Peminpin Sidang, Redesain GOR Saparua studi kasus Jl.Saparua-Bandung

Structure Expose vi  Ibu Wanita Subadra Abioso., Ir., MT , Bapak Rahi Sukardi, Ir., MT , selaku dosen penguji selama proses siding Studio Tugas Akhir yang telah memberikan kritikan dan saran yang membangun,  Ayahanda Mardin, SE , terimakasih telah memberikan semua kepercayaan, dukungan serta do’a ya da juga kepada I u da ter i ta Mardawiah ya g telah e erika kasih sayan g ya sela a hidupku, serta do’a ya g ter aik sepa ja g hari.  Teman-teman MAI, FIMA Jabar yang memberikan motivasi serta candaan segarnya.  Sodara-sodaraku tersayang di Asrama Mahasiswa Sulawesi Selatan Lontara, 23 orang terasa keluarga super besar tanpa ada sunyi sedetikpun di Asrama.  Sodara-sodaraku Alumni Alzaytun 2008, Fortuned Bandung, yang rajin mengunjungi dengan tidak terencana ke Asrama. [Stay together]  Rekan-rekan Arsitektur 2008 yang semakin kompak dan dewasa, semoga cepat menyelesaikan pendidikannya di Program Studi Arsitektur Unikom.  Kakak-kakak dan adik-adik di Jurusan Arsitektur Unikom, pertahankan Etika sebagai sarjana yang baik dan benar.  Segala pihak yang membantu baik secara langsung dan tidak langsung selama proses Studio Tugas Akhir berlangsung. Penulis menyadari, dalam proses penulisan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Untuk penyempurnaan penulisan dan penunjang pendidikan, maka kritik dan saran akan sangat membantu dikemudian hari. Akhir kata penulis mengharapkan, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi segala pihak yang membutuhkan referensi untuk kepentingan pendidikan dalam bidang Arsitektur di Kampus UNIKOM. Bandung, Juni 2013 Penulis Structure Expose vii DAFTAR ISI Kop Judul ………………………………………………………………………………………………………. i Lembar Pengesahan …………………………………………………………………………………………... ii Abstrak ………………………………………………………………………………………………………. iii Kata Pengantar …………………………………………………………………………………………… iv Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………………. v Daftar Gambar …………………………………………………………………………………………... vi Daftar Tabel ………………………………………………………………………………………………………. vii BAB 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ……………………………………………………….. 1 1.2 Maksud dan Tujuan ……………………………………………………….. 2 1.3 Masalah dan Potensi Perancangan Tapak …………………….. 3 1.4 Pendekatan ……………………………………………………………………. 5 1.5 Ruang Lingkup Pembahasan …………………………………………….. 7 1.6 Kerangka Berfikir ……………………………………………………….. 9 1.7 Sistematika Pembahasan …………………………………………….. 10 BAB 2. Deskripsi Proyek 2.1 Data Umum Proyek …………………………………………………………. 11 2.2 Fasilitas ……………………………………………………………………. 12 2.3 Program Kegiatan ……………………………………………………….. 14 2.4 Kebutuhan Ruang ……………………………………………………….. 17 2.5 Studi Banding …………………………………………………………………… 19 Structure Expose viii BAB. 3 Elaborasi Tema 3.1 Pengertian Tema ……………………………………………………….. 25 3.2 Interpretasi Tema ………………………………………………………… 27 3.3 Studi Literatur Proyek Sejenis …………………………………………….. 29 BAB. 4 Analisis 4.1 Analisis Fungsional Bangunan ……………………………………………… 34 4.1.1 Organisasi Ruang ……………………………………………… 34 4.1.2 Ruang Yang Perlu Ditambahkan ………………………. 35 4.1.3 Peraturan Standar Perancangan ……………………... 36 4.2 Analisis Kondisi Lingkungan …………………………………………….. 41 4.2.1 Kondisi Eksisting Sekitar …………………………………………. 43 4.2.2 Tata Guna Lahan …………………………………………….. 44 4.2.3 Aksessibilitas ………………………………………………………… 44 4.2.4 Fasilitas Umum …………………………………………….. 46 BAB. 5 Konsep Perancangan 5.1 Konsep Dasar Desain ………………………………………………………… 47 5.2 Konsep Rencana Tapak …………………………………………….. 51 5.3 Konsep Massa Bangunan …………………………………………….. 52 5.4 Konsep Sirkulasi dalam Tapak ………………………………… 53 5.5 Konsep Ruang Terbuka dan Tata Hijau ……………………… 55 BAB. 6 Desain Perancangan 6.1 Identitas Proyek ………………………………………………………… 56 6.1.1 Peta Situasi ………………………………………………………… 57 6.2 Desain Perancangan ………………………………………………………… 58 Structure Expose ix 6.2.1 Desain Perancangan Tapak ……………………………………. 58 6.2.2 Desain Perancangan Bangunan ………………………… 59 6.2.3 Desain Ruang Terbuka dan Tata Hijau …………….. 62 6.2.4 Desain Fasilitas Umum ……………………………………. 65 6.2.5 Perspektif Eksterior Tapak ……………………………………. 67 6.2.6 Perspektif Interior Bangunan ……………………………………. 68 Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………………………... 69 Lampiran-lampiran ……………………………………………………………………………………………… 70 DAFTAR PUSTAKA Frick H, FX Bambang Suskiyanto, 1998, Dasar-dasar Eko-arsitektur, Penerbit Kanisius,Yogyakarta. Neufert, Ernst, 202, Data Arsitek¸jilid II Edisi 33 www.wikipedia.orgBasket-Arena-London www.wikipedia.orgHellinkon-Arena

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan dan prestasi Indonesia dalam bidang olahraga sangat memprihatinkan, tidak ada lagi generasi penerus dari atlet-atlet legendaris Indonesia yang dulu pernah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Hal ini sejalan dengan sarana dan prasarana olahraga, yang diperuntukkan untuk para atlet kebanggaan negeri. Telah banyak fasilitas olahraga yang sudah tidak layak lagi digunakan, fasilitas yang tidak terawatt, kondisi fisik yang sudah termkan usia, kapasitas yang kurang memadahi hingga tingkat kwalitas ruang yang tidak sesuai dengan standar internasional. Saat ini ada sekitar ribuan gelanggang olahraga yang terdaftar oleh kementrian olahraga Republik Indonesia, dan ada sekitar 45 gelanggang olahraga yang perlu mendapat perhatian khusus. Untuk wilayah Jawa Barat sendiri, sudah terdapat beberapa gelanggang olahraga yang telah memenuhi standar Indonesia. Pada pembahasan mengenai gelanggang olahraga kali ini, pembahasan dikhususkan untuk Kotamadya Bandung. Masih kurangnya gelanggang yang memenuhi standar yang ada, apalagi kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat. Karena semakin berkurangnya lahan yang strategis dan luas d kodya bandung, maka sangat susah untuk lahan dengan peruntukan sebagai sebuah gelanggang olahraga. Karena alasan tersebut, dan diperkuat dengan telah adanya gelanggang olahraga yang berada di pusat kota serta lahan yang strategis, maka alangkah baiknya jika gelanggang diarahkan kearah desain ulang saja. Untuk mengoptimalkan space yang sudah ada itu, maka gelanggang olahraga tidak lagi dibangun gedung baru, melainkan memilah yang telah ada dan dirubah menuju ke fasilitas yang lebih baik dan memenuhi standar internasional. Dari pembahasan di atas ditarik sebuah kesimpulan, alangkah lebih baiknya mengoptimalkan beberapa fasilitas olahraga berupa gedung olahraga, yang telah ada namun perlu dilakukan beberapa perbaikan. Dengan memperhatikan segala aspek perancangan, dari fisik dan non-fisik rancangan. Gelanggang olahraga Saparua Bandung, merupakan GOR untuk cabang olahraga Basket. Dan digunakan sebagai tempat pelatihan bagi atlet Jawa Barat. dengan pertimbangan-pertimbangan diatas, maka yang menjadi objek perbaikan re- desain adalah GOR Saparua Bandung.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

MAKSUD Merancang sebuah gelangang olahraga yang baik, perancangan ini merupakan pekerjaan yang cukup berat mengingat, telah terdapat standar-standar perancangan yang diatur oleh undang-undang Standar Nasional Indonesia SNI, mengenai segala yang diperuntukkan,mulai dari fisik hingga non-fisik rancangan. TUJUAN Tujuan Umum Merancang sebuah fasilitas olahraga berupa gelanggang olahraga yang memenuhi standar, dengan tetap memperhatikan segala aspek perancangan, baro meter rancangan yang disesuaikan dengan konsisi eksisting tapak Tujuan Perancangan A. Memberikan fasilitas olahraga yang memenuhi standar perancangan, meliputi segala aspek rancangan. B. Merancang sebuah fasilitas yang menjadi tempat berinteraksinya sesame atlet, tetapi tidak menutupkemungkinan juga bagi masyarakat umum. C. Merancang kembali gedung yang telah ada, dan diharapkan dapat mengembalikan kejayaan gedung dimasa lalu.

1.3 MASALAH DAN POTENSI PERANCANGAN

Masalah Umum Tapak Dari hasil pengamatan secara berkala, gelanggang olahraga Saparua Bandung, telah mulai ditinggalkan oleh masyarakat, dikarenakan kondisinya yang sudah kurang nyaman lagi untuk berolahraga, diantara beberapa permasalahan : o Paling utama adalah dana dari pemerintah sebagai pihak penyedia, sangat terbatas bahkan untuk pemeliharaan saja sangat minim. o Kurangnya kepedulian dari pemerintah dan pengguna fasilitas untuk menggunakan fasilitas dengan baik dan sewajarnya. o Karena berada ditengah Kota Bandung, maka perlu adanya pengolahan khusu untuk mengurangi dampak atau beban lingkungan yang mungkin terjadi, seperti kemacetan, kebisingan, dll. o Pada malam hari fasilitas publik yang sangat potensial ini, hamper tidak ada kegiatan yang berlangsung karena alasan penerangan. Masalah Khusus Bangunan o Kapasitas penonton yang kurang memenuhi, standar untuk Kotamadya o Penerangan yang kurang baik, mengakibatkan kwalitas penerangan yang buruk bagi pengguna gedung. o Jeleknya penghawaan yang keluar dan masukbangunan, menurunkan kwalitas kenyamanan karena meningkatkan suhu termal. Saat berolahraga, suhu tubuh meningkat, juga diikutikebutuhan oksigen yang juga meningkat. Jika kurang terpenuhi,mengakibatkan ketidak nyamanan saat menggunakan gedung. o Fasilitas pendukung yang sudah tidak layak pakai juga menjadi faktor yang diperhatikan, tidak adanya locker khusu untuk atlet, tidak adanya pemisahan jalur sirkulasi bagi pengunjung, atlet dan pengelola gedung. o Masih banyak sekali kebutuhan ruang yang belum terpenuhi, seperti ruang tiket, kantor pengelola, ruang ganti pemain, dll. Masalah Khusus Tapak