operasional

1. Persepsi adalah cara pandang terhadap sesuatu atau mengutarakan pemahaman hasil olah daya pikir, artinya persepsi berkaitan dengan faktor-faktor eksternal yang di respons melalui panca indra, daya ingat, dan jiwa.

2. Sikap sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan konatif yang di hadapi seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pkn adalah program pendidikan yang berlandaskan nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral


(30)

8 yang berakar pada budaya Bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

4. PBL (Problem Based Learning) adalah seperangkat model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai fokus pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan pemcahan masalah, materi, dan penguatan diri.


(31)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas tentang kajian pustaka, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

Bagian ini akan membahas tentang teori-teori yang dapat mendukung penelitian, yang diambil dari buku atau jurnal dan referensi yang lainnya. Teori-teori yang akan dijelaskan pada bagian ini tentang persepsi, sikap, mata pelajaran PKn, dan metode pembelajaran problem based learning.

2.1.1. Persepsi Siswa 2.1.1.1 Pengertian persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan adalah merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera. Namun proses tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan proses selanjutnya merupakan proses presepsi (Walgito, 2003). Kemampuan seorang individu untuk menerima rangsangan melalui alat inderanya untuk kemudian diinterprestasikan dan diorganisasikan sehingga individu tersebut dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya disebut dengan persepsi. Menurut Morgan, King, dan Robinson (dalam Sumanto, 2014) persepsi menunjukkan bagaimana melihat, mendengar, merasakan, mengecap, dan mencium dunia sekitar kita atau sesuatu yang dialami manusia.


(32)

10 Dari pendapat yang dipaparkan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan dan individu dapat menerima rangsangan melaui alat indera kemudian diinterpretasikan dan diorganisasikan. Semua itu ditunjukkan melalui melihat, mendengar, merasakan, mengecap, dan mencium dunia sekitar kita atau sesuatu yang dialami manusia 2.1.1.2 Indikator Persepsi

Menurut Robbin (2003: 124-130), indikator-indikator persepsi ada dua macam, yaitu:

a. Penerimaan

Proses penerimaan adalah indikator terjadinya persepsi dalam tahap fisiologis, dimana berfungsinya indera untuk menangkap rangsang dari luar. b. Evaluasi

Rangsang-rangsang dari luar yang telah ditangkap indera, kemudian dievaluasi oleh individu. Evaluasi ini sangat subjektif.Individu yang satu menilai suatu rangsang sebagai seuatu yang membosankan dan sulit. Sedangkan individu yang lain menilai rangsang yang sama tersebut sebagai sesuatu yang bagus dan menyenangkan.

Menurut Hamka (2002: 101-106), indikator persepsi ada dua macam, yaitu:

a. Menyerap, yaitu stimulus yang berada di luar individu diserap melalui indera, masuk ke dalam otak, mendapat tempat. Disitu terjadi proses analisis., diklasifikasi, dan diorganisir dengan pengalaman-pengalaman individu yang telah dimiliki sebelumnya.


(33)

11 b. Mengerti, yaitu indikator adanya persepsi sebagai hasil dari proses klasifikasi dan organisasi. Tahapan ini terjadi dalam proses psikis. Hasil analisis berupa pengertian atau pemahaman. Pengertian atau pemahaman tersebut juga bersifat subjektif, berbeda-beda bagi setiap individu.

Berdasarkan pendapat yang dipaparkan oleh beberapa ahli di atas perneliti menyimpulkan persepsi adalah cara pandang terhadap sesuatu atau mengutarakan pemahaman hasil olah daya pikir, artinya persepsi berkaitan dengan faktor-faktor eksternal yang di respons melalui panca indra, daya ingat, dan jiwa. Peneliti juga menggunakan indikator persepsi menurut Hamka (2002: 101-106) yaitu menyerap dan mengerti.

2.1.1 Sikap

2.1.2.1 Pengertian Sikap

Sikap menurut Thurstone, Likert dan Osgood (dalam Azwar, 2015:5) adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Perasaan yang ditunjukan bisa mendukung (favorable) maupun tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable). Backman dan Secord (dalam Azwar, 2015:5) mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam perasaan (afeksi), pemikiran ( kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitar.

Sikap tidak sama dengan nilai dan sikap juga tidak sama dengan opini. Azwar (2015:9) mengatakan bahwa nilai lebih mendasar dan stabil sebagai bagian dari ciri kepribadian, sikap bersifat evaluatif fan berakar pada nilai yang dianut,


(34)

12 sedangkan opini merupakan sikap yang lebih spesifik dan sangat situasional serta mudah berubah.

Peneliti mengambil kesimpulan pengertian sikap yang telah didefinisikan oleh Thurstone, Likert, Osgood Backman dan Secort, bahwa sikap adalah evaluasi atau reaksi seseorang terhadap suatau aspek atau objek dalam hal perasaan, pikiran dan presisposisi tindakan baik mendukung maupun tidak mendukung. 2.1.2.2 Karakteristik Sikap

Menurut Sax (dalam Azwar, 1998 : 9) Karakteristik sikap antara lain adalah arah, intensitas, keluaan, konsistensi, dan spontanitasnya :

a. Arah : dalam hal ini sikap akan menunjukkan apakah seseorang itu menyetujui atau tidak, apakah mendukung atau tidak pada suatu hal.

b. Intensitas : dalam hal ini intensitas atau kekuatan yang dimiliki setiap orang itu berbeda-beda. Dua orang yang sama-sama memiliki sikap positif terhadap sesuatu belum tentu memiliki intensitas yang sama. Dalam hal ini memiliki arti dari dua orang tersebut pasti ada satu orang yang memiliki intensitas lebih unggul dari orang lainnya.

c. Konsistensi : dalam hal ini ditunjukkan dari kesesuaian antara pernyataan sikap yang dikemukakan oleh subjek dengan responnya terhadap objek sikap. Konsistensi ini juga ditunjukkan dengan tidak adanya kebimbangan dalam bersikap.

d. Spontanitas : dalam hal ini berarti kesiapan subjek untuk menyatakan sikap-sikap secara spontan. Suatu sikap-sikap dikatakan memiliki spontanitas yang tinggi apabila dinyatakan tanpa perlu adanya pengungkapan atau desakan.


(35)

13 2.1.2.3 Indikator yang mempengaruhi sikap

Menurut Azwar (2007) dalam sikap terdapat indikator yang mempenngaruhinya. Indikator tersebut antara lain adalah :

a. Komponen Kognitif

Komponen Kognitif merupakan komponen yang berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap

b. Komponen afektif

Komponen afektif merupakan komponen yang menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.

c. Komponen perilaku

Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.

Menurut Walgito (dalam Puspasari, 2010:16) sikap mengandung tiga indikator yang membentuk struktur sikap, yaitu kognitif (konseptual), afektif (emosional), konatif (perilaku atau action component) :

a. Indikator Kognitif merupakan komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersiapkan terhadap objek


(36)

14 b. Indikator afektigf merupakan komponen yang berhubungan dengan rasa

senang atau tidak senang terhadap objek sikap

c. Indikator konatif merupakan komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap

Dari pendapat yang telah dipaparkan oleh para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa sikap sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan konatif yang di hadapi seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti juga akan menggunakan indikator sikap menurut Walgito yang membentu struktur sikap antara lain : kognitif, afektif dan konatif.

2.1.2 Problem Based Learning (PBL)

2.1.3.1 Pengertian Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah menurut Ridwan (2014): 127) adalah pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan membukan dialog. Visser (dalan Rusmono. 2012:75) mengatakan bahwa Problem Based Learning adalah sebuah strategi pembelajaran yang berusaha membentuk suatu proses pemahaman isis suatu pelajaran pada suatu kurikulum.

Punaji Setyosari (2006:1) menyatakan bahwa PBL adalah suatu metode atau cara pembelajaran yang ditandai oelh adanya masalah nyata, sebagai konteks bagi siswa untuk belajar kritis dan ketrampilan memecahkan masalah memperoleh pengetahuan.


(37)

15 Permasalahan yang dihadirkan dalam pembelajaran hendaknya permasalahan yang kontekstual, artinya ditemukan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Masalah-masalah yang dihadirkan tidak boleh melenceng dari standar kompetensi dan kompetensi inti, masalah harus tercakup dalam kurikulum. Permasalahan yang nyata yang dikaji dengan menerapkan PBL diharapkan dapat membantu siswa berpikir, mengajukan pertanyaan, mengaktifkan pengetahuan awal, menguji pemahaman siswa, memperkuat pemahaman siswa, memberikan motivasi untuk belajar dan melatih pendekatan analitis terhadap situasi yang dikenal (Ridwan, 2014:133).

Dari beberapa pengertian yang dipaparkan oleh beberapa peneliti di atas peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) adalah seperangkat model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai fokus pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan pemcahan masalah, materi, dan penguatan diri.

2.1.3.2 Tujuan Problem Based Learning (PBL)

Menurut Hosnan (2014), tujuan utama dari model pembelajaran PBL adalah pengembangan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah serta mengajak aktif peserta didik dalam membangun pengetahuan sendiri. PBL juga dimaksudkan dapat mengembangkan kemandirian belajar dan keterampilan sosial peserta didik. Kemandirian belajar dan keterampilan sosial peserta didik dapat terbentuk dengan adanya kerja sama dalam mengidentifikasi informasi,strategi, dan sumber belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah.


(38)

16 2.1.3.3 Prinsip PBL

Menurut Hosnan (2014, 300) menyatakan bahwa prinsip utama PBL adalah penggunaan masalah nyata sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah. Hosnan (2014) menyebutkan masalah tersebut bersifat terbuka (open-ended problem) dan tidak terstruktur dengan baik (ill-structured). Masalah bersifat terbuka maksudnya adalah masalah memiliki banyak jawaban atau strategi-strategi dan solusi-solusi. Masalah bersifat tidak terstruktur dengan baik maksudnya adalah masalah tidak dapat diselesaikan secara langsung melainkan perlu informasil lanjut untuk memahami serta perlu menggabungkan beberapa strategi untuk menyelesaikannya.

Menurut Hosnan (2014), pusat pembelajaran PBL berada pada peserta didik, sementara guru sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk aktif dalam menyelesaikan masalah dan membangun pengetahuannya secara berpasangan maupun berkelompok. Agar pembelajaran dapat menarik siswa, maka ada baiknya melakukan apresepsi atau pembukaan dengan menghubungkan materi yang telah disampaikan dengan materi yang akan disampaikan. Ada beberapa prinsip dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), yaitu:

1. Belajar adalah proses konstruktif dan bukan penerimaan. Pengetahuan disusun dalam jaringan antar konsep yang mengacu pada jalinan semantik yang tidak hanya menyangkut bagaimana menyimpan informasi, tetapi juga bagaimana informasi itu diinterpretasikan dan dipanggil.


(39)

17 2. Knowing about knowing (metakognisi) mempengaruhi pembelajaran. Belajar adalah proses cepat, bila pembelajar mengajukan keterampilan-keterampilan self-monitoring.

Faktor-faktor konstektual dan sosial mempengaruhi pembelajaran. Prinsip ketiga ini adalah tentang penggunaan pengetahuan. Mengarahkan pembelajar untuk memiliki pengetahuan dan agar pembelajar mampu menerapkan proses pemecahan masalah yang merupakan tujuan yang sangat penting.

2.1.3.4 Langkah-Langkah PBL

Menurut Amir (2009:24-26) ada tujuh langkah yang dilakukan dalam setiap kelompok kecil yaitu yang pertama mengklatifikasikan istilah dan konsep yang belum jelas. Setelah itu masalah dan menganalisis masalah. Langkah selanjutnya adalah menata gagasan dan menganalisisnya secara sistematis. Selanjutnya memformulasikan tujuan pembelajaran kemudian mencari informasi tambahan dan yang terakhir adalah mensistesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru, dan membuat laporan.

Ibrahim dan Nur (2000:13) dan Ismail (2002: 1) dalam Rusman mengemukakan bahwa langkah-langkah PBL adalah:

1. Orientasi siswa pada sekolah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.

2. Mengorganisasi siswa untuk belajar. Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.


(40)

18 3. Membimbing pengalaman individu atau kelompok. Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melakukan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dengan proses yang mereka gunakan.

Ibrahum dan Nur (2000: 13) dan ismail (2002: 1) dalam Rusman mengemjukakan bahwa langkah-langkah PBL adalah:

Tabel 2.1 Langkah-langkag PBL Fase Indikator Tingkah Laku Guru 1 Orientasi siswa

pada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan dan memotivasi siswa pada aktivitas pemecahan masalah

2 Mengorganisasi siswa untuk belajar

Membantu siswa mendefinidikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

3 Membimbing pengalaman

individu atau kelompok

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melakukan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah 4 Mengembangkan

dan menyajikan hasil karya

Membeantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu siswa untuk berbagi tugas dengan temannya

5 Menganalisis dan mengevaluasi

Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau mengvaluasi terhadap penyelidikan mereka dengan


(41)

19 proses pemecahan

masalah

proses yang mereka gunakan

2.1.3.5 Teknik Penilaian dalam PBL

Hosnan (2014) menyatakan bahwa penilaian PBL sesuai dengan tujuan dari PBL yaitu ditujukan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah atau kemampuan berpikir kritis. Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kinerja yang dilakukan dalam bentuk checklist atau rating scale. Penilaian juga ditujukan pada pengembangan keterampilan sosial atau keterampilan loaboratif melalui aktivitas diskusi. Keterampilan tersebut dapat dinilai melalui observasi. Dalam penelitian ini PBL sangat berpengaruh pada proses pembelajaran dikarena PBL dapat membuat siswa lebih aktif dalam pelajaran, mampu menemukan suatu permasalahan dan mencari solusi untuk masalah itu sendiri.

2.1.4 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

2.1.4.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Fathurrohman dan Wuryandami (2011: 1-7) mengatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-lu;tural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Menurut Wahab (1995:11) PKn dapat diartikan sebagai mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebur diharapkan dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik, baik


(42)

20 sebagai individu maupun sebagai masyarajat, dan makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa.

Sementara menurut Chamim (2004: 42) Pendidikan Kewarganegaraan bagi bangsa Indonesia berarti pendidikan pengetahuan, sikap mental, nilai-nilai dan perilaku yang menjunjung tinggi demokrasi sehingga terwujud masyarakat yang demokratis dan mampu menjaga persatuan dan integritas bangsa gua mewujudkan Indonesia yang kuat, sejahtera dan demokratis.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan Pkn adalah program pendidikan yang berlandaskan nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya Bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.4.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Tujuan PKn dilihat dari materi pembelajaran PKn, menurut Aryani Markum (2010:18) materi-materi yang diajarkan bertujuan mengembangkan kemampuan-kemampuan peserta didik dalam hal berikut: (1) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, (2) berpartisipasi secara bermutu dan bertanggungjawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan (3) berkembang secara positif dan demikratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indinesia. Berdasarkan tujuan-tujuan yang diuraikan di atas, mata pelajaran PKn mempunyai peran penting di dalam pendidikan untuk membentuk pribadi peserta didik menjadi manusia yang bermartabat luhur.


(43)

21 2.1.5 Materi Ajar Kelas III Norma

1. Norma atau Aturan yang berlaku di rumah

Contoh-contoh aturan yang berlaku dirumah antara lain: a. Bangun pagi tepat waktu.

b. Membiasakan diri untuk sarapan pagi sebelum kesekolah. c. Pamit kepada orangtua sebelum berangkat kesekolah. d. Tidak menonton televisis sampai larut malam.

e. Menggunakan waktu belajar dengan baik.

Aturan tersebut yang biasa berlaku didalam keluarga. Setiap anggota keluarga wajib mentaatinya. Apabila melanggar, sanksinya bisa bermacam-macam sesuai dengan kesepakatan bersama. Misalnya, saar belajar maka tidak boleh menonton televisis dan lain-lain.

2. Norma atau Aruran yang berlaku di sekolah

Setiap sekolah memiliki aturan. Aturan terseut dibuat bersama antara anggota guru dan siswa. aturan di sekolah dibedakan menjadi dua macam, yaitu aturan tertulis dan aturan tidak tertulis.

a. Aturan Tertulis

Aturan tertulis merupakan ketentuan-ketentuan yangdibuat bersama kemudian dipasang di tempat-tempat yang mudah terbaca. Berikut adalah contoh aturan aturan tertulis di sekolah:

1) Masuk sekolah tepat waktu

2) Memakai sragam sesuai jadwal dengan rapi 3) Dilarang membawa benda tajam


(44)

22 4) Dilarang membuat kegaduhan

5) Setiap hari senin wajib mengikuti kegiatan upacara bendera 6) Buanglah sampah pada tempatnya

7) Jagalah kebersihan kelas dan lingkungan sekolah b. Aturan Tidak Tertulis

Contoh aturan-aturan tidak tertulis di sekolah adalah sebagai berikut: 1) Mengucapkan salam jika bertemu guru

2) Menengok teman yang sakit

3. Norma atau Aturan yang berlaku di masyarakat a. Aturan tertulis

Contoh aturan tertulis yang berlaku di masyarakat adalah sebagi berikut:

1) Setiap kepala keluarga wajib memiliki kartu keluarga

2) Setiap warga yang sudah berumur 17 tahun atau sudah menikah wajib memiliki kartu tanda penduduk

3) Tamu yang mengunap lebih dari 24 jam wajib lapor ketua RT b. Aturan tidak tertulis

Contoh aturan tidak tertulis yang berlaku di lingkungan masyarakat adalah sebagai berikut:

1) Menghargai orang lain

2) Bersikap sopan dengan siapa saja 3) Tidak berkata kasar


(45)

23 5) Minta izin jika akan meminjam barang

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Octriana, Hermita, Munjiatun (2008) yang

berjudul “Penerapan Model PBM untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa

Kelas V”. Hasil Penelitiannya adalah peningkatan aktivitas siswa pada siklus 1 dengan presentase 13,8% dan pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 13,84%. Peningkatan hasil belajar siklus I dengan nilai rata-rata 67,38. Sedangkan pada sikulus II dengan nilai rata-rata 75,63.

Penelitian yang dilakukan oleh Purnomo (2016) yang berjudul “Peningkatan Sikap Nasionalisme pada Siswa Kleas V Melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Menggunkan Metode Problem Based Learning”. Hasil penelitiannya adalah peningkatan terjadi pada kondisi awal di siklus I. Nilai rata-rata kondisi awal 62,7. Setelah siklus pertama nilai rata-rata menjadi 76,3. Lanjut pada siklus II, hasil yang diperoleh pada siklus II mengalami perkembangan dari siklus I yaitu sebesar 88,86.

Hasil penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Wijayanto (2010) dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kinerja Guru dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X dan XI Progran Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Juwiring Klaten Tahun Ajaran 2009/2010”. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil sebagai berikut, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Persepsi Siswa tentang Kinerja Guru terhadap Prestasi Belajar Akuntansi yang ditunjukkan dengan r hitung sebe 0,532; koefesien determinan (r2) sebesar 0,283; thitung sebesar 6,524, serta p Value


(46)

24 sebesar 0,000 Persamaan dengan penelitian ini adalah sama. Sama mengukur variabel tentang Persepsi Siswa Tentang Kinerja Guru, sedangkan perbedaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Nanang Wijayanto adalah subjek dan tahun penelitiannnya.

Dari ketiga hasil penelitian relevan diatas dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian. Penelitian relevan tersebut memiliki variabel sikap siswa dalam pembelajaran, persepsi terhadap prestasi belajar siswa dan variable terhadap mata pejaran. Perbedaan penelitian relevan pada variabel sikap siswa dalam pelajaran yang dilakukan Purnomo adalah pembelajaran PKn. Perbedaan penelitian relevan pada variabel persepsi siswa dalam pelajaran yang dilakukan Wijayanto adalah pembelajaran IPS. Peneliti mengembangkan sebuah penelitian baru yang berjudul hubungan persepsi dan sikap siswa kelas III pada mata pelajaran PKn di SD Kanisius Wirobrajan.


(47)

25 2.2.1 Literatur Map

Gambar 2.2 Bagan Hasil Penelitian yang Relevan Persepsi

Wijayanto (2010) dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kinerja Guru dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X dan XI Progran Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Juwiring Klaten

Purnomo (2016) yang

berjudul “Peningkatan

Sikap Nasionalisme pada Siswa Kelass V Melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Menggunkan Metode

Problem Based

Learning” Sikap dan

PBL

Octriana, Hermita, Munjiatun (2008) yang

berjudul “Penerapan

Model PBM untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V”

PBL

Penelitian :

Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PKn Di

SD Kanisius

Wirobrajan Yogyakarta


(48)

26 Berdasarkan Literatur Map yang dipaparkan diatas, peneliti relevan yang pertama mengenai persepsi berhasil dalam melaksanakan tugas mengembangkan kinerja guru dan motivasi belajar siswa. peneliti yang relevan kedua mengenai sikap Nasionalisme pada Siswa Kelass V Melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Menggunkan Metode Problem Based Learning. Kemudian peneliti relevan yang ketiga membahas mengenai penerapan model pembelajaran Problem Based Learning.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan antara persepsi dan sikap siswa pada kelas yang menggunakan model Problem Based Learning.

2.3 Kerangka Berpikir

Pendidikan di sekolah dasar menitik beratkan pada tiga aspek, yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Tiga aspek tersebut adalah bekal anak SD untuk masa depan. Pembelajaran yang dapat mengasah ketiga aspek tersebut adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa, keatifan siswa bisa membangun kembali pengetahuan awal siswa. Berbekal pengetahuan awal, siswa mampu menemukan masalah dalam pembelajaran sekaligus bisa menyelesaikan masalah tersebut.

Model PBL adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik pijak dalam pembelajaran. Dengan melakukanpembelajaran ini siswa belajar untuk memecahkan masalah dan mendapat pengetahuan sesuai dengan masalah tersebut. Model PBL dalam pembelajaran PKn materi Norma akan lebih membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran dan membantu siswa


(49)

27 untuk memecahkan permasalahan di sekitar siswa serta memotivasi siswa untuk bisa lebih aktif dalam memecahkan suatu permasalahan.

Persepsi siswa yang terbentuk dalam diri siswa akan sangat berpengaruh terhadap sikap siswa. Hal ini dapat membuat siswa meniliki sikap yang buruk terhadap mata pelajaran PKn. Dikarenakan jika persepsi siswa pada mata pelajaran PKn buruk juga mempengaruhi sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Sikap tersebut terlihat pada tingkah laku siswa pada saat mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas, ada yang malas, mengantuk, jenuhb bahkan ada yang mengobrol. Sikap siswa tersebut terbentuk karena persepsi siswa yang tidak menyukai gaya belajar di dalam kelas.

Ketika menggunkan model pembelajaran PBL, siswa dapat terlibat aktif di kelas dengan melihat suatu permasalahan yang nyata sehingga siswa berminat dalam mengikuti proses bembelajaran, dilihat dari sikap siswa yang cenderung memprihatinkan (Slameto, 2010:181). PBL memiliki tahap-tahap pembelajaran yang dapat memicu siswa untuk berpikir kritis dan mengacu pada permasalahan sehingga siswa akan merasa penasaran dan berusaha untuk memecahkan masalah tersebut.

Penggunaan model pembelajaran PBL bertujuan untuk menggali pemahaman siswa terhadap norma-norma pada mata pelajaran PKn. Jika model pembelajaran berbasis masalah diterapkan model tersebut dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap norma-norma yang berlaku.


(50)

28 2.4 Hipotesis Penelitian

2.4.1 Terdapat hubungan persepsi siswa dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn kelas III Sekolah Dasar.


(51)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III membahas tentang penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan metode penelitian yaitu mengenai jenis penelitian yang digunakan, setting penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Menurut Kartiko (2009: 255), metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi terkait hubungan persepsi dan sikap siswa kelas III pada mata pelajaran PKn di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta. 3.2 Setting Penelitian

Dalam setting penelitian ini berisikan tempat penelitian dan waktu penelitian dengan penjelasan sebagai berikut:

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Wirobrajan semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. SD Kanisius Wirobrajan beralamat di JL. HOS Cokroaminoto 8.

Peneliti memilih SD ini karena selain bersamaan dengan progam PPL (Prakter Pengalaman Lapangan) yang diselenggarakan oleh Universitas Sanata


(52)

30 Dharma, peneliti juga tertarik meneliti hubungan persepsi siswa kelas III terhadap model pembelajaran PBL dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Berikut jadwal kegiatan yang telah dibuat peneliti dalam melakukan penelitian:

Tabel 3.1 Jadwal kegiatan penelitian

No Kegiatan Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan 1 Penyusunan

kuosioner 2 Penyusunan

BAB I 3 Validasi ke

SD & penyusunan BAB II 4 Penyusunan

BAB III 5 Pembelajara

n ke SD 6 Pengambila

n dan

analisis data 7 Penyusunan

BAB IV 8 Penyusunan

BAB V 9 Daftar

Ujian 10 Ujian Skripsi


(53)

31 3.3 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Menurut Sugiyono (2010:297), mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi tertentu. Peneliti mengambil subjek penelitian siswa di SD Kanisius Wirobrajan dengan populasi siswa kelas III SD Kanisius Wirobrajan dengan jumlah siswa 65. Sampel yang digunakan yaitu kelas IIIA yang memiliki jumlah siswa 34 siswa. Tidak ada pengundian dalam menentukan kelas yang digunakan untuk penelitian. Cara ini sudah disetujui oleh guru kelas IIIA.

3.4 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:61), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu:

3.4.1 Variabel independent (bebas)

Sugiyono (2010:61) mengatakan, variabel independent atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu persepsi siswa.


(54)

32 3.4.2 Variabel dependent (terikat)

Sugiyono (2010:61) mengemukakan bahwa variable terikat merupakan variabel yang dipenbaruhi atau yang menjadi akibat, kerena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap siswa.

3.4.3 Variabel Moderator (Variabel yang Mempengaruhi Perlakuan) Variabel Moderator menurut Sugiyono (2012: 62) adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel moderator dalam penelitian ini yaitu Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Berikut adalah gambar pemetaan dari variabel penelitian:

Variabel independen Variabel dependen

Variabel Moderator

Gambar 3.2. Pemetaan Variabel Penelitian

3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Kuesioner

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

Persepsi siswa Sikap siswa

Problem Based Learning (PBL)


(55)

33 memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (sugiyono, 2010:199). Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arikunto (2009: 102), kuisioner merupakan daftar pertanyaan yang dibetrikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberi respon ssesuia dengan permintaan pengguna.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan penggunaan kuesioner. Kemudian kuesioner persepsi dan sikap dianalisis dengan uji normalitas data, uji statistik untuk uji beda.

Menurut Margono (2007:167), kuesioner merupakan suatu alat pengumpulan informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis oleh responden. Begitu pula dengan Masidjo (2010: 70) mengatakan bahwa kuisioner atau angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden tentangf pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.

Kuisioner yang digunakan pada penelitian ini merupakan kuesioner berstruktur atau kuesioner tertutup. Kuesioner berstruktur berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan tersebut, Furchan, (2007: 260). Pada penelitian ini responden membutuhkan tanda cek () pada kolom yang telah sesuai dengan pilihannya.

3.5.2 Wawancara

Esterberg dalam Sugiyono (2012: 231) mendefinisikan wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melaui tanya jawab, sehingga dapat dikonstrukan makna dalam suatu topik tertentu. Esterberg,


(56)

34 dalam Sugiyono (2012: 233) mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu wawancara testruktur (peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh sehingga peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan tertulis yang alternative jawabannyapun sudah disiapkan), wawancara semiterstrukutur (pelaksanaan wawancara lebih bebas, dan bertujuan untuk menemukan permasalahan secara terbuka dimana responden dimintai pendapat dan ide-idenya). Dan wawancara tidak terstruktur (merupakan wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Dari peryataan di atas peneliti menggunkan wawancara terstrutur dimana peneliti telah menyiapkan daftar pertanyaan secara tertulis dan tersusun.

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Siswa

No. Topik Pertanyaan

1 Mata pelajaran PKn Apakah kamu suka dengan mata pelajaran PKn?

2 Apa alasanmu?

3 Metode Bagaimana cara gurumu mengajar PKn?

4 Mata pelajaran PKn dan metode

Apakah kamu bisa memahami mata pelajaran PKn dengan cara gurumu mengajar?

5 Evaluasi Pernyataan pada no berapa yang kamu angga sulit saat mengerjakan kuesioner?

6 Model pembelajaran Problem Based Learning

Apa yang kamu dapatkan pada saat melakukan pembelajaran dengan cara yang berbeda?

7 Apakah cara pembelajaran dengan model


(57)

35 dalam belajar?

8 Apakah belajar menggunakan model

pembelajaran problem based learning membuatmu bosan?

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Guru

No Aspek Pertanyaan

1 Metode Bagaimanakah ibu mengajarkan pelajaran PKn supaya siswa paham dengan materi PKn?

2 Mata Pelajaran PKn Apakah ada kesulitan yang ibu alami pada saat mengajarkan mata pelajaran PKn?

3 Media Pembelajaran Dalam pembelajaran biasanya guru menggunakan media, media apakah yang ibu gunakan dalam pembelajaran PKn?

4 Apakah pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan nilai siswa?

5 Apakah ada perubahan yang terjadi ketika ibu

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning?

6 Apakah ibu merasa puas dengan

pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning?

7 Apakah setelah ini ibu akan mengajar

menggunakan model ini?

3.6 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:102), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Titik tolak dari penyusunan instrumen bverdasarkan variable-variable penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya


(58)

36 ditentukan indikator yang diukur. Peneliat tersebut berdasarkan materi mata pelajaran PKn tentang norma dengan KD 2.1 Mengenal aturan-aturan yang berlaku dimasyarakat sekitar.

Instrumen penelitian sebagai alat penbgumpul data dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain (1) angket (kuesioner), (2) wawancara, (3) pengamatan, (4) ujian atau tes, (5) dokumentasi (Arikunto, 1995: 135). Adapun instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini yang berfungsi sebagai alat pengumpulan data adalah angket atau kuesioner.

Alat ukur digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner persepsi dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn. Kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang tertulis kepada responden untuk dijawab (sugiyono, 2010:199). Kuisioner persepsi terdapat 3 indikator (Muhammmad Fahturohman, 2015) dan kuesioner sikap terdapat 3 indikator (Saiffudin Azwar, 2007).

Berikut adalah tabel presepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Pernyataan Kuesioner Persepsi dan Sikap No Kisi-kisi Indikator Pembagian

Indikator

Pernyataan

Favorable Unfarvorabel 1 Persepsi

siswa

Persepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran dalam

pembelajaran PKn

Menyerap 1,2,3 8,9,10

Mengerti 4,5,6,7 11,12,13,14

2 Persepsi tentang

langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn

Menyerap 15, 16 20, 21 Mengerti 17, 18, 19 22, 23, 24

3 Persepsi tentang

interaksi dalam pembelajaran PKn

Menyerap 25, 26 30, 31, 32 Mengerti 27, 28, 29 33, 34, 38 Sikap Sikap sebelum Kognitif 1, 2 7, 8


(59)

37 siswa mengikuti

pelajaran

Afektif 3, 4 9, 10 Konatif 5, 6 11, 12

5 Sikap saat

mengikuti Pelajaran

Kognitif 13, 14 19, 20 Afektif 15, 16 21, 22 Konatif 17, 18 23, 24

6 Sikap setelah

mengikuti pelajaran

Kognitif 25, 26 31, 32 Afektif 27, 28 33, 34, 35 Konatif 29, 30 36, 37, 38 Dari keseluruhan indikator yang tercantum pada (persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn) kemudian disusun dalam pernyataan-pernyataan bersama dengan dosen pembimbing beserta peneliti. Indikator dalam kuesioner ini dijabarkan ke dalam 6 deskriptor.

Kuesioner tersebut disusun berdasarkan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono (2010: 134). Skala Likert disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukan suatu tingkatan. Terdapat lima alternatif jawaban yang dikemukakan oleh Likert adalah, Sanggat Setuju, Setuju, Tidak Mempunyai Pendapat, Tidak Setuju, Sanggat Tidak Setuju. Kelima jawaban yang dikemukakan oleh Likert tersebut terdapat rentang nilai 1 sampai 5 dalam pernyataan farvorable dan unfarvorable.

kemudian skala Likert yang ada diubah menjadi empat rentang nilai dalam setiap alternatif jawaban. Hal ini dilakukan peneliti untuk menghindari responden yang memilih jawaban “tidak mempunyai pendapat”. Maka dari itu peneliti memodifikasi skala Liker menjadi empat alternatif jawaban yaitu “Sangat


(60)

38 Setuju (SS)”, “Setuju (S)”, “Tidak Setuju (TS)”, “Sangat Tidak Setuju (STS)”. Berikut ini pernyataan untuk favorable dan unfavorable:

Pernyataan farvorable, dengan pilihan jawaban dan skor: - Sanggat Setuju (SS) : Skor 5

- Setuju (S) : Skor 4

- Tidak Setuju (TS) : Skor 2 - Sanggat Tidak Setuju (STS) : Skor 1 Pernyataan unfarvorable, dengan pilihan jawaban dan skor:

- Sanggat Setuju (SS) : Skor 1

- Setuju (S) : Skor 2

- Tidak Setuju (TS) : Skor 4 - Sanggat Tidak Setuju (STS) : Skor 5

Berikut ini adalah kisi-kisi dari kuesioner yang akan disebarkan kepada responden:

Tabel 3.5 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner Presepsi Siswa

1. Presepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran dalam pembelajaran PKn

No Indikator Pernyataan Favorabel

Pernyataan Unfavorabel

1 Menyerap Saya menerima

penjelasan tentang materi yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

Saya mengabaikan

penjelasan tentang materi yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

2 Setelah mengamati

media yang

digunakan saya bertanya jika ada

Saya tidak mengamati media yang digunakan dalam mata pelajaran PKn


(61)

39 informasi yang

belum jelas

3 Materi dalam mata

pelajaran PKn mudah dipahami

Materi dalam mata pelajaran PKn sukar dipahami

4

Mengerti

Media pembelajaran dapat membuat tugas saya cepat selesai

Media pembelajaran membuat tugas saya selesai dalam waktu yang lama

5 Saya menggunakan

media pembelajaran

yang telah

disediakan untuk mencari informasi yang dibutuhkan

Penggunaan media

pembelajaran menghambat saya untuk mencari informasi yang dibutuhkan

2. Presepsi tentang langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan

Unfavorabel 1

Menyerap

Saya mendengarkan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

Saya lupa dengan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

2 Saya mampu membuat

kesimpulan dari pembelajaran PKn

Saya kesulitan membuat kesimpulan dari pembelajaran PKn

3 Saya menyampaikan

hasil pembelajaran yang didapatkan di depan kelas

Saya menolak untuk menyampaikan hasil pembelajaranyang didapatkan di depan kelas

4

Mengerti

Saya mencoba

menemukan manfaat pembelajaran PKN

Saya merasa kesulitan menemukan manfaat pembelajaran PKN

5 Saya memiliki rasa

tanggung jawab dalam melakukan tugas kelompok

Saya menolak untuk melakukan tugas kelompok

6 Saya bisa menemukan

inti pembelajaran sendiri

Saya merasa sukar menemukan inti pembelajaran


(62)

40 3. Presepsi tentang interaksi dalam pembelajaran PKn

No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel 1

Mengerti

Saya dapat membantu teman yang kesulitan dalam belajar

Saya menjauhi teman yang kesulitan dalam belajar

2 Saya dapat bekerja

kelompok bersama teman

Saya mengalami kesulitan dalam bekerja kelompok bersama teman

3 Saya ikut terlibat dalam

diskusi saat

pembelajaran

Saya hanya mengikuti pendapat teman dalam

diskusi saat

pembelajaran 4

Menyerap

Saya dapat

mengembangkan

pengetahuan yang didapatkan kepada teman

Saya mengalami hambatan dalam mengembangkan pengetahuan yang didapat

5 Saya menyadari

pentingnya bekerja sama dalam mencari pengetahuan

Saya memilih bekerja sendiri daripada bekerja sama dengan teman saat berdiskusi

6 Saya dapat membantu

teman dengan cara mengajarkan tentang penggunaan media pembelajaran

Saya mengajarkan kepada teman tanpa menggunakan media pembelajaran

7 Saya dapat bekerjasama

dengan kelompok untuk memecahkan permasalahan dalam belajar

Saya malas

bekerjasama dengan kelompok untuk memecahkan

permasalahan dalam belajar

8 Saya senang dapat

berinteraksi dengan teman sekelompok

Saya sungkan

berinteraksi dengan teman sekelompok


(63)

41 Tabel 3.7 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Sikap Siswa Terhadap Mata

Pelajaran PKn 4. Sikap sebelum mengikuti pelajaran

No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel 1

Kognitif

Saya memperhatikan terhadap mata pelajaran PKn

Saya malas

memperhatikan mata pelajaran PKn

2 Saya segera

memberikan perhatian terhadap mata pelajaran PKn

Saya kurang

memberikan perhatian terhadap mata pelajaran PKn

3

Afektif

Saya tertarik mengikuti pelajaran PKn

Saya malas mengikuti pelajaran PKn

4 Saya rajin masuk

sekolah saat akan belajar PKn

Saya bolos sekolah saat akan belajar PKn

5 Saya senang saat akan

belajar PKn

Saya tidak senang saat akan belajar PKn 6

Konatif

Saya perlu perisapan dalam mengikuti pelajaran PKn

Saya tidak perlu perisapan dalam mengikuti pelajaran PKn

8 Saya aktif menyiapkan

buku PKn

Saya tidak menyiapkan buku PKn

5. Sikap saat mengikuti pelajaran

No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel 1

Kognatif

Saya bersemangat dalam mengikuti pembelajaran PKn.

Saya kesulitan dalam mengikuti

pembelajaran PKn.

2 Bagi saya pembelajaran

PKn itu menyenangkan.

Bagi saya pembelajaran PKn itu sulit.

3

Afektif

Saya mendapatkan manfaat pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn.

Saya tidak

mendapatkan manfaat pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn.

4 Mata Pelajaran PKn

membuat ilmu

Mata pelajaran PKn tidak berpengaruh bagi


(64)

42 pengetahuan saya

berkembang.

kehidupan saya.

5

Mata Pelajaran PKn

membuat ilmu

pengetahuan saya berkembang.

Mata pelajaran PKn tidak berpengaruh bagi kehidupan saya.

6

Konatif Saya mendengarkan dengan sungguh-sungguh saat belajar mata pelajaranPKn.

Saya mendengarkan dengan tidak sungguh-sungguh saat belajar mata pelajaran PKn.

6. Sikap setelah mengikuti pelajaran

No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel

1

Kognitif

Setelah mendapatkan pengetahuan, saya menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah mendapatkan pengetahuan, saya tidak menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2

Saya berperilaku baik setelah mempelajari pembelajaran Pkn.

Saya mengalami hambatan

mengembangkan perilaku setelah mempelajari Pkn.

3 Afektif

Saya dapat

menggunakan

pengetahuan yang didapatkan dalam kegiatan sehari-hari.

Saya dapat

menggunakan

pengetahuan yang didapatkan terbatas di lingkungan rumah.

4

Konatif

Saya memberikan contoh sikap tindakan setelah mempelajari ilmu pengetahuan.

Saya kesulitan memberikan contoh sikap tindakan setelah mempelajari ilmu pengetahuan.

5

Saya mengetahui sikap apa yang ingin saya kembangkan setelah mengikuti

pembelajaran.

Saya tidak mengetahui sikap yang ingin dikembangkan setelah mengikuti

pembelajaran.

Berdasarkan kisi-kisi penyusunan kuesioner presepsi dan Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn.


(65)

43 Tabel 3.8 Sebaran Uji Coba Kuesioner Presepsi Siswa pada Mata Pelajaran

PKn Indikator Indiaktor Ahli Pernyataan

farvorable Pernyataan unfarvorable Jumlah pernyataan farvorable Jumlah pernyataan unfarvorable Total Persepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran dalam pembelajara n PKn

Menyerap 1, 2, 3 8, 9, 10,

7 7 14

Mengerti 4, 5, 6, 7 11, 12, 13, 14 Persepsi tentang langkah-langkah pelajaran dalam pembelajara n PKn

Menyerap 15, 16 20, 21

5 5 10

Mengerti 17, 18, 19 22, 23,24

Persepsi tentang interaksi dalam pembelajara n PKn

Menyerap 25, 26 30, 31, 32

5 5 10

Mengerti 27, 28, 29 33, 34, 38

Tabel 3.9 Sebaran Uji Coba Kuesioner Sikap siswa pada Mata Pelajaran PKn

Indikator Indikator Ahli Pernyataan farvorable Pernyataan unfarvorable Jumlah pernyataan farvorable Jumlah pernyataan unfarvorable Total Sikap siswa sebelum pembelajaran

Kognitif 1, 2 7, 8

6 6 12

Afektif 3 ,4 9, 10

Konatif 5, 6 11, 12

Sikap siswa saat

pembelajaran

Kognitif 13, 14 19, 20,

6 6 12

Afektif 15, 16 21,22 Konatif 17, 18 23, 24


(66)

44 setelah

pembelajaran

Afektif 27, 28 33, 34, 35 Konatif 29, 30 36, 37, 38

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Teknik yang digunakan untuk menguji instrumen ini adalah teknik validitas dan reliabilitas. Validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan untuk menguji kevalidan dan kereliabilitasan suatu instrumen penelitian. Berikut ini penjelas mengenai validitas dan reliabilitas.

Menurut Sugiyono (2014: 174) pada dasarnya ada dua macam instrumen. Instrumen yang berbentuk test dan instrumen non test. Instrumen test digunakan untuk mengukur prestasi belajar. Instrumen nontes digunakan untuk mengukur sikap. Instrumen yang berupa tes jawabannya adalah “salah atau benar”, sedangkan instrumen sikap adalah “positif atau negatif”.

3.7.1 Validitas

Validitas merupakan pengukuran yang digunakan untuk mengetahui seberapa banyak jumlah dari pengukuran tersebut. Validitas terbagi menjadi dua yaitu logis dan empiris. Validitas logis penekanan terhadap penalaran sedangkan validitas empiris lebih menekan pada dua cara yang dilakukan dalam menguji bahwa sebuah instrumen memang valid. Validitas menunjukan kemampuan alat ukut atau instrumen penelitian dalam mengukur suatu hal yang akan didapatkan dari penggunaan instrumen tersebut (Nugroho,2011).

Validitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas yang sering digunakan dalam penelitian menurut (Masidjo, 2010: 243) yaitu validitas isi dan validitas empiris. Validasi isi


(67)

45 merupakan validdasi yang merumuskan sampai dimana isi tes atau alat ukur yang akan dikur atau di teskan. Sedangkan validitas empiris adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada hasil analisis yang bersifat empiris.

3.7.1.1 Validitas Isi

Validitas isi adalah validitas yang menunjukkan apakah suatu alat ukur/instrumen mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur (Siregar, 2014: 46-47). Untuk instrumen yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan (Sugiyono, 2015: 182). Peneliti membandingkan instrumen hasil konsultasi terhadap guru dan kepala sekolah dengan pernyataan hasil kuisioner atau angket yang diisi oleh siswa. Berikut adalah tabel hasil pengujian validitas isi:

Tabel 3.10 Expert Judgement

No Komponen Penelitian Expert Judgement Rerata

Skor Dosen I Dosen II Guru SD Total

1 Kejalasan rumusan 3 4 4 11

2 Kelengkapan cangkupan rumusan indicator

4 4 3 11

3 Kesesuaian dengan buku yang digunakan

4 3 3 10

4 Kesesuaian dengan indikator yang ingin dicapai

4 3 4 11

5 Kesesuaian dengan peserta didik 3 3 4 10

6 Keruntutan dan sistematika isi instrument

3 4 3 10

7 Kesesuaian isi instrumen dengan buku yang digunakan


(68)

46 8 Mencantukan referensi buka dalam

instrument

3 3 3 9

9 Ketepatan ejaan 4 4 3 11

10 Ketepatan pilihan kata 3 4 4 11

11 Kebakuan struktur kalimat 3 3 3 9

12 Kebakuan bentuk huruf 4 3 4 11

Total Skor 125

Rata-rata 86,8

Total skor yang didapat dari Dosen 1, dosen 2 dan Guru SD sebesar 125.

Kemudian untuk menghitung rata-rata skor tersebut dengan menggunakan rumus:

Kemudian mendapatkan hasil 86,8 dengan rentang nilai sebagai berikut:

Tabel 3.11 Rentang Nilai

Kategori Rentang Nilai

Layak tidak perlu perbaikan 100

Layak dengan perbaikan 41 – 99

Tidak Layak 1 – 40

Kesimpulan dari validitas isi yang dilakukan dengan expert judgement diperoleh rata-rata sebesar 86,8. Rata-rata tersebut berada pada rentang nilai 41-99 sehingga instrumen tersebut masuk ke dalam kategori layak dengan perbaikan.

3.7.1.2 Validitas Empiris

Validitas empiris adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada hasil analisis yang bersifat empiris. Dengan kata lain, validitas empirik adalah validitas


(69)

47 yang bersumber dari pada atau diperoleh atas dasar pengamatan di lapangan (Sudijono, 2009). Setelah pengujian empiris dari ahli dan berdasarkan pengalaman di lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Instrumen tersebut dicobakan pada sampel dari mana populasi diambil.

Pada penelitian ini yang digunakan untuk validasi kuesioner persepsi siswa dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn. Penentuan validitas kuesioner persepsi siswa dan Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn dilakukan melalui expert judgement dengan mengkonsultasikan instrumen pada dosen pembimbing. Kuesioner disebarkan pada siswa kelas III di lima Sekolah Dasar. Ke-lima Sekolah dasar itu adalah SD N Peleman 2, SD Bobkri Gondolayu, SD Ngering, SD N Granting dan SDN deresan. Target penelitian ini adalah masing-masing indikator minimal satu item yang valid dan reliabel. Untuk mempermudah validitas empiris peneliti menggunakan program SPSS Versi 20 dengan uji Pearson Correlatin, dengan kriteria suatu instrumen dikatakan valid jika r tabel < r hitung dan instrumen dikatakan tidak valid jika r tabel > dari r hitung. Berdasarkan susunan sebaran item uji coba kuesioner presepsi dan sikap pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, maka didapatkan sebagai berikut:

Tabel 3.12 Hasil Uji Coba Validitas Presepsi siswa pada Mata Pelajaran Pkn

No Pernyataan r hitung

r tabel Keputusan

1 Item 1 1 .207 Tidak valid 2 Item 2 .241’ .207 Valid 3 Item 3 .113 .207 Tidak valid


(70)

48 4 Item 4 .276” .207 Valid

5 Item 5

.003 .207 Tidak valid 6 Item 6

.085 .207 Tidak valid 7 Item 7 .230’ .207

Valid 8 Item 8

.039 .207 Tidak valid 9 Item 9

.-123 .207 Tidak valid 10 Item 10

.106 .207 Tidak valid 11 Item 11

.091 .207 Tidak valid 12 Item 12 .434” .207

Valid 13 Item 13

.145 .207 Tidak valid 14 Item 14 .223’ .207 Valid 15 Item 15 .243’ .207

Valid 16 Item 16 .220’ .207 Valid 17 Item 17

.176 .207 Tidak valid 18 Item 18 .282” .207

Valid 19 Item 19

.123 .207 Tidak valid 20 Item 20

.114 .207 Tidak valid 21 Item 21 .292” .207

Valid 22 Item 22

.047 .207 Tidak valid 23 Item 23

.063 .207 Tidak valid 24 Item 24

.205 .207 Tidak valid 25 Item 25 .241’ .207

Valid 26 Item 26

.119 .207 Tidak valid 27 Item 27

.119 .207 Tidak valid 28 Item 28 357” .207

Valid 29 Item 29 .416” .207 Valid 30 Item 30 .229’ .207 Valid 31 Item 31


(71)

49 32 Item 32

.204 .207 Tidak valid 33 Item 33

.-103 .207 Tidak valid 34 Item 34

.197 .207 Tidak valid 35 Item 35 .231’ .207

Valid 36 Item 36

.075 .207 Tidak valid 37 Item 37

.191 .207 Tidak valid 38 Item 38

.123 .207 Tidak valid

Dari tabel diatas diperoleh 14 item yang valid. Dari 14 item tersebut masing-masing sudah memenuhi keenam indikator. Berikut adalah tabel indikator dan perenyataan yang mewakili indikator.

Tabel 3.13 Item Kuesioner Persepsi dan Sikap yang Valid No Indikator Indikator Ahli No Item yang

Valid

Jumlah 1 Presepsi tentang

materi, media, dan sarana pelajaran dalam pembelajaran PKn

Menyerap 2,7,12 4

Mengerti 4

2 Presepsi tentang langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn

Menyerap 14,16,18,21 5

Mengerti 15

3 Presepsi tentang interaksidalampe mbelajaranPKn

Menyerap 25,29,35 5


(1)

135 Based Learning?

7 Apakah setelah ini ibu akan mengajar


(2)

136 Lampiran 5.1 Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran


(3)

(4)

138 Lampiran 5.2 Surat Ijin Penelitian


(5)

(6)

140 CURRUCULUM VITAE

Agnesia Yolanda Lola Tri Ariska merupakan anak ketiga dari pasangan Yoseph Supriyanto dengan Yuliana Sri Suprani di Sragen pada tanggal 24 juli 1995. Pendidikan awal dimulai dari TK Bhayangkari, Sragen tahun 1999-2001. Pendidikan dilanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar Negri Peleman 2, Sragen pada tahun 2001-2007. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama N Gemolong 1, Sragen pada tahun 2007-2010. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Gemolong, Sragen pada tahun 2010-2013. Penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma pada tahun 2013 hingga sekarang. Semasa menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma penulis pernah mengikuti berbagai kegiatan diantaranya: Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I, Pelatihan Pengembangan Kepribadian II, Penguasaan Bahasa Inggris Aktif, English Club, Kursus Mahir Dasar, Inisiasi Mahasiswa Keguruan,

Week End Moral, Seminar Reinventing Chilhood Education, kepanitiaan Sport

League, dan kepanitiaan Insipro PGSD.