Sistem informasi bidang penyelenggara pendidikan dan pelatihan di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang
(2)
(3)
(4)
(5)
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Sumedang, 21Desember 1989
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum kawin
Anak ke : Dua dari tiga bersaudara
Alamat : Dusun Kebon Kalapa RT 01/02 Desa Margamukti Kecamatan Sumedang Utara-Sumedang 45352
Telepon : +6285722132226
E-mail : arif.anshary@gmail.com
2. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar : SD Negeri Bendungan I Tahun ajaran 1996-2002 2. Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri 2 Sumedang
Tahun ajaran 2002-2005 3. Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri 3 Sumedang
Tahun ajaran 2005-2008 4. Perguruan Tinggi : FTIK Unikom Bandung
(6)
Bandung
(7)
SISTEM INFORMASI BIDANG PENYELENGGARA
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BALAI PELATIHAN
KESEHATAN CIKARANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Studi S1 Teknik Informatika
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
MUHAMAD ARIF ANSHARY
10108407
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(8)
iii
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir dengan judul “SISTEM INFORMASI BIDANG PENYELENGGARA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG” sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Strata 1 Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer di Universitas Komputer Indonesia.
Dengan selesainya penyusunan laporan tugas akhir ini penulis banyak memperoleh dukungan, masukan dan bimbingan yang sangat bermanfaat dari berbagai pihak selama penulisan laporan tugas akhir ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT atas rahmat, berkah dan ijinnya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini.
2. Ibunda dan Ayahanda tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil dan doa yang tiada hentinya sehingga penulis bisa bertahan dan berpijak hingga saat ini.
3. Bapak Adam Mukharil Bachtiar, S.Kom. selaku pembimbing, yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Ibu Utami Dewi W, S.Kom. selaku reviewer yang telah banyak memberikan arahan saat pengujian dan revisi.
5. Ibu Riani Lubis, S.T., M.T. selaku penguji sidang yang telah banyak memberikan masukan dan arahan.
6. Bapak Andri Heryandi, S.T., M.T., selaku dosen wali IF-8 2008 selama penulis menempuh pendidikan di UNIKOM.
7. Pihak Bapelkes Cikarang dan Mas Sumarno yang selalu menberikan penjelasan mendetail setiap penulis membutuhkan informasi.
(9)
iv
dan motivasi, dan terimakasih printernya.
10. Untuk sahabat-sahabatku Dika, Diki, Daka, Sopi, Giri, Agan, Zuma, Sani dan yang selalu ada disamping memberikan dukungan.
11. Untuk teman-teman IF-8 seperjuangan dan semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih banyak atas semua dukungan dan bantuannya hingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis sangat menyadari dalam penulisan tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mohon saran dan kritik yang membangun agar kedepannya menjadi lebih baik lagi. Penulis juga berharap agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Bandung, Februari 2013
(10)
v
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR SIMBOL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
I.1 Latar Belakang Masalah ... 1
I.2 Perumusan Masalah ... 2
I.3 Maksud dan Tujuan ... 2
I.4 Batasan Masalah... 2
I.5 Metodologi Penelitian ... 3
I.6 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
II.1 Profil Instansi ... 7
II.1.1 Sejarah Instansi ... 7
II.1.2 Logo Instansi ... 7
II.1.3 Visi dan Misi Instansi ... 8
II.1.4 Struktur Organisasi Instansi ... 8
II.2 Job Description ... 9
II.3 Landasan Teori ... 11
II.3.1 Konsep Pengolahan Data ... 11
II.3.3.1Pengertian Data ... 11
II.3.3.2Pengertian Sistem Basis Data ... 11
II.3.2 Pengenalan Sistem Informasi ... 14
II.3.2.1Pengertian Sistem Informasi ... 14
II.3.2.2Pengertian Sistem Dashboard ... 14
(11)
vi
II.3.3.4Pengenalan Data Flow Diagram (DFD) ... 20
II.3.3.5Pengenalan Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 21
II.3.4.1Pengenalan Protokol ... 21
II.3.5 Perangkat Lunak Pendukung ... 22
II.2.5.1Microsoft Visio Professional 10.0.2514 ... 22
II.2.5.2Power Designer Process Analyst 6.0.0 ... 22
II.2.5.3MySQL 5.1.36 ... 22
II.2.5.4phpMyAdmin 3.5.1 ... 23
II.2.5.5Wampserver 2.2 ... 23
II.2.5.6Adobe Dreamweaver CS6... 23
BAB IIIANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 25
III.1 Analisis Sistem ... 25
III.1.1 Analisis Masalah ... 25
III.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan ... 25
III.1.3 Analisis Aturan Bisnis ... 34
III.1.4 Analisis Pengkodean ... 35
III.1.5 Analisis Dashboard Manajemen Sistem ... 36
III.1.6 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 37
III.1.7 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 38
III.1.6.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ... 38
III.1.6.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ... 39
III.1.6.3 Analisis Kebutuhan Perangkat Pikir ... 40
III.1.8 Analisis Data ... 42
III.1.9 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 44
III.1.10 Spesifikasi Proses ... 53
III.1.11 Kamus Data DFD ... 68
III.2 Perancangan Sistem ... 71
III.2.1 Perancangan Basis Data ... 71
(12)
vii
III.2.6.5 Struktur Menu Peserta ... 82
III.2.6.6 Struktur Menu Pengunjung ... 82
III.2.6.7 Struktur Menu Member ... 82
III.2.3 Perancangan Antar Muka ... 82
III.2.3.1 Perancangan Antarmuka Menu Beranda ... 83
III.2.3.2 Perancangan Antarmuka Pendaftaran Peserta Diklat ... 83
III.2.3.3 Perancangan Antarmuka Petugas - Dashboard ... 84
III.2.3.4 Perancangan Antarmuka Petugas - Data Peserta ... 85
III.2.3.5 Perancangan Antarmuka Petugas - Data Fasilitator ... 85
III.2.3.6 Perancangan Antarmuka Petugas – Tambah Data Fasilitator ... 86
III.2.3.7 Perancangan Antarmuka Petugas – Edit Data Fasilitator ... 86
III.2.3.8 Perancangan Antarmuka Petugas - Data Pelatihan ... 87
III.2.3.9 Perancangan Antarmuka Petugas – Tambah Data Pelatihan ... 87
III.2.3.10 Perancangan Antarmuka Petugas – Edit Data Pelatihan ... 88
III.2.3.11 Perancangan Antarmuka Petugas – Detail Pelatihan ... 88
III.2.3.12 Perancangan Antarmuka Petugas - Data Kantor ... 89
III.2.3.13 Perancangan Antarmuka Petugas – Tambah Data Kantor ... 89
III.2.3.14 Perancangan Antarmuka Petugas – Edit Data Kantor... 90
III.2.3.15 Perancangan Antarmuka Petugas - Data Jabatan ... 90
III.2.3.16 Perancangan Antarmuka Petugas – Tambah Data Jabatan ... 91
III.2.3.17 Perancangan Antarmuka Petugas – Edit Data Jabatan ... 91
III.2.3.18 Perancangan Antarmuka Petugas– Data Soal ... 92
III.2.3.19 Perancangan Antarmuka Petugas– Tambah Data Soal ... 92
III.2.3.20 Perancangan Antarmuka Petugas – Edit Soal ... 93
III.2.3.21 Perancangan Antarmuka Petugas– Laporan... 93
III.2.3.22 Perancangan Antarmuka Petugas – Data Calon Peserta ... 94
(13)
viii
III.2.3.27 Perancangan Antarmuka Kepala Bagian- Detail Fasilitator ... 96
III.2.3.28 Perancangan Antarmuka Kepala Bagian – Data Pelatihan ... 97
III.2.3.29 Perancanan Antarmuka Kepala Bagian – Detail Pelatihan ... 97
III.2.3.30 Perancangan Antarmuka Kepala Bagian – Data Kantor ... 98
III.2.3.31 Perancangan Antarmuka Kepala Bagian – Data Jabatan ... 98
III.2.3.32 Perancangan Antarmuka Kepala Bagian – Data Evaluasi ... 99
III.2.3.33 Perancangan Antarmuka Kepala Bagian – Data Soal ... 99
III.2.3.34 Perancangan Antarmuka Kepala Bagian – Laporan ... 100
III.2.3.35 Perancangan Antarmuka Kepala Bagian – Calon Peserta... 100
III.2.3.36 Perancangan Antarmuka Kepala Bagian – Master Penilaian ... 101
III.2.3.37 Perancangan Antarmuka Kepala Balai – Dashboard ... 101
III.2.3.38 Perancangan Antarmuka Kepala Balai – Data Peserta ... 102
III.2.3.39 Perancangan Antarmuka Kepala Balai – Data Fasilitator ... 102
III.2.3.40 Perancangan Antarmuka Kepala Balai – Detail Fasilitator ... 103
III.2.3.41 Perancangan Antarmuka Kepala Balai - Data Pelatihan ... 103
III.2.3.42 Perancangan Antarmuka Kepala Balai - Data Detail Pelatihan .... 104
III.2.3.43 Perancangan Antarmuka Kepala Balai - Data Kantor... 104
III.2.3.44 Perancangan Antarmuka Kepala Balai - Data Jabatan ... 105
III.2.3.45 Perancangan Antarmuka Kepala Balai - Data Evaluasi ... 105
III.2.3.46 Perancangan Antarmuka Kepala Balai - Data Soal... 106
III.2.3.47 Perancangan Antarmuka Kepala Balai – Laporan ... 106
III.2.3.48 Perancangan Antarmuka Kepala Balai – Data Calon Peserta ... 107
III.2.3.49 Perancangan Antarmuka Kepala Balai – Master Penilaian... 107
III.2.3.50 Perancangan Antarmuka Admin – Data Petugas ... 108
III.2.3.51 Perancangan Antarmuka Admin – Tambah Petugas ... 109
III.2.3.52 Perancangan Antarmuka Admin – Edit Petugas ... 110
III.2.3.53 Perancangan Antarmuka Peserta – Index Peserta ... 111
(14)
ix
III.2.5 Jaringan Semantik ... 117
III.2.5.1 Jaringan Semantik Admin ... 118
III.2.5.2 Jaringan Semantik Pengunjung ... 118
III.2.5.3 Jaringan Semantik Member ... 118
III.2.5.4 Jaringan Semantik Peserta ... 119
III.2.5.5 Jaringan Semantik Petugas ... 120
III.2.5.6 Jaringan Semantik Kepala Balai ... 121
III.2.5.7 Jaringan Semantik Kepala Bagian ... 122
III.2.6 Perancangan Prosedural ... 123
III.2.6.1 Perancangan Prosedural Tambah Data ... 123
III.2.6.2 Perancangan Prosedural Edit Data ... 124
III.2.6.3 Perancangan Prosedural Hapus Data ... 125
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 127
IV.1 Implementasi Sistem ... 127
IV.1.1 Lingkungan Implementasi ... 127
IV.1.2 Implementasi Basis Data ... 128
IV.1.3 Implementasi Antar Muka ... 132
IV.2 Pengujian Sistem ... 136
IV.2.1 Rencana Pengujian ... 136
IV.2.2 Pengujian Black Box ... 138
IV.2.3 Pengujian Beta ... 159
IV.2.4 Kesimpulan Pengujian ... 172
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 173
V.I Kesimpulan ... 173
V.II Saran ... 173
(15)
174
[2] Agustin, A.S. Pemrograman CSS untuk Pemula. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2011.
[3] Kadir, A. From Zero to a Pro CSS. Yogyakarta: Andi. 2011.
[4] Ladzamudin, A. -B. B. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.2005.
[5] Raharjo, B. Belajar Otodidak Membuat Database Menggunakan MySQL.
Bandung: Informatika. 2011.
[6] Riduan, & Akdon. (2007). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta.
[7] bapelkes.or.id.
http://bapelkescikarang.or.id/bapelkescikarang/index.php?option=com_sobi2 &catid=3&Itemid=11 Diambil 22 Desember 2012
[8] H. Kristanto, “Amelia and A. Candra, Analisis dan Perancangan Sistem
Dashboard Produksi P.T Inkoasku.” vol. 1, pp. 2-3, 2012.
[9] F. C. Saputro, W. Anggraeni, A. Mukhlason,” Pembuatan Dashboard Berbasis
Web Sebagai Sarana Evaluasi Diri Berkala untuk Persiapan Penilaian Akreditasi Berdasarkan Standar Badan Akreditasi Nasional Perguruan
(16)
1
Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Cikarang merupakan unit pelaksana teknis pelatihan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) yang berada di bawah Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Kesehatan (Badan PPSDMKes) Depkes RI. Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Cikarang memiliki beberapa bagian didalam organisasinya diantaranya adalah bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan (P3). Bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan tugasnya adalah melaksanakan penyelenggaraan suatu pendidikan dan pelatihan (diklat) di bidang kesehatan bagi pegawai kesehatan dan masyarakat. Namun, pada kenyataannya, program pendidikan dan pelatihan (diklat) yang ditangani oleh Bapelkes Cikarang ini bukan hanya berorientasi pada kebutuhan institusi kesehatan dan masyarakat saja, tapi juga sebagai sarana pelaksanaan diklat nonkesehatan, baik dari pemerintah maupun swasta. Hal yang ditangani pada bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan diantaranya yaitu, evaluasi pelatihan, laporan hasil pelatihan, dan penjadwalan pelatihan.
Setelah melakukan wawancara dengan kepala bagian penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan balai pelatihan kesehatan Cikarang, terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan diklat diantaranya penjadwalan, yaitu kesulitan dalam terbatasnya informasi jadwal pelatihan kepada calon peserta diklat, kesulitan dalam mengolah hasil evaluasi peserta, kesulitan menilai kinerja fasilitator dan penyelenggara diklat karena semuanya dilakukan secara manual dengan menilai melalui form kertas yang telah disediakan sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil dari evaluasi tersebut. Selanjutnya kesulitan memilih fasilitator yang tepat untuk penyelenggaraan diklat dan menentukan apakah fasilitator yang sudah ada masih akan digunakan atau tidak, dan kesulitan dalam pembuatan laporan dimana pembuatan laporan mambutuhkan waktu yang cepat untuk segera di laporkan kepada kepala balai.
(17)
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan diatas, maka perlu dibangun sistem informasi bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan kesehatan Bapelkes Cikarang, dengan menggunakan sistem informasi, diharapkan semua kendala dalam pelaksanaan diklat dapat teratasi.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka timbul permasalahan yaitu, bagaimana membangun sistem informasi bidang penyelenggara pendidikan dan pelatihan di balai pelatihan kesehatan Cikarang.
I.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah untuk membangun Sistem Informasi Bidang Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam membangun sistem informasi ini yaitu :
1. Mempermudah penginformasian jadwal pelatihan kepada calon peserta.
2. Mempermudah pengolahan hasil evaluasian peserta diklat. 3. Mempermudah penilaian kinerja fasilitator.
4. Mempermudah penilaian penyelenggaraan diklat.
5. Mempermudah pemilihan fasilitator yang tepat untuk penyelenggaraan diklat.
6. Mempermudah penentuan keberlanjutan penggunaan fasilitator. 7. Mempermudah pembuatan laporan secara berkala.
I.4 Batasan Masalah
Batasan-batasan dalam sistem informasi ini adalah :
1. Data yang diolah dalam sistem informasi ini adalah data fasilitator, data peserta diklat, data pelaksanaan diklat, data nilai, data evaluasi.
(18)
2. Proses yang terdapat pada sistem yang dibangun adalah pengolahan data fasilitator, pengolahan data peserta diklat, pengolahan nilai, pengolahan laporan dan rekap, pengolahan evaluasi kinerja fasilitator dan perkembangan peserta diklat.
3. Output yang dihasilkan berupa informasi mengenai data fasilitator, data peserta diklat, laporan, informasi evaluasi kinerja fasilitator, juga berupa monitoring fasilitator,
4. Sistem informasi yang dibangun adalah berbasis web.
5. Pendekatan analisis yang digunakan adalah analisis terstruktur. I.5 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam sistem informasi bidang penyelenggara pendidikan dan pelatihan di balai kesehatan Cikarang adalah dengan metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode penelitian yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran ataupun suatu peristiwa masa sekarang. Metode penelitian ini memiliki dua metode, yaitu metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem.
1. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Studi Literatur.
Studi literature adalah tahap pengumpulan data dengan mencari pustaka-pustaka yang menunjang. Berupa buku-buku, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan sistem informasi.
b. Observasi.
Observasi adalah tahap mengamati secara langsung proses kerja yang dilakukan di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti.
(19)
c. Interview.
Interview adalah tahap melakukan dialog secara langsung dengan Kepala Bagian Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Balai Kesehatan Cikarang untuk memperoleh data yang berhubungan dengan pembangunan aplikasi. 2. Metode pengembangan sistem.
Metode analisis data dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan paradigma perangkat lunak secara waterfall, yang meliputi beberapa proses diantaranya:
a. Requirements definition
Requirements definition merupakan tahap mengumpulkan kebutuhan secara
lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh sistem informasi yang akan dibangun. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap.
b. System and software design
System and software design merupakan tahap desain yang dikerjakan setelah
kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap.
c. Implementation and unit testing
Implementation and unit testing merupakan tahap penerjemahan desain
program ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Program yang dibangun langsung diuji secara unit.
d. Integration and system testing
Integration and system testing merupakan tahap penyatuan unit-unit program
kemudian diuji secara keseluruhan (system testing).
e. Operation and maintenance
Operation and maintenance merupakan tahap pengoperasian program
dilingkungannya dan melakukan pemeliharaan, seperti penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan situasi sebenarnya.
(20)
Gambar I.1 Metode Pengembangan Sistem Waterfall Model [1]
I.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang permasalahan, mencoba merumuskan inti permasalahan yang dihadapi, menentukan tujuan dan kegunaan penelitian, yang kemudian diikuti dengan pembatasan masalah, serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan dan hal-hal yang berguna dalam proses analisis permasalahan serta tinjauan terhadap penelitian-penelitian serupa yang telah pernah dilakukan sebelumnya termasuk sintesisnya.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini membahas tentang analisis masalah, analisis masalah dari sistem yang sedang berjalan pada instansi dan menemukan kendala atau penyebab permasalahan, aturan bisnis, spesifikasi kebutuhan perangkat keras dan perangkat
(21)
lunak yang digunakan dalam penelitian. Serta perancangan-perancangan database dan perancangan antarmuka.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Bab ini merupakan tahapan yang dilakukan dalam penelitian secara garis besar sejak dari tahap persiapan sampai penarikan kesimpulan, metode dan kaidah yang diterapkan dalam penelitian. Pada bab ini juga berisi implementasi dan perancangan sistem yang dilakukan serta hasil pengujian sistem.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan membahas tentang kesimpulan dari penyelesaian masalah secara keseluruhan serta saran-saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk perkembangannya pada masa yang akan datang.
(22)
7
Pada profil instansi merupakan uraian mengenai pengenalan tempat studi kasus dari penelitian yang dilakukan. Profil instansi yang akan diuraikan adalah terdiri dari sejarah instansi, logo instansi, visi dan misi instansi, struktur organisasi, serta job description.
II.1.1 Sejarah Instansi
Sejak berdiri pada tahun 1955, Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang atau Bapelkes Cikarang ini berkali-kali mengganti nama. Berikut tabel yang berisi nama-nama kawasan balai pelatihan ini dari mulai berdiri sampai saat ini:
Tabel II.1 Tabel Sejarah Instansi
Tahun Uraian
1955 – 1961 Komando Pemberantasan MalariaMalaria
1961 – 1964 Pusdiklat Pemberantasan Malaria 1964 – 1966 Pusdiklat Malaria
1966 – 1978 Daerah Latihan dan Percontohan Kesehatan Masyarakat 1978 – 1987 Balai Latihan Kesehatan Masyarakat
1987 – 1993 BLKM Tingkat Nasional (Kepmenkes No. 45/ 1987) 1993 – 2008 Bapelkes Lemahabang Kelas A (Kepmenkes No. 911) 2008 – 2011 Bapelkes Lemahabang (Kepmenkes No. 971 tahun 2008) 2011 – sekarang Bapelkes Cikarang (Permenkes No. 2361 Tahun 2011)
II.1.2 Logo Instansi
Logo merupakan suatu bentuk gambar atau sekedar sketsa dengan arti tertentu, dan mewakili suatu arti dari perusahaan, daerah, perkumpulan, produk, negara, lembaga/ Organisasi dan hal-hal lainnya yang dianggap membutuhkan hal yang singkat dan mudah diingat sebagai pengganti dari nama sebenarnya. Berikut logo dari balai pelatihan kesehatan cikarang seperti pada Gambar II.1.
(23)
Gambar II.1 Logo Instansi
II.1.3 Visi dan Misi Instansi
Visi dan misi dari Bapelkes Cikarang adalah sebagai berikut: a. Visi
Bapelkes Cikarang excellence dalam mengembangkan kapasitas sumber daya manusia menuju masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat.
b. Misi
1. Meningkatkan kompetensi, kualitas, dan profesionalisme sumber daya manusia kesehatan, khususnya di bidang kesehatan lingkungan, kesehatan haji, kesehatan kerja, dan promosi kesehatan
2. Melakukan pemberdayaan masyarakat “suburban” agar mandiri untuk
hidup sehat
3. Meningkatkan kapasitas institusi, baik kapasitas individu sumber daya manusia, kapasitas organisasi, kelembagaan, maupun kapasitas sistem sumber daya manusianya
II.1.4 Struktur Organisasi Instansi
Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang mewujudkan suatu pola tetap dari hubungan antara kedudukan dan peranan dari suatu lingkungan kerjasama. Dan pada umumnya struktur organisasi berupa gambaran grafis yang menunjukkan hubungan antara unit-unit dalam organisasi serta garis-garis
(24)
wewenang yang ada. Untuk mengetahui bagaimana susunan organisasi pada balai pelatihan kesehatan Cikarang dapat dilihat pada Gambar II.2 dibawah ini.
Kepala Bagian Pengkajian dan Pengembangan
Kepala Bagian
Pengendalian Mutu Penyelenggaraan Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan Kepala Balai
Kepala Bagian Tata Usaha
Instalasi: a. Gizi dan Asrama
b. Pemeliharaan c. Pemasaran
d. Keuangan e. Bengkel dan
Laboratorium
Kelompok Jabatan Fungsional
Gambar II.2 Struktur Organisasi Bapelkes Cikarang
II.2 Job Description
Job description adalah suatu penjelasan mengenai tugas-tugas apa saja
yang dijalankan pada suatu instansi. Berikut job description pada Bapelkes Cikarang, khususnya pada bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan:
1. Kepala Balai
Pimpinan utama Bapelkes Cikarang, memonitoring semua kegiatan yang ada di bapelkes cikarang.
(25)
2. Kepala Bagian Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan
Pimpinan bidang Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan, memonitoring kegiatan yang ada di bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan bapelkes cikarang.
3. Penyusun Program Pelatihan Pegawai
Menyusun program pelatihan meliputi rencana pelatihan, kurikulum, bahan dan sarana, klasifikasi dan kualifikasi peserta diklat, serta Widyaiswara sesuai dengan analisis kebutuhan diklat.
4. Penyusun Bahan Evaluasi dan Laporan
Menyusun bahan evaluasi dan laporan dengan menolah, menganalisis data laporan dari unit kerja, serta mengevaluasi dengan membandingkan antara rencana dan realisasi, permasalahan serta menyususn bahan laporan unit. 5. Penyusun Bahan Evaluasi Rencana dan Program
Menyusun bahan evaluasi pelaksana rencana dan program bidang teknis dan bidang umum dengan cara mengolah, menganalisis dan mengevaluasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Pengevaluasi Diklat
Mengevaluasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pegawai dengan melakukan pengamatan, pemantauan dan menganalisis kurikulum, silabi, materi, sarana dan prasarana, sistem dan metode diklat, tenaga pendidikan dan pelatihan serta relevansi diklat terhadap kebutuhan organisasi dan jabatan.
7. Pengumpul dan Pengolah Data Laporan
Mangumpulkan dan mengolah data laporan berdasarkan laporan dari unit kerja lain sebagai bahan laporan satuan kerja.
8. Agendaris
Menerima, mencatat dan mendistribusikan surat, dokumen, barang dan pesan ke unit kerja berdasarkan masalah dan tujuan.
9. Pramupustaka
Mengelola bahan pustaka dan melayani pengunjung/pembaca pada perpustakaan, peminjam atau permintaan bahan pustaka.
(26)
II.3 Landasan Teori
Pada landasan teori dibahas mengenai materi atau teori apa saja yang digunakan sebagai acuan dalam membuat karya tulis ini. Landasan teori yang diuraikan di bawah ini merupakan hasil studi literatur, baik dari buku, maupun situs internet.
II.3.1 Konsep Pengolahan Data
Konsep pengolahan data menjelaskan pengertian data dan pengantar sistem basis data.
II.3.3.1 Pengertian Data
Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kesatuan nyata (fact and entity) adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.[4] Keberadaan suatu data sangat menunjang terhadap informasi, karena data merupakan bahan mentah yang diperlukan oleh pengambil keputusan.
II.3.3.2 Pengertian Sistem Basis Data
Basis data adalah sebuah tempat penyimpanan data-data yang diolah sedemikian rupa sehingga nantinya dapat diambil informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang diperoleh tersebut dengan menjalankan aplikasi untuk mengakses basis data. Aplikasi yang dimaksud adalah Database Management
System (DBMS) atau biasa juga disebut sebagai sistem manajemen basis data.
Gabungan antara basis data yang dibuat dan DBMS sebagai pengelolanya menghasilkan sebuah sistem yaitu sistem basis data. Oleh karena itu, secara umum sistem basis data dapat diartikan sebagai sekumpulan file (tabel) yang saling berhubungan serta dapat dikelola dan dimanipulasi dengan menggunakan suatu DBMS untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.
(27)
Secara lengkap, sistem basis data memiliki beberapa komponen untuk dapat menajalankan sistemnya dengan baik. Komponen-komponen tersebut diuraikan dalam poin-poin berikut ini:
a. Perangkat Keras/ Hardware
Dalam menjalankan suatu sistem basis data tentu dibutuhkan perangkat keras sebagai alat atau benda nyata yang dapat digunakan oleh pengelola. Perangkat keras yang biasanya terdapat dalam sebuah sistem basis data adalah sebagai berikut:
1. Komputer
2. Memori sekunder yang online (Harddisk)
3. Memori sekunder yang offline (Tape atau Removable Disk) untuk keperluan
back-up data
4. Media/ perangkat komunikasi (untuk sistem jaringan) b. Sistem Operasi/ Operating System
Sistem Operasi merupakan program yang memfungsikan sistem komputer, mengendalikan seluruh sumber daya dalam komputer, dan melakukan operasi-operasi dasar dalam komputer. Contoh sistem operasi-operasi adalah Windows XP, Windows 7, Mac-OS, Linux, dan lain-lain.
c. Basis Data/ Database
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa basis data adalah sekumpulan data yang disimpan dan saling berhubungan. Data-data yang disimpan itu memiliki sejumlah objek basis data seperti tabel,indeks, dan lain-lain.
d. Sistem Manajemen Basis Data/ Database Management System (DBMS)
Perangkat lunak pengelola basis data yang telah dibuat disebut merupakan sistem manajemen basis data. Perangkat lunak inilah yang menentukan bagaimana data dikelola dan dimanipulasi. Selain itu, dapat juga diterapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data secara bersama, dan pemaksaan konsistensi data. Contoh sistem manajemen basis data adalah Microsoft Access, MySQL, Oracle, dan sebagainya.
(28)
e. Pengguna/ User
Ada beberapa tipe pengguna dalam suatu sistem basis data yang dibedakan berdasarkan cara mereka berinteraksi terhadap sistem, yaitu:
1. Programer aplikasi
Programer aplikasi merupakan pemakai yang berinteraksi langsung dengan basis data melalui sintak-sintak yang disediakan, untuk mengelola dan memanipulasi data yang ada pada basis data tersebut.
2. Pengguna mahir/ Casual User
Pengguna mahir adalah pengguna yang berinteraksi dengan sistem tanpa menulis modul program. Pengguna ini hanya menuliskan query dengan bahasa query yang disediakan oleh suatu DBMS.
3. Pengguna umum/ End User Naive User
Pengguna umum merupakan pengguna yang berinteraksi dengan sistem melalui pemanggilan suatu program yang permanen.
4. Pengguna khusus/ Specialized User
Pengguna khusus merupakan pengguna yang menulis aplikasi basis data nonkonvensional untuk keperluan khusus seperti aplikasi sistem pakar, pengolahan citra, dan lain-lain yang dapat mengakses basis data dengan atau tanpa DBMS.
f. Aplikasi (Perangkat Lunak) Lain
Aplikasi lain ini bersifat opsional. Ada atau tidaknya tergantung kebutuhan pengguna. DBMS yang digunakan hanya untuk mengelola data dalam basis data, sedangkan untuk pengguna-pengguna sistem lain seperti pengguna umum dapat dibuatkan program khusus untuk melakukan penambahan, pengubahan, dan penghapusan data. Pembuatan program khusus tersebut membutuhkan aplikasi lain, misalnya untuk aplikasi berbasis web menggunakan Dreamweaver atau aplikasi berbasis desktop menggunakan Visual Basic, Delphi, dan lain-lain.
(29)
II.3.2 Pengenalan Sistem Informasi
Hal-hal yang dibahas pada pengenalan sistem informasi ini adalah tentang pengertian sistem informasi itu sendiri, serta menjelaskan pengertian sistem
dashboard.
II.3.2.1 Pengertian Sistem Informasi
Suatu sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu informasi.
b. Sekumpuan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan/atau untuk mengendalikan organisasi.
c. Suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.[4]
II.3.2.2 Pengertian Sistem Dashboard
Dashboard adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan seara real time. Sistem berupa dashboard dapat menangani dan memproses data yang luas sehingga nilai-nilai dalam data dapat diwakili ke dalam beberapa halaman yang ringkas, yang menampilkan trend dan banyak informasi yang diperlukan oleh manager. Dashboard memberikan manager tampilan yang lebih cepat dibandingkan dengan laporan pada umumnya dimana manager
cenderung untuk membandingkan banyak informasi dari banyak laporan yang diterima selama beberapa hari.
Dashboard memberikan kemudahan dalam memahami pelaporan status
kemajuan perusahaan sepanjang tahun dan dapat mengidentifikasi trend dan masalah yang benar. Adanya pengidentifikasian trend dan masalah yang lebih dini akan lebih cepat mendapat penanganan yang tepat dari perusahaan untuk kemajuan perusahaan dan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan[8].
(30)
Tujuan dari adanya sistem dashboard ini adalah sebagai alat untuk memonitor dan mengetahui informasi suatu keadaan sistem. Diharapkan dengan adanya sistem dashboard ini, dapat mempercepat proses pengambilan keputusan. Sistem ini memiliki antarmuka layaknya dashboard pada suatu kendaraan yang dapat memperlihatkan status kendaraan tersebut.
Ada beberapa macam tipe dari Dashboard, menurut Rasmussen, Bansal dan Chen mengemukakan 3 buah tipe Dashboard, yaitu:
1. Dashboard strategis
Dashboard strategis digunakan untuk mendukung manajemen level strategis
memberikan informasi dalam membuat keputusan bisnis, memprediksi peluang, dan memberikan arahan pencapaian tujuan strategis.
2. Dashboard taktis
Dashboard tipe ini berfokus pada proses analisis untuk menentukan penyebab
dari suatu kondisi atau kejadian tertentu.
3. Dashboard operasional
Dashboard operasional yang berfungsi sebagai pendukung monitoring dari
aktifitas proses bisnis yang spesifik. Fokus pada monitoring aktifitas dan kejadian yang tidak berubah secara konstan[9].
II.3.3 Analisis Deskriptif
Analisis deskriftif adalah analisis yang menggambarkan suatu data yang akan dibuat baik sendiri maupun secara berkelompok. dalam penyajian ini dibahas mengenai pengukuran tendensi sentral (pengukuran gejala pusat mean/rata-rata). Pengukuran ini digunakan untuk menjaring data yang menunjukan pusat atau pertengahan dari gugusan data yang menyebar. Nilai rerata dari kelompok data itu, diperkirakan dapat mewakili seluruh nilai data yang ada dalam kelompok tersebut.
1. Mean
Rata-rata hitung atau disingkat dengan mean. Perhitungan mean untuk data tunggal:
(31)
a. Mean Data Tunggal
Data yang dipakai untuk menghitung mean tunggal hanya sedikit jumlahnya, perhitungannya dengan cara menunjukan semua nilai data dibagi banyaknya data, dengan rumus[6]:
Keterangan :
= Mean
= jumlah tiap data = jumlah data
II.3.4 Konsep Analisis Terstruktur
Analisis terstruktur merupakan model pendekatan analisis dengan mengedepankan keterunutan proses. Model analisis terstruktur ini terdiri dari
flowmap atau flowchart, Entity Relatinship Diagram, Diagram Konteks, dan Data
Flow Diagram.
II.3.3.1 Pengenalan flowmap dan flowchart
Flowmap adalah bentuk pemodelan yang memperlihatkan bagaimana
suatu dokumen mengalir pada sistem. Bentuk dokumen tersebut dapat berupa dokumen manual ataupun berupa file dalam komputer. Flowmap memiliki satu kesatuan alur, yaitu harus terdapat masukan, proses, dan keluaran. Sedangkan
flowchart adalah bentuk penggambaran sistem yang sedang berjalan bukan
berdasarkan dokumen. Flowchart memiliki simbol mulai dan selesai pada setiap modelnya.
II.3.3.2 Pengenalan Entity Relasional Diagram (ERD)
ERD merupakan suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan pada sistem secara abstrak. ERD juga menggambarkan hubungan antara satu entitas yang memiliki sejumlah atribut dengan entitas lain dalam suatu sistem yang terintegrasi. ERD digunakan oleh perancang sistem untuk
(32)
memodelkan data yang nantinya akan dikembangkan menjadi basis data(database). Model data ini juga akan membantu pada saat melakukan analisis dan perancangan database , karena model data ini akan menunjukan bermacam-macam data yang dibutuhkan dan hubungan antar data. [4]
Data Flow Diagram. ERD memiliki empat komponen utama, yaitu entitas,
relasi, derajat relasi, dan indikator subtype atau supertype. a. Entitas
Pada E-R diagram, entity digambarkan dengan sebuah bentuk persegi panjang. Entity adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Entitas diberi nama dengan kata benda dan dapat dikelompokan dalam empat jenis nama, yaitu orang,benda,lokasi,dan kejadian (terdapat unsur waktu didalamnya).
b. Relasi
Pada E-R diagram, relasi dapat digambarkan dengan sebuah bentuk belah ketupat. Relasi adalah hubungan alamiah yang terjadi antar entitas. Pada umumnya penghubung(relasi) diberi nama dengan kata kerja dasar, sehingga memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya.
c. Derajat Relasi
Derajat relasi adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam satu relasi. Derajat relasi yang sering digunakan dalam E-R diagram :
1. Unary Relationship
Unary relationship adalah model relasi yang terhadi diantara entity yang
berasal dari entity set yang sama. Sering juga disebut sebagai Recursive
Relationship atau Reflective Relationship.
2. Binary Relationship
Binary Relationship adalah model relationship antara instance-instance dari
suatu tipe entitas (dua entity yang berasal dari entity yang sama). Relasi ini paling umum digunakan dalam pembuatan model data.
(33)
3. Ternary Relationship
Ternary Relationship adalah merupakan relasi antara instance-instance dari
tiga tipe entitas secara sepihak. Perlu diketahui ternary relationship tidak sama dengan tiga relationship binary.
d. Atribut
Secara umum atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap entitas maupun tiap relasi. Maksudnya atribut adalah sesuatu yang menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud entitas maupun relationship,sehingga sering dikatakan atribut adalah elemen dari setiap entitas dan relasi.
1. Atribut Value
Atribut value atau nilai atribut adalah suatu occurence tertentu dari sebuah
attribute didalam suatu entity atau relasi. Ada dua jenis atribut
1.1 Identifier (Key) digunakan untuk menentukan suatu entity secara
unik (primary key).
1.2 Descriptor (nonkey attribute) digunakan untuk menspesifikasikan
karakteristik dari suatu entity yang tidak unik. e. Kardinalitas
Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum tupel yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain. Kardinalitas relasi merujuk kepada hubungan maksimum yang terjadi dari entitas yang satu ke entitas yang lain dan begitu juga sebaliknya.
Terdapat 3 macam kardinalitas relasi, yaitu:
1. One to One
Tingkat hubungan satu ke satu,dinyatakan dengan satu kejadian pada entitas pertama, hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya.
2. One to Many atau Many to One
Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak ke satu. Tergantung dari arah mana hubungan tersebut dilihat. Untuk satu kejadian pada entitas yang pertama dapat mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas yang kedua. Sebaliknya satu kejadian pada entitas yang
(34)
kedua hanya dapat mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama.
a) One to Many
Berarti satu tupel pada entitas A dapat berhubungan dengan banyak tupel pada entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap tupel pada entitas B, berhubungan dengan paling banyak satu tupel entitas A.
b) Many to One
Setiap tupel pada entitas A dapat berhubungan dengan paling banyak satu tupel pada entitas B. Tetapi tidak sebaliknya.
3. Many to Many
Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya. Baik dilihat dari sisi entitas yang pertama, maupun dilihat dari sisi yang kedua. Berarti setiap tupel pada entitas A dapat berhubungan dengan banyak tupel pada entitas B, dan demikian juga sebaliknya, dimana setiap tupel pada entitas B dapat berhubungan dengan banyak tupel pada entitas A.[4]
Simbol-simbol yang digunakan pada ERD adalah sebagai berikut: Tabel II.2 Simbol ERD
Simbol Keterangan
Entitas, menunjukkan objek yang dapat diidentifikasikan dalam lingkungan pemakai
Relasi, menunjukkan adanya hubungan di antara sejumlah entitas yang berbeda
Atribut, berfungsi sebagai
pendeskripsi karakter entitas (atribut yang bertindak sebagai primary key diberi garis bawah)
Garis, berfungsi sebagai penghubung antara relasi dengan entitas, antara relasi dengan atribut, dan antara atribut dengan entitas
(35)
II.3.3.3 Pengenalan Diagram Konteks
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang linkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks.[4]
II.3.3.4 Pengenalan Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat pemodelan pada analisis
terstruktur yang memungkinkan kita untuk menggambarkan suatu sistem sebagai jaringan fungsional dari proses yang saling terhubung. Suatu DFD merupakan salah satu bentuk alat pemodelan yang dapat digunakan sebagai analisis sistem dan menyediakan satu hasil view dari suatu sistem. DFD memiliki proses, aliran, tempat penyimpanan data, dan entitas eksternal. Adapun simbol-simbol DFD yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Tabe lI.3 Simbol DFD
Simbol Keterangan
Proses (Process), menunjukkan suatu simbol pengolahan data
Aliran (Flow), menggambarkan aliran data yang menghubungkan proses dengan entitas eksternal dan antara entitas eksternal dengan tempat penyimpanan data
Tempat penyimpanan data (Data Store), berfungsi sebagai tempat menyimpan dan mengakses data yang diolah
Entitas Eksternal, menunjukkan suatu objek luar sistem yang dapat mengakses system
(36)
II.3.3.5 Pengenalan Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak
Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak (SKPL) merupakan dokumentasi dari suatu kebutuhan perangkat lunak beserta model yang digunakan. Dokumen ini digunakan oleh pengembang perangkat lunak sebagai acuan teknis pengembangan perangkat lunak pada tahap selanjutnya.
II.3.4.1 Pengenalan Protokol
Protokol merupakan sebuah aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi yang ada di dalam sebuah jaringan komputer. Tujuan digunakan suatu protokol dalam sebuah jaringan komputer adalah sebagai alat komunikasi. Salah satu protokol yang umum digunakan adalah TCP/ IP. TCP/ IP adalah sekelompok protokol yang mengatur komunikasi data komputer di internet dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. TCP/IP dikembangkan dengan tidak tergantung pada sistem operasi atau perangkat keras tertentu
b. TCP/IP independen terhadap perangkat keras jaringan dan dapat dijalankan pada jaringan Ethernet, Token Ring, jalur telepon dial-up, dan jenis media transmisi apapun
c. Pengalamatan TCP/IP bersifat unik dalam skala global. Dengan cara ini, komputer dapat saling terhubung walaupun jaringannya seluas internet sekarang ini
Jenis – jenis alamat TCP/ IP adalah:
Tabel II.4 Kelas-kelas Alamat IP
Kelas Jumlah Host Jumlah Oktet Pertama
A 16777214 1 - 126
B 65534 128 - 191
C 254 192 - 223
D Multicast IP
Address 224 - 239
(37)
II.3.5 Perangkat Lunak Pendukung
Pada bagian ini dijelaskan mengenai perangkat lunak apa saja yang digunakan dalam membangun sistem informasi layanan penunjang pendidikan dan pelatihan Bapelkes Cikarang, baik dalam merancang model sistem, maupun mengimplementasikan rancangan model sistem tersebut.
II.2.5.1 Microsoft Visio Professional 10.0.2514
Microsoft Visio Professional 10.0.2514 merupakan tool dari Microsoft Corporation versi 10 tahun 2002 untuk membuat berbagai macam diagram, misalnya database diagram, flowchart, web diagram. Adapun penggunaan tool ini pada penelitian ini adalah pada flowchart diagram, ERD, dan pemodelan arsitektural.
II.2.5.2 Power Designer Process Analyst 6.0.0
Power Designer Process Analyst 6.0.0 merupakan tool dari Sybase Inc. versi 6 tahun 1991 – 1997. Pada penelitian, tool ini untuk membuat Data Flow
Diagram.
II.2.5.3 MySQL 5.1.36
MySQL 5.1.36 adalah sebuah tool bawaan dari Wampserver yang digunakan untuk menyimpan kumpulan data yang membentuk suatu database.
MySQl merupakan software sistem manajemen database yang sangat popular dikalangan programmer web, terutama di lingkungan linux dengan menggunakan script PHP dan perl. Software database ini kini telah tersedia juga pada platform sistem operasi windows. Kepopuleran MySQL dimungkinkan karena kemudahannya untuk digunakan, cepat secara kinerja query, dan mencukupi untuk kebutuhan database perusahaan-perusahaan skala menengah kecil. MySQL merupakan database yang digunakan oleh situs-situs terkemuka di internet untuk menyimpan data.
(38)
II.2.5.4 phpMyAdmin 3.5.1
Tools ini digunakan sebagai pengolah database yang disimpan
menggunakan DBMS MySQL. Pengolah database ini juga merupakan tool
bawaan dari Wampserver.
II.2.5.5 Wampserver 2.2
Wampserver merupakan tool yang digunakan sebagai server lokal untuk menguji website yang telah dibuat. Tool ini juga digunakan dalam mengakses phpMyAdmin sebagai pengolah database.
II.2.5.6 Adobe Dreamweaver CS6
Adobe Dreamweaver adalah salah satu perangkat lunak canggih yang dapat Anda gunakan untuk merancang dan membangun website. Dengan menggunakan Adobe Dreamweaver, pekerjaan membuat website yang rumit sekalipun akan menjadi pekerjaan yang mudah. Adobe Dreamweaver memberi kemudahan untuk merancang dan menata halaman demi halaman website, dengan menyediakan berbagai Tools yang siap pakai. Sangat mudah untuk menyisipkan elemen-elemen apapun yang kita perlukan, seperti Text, Gambar, atau Media seperti audio, video, animasi flash, dan lain-lain. Selain itu Adobe Dreamweaver juga menyediakan fasilitas untuk melakukan Pemrograman Scripting seperti, ASP (Active Server Page), JSP (Java Server Page), PHP (PHP Hypertext Preprocessor), Java Scripts, Cold Fusion, CSS (Cascading Style Sheet), XML (Extensible Markup Languange), dan lain sebagainya.
(39)
(40)
25
Tahapan analisis sistem adalah tahapan melakukan analisis terhadap sistem yang sedang berjalan bertujuan sebagai dasar perancangan atau perbaikan sistem lama. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui kelemahan atau kekurangan sistem yang lama dan dapat dirancang atau diperbaiki menjadi sebuah sistem yang lebih efektif dan efisien. Tahapan-tahapannya yaitu, analisis masalah, analisis sistem yang sedang berjalan, aturan bisnis, spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, analisis kebutuhan nonfungsional, analisis data, analisis kebutuhan fungsional, spesifikasi proses dan kamus data DFD.
III.1.1 Analisis Masalah
Analisis masalah adalah tahapan menentukan masalah-masalah yang dihadapi di bagian P3 Bapelkes Cikarang. Adapun masalah yang dihadapi di balai pendidikan dan pelatihan kesehatan Cikarang terutama di bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan (P3) yaitu :
1. Kesulitan dalam penginformasian jadwal pelatihan kepada calon peserta diklat.
2. Kesulitan dalam pengolahan hasil evaluasi peserta.
3. Kesulitan menilai kinerja fasilitator dan penyelenggara diklat.
4. Kesulitan memilih fasilitator yang tepat untuk penyelenggaraan diklat dan menentukan apakah fasilitator yang sudah ada masih akan digunakan atau tidak.
III.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan (P3) di balai kesehatan Cikarang, didapatkan prosedur yang sedang berjalan di bagian P3 adalah sebagai berikut :
(41)
1. Proses pendaftaran ulang peserta diklat
Proses pendaftaran ulang adalah prosedur dimana peserta melakukan pendaftaran ulang dengan mengisi form peserta diklat yang telah diberikan oleh petugas diklat. Proses pendaftaran digambarkan dengan flowmap pada Gambar III.1. Proses-proses yang dilakukan pada prosedur pendaftarana ulang adalah sebagai berikut :
1. Bagian P3 memberikan form peserta diklat kepada petugas diklat. 2. Peserta diberikan form peserta diklat berupa biodata oleh petugas diklat. 3. Form peserta diklat diisi dengan lengkap oleh peserta.
4. Form peserta diklat yang telah diisi dikembalikan kepada petugas diklat untuk diinputkan kedalam komputer dan kemudian di print sebagai arsip untuk bagian P3.
5. Form peserta diklat atau biodata dikembalikan ke peserta untuk di cek apakah telah sesuai dengan yang seharusnya atau belum.
6. Jika form peserta diklat tidak sesuai, form peserta diklat diperbaiki oleh peserta. Kemudian dikembalikan lagi kepada petugas untuk di inputkan ulang kedalam komputer.
7. Form peserta diklat dikembalikan lagi ke peserta untuk di cek kembali. 8. Jika telah sesuai data peserta nantinya akan digunakan untuk daftar hadir.
(42)
Prosedur pendaftaran ulang peserta diklat
Bagian P3 Petugas Diklat Peserta Diklat
Form peserta diklat Form peserta diklat Pengisian form peserta diklat Form peserta diklat yang sudah diisi Form peserta
diklat yang sudah diisi
Penginputan data
form peserta diklat Peserta.xlsx
Form peserta diklat yang sudah
diisi
Bukti form peserta diklat Data form peserta diklat sesuai? Pemeriksaan bukti form peserta diklat
Bukti form peserta diklat yang sesuai Bukti form peserta
diklat yang sesuai
ya tidak Data form peserta
diklat
Pencetakan form peserta diklat
Bukti form peserta diklat
Bukti form peserta diklat yang belum sesuai Form peserta diklat Form peserta diklat yang sudah
diisi
Bukti form peserta diklat yang sesuai
A
A1
Gambar III.1 Flowmap Pendaftaran Peserta Diklat Keterangan :
A : Arsip formulir pendaftaran
A1 : Arsip formulir pendaftaran yang sudah di print
2. Proses pengisian daftar hadir peserta diklat
Proses absensi adalah prosedur dimana peserta diklat melakukan rutinitas absensi secara manual dengan menandatangani draft absensi yang diberikan oleh
(43)
panitia diklat dan dilakukan setiap satu materi yang sedang berjalan. Proses absensi digambarkan dengan flowmap pada Gambar III.2. Proses-proses yang dilakukan pada prosedur absensi adalah sebagai berikut :
1. Peserta diberi lembar daftar hadir oleh panitia diklat. 2. Lembar daftar hadir ditandatangani oleh peserta.
3. Lembar daftar hadir diberikan kembali ke panitia diklat.
4. Panitia diklat mengecek lembar daftar hadir apakah ada peserta yang terlewat atau tidak menandatangani lembar daftar hadir. Jika ada yang terlewat atau tidak menandatangani maka lembar daftar hadir diberikan kembali kepada peserta untuk ditandatangani.
5. Lembar daftar hadir dikembalikan ke panitia diklat dan disimpan sebagai arsip untuk bahan penilaian peserta.
Prosedur pengisian daftar hadir
peserta petugas
Daftar hadir Daftar hadir
penandatanganan daftar hadir
Daftar hadir yang sudah di tandatangani Daftar hadir yang sudah di
tandatangani
Pemeriksaan daftar hadir
Data daftar hadir lengkap?
Daftar hadir yang tidak
lengkap Daftar hadir yang tidak lengkap
ya
tidak
A2
Daftar hadir yang lengkap
(44)
Keterangan:
A2 : Arsip daftar hadir
3. Proses evaluasi peserta diklat penjenjangan
Proses evaluasi peserta adalah prosedur dimana peserta diklat melakukan uji komperhensif sebagai acuan untuk penilaian. Penilaian uji komperhensif dilakukan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) atau oleh Master of
Training (MOT), kemudian hasil penilaian diberikan kepada bagian P3 untuk
digabungkan dengan penilaian aspek lain yang nantinya digunakan sebagai acuan untuk keputusan mendapatkan sertifikat atau tidak. Evaluasi peserta ini dilakukan diakhir pelaksanaan diklat. Proses evaluasi peserta diklat penjenjangan digambarkan dengan flowmap pada Gambar III.3. Proses-proses yang dilakukan pada prosedur evaluasi peserta diklat penjenjangan adalah sebagai berikut : 1. Lembaga Administrasi Negara (LAN) memberikan soal uji komperhensif
kepada bagian P3.
2. Bagian P3 memberikan soal uji komperhensif ke petugas diklat.
3. Petugas diklat memberikan soal uji komperhensif kepada peserta diklat.
4. Peserta diklat mengisi soal uji komperhensif yang telah diberikan. Setelah selesai mengisi di kembalikan kepada petugas diklat.
5. Petugas diklat memberikan kembali soal uji komperhensif kepada bagian P3 untuk dikembalikan kepada LAN untuk diperiksa hasilnya.
6. LAN mengirimkan hasil pemeriksaan soal uji komperhensif yang telah dikerjakan oleh peserta kepada bagian P3.
7. Bagian P3 meyimpan hasil uji komperhensif untuk digunakan sebagai acuan penilaian peserta yang akan mendapatkan sertifikat.
(45)
Prosedur evaluasi peserta diklat penjenjangan
Lembaga Administrasi Negara Bagian P3 Petugas Diklat Peserta
Soal uji komperhensif Soal uji komperhensif Soal uji komperhensif Soal uji komperhensif
Pengisian soal uji komperhensif
Soal uji komperhensif yang sudah diisi Soal uji komperhensif
yang sudah diisi Soal uji komperhensif
yang sudah diisi Soal uji komperhensif
yang sudah diisi Lembar hasil
pemeriksaan yang kosong
Pemeriksaan soal uji komperhensif
Soal yang sudah diperiksa
Lembar hasil pemeriksaan yang
sudah diisi
Lembar hasil pemeriksaan yang
sudah diisi
A3 A4
Gambar III.3 Flowmap Evaluasi Peserta Diklat Penjenjangan Keterangan :
A3 : Arsip soal yang sudah diperiksa A4 : Arsip hasil pemeriksaan (nilai)
4. Proses evaluasi peserta diklat teknis
Peserta evaluasi diklat teknis dievaluasi melalui uji komperhensif. Uji komperhensif dilakukan sendiri oleh bagian P3 melalui petugas pelaksana diklatnyanya. Proses evaluasi peserta diklat teknis digambarkan dengan flowmap
(46)
pada Gambar III.4. Proses-proses yang dilakukan pada prosedur evaluasi peserta diklat teknis adalah sebagai berikut :
1. Bagian P3 memberikan soal uji komperhensif kepada petugas diklat.
2. Petugas diklat memberikan soal uji komperhensif kepada peserta diklat teknis. 3. Peserta diklat teknis mengisi soal uji komperhensif yang telah diberikan.
Setelah selesai mengisi di kembalikan kepada petugas diklat.
4. Petugas diklat mengembalikan soal uji komperhensif yang telah diisi oleh peserta diklat kepada bagian P3 untuk diperiksa hasilnya.
5. Bagian P3 meyimpan hasil uji komperhensif untuk digunakan sebagai acuan penilaian peserta yang akan mendapatkan sertifikat.
Prosedur evaluasi peserta diklat teknis
Petugas Diklat Peserta Diklat Bagian P3
Soal uji komperhensif Soal uji komperhensif Soal uji komperhensif
Pengisian soal uji komperhensif
Soal uji komperhensif yang telah diisi Soal uji komperhensif
yang telah diisi Soal uji komperhensif
yang telah diisi Hasil pemeriksaan yang
kosong
Pemeriksaan soal uji komperhensif
Soal uji komperhensif yang telah diperiksa
Hasil pemeriksaan yang telah diisi
A3.1 A4
Gambar III.4 Flowmap Evaluasi Peserta Diklat Teknis Keterangan :
(47)
A4 : Arsip hasil pemeriksaan (nilai)
5. Proses evaluasi fasilitator
Proses evaluasi fasilitator adalah prosedur dimana peserta diklat melakukan penilaian kepada fasilitator yang telah melakukan pelatihan. Penilaian dilakukan dengan cara mengisi form yang telah disediakan oleh panitia diklat. Diisi secara objektif dinilai dengan angka dengan rentang 50-100 serta memberikan saran, kritik dan masukan untuk fasilitatornya. Evaluasi fasilitator ini dilakukan setiap fasilitator selesai menyampaikan materinya. Proses evaluasi fasilitator digambarkan dengan flowmap pada Gambar III.5. Proses-proses yang dilakukan pada prosedur evaluasi fasilitator adalah sebagai berikut :
1. Bagian P3 memberikan form evaluasi fasilitator kepada petugas diklat. 2. Peserta diberi form evaluasi fasilitator oleh petugas diklat.
3. Peserta mengisi form evaluasi fasilitator.
4. Form evaluasi fasilitator dikembalikan kepada petugas untuk dikembalikan ke bagian P3 untuk dijadikan arsip dan merekap semua penilaian peserta untuk menilai siapa fasilitator terbaik.
Prosedur evaluasi fasilitator
Bagian P3 Petugas Diklat Peserta Diklat
Form evaluasi fasilitator
Form evaluasi fasilitator
Pengisian form evaluasi
Form evaluasi fasilitator yang sudah diisi Form evaluasi
fasilitator yang sudah diisi
Form evaluasi fasilitator
Form evaluasi fasilitator yang sudah diisi
A5
(48)
Keterangan :
A5 : Arsip form evaluasi fasilitator
6. Proses evaluasi penyelenggara
Proses evaluasi penyelenggra adalah prosedur dimana peserta diklat melakukan penilaian kepada penyelenggara yang telah melakukan pelatihan. Penilaian dilakukan dengan cara mengisi form yang telah disediakan oleh petugas diklat. Diisi secara objektif dinilai dengan angka dengan rentang 50-100 serta memberikan saran, kritik dan masukan untuk penyelenggara. Evaluasi penyelenggara ini dilakukan setiap satu minggu sekali jika waktu pelaksanaan diklat lebih dari satu minggu. Jika pelaksanaan kurang dari satu minggu, evaluasi dilakukan satu kali. Proses evaluasi penyelenggara digambarkan dengan flowmap
pada Gambar III.6. Proses-proses yang dilakukan pada prosedur evaluasi penyelenggara adalah sebagai berikut :
1. Bagian P3 memberikan form evaluasi penyelenggara kepada petugas diklat. 2. Petugas diklat memberikan form evaluasi penyelenggara kepada peserta
diklat.
3. Peserta diklat mengisi form penilaian penyelenggara.
4. Form penilainan penyelenggara dikembalikan kepada petugas untuk dikembalikan ke bagian P3untuk direkap semua penilaian peserta untuk menilai penyelenggaraan diklat yang sedang atau telah dilaksanakan.
(49)
Prosedur evaluasi penyelenggara diklat
Bagian P3 Petugas Diklat Peserta Diklat
Form evaluasi penyelenggara
Form evaluasi penyelenggara
Pengisian form evaluasi penyeenggara
Form evaluasi penyelenggara yang telah diisi Form evaluasi
penyelenggara yang telah diisi Form evaluasi
penyelenggara
Form evaluasi penyelenggara yang telah diisi
A6
Gambar III.6 Flowmap Evaluasi Penyelenggara Diklat Keterangan :
A6 : Arsip form evaluasi penyelenggara
III.1.3 Analisis Aturan Bisnis
Aturan bisnis yang ada di balai pelatihan kesehatan (Bapelkes) Cikarang terutama di bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan adalah sebagai berikut:
1. Peserta didapatkan dengan cara mengirimkan undangan ke tiap dinas maupun didapatkan langsung dari pusat/dinas yang ingin melakukan pelatihan.
2. Pelaksanaan diklat dilakukan sesuai dengan pelatihan yang akan dilaksanakan. Jika pelatihan penjenjangan, maka pelatihan dilakukan lebih dari satu minggu, dan jika pelatihan yang dilaksanakan adalah pelatihan teknis maka dilakukan beberapa hari tergantung dari permintaan.
3. Absen atau ketidakhadiran peserta maksimal 10 JPL (jam pelajaran) setara dengan 4 jam 30 menit. Jika melebihi 10 JPL maka peserta tidak berhak mendapatkan sertifikat.
4. Fasilitator dipilih berdasarkan kesesuaian kompetensi yang dimiliki fasilitator dengan pelatihan yang akan dilaksanakan.
(50)
5. Evaluasi dari pelatihan dilakukan kepada seluruh unsur diklat mulai dari peserta, fasilitator, hingga penyelenggara. Peserta dievaluasi oleh petugas/penyelenggara, fasilitator dievaluasi oleh peserta diklat, dan penyelenggara dievaluasi atau dinilai oleh peserta.
6. Evaluasi peserta dilakukan di akhir penyelenggaraan diklat dengan melakukan uji komprehensif untuk mengukur sejauh mana peserta mendapatkan pengetahuan tentang diklat yang diikutinya.
7. Evaluasi fasilitator dilakukan setiap fasilitator selesai memberikan materi dan dinilai oleh peserta diklat.
8. Evaluasi penyelenggara, disesuaikan dengan waktu pelaksanaan diklat. Jika diklat penjenjangan maka evaluasi dilakukan satu minggu sekali tetapi jika diklat teknis evaluasi dilakukan satu kali, yaitu diakhir pelaksanaan diklat. 9. Hasil dari uji komprehensif tidak mutlak sabagai acuan untuk mendapatkan
sertifikat.
10.Pemberian nilai untuk peserta diklat dinilai berdasarkan hasil uji komprehensif dan penilaian aspek lain.
11.Sasaran mutu atau nilai yang harus dicapai oleh fasilitator adalah >= 80 tiap fasilitator. Sasaran mutu diambil berdasarkan rata-rata penilaian dari aspek yang dinilai di evaluasi fasilitator.
12.Sasaran mutu yang harus dicapai oleh penyelenggara adalah >=80, diambil dari rata-rata penilaian dari aspek yang dinilai di evaluasi penyelenggaraan.
III.1.4 Analisis Pengkodean
Bagian analisis pengkodean menguraikan tentang kode data yang sudah ada pada Bapelkes Cikarang. Pengkodean yang sudah ada pada Bapelkes Cikarang adalah Nomor Induk Pegawai (NIP) dan kode evaluasi. Untuk NIP format kode terdiri dari 18 digit angka. Contohnya, Pegawai dengan NIP 195711011982021003, artinya pegawai tersebut lahir pada tahun 1957 bulan November tanggal 1, diangkat menjadi PNS pada tahun 1982 bulan Februari, pegawai tersebut berjenis kelamin laki-laki, dan orang ketiga yang memiliki nama yang sama yang menjadi PNS di tahun dan bulan yang sama. Sedangkan untuk
(51)
0 20 40 60 80 100
Nama Fasilitator Nama Fasilitator Nama Fasilitator
Evaluasi Fasilitator
diatas sasaran mutu dibawah sasaran mutu sama dengan sasaran mutu
kode evaluasi formatnya terdiri 8 digit kode. Contohnya FORM010, yang artinya form ke-10 yang digunakan dalam suatu pelatihan, ditujukan untuk evaluasi fasilitator.
Di samping pengkodean yang sudah ada, juga akan dibangun tiga kode baru diantaranya, pengkodean untuk id kantor, kode pelatihan, dan kode soal. Format id kantor contohnya dinkes01, 01 berupa autoincrement dan dinkes inisial dari instansi. Format kode untuk kode pelatihan terdiri dari 8 digit kode, 3 digit berupa karakter dan 5 digit berupa angka. Contohnya TEK12001 yang artinya adalah kode penyelenggaraan diklat teknis di tahun 2012 dan penyelenggaraan untuk yang pertamakalinya. Format kode untuk kode soal terdiri dari 10 digit kode, 4 digit berupa karakter dan 6 digit berupa angka dan karakter, contohnya FORM010-01 yang artinya soal untuk evaluasi fasilitator nomor satu.
III.1.5 Analisis Dashboard Manajemen Sistem
Analisis dashboard manajemen sistem menjelaskan tetang hal-hal apa saja yang ada di dalam sistem dashboard. Dalam sistem informasi ini, dashboard yang digunakan berupa chart/grafik batang (Gambar III-7), dimana sumbu x (horizontal) adalah nama fasilitator, nama penyelenggaraan atau nama peserta. Untuk sumbu y (vertikal) adalah nilai sasaran mutu yang didapat oleh setiap fasiitator, peserta atau tiap penyelenggaraan pelatihan. Nilai sasaran mutu didapat dari rata-rata nilai dari aspek-aspek yang dinilai oleh peserta.
(52)
Untuk pewarnaan didalam grafik, warna biru adalah indikator bahwa fasilitator, peserta atau penyelenggara memiliki nilai diatas sasaran mutu. Warna merah indikator bahwa fasilitator, peserta atau penyelenggara memiliki nilai dibawah sasaran mutu, dan warna hijau adalah indikator bahwa fasilitator, peserta atau penyelenggara memiliki nilai setara dengan sasaran mutu.
III.1.6 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak
Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak adalah deskripsi kebutuhan dari perangkat lunak yang akan dibangun yang terdiri dari kebutuhan fungsional dan nonfungsional, dijabarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel III.1 Tabel Kebutuhan Fungsional
Nomor Spesifikasi Kebutuhan Fungsional
SKPL-F-001 Sistem dapat melayani login untuk pengguna, yaitu kepala balai, kepala bagian P3, pegawai, petugas, dan peserta. SKPL-F-002 Sistem dapat menampilkan profil peserta dan fasilitator. SKPL-F-003 Sistem dapat mengelola data peserta, data fasilitator,data
pelatihan dan data hasil evaluasi. SKPL-F-004
Sistem dapat menampilkan informasi fasilitator yang cocok untuk memberikan materi dan peserta yang layak mendapatkan sertifikat.
SKPL-F-005 Sistem dapat menampilkan informasi pelaksanaan diklat dan hasil evaluasi secara cepat dan akurat.
SKPL-F-006 Sistem menggunakan dashboard untuk memonitor hasil evaluasi dari pelaksanaan diklat.
SKPL-F-007 Sistem dapat melayani pengisian kuisioner atau penilaian kepada fasilitator dan penyelenggara.
SKPL-F-008 Sistem dapat memberikan uji komperhensif untuk peserta. SKPL-F-009 Sistem dapat merandom soal.
SKPL-F-010 Sistem dapat mencetak laporan.
Tabel III.2 Tabel Kebutuhan Non Fungsional
Nomor Spesifikasi Kebutuhan Non Fungsional
SKPL-NF-001 Sistem dibangun dalam bentuk website.
SKPL-NF-002 Password user tidak ditampilkan dalam sistem, hanya berupa simbol bintang (*).
SKPL-NF-003 Tampilan sistem harus mudah dipahami oleh user.
(53)
Tabel III.2 Tabel Kebutuhan Non Fungsional (lanjutan)
Nomor Spesifikasi Kebutuhan Non Fungsional
SKPL-NF-004 Ketika sistem mengalami kesalahan, sistem memberikan pesan error kepada user.
SKPL-NF-005 Sistem hanya boleh diakses oleh pengguna yang memiliki hak akses.
SKPL-NF-006 Sistem hanya digunakan oleh pegawai bagian P3 bapelkes Cikarang, peserta diklat, dan penyeleggara diklat.
SKPL-NF-007 Sistem yang dibangun diharapkan dapat berjalan 7x24 jam.
III.1.7 Analisis Kebutuhan Non Fungsional
Spesifikasi kebutuhan non fungsional adalah spesifikasi tentang hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan yang merupakan batasan layanan-layanan dan fungsi-fungsi dari suatu sistem seperti batasan waktu, pengembangan proses, dan pengguna. Analisis kebutuhan non fungsional ini terdiri dari analisis kebutuhan perangkat lunak, analisis kebutuhan perangkat keras dan analisis kebutuhan perangakat pikir.
III.1.6.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras
Pembangunan sistem informasi di bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan Bapelkes Cikarang membutuhkan perangkat keras yang dapat mendukung berjalannya sistem informasi yang akan dibangun. Spesifikasi perangkat keras yang digunakan di bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan bapelkes Cikarang adalah sebagai berikut:
1. Processor 2.60 GHz
2. Monitor LED/LCD
3. Hardisk 250GB
4. Memori 4GB
5. Mouse
6. Keyboard
(54)
Sedangkan spesifikasi perangkat keras minimal yang dibutuhkan untuk mendukung berjalannya sistem informasi yang akan dibangun adalah sebagai berikut :
1. Processor 2.13 GHz
2. Memori 1GB
3. Harddisk 40GB
4. Monitor LCD
5. Keyboard
6. Mouse
7. Printer
Dengan membandingkan kebutuhan spesifikasi minimal untuk pembuatan sistem, dapat disimpulkan spesifikasi perangkat keras di bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan Bapelkes Cikarang sudah memenuhi kebutuhan perangkat keras dari sistem yang akan dibangun.
III.1.6.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Spesifikasi perangkat lunak (Software) yang dipergunakan di balai pelatihan kesehatan Cikarang adalah sebagai berikut :
1. Sistem Operasi, Windows 7 Home Basic
2. Web Browser yang digunakan adalah Internet Explorer 9
3. Microsoft Office 2007
Sedangkan perangkat lunak yang akan digunakan dalam pembangunan sistem adalah sebagai berikut :
1. DBMS MySQL-5.1.37-win32 2. Adobe Dreamweaver CS5
3. phpMyAdmin 2.5.1 dan Wampserver 2.2e
Spesifikasi perangkat lunak minimal yang akan digunakan dalam menjalankan sistem adalah sebagai berikut :
1. Sistem operasi, Windows XP Professional 2. DBMS MySQL-5.1.37-win32
(55)
Dengan membandingkan kebutuhan spesifikasi minimal perangkat lunak yang ada di bagian P3 Bapelkes Cikarang dengan spesifikasi minimal kebutuhan perangkat lunak untuk menjalankan sistem, dapat disimpulkan spesifikasi perangkat lunak di bagian P3 Bapelkes Cikarang sudah memenuhi kebutuhan perangkat lunak dari sistem yang akan dibangun.
III.1.6.3 Analisis Kebutuhan Perangkat Pikir
Analisis kebutuhan perangkat pikir adalah bagian untuk menganalisis karakteristik pengguna sistem yang akan dibangun. Adapun karakteristik pengguna-penggunanya adalah sebagai berikut:
Tabel III.3 Tabel Analisis Kebutuhan Perangkat Pikir pada Bapelkes Cikarang
Pengguna Tanggung Jawab Tingkat
Pendidikan Pengalaman
Pelatihan yang Didapat Pegawai (Sumarno) a. Menyusun program pelatihan diklat b.melakukan evaluasi c. menyusun laporan hasil evaluasi
S-1 Pernah
mengevaluasi diklat dan menyusun laporan. Pernah menggunakan Microsoft Office Pelatihan pelaksanaan diklat Petugas (Djuariono) a. Melaksanakan diklat yang telah direncanakan
b. Mengabsen
peserta
c. Mengumpukan
kuisioner
S-1 Pernah menjadi
penyelenggara diklat, pernah mengevaluasi diklat. Pernah menggunakan Microsoft Office Pelatihan pelaksanaan diklat
Kepala Bagian
P3
Melakukan monitoring pelaksanaan diklat.
S-2 Pernah
menggunakan Microsoft Office Pelatihan manajemen sumber daya manusia.
Kepala Balai Melakukan
monitoring semua
kegiatan yang ada di bapelkes.
S-2 Pernah
menggunakan Microsoft Office Pelatihan manajemen sumber daya manusia.
(56)
Sedangkan kebutuhan untuk menggunakan sistem, dibutuhkan pengguna tambahan seperti admin sebagai pengelola data master, peserta yang nantinya menggunakan sistem yang akan dibangun, dan pengunjung yang bisa melihat website ini. Daftar pengguna sistem yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
Tabel III.4 Tabel Analisis Kebutuhan Perangkat Pikir pada Sistem
Pengguna Hak Akses Kemampuan yang
harus dimiliki
Jenis pelatihan yang diberikan Admin (bagian
P3)
Mengelola data user Cara mengolah
database
Cara mengolah data dalam database
Pegawai (bagian P3)
1. Mengelola data
peserta, data fasilitator dan data evaluasi.
2. Menyusun laporan
hasil pelaksanaan diklat
3. Menginputkan soal.
1. Mengetahui
cara melakukan pengolahan data.
2. Mampu
menyusun laporan dengan baik dan benar.
1. Cara mengolah data
dalam database. 2. Melatih cara
menggunakan sistem.
Kepala Bagian P3
Mengakses data-data pada semua bagian yang ada pada bagian P3
Mampu menilai baik
tidaknya laporan
yang telah dibuat.
1. Cara mengelola
organisasi. 2. Melatih cara
menggunakan sistem.
Kepala Balai Mengakses data-data
pada keseluruhan Bapelkes Cikarang
Mampu menilai baik tidaknya laporan yang telah dibuat.
1. Cara mengelola
organisasi. 2. Melatih cara
menggunakan sistem.
Peserta 1. Melakukan uji
komperhensif
1. Mampu
mengoperasikan komputer
1. Pengoperasian komputer. 2. Melatih cara
menggunakan sistem
Pengunjung 1. Melihat konten web 1. Mampu
mengoperasikan komputer
-
Melihat perbandingan perangkat pikir yang ada dengan pengguna sistem yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi yang dibangun maka dapat disimpulkan bahwa perangkat pikir yang ada di bagian P3 Bapelkes Cikarang belum memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Bagian P3 Bapelkes Cikarang masih membutuhkan seorang Admin untuk mengatur dan memelihara sistem yang nanti akan berjalan.
(57)
III.1.8 Analisis Data
Pada bagian analisis data diuraikan mengenai data apa saja yang dapat dijadikan sebagai entitas dan dimodelkan menggunakan Entity Relationship
Diagram (ERD). Data tersebut diperoleh dari dokumen yang ada di Bapelkes
Cikarang. ERD terdiri dari dua komponen utama yaitu entitas dan relasi. Kedua komponen tersebut dideskripsikan lebih jauh melalui atribut-atribut atau properti. Hubungan antara entitas dan relasi tersebut dinamakan Entity Relationship.
Berikut ini merupakan Entity Relationship Diagram dari hubungan antar entitas sistem yang akan dirancang :
pelatihan
member petugas
fasilitator Detail pelatihan
peserta
memiliki
memiliki
soal
Evaluasi fasilitator Evaluasi
penyelenggaraan mengelola
jabatan kantor memiliki
memiliki
Evaluasi peserta memiliki kode_pelatihan
idFasilitator idPetugas
kode_soal
kode_evPeserta
kode_jabatan kode_kantor
idMember
N
N N
N
N N
N
N
N
1
1 N
1 N
1
N
1 N
N 1
Gambar III.8 Entity Relationship Diagram Sistem Informasi Bidang Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Bapelkes Cikarang
(58)
Tabel III.5 Tabel Kamus Data ERD
No Entitas Atribut
1. Member a. idMember
b. nama
c. NIP
d. golongan
e. tempat_lahir f. tanggal_lahir g. pendidikan_terakhir h. jenis_kelamin i. status_pegawai
j. alamat_rumah
k. email
l. username
m. password
n. status_email
2. Pelatihan a. kode_pelatihan
b. nama_pelatihan
c. tanggal_mulai d. tanggal_selesai e. kuota_peserta f. syarat1 g. syarat2 h. syarat3
3. Detail pelatihan a. no_detail_pelatihan
b. materi
c. lama_mengajar
4. Peserta a. idPeserta
b. status
5. Fasilitator a. idFasilitator
b. nama_fasilitator
c. NIP
d. golongan
e. jenis_kelamin f. tempat_lahir g. tanggal_lahir
h. pengalaman_mengajar
i. spesialisasi_mengajar j. pendidikan_stlh_slta k. diklat/kursus
6. Evaluasi fasilitator a. no_ev_fasilitator
b. nilai
c. saran
d. tanggal_evaluasi
7. Jabatan a. kode_jabatan
b. jabatan
8. Petugas a. idPetugas
b. NIP
c. username
d. password
(59)
Tabel III.5 Tabel Kamus Data ERD (lanjutan)
No Entitas Atribut
e. nama_petugas
f. level
9. Evaluasipenyelenggaraan a. no_ev_penyelenggaraan
b. nilai
c. hal_sdh_baik
d. hal_memerlukan_perbaikan
e. saran
10. Evaluasi peserta a. no_ev_peserta
b. nilai
11. Kantor a. id_kantor
b. nama_kantor
c. alamat_kantor
12. Soal a. idSoal
b. soal c. status
III.1.9 Analisis Kebutuhan Fungsional
Spesifikasi kebutuhan fungsional adalah spesifikasi tentang hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan. Analisis kebutuhan ini diperlukan untuk menentukan keluaran yang akan dihasilkan sistem, masukan yang diperlukan sistem, lingkup proses yang digunakan untuk mengolah masukan menjadi keluaran. Analisis kebutuhan fungsional ini terdiri dari diagram konteks dan data flow diagram (DFD).
1. Diagram Konteks
Berikut ini adalah diagram konteks untuk sistem informasi bidang penyelenggara pendidikan dan pelatihan di balai pelatihan kesehatan cikarang.
(60)
Sistem informasi P3 Kepala bagian P3 pengunjung peserta Kepala balai pegawai Data login Data member Data peserta Data jabatan Data fasilitator Data evaluasi peserta Data detail pelatihan Data evaluasi fasilitator Data evaluasi penyelenggaraan Data pelatihan Data kantor Data soal Info login Info member Info peserta Info jabatan Info fasilitator Info evaluasi peserta Info detail pelatihan Info evaluasi fasilitator Info evaluasi penyelenggaraan Info pelatihani Info kantor info soal Info login Info pelatihan Data login Data login Data laporan Data login Data laporan Admin Data login Data petugas Info login Info petugas
Info evaluasi fasilitator Info evaluasi penyelenggaraan
Data evaluasi fasilitator Data evaluasi penyelenggaraan
Info login Info member Info peserta Info jabatan Info fasilitator Info evaluasi peserta Info detail pelatihan Info pelatihan Info evaluasi fasilitator Info evaluasi penyelenggaraan Info kantor info soal Info login Info member Info peserta Info jabatan Info fasilitator Info evaluasi peserta Info detail pelatihan Info pelatihan Info evaluasi fasilitator Info evaluasi penyelenggaraan Info kantor
info soal info pendaftaran
Data pendaftaran
Gambar III.9 Diagram Konteks Sistem Informasi Bidang Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Bapelkes Cikarang
2. Data Flow Diagram (DFD)
Data flow diagram atau diagram data ini merupakan penjabaran sistem dari diagram konteks, diturunkan menjadi beberapa proses yang terjadi antara entitas yang terlihat dengan sistem. Data flow diagram juga memperjelas dokumen- dokumen yang mengalir dalam sistem. Gambar dibawah ini adalah data flow diagram untuk sistem informasi yang akan dibangun.
a. DFD Level 1
Turunan dari diagram konteks Sistem Informasi Bidang Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Bapelkes Cikarang (Gambar III.10).
(61)
46 2 login Pegawai Peserta Kepala bagian P3 Pengunjung Data login petugas Data petugas Info login Kepala balai 5 Pengolahan data laporan Data laporan
Info laporan Data laporan
Info laporan Data login Info login Data login 3 Pengolahan data master Data member Data peserta Data fasilitator Data jabatan Data pelatihan Data kantor Data soal Info member Info peserta Info fasilitator Info jabatan Info pelatihan Info kantor Info soal Data petugas jabatan fasilitator Data member Data jabatan Data fasilitator 4 Pengolahan data transaksional Info evaluasi peserta Info detail pelatihan Info evaluasi fasilitator Info evaluasi penyelenggaraan Data evaluasi peserta
Data detail pelatihan Data devaluasi fasilitator Data evaluasi penyelenggaraan
pelatihan Data pelatihan Info pelatihan evaluasi_penyelenggaraan evluasi_fasilitator detail_pelatihan
Data evaluasi penyelenggaraan Data detail pelatihan
Data evaluasi fasilitator
Info login Admin Data pelatihan Data jabatan Data fasilitator Data member
Data detail pelatihan Datal evaluasi penyelenggaraan
Data evaluasi fasilitator
Info login Data login Data petugas kantor Data kantor Data kantor 6 Pengolahan data petugas Info petugas Data petugas t_soal Data soal Data soal Info kantor Info soal Info login Data login Info kantor Info soal 1 Pendaftaran member Info pendaftaran Data pendaftaran member Data pendaftaran
Data pendaftaran
7 Pengolahan dashboard Data evaluasi penyelenggaraan
Info dashboard Info dashboard
Evaluasi_peserta Data evaluasi peserta
Data evaluasi peserta peserta
Data peserta Data peserta
Data evaluasi fasilitator Data evaluasi peserta
Data evaluasi fasilitator Data evaluasi penyelenggaraan
Info evaluasi fasilitator Info detail pelatihan Info evaluasi penyelenggaraan Info evaluasi peserta
Data petugas
Data evaluasi fasilitator Data evaluasi peserta
Data member Data member
(62)
b. DFD Level 2 Proses 3 Pengolahan Data Master pegawai 3.5 Pengolahan data peserta 3.4 Pengolahan data kantor 3.6 Pengolahan data pelatihan 3.3 Pengolahan data jabatan 3.2 Pengolahan data fasilitator 3.1 Pengolahan data member Info member Data member Info peserta Data peserta Info fasilitator Data fasilitator Data kantor Info kantor Info jabatan Data jabatan Info pelatihan Data pelatihan pelatihan peserta member fasilitator jabatan kantor Data pelatihan Data pelatihan Data member Data member Data fasilitator Data fasilitator Data jabatan Data jabatan Data kantor Data kantor Data peserta Data peserta 3.7 Pengolahan data soal Info soal Data soal t_soal Data soal Data soal pengunjung kepala balai Info pelatihan Info peltihan Info peserta Info kantor Info fasilitator Info jabatan
kepala bagian p3 Info kantor Info jabatan Info fasilitator Info member Info peserta Info pelatihan Info soal
Gambar III.11 DFD Level 2 Pengolahan Data Master
c. DFD Level 2 Proses 4 Pengolahan Data Transaksional
pegawai 4.2 Proses pengolahan data detail pelatihan 4.1 Proses pengolahan evaluasi peserta 4.3 Proses pengolahan evaluasi fasilitator Info detail pelatihan
Data detail pelatihan
Data evaluasi fasilitator
Info evaluasi fasilitator Info evaluasi peserta
Data evaluasi peserta
evaluasi_peserta
detail_pelatihan
evaluasi_fasilitator Data detail pelatihan
Data detail pelatihan
Data evaluasi fasilitator Data evaluasi fasilitator
Data evaluasi peserta Data evaluasi peserta 4.4 Proses pengolahan evaluasi penyelenggar aan evaluasi_penyelenggaraan
Data evaluasi penyelenggaraan
Info evaluasi penyelenggaraan Data evaluasi penyelenggaraan
Data evaluasi penyelenggaraan
Kepala balai
Info evaluasi penyelenggaraan
Info detail pelatihan
Info evaluasi peserta
Info evaluasi fasilitator
Kepala bagian p3 Info evaluasi peserta
Info evaluasi fasilitator
Info detail pelatihan
Info evaluasi penyelenggaraan
(63)
d. DFD Level 2 Proses 6 Pengolahan Data Petugas
admin 6.1
Penambahan data petugas
petugas
6.2 Penghapusan
data petugas
6.3 Pengeditan data petugas
6.4 Pencarian data petugas Info petugas
Data petugas
Info petugas
Data petugas Data petugas
Data petugas Info petugas Info petugas
Data petugas
Data petugas
Data petugas
Data petugas
Data petugas
Data petugas
Gambar III.13 DFD Level 2 Pengolahan Data Petugas
e. DFD Level 3 Proses 3.1 Pengolahan Data Member
pegawai member
3.1.1 Pengeditan data member
3.1.2 Pencarian data member
Data member Data member
Info member
Info member
Data member Data member
Data member
Data member
(64)
f. DFD Level 3 Proses 3.2 Pengolahan Data Fasilitator
pegawai 3.2.1
Penambahan data fasilitator
fasilitator
3.2.2 Penghapusan data fasilitator
3.2.3 Pengeditan data fasilitator
3.2.4 Pencarian data fasilitator Info fasilitator
Data fasilitator
Info fasilitator
Data fasilitator Data fasilitator
Data fasilitator Info fasilitator Info fasilitator
Data fasilitator
Data fasilitator
Data fasilitator
Data fasilitator
Data fasilitator
Data fasilitator
Gambar III.15 DFD Level 3 Pengolahan Data Fasilitator
g. DFD Level 3 Proses 3.3 Pengolahan Data Jabatan
pegawai 3.3.1
Penambahan data jabatan
jabatan
3.3.2 Pengeditan data jabatan
3.3.3 Pencarian data jabatan Info jabatan
Data jabatan Data jabatan Data jabatan Info jabatan Info jabatan
Data jabatan
Data jabatan
Data jabatan
Data jabatan
Data jabatan
(1)
Jadi, berdasarkan data (soal no.1) yang diperoleh dari 30 responden maka menu, tombol, atau tulisan informasi yang ada pada website tersebut mudah dipahami yaitu : 120/150 x 100% = 80% tergolong kuat
(2)
(3)
(4)
Mempermudah petugas atau pegawai bagian P3 untuk proses pengolahan data pelatihan dan evaluasi.
Mempercepat proses evaluasi keseluruhan penyelenggaraan pelatihan. Mempermudah calon peserta untuk melakukan pendaftaran pelatihan.
Mempermudah pengambilan keputusan keberlanjutan fasilitator. Mempermudah dalam penilaian kinerja fasilitator.
ල ර ය ඹ
(5)
Diharapkan sistem dapat menyediakan fasilitas evaluasi peserta.
Sistem diharapkan memberikan informasi lebih terperinci kepada para pengunjung atau calon peserta pelatihan. Perlu ditambahkan fasilitas help pada sistem
karena apabila ada petugas baru yang akan memakai
sistem ini akan merasa terbantu dengan mengikuti tata cara yang telah dijelaskan pada sistem yang dibangun.
ර ය ඹ
(6)