Pembangunan sistem evaluasi pelatihan dan pertanian di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang

(1)

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, bersedia :

“Bahwa hasil penelitian dapat di-online-kan sesuai dengan peraturan yang

berlaku, untuk kepentingan riset dan pendidikan”

Bandung, 27 Agustus 2013

Penulis,

Ratih Larasati NIM. 10109478

BBPP LEMBANG

(Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan)

Yullyndra Tisna Diputri, STP NIP. 196401101990031001

Mengetahui, Pembimbing

Tati Harihayati M, S.T., M.T.

NIP. 41277006006

Catatan :

Kecuali Bab 3 dan lampiran data instansi tidak untuk dionlinekan karena data tersebut bersifat rahasia.


(2)

(3)

Bandung, 27 Agustus 2013

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ratih Larasati

NIM : 10109478

Judul Skripsi : PEMBANGUNAN SISTEM EVALUASI PELATIHAN

PERTANIAN DI BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan tindakan meniru, menyalin atau menjiplak skripsi atau karya ilmiah yang telah ada. Apabila saya terbukti melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia untuk menerima sanksi yang diberikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dan berlaku di Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.

Mengetahui,

Yang memberi pernyataan

Ratih Larasati


(4)

(5)

(6)

(7)

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 24 Februari 1990 Kewarganegaraan : Indonesia

Status Perkawinan : Belum Menikah Tinggi, Berat Badan : 158 cm, 55kg

Kesehatan : Baik

Agama : Islam

Alamat Lengkap : Jl. Maribaya Kp. Sukahaji RT 01/01 No. 19A Ds. Kayuambon Kec. Lembang, Bandung Barat 40791

Telepon, HP : 085222916426

Email : iamlarasatiratih@gmail.com

2. Riwayat Pendidikan

1996 – 2002 : SD Negeri Citrasari Lembang Bandung Barat 2002 – 2005 : SLTP Negeri 1 Lembang

2005 – 2008 : SMA Negeri 1 Lembang

2009 – 2013 : Program Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia Bandung

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan.

Bandung,


(8)

PEMBANGUNAN SISTEM EVALUASI

PELATIHAN PERTANIAN

DI BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

RATIH LARASATI

10109478

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2013


(9)

iii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

Laporan tugas akhir ini merupakan syarat untuk menyelesaikan studi jenjang strata satu (S1) di Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia dengan judul “PEMBANGUNAN SISTEM EVALUASI PELATIHAN PERTANIAN DI BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN

(BBPP) LEMBANG”.

Laporan tugas akhir ini tidak akan berarti apa-apa tanpa bantuan dan dukungan semua pihak yang dengan segenap hati dan rasa tulus yang telah memberikan semua hal yang penulis butuhkan, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, berkah dan karunia-Nya. 2. Bapak Entje Tarjat dan Ibu Wina Setiawati yang selalu memberikan

dorongan semangat dan doa yang tak pernah ada habisnya, serta untuk kakak tercinta Galih Windiagiri dan kakak Yuliani Chaolina atas motivasinya yang menjadi kekuatan bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Ibu Tati Harihayati M., S.T., M.T., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan bagi penulis.

4. Bapak Ganjar Nurcahyana, S.T., selaku pembimbing di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.

5. Ibu Sufa’atin, S.T., M.Kom., selaku dosen penguji sekaligus dosen wali

yang selalu mendengarkan keluh kesah dan senantiasa memberikan masukan serta saran kepada penulis.

6. Bapak Irfan Maliki, S.T., M.T., selaku selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis.


(10)

iv

9. Adik-adik tercinta Abas, Arab, Kiky, Abay, Agil dan Agis yang dengan setia menemani penulis dalam menyusun laporan tugas akhir ini. Love you bro!!

10. Wanita-wanita cantik dan tangguh “WAF” Cita, Widya, Shary, Nana, April dan Ayu. Terima kasih selalu menemani penulis disaat senang maupun sedih. Love you hamesha and forever.

11. “Kusai Family” khususnya Teh Nining. Terima kasih banyak.

12. Teman-teman seperjuangan dari kelas IF-11 2009 Ferly, Anton, Faisal, Oppa Fadli yang selalu memberi bantuan kepada penulis.

13. Teman-teman IF-11 2009 seluruhnya yang telah bersama-sama melewati manis pahitnya bangku kuliah.

14. Teman-teman satu bimbingan Noni, There, Irvan, Dilla, Fitri dan Rya yang selalu memberi dukungan satu sama lain.

15. Pemberi dukungan terhebat Cinodt, Iis Chamay, Rendy, Adryan, Kang Deche, dan Kang Rizqi, terima kasih selalu memberikan semangat untuk penulis.

16. Semua pihak yang terlibat yang telah ikut membantu dalam penulisan laporan ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Di dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis menerima segala masukan, saran, dan kritik yang membangun untuk perbaikan dari masa mendatang.

Akhir kata, semoga laporan tugas akhir ini dapat berguna khusunya bagi penulis, dan untuk seluruh pihak yang membutuhkan pada umumnya.

Bandung, 20 Agustus 2013


(11)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL LEBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vv

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR SIMBOL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 2

1.5 Metodologi Penelitian... 3

1.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 3

1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Profil Perusahaan ... 7

2.1.1 Visi dan Misi ... 8

2.1.2 Logo Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang ... 9

2.1.3 Struktur Organisasi ... 10

2.1.4 Deskripsi Kerja BBPP Lembang ... 12

2.2 Landasan Teori ... 14

2.2.1 Perhitungan Evaluasi Pelatihan ... 14

2.2.2 Nilai Kepuasan Pelanggan ... 16


(12)

2.2.4 Metode Service Quality(ServQual) ... 18

2.2.4.1 Langkah-langkah Perhitungan Metode SERVQUAL ... 22

2.2.5 DFD (Data Flow Diagram) ... 23

2.2.6 ERD (Entity Relational Diagram) ... 24

2.2.7 PHP ... 24

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 25

3.1 Analisis Sistem ... 25

3.1.1 Analisis Masalah ... 25

3.1.2 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ... 25

3.1.2.1 Prosedur Pengajuan Pelatihan Pertanian ... 26

3.1.2.2 Prosedur Rekapitulasi Data ... 29

3.1.2.3 Prosedur Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Pelatihan ... 31

3.1.3 Analisis Aturan Bisnis ... 33

3.1.3.1 Analisis Aturan Bisnis Berdasarkan Fakta ... 33

3.1.3.2 Analisis Aturan Bisinis Berdasarkan Kebutuhan ... 33

3.1.3.3 Kesimpulan Analisis Aturan Bisnis ... 33

3.1.4 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 34

3.1.5 Analisis Data ... 34

3.1.6 Analisis Metode ServQual ... 40

3.1.6.1 Penentuan Variabel dan Dimensi yang akan diukur ... 41

3.1.6.2 Pembuatan dan Penyebaran Kuisioner ... 43

3.1.6.3 Pengolahan Data Hasil Kuisioner ... 45

3.1.6.4 Analisis Data Hasil Kuisioner ... 54

3.1.7 Analisis Kebutuhan Non-Fungsional ... 55

3.1.7.1 Analisis Pengguna / User ... 56

3.1.7.2 Analisis Perangkat Keras ... 57

3.1.7.3 Analisis Perangkat Lunak ... 58

3.1.7.4 Analisis Jaringan ... 58

3.1.7.5 Analisis Data ... 59

3.1.8 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 60


(13)

3.1.6.2 Spesifikasi Proses ... 77

3.2 Perancangan Sistem ... 106

3.2.1 Diagram Relasi ... 106

3.2.2 Struktur Tabel ... 107

3.2.3 Perancangan Struktur Menu ... 112

3.2.4 Perancangan Antarmuka ... 113

3.2.5 Perancangan Pesan ... 148

3.2.6 Jaringan Semantik ... 149

3.2.6.1 Jaringan Semantik Petugas ... 149

3.2.6.2 Jaringan Semantik Kepala Bidang Evaluasi dan Program ... 149

3.2.7 Perancangan Prosedural ... 150

3.2.7.1 Prosedural Login ... 150

3.2.7.2 Prosedural Lupa Password ... 152

3.2.7.3 Prosedural Tambah Data ... 153

3.2.7.4 Prosedural Hapus Data ... 154

3.2.7.5 Prosedural Ubah Data ... 155

3.2.7.6 Prosedural Cari Data ... 156

3.2.7.7 Prosedural Metode ServQual ... 156

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 159

4.1 Implementasi Sistem ... 159

4.1.1 Perangkat Keras yang Digunakan ... 159

4.1.2 Perangkat Lunak yang Digunakan ... 160

4.1.3 Implementasi Basis Data ... 160

4.1.4 Implementasi Antarmuka ... 167

4.2 Pengujian Sistem ... 168

4.2.1 Skenario Pengujian Black Box ... 169

4.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian Blackbox ... 170

4.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian Blackbox ... 178

4.3 Pengujian Beta ... 179


(14)

4.3.2 Wawancara Pengujian Beta untuk Petugas Bidang Evaluasi dan

Pelaporan ... 179

4.3.3Wawancara Pengujian Beta Untuk Kepala Bidang Evaluasi dan Program ... 181

4.3.4 Kesimpulan Hasil Pengujian Beta... 183

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 185

5.1 Kesimpulan ... 185

5.2 Saran ... 185


(15)

186

DAFTAR PUSTAKA

[1] Pressman , Software Engineering, Pearson, 2012, Seventh Edition.

[2] Kotler, Philip. Marketing Management. Prentice Hall, New Jersey. 2003, 11st edition.

[3] Parasuraman, A., Berry, Leonard L, and Zeithaml, Valarie A. “A

Conceptual Model of Service Quality and Its Implications for Future

Research”. 1985. Journal of Marketing, Vol;. 49 (Fall)

[4] Parasuraman, A., Berry, Leonard L, and Zeithaml, Valarie A. “A

Conceptual Model of Service Quality and Its Implications for Future

Research”. 1985. Journal of Marketing, Vol;. 49 (Fall), pp. 41-50.

[5] Parasuraman, A., Berry, Leonard L, and Zeithaml, Valarie A.

“SERVQUAL: A Multiple-Item Scale for Measuring Consumer

Perceptions of Service Quality”. 1988. Journal of Retailing, Vol;. 64 (Spring), pp. 12-40.

[6] Soetjipto, Budi, W. Service Quality : Alternatif Pendekatan dan Berbagai

Persoalan di Indonesia. Usahawan, Tahun XXVI, No 01, Januari, Jakarta.

1997.

[7] Kotler, Philip. Marketing Management. Prentice Hall, New Jersey. 2003, 11st edition.


(16)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang merupakan salah satu badan yang memberikan pelatihan di bidang pertanian dan konsultasi budidaya tanaman di Indonesia. Pelatihan yang diadakan Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang merupakan salah satu strategi pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan kompetensi dari peserta pelatihan dan untuk meningkatan kinerja Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang sebagai balai pertanian yang dapat memberikan informasi dan motivasi kepada para peserta khususnya di bidang pertanian.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Ganjar Nurcahyana, S.T selaku Petugas di Bidang Evaluasi dan Pelaporan menyatakan bahwa evaluasi yang berjalan selama ini di Balai Besar Pelatihan Pertanian masih belum maksimal. Banyaknya data kegiatan pelatihan yang harus diolah menyebabkan proses pelaporan hasil evaluasi kegiatan terhambat dan tidak dapat selesai tepat waktu. Hal ini mengakibatkan lamanya pengambilan keputusan oleh Kepala Bidang Pelatihan dalam menentukan perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan sebagai bahan evaluasi dan tindak lanjut untuk penanganan kegiatan pelatihan selanjutnya. Masalah lain dari kegiatan pelatihan ini yaitu Balai Besar Pelatihan Pertanian tidak mengetahui sejauh apakah kepuasan penyelenggaraan pelatihan yang diselenggarakan, apakah pelatihan yang diselenggarakan sudah sesuai dengan harapan peserta atau tidak dan bagian-bagian apa saja dari evaluasi kegiatan pelatihan yang sudah mencapai tujuan maupun yang belum mencapai tujuan.

Berdasarkan masalah yang ada saat ini dalam proses Evaluasi Pelatihan Pertanian, maka diperlukan suatu sistem evaluasi yang memudahkan proses evaluasi kegiatan dan penentuan nilai akhir dari suatu evaluasi yang dapat membantu Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang dalam menetukan perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelatihan agar sesuai dengan harapan para peserta pelatihan.


(17)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana membangun sistem evaluasi pelatihan pertanian di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari tugas akhir ini adalah untuk membangun sistem evaluasi pelatihan pertanian di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.

Tujuan yang akan dicapai dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Membantu Kepala Bidang Evaluasi dan Program untuk membuat langkah-langkah perbaikan dan penentuan keputusan kegiatan pelatihan yang diperlukan.

2. Membantu Kepala Bidang Evaluasi dan Program merencanakan kegiatan pelatihan selanjutnya.

3. Membantu Petugas Bidang Evaluasi dan Pelaporan dalam mengolah data rekap penilaian.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang. 2. Data yang diambil hanya pada proses pelatihan yang diadakan tahun 2012

yaitu terdiri dari 1 pelatihan aparatur.

3. Indikator penilaian dari sistem evaluasi pelatihan ini adalah dari hasil evaluasi kegiatan yang terdiri dari monitoring evaluasi daily mood, evaluasi penguasaan dan pemahaman materi, evaluasi sikap dan perilaku, evaluasi sikap akademis, dan evaluasi fasilitator.

4. Penilaian evaluasi kegiatan dilakukan terhadap widyaiswara, seksi pelatihan, peserta dan balai.


(18)

5. Pengukuran kualitas layanan pelatihan dilihat dari evaluasi kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan yang terdiri dari aspek pelayanan administrasi dan aspek pelayanan fasilitas pelatihan.

6. Metode SERVQUAL digunakan untuk mengukur kualitas layanan pelatihan. 7. Keluaran yang dihasilkan adalah data evaluasi kegiatan pelatihan pertanian

yang berbentuk laporan printout yang berisi informasi hasil evaluasi daily mood, evaluasi penguasaan dan pemahaman materi, evaluasi sikap dan perilaku, evaluasi sikap akademis, evaluasi fasilitator, dan informasi kualitas pelatihan yang diselenggarakan serta perbaikan-perbaikan apa saja yang diusulkan untuk kegiatan pelatihan selanjutnya.

8. Aplikasi ini merupakan aplikasi berbasis web yang berjalan pada jaringan

intranet.

9. Pendekatan analisis pembangunan perangkat lunak menggunakan pendekatan terstruktur.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu salah satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Metodologi dalam penelitian deskriptif ini terbagi menjadi dua metode, yaitu metode pengumpulan data dan metode pembangunan perangkat lunak.

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dapat diperoleh secara langsung dari objek penelitian dan referensi-referensi yang telah diperoleh. Cara-cara yang digunakan untuk mendapatkan data adalah sebagai berikut:

1. Studi Lapangan

Studi lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mendatangi langsung tempat penelitian yaitu Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang. Studi lapangan dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:


(19)

a. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara pengamatan obyek penelitian secara langsung ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.

b. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan Bapak Ganjar Nurcahyana, S.T. selaku pegawai bidang program dan evaluasi.

2. Studi Literatur

Studi literatur adalah metode pengumpulan data yang berkaitan dengan penelitian dan pembangunan sistem evaluasi pelatihan, melalui buku-buku, internet, dan paper yang berkaitan dengan sistem evaluasi pelatihan.

1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak

Metode yang digunakan dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan model waterfall seperti pada gambar 1.1. Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan terurut, dimana tahap demi tahap yang akan dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Tahap dari model ini adalah sebagai berikut:

1. Communication

Tahap communication merupakan tahap memahami masalah dan mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan dengan Petugas Bidang Evaluasi dan Pelaporan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, serta mengumpulkan data tambahan baik yang ada di jurnal, artikel, maupun internet yang berkaitan dengan sistem evaluasi pelatihan pertanian.

2. Planning

Tahap planning akan menghasilkan dokumen user requirement atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan Petugas dan Kepala Bidang Evaluasi dan Program dalam pembuatan sistem evaluasi pelatihan pertanian, termasuk rencana penting yang akan dilakukan.


(20)

3. Modeling

Tahap modeling akan menerjemahkan data yang dirancang kedalam bentuk yang mudah dimengerti oleh user. Membuat perancangan dari data yang dimodelkan menggunakan ERD (Entity Relationship Diagram) serta untuk menggambarkan pemodelan fungsionalnya menggunakan DFD (Data Flow

Diagram).

4. Construction

Tahap construction merupakan proses pembuatan kode. Coding atau pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Tahap penerjemahan data atau pemecahan masalah yang telah dirancang keadalam bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai database server yang menerima dan mengirimkan datanya. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing berupa pengujian blackbox terhadap sistem yang telah dibuat. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki.

5. Deployment

Tahap deployment bisa dikatakan final dari pembuatan software atau sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean, maka sistem yang sudah jadi akan digunakan oleh user. Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala. Dalam penelitian yang dilakukan tidak sampai ke tahap ini.


(21)

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 merupakan bab yang membahas latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian yang digunakan dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 berisi tentang profile umum balai besar pelatihan pertanian, logo balai besar pelatihan pertanian, struktur organisasi balai besar pelatihan pertanian, landasan teori yang berisi teori-teori yang melandasi dari pembangunan aplikasi sistem evaluasi pelatihan pertanian di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang (BBPP).

BAB 3 ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab 3 berisi tentang analisis sistem, analisis masalah, analisis sistem yang sedang berjalan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP), analisis metode, analisis kebutuhan non-fungsional, analisis pengguna / user, analisis perangkat keras, analisis perangkat lunak. Selain itu terdapat juga analisis basis data, analisis kebutuhan fungsional, diagram konteks, spesifikasi proses, kamus data, stuktur tabel, perancangan antar muka, perancangan prosedural dan jaringan semantik untuk aplikasi yang akan dibangun sesuai dengan hasil analisis yang telah dibuat.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Bab 4 berisi hasil implementasi dari hasil analisis dan perancangan sistem yang telah dibuat disertai juga hasil pengujian sistem yang dilakukan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) sehingga diketahui apakah sistem yang dibangun sudah memenuhi syarat sebagai aplikasi yang user-friendly dan metode pengujian dalam sistem evaluasi pelatihan pertanian ini menggunakan pengujian black box.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 5 merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari uraian proses pembangunan dan saran-saran tentang aplikasi untuk penulisan tugas akhir.


(22)

7

2.1 Profil Perusahaan

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang berdiri sejak tahun 1962, yang pada awalnya bernama Pusat Latihan Pertanian (PLP) milik Pemda Provinsi Jawa Barat. Kemudian pada tanggal 28 Januari 1978 berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 52/Kpts/Org/1/1978 pengelolaannya diambil alih oleh Badan Pendidikan dan Latihan Penyuluhan Pertanian dan berubah menjadi Balai Latihan Pegawai Pertanian (BLPP) Kayuambon dengan tingkatan Eselonering IIIB meliputi wilayah kerja Jawa Barat Bagian Timur dan DKI Jakarta.

Berdasarkan SK Menteri Pertanian tahun 2000 nomor 84/Kpts/OT.210/2/2000, tanggal 29 Januari 2000 berubah menjadi Balai Diklat Pertanian (BDP) Lembang. Dengan keluarnya SK Mentan Nomor: 355/Kpts/OT.210/5/2002, tanggal 8 Mei 2002 BDP mendapatkan kenaikan Eselon menjadi IIIA dan berganti nama menjadi Balai Diklat Agribisnis Hortikultura (BDAH). Dengan adanya perkembangan IPTEK dan era globalisasi serta kebutuhan dari wilayah binaan yang semakin kompleks secara nasional, berdasarkan SK Mentan No. 487/Kpts/OT.160/10/2003 tanggal 14 Oktober 2003 BDAH Lembang berkembang menjadi tingkatan Eselon II dengan nama Balai Besar Diklat Agribisnis Hortikultura (BBDAH) yang mempunyai tugas melaksanakan diklat keahlian dan pengembangan teknik diklat dibidang Agribisnis hortikultura dalam rangka peningkatan kualitas sumberdaya manusia pertanian.

Peningkatan daya guna dan hasil guna pelaksanaan pelatihan di bidang pertanian dilakukan dengan cara menata kembali Organisasi dan Tata Kerja dengan perubahan nama lembaga menjadi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang berdasarkan Peraturan Mentan No. 15/Permentan/OT.140/2/2007 dengan tugas melaksanakan dan mengembangkan teknik pelatihan teknis,


(23)

fungsional dan kewirausahaan di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian.

2.1.1 Visi dan Misi

a. Visi

Visi adalah pedoman bagi perusahaan yang merupakan suatu keinginan terhadap keadaan di masa yang akan datang. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) memiliki visi yang dijadikan acuan untuk pengembangan perusahaan ke depan yaitu :

“Menjadi Lembaga Pelatihan yang handal untuk menghasilkan SDM Pertanian yang profesional dalam mendukung industri pertanian yang berdaya saing.”

b. Misi

Misi adalah penjabaran secara tertulis mengenai makna visi yang mengandung falsafah atau nilai-nilai yang harus tertanam dalam tingkah laku seluruh organisasi perusahaan.Misi yang ada dalam Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang yaitu :

1. Meningkatkan kualitas SDM, dan menyusun rencana program yang kompetitif beserta penganggaran.

2. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan yang akuntabel, menerbitkan ketatausahaan dan kerumahtanggan Balai.

3. Meningkatkan dan mengembangkan saran dan prasarana pelatihan serta peningkatan peran dan produktivitas instalasi agribisnis.

4. Meningkatkan dan melaksanakan kerjasama kelembagaan baik dalam maupun luar negeri serta melayani konsultasi agribisnis bagi aparatur dan non aparatur.

5. Melaksanakan sistem informasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan, pelatihan yang akurat dan kredibel.

6. Melaksanakan pelatihan teknis dan pelatihan fungsional di bidang pertanian serta mengembangkan teknik pelatihan teknis di bidang holtikultura bagi


(24)

aparatur pertanian, serta mengembangkan teknik pelatihan teknis dan kewirausahaan di bidang holtikultura bagi non aparatur pertanian.

a. Melaksanakan proses pembelajaran (Mendidik, Mengajar, Melatih), mengembangkan dan menghasilkan media, paket pembelajaran metodologi Pelatihan teknis dan kewirausahaan di bidang holtikultura dan pertanian lainnya bagi aparatur dan non aparatur.

2.1.2 Logo Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang

Logo merupakan identitas dari sebuah instansi sebagai komunikasi arti dan makna terhadap jati diri. Berikut adalah logo dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Logo Balai Besar Pelatihan Pertanian

Arti lambang Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang yaitu :

1. Tunas, menggambarkan pengertian Biologis daripada seluruh kegiatan yang

dikelola oleh Departemen Pertanian. Kecuali manusia, sebagai benda hidup. Warna hijau muda melambangkan pengertian kehidupan.

2. Lingkaran berwarna merah, melambangkan pengertian kesatuan.

3. Lingkaran yang bersudut lima buah berwarna coklat, melambangkan

pengertian daripada unsur pelaksana utama (tugas-tugas pokok Departemen Pertanian).

4. Warna dasar baik untuk Panji maupun Vandel serta bentuk lainnya adalah

KUNING EMAS” sebagai lambang kemegahan.


(25)

2.1.3 Struktur Organisasi

Sebuah organisasi yang baik akan terbentuk apabila setiap anggota organisasi mengetahui tugas, wewenang, tanggung jawab serta hubungan komunikasi antar bagian pada struktur organisasi perusahaan. Struktur organisasi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 15/Permentan/OT.140/2/2007 dapat dilihat pada gambar 2.2.


(26)

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang


(27)

2.1.4 Deskripsi Kerja BBPP Lembang

Deskripsi kerja dari pegawai Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang dapat dilihat pada tabel 2.1. sebagai berikut.

Tabel 2.1 Deskripsi Kerja Pegawai Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang

No Jabatan Tugas Fungsi

1. Bagian Umum Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga BBPP.

a. pelaksanaan urusan kepegawaian, tata usaha dan rumah tangga; b. pelaksanaan urusan

keuangan;

c. pelaksanaan urusan perlengkapan dan instalasi. a. Subbagian Kepegawaian

dan Rumah Tangga

Subbagian Kepegawaian dan Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, tata usaha dan rumah tangga.

b. Subbagian Keuangan Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan.

c. Subbagian Perlengkapan dan Instalasi

Subbagian Perlengkapan dan Instalasi mempunyai tugas melakukan urusan perlengkapan dan instalasi.

2. Bidang Evaluasi dan Program

Melaksanakan penyusunan rencana, program dan pelaksanaan kerjasama, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

a. penyiapan penyusunan rencana, program dan anggaran;

b. penyiapan pelaksanaan kerjasama;

c. pengelolaan data dan informasi pelatihan; d. penyiapan pemantauan,

evaluasi dan pelaporan. a. Seksi Program dan

Kerjasama

Seksi Program dan Kerjasama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana,


(28)

No Jabatan Tugas Fungsi

program dan anggaran, serta pelaksanaan kerjasama.

b. Seksi Evaluasi dan Pelaporan

Seksi Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan pengelolaan data dan informasi pelatihan, serta penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

3. Bidang Penyelenggaraan Pelatihan

Melaksanakan pemberian pelayanan pelaksanaan dan pengembangan teknik pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian

a. pemberian pelayanan pelaksanaan dan pengembangan teknik pelatihan teknis, dan fungsional di bidang pertanian bagi aparatur pertanian;

b. pemberian pelayanan pelaksanaan dan pengembangan teknik pelatihan teknis dan kewirausahaan di bidang pertanian bagi non aparatur pertanian. a. Seksi Pelatihan Aparatur Seksi Pelatihan Aparatur

mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan pelaksanaan dan pengembangan teknik pelatihan teknis dan fungsional di bidang pertanian bagi aparatur pertanian.

b. Seksi Pelatihan Non Aparatur

Seksi Pelatihan Non Aparatur mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan pelaksanaan dan pengembangan teknik pelatihan teknis dan kewirausahaan di bidang pertanian bagi non aparatur pertanian.

4. Kelompok Jabatan

Fungsional

a. melakukan pelatihan teknis di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian;

b. melakukan pelatihan fungsional di bidang pertanian bagi aparatur pertanian;

a. Membantu Koordinasi Lintas Sektor dan Lintas Program

b. Penyuluhan c. Melaksanakan

pelayanan di Pustu d. Melaks tugas lain yang

diberikan oleh


(29)

No Jabatan Tugas Fungsi

c. melakukan pelatihan kewirausahaan di bidang pertanian bagi non aparatur pertanian; d. menyusun bahan

Standar Kompetensi Kerja (SKK) pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan di bidang pertanian; e. menyusun paket

pembelajaran dan media pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan di bidang pertanian; f. melakukan

pengembangan teknik pelatihan di bidang hortikultura; g. melakukan

pengembangan teknik pelatihan pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian; h. melakukan pemberian

konsultasi agribisnis; i. melakukan kegiatan

fungsional lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

hasil kegiatan program PKM ,tiap bulan e. Membantu Koordinasi

Lintas Sektor dan Lintas Program

f. Penyuluhan g. Melaksanakan

pelayanan di Pustu h. Melaksanakan tugas

lain yang diberikan oleh pimpinan Puskesmas

2.2 Landasan Teori

Dalam pembangunan aplikasi sistem evaluasi ini melibatkan berbagai sumber dan kajian teori diantaranya mengenai metode ServQual . Berikut ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi sumber kajian ilmu dari aplikasi sistem evaluasi.

2.2.1 Perhitungan Evaluasi Pelatihan

Perhitungan evaluasi pelatihan menggunakan instrumen dan alat ukur yang tepat dan jelas. Perhitungan evaluasi pelatihan pertanian di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menggunakan rumus-rumus sebagai berikut:


(30)

1. Monitoring Harian (Daily Mood) Peserta

Data monitoring harian dianalisis dengan menggunakan rumus 2.1 sebagai berikut :

………. (2.1)

Dimana :

X = Skor rata-rata peserta yang merasa senang/biasa/sedih P = Jumlah peserta yang merasa senang/biasa/sedih n = Jumlah peserta/responden

2. Evaluasi Penguasaan/ Pemahaman Materi

Data evaluasi Penguasaan/Pemahaman Materi dianalisis dengan menggunakan rumus 2.2 sebagai berikut:

n H

P

...(2.2)

Dimana :

P = Skor rata-rata Penguasaan Materi H = Jumlah Rata-rata penguasaan materi n = Jumlah Peserta

3. Evaluasi Sikap Perilaku Peserta

Data evaluasi Sikap Perilaku Peserta dianalisis dengan menggunakan rumus 2.3 sebagai berikut :

………... (2.3)

Dimana :

X = Skor Rata-Rata Aspek Sikap Perilaku H = Total Rata-rata Aspek Sikap Perilaku n = Jumlah Peserta/responden

4. Evaluasi Aspek Akademis.

Data evaluasi aspek akademis dengan menggunakan rumus 2.4 sebagai berikut :


(31)

%) 10 ( min %) 10 ( Pr %) 10 ( %) 40 ( %) 30 ( ar se aktek Laporan Tugas Kognitif Sikap

X     

...(2.4) Dimana:

X = Skor Rata-rata Widyaisawa/Fasilitator

Dari 5 aspek tersebut hasilnya dirata-ratakan sehingga diperoleh peringkat dari satu sampai seterusnya, tetapi yang dimunculkan hanya 1-10 saja, dari peringkat tersebut akan mendapatkan predikat yang akan menentukan kelulusan.

5. Evaluasi Terhadap Widyaiswara/Fasilitator

Data evaluasi widyaiswara dianalisis dengan menggunakan rumus 2.5 sebagai berikut :

……….. (2.5)

Dimana :

X = Skor Rata-rata Widyaisawa/Fasilitator P = Jumlah Rata-rata Wodyaiswara/Fasilitator n = Jumlah Peserta/responden

6. Evaluasi Kepuasan Peserta

Perhitungan kualitas pelatihan pertanian yang saat ini dilakukan oleh Seksi Evaluasi yaitu dengan menggunakan rumus 2.6 sebagai berikut:

= x 100% ……….. (2.6) Dimana:

= Tingkat Kesesuaian

Xi = Skor penilaian kinerja (Kenyataan)

a. Yi = Skor penilaian kepentingan (Harapan)

2.2.2 Nilai Kepuasan Pelanggan

Kepuasan adalah rasa senang atau kecewanya seseorang setelah membandingkan anatara kinerja produk yang dirasakan terhadap kinerja produk yang diharapkan [2]. Jika kinerja berada dibawah harapan maka pelanggan akan kecewa, jika kinerja sesuai dengan harapan pelanggan maka pelanggan akan puas.


(32)

Jika kinerja berada diatas harapan maka pelanggan akan sangat puas. Kepuasan pelanggan dapat didefinisikan sebagai suatu tanggapan dan perbandingan pelanggan terhadap apa yang telah diterimanya dari produk atau jasa yang telah dibeli, apakah sesuai dengan harapan dan dapat memenuhi keinginan pelanggan.

2.2.3 Harapan Pelanggan

Konteks kepuasan pelanggan umumnya harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan terhadap apa yang akan diterimanya [3]. Pengertian ini didasarkan pada pandangan bahwa harapan merupakan standar prediksi. Selain standar prediksi, ada pula yang menggunakan harapan sebagai standar ideal.

Zeithaml et al melakukan penelitian khusus di sektor jasa mengemukakan bahwa harapan pelanggan terhadap kualitas suatu jasa terbentuk oleh beberapa faktor berikut:

1. Enduring Service Intensifiers

Faktor ini meliputi harapan yang disebabkan oleh orang lain dan filosofi pribadi seseorang tentang jasa. Seorang pelanggan akan berharap bahwa ia patut dilayani dengan baik pula apabila pelanggan lainnya dilayani dengan baik oleh pemberi jasa.

2. Personal Needs

Kebutuhan yang dirasakan seseorang mendasar bagi kesejahteraannya juga sangat menentukan harapannya.

3. Transitory Service Intensifiers

Faktor ini merupakan faktor individual yang bersifat sementara (jangka pendek) yang meningkatkan sensivitas pelanggan terhadap jasa.

4. Perceived Service Alternativies

Perceived Service Alternativies merupakan persepsi pelanggan terhadap

tingkat atau derajat pelayanan perusahaan lain yang sejenis.

5. Self-Perceived Service Roles

Faktor ini adalah persepsi pelanggan tentang tingkat atau derajat keterlibatannya dalam mempengaruhi jasa yang diterimanya.


(33)

6. Situational Factors

Faktor situasional terdiri atas segala kemungkinan yang bisa mempengaruhi kinerja jasa, yang berada diluar kendali penyedia jasa.

7. Explicit Service Promises

Faktor ini merupakan pernyataan (secara personal atau non personal) oleh organisasi tentang jasanya kepada pelanggan.

8. Implicit Service Promises

Faktor ini menyangkut petunjuk yang berkaitan dengan jasa, yang memberikan kesimpulan bagi pelanggan tentang bagaimana memberikan jasa yang seharusnya akan diberikan.

9. Word of Mouth (Rekomendasi/Saran dari orang lain)

Word of Mouth merupakan pernyataan yang disampaikan oleh orang lain

selain organisasi kepada pelanggan.

10. Past Experience

Pengalaman masa lampau meliputi hal-hal yang telah dipelajari atau diketahui pelanggan dari yang pernah diterimanya di masa lalu.

2.2.4 Metode Service Quality(ServQual)

Dalam metode servqual, kualitas jasa didefinisikan sebagai “penilaian atau

sikap global berkenaan dengan superioritas suatu jasa” [4], sedangkan definisi

kualitas layanan yang sering disebut sebagai mutu pelayanan [5] adalah seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan para pelanggan atas pelayanan yang mereka terima atau peroleh. Harapan merupakan keinginan para pelanggan dari pelayanan yang mungkin diberikan oleh perusahaan.

Kualitas pelayanan mengacu pada kualitas penawaran jasa yang diharapkan dan dirasakan. Hal ini terutama dengan menentukan kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan. Banyak perusahaan yang memprioritaskan kualitas jasa yang diharapkan dan dirasakan untuk mempertinggi kualitas jasa tersebut.

Dimensi kualitas jasa dalam metode servqual didasarkan pada skala multiitem yang dirancang untuk mengukur harapan dan persepsi pelanggan, serta


(34)

gap diantara keduanya dalam dimensi-dimensi kualitas jasa. Pada awalnya Parasuraman et al mengidentifikasi sepuluh dimensi pokok dengan 22 variabel yang berkaitan dengan pelayanan dan kemudian dianalisis dengan memakai analisis faktor. Ternyata dapat dikemukakan beberapa kriteria yang digunakan dalam menilai mutu pelayanan. Kriteria tersebut meliputi 10 dimensi potensial yang saling melengkapi yaitu tangibles, reliability, responsiveness,

communication, credibility, security, competence, courtesy, understanding dan

access. Kemudian pada penelitian selanjutnya Parasuraman et al di tahun 1988

menyempurnakan dimensi tersebut kemudian diolah lagi sehingga akhirnya disederhanakan menjadi 5 dimensi yaitu:

1. Bukti langsung (tangibles) meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.

2. Keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.

3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap

4. Jaminan (assurance); mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko, atau keraguraguan.

5. Empati (empathy) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.

Dimensi kualitas pelayanan berpengaruh terhadap harapan para pelanggan yang berdasarkan informasi yang disampaikan dari mulut ke mulut, kebutuhan pribadi, pengalaman masa lalu dan komunikasi eksternal (iklan dan berbagai bentuk promosi perusahaan lainnya) dengan kenyataan yang mereka terima [6], seperti tampak pada gambar 2.3.


(35)

Sumber : Soetjipto, 1997

Gambar 2.3 Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Terhadap Para Pelanggan dan Kenyataan yang Diterima

Parasuraman, Berry dan Zeithaml mengembangkan conceptual model of

service quality. Mereka memformulasikan sebuah model kualitas pelayanan yang

menyorot persyaratan-persyaratan utama agar dapat menyajikan kualitas pelayanan yang dikehendaki. Menurut model ini, terdapat lima gaps (kesenjangan) yang membuat perusahaan tidak mampu memberikan pelayanan yang bermutu kepada para pelanggan (gambar 2.4). [7]


(36)

Sumber : Kotler, 2003

Gambar 2.4 Model Kualitas Jasa

Kelima gap (kesenjangan) tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kesenjangan antara harapan pelanggan dan persepsi manajemen perusahaan;kesenjangan tersebut tercipta akibat manajemen perusahaan salah mengerti terhadap apa yang diharapkan pelanggan.

2. Kesenjangan antara persepsi manajemen perusahaan atas harapan pelanggan dan spesifikasi kualitas pelayanan; kesenjangan tersebut terjadi akibat kesalahan penerjemahan persepsi manajemen perusahaan yang tepat atas harapan para pelanggan perusahaan ke dalam bentuk tolok ukur kualitas pelayanan.

3. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas pelayanan dan pemberian pelayanan kepada pelanggan; keberadaan kesenjangan tersebut lebih diakibatkan oleh


(37)

ketidakmampuan sumber daya manusia perusahaan untuk memenuhi standar kualitas pelayanan yang telah ditetapkan.

4. Kesenjangan antara pemberian pelayanan kepada pelanggan dan komunikasi eksternal; kesenjangan tersebut tercipta karena perusahaan ternyata tidak mampu memenuhi jani-janjinya yang dikomunikasikan secara eksternal melalui berbagai bentuk promosi.

Kesenjangan antara harapan pelanggan dan kenyataan pelayanan yang diterima; kesenjangan tersebut ada sebagai akibat tidak terpenuhinya harapan para pelanggan.

1.2.4.1Langkah-langkah Perhitungan Metode SERVQUAL

Untuk mengetahui kualitas layanan pelatihan, maka digunakan perhitungan dengan metode servqual. Adapun tahapan dalam proses perhitungan dengan menggunakan metode servqual antara lain:

1. Menentukan variabel dan dimensi yang akan diukur

Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi dalam nilai. Adapun variabel yang akan di ukur untuk mengetahui kualitas layanan sistem informasi dengan menggunakan metode servqual adalah :

a. Variabel Bebas (Xn) = tangibles(X1), reliability(X2), responsiveness(X3), assurance(X4), emphaty(X5).

b. Variabel Terikat (Y) = Kepuasan Pemakai sistem informasi

2. Membuat dan menyebar kuisioner

Pembuatan kuisioner dilakukan dengan mengaju kepada variabel-variabel dan dimensi yang sudah ditentukan. Selanjutnya quisioner tersebut disebar secara langsung kepada responden terpilih dengan memperhatikan karakteristik serta metode pengambilan sampel yang sesuai dengan kondisi dilapangan.

3. Mengolah data hasil kuisioner

Data hasil penyebaran kuisioner sebelum dianalisis dilakukan proses editing kemudian dilakukan proses tabulasi dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabulasi. Selanjutnya hasil pengolahan tersebut dapat diolah dengan menggunakan model statistika dengan Analisis Deskriptif dan Analisis Inferensial.


(38)

4. Menganalisis data hasil pengolahan kuisioner

Hasil analisis dari pengolahan kuisioner merupakan target yang akan dijadikan tujuan pencapaian tingkat kualitas sistem informasi yang ada. Hasil akhirnya dapat dinyatakan dalam nilai numerik yang mencerminkan tingkat kepentingan variabel dan dimensi pada customer satisfaction performance .Penetapan besarnya nilai hasil ini didasarkan pada kesenjangan antara kepuasan harapan dan kepuasan yang diterima saat ini. Nilai kesenjangan negatif berarti lebih rendah dari yang diharapkan.

Beberapa kelebihan dari metode servqual adalah:

1. Dapat diketahui nilai kualitas pelayanan dari setiap level pengamatan pada setiap butir pertanyaan, setiap variabel dan setiap dimensi kualitas pelayanan sehingga dapat dengan mudah ditelusuri apa yang sebenarnya mempengaruhi tinggi atau rendahnya penilaian kualitas secara keseluruhan.

2. Dapat diketahui bagaimana harapan konsumen terhadap pelayanan yang ditawarkan dan bagaimana penilaiannya tentang pelayanan yang diberikan perusahaan.

3. Dapat diketahui variabel mana yang harus menjadi fokus untuk perbaikan selanjutnya dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan.

4. Mengetahui gambaran tentang perkembangan harapn dan persepsi konsumen dari waktu ke waktu.

2.2.5 DFD (Data Flow Diagram)

DFD (Data Flow Diagram) adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan dan kemana tujuan data yang akan keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimapan dan proses yang dikenakan pada data tersebut .

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa


(39)

mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau dimana data tersebut akan disimpan.

DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur. Diagram yang menunjukkan bagaimana data berpindah/berjalan didalam sistem Informasi yang akan dikembangkan.

2.2.6 ERD (Entity Relational Diagram)

Model Entity – Relational yang berisi komponen-komponen Himpunan Entitas dan Himpunan Relasi yang masing – masing dilengkapi dengan atribut –

atribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari „dunia nyata’ yang di tinjau,

dapat digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan ERD (Entity

Relationship Diagram) .

2.2.7 PHP

PHP adalah skrip yang bersifat server-side yang ditambahkan kedalam HTML. PHP merupakan singkatan dari Personal Home Page Tools. Skrip ini dapat membuat suatu aplikasi dapat diintegrasikan kedalam HTML sehingga suatu halaman web tidak lagi bersifat statis namun menjadi bersifat dinamis. Sifat

server-side berarti pengerjaan skrip dilakukan di server, baru hasilnya dikirimkan


(40)

25

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1Analisis Sistem

Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasikan permasalahan, kesempatan hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.

3.1.1 Analisis Masalah

Analisis masalah dari sistem yang sedang berjalan saat ini adalah:

1. Banyaknya data penilaian pelatihan yang harus diolah oleh Seksi Evaluasi dan Pelaporan mengakibatkan Kepala Bidang Evaluasi dan Program sulit untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan untuk peningkatan kualitas pelatihan yang diselenggarakan.

2. Keterlambatan pengolahan data penilaian dan proses evaluasi pun berdampak pada perencanaan kegiatan pelatihan selanjutnya yang tidak obyektif. Hal ini dikarenakan Kepala Bidang Evaluasi dan Program tidak mengetahui perbaikan-perbaikan apa saja yang harus mereka lakukan untuk kegitan pelatihan selanjutnya.

3. Petugas Bidang Evaluasi dan Pelaporan merasa kesulitan dalam membuat rekap penilaian dikarenakan banyaknya data penilaian yang harus diolah dan dihitung.

3.1.2 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan

Analisis Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang yang sedang berjalan saat ini terdiri dari 3 proses yaitu pengajuan pelatihan pertanian, rekapitulasi data pelatihan serta evaluasi lanjut dan pelaporan.


(41)

3.1.2.1Prosedur Pengajuan Pelatihan Pertanian

Prosedur pengajuan pelatihan pertanian dilaksanakan oleh Seksi Pelatihan. Gambar 3.1 dapat memperlihatkan proses aliran data yang terjadi.

Proses aliran data yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan 3.2.

1. Seksi Pelatihan memberikan formulir pendaftaran kosong kepada pengaju. 2. Pengaju mengisi formulir pendaftaran tersebut.

3. Selanjutnya pengaju memberikan formulir pendaftaran yang telah diisi dengan menyertakan foto 3x4 dan foto 4x6 masing-masing satu buah sebagai kelengkapan formulir.

4. Seksi Pelatihan menerima formulir pendaftaran yang sudah diisi dan memeriksa kelengkapan formulir pendaftarannya, jika tidak lengkap maka seksi pelatihan mengembalikan formulir yang tidak lengkap kepada pengaju untuk selanjutnya dilengkapi kembali.

5. Bila sudah lengkap, Seksi Pelatihan memasukkan data calon peserta untuk proses pembuatan kartu peserta.


(42)

Prosedur Pengajuan Pelatihan Pertanian Seksi Pelatihan Pengaju Form Pendaftaran kosong Form Pendaftaran yang sudah terisi Form Pendaftaran yang sudah terisi Pemeriksaan kelengkapan form pendaftaran Lengkap? Pengisian form pendaftaran Form Pendaftaran kosong Foto 4x6 Foto 3x4 Foto 4x6 Foto 3x4 Formulir Pendaftaran Lengkap Foto 4x6 Foto 3x4 Ya 1 Formulir Pendaftaran Tidak Lengkap Foto 4x6 Foto 3x4 Tidak Formulir Pendaftaran Tidak Lengkap Foto 4x6 Foto 3x4


(43)

Prosedur Pengajuan Pelatihan Pertanian (Lanjutan)

Pengaju Seksi Pelatihan

1

Formulir Pendaftaran

Lengkap

Foto 4x6

Foto 3x4

Masukkan data calon peserta

Pembuatan Kartu Peserta

Peserta.xls

Pencetakan Kartu Peserta

Printout Kartu Peserta

Formulir Data yang sudah

Lengkap

A1

A1 : Arsip Calon Peserta ( formulir pendaftaran, pas foto 4x6)

Printout Kartu Peserta Pemasangan

Foto


(44)

3.1.2.2Prosedur Rekapitulasi Data

Prosedur rekapitulasi data kegiatan pelatihan dilakukan oleh Seksi Evaluasi dan Pelaporan. Gambar 3.3 dapat memperlihatkan proses aliran data yang terjadi.

1. Petugas Seksi Evaluasi dan Pelaporan memberikan kuisioner penilaian kosong kepada Peserta, Widyaiswara dan Seksi Pelatihan

2. Peserta, Widyaiswara dan Seksi Pelatihan mengisi kuisioner penilaian kosong tersebut.

3. Selanjutnya Peserta, Widyaiswara dan Seksi Pelatihan memberikan kuisioner yang sudah diisi kepada petugas Seksi Evaluasi dan Pelaporan.

4. Dari kuisioner kegiatan pelatihan yang sudah diisi tersebut maka Seksi Evaluasi dan Pelaporan akan memasukkan data kuisioner penilaian dan melakukan rekapitulasi data penilaian kegiatan pelatihan.


(45)

Prosedur Rekapitulasi Data Pelatihan

Seksi Pelatihan Widyaiswara

Peserta Seksi Evaluasi dan Pelaporan

Rekapitulasi.xls Masukkan data penilaian Kuesioner Penilaian yang sudah terisi Kuesioner Penilaian yang sudah terisi Pengolahan Rekapitulasi Data Pelatihan Kuesioner penilaian yang sudah lengkap A2

A2 : Arsip Kuesioner Penilaian Kegiatan Pelatihan ( Penilaian dari peserta pelatihan, seksi pelatihan dan widyaiswara) A3 : Arsip rekapitulasi Data Pelatihan

Kuesioner Penilaian yang sudah terisi Kuesioner Penilaian Kosong Pengisian Kuesioner Kuesioner Penilaian yang sudah terisi Pengisian Kuesioner Kuesioner Penilaian yang sudah terisi Kuesioner Penilaian Kosong Kuesioner Penilaian Kosong Kuesioner Penilaian yang sudah terisi Pengisian Kuesioner Kuesioner Penilaian Kosong Kuesioner Penilaian Kosong Kuesioner Penilaian Kosong File Rekapitulasi Data Pelatihan.xls Rekapitulasi Data Pelatihan A3


(46)

3.1.2.3Prosedur Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Pelatihan

Prosedur evaluasi dan pelaporan dilakukan oleh Seksi Evaluasi dan Pelaporan. Gambar 3.4 dapat memperlihatkan proses aliran data yang terjadi. 1. Proses evaluasi ini dilakukan oleh Seksi Evaluasi dan Pelaporan untuk

pengevaluasian kegiatan pelatihan.

2. Hasil rekapitulasi penilaian kegiatan pelatihan selanjutnya diolah menjadi data evaluasi kemudian dibuatlah laporan evaluasi secara keseluruhan.

3. Laporan evaluasi ini selanjutnya diberikan kepada Kepala Bidang Evaluasi dan Program dan Seksi Pelatihan.


(47)

Prosedur Evaluasi dan Pelaporan

Seksi Pelatihan Seksi Evaluasi dan Pelaporan

Kepala Bidang Evaluasi dan

Program

Laporan Evaluasi.doc

Pencetakan Laporan Evaluasi

2

Printout Laporan Evaluasi Pelatihan

1

Printout Laporan Evaluasi Pelatihan

Printout Laporan Evaluasi Pelatihan

Printout Laporan Evaluasi Pelatihan A4

Pengolahan Data Evaluasi Rekapitulasi Data

Pelatihan

A4 : Arsip Laporan Evaluasi Pelatihan A3


(48)

3.1.3 Analisis Aturan Bisnis

Analisis aturan bisnis berisikan analisis aturan-aturan yang berlaku pada sistem yang sedang berjalan. Analisis aturan bisnis dibagi menjadi dua bagian yaitu analisis aturan bisnis berdasarkan fakta dan analisis aturan bisnis berdasarkan kebutuhan.

3.1.3.1Analisis Aturan Bisnis Berdasarkan Fakta

Aturan bisnis berdasarkan fakta pada sistem evaluasi pelatihan pertanian di Balai Besar Pelatihan Pertanian adalah sebagai berikut:

1. Petugas Bidang Evaluasi dan Pelaporan memiliki hak untuk mengolah data rekap penilaian pelatihan.

2. Kepala Bidang Evaluasi dan Program memiliki hak untuk melihat hasil penilaian.

3. Petugas Bidang Evaluasi dan Pelaporan memiliki hak untuk memasukkan kriteria dan subkriteria penilaian.

4. Penilaian pelatihan hanya dilakukan pada saat pelatihan diselenggarakan dan berada dalam lingkungan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP).

3.1.3.2Analisis Aturan Bisinis Berdasarkan Kebutuhan

Aturan bisnis berdasarkan kebutuhan pada sistem evaluasi pelatihan pertanian di Balai Besar Pelatihan Pertanian adalah sebagai berikut:

1. Petugas Bidang Evaluasi dan Pelaporan memiliki hak akses untuk melakukan pengolahan data pelatihan, data jadwal pelatihan, data tahun angkatan, data peserta, data materi, data pemateri, data kriteria dan data subkriteria.

2. Kepala Bidang dapat memantau hasil evaluasi pelatihan pertanian.

3.1.3.3Kesimpulan Analisis Aturan Bisnis

Dari aturan bisnis berdasarkan fakta dan kebutuhan dapat disimpulkan bahwa semua aturan yang ada sudah cukup dan dapat memenuhi kebutuhan untuk pembangunan sistem evaluasi pelatihan pertanian.


(49)

3.1.4 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak

Spefikasi kebutuhan perangkat lunak berisikan deskripsi dari kebutuhan perangkat lunak yang akan dibangun, baik kebutuhan fungsional maupun kebutuhan non fungsional. Spefikasi kebutuhan perangkat lunak di Balai Besar Pelatihan Pertanian dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Spefikasi Kebutuhan Perangkat Lunak

No Kode Deskripsi Kebutuhan

1. SKPL-F-01 Membuat laporan hasil evaluasi pelatihan

2. SKPL-F-02 Mengolah data pelatihan, jadwal pelatihan, tahun angkatan, peserta, pemateri, materi, kriteria dan subkriteria (tambah, ubah, hapus)

3. SKPL-F-03 Mengolah data user (tambah, ubah, hapus) 4. SKPL-F-04 Melakukan rekap penilaian pelatihan 5. SKPL-F-05 Menampilkan hasil penilaian pelatihan

6. SKPL-F-06 Melakukan penilaian terhadap peserta pelatihan 7. SKPL-F-07 Melakukan login berdasarkan hak akses

8. SKPL-NF-01 Tampilan berupa web, memiliki ukuran resolusi 1024 x 768, dan data di simpan pada database dalam jaringan intranet. 9. SKPL-NF-02 Menu Utama Front End memiliki menu data pelatihan,

manajemen user, dan evaluasi.

13. SKPL-NF-03 Menu Utama Back End memiliki data pelatihan, jadwal pelatihan, tahun angkatan, peserta, pemateri, materi, kriteria, subkriteria, manajemen user, rekap penilaian dan evaluasi.

3.1.5 Analisis Data

Analisis data dari evaluasi pelatihan menggunakan instrumen dan alat ukur yang tepat dan jelas. Analisis data ini digunakan untuk menghitung berbagai jenis evaluasi pelatihan yang dilaksanakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang. Adapun analisis data yang digunakan sebagai berikut:

1. Monitoring Evaluasi Daily Mood Peserta

Tujuan dari monitoring daily mood ini adalah untuk mengetahui dengan cepat tingkat perasaan peserta terhadap pelaksanaan pelatihan pada hari itu dan menggali saran-saran perbaikan untuk hari esok. Skala penilaian terdiri dari 3 bobot yaitu:

a. Peserta yang memberi jawaban “sedih” diberi bobot 1

b. Peserta yang memberi jawaban “biasa” diberi bobot 2


(50)

Bobot tersebut selanjutnya akan dihitung dan akan menghasilkan 3 nilai yaitu:

a. Jika rata-rata jumlah bobot nilai ≥ 1 maka hasilnya adalah“Sedih” b. Jika rata-rata jumlah bobot nilai ≥ 2 maka hasilnya adalah “Biasa” c. Jika rata-rata jumlah bobot nilai ≥ 3 maka hasilnya adalah “Senang”

d. Jika rata-rata jumlah bobot nilai < 1 atau bernilai nol maka peserta dianggap tidak mengikuti pelatihan pertanian yang sedang dilaksanakan.

Monitoring daily mood ini dilaksanakan sejak tanggal 22 Februari 2012-11 Maret 2012 menghasilkan data evaluasi seperti terlihat pada tabel 3.2 dan rekap perhitungan pada lampiran D.

Tabel 3.2 Monitoring Evaluasi Daily Mood

NO NAMA PESERTA RATA-RATA HASIL

1 R.Ida Yusrida Yuniar, SP 2.63 Biasa

2 Nurfadilah Ros P, SP 2.63 Biasa

3 Kus Hendarti, SP 2.88 Biasa

4 Tony Suprayitno, SP 2.88 Biasa

5 Halima Lestaluhu, SP 2.38 Biasa

6 Zefnat .A.Kaepatty, SP 2.75 Biasa

7 Eti Setiawati, SP 2.38 Biasa

8 Ani Alviah, SP 2.25 Biasa

9 Ratna Novita, SP 2.63 Biasa

10 Dadang, SP 2.63 Biasa

11 Lilik Wahyudi, SPT 2.50 Biasa

12 Ato Susanto, SP 2.88 Biasa

13 Susi Komalasari, SP 2.88 Biasa

14 Abdul Rosyid SPKP 2.63 Biasa

15 Saepudin, SP 2.63 Biasa

16 Cayahya, SP 2.75 Biasa

17 Sulistyowati ,S.TP 2.50 Biasa

18 Marulloh, SP 2.75 Biasa

19 Ela Nurlaelasari, SP 2.75 Biasa

20 Ir.Toto Sugiharto 2.38 Biasa

21 Martin Bhutto, S.TP 2.75 Biasa

22 Tjutju, SP 2.50 Biasa

23 Ibrohim,SP 2.75 Biasa

24 Rohman ,SP 2.75 Biasa

25 Danny Haroyana, S.Pt 2.75 Biasa

26 Cece Ruhyana, SP 2.50 Biasa

27 Yono Haryono, SP 2.50 Biasa

28 Herman Nurjana, SP 2.75 Biasa

29 Hasan 2.63 Biasa


(51)

NO NAMA PESERTA RATA-RATA HASIL

Total 76,50

Rata-rata 2,55

Hasil Biasa

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.2, maka dapat disimpulkan bahwa total jumlah nilai daily mood dari 30 peserta adalah 76,50. Rata-rata jumlah nilai yang dihasilkan yaitu

2,55 dengan hasil “Biasa”.

2. Evaluasi Penguasaan/Pemahaman Materi

Tujuan dari evaluasi penguasaan/pemahaman materi adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta terhadap materi yang diberikan. Evaluasi ini dilakukan sebelum dan sesudah materi disampaikan. Skala penilaian terdiri dari 5 nilai yaitu:

a. Sangat menguasai ≥ 81

b. Menguasai 71-80

c. Cukup Menguasai 61-70 d. Kurang Menguasai 51-60

e. Tidak Menguasai ≤ 50

Hasil evaluasi penguasaan/pemahaman materi dapat dilihat pada tabel 3.3 dan rekap perhitungan pada lampiran D.

Tabel 3.3 Evaluasi Penguasaan/Pemahaman Materi

NO NAMA PESERTA RATA-RATA NILAI AWAL

RATA-RATA NILAI AKHIR

PROSENTASE PENINGKATAN

1 R.Ida Yusrida Yuniar, SP 65,83 79,33 17,02

2 Nurfadilah Ros P, SP 68,08 79,83 14,72

3 Kus Hendarti, SP 66,08 80,67 18,08

4 Tony Suprayitno, SP 65,00 81,83 20,57

5 Halima Lestaluhu, SP 66,92 79,17 15,47

6 Zefnat .A.Kaepatty, SP 66,00 80,75 18,27

7 Eti Setiawati, SP 66,08 79,33 16,70

8 Ani Alviah, SP 66,08 79,17 16,53

9 Ratna Novita, SP 66,25 79,17 16,32

10 Dadang, SP 65,83 80,83 18,56

11 Lilik Wahyudi, SPT 65,33 80,17 18,50

12 Ato Susanto, SP 67,08 79,83 15,97

13 Susi Komalasari, SP 67,08 79,75 15,88


(52)

NO NAMA PESERTA RATA-RATA NILAI AWAL

RATA-RATA NILAI AKHIR

PROSENTASE PENINGKATAN

15 Saepudin, SP 64,92 79,25 18,09

16 Cayahya, SP 65,83 79,33 17,02

17 Sulistyowati ,S.TP 66,25 79,33 16,49

18 Marulloh, SP 65,83 81,50 19,22

19 Ela Nurlaelasari, SP 65,83 79,17 16,84

20 Ir.Toto Sugiharto 65,00 79,33 18,07

21 Martin Bhutto, S.TP 64,58 79,17 18,42

22 Tjutju, SP 64,58 79,25 18,51

23 Ibrohim,SP 66,75 79,17 15,68

24 Rohman ,SP 66,42 79,00 15,93

25 Danny Haroyana, S.Pt 65,50 80,42 18,55

26 Cece Ruhyana, SP 66,08 79,00 16,35

27 Yono Haryono, SP 64,17 78,92 18,69

28 Herman Nurjana, SP 65,58 79,17 17,16

29 Hasan 65,42 79,00 17,19

30 Hj. Teti 67,50 79,33 14,92

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.3, maka dapat disimpulkan bahwa nilai penguasaan/pemahaman materi dari 30 peserta memiliki peningkatan. Hal ini dapat dilihat dengan adanya prosentase peningkatan lebih dari 10% dibandingkan nilai awal para peserta.

3. Evaluasi Sikap dan Perilaku Peserta

Evaluasi sikap dan perilaku peserta ini dilakukan untuk mengetahui sikap dan perilaku peserta pelatihan yang terdiri dari kepemimpinan, kerjasama, motivasi, prakarsa dan kedisiplinan selama proses pelaksanaan pelatihan. Skala penilaian terdiri dari 5 nilai yaitu:

a. Sangat Baik ≥ 81

b. Baik 71-80

c. Cukup Baik 61-70 d. Kurang Baik 51-60

e. Sangat Kurang ≤ 50

Hasil evaluasi sikap dan perilaku peserta dapat dilihat pada tabel 3.4 dan rekap perhitungan pada lampiran D.


(53)

Tabel 3.4 Evaluasi Sikap dan Perilaku Peserta

NO NAMA PESERTA RATA-RATA HASIL

1 R.Ida Yusrida Yuniar, SP 78,59 BAIK

2 Nurfadilah Ros P, SP 78,77 BAIK

3 Kus Hendarti, SP 78,93 BAIK

4 Tony Suprayitno, SP 79,32 BAIK

5 Halima Lestaluhu, SP 78,44 BAIK

6 Zefnat .A.Kaepatty, SP 79,72 BAIK

7 Eti Setiawati, SP 78,70 BAIK

8 Ani Alviah, SP 78,61 BAIK

9 Ratna Novita, SP 78,81 BAIK

10 Dadang, SP 80,16 BAIK

11 Lilik Wahyudi, SPT 79,41 BAIK

12 Ato Susanto, SP 79,79 BAIK

13 Susi Komalasari, SP 78,92 BAIK

14 Abdul Rosyid SPKP 79,19 BAIK

15 Saepudin, SP 78,66 BAIK

16 Cayahya, SP 78,63 BAIK

17 Sulistyowati ,S.TP 78,93 BAIK

18 Marulloh, SP 79,15 BAIK

19 Ela Nurlaelasari, SP 78,81 BAIK

20 Ir.Toto Sugiharto 79,15 BAIK

21 Martin Bhutto, S.TP 79,04 BAIK

22 Tjutju, SP 78,66 BAIK

23 Ibrohim,SP 78,48 BAIK

24 Rohman ,SP 78,94 BAIK

25 Danny Haroyana, S.Pt 78,98 BAIK

26 Cece Ruhyana, SP 78,94 BAIK

27 Yono Haryono, SP 79,01 BAIK

28 Herman Nurjana, SP 78,14 BAIK

29 Hasan 77,93 BAIK

30 Hj. Teti 78,13 BAIK

TOTAL 2366,91

RATA-RATA 78,90

HASIL BAIK BAIK

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.4, maka dapat disimpulkan bahwa total jumlah nilai evaluasi sikap dan perilaku dari 30 peserta adalah 2366,91. Rata-rata jumlah nilai yang dihasilkan yaitu 78,90 dengan hasil “Baik”.

4. Evaluasi Akademis Peserta

Evaluasi akademis peserta terdiri dari aspek sikap perilaku, nilai tugas, seminar dan hasil ujian. Hasil evaluasi akademis peserta dapat dilihat pada tabel 3.5.


(54)

Tabel 3.5 Evaluasi Akademis Peserta

NO NAMA PESERTA PERINGKAT PREDIKAT

1 R.Ida Yusrida Yuniar, SP 76,14 23 BAIK

2 Nurfadilah Ros P, SP 81,28 2 BAIK SEKALI

3 Kus Hendarti, SP 80,98 3 BAIK SEKALI

4 Tony Suprayitno, SP 76,83 18 BAIK

5 Halima Lestaluhu, SP 74,45 28 BAIK

6 Zefnat .A.Kaepatty, SP 78,40 11 BAIK

7 Eti Setiawati, SP 80,16 5 BAIK SEKALI

8 Ani Alviah, SP 76,94 17 BAIK

9 Ratna Novita, SP 74,67 27 BAIK

10 Dadang, SP 79,76 6 BAIK

11 Lilik Wahyudi, SPT 81,41 1 BAIK SEKALI

12 Ato Susanto, SP 77,47 16 BAIK

13 Susi Komalasari, SP 75,56 25 BAIK

14 Abdul Rosyid SPKP 74,06 29 BAIK

15 Saepudin, SP 78,58 10 BAIK

16 Cayahya, SP 76,39 21 BAIK

17 Sulistyowati ,S.TP 78,61 9 BAIK

18 Marulloh, SP 78,86 8 BAIK

19 Ela Nurlaelasari, SP 76,54 19 BAIK

20 Ir.Toto Sugiharto 80,93 4 BAIK SEKALI

21 Martin Bhutto, S.TP 76,40 20 BAIK

22 Tjutju, SP 78,30 12 BAIK

23 Ibrohim,SP 77,79 14 BAIK

24 Rohman ,SP 77,66 15 BAIK

25 Danny Haroyana, S.Pt 76,28 22 BAIK

26 Cece Ruhyana, SP 74,76 26 BAIK

27 Yono Haryono, SP 78,06 13 BAIK

28 Herman Nurjana, SP 75,69 24 BAIK

29 Hasan 73,25 30 BAIK

30 Hj. Teti 78,90 7 BAIK

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.5, maka dapat disimpulkan bahwa nilai akademis dari 30 peserta menghasilkan 5 orang peserta mendapatkan predikat “Baik Sekali” dan 25 orang peserta mendapatkan predikat “Baik”.

5. Evaluasi Fasilitator

Evaluasi ini dilakukan oleh peserta untuk mendapatkan informasi terhadap unsur-unsur kemampuan widyaiswara/fasilitator (pemateri) dalam aspek pembelajaran selama proses pelaksanaan pelatihan. Skala penilaian terdiri dari 5 nilai yaitu:

a. Sangat Baik ≥ 81


(55)

c. Cukup Baik 61-70 d. Kurang Baik 51-60

e. Sangat Kurang ≤ 50

Hasil evaluasi fasilitator dapat dilihat pada tabel 3.6 dan rekap perhitungan lampiran D.

Tabel 3.6 Evaluasi Fasilitator

NO MATERI NAMA

FASILITATOR

RATA-RATA BOBOT KETERANGAN

1 Dasar Penyuluhan Pertanian Jajat Sudrajat 23,59 4,72 Baik

2 Tugas Pokok dan Fungsi PP Untung AG 23,96 4,79 Baik

3 Identifikasi Potensi Wilayah Oman

Abdurachman 22,59 4,52 Baik

4 Programa PP Rokhedi 23,22 4,64 Baik

5 Rencana Kerja Tahunan Penyuluh

Jajat Sudrajat

24,07 4,81 Baik

6 Media Penyuluhan Pertanian Dadi Sumardi 22,89 4,58 Baik

7 Metode Penyuluh Pertanian Prihasto 22,48 4,50 Baik

8 Materi Penyuluh Pertanian Dadi Sumardi 22,85 4,57 Baik

9 Pengembangan Profesi PP Asep Adinata 23,56 4,71 Baik

10 Pengembangan Kelembagaan Petani

Oman

Abdurachman 23,00 4,60 Baik

11 Supervisi, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan PP

Jajat Sudrajat

22,07 4,41 Baik

12 Kewirausahaan Yusup Hidayat 22,56 4,51 Baik

Rata-rata 4,61 Baik

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.6, maka dapat disimpulkan bahwa bobot rata-rata nilai fasilitator adalah 4,61 dengan predikat “Baik”.

3.1.6 Analisis Metode ServQual

Perhitungan kualitas pelatihan pertanian yang saat ini dilakukan oleh Seksi Evaluasi yaitu dengan menggunakan rumus 2.6 sebagai berikut:

= x 100%

Dimana:

= Tingkat Kesesuaian

Xi = Skor penilaian kinerja (Kenyataan)


(56)

Kelemahan dari hasil perhitungan kualitas pelatihan pertanian ini adalah pihak Balai hanya dapat melihat persentase antara harapan dan kenyataan peserta tetapi tidak dapat melihat gap antara harapan dan kenyataan sehingga perbaikan yang dilakukan selama ini merupakan perbaikan secara keseluruhan, bukan perbaikan secara satu persatu.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka untuk mengetahui gap antara harapan dan kenyataan dalam mengukur kualitas pelatihan maka penggunaan metode servqual merupakan solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

Terdapat beberapa langkah untuk melaksanakan pengukuran kualitas pelatihan dengan menggunakan metode servqual, yaitu :

1. Penentuan variabel dan dimensi yang akan diukur 2. Pembuatan dan Penyebaran kuisioner

3. Pengolahan data hasil kuisioner

4. Analisis data hasil pengolahan kuisioner

3.1.6.1 Penentuan Variabel dan Dimensi yang akan diukur

Variabel merupakan obyek penelitian yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Dalam penelitian tersebut, yang menjadi indikator penilaian kualitas layanan pelatihan yaitu:

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah adalah persepsi kualitas pelatihan setelah membandingkan antara kinerja yang dirasakan dengan harapannya, dengan indikator antara lain :

a. Bukti Fisik (Tangible) = X1

Bukti Fisik (Tangible) merupakan fasilitas fisik yang memadai, meliputi lokasi yang mudah dijangkau, kondisi kebersihan ruangan, interior ruangan, peralatan, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.

Indikator dari sub variabel ini terdiri dari pertanyaan ke 7, 8, 9, 10, 12, 14 dan 15 pada kuisioner harapan dan kenyataan kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan.


(57)

7) Kebersihan dan kenyamanan asrama = X1.7 8) Kebersihan dan kenyamanan ruang belajar = X1.8 9) Kebersihan dan kenyamanan makan = X1.9

10) Keramahan dan kerapihan petugas asrama/penginapan = X1.10 12) Variasi menu makanan yang disajikan = X1.12

14) Kelengkapan fasilitas praktek (lab/lahan/alat dan mesin pertanian) = X1.14 15) Ketersediaan alat bantu pengajaran (LCD, Laptop, OHP, screen) = X1.15 b. Kehandalan (Reliability) = X2

Kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

Indikator dari sub variabel ini adalah pertanyaan ke 5 pada kuisioner harapan dan kenyataan kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan.

Penyelesaian pembayaran uang saku dan transportasi tepat waktu (1 hari sebelum penutupan) = X2.5

c. Daya Tanggap (Responsivenes) = X3

Keinginan seksi pelatihan untuk membantu para peserta pelatihan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

Indikator sub variabel ini adalah pertanyaan ke 1, 3 dan 6 pada kuisioner harapan dan kenyataan kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan. 1) Registrasi/pendaftaran peserta pelatihan cepat dan mudah = X3.1

3) Profesionalisme dan keramahan petugas penerima peserta = X3.3 6) Profesionalisme dan keramahan petugas pelayanan keuangan = X3.6 d. Jaminan (Assurance) = X4

Dimensi ini mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staff, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.

Indikator dari sub variabel ini adalah pertanyaan ke 2, 11 dan 13 pada kuisioner harapan dan kenyataan kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan.

2) Bahan serahan (tas, buku, ballpoint, pensil, dll) yang berkualitas = X4.2 11) Keramahan dan kerapihan petugas ruang makan = X4.11


(58)

13) Kualitas menu makanan yang disajikan = X4.13 e. Empati (Empathy) = X5

Dimensi ini meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para peserta.

Indikator dari sub variabel ini adalah pertanyaan ke 4 pada kuisioner harapan dan kenyataan kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan.

Penyelesaian pembayaran uang saku dan transportasi yang mudah dan cepat = X5.4

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas pelatihan di Balai Besar Pelatihan Pertanian yang terdiri dari kelima dimensi dalam variable bebas.

Hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dapat dilihat pada gambar 3.5.

Gambar 3.5 Hubungan Variabel Bebas dan Variabel Terikat

3.1.6.2 Pembuatan dan Penyebaran Kuisioner

Jenis kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup. Kuisioner tertutup adalah kuisioner yang telah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih pada kolom yang sudah disediakan.

Kuisioner yang digunakan berupa pilihan ganda, yang telah disediakan lima jawaban. Jumlah responden yang mengisi kuisioner pelatihan ini sebanyak 30 orang yang terdiri dari para peserta pelatihan.


(59)

Tingkat kinerja peserta (kenyataan) masing-masing diberi bobot sebagai berikut:

a. Responden yang memberikan jawaban “tidak baik” diberi bobot 1

b. Responden yang memberikan jawaban “kurang baik” diberi bobot 2

c. Responden yang memberikan jawaban “ cukup baik” diberi bobot 3

d. Responden yang memberikan jawaban “baik” diberi bobot 4

e. Responden yang memberikan jawaban “sangat baik” diberi bobot 5

Tingkat kinerja peserta (harapan) masing-masing diberi bobot sebagai berikut:

a. Responden yang memberikan jawaban “tidak penting” diberi bobot 1

b. Responden yang memberikan jawaban “kurang penting” diberi bobot 2

c. Responden yang memberikan jawaban “ cukup penting” diberi bobot 3

d. Responden yang memberikan jawaban “penting” diberi bobot 4

e. Responden yang memberikan jawaban “sangat penting” diberi bobot 5

Contoh kuisioner kenyataan dan harapan kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan dapat kita lihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Contoh Kuisioner Kenyataan dan Harapan Kepuasan Peserta terhadap Penyelenggaraan Pelatihan

NO PERTANYAAN

Bobot Penilaian

1 2 3 4 5

1 Registrasi/pendaftaran peserta pelatihan cepat dan mudah

2 Bahan serahan (tas, buku, ballpoint, pensil, dll) yang berkualitas

3 Profesionalisme dan keramahan petugas penerima peserta

4 Penyelesaian pembayaran uang saku dan transportasi yang mudah dan cepat

5 Penyelesaian pembayaran uang saku dan transportasi tepat waktu (1 hari sebelum penutupan)

6 Profesionalisme dan keramahan petugas pelayanan keuangan


(60)

NO PERTANYAAN

Bobot Penilaian

1 2 3 4 5

7 Kebersihan dan kenyamanan asrama 8 Kebersihan dan kenyamanan ruang belajar 9 Kebersihan dan kenyamanan ruang makan

10 Keramahan dan kerapihan petugas asrama/penginapan 11 Keramahan dan kerapihan petugas ruang makan 12 Variasi menu makanan yang disajikan

13 Kualitas menu makanan yang disajikan

14 Kelengkapan fasilitas praktek (lab/lahan/alat dan mesin pertanian)

15 Ketersediaan alat bantu pengajaran (LCD, laptop, OHP, screen)

3.1.6.3 Pengolahan Data Hasil Kuisioner

Kuisioner sebagai instrumen pengumpul data sebelumnya perlu diuji validitas dan reliabilitasnya.

1. Uji Validitas

Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuisioner akan mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan dengan metode Pearson atau Metode Korelasi Product Moment, yaitu dengan mengkorelasikan skor butir pada kuisioner dengan skor totalnya. Uji coba pengukur tersebut dilakukan pada 30 responden dimana responden tersebut diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada.

Rumus Pearson Product Moment yaitu:


(61)

Dimana :

: Nilai Product Moment

N : Jumlah responden

∑X : Jumlah skor butir pertanyaan ∑Y : Jumlah skor total

∑ : Jumlah skor butir pertanyaan kuadrat (X) ∑ : Jumlah skor total kuadrat (Y)

∑XY : Jumlah perkalian butir pertanyaan (X) dan skor total (Y)

a. Uji Validitas Kuisioner Kepuasan Peserta Pelatihan berdasarkan Kenyataan

Peneliti menggunakan teknik analisa butir dengan uji coba kepada semua responden sebanyak 30 orang, kemudian mengkorelasikan skor butir dengan skor total. Jika butir pertanyaan mempunyai korelasi Pearson r hitung ≥ 0,361 maka butir tersebut dinyatakan valid. Jika butir pertanyaan tersebut mempunyai korelasi Pearson r hitung < 0,361 maka butir tersebut dinyatakan tidak valid dan harus dibuang kemudian dilakukan pengujian ulang sesuai prosedur sebelumnya dengan mengurangi butir pertanyaan yang sudah dibuang sehingga diperoleh semua butir pertanyaan yang valid.

Hasil pengolahan uji validitas kuisioner kepuasan peserta pelatihan dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment ditunjukkan pada tabel 3.8 dan dapat dilihat pada lampiran D.

Tabel 3.8 Uji Validitas Kuisioner Kepuasan Peserta Pelatihan

NO KRITERIA r HITUNG r TABEL HASIL

1 Registrasi/pendaftaran peserta pelatihan cepat dan mudah

0,61 0,361 Valid

2 Bahan serahan (tas, buku, ballpoint, pensil, dll) yang berkualitas

0,526 0,361 Valid

3 Profesionalisme dan keramahan petugas penerima peserta

0,864 0,361 Valid

4 Penyelesaian pembayaran uang saku dan transportasi yang mudah dan cepat

0,801 0,361 Valid

5 Penyelesaian pembayaran uang saku dan transportasi tepat waktu (1 hari sebelum


(1)

4.3.2 Wawancara Pengujian Beta untuk Petugas Bidang Evaluasi dan Pelaporan

Wawancara dilakukan untuk pengujian beta terhadap Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian pada Balai Besar Pelatihan Pertanian kepada Petugas Bidang Evaluasi dan Pelaporan , yaitu Bapak Ganjar Nurcahyana. Kegiatan wawancara ini dilakukan pada tanggal 16 Juli 2013 yang bertempat di Balai Besar Pelatihan Pertanian

Berikut daftar pertanyaan yang diajukan kepada narasumber :

1. Menurut Anda, apakah dengan adanya Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian ini telah memberikan kemudahan dalam mengolah nilai dan membuat rekap penilaian? Sebutkan alasannya.

2. Apakah dengan adanya Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian ini memberikan kemudahan dalam melakukan perhitungan rekap penilaian?

3. Menurut Anda, apakah Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian ini mudah untuk digunakan?

4. Menurut Anda, apakah Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian ini mudah untuk dipelajari?

5. Menurut Anda, bagaimana tampilan halaman Petugas Bidang Evaluasi dan Pelaporan dari Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian ini?

Dari wawancara tersebut, menghasilkan jawaban dari narasumber. Rincian hasil jawaban yang diperoleh dari wawancara kepada narasumber untuk pertanyaan pertama terdapat pada tabel 4.46.

Tabel 4.46 Hasil Wawancara Petugas Bidang Evaluasi dan Pelaporan 1. Menurut Anda, apakah dengan adanya Sistem Evaluasi Pelatihan

Pertanian ini telah memberikan kemudahan dalam mengolah nilai dan membuat rekap penilaian? Sebutkan alasannya.

Jawaban narasumber Menurut Petugas Bidang Evaluasi dan Pelaporan, Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian telah memberikan kemudahan dalam mengolah nilai dan membuat rekap penilaian.


(2)

memberikan kemudahan dalam melakukan perhitungan rekap penilaian? Jawaban narasumber Menurut Petugas Bidang Evaluasi dan Pelaporan,

Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian telah memberikan kemudahan dalam perhitungan rekap penilaian. Karena dengan adanya Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian ini Petugas Bidang Evaluasi dan Pelaporan tidak perlu menghitung data penilaian melainkan hanya tinggal memasukkan data penilaian yang nantinya akan dihitung secara otomatis oleh sistem.

3. Menurut Anda, apakah Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian ini mudah untuk digunakan?

Jawaban narasumber Menurut Petugas Bidang Evaluasi dan Pelaporan, Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian mudah digunakan. Karena bentuk menu dan tampilan dari Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian tidak asing bagi Petugas Bidang Evaluasi dan Pelaporan. 4. Menurut Anda, apakah Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian ini mudah

untuk dipelajari?

Jawaban narasumber Menurut Petugas Bidang Evaluasi dan Pelaporan, Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian mudah dipelajari. Karena setiap menu yang ada didalamnya mudah untuk dipahami dan begitu juga dengan tahapan untuk melakukan suatu proses sangat jelas dan mudah dipahami.

5. Menurut Anda, bagaimana tampilan halaman Petugas Bidang Evaluasi dan Pelaporan dari Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian ini?

Jawaban narasumber Menurut Petugas Bidang Evaluasi Pelatihan Pertanian, Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian memilki antarmuka yang sederhana. Namun, Petugas Bidang Evaluasi dan Pelaporan menyukai permainan warna yang digunakan karena warna yang digunakan cocok dengan warna dari logo perusahaan.

4.3.3 Wawancara Pengujian Beta Untuk Kepala Bidang Evaluasi dan Program

Wawancara dilakukan untuk pengujian beta terhadap Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian pada Balai Besar Pelatihan Pertanian kepada Kepala Bidang Evaluasi dan Program, yaitu Bapak Andi. Kegiatan wawancara ini dilakukan pada tanggal 16 Juli 2013 yang bertempat di Balai Besar Pelatihan Pertanian.


(3)

1. Apakah dengan adanya Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian ini telah membantu Anda untuk membuat langkah-langkah perbaikan dan penentuan keputusan kegiatan pelatihan yang diperlukan ?

2. Apakah dengan adanya Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian membantu Anda untuk merencanakan kegiatan pelatihan selanjutnya?

3. Menurut Anda, apakah Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian ini mudah untuk digunakan?

4. Menurut Anda, apakah Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian ini mudah untuk dipelajari?

5. Menurut Anda, bagaimana tampilan halaman Kepala dari Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian ini?

Dari wawancara tersebut, menghasilkan jawaban dari narasumber. Rincian hasil jawaban yang diperoleh dari wawancara kepada narasumber untuk pertanyaan pertama terdapat pada tabel 4.47.

Tabel 4.47 Hasil Wawancara Kepala Bidang Evaluasi dan Program 1. Apakah dengan adanya Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian ini telah

membantu Anda untuk membuat langkah-langkah perbaikan dan penentuan keputusan kegiatan pelatihan yang diperlukan ?

Jawaban narasumber Menurut Kepala Bidang Evaluasi dan Program Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian sangat membantu dalam membuat langkah-langkah perbaikan dan penentuan keputusan. Karena dengan sistem evaluasi ini kita dapat melihat aspek penilaian yang sudah memenuhi target dan yang belum.

2. Apakah dengan adanya Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian ini membantu Anda untuk merencanakan kegiatan pelatihan selanjutnya Jawaban narasumber Menurut Kepala Bidang Evaluasi dan Program

Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian membantu perencanaan kegiatan selanjutnya. Karena perencanaan dapat dilakukan dengan melihat hasil evaluasi dari kegiatan pelatihan sebelumnya.

3. Menurut Anda, apakah Sistem Evaluasi Pelatihan dan Pertanian ini mudah untuk digunakan?

Jawaban narasumber Menurut Kepala Bidang Evaluasi dan Program Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian ini mudah digunakan karena programnya dapat langsung


(4)

dipakai dan tidak perlu diinstal terlebih dahulu. 4. Menurut Anda, apakah Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian ini mudah

untuk dipelajari?

Jawaban narasumber Menurut Kepala Bidang Evaluasi dan Program Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian mudah dipelajari.

5. Menurut Anda, bagaimana tampilan halaman Kepala dari Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian ini?

Jawaban narasumber Menurut Kepala Bidang Evaluasi dan Program Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian memiliki tampilan yang menarik.

4.3.4 Kesimpulan Hasil Pengujian Beta

Berdasarkan hasil jawaban setiap user atau responden terhadap pertanyaan yang diajukan pada pengujian beta dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem yang dibangun sudah user friendly, mudah digunakan, membantu Petugas Bidang Evaluasi dan Pelaporan dalam mengolah dan rekap penilaian, membantu Kepala Bidang Evaluasi dan Program dalam untuk mendapatkan informasi dari kegiatan pelatihan yang diselenggrakan.


(5)

(6)

185

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Setelah melakukan analisis, perancangan, dan pengujian, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian dapat membantu Kepala Bidang Evaluasi dan Program untuk membuat langkah-langkah perbaikan dan penentuan keputusan kegiatan pelatihan yang diperlukan.

2. Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian dapat membantu Kepala Bidang Evaluasi dan Program merencanakan kegiatan pelatihan selanjutnya.

3. Sistem Evaluasi Pelatihan Pertanian dapat membantu Petugas Bidang Evaluasi dan Pelaporan dalam mengolah data rekap penilaian.

5.2Saran

Berdasarkan semua hasil yang telah dicapai saat ini, sistem evaluasi pelatihan pertanian masih mempunyai beberapa kekurangan. Disarankan untuk menambahkan hal-hal yang dapat melengkapi sistem evaluasi pelatihan dan pertanian yang akan datang, diantaranya adalah penambahan jenis pelatihan untuk pelatihan non aparatur yang didalamnya terdapat kriteria penilaian tersendiri dan berbeda dengan jenis pelatihan untuk aparatur sehingga sistem evaluasi ini dapat digunakan untuk berbagai jenis pelatihan.