Redesain GOR Saparua studi kasus Jl.Saparua-Bandung

(1)

SURAT

KETERANGAN

PENYERAHAN

HAK EKSKLUSIF

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, bersedia :

"Bahwa hasil penelitian dapat dionlinekan sesuai dengan peraturan yang berlaku, untuk kepentingan riset dan pendidikan".

Bandung, 12 September 2013

S v a i k h A l i A h m a d N I M :1 . 0 4 . 0 8 . 0 1 5

Dr. Andi Haraoan S., ST, MT NIP :4t27 70 L2017 Penulis,


(2)

(3)

Curriculum Vitae

Personalia

Full Name : Syaikh Ali Achmad Date of Birth : 06/03/1990 Nationality : Indonesian

Current Address : Flores street No.1, Bandung Phone : +62 22 4241041

E-Mail : ali11achmad@gmail.com

Education

1996-2002 : SDN 35 Parepare

2002-2005 : MTs Alzaytun International School 2005-2008 : MA Alzaytun International School 2008-2013 : Indonesian Computer University

Seminar & Workshop

Global Warming, Bandung, 2009 Why Architecture, Bandung 2010 Arsitektur Kontekstual, Bandung 2010 Revitalisasi Arsitektur, Bandung 2010 Arsitektur Untuk Nusantara, Ternate 2011 ArNus (Arsitektur Nusantara), Makassar, 2011


(4)

Organizational Experience 2007-2012

2007 : Organisasi Pelajar Al-Zaytun (OPAZ) divisi Kesejahtraan 2008 : LK 1 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

2009 : Anggota Himpunan Mahasiswa Arsitektur Unikom

2010 : Pengurus Asrama Sulawesi Selatan Lontara, divisi Hubungan Masyarakat 2011 : Ketua Himpunan Mahasiswa Arsitektur Unikom

2011 : Delegasi Forum Ikatan Mahasiswa Arsitektur (FIMA) Jawa Barat 2011 : Peserta Forum (FK TKI MAI) Mahasiswa Arsitektur Indonesia 2012 : Ketua Asrama Mahasiswa Sulawesi Selatan Lontara

Riset Experience

Penelitian Pengaruh Arsitektur Pada Tingkah Laku Anak, di Desa Karang Antu, Banten, 2011

Work Experience 2010-2013

Designer Interior of PT. Dheza Art, Bandung 2010 Senior Designer Interior of PT. Dheza Art, Bandung 2011 Designer Art of PT. Amura Pratama, Bandung & Makassar 2012 Designer Architecture and Interior of PT. BITA, Bandung 2013

Manager Art & Design Photoghaphy of MagnusNesia Production, Bandung 2013

Knowledge General:

• Design

o6years of experience with Photoshop on Weapon and Prop Texturing o4years of Vector Design with Illustrator and Corel Draw

o4years of 3D Modelling Experience with SketchUp, Autocad, 3DsMax o4 years of 3D Rendering with V-Ray, Twilight

• Photography & Videofraphy

o3 years of experience journey on Indonesia

o1 years photografer on MagnusNesia Production House

Software:


(5)

oPhotoshop oIllustrator oDreamweaver oInDesign oLight Room • AutoDesk

o3DsMax2009-2012 oAutocad2000-2013 • Google

oSketchUp6-13 • Microsoft

oWord oExel

oPower Point oPublisher

Language Knowledge • Indonesia : Native • English : Passive • Arabic : Passive


(6)

R

R

E

E

-

-

D

D

E

E

S

S

A

A

I

I

N

N

S

S

A ARR

S SEE

S

Seebbaagg

J

JUURRUU

F

FAAKKUULL

U

UNNIIVV

N

N

G

G

.

.

O

O

.

.

R

R

S

S

A

A

P

P

A

A

R

R

U

U

A

A

B

B

A

A

N

N

D

D

U

U

N

N

S

S

TR

T

RU

UC

CT

TU

UR

RE

E

E

EX

XP

PO

OS

S

E

E

L

LAAPPOORRAANNPPEERRAANNCCAANNGGAANN R

R3388331133SS––SSTTUUDDIIOOTTUUGGAASSAAKKHHIIRR E

EMMEESSTTEERRVVIIIIIITTAAHHUUNN22001122//22001133

g

gaaiiPPeerrssyyaarraattaannuunnttuukkMMeemmppeerroolleehhGGeellaarr S

SaarrjjaannaaTTeekknniikkAArrssiitteekkttuurr

O

Olleehh::

S

Sy

y

a

a

ik

i

kh

h

A

Al

li

i

A

Ac

ch

h

ma

m

ad

d

1

1

0

0

4

4

0

0

8

8

0

01

19

9

U

USSAANNTTEEKKNNIIKKAARRSSIITTEEKKTTUURR

L

LTTAASSTTEEKKNNIIKKDDAANNIILLMMUUKKOOMMPPUUTTEERR

V

VEERRSSIITTAASSKKOOMMPPUUTTEERRIINNDDOONNEESSIIAA T

TAAHHUUNN22001133

N

N

G

G


(7)

R

R

E

E

-

-

D

D

E

E

S

S

A

A

I

I

N

N

S

S

Ketua Jurusan,

Dr. Salmon P. Martana NIK. 4127 70 12

Ketua Jurusan,

Dr. Salmon P. Martana NIK. 4127 70 12

L

LEEMMBBAARRPPEERRSSEETTUUJJUUAANN L

LAAPPOORRAANNTTUUGGAASSAAKKHHIIRR

N

N

G

G

.

.

O

O

.

.

R

R

S

S

A

A

P

P

A

A

R

R

U

U

A

A

B

B

A

A

N

N

D

D

U

U

N

N

S

S

TR

T

RU

UC

CT

TU

UR

RE

E

E

EX

XP

PO

OS

S

E

E

O

Olleehh::

S

Sy

y

a

a

ik

i

kh

h

A

Al

li

i

A

Ac

ch

h

ma

m

ad

d

1

1

0

0

4

4

0

0

8

8

0

01

19

9

D

DiisseettuujjuuiiddiiBBaanndduunngg,,MMaarreett22001133 O

Olleehh::

Dosen Pembimbing,

na., ST., MT. 12 011

Dr. Andi Harapan., NIK. 4127 70 1

M

Meennggeettaahhuuii::

n, Peminpin Sidang,

na., ST., MT. 12 011

Dhini Dewiyanti Tant NIK. 4127 70 1

N

N

G

G

., ST., MT. 12 015

ntarto, Ir., MT 12 010


(8)

Structure Expose

v

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan atas karunia Allah SWT, atas rahmat dan

hidayah-Nya yang selalu diberikan kepada hamba-hidayah-Nya sehingga laporan tugas akhir ini dapat

terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Dengan segala segala hambatan yang ada, menjadikan

penulis lebih dewasa dan lebih bersyukur lagi.

Laporan tugas akhir ini diberi judul Re-desain GOR Saprua Bandung ini merupakan

penjabaran desain dari segala permasalahan yang ditemui di lapangan dan dikombinasikan

dengan arahan dosen pembimbing penulis, yang merupakan persyaratan utama untuk

menyelesaikan studi program S1 Teknik Arsitektur di Kampus Universitas Komputer Indonesia,

bandung.

Dari semua pengalaman dan hambatan yang dialami setelah menyelesaikan Studio

Tugas Akhir, penulis berusaha merangkum semua arahan dan masukan. Laporan ini diharapkan

berguna bagi teman-teman mahasiswa yang menempuh program studi S1 Arsitektur. Serta

dapat digunakan sebaik-baiknya guna kepentingan pendidikan.

Dalam kesempatan tertulis ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

sebesar- esar ya atas segala duku ga , i i ga , da do’a sela a Tugas Akhir erla gsu g, terutama kepada Bapak Dr. Andi Harapan., ST., MT selaku dosen pembimbing Studio Tugas

Akhir yang telah banyak sekali meluangkan waktu serta pikiran selama proses Studio Tugas

Akhir ini berlangsung, hingga proses akhir penulisan laporan ini. Serta kepada beberapa pihak,

diantaranya :

 Bapak Dr. Salmon P. Martana., ST., MT , selaku ketua jurusan Teknik Arsitektur Unikom, yang telah banyak mendukung dalam Studio Tugas Akhir.

 Ibu Dhini D. Tantarto., Ir., MT , selaku koordinator tugas akhir serta dosen penguji yang banyak sekali memberi masukannya.


(9)

Structure Expose

vi

 Ibu Wanita Subadra Abioso., Ir., MT , Bapak Rahi Sukardi, Ir., MT , selaku dosen penguji selama proses siding Studio Tugas Akhir yang telah memberikan kritikan dan saran yang

membangun,

 Ayahanda Mardin, SE , terimakasih telah memberikan semua kepercayaan, dukungan

serta do’a ya da juga kepada I u da ter i ta Mardawiah ya g telah e erika kasih

sayang ya sela a hidupku, serta do’a ya g ter aik sepa ja g hari.

 Teman-teman MAI, FIMA Jabar yang memberikan motivasi serta candaan segarnya.

 Sodara-sodaraku tersayang di Asrama Mahasiswa Sulawesi Selatan Lontara, 23 orang terasa keluarga super besar tanpa ada sunyi sedetikpun di Asrama.

 Sodara-sodaraku Alumni Alzaytun 2008, Fortuned Bandung, yang rajin mengunjungi dengan tidak terencana ke Asrama. [Stay together]

 Rekan-rekan Arsitektur 2008 yang semakin kompak dan dewasa, semoga cepat menyelesaikan pendidikannya di Program Studi Arsitektur Unikom.

 Kakak-kakak dan adik-adik di Jurusan Arsitektur Unikom, pertahankan Etika sebagai sarjana yang baik dan benar.

 Segala pihak yang membantu baik secara langsung dan tidak langsung selama proses Studio Tugas Akhir berlangsung.

Penulis menyadari, dalam proses penulisan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh

dari sempurna. Untuk penyempurnaan penulisan dan penunjang pendidikan, maka kritik dan

saran akan sangat membantu dikemudian hari. Akhir kata penulis mengharapkan, semoga

laporan ini dapat bermanfaat bagi segala pihak yang membutuhkan referensi untuk

kepentingan pendidikan dalam bidang Arsitektur di Kampus UNIKOM.

Bandung, Juni 2013


(10)

Structure Expose

vii

DAFTAR ISI

Kop Judul ………. i

Lembar Pengesahan ………... ii

Abstrak ………. iii

Kata Pengantar ……… iv

Daftar Isi ………. v

Daftar Gambar ………... vi

Daftar Tabel ………. vii

BAB 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ……….. 1

1.2 Maksud dan Tujuan ……….. 2

1.3 Masalah dan Potensi Perancangan Tapak ……….. 3

1.4 Pendekatan ………. 5

1.5 Ruang Lingkup Pembahasan ……….. 7

1.6 Kerangka Berfikir ……….. 9

1.7 Sistematika Pembahasan ……….. 10

BAB 2. Deskripsi Proyek 2.1 Data Umum Proyek ………. 11

2.2 Fasilitas ………. 12

2.3 Program Kegiatan ……….. 14

2.4 Kebutuhan Ruang ……….. 17


(11)

Structure Expose

viii

BAB. 3 Elaborasi Tema

3.1 Pengertian Tema ……….. 25

3.2 Interpretasi Tema ……… 27

3.3 Studi Literatur Proyek Sejenis ……….. 29

BAB. 4 Analisis 4.1 Analisis Fungsional Bangunan ……… 34

4.1.1 Organisasi Ruang ……… 34

4.1.2 Ruang Yang Perlu Ditambahkan ………. 35

4.1.3 Peraturan Standar Perancangan ………... 36

4.2 Analisis Kondisi Lingkungan ……….. 41

4.2.1 Kondisi EksistingSekitar ………. 43

4.2.2 Tata Guna Lahan ……….. 44

4.2.3 Aksessibilitas ……… 44

4.2.4 Fasilitas Umum ……….. 46

BAB. 5 Konsep Perancangan 5.1 Konsep Dasar Desain ……… 47

5.2 Konsep Rencana Tapak ……….. 51

5.3 Konsep Massa Bangunan ……….. 52

5.4 Konsep Sirkulasi dalam Tapak ……… 53

5.5 Konsep Ruang Terbuka dan Tata Hijau ……… 55

BAB. 6 Desain Perancangan 6.1 Identitas Proyek ……… 56

6.1.1 Peta Situasi ……… 57


(12)

Structure Expose

ix

6.2.1 Desain Perancangan Tapak ………. 58

6.2.2 Desain Perancangan Bangunan ……… 59

6.2.3 Desain Ruang Terbuka dan Tata Hijau ……….. 62

6.2.4 Desain Fasilitas Umum ………. 65

6.2.5 Perspektif Eksterior Tapak ………. 67

6.2.6 Perspektif Interior Bangunan ………. 68

Daftar Pustaka ………... 69


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Frick H, FX Bambang Suskiyanto, (1998), Dasar-dasar Eko-arsitektur,

Penerbit Kanisius,Yogyakarta.

Neufert, Ernst, (202), Data Arsitek¸jilid II Edisi 33

www.wikipedia.org/Basket-Arena-London www.wikipedia.org/Hellinkon-Arena


(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan dan prestasi Indonesia dalam bidang olahraga sangat memprihatinkan, tidak ada lagi generasi penerus dari atlet-atlet legendaris Indonesia yang dulu pernah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Hal ini sejalan dengan sarana dan prasarana olahraga, yang diperuntukkan untuk para atlet kebanggaan negeri. Telah banyak fasilitas olahraga yang sudah tidak layak lagi digunakan, fasilitas yang tidak terawatt, kondisi fisik yang sudah termkan usia, kapasitas yang kurang memadahi hingga tingkat kwalitas ruang yang tidak sesuai dengan standar internasional.

Saat ini ada sekitar ribuan gelanggang olahraga yang terdaftar oleh kementrian olahraga Republik Indonesia, dan ada sekitar 45% gelanggang olahraga yang perlu mendapat perhatian khusus. Untuk wilayah Jawa Barat sendiri, sudah terdapat beberapa gelanggang olahraga yang telah memenuhi standar Indonesia. Pada pembahasan mengenai gelanggang olahraga kali ini, pembahasan dikhususkan untuk Kotamadya Bandung. Masih kurangnya gelanggang yang memenuhi standar yang ada, apalagi kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat. Karena semakin berkurangnya lahan yang strategis dan luas d kodya bandung, maka sangat susah untuk lahan dengan peruntukan sebagai sebuah gelanggang olahraga. Karena alasan tersebut, dan diperkuat dengan telah adanya gelanggang olahraga yang berada di pusat kota serta lahan yang strategis, maka alangkah baiknya jika gelanggang diarahkan kearah desain ulang saja. Untuk mengoptimalkan space yang sudah ada itu, maka gelanggang olahraga tidak lagi dibangun gedung baru, melainkan memilah yang telah ada dan dirubah menuju ke fasilitas yang lebih baik dan memenuhi standar internasional.

Dari pembahasan di atas ditarik sebuah kesimpulan, alangkah lebih baiknya mengoptimalkan beberapa fasilitas olahraga berupa gedung olahraga, yang telah ada


(15)

namun perlu dilakukan beberapa perbaikan. Dengan memperhatikan segala aspek perancangan, dari fisik dan non-fisik rancangan.

Gelanggang olahraga Saparua Bandung, merupakan GOR untuk cabang olahraga Basket. Dan digunakan sebagai tempat pelatihan bagi atlet Jawa Barat. dengan pertimbangan-pertimbangan diatas, maka yang menjadi objek perbaikan re-desain adalah GOR Saparua Bandung.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD

Merancang sebuah gelangang olahraga yang baik, perancangan ini merupakan pekerjaan yang cukup berat mengingat, telah terdapat standar-standar perancangan yang diatur oleh undang-undang Standar Nasional Indonesia (SNI), mengenai segala yang diperuntukkan,mulai dari fisik hingga non-fisik rancangan. TUJUAN

Tujuan Umum

Merancang sebuah fasilitas olahraga berupa gelanggang olahraga yang memenuhi standar, dengan tetap memperhatikan segala aspek perancangan, baro meter rancangan yang disesuaikan dengan konsisi eksisting tapak

Tujuan Perancangan

A. Memberikan fasilitas olahraga yang memenuhi standar perancangan, meliputi segala aspek rancangan.

B. Merancang sebuah fasilitas yang menjadi tempat berinteraksinya sesame atlet, tetapi tidak menutupkemungkinan juga bagi masyarakat umum.

C. Merancang kembali gedung yang telah ada, dan diharapkan dapat mengembalikan kejayaan gedung dimasa lalu.

1.3 MASALAH DAN POTENSI PERANCANGAN Masalah Umum Tapak


(16)

Dari hasil pengamatan secara berkala, gelanggang olahraga Saparua Bandung, telah mulai ditinggalkan oleh masyarakat, dikarenakan kondisinya yang sudah kurang nyaman lagi untuk berolahraga, diantara beberapa permasalahan :

o Paling utama adalah dana dari pemerintah sebagai pihak penyedia, sangat terbatas bahkan untuk pemeliharaan saja sangat minim.

o Kurangnya kepedulian dari pemerintah dan pengguna fasilitas untuk

menggunakan fasilitas dengan baik dan sewajarnya.

o Karena berada ditengah Kota Bandung, maka perlu adanya pengolahan khusu untuk mengurangi dampak atau beban lingkungan yang mungkin terjadi, seperti kemacetan, kebisingan, dll.

o Pada malam hari fasilitas publik yang sangat potensial ini, hamper tidak

ada kegiatan yang berlangsung karena alasan penerangan.

Masalah Khusus Bangunan

o Kapasitas penonton yang kurang memenuhi, standar untuk Kotamadya o Penerangan yang kurang baik, mengakibatkan kwalitas penerangan yang

buruk bagi pengguna gedung.

o Jeleknya penghawaan yang keluar dan masukbangunan, menurunkan kwalitas kenyamanan karena meningkatkan suhu termal. Saat berolahraga, suhu tubuh meningkat, juga diikutikebutuhan oksigen yang juga meningkat. Jika kurang terpenuhi,mengakibatkan ketidak nyamanan saat menggunakan gedung.

o Fasilitas pendukung yang sudah tidak layak pakai juga menjadi faktor yang diperhatikan, tidak adanya locker khusu untuk atlet, tidak adanya pemisahan jalur sirkulasi bagi pengunjung, atlet dan pengelola gedung.

o Masih banyak sekali kebutuhan ruang yang belum terpenuhi, seperti ruang tiket, kantor pengelola, ruang ganti pemain, dll.


(17)

o Kurangya penerangan dimalam hari, mengakibatkan enggannya masyarakat untuk datang ke fasilitas outdoor dari gelanggang olahraga Saparua Bandung.

o Tidak terdapat fasilitas penunjang yang menghidupi kebutuhan keseharian gedung, seperti kantin, kafe, took olahraga, dll.

o Tidak terdapat parkir khusus Bus pengunjung, mengakibatkan sering terjadinya kemacetan di luar area dan crossing antara kendaraan dan pengunjung .

o Fasilitas servis untuk pengunjung di luar gedung, juga tidak didapati

diarea Saparua.

POTENSI

 Bandung merupakan kota kreatif, telah banyak perubahan generasi muda kearah yang lebih baik.

 Lokasi dari GOR Saparua yang strategis, karena berada di tengah Kota Bandung serta akses menuju lokasi sangat mudah dan terdapat banyak angkutan umum yang melewati lokasi GOR.

 Terdapat beberapa komunitas yang sudah mendapatkan ijin menggunakan dan mengembangkan sebidang area di lokasi GOR Saparua, diantaranya : Komunitas Sepeda BMX, Komunitas Skateboard, Komunitas Remote Kontrol, dan lainnya, sehingga dapat diprediksi beberapa konitas ini yang akan memakai dan menempati area ini.

 Belum ada sarana penunjang yang menaungi banyak komunitas didalamnya, sehingga dapat menjadi sarana percontohan.

1.4 PENDEKATAN

Beberapa pendekatan guna mempermudah proses perancangan re-desain GOR Saparua Bandung telah dilakukan, diantaranya sebagai berikut :


(18)

Pendekatan masalah dengan mempelajari program-perogram ruang dari beberapa GOR yang sudah baik, dengan mempelaji standar-standar yang telah ditetapkan di undang-undang dan Standar Nasional Indonesia (SNI), mempelajari standar dimensi peruntukan gedung untuk fungsi gelanggang olahraga di beberapa buku panduan Teknik Arsitektur. Dari itu semua diharapkan meminimalisasi kekurangan dari kebutuhan akan kwalitas ruang Arsitektur.

WAWANCARA

Telah dilakukan beberapa wawancara, guna memperoleh informasi mengenai segala kekurangan dan potensi yang dirasakan langsung oleh pengguna gedung dan area olahraga lainnya. Ada yang datang ke area olahraga dalam sepekan sekali, ada yang hampir tiap hari, dan juga beberapa atlet yang telah berlatih dan menggunakan GOR Saparua sepanjang hari, sampai pihak pengelola gedung juga telah diwawancara dan dimintai harapan mereka kedepannya. Ini menjadi data yang penting dalam proses perancangan, karena beberapa pihak tersebutlah yang nantinya menjadi pengguna bangunan dalamjangka panjang. Dan juga agar meminimalisir kekurangan dalam rancangan re-desain GOR Saparua bandung, informasi dari pengguna gedung juga diperkuat dari hasil wawancara penduduk yang bertempat tinggal disekitar GOR Saparua Bandung.

PENGAMATAN LAPANGAN

Pengamatan langsung suasana GOR Saparua yang dilakukan selama hampir 2 minggu berikutnya. Dan dalam beberapa kesempatan juga diamati setiap kondisi eksisting dari pagi, siang dan malam hari. Juga beberapa hari kerja dan beberapa hari libur kerja juga. Hal itu dilakukanuntuk mempelajari karakter pengguna gedung dan area olahraga Saparua.

STUDI BANDING

 Studi banding dilakukan dengan memilih beberapa gedung olahraga yang telah baik secara standar dan baik secara kebutuhan ruangnya, beberapa dari


(19)

dalam negri dan juga dari luar negri. Namun juga memiliki kesaan dalam kondisi lingkungan, dan tentunya fungsinya sebagai gedung olahraga untuk olahraga bola basket.

 Memperlajari beberapa kajian pustaka yang berhasil memberikan solusi bagi rancangannya yang memiliki permasalahan lapangan hampir serupa dengan permasalahan yang ditemukan di GOR Saparua Bandung.

 Mempelajari dan membandingkan program ruang dari masing-masing referensi Gedung olahraga, dan mengambil beberapa program ruang yang dapat diterapkan dalam perncangan re-desain GOR Saparua Bandung dan mengadakan program ruang yang penting namun belum ada pada setiap gedung olahraga yang lain, untuk diterapkan di Gedung Saparua.

 Memahasi sistemtem sirkulasi untuk akses sibilitas bangunan lain dari fungsi yang lain juga, tetapi mereka mampu menerapkan sistem sirkulasi yang baik di luar gedung maupun sirkulasi di dalam gedung.

1.5 RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

Lingkup pekerjaan yang dikaji adalah merancang gedung olahraga yang nyaman, aman, hemat energi pemakaiaan, sesuai dengan standar internasional serta teratur secara penggunaa dan tercapainya semua kebutuhan pengguna gedung. Oleh karena itu perancangan akan membutuhkan banyak sekali input data yang sesuai dengan peruntukannya. Untuk kedepannya sarana olahraga ini diharapkan bisa menjadi percontohan bagi gedung-gedung dan fasilitas-fasilitas lain di Indonesia. Dan untuk meningkatkan standar fasilitas yang akan sejalan dengan peningkatan kinerja atlet negeri. Untuk penjabaran lebih jelasnya adalah sebagai berikut :

a) Fasilitas publik meliputi parkir, lahan terbuka hijau, corner recreation, area berolahraga yang baik dengan sesuai dengan kondisi dan prilaku pengguna gedung.


(20)

b) Fasilitas untuk atlet meliputi 3 lapangan basket indoor dan 1 lapangan pertandingan indoor, locker dan ruang ganti pemain yang telah disesuaikan dengan jumlah maksimal penggunadiambil dari jumlah lapangan yang direncanakan.

c) Fasilitas yang memenuhi standar SNI kafasitas penggunaan untuk Kotamadya Bandung yaitu sekitar tiga ribu kursi penonton.

d) Alur sirkulasi bagi pengguna gedung akan di bagi dalam 3 jalur untuk akses ke dalam gedung, yaitu :

 Sirkulasi untuk penonton

 Sirkulasi untuk pengelola gedung, dan

 Sirkulasi untuk atlet yang akan bertanding maupun akan berlatih.

e) Secara pengamatan yang akan ditambahkan dari perancangan re-desain GOR Saparua Bandung berupa fasilitas :

 Gedung penyambut dapat diakses langsung dari are parkir khusu pengunjung yang menggukan BUS.

 Kantin dan kafetaria yang berguna sebagai tempat melepas lelah dan mengembalikan stamina, juga berguna sebagai pemasukan perhari untuk perawatan dan pengembangan fasilitas lain dari area olahraga Saparua.

 Kafasitas parkir diperbanyak dengan pemanfaatan semi basement parkir, dengan kafasitas sekitar 300 mobil dan 600 sepeda motor. Dantetapakan ada area parkir outdoor dengan kafasitas 60 buah mobil.

 Akan ditempatkan beberapa titik toilet umum bagi pengguna area olahraga luar gedung.

 Dan untuk menambah daya tarik dan sebagai eye catcher berupa wall

climbing yang diharapkan menjadi salah satu landmark bagi lingkungan


(21)

1.6 KERANGKA BERFIKIR

1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN Bab 1 PENDAHULUAN

Konsep Perancangan  Struktur ekspos bentang lebar

 Konsep gubahan massa dengan parameter rancangan fungsi dan tapak

 Konsep background dari gedung militer disekitarnya

 Konsep pencahayaan dan penghawaan alami

Desain Akhir

Skematik Rancangan Re-desain GOR Saparua

Latar Belakang

Maksud dan Tujuan

Kasus Perancangan Permasalahan Kriteria Persyaratan teknis Program Ruang Analisis Analisis Tapak

 Potensi dan kendala dalam dan luar tapak Saparua

 Area hijau yang telah baik namun masih butuh penambahan

 Tingkat kwalitas ruang

 Inter koneksi dengan lingkungan sekitar

Analisis Fungsi

 Peraturan Standar Nasional Indonesia

 Analisis kebutuhan ruang dan penunjang

 Analisis hubungan antar ruang

 Analisis sistem sirkulasi dalam dan luarbangunan Kajian Teoritis Arsitektur Kajian Empiris Wawancara PengamatanLangsung


(22)

Pendahuluan merupakan uraian tentang latar belakang, maksud dan tujuan perancangan, asumsi-asumsi, permasalahan perancangan, potensi tapak, pendekatan perancangan, lingkup pekerjaan dan sistematika pembahasan

Bab 2 DESKRIPSI PROYEK

Terdiri atas uraian umum mengenai proyek, hubungan fungsional, persyaratan teknis , studi banding, program ruang dan alur sirkulasi Bab 3 ELABORASI TEMA

Berisi latar belakang pemilihan tema, iterpretasi tema dan inplikasi tema kedalam rancangan dan harapan kesesuaian tema dengan fungsi ruang dalam maupun ruang luar fasilitas olahraga Saparua Bandung

Bab 4 ANALISIS

Berisi analisa, pemitakatan dan diagram hubungan antar ruang, analiss ini dijabarkan dan dijadikan dasar dalam perancangan. Analisis fungsi dan kesesuaian dengan lingkungan.

Bab 5 KONSEP PERANCANGAN

Berisi tentang konsep dasar, konsep perancangan tapak dan konsep perancanan bangunan. Didalam konsep perancangan terdapat tentang konsep sirkulasi, konsep struktur, konsep pemitakatan, konsep tata ruang dan konsep pencapaian dari luar ke dalam gedung olahraga. Konsep fasade dan pembungkus bangunan, hingga konsep material.

Bab 6 DESAIN RANCANGAN

Berisi tentang data/identitas proyek rancangan re-desain GOR Saparua, desain perancangan tapak dan bangunan, gambar DED, gambar 3D,suasana eksterior dan interior.


(23)

(24)

BAB 2

DESKRIPSI PROYEK

2.1 DATA UMUM PROYEK

Kasus : Re-desain GOR Saparua Bandung

Tema : Structure Expose

Sifat Proyek : Fiktif Pemilik Proyek : Swasta Pemilik Dana : Pemerintah

Lokasi : Jl. Ambom No.9, Kelurahan itarum, Kabupaten Bandun Wetan, Kotamadya Bandung

Luas Lahan : ± 2,3 hektar

KDB : 60 %

KLB : 1

GSB : 8 meter

Lebar Jalan : 8 meter

Batas Site

Utara : Jl. Ambon (Hotel, café dan Rumah Sakir Halmahera Selatan : Jl. Aceh (Kodiklat TNI AD)


(25)

PENGERTIAN RE-DESAIN G.O.R SAPARUA BANDUNG

Kasus yang dipilih adalah salah satu gelanggang olahraga yang pernah Berjaya dimasa emasnya, dahulunya merupakan pusat banyak aktifitas diantaranya olahraga, konser musik hingga latihan militer. Re-desain merupakan proses rancangan dengan mengoptimalkan beberapa unsur dari bangunan lama ataupun betul-betul mengadakan kembali arsitektur yang lebih baik bahkan sangat berbeda dari bangunan awalnya. Aspek-aspek yang dirubah ataupun ditambahkan yaitu kafasitas penonton gedung olahraga, kebutuhan raung-ruang pendukung, beberapa gedung pendukung, dll. Dan yang dipertahankan antara lain peletakan massa utama dan massa pendukung, dll. Perancangan ulang gelanggang olahraga yang terletak di posat kota Bandung diharapkan meningkatkan kinerja atlet Jawa Barat dan Indonesia, serta dijadikan percontohan bagi gedung-gedung olahraga yang lainnya.

2.2 FASILITAS

Secara keseluruhan, fasilitas utama dan pendukung dari Gelanggang Olahraga Saparua Bandung ini terdiri dari :

 1 Lapangan pertandingan Indoor

 3 Lapangan latihan Indoor

 Ruang ganti dan locker pemain

 Ruang pengelola

 Toko olahraga

 Ruang karcis penonton

 Ruang gymnasium

 Jogging trek

 Wall climbing

 Gedung penyambut

Timur : Jl. Banda (Pemukiman dan kantor) Barat : Jl. Saparua (Taman Maluku)


(26)

 Cafeteria dan Kantin

 Area parkir outdoor dan area parkir outdoor

 Pos Keamanan

 Toilet umum

Gelanggang olahraga saparua merupakan fasilitas publik yang diperuntukkan untuk atlet dan masyarakat, dan bagi masyarakat yang ingin berolahraga di area indoor maupun outdoor akan dikenakan biaya perawatan sesuai dengan fasilitas yang akan dipakainya. Untuk atlet cabang olahraga basket yang telah diseleksi dari daerah hingga lolos di tim seleksi Pekan Olahraga Daerah (PORDA) dan akan terus dibawah kepertandingan lain hingga kancah internasional. Adapun tahapan seleksi untuk atlet antara lain :

Diagram 2.1 Tahap Seleksi Atlet

Setiap atlet yang telah dinyatakan lolos seleksi akan menjalani proses pelatihan di Gelanggang Olahraga Saparua secara gratis, dengan fasilitas yang full service. Mulai dari locker pemain pribadi, pembagian alat-alat olahraga hingga mes atlet yang terpisah dari area olahraga. SELEKSI ATLET BERPRESTASI DARI DAERAH SELEKSI ATLET CLUB KOTA BANDUNG SELEKSI ATLET JAWA BARAT SELEKSI ATLET INDONESIA UNTUK INTERNASIONAL


(27)

2.3. PROGRAM KEGIATAN

Karena fasilitas gedung olahraga Saparua Bandung tidak memiliki event rutin yang diadakan, maka kegiatan-kegiatan yang akan berlangsung di area fasilitas olahrga Saparua Bandung diantanya :

Kegitan pada Gelanggang Saparua Bandung, terbagi menjadi 2, yaitu : kegiatan atlet dan kegiatan pengelola.

Kegiatan Atlet

Kegiatan harian pada hari kerja dan harilibur dibedakan, agar tidak terjadi kejenuhan. Seperti terlihat pada tabel 2.1 dan tabel 2.2, telah dibuat program rutin untuk atlet agar semua pengguna gedung dapat menggunakan gedung secara teratur dan terjadwal.

Hari Kerja

Pukul Jenis Kegiatan Lokasi

07.00 – 17.00 Latihan fisik atlet basket Jogging trek

Pelatihan teori dan etika atlet Gedung penyambut

Latihan teknik Lapangan indoor

Latihan tanding Lapangan indoor

Isitirahat dan breafing Ruang ganti

Latihan fisik atlet Ruang Gymnasium

Istirahat dan makan Ruang breefing

Persiapan kembali ke mes atlet Ruang locker

Tabel.2.1 Kegiatan Harian Atlet

Hari Kerja

Pukul Jenis Kegiatan Lokasi

09.00 – 12.00 Breafing atlet Gedung Penyambut

Latihan fisik Jogging trek

Istirahat dan persiapan pulang Ruang ganti dan locker


(28)

Kegiatan Pengelola

Pengelola gedung juga dibuatkan program kegiatannya, karena perlu adanya ketegasan dan keteraturan dalam mengelola gedung. Seperti terlihat pada tabel 2.3 dan tabel 2.3, saya telah membagi kedalam program kegiatan dihari kerja dan program kegiatan dihari libur.

Hari Kerja

Pukul Jenis Kegiatan Penaggung Jawab

06.30 – 18.00 Persiapan semua area olahraga Divisi Kebersihan

Breafing Staf kantor pengelola

Pengecekan Logistik Divisi logistik Persiapan penyewaan area Divisi Marketing Persiapan toko olahraga Divisi Marketing Mendata akhir pemakaian Divisi Kebersihan

Tabel.2.3 Kegiatan Harian Pengelola

Hari Libur

Pukul Jenis Kegiatan Penaggung Jawab

06.30 – 22.00 Persiapan semua area olahraga Divisi Kebersihan

Breafing Staf kantor pengelola

Persiapan penyewaan area Divisi Marketing Persiapan toko olahraga Divisi Marketing Mendata akhir pemakaian Divisi Kebersihan

Tabel.2.4 Kegiatan Harian Pengelola

Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan job description dari pengelola area fasilitas olahraga dan gedung olahraga Saparua, sebagai berikut :


(29)

Memantau secara umum setiap divisi,dan bertanggung jawab sepenuhnya atas area olahraga dan gedung Saparua. Memimpin breafing karyawan, dan menentukan kebijakan.

 Divisi Logistik

Mendata logistik area olahraga dan gedung olahraga setiap hari, menjaga dan mengadakan logistic baru untuk meningkatkan pelayanan.

 Divisi Hubungan Masyarakat

Mengadakan dan menjadwalkan event penggunaan area olahraga dan gedung

olahraga Saparua.

 Divisi Marketing

Bertanggung jawab untuk toko olahraga, penyewaan fasilitas olahraga, mengelolah kafetaria dan kantin yang berada di area olahraga Saparua.

 Divisi Kebersihan

Mempersiapkan seluruh area olahraga sebelum digunakan atlet dan pengunjung umum. Menjaga kebersihan dan bekerjasama dengan divisi logistik dalam memantau fasilitas Gelanggang Saparua.

Untuk pemakaian secara umum, sedikit berbeda dengan atlet dan pengelola, diantaranya pada tabel 2.5 dan tabel 2.6 juga telah dibagi dalam kegiatan hari libur dan kegiatan dihari kerja :

Hari Kerja

Pukul Jenis Kegiatan Lokasi

07.00 – 11.00 Kuliner Cafeteria dan Kantin

Jogging Jogging trek

Panjat dinding Wall climbing

14.00 – 20.00 Kuliner Cafeteria dan Kantin

Jogging Jogging trek

Basket Basket Indoor

Panjat dinding Wall climbing


(30)

Hari Libur

Pukul Jenis Kegiatan Lokasi

07.00 – 22.00 Kuliner Cafeteria dan Kantin

Jogging Jogging trek

Panjat dinding Wall climbing

Kuliner Cafeteria dan Kantin

Jogging Jogging trek

Basket Basket Indoor

Panjat dinding Wall climbing

Tabel.2.6 Kegiatan Dihari Libur Pengunjung Umum

Dari penjabaran kegiatan tersebut diatas diharapkan adanya keteraturan dalam penggunaan fasilitas dan gedung olahraga Saparua Bandung, dengan menyusun jadwal kegiatan dan memisahkan antara jadwal kegiatan atlet dengan jadwal kegiatan untuk pengguna umum.

2.4 KEBUTUHAN RUANG

Program ruang dibuat agar menjadi patokan dalam menentukan standar luasan ruang yang dibutuhkan dalam Gedung Olahraga Saparua, terlihat pada tabel 2.7

Pengelola dan Atlet

Ruang Jumlah Dimensi (m) Luas (m2)

Kantor 1 12 X 9 X 1 108

Toko Olahraga 1 12 x 9 x 1 108

Gymnasium 1 12 x 9 x 1 108

Tiket Indoor 8 2 x 3 x 8 48

Tiket Outdoor 2 2 x 3 x 2 12

Locker dan ruang ganti 8 15 x 8 x 8 960

Service Indoor 4 6 x 6 x 4 144

Service Outdoor 2 6 x 6 x 2 72

Toilet Indoor 16 5 x 4 x16 320

Toilet outdoor 3 5 x 4 x 3 60

Parkir pengelola 15 2,5 x 4,5 x 15 168,75


(31)

Informasi 2 3 x 3 x 2 18

Tabel.2.7 Kebutuhan Ruang Pengelola dan Atlet

Pengunjung

Ruang Jumlah Dimensi (m) Luas (m2)

Kafetaria 2 15 x 7 x 2 210

Kantin 1 20 x 8 x 1 160

Jogging trek 1 40 x 20 x 1 800

Wall climbing 1 20 x 8 x 1 160

Gedung penyambut 1 20 x 8 x 1 160

Area terbuka hijau 40 %

Parkir indoor 350 2,5 x 4,5 x 350 37937,5

Parkir outdoor 60 2,5 x 4,5 x 60 675

Parkir Bus 4 15 x 3,5 x 4 210

Tabel.2.8 Kebutuhan Ruang Pengunjung

Dari semua kebutuhan ruang diatas berdasarkan pengamatan, wawancara, literatur dan standar dari setiap area olahraga dan gedung olahraga yang baik.

2.5 STUDI BANDING

1. BASKETBALL ARENA, LONDON

LOCATION : OLYMPIC PARK STRATFORD LONDON, UNITED KINGDOM

COORDINATES : 51.5486°N 0.0139°

WCOORDINATES : 51.5486°N 0.0139°W

BROKE GROUND : OCTOBER 2009

BUILT : JUNE 2011

OPERATOR : LOCOG

ARCHITECT : WILKINSON EYRE ARCHITECTS & KSS DESIGN GROUP

PROJECT MANAGER : SKM

STRUCTURAL ENGINEER : SKM


(32)


(33)

Gambar 2.2 Site Plan Basket Arena London

Dengan struktur tegak dan bentang lebar sederhana, tetapi juga tempat olahraga kelas dunia. arena terbuat dari komponen-komponen tersendiri tapi kokoh yang dapat dengan mudah dibongkar dan sub-dibagi untuk digunakan kembali di tempat lain, dengan lebih dari dua-pertiga dari bahan dan komponen untuk didaur ulang.


(34)

Gambar 2.3 Sistem Struktur Gambar 2.4 Interior Basket Arena London Sumber Gambar : www.wikipedia.org/Bbasket-arena-london

Arena, volume 30m tinggi persegi (setara dengan gedung tujuh lantai) terbuat dari kerangka baja dan portal dibungkus 20.000 meter persegi dari plastik pvc ringan phthalate-free dan dapat didaur ulang. para tim arsitek juga bekerja sama dengan united artist visual untuk menciptakan visul, pencahayaan serta warna untuk pertandingan pada malam hari.


(35)

2. HELLINIKON OLYMPIC ARENA

Gambar 2.4 Layout Hellinikon Arena

LOCATION : ELLINIKON, ATHENS, GREECE

COORDINATES : 37°53'37?N 23°43'24?E

BROKE GROUND : 2003

OPENED : JUNE 4, 2004

OWNER : OLYMPIC PROPERTIES S.A.

OPERATOR : OLYMPIC PROPERTIES S.A.

SURFACE : PARQUET

ARCHITECT : SANTIAGO CALATRAVA

MAIN CONTRACTOR : SMICHANIKI AND ELLISDON CONSTRUCTION CORPORATION

CAPACITY : BASKETBALL: 15,000[1] HANDBALL: 13,500


(36)

Gambar 2.5 Site Plan Hellinikon Arena

Gambar 2.6 Suasana Hellinkon Arena Gambar 2.7 Proses Konstruksi

Terletak sekitar 10 km dari desa olimpiade athena, dibangun di situs internasional ellinikon mantan airport, ditutup di 2001. Bangunan sebelumnya adalah hanggar dari maskapai airways olimpiade dan diubah menjadi arena basket. satu-satunya yang tersisa dari struktur sebelumnya adalah rangka logam dari hanggar, dengan pertimbangan efisiensi.


(37)

Gambar 2.8 Tribune Hellinkon Arena Gambar 2.9 Fasade GOR Hellinkon Arena Sumber Gambar : www.wikipedia.org/hellinkon-arena


(38)

BAB 3

ELABORASI TEMA

3.1 PENGERTIAN TEMA

Tema yang akan diangkat dalam Gelanggang Olahraga Saparua bandung, mengusung Tema Struktur, lebih jelasnya adalah Structure Expose yang dalam pengertian arsitektur adalah menonjolkan elemen struktur dan dari struktur itu sendiri akan terbentuk elemen venustas atau keindahan dalam kaidah arsitektur. Jadi akan sangat jarang sekali ditemukan ornament ataupun dekorasi yang tidak fungsional secara struktur.

Tema ini cukup luas cakupannya, bisa juga berarti mengutamakan fungsi dari pada sekedar pajangan. Semua elemen struktur akan saling berkesinambungan satu dengan lainnya, begitulah prinsif dasar Structure Expose. Unsur keindahan akan muncul sendirinya jika struktur utama bangunan berfungsi secara benar, benar secara dimensi dan benar secara pembebanan.

Mengingat kembali kepada fungsi Gedung, dengan fungsi yang dimilik sebagai gelanggang olah raga, tentunya akan sangat membutuhkan ruang yang lebar, luar tanpa adanya kolom di tengah yang dapat menghalani pandangan. Maka dari pertimbangan itu tentunya struktur yang dipakai adalah struktur bentang lebar, menggunakan sistem struktur space frame dan space truss.

Penjabaran Tema

a. Kejujuran Struktur

Strutur terdiri atas strutur atap dan dinding,dandipisahkan dengan struktur tribun penonton, hal ini bertujuan untuk membuat struktur lebih kokoh jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Lebih aman untuk pengguna dan pengunjung, karena memudahkan dalam pembebanan dan daya dukung gedung terhadapa bencana, seperti gempa dan bencana lainnya.


(39)

Dari struktur yang terbentuk juga memudahkan untuk pembagian jalursirkulasi, sirkulasi pengguna gedung terbagi menjadi 3 jalur yaitu : jalur untuk atlet, jalur untuk pengelola dan ofisial, serta jalur untuk penonton.

b. Inter-koneksi Dengan Lingkungan Sekitar

Dari penjabaran sebelumnya yaitu tentang kejujuran struktur, juga sejalan dengan kejujuran bentuk gedung. Dari bentang lebar dan dikaitkan dengan fungsinya secara tidak langsung bangunan akan berbentuk oval dan memiliki volume ruang yang luas, dari haal ini juga termaksud bersikap terhadap fungsi sejenisnya yaitu Stadion Siliwangi yang terletak dua blok dari Gelanggang Olahraga Saparua Bandung. Gedung akan hadir dengan sangat berbeda dari sebelumnya, tapi tidak mengesampingkan dampak lingkungan yang terjadi. Terdapat bangunan colonial yang berfungsi sebagai kantor Kodiklat TNI AD, dari situ secara hirarki fungsi bangunan akan lebih mengalah dari kantor tersebut. Untuk sikap yang dibentuk antara lain :

 Bangunan menjadi background dari Kodiklat TNI AD, dengan pengolahan warna-warna yang netral atau tidak terang (soft).

 Membuka akses baru di jalan Aceh, menghadap langsung ke gedung yang dulunya gedung Kolonial Belanda itu.

 Bersikap dengan stadion Siliwangi dengan,mengambil beberapa unsur aga tercipta kesatuan yang tidak terpisah. Karena menjadi sama-sama gedung berlatihnya atlet nasional.

c. Penempatan Fungsi Massa bangunan mengoptimalkan keadaan Eksisting Dari pengamatan pada proses pengumpulan data,ditemukan beberapa fungsi bangunan telah sesuai secara peletakannya, seperti peletakan bangunan utama dan jogging trek. Dan ada juga beberapa penempatan yang masih kurang seperti gedung pengelola, lapangan basket outdoor, dan letak entrance juga kurang baik. Sedangkan untuk penambahan dari yang belum ada dari fasilitas Saparua yaitu : kafetaria, kantin dan gedung penyambut.


(40)

Diharapkan dengan peletakan massa yang baik pola sirkulasi dalam tapak juga mengikuti baik, tidak ada lagi pengguna area olahraga ini yang hilang orientasi saati berolahraga maupun kegiatan lainnya.

d. Hemat Energi Pemakaian

Hampir semua ruangan mengoptimalkan pencahayaan dan penghawaan alami dari luar gedung, kecuali ketika kondisi kurang cahaya saat mendung dan malam hari. Jadi pemanfaatan energy bisa lebih ditekan, digunakan secara baik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi.

Untuk air bekas floor drine akan digunakan kembali untuk menyiran tanaman, tetapi sebelumnya ditampung dulu dan diberi zat penetral agar aman untuk tumbuhan.

3.2 INTERPRETASI TEMA

Secara perancangannya proses revitalisasi dan redesain hampir serupa., sama-sama mengoptimalkan kembali gedung dengan mempelajari unsure unsure-unsur terkait, seperti bagian mana yang membutuhkan perbaikan dan bagian mana yang membutuhkan pembaruan. Gelanggang Olahraga Saparua Bandung, tetah sangat dikenal semua kalangan masyarakat. Jadi tidak perlu khawatir lagi siapa yang akan menjadi tearget pengguna gedung dan siapa yang akan menjagadan merawat area fasilitas olahraga Saparua ini.

Dari beberapa keterangan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa yang akan diperhatikan adalah :

 Menghadirkan gedung olahraga yang memenuhi kebutuhan olahraga basket, dengan pemenfaatan sistem struktur bentang lebar.

 Memvisualkan setiap strutur bangunan dengan kejujuran, dan diharapkan menjadi elemen estetikanya sendiri.

 Menyediakan fasilitas berolahraga yang ramah lingkungan dan berguna untuk semua kalangan masyarakat.

 Menonjolkan bangunan utama secara fisik, namun menjadi background dari kantor militer secara visual warna dan bentuk.


(41)

 Menghadirkan beberapa fungsi baru untuk meningkatkan fungsi area olahraga, dan menjadi area komersil yang mendukung pemeliharaan harian dari semua area olahraga Saparua.

Dari penjabaran diatas dituangkan kedalam perancangan dengan bentuk realistis berupa :

 Struktur bentang lebar dengan pemanfaatan sistem strutur space frame pada strutur atap dan pemanfaatan struktur space truss pada struktur dinding.

 Setiap gedung, baik yang utama maupun gedung pendukung memanfaatkan struktur bentang lebar, karena berkaitan juga dengan fungsinya antara lain : gedung penyambut, kafetaria dan kantin.

 Memberi bukaan pada atap dan dinding bangunan berupa kaca dan jalusi-jalusi, yang berguna memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan alami ketika bangunan digunakan.

 Mengalah secara visual disini, diterjemahkan kedalam desain berupa pemanfaatan warna bangunan yang netral, tidak terlalu terang, seperti warna putih, warna abu-abu, warna hitam, dll. Tetapi agar tidak berkesan monoton, diberi beberapa aksen warna terang untuk eye catcher.

 Karena disekitar area Saparua telah banyak pedagang liar yang tidak tertata rapih, maka perlu adanya penanganan secara baik. Dengan menyediakan ruang untuk berjualan yang nyaman bagi penjual dan pembelinya. Dengan adanya ketersediaan ruang khusus berjualan ini, menjadi sumber penghasilan perhari dari hasil sewa lahan berupa kantin dan kafetaria.

Untuk beberapa fungsi baru juga berupa toko olahraga dan fasilitas gymnasium yang diperuntukkan untuk atlet dan masyarakat umum.

Untuk penerapan diatas, lebih dikhususkan pada pengguna tetap bangunan yaitu atlet. Diharapkan menjadi pemicu untuk meningkatkan semangat berlatih dan terus meningkatkan prestasinya di dalam dan di luar negri. Sedangkan secara arsitektur, nantinya diharapkan menjadi daya tarik bagi pengunjung sehingga akan sangat maksimal dalam penggunaan semua area olahraga Saparua.


(42)

3.3 STUDI LITERATUR PROYEK SEJENIS Berdasarkan buku standar arsitektur :

Telah ada dimensi dan bentuk lapangan yang telah ditentukan oleh untuk standar internasional, untuk memudahkan pemanfaatannya di seluruh dunia seperti pada gambar 3.1. dan juga literatur untuk kemiringan sudut pandang tribun penonton telah dibuat agar memperluas sudut pandang penonton, seperti pada gambar 3.2.


(43)

Gambar 3.2 Sudut tangkap mata penonton di tribun

Sedangkan untuk bentuk gedung juga sudah ada standar bentuk (gambar 3.3) terlihat bentuk denah gedung juga disesuaikan dengan fungsi olahraga gedung. Untuk standar pagarpembatas penonton juga ada pada gambar 3.3.


(44)

(45)

(46)

Tabel 3.1 Klasifikasi Gedung Olahraga Berdasarkan Jumlah Penonton Sumber : Standar SNI-T 26 1991-03, Tahun 2010

Tabel 3.2 Klasifikasi Lapangan berdasarkan cabang olahraga, ukuran dan kapasitas Sumber : Standar SNI-T 26 1991-03, Tahun 2010


(47)

BAB 4

ANALISIS

4.1 ANALISIS FUNGSI BANGUNAN 4.1.1 ORGANISASI RUANG

Pembagian zooning bedasarkan :

 Pola aktifitas

 Pencapaian

 Hirarki ruang

 Batas luar site yang ada

 Pengelompkokkan berdasarkan hubungan kegiatan

Kesimpulan :

Massa dan fungsi untuk pengelola, terdiri dari :

 Kantor pengelola

 Toko olahraga

 Ruang tiket

 Service

 Pos keamanan

 Parkir pengelola

Massa dan fungsi untuk atlit dan pengunjung umum, terdiri dari :

 Ruang ganti pemain

 Ruang locker atlet

 Ruang gymnasium

 Service

 Gedung penyambut


(48)

 Kafetaria

 Jogging trek

 Wall climbing

 Parkir indoor dan parkir outdoor

Program Ruang :

Kegiatan yang terdapat dalam Area Olahraga Saparua Bandung secara umum, antara lain :

 Kegiatan latihan fisik atlet

 Kegiatan latihan keteknikan atlet

 Kegiatan olahraga pengunjung

 Kegiatan non-olahraga pengunjung

 Kegiatan staf pengelola

 dll

4.1.2 RUANG YANG PERLU DITAMBAHKAN

Dari pengamatan ditemukan beberapa kekurangan dari fasilitas awal GOR Saparua Bandung, untuk meningkatkan standar fasilitas maka penambahan ruang dilakukan, diantranya :

 Ruang locker dan ganti pemain

 Ruang gymnasium

 Toko olahraga

 Pos Jaga

 Gedung penyambut

 Kantin

 Kafetaria

 Toilet umum outdoor

 Parkir indoor dan parkir outdoor

 Ruang loket/karcis

Banyak sekali ruang yang akan ditambahkan dalam proses perancangan GOR Saparua Bandung, namun itu semua guna meningkatkan


(49)

fasilitas agar terpadu dan menjadi percontohan fasilitas olahraga di Indonesia.

4.1.3 PERATURAN STANDAR PERANCANGAN 1. Umum

 Fasilitas olahraga baik fisik maupun non-fisik gedung, harus kokoh, aman terhadap pengguna, mudah diperbaiki dandibersihkan, perawatan yang tidak memerlukan pekerjaan khusus, agar fasilitas berguna dalam jangka panjang.

 Tata ruang dan fungsi harus sesuai dengan fungsinya dan memenuhi standar untuk berolahraga.

 Konstruksi antara lain, sebagai berikut :

o Lantai

 Terbuat dari bahan yang tidak mudah licin, tidak terlalu memantulkan cahaya, dan mudah dibersihkan.

 Lantai untuk akses dan berolahraga harus dibedakan secara warna, tekstur, ketinggian dan fungsinya.

 Untuk fungsi-fungsi service yang berkaitan langsung dengan air, harus memiliki perbedaan ketinggian dari lantai standar hingga 5 cm.

o Dinding

 Untuk permukaan dinding eksterior harus cukup tahan terhadap air, kelembapan dan panas matahari.

 Untuk dinding interior, harus rata, berwarna yang lembut, dengan finishing tertentu sehingga tidak membahayakan pengguna,

 Untuk bangunan utama, dinding merupakan struktur yang menyatu dengan struktur atap dan terpisah dari struktur tribun.


(50)

o Atap

 Terbuat dari material yang tahan dari segala kondisi cuaca, memiliki umur pemakaian yang panjang, tahan terhadap kebocoran akibat benda-benda tertentu, dan tidak terlalu membebani strukur utama.

 Terdapat beberapa bukaan pada atap yang berguna untuk memasukkan cahaya, namun bukan berarti rawan kebocoran.

 Struktur atap harus bisa berdiri tanpa kolom penguat struktur di tengahnya, yang dapat menggangu pandangan dan membahayakan pengguna.

o Tribun

 Struktur tribun, merupakan struktur tersendiri, untuk mengutamakan faktor keamanan.

 Terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak, tidak mudah basah, dan mudah dibersihkan.

 Terdpat dinding pengaman penonton yang terbuat dari bahan yang kokoh namun transparan.

 Jarak maksimum antara tangga tribun sekitar 15 meter, dengan diberikan hand ralling yang terbuat dari bahan yang kuat, tidak bersudut, dan difinishing dengan cat agar tidak mudah rusak dan berkarat.

 Ketinggian tempat duduk harus nyaman, sesuai dengan standar yang berlaku.

 Terdapat tribun khusus untuk pengunjung/penonton yang menggunakan kursi roda, dengan lebar haluan sekitar 2,5 meter dan kemiringan 10% dan terdapat barring untuk pegangan pengguna kursi roda (difabel).


(51)

 Terbuat dari bahan anti karat, berbentuk jalusi-jalusi udara yang disusun sedemikian rupa agar memasukkan sebanyak-banyaknya udara, tetapi tidak menggu privasi pengguna.

 Jika ventilasi pada ruang-ruang tertentu yang kurang baik ventilasinya, kamar ataupun ruangan harus dilengkapi dengan penghawaan mekanis (exhauster).

o Pintu dan jendela

 Terbuat dari bahan yang kokoh, memiliki bukaan (tidak

full silod) dan tahan terhadap segala cuaca.

 Menggunakan finshing cat yang baik,dan dibedakan dari yang lain, agar mudah untuk ditemukan.

 Terdapat sign tertentu yang dapat memberi informasi letalk pintu keluar.

o Jaringan instalasi

 Pemasangan intalasi harus aman, tidak mengakibatkan bahaya dikemudian hari, namun tetap mudah untuk dijangkau jika terjadi kerusakan tertentu.

 Pemasangan instalasi khusus seperti air panas, harus sesuai dengan peraturan standar keselamatan dan keamanan.

 Tidak diletakkan di titik-titik rawan terhadap serangan hama, jauh dari kemungkinan terkena air hujan, dll.

2. Pencahayaan

Kebutuhan pencahayaan setiap ruangan hampir sama, tetapi yang cukup sulit untuk pencahayaan lapangan, harus disesuaikan dengan kebutuhan. Tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap. Posisi bukaan untuk


(52)

pencahyaan alami juga jangan sampai mengganggu pengguna lapangan, titik-titik lampu juga diharuskan tidak menimbulkan bayangan yang menggangu.

3. Warna

Untuk penggunaan warna utama bangunan, dengan memanfaatkan warna asli material.warna material disesuaikan dengan tema antara warna abu-abu dan warna putih.

Untuk utilitas sendiri, warna harus digunakan, untuk membedakan jalur dan fungsinya, antara lain warna merah untuk sprinkler, warna biru untuk air bersih, warna kuning untuk air kotor dan seterusnya. Untuk memudahkan perawatan dan perbaikan instalasi jika terdapat kerusakan.

Untuk penanda dan memudahkan mencari akses, pintu keluar maupun masuk menggunakan warna-warna yang lebih kontras. Agar pengguna tidak kehilangan orientasi ketika akan masuk maupun akan meninggalkan gedung olahraga.

4. Penandaan (signing)

Untuk memudahkan mengarahkan setiap pengguna bangunan, maka dimanfaatkan pengarahan dengan membedakan material. Seperti untuk jalur kedaraan dengan memanfaatkan material aspal atau beton, sedangkan untuk pejalan kaki dengan material paping blok.

Juga untuk memudahkan akses terdapat pengolahan vegetasi yang bersifat mengarahkan, seperti ketika masuk area menggunakan kendaraan, akan diarahkan menuju parkir menggunakan pohon palm. Itu semua diharapkan agar tidak terjadi crossing antara kendaraan dan manusia.


(53)

Untuk perancangan vegetasi, baik dari dalam dan luar area, menggunkan beberapa jenis pohon yang berbeda. Untuk mengarahkan, menggunakan pohon palm atau pohon kelapa, sedangkan untuk perindangan menggunakan jenispohon perdu. Vegetasi eksisting, telah sangat baik, tetapiuntuk di dalam tapak masih sangat kurang, jadi butuh penanganan lebih baik.

Perawatan pohon yang baik dengan teratur mengadakan penyiraman, dan pemangkasan akan meningkatkan kenyamanan dalam berolahraga. Karena dengan vegetasi yang baik menurunkan suhu termal dan menyegarkan udara.

6. Sirkulasi

Dalam menghadirkan sirkulasi yang baik, pola sirkulasi bagi pengunjung dengan kendaraan akan dipisahkan dengan pengguna tanpa kendaraan. Hal ini bertujuan meningkatkan faktor keselamatan, dan juga agar tidak terjadi kesemberawutan di dalam tapak.

Untuk sirkulasi dalam bangunan sendiri sebaiknya terbagi dalam beberapa jalur sirkulasi, diantaranya : jalur untuk penonton, jalur untuk atlet dan jalur untuk pengelola. Hal ini bertujuan untuk memperjelas fungsi ruang-ruang di dalam gedung.


(54)

4.2 ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN

Peraturan dan persyaratan kebutuhan lahan :

 Luas Lahan = 2,3 hektar

 KDB = 60 %

 KLB = 1

 GSB = 8 meter

Berdasarkan ketentuan diatas, dapat diperhitungkan luas lahan yang boleh terbangun adalah sebagai berikut :

 KLB = Luas Lantai Dasar x 100 % Luas Lahan

60 % = Luas Lantai Dasar x 100 % 2.300


(55)

4.2.1 KONDISI EKSISTING SEKITAR

Kondisi eksisting GOR Saparua Bandung memang telah butuh perbaikan, walaupun belum rusak fisik secara keseluruhan, namun ada beberapa kerusakan fisik yang sudah sangat buruk. Seperti terlihat pada gambar dokumentasi pribadi dibawah :

Gambar 4.1 Ruang publik Gambar 4.2 Fasade Gambar 4.3 Vegetasi

Gambar 4.4 Tampak Utara Gambar 4.5 Interior Gambar 4.6 Kursi Tribun


(56)

4.2.2 TATA GUNA LAHAN

a. Berada pada pusat kota yang sangat strategis baik dari letak dan kemudahan untuk akses menggunakan kendaraan pribadi juga kendaraan umum.

b. Lingkungan sekitar sebagian besar merupakan area komersil.

c. Memiliki infrastruktur lengkap seperti : listrik, air, telpone dan saluran drainase yang baik.

d. Menjadi penyambung dari area olaahraga stadion siliwangi dan lapangan tenis taman maluku.

4.2.3 AKSESSIBILITAS

Pada gambar 4.10 terlihat bahwa lokasi Saparua Bandung sangat baik, karena menempati bidang tanah yang cukup luas dan terletak pada daerah yang sangat strategis. Serta pada gambar 4.11, juga terlihat jalur akses menuju Gelanggang Olahraga dapat diakses dari 4 arah, yaitu : Utara, Timur, Selatan dan Barat.

Jawa Barat

GOR SAPARUA Bandung


(57)

Gambar 4.11 Foto udara akses menuju GOR Saparua

Lokasi sangat strategis karena dapat diakses dari 4 penjuru, diatananya : Utara : Dari Jl. Ambon, Jl. Riau, Jl. Citarum, dll

Timur : Dari Jl. Lombok, Jl. Aceh, Taman Pramuka, dll Selatan : Dari Jl. Sunda, Jl. Sumbawa, Jl. Aceh, dll Barat : Dari Jl. Merdeka, Jl. Aceh, Jl. Sulawesi, dll


(58)

Beberapa fasilitas umum juga ditambahkan di area GOR Saparua Bandung, bertujuan untuk menjadi daya tarik tersendiri untuk dikunjungi pengunjung yang ingin melakukan kegiatan non-olahraga, dan juga sebagai penunjang dari pengeluaran harian dari GOR Saparua, berikut diantaranya :

Fasilitas Toko Olahraga

Fasilitas kafetaria

Fasilitas kantin


(59)

(60)

BAB 5

KONSEP PERANCANGAN

5.1 KONSEP DASAR DESAIN

Konsep dasar dari Area Olahraga Saparua Bandung ini adalah gedung dengan memanfaantkan bentang lebar untuk memperoleh ruang yang luas. Sesuai dengan fungsinya berupa lapangan olahraga basket indoor, dengan daya tampung 4 lapangan basket dan 3000 kursi penonton. Dengan mengutamakan keamanan dan kenyamanan pengguna gedung, diharapkan dapat meningkatkan mutu fasilitas olahraga yang berada di pusat kota Bandung ini.

Ide dan konsep muncul dari pengamatan langsung aktifitas gedung secara berkala, hingga ditemukan beberapa kekurangan yang akan ditambahkan. Dari beberapa konsep, diharapkan mampu menjadi pemecah masalah perancangan dengan fungsi tersebut. beberapa diantaranya adalah :

 Memperjelas alur sirkulasi dengan membedakan jalur untuk kendaraan dan jalur khusus untuk pejalan kaki.

 Agar setiap harinya ada kegiatan yang berlangsung, gelenggang ini berkorelasi dengan lingkungn sekitar. Dengan pemanfaatan fungsi berupa fasilitas kafetaria dan kantin.

 Pemanfaatan energi yang optimal untuk mengurangi dampak lingkungan.

 Memberi kepuasan pada pengguna gedung yang akan berolahraga ataupun tidak berolahraga.

 Konsep struktur bentang lebar dengan sistem struktur space frame dan space truss.

Untuk menerapkan tema kedalam konsep perancangan, maka garis besar raancangan yang harus diperhatikan antara lain :


(61)

 Kejujuran Struktur, dengan menampilkan secara jelas kepada pengguna sistem struktur yang bekerja. Dengan kebenaran struktur dari dimensi, hingga dari ketepatan penggunaan materialnya. Pada gambar 5.1 terlihat secara material dan dimensi sudah sesuai dengan kebutuhan fungsi gedung.


(62)

 Inter-koneksi Dengan Lingkungan Sekitar

Secara lingkungan, gelanggang olahraga Saparua telah memenuhi fungsi dari lingkungan sekitar yang berupa kawasan militer, olahraga serta daerah komersial (gambar 5.2).

Gambar 5.2 Koneksi terhadap lingkungan Sta dio n Sili Daerah

Militer Lap

. Ten is

Daerah


(63)

Komer- Penempatan Fungsi Massa bangunan mengoptimalkan keadaan Eksisting

KETERANGAN :

Keterangan : : Massa utama

: Fasilitas pendukung : Vegetasi

: Fasilitas umum : Gedung penyambut

Gambar 5.3 Kondisin Peletakan massa Eksisting dan Baru


(64)

 Terdapat beberapa tenggaran untuk memperjelas orientasi dalam tapak

 Menggunakan 3 pintu akses, dua berada di jalan Saparuadan satu lagi berda di jalan Ambon. Sedangkan akses khusu pejalan kaki terdapat 2 buah, satu di jalan Saparua dan satu lagi di jalan Aceh.

 Untuk fungsi umum ditempatkan di tempat yang mudah diakses dari luar tanpa mengganggu kagiatan olahraga di area olahraga Saparua Bandung.

 Untuk kendaraan yang masuk tidak dapat dengan bebas mengakses semua daerah, karena ruang gerak kendaraan dibatasi.

Terlihat pada gambar 5.4, tapak re-desain GOR Saparua telah sesuai dengan kebutuhan akan kebutuhan rung dan fungsi utama maupun fungsi pelengkap.

Gambar 5.4 Ground Plan GOR Saparua

5.3 KONSEP MASSA BANGUNAN

GARIS ASH JALAN DAN BATAS TAPAK

Area istirahat

Wall Climbing

Kantin

Akses pejalan kaki

Parkir Outdoor

Exit

IN

Akses Pejalan Kaki Gedung Penyambut

Site-Entrance Kafetaria Taman Kafetaria


(65)

Gambar 5.5 Pemetaan Tapak

Gambar 5.6 Ilustrasi proyeksi Tapak

Gambar 5.7 Konsep Modeling

Gambar 5.8 Sikap Terhadap

Bentuk dasar gedung utama berdasarkan penekanan-pekekanan pada sikap tapak terhadap lingkungan (gambar 5.5), sejalan dengan itu juga berdasarkan barometer rancangan yaitu bentuk tapak dan fungsi bangunan (gambar5.6). Gedung utama memiliki 4 orientasi, 2 orientasi dari dalam-ke-luar menghadap Jl. Saparua dan Jl. Ambon dan dua orientasi dari luar-ke-dalam menghadap Jl. Banda dan Jl. Aceh (gambar 5.7).


(66)

5.4 KONSEP SIRKULASI DALAM BANGUNAN

Seperti pada gambar 5.9 re-desain GOR Saparua juga telah sangat mempermudah sirkulasi pengguna gedung. Dengan mengharuskannya sirkulasi dalam ruang yag baik dan jelas, maka pada proses perancangan ini, dibagi kedalam beberapa sirkulasi, dibagi dari pengguna gedung, diantaranya : Jalur Pengelolah, jalur atlet, jalur penonton umum dan jalur pengguna kursi roda (difable).

KETERANGAN :

: Jalur Khusus Pengelola

: Jalur Khusus Atlet

: Jalur Khusus Pengunjung/penonton

: Jalur Khusus Pengguna Kursi Roda

Gambar 5.9 Ilustrasi Perbedaan Akses Masuk Gedung Dengan Warna

Perbedaan Masing-masing Jalur Sirkulasi :


(67)

Terdapat dua akses masuk gedung khusus untuk pengelola, jalur ini melewati fungsi kantor pengelola, toko olahraga, gymnasium, dan ruang breefing. Dibuat masuk sebebas-bebasnya kedalam gedung tanpa adanya keterbatasan akses.

 Jalur Khusus Atlet

Terdapat 4 jalur khusus atlet, langsung menuju ruang locker dan ruang ganti pemain.

 Jalur Khusus Pengunjung/penonton

Terdapat 8 hall untuk masuk dan keluarnya penonton, jalur ini sangat terbatas dengan akses. Tidak bisa masuk menuju lapangan, karena langsung diarahkan untuk menuju tangga kea rah tribun penonton.

Ini bertujuan agar penonton lebih tertib, tidak memadati lapangan ketika pertandingan berlangsung. Dan juga agar memudahkan evakuasi, karena aksesnya langsung diarahkan keluar bangunan tidak masuk kedalam lapangan.

 Jalur Khusus Pengguna Kursi Roda

Terdapat 2 buah akses yang dikhususkan untuk pengguna kursi roda, tidak ada tangga hanya ramp dengan kemiringan 10% gambar5.10). Dari situ pengguna kursi roda diarahkan menuju tribun khusus untuk pengguna kursi roda. Letaknya di dekat lapangan sedikit dibawah tribune penonton lantai 1.


(68)

5.5 KONSEP RUANG TERBUKA DAN TATA HIJAU

Salah satu area terbuka hijau yang ditambahkan adalah dibelakang kafetaria, ini bisa diakses dari kafetaria maupun darijogging trek. Menjadi tempat beristihat dan mengamati suasana asri Area Olahraga Saparua, karena cukup terpisah dari kebisingan dari luar tapak. Terlihat pada desain taman belakang (gambar 5.11), sudah sangat baik untuk pengunjung.


(69)

BAB 6

DESAIN PERANCANGAN

6.1 IDENTITAS PROYEK

Nama Proyek : Re-desain GOR Saparua Bandung

Tema : Structure Expose

Pemilik Proyek : Pemerintah Sumber Dana : Swasta

Jenis Bangunan : Gedung Olahraga Basket Dimens/Luas : Luas = 7121 m2

Keliling = 311 m Daya tampung : 3.000 penonton

Ekonomi : 2000 kursi VIV : 1000 kursi

Konstruksi : Baja Profil Bentang Lebar dan Beton Bertulang

Toilet : Pria : 12 Ruangan (48 Toilet) Wanita : 12 Ruangan (48 toilet)


(70)

6.1.1 PETA SITUASI

Hasil dari rancangan ulang Gelanggang Olahraga Saparua Bandung, dengan sangat mempertimbangkan kebutuhan ruang utama maupun ruang penunjang, seperti tampak pada gambar 6.1 .

Gambar 6.1 Block Plan


(71)

6.2 DESAIN PERANCANGAN

Adapun kesimpulan dari proses perancangan re-desain GOR Saparua Bandung ini, penulis memaparkan dalam bentuk desain rancangan, sebagai berikut :

6.2.1 DESAIN PERANCANGAN TAPAK

Tapak merupakan perwujudan dari semua informasi yang didapatkan pada saat proses perancangan, seperti terlihat pada gambar 6.2.


(72)

6.2.2 DESAIN PERANCANGAN BANGUNAN

Gambar 6.3 terlihat bahwa denah GOR Saparua mengoptimalkan segala aspek dari rancangan, mulai dari sudut tangkap mata penonton, posisi lapangan tidak mengganggu pengguna karena tidak menghadap Timur dan Barat , jadi tidak ada pengaruh buruk dari cahaya matahari berlebih.

Fasade gedung, menggunakan material solid dan transparan, material solid menggunakan material plat alumunium karena tahan terhadap panas dan air hujan. Sedangkan untuk material transparan selain untuk mengotimalkan dalam memasukkan cahaya kedalam gedung juga ditata untuk memberikan efek radial atau bergerak memutar, hal ini sesuai dengan fungsi gedung yaitu gelanggang olahraga basket yang memberikan kesan berpindah secara teratur, terlihat pada gambar 6.4 dan gambar 6.5.


(73)

Untuk menarik perhatian langsung posisi dari pintu masuk kedalam gedung, maka perlu adanya pengolahan khusus. Pada perancangan ini memanfaatkan kanopi kaca yang dibuat moderen, agar sesuai dengan konsep perancangan. Selain berfungsi sebagai penanda, juga berfungsi sebagai area drop off pengunjung (gambar 6.6 dan gambar 6.7).

Gambar 6.4 Tampak Depan


(74)

Gambar 6.6 Perpektif 1

Gambar 6.7 Perpektif 2


(75)

Untuk vegetasi lingkungan sekitar GOR Saparua sudah terbilang cukup baik, namun tidak untuk dalam area Saparua. Maka ada beberapa titik yang ditambahkan pada area dalam Saparua, berupa jenis pepohonan rindang (Gambar 6.8) sehingga dapat berfungsi sebagai buffer terhadap angin dan cahaya yang berlebih maupun berfungsi untuk menurunkan udara termal.

Telah dirancang fungsi umum berupa kantin dan cafetaria (gambar 6.9) yang diperuntukkan untuk menertibkan pedagang sekitar Saparua, agar lebih rapih dan bersih. Sedangkan untuk target pasar fungsi ini adalah pengunjung Area GOR Saparua.


(76)

Gambar 6.9 Perpektif Suasana 2


(77)

Gambar 6.11 Perpektif Suasana 3


(78)

6.2.4 DESAIN FASILITAS UMUM

Telah disediakan beberapa fasilitas penunjang yang diperuntukkan untuk masyarakat umum berupa :

1. Kantin (gambar 6.13) 2. Kafetaria (gambar 6.14)

3. Area parkir umu (gambar 6.15)

Semua fasilitas diatas merupakan fungsi yang belum ada namun perlu untuk diadakan, karena berkaitan dengan kebutuhan aktivitas dari area GOR Saparua Bandung, maupun lingkingan sekitarnya.


(79)

Gambar 6.14 Perpektif Kafetaria


(80)

6.2.5 PERSPEKTIF EKSTERIOR TAPAK

Pengunjung GOR Saparua tidak hanya menggunakan kendaraan bermotor dengan ukuran kecil saja, tetapi ada juga pengunjung rombongan ataupun tim club yang datang meggunakan bus. Maka perlu adanya area parkir khusus untuk

kendaraan besar, dan telah disediakan area khusus kendaraan bus. Terlihat pada gambar 6.16 area parkir bus berada di pertigaan jalan Ambon dan jalan Saparua, dan juga telah ada gedung penyambut berupa aula terbuka yang berfungsi sebagai area berkumpul sementara pengunjung yang datang secara rombongan.


(81)

6.2.6 PERSPEKTIF INTERIOR BANGUNAN

Dari hasil perancangan, telihat (gambar 6.17) lapangan basket berjumlah 4 buah dengan pemanfaatan material lantai kayu (parquet). Terlihat juga tribun penonton ada dua tingkat serta telah dirancang juga tribun khusus pengguna kursi roda (difabel). Struktur bentang lebar berupa baja truss juga diterapkan untuk membentuk ruang yang luas tanpa menghalangi pandangandan sesuai juga dengan fungsi gedung berupa gedung olahraga indoor.


(82)

(1)

Gambar 6.11 Perpektif Suasana 3


(2)

6.2.4 DESAIN FASILITAS UMUM

Telah disediakan beberapa fasilitas penunjang yang diperuntukkan untuk masyarakat umum berupa :

1. Kantin (gambar 6.13) 2. Kafetaria (gambar 6.14)

3. Area parkir umu (gambar 6.15)

Semua fasilitas diatas merupakan fungsi yang belum ada namun perlu untuk diadakan, karena berkaitan dengan kebutuhan aktivitas dari area GOR Saparua Bandung, maupun lingkingan sekitarnya.


(3)

Gambar 6.14 Perpektif Kafetaria


(4)

6.2.5 PERSPEKTIF EKSTERIOR TAPAK

Pengunjung GOR Saparua tidak hanya menggunakan kendaraan bermotor dengan ukuran kecil saja, tetapi ada juga pengunjung rombongan ataupun tim club yang datang meggunakan bus. Maka perlu adanya area parkir khusus untuk

kendaraan besar, dan telah disediakan area khusus kendaraan bus. Terlihat pada gambar 6.16 area parkir bus berada di pertigaan jalan Ambon dan jalan Saparua, dan juga telah ada gedung penyambut berupa aula terbuka yang berfungsi sebagai area berkumpul sementara pengunjung yang datang secara rombongan.


(5)

6.2.6 PERSPEKTIF INTERIOR BANGUNAN

Dari hasil perancangan, telihat (gambar 6.17) lapangan basket berjumlah 4 buah dengan pemanfaatan material lantai kayu (parquet). Terlihat juga tribun penonton ada dua tingkat serta telah dirancang juga tribun khusus pengguna kursi roda (difabel). Struktur bentang lebar berupa baja truss juga diterapkan untuk membentuk ruang yang luas tanpa menghalangi pandangandan sesuai juga dengan fungsi gedung berupa gedung olahraga indoor.


(6)