Upah yang cukup Perlakuan yang adil Ketenangan bekerja Penghargaan atas hasil kerja 0,00

2.9 Tinjauan tentang Karyawan

Pengertian karyawan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah, ”orang yang bekerja pada suatu lembaga kantor, perusahaan, dan sebagainya dengan mendapat gajiupah” Yandianto 2002:508. Seorang karyawan, umumnya memiliki keinginan standar yang perlu dipenuhi oleh perusahaan tempatnya bekerja. Selama ini, bisa jadi tugas untuk memahami kebutuhan karyawan ini menjadi beban bagian HRD alias Sumber Daya Manusia. Namun dengan semakin kompleksnya tanggung jawab HRD, tugas untuk berkomunikasi dengan karyawan menjadi lebih tepat ketika public relation officer PRO ditempatkan di dalam perusahaan. Hal-hal utama yang menjadi keinginan karyawan antara lain:

1. Upah yang cukup

Upah yang cukup untuk keperluan hidup adalah cita-cita semua karyawan. Untuk mencapai itu, ada di antara mereka yang menggiatkan diri dalam pekerjaannya ataupun menambah pengetahuannya dengan mengambil kursus secara individual. Menggabungkan diri dengan serikat buruh adalah cara lain mendapatkan keinginan. Dengan demikian, ada perasaan besar dan kuat untuk memperjuangkan keinginan secara bersama-sama.

2. Perlakuan yang adil

Adil di sini tak melulu soal upah. Apabila sebuah perusahaanorganisasi telah memiliki aturan yang jelas, seharusnya keadilan bisa dijamin. Namun dalam prakteknya, seringkali terjadi salah paham dan berlanjut menjadi permasalahan pribadi gara-gara informasi kepegawaian yang kurang jelas. Jika ini bisa ditangani oleh PRO, kesalahapahaman tentu dapat diatasi.

3. Ketenangan bekerja

Para karyawan akan giat bekerja jika mereka mengetahui bahwa mereka memiliki jaminan kemanan bekerja, jaminan kesehatan, jaminan hari tua, dan jaminan bantuan jika keluarga mendapat musibah Perasaan diakui Sense of belonging perlu terus dipupuk agar karyawan merasa nyaman bekerja.

4. Penghargaan atas hasil kerja

Karyawan ingin hasil karyanya dihargai secara khusus. Memang tidak ada kewajiban untuk ini bagi perusahaan, karena kewajiban telah dijalankan melalui pemberian upah. Namun demi menjaga harmoni antara perusahaan dan karyawan, perlulah mereka diberikan penghargaan secara khusus, baik dalam bentuk pujian lisan, pemberian piagam, barang maupun uang.

5. Penyalur perasaan

Semangat bekerja tak selamanya muncul secara konstan. Ada kalanya karyawan ingin melakukan hal lain, atau justru enggan bekerja karena memiliki ganjalan terhadap atasan dan perusahaan. Dengan demikian, perlu diciptakan media untuk menyalurkan perasaan ini. Ada banyak jenis yang bisa dipakai sesuai kebutuhan. Misalnya, dengan membuat sebuah buletin internal yang dapat memuat hasarat, pendapat, dan saran dari karyawan. Sekaligus juga sebagai penyalur bakat seperti menulis, membuat foto, dan lainnya. 2 Komunikasi dua arah dapat diatur dengan baik oleh PRO melalui media ini. Selain bisa memuat hal-hal dari karyawan, perusahaan pun dapat mengkomunikasikan hal-hal penting. Seperti informasi mengenai kebijakan perusahaan, peristiwa yang berkaitan dengan perusahaan, pemuatan berita keluarga karyawan, dan lainnya.

2.10 Tinjauan tentang Teori Hubungan Manusiawi

Teori ini dikemukakan oleh Elton Mayo. Teori ini termasuk penemuan besar pada awal tahun 1950-an. Hasil terpenting terjadi selama eksperimaen penerangan lampu. Semula, para peneliti menganggap bahwa semakin baik penerangan, semakin tinggi hasil pekerja. Maka, mereka memutuskan untuk mengadakan suatu ruangan eksperimen dengan berbagai kondisi penerangan dan suatu ruangan kontrol dengan kondisi cahaya yang konstan. Dua kelompok pekerja dipilih untuk melakukan pekerjaan mereka di dua tempat yang berbeda. 2 Diakses dari Belajarhumas.wordpress.com, Minggu 28 Mei 2011 Melalui suatu periode waktu penerangan di ruangan eksperimen ditambah hingga intensitas yang menyilaukan dan kemudian dikurangi hingga tingkat di mana cahaya tidak ada. Hasilnya adalah sebagai berikut: Ketika banyaknya penerangan bertambah, bertambah juga efisiensi pekerja di ruangan eksperimen; tetapi, efisiensi pekerja di ruangan kontrol juga bertambah. Ketika cahaya berkurang di ruangan tes, efisiensi kelompok tes dan juga kelompok kontrol bertambah dengan perlahan tetapi mantap. Ketika penerangan setaraf dengan penerangan tiga lilin di ruangan tes, para operator memprotes, mengatakan bahwa mereka hampir tidak dapat melihat apa yang sedang mereka lakukan; pada saat itu angka produksi berkurang. Hingga saat itu para pekerja dapat mempertahankan efisiensi meskipun terdapat hambatan. Hasil eksperimen penerangan cahaya membangkitkan minat para peneliti, juga minat terhadap manajemen. Maka, dari tahun 1927 hingga 1929, sebuah tim peneliti terkemuka mengukur pengaruh dan berbagai kondisi kerja terhadap produktivitas pegawai. Hasilnya juga sesuai dengan eksperimen penerangan, terlepas dari kondisi-kondisi kerja, produksi bertambah. Para peneliti berkesimpulan bahwa hasil yang luar biasa bahkan menakjubkan itu terjadi karena enam orang dalam ruang eksperimen itu menjadi sebuah tim, yang hubungan anggota-anggotanya dalam kelompok berperan lebih penting dalam meningkatkan moral dan produktivitas mereka terlepas dan apakah kondisi-kondisi kerja tersebut baik atau buruk. Para peneliti juga berkesimpulan bahwa para operator tidak mengetahui mengapa mereka dapat bekerja lebih produktif di ruangan tes, namun ada perasaan memang bahwa hasil yang lebih baik berkaitan dengan kondisi- kondisi kerja yang lebih menyenangkan, lebih bebas dan lebih membahagiakan. Dua kesimpulan yang berkembang dan studi Hawthorne tersebut sering disebut Efek Hawthorne The Hawthorne Effect: 1 Perhatian terhadap orang-orang boleh jadi mengubah sikap dan perilaku mereka. 2 Moral dan produktivitas dapat meningkat apabila para pegawai mempunyai kesempatan untuk berinteraksi satu san-ia lainnya. Mayo, kemudian 1945 menulis suatu ulasan mengenai minat para spesialis komunikasi terhadap analisis organisasi: Suatu kritik terhadap pergerakan hubungan manusiawi menyatakan bahwa pergerakan ini terlalu asyik dengan orang- orang dan hubungan- hubungan mereka dan mengabaikan keseluruhan sumber daya organisasi dan anggota-anggotanya. Suatu keinginan memberikan respons terhadap kebutuhan-kebutuhan pribadi dan organisasi teiah menjadi suatu konsekuensi yang signifikan dari dasar-dasar yang telah diletakkan teoritisi terdahulu mengenai perilaku. Dewasa mi terdapat perbedaan yang penting antara pengembangan hubungan manusiawi yang baik dan pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi. Komunikasi organisasi mencoba memberikan latar belakang guna mengembangkan kualitas sumber daya manusia dalam suatu organisasi, tidak hanya mengembangkan kualitas hubungan manusiawi. 3 3 Diakses dari denontarr.blogspot.com, 18 Maret 2011 76

BAB III OBJEK PENELITIAN

3.1 Tinjauan Tentang PT. Pos Indonesia

3.1.1 Sejarah PT. Pos Indonesia

Berawal dari gagasan, kemudian berkembang seiring kebutuhan, gagasan untuk memperlancar arus surat menyurat selama era kolonial Belanda telah diwujudkan oleh gubernur jendral G.W.Baron dengan mendirikan kantor pos yang pertama di Batavia pada tanggal 26 Agustus 1946. Peranan kantor pos semakin penting dan berkembang setelah penemuan teknologi telegram dan telepon, sehingga dibentuk Jawatan Pos Telegram Jawatan PTT berdasarkan statlad nomor 395 tahun 1906. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang perusahaan Negara Hindia Belanda Indische bedrijvenwet IBW. Sejak tahun 1907 jawatan PTT dipegang oleh departemen perusahaan-perusahaan pemerintah Departement Van Government Bedrijvenment. Seiring dengan tibanya Jepang yang mengambil alih kekuasaan Belanda di Indonesia, Jawatan PTT Jawa dan Jawatan PTT Sulawesi. Jawatan PTT Republik Indonesia berdiri secara resmi pada tanggal 27 September 1945 setelah dilakukan pengembilan alih kantor pos PTT di Bandung oleh angkatan muda PTT AMPTT dari pemerintah militer Jepang. Dalam peristiwa ini gugur sekelompok pemuda anggota AMPTT sehingga pada tanggal tersebut menjadi tonggak awal berdirinya Jawatan PTT Republik Indonesia dan diperingati setiap tahunnya sebagai bakti PTT, yang kemudian menjadi hari bakti pariwisata, pos dan telekomunikasi PARPOSTEL Pada tanggal 27 Desember 1949, Jawatan PTT mulai memusatkan perhatiannya pada pembangunan yang meliputi bidang kepegawaian, keuangan, perbaikan perlengkapan bangunan yang rusak dan pembangunan gedung yang baru. Pada tahun 1960 pemerintah mengadakan reorganisasi alat-alat produksi dan distribusi yang ditujukan kearah pelaksanaan pasal 33 UUD 1945. Untuk itu dikeluarkan UU No.19 prp Tahun 1960. Berdasarkan UU tersebut semua perusahaan yang modal keseluruhanya merupakan kekayaan Negara, baik yang terjadi karena pemisahan dari kekayaan Negara maupun karena nasionalisasi, nebjadi Perusahaan Negara PN . Dengan PP No.240 Tahun 1961, dibentuklah perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi PN Postel. Dengan PP No.30 Tahun 1965, PN Postel dipecah menjadi dua perusahaan yaitu PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi. Dengan dikeluarkannya UU No.9 Tahun 1965 Status Badan Usaha Milik Negara BUMN dikelompokan menjadi 3 status yaitu : Perusahaan jawatan perjan, perusahaan umum Perum, dan Perusahaan Perseroan Persero. Selanjutnya status PN Pos dan Giro di ubah menjadi Perum Pos dan Giro berdasrkan PP No.24 tahun 1978. Kemudian ditetapkan PP No.3 Tahun 1983 yang mengatur tata cara pengawasan dan pembinaan Perjan, Perum, dan Persero. Unutk menyesuaikan diri dengan ketentuan baru tersebut, PP No.9 Tahun 1978 yang mengatur tentang Perum Pos dan Giro diganti dengan PP No.24 Tahun 1984. Dengan semakin meningkatnya permintaan masyarakat akan pelayanan jasa pos serta dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha penyelenggaraan jasa pos dan giro, maka Perum Pos dan Giro dirubah statusnya mennjadi PT.Pos Indonesia Persero yang diatur melalui PP No.5 Tahun 1995 tertanggal 27 Februari 1995. Tentang pengalihan status Perum Pos dan Giro menjadi perusahaan Perseroan dengan nama PT.Pos Indonesia Persero yang secara resmi telah terdaftar dengan akta notaris Sutjipto., SH No.117 tahun 1995 tanggal 20 Juni 1995.

3.1.2 Moto, Visi dan Misi

Moto : ”Tepat Waktu Setiap Waktu” Visi : Menjadi pemimpin pasar di Indonesia dengan menyediakan layanan suratpos, paket, dan logistik yang handal serta jasa keuangan yang terpercaya. Misi : - Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan yang selalu tepat waktu dan nilai terbaik. - Berkomitmen kepada karyawan untuk memberikan iklim kerja yang aman, nyaman dan menghargai kontribusi. - Berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil usaha yang menguntungkan dan terus bertumbuh. - Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat. - Berkomitmen untuk berperilaku transparan dan terpercaya kepada seluruh pemangku kepentingan.

3.1.3 Logo PT. Pos Indonesia

Gambar 3.1 Logo PT Pos Indonesia Sumber : Bagian SDM PT. Pos Indonesia Bandung, 2011 Pada logo PT. Pos, burung Merpati Pos yang siap terbang mengelilingi dunia telah bebas tak terkurung oleh segi-lima dan padi kapas, berjalan semakin cepat, divisualisasikan dengan sayap yang bergaris – garis horisontal dan proporsi burung yang lebih memanjang dan mengecil di ujung, usaha untuk memvisualisasikan kecepatan. Ukuran burung lebih besar dibandingkan dengan bola dunia, dapat terbaca bahwa burung dapat menguasai dunia. Warna jingga digunakan untuk menandakan, sesuatu yang penting, warna ini juga digunakan untuk tiang- tiang pemisah pada perbaikan di jalan tol, seragam tukang parkir, pakaian penerbang, pakaian pendaki gunung, warna yang kontras dengan warna- warna alam yang kebanyakan berwarna hijau, coklat, biru. Tulisan dengan tipografi bold : POS INDONESIA, adalah nama perusahaan dengan identitas negara, berada di bawah gambar burung dan bola dunia, disini terbaca bahwa yang utama adalah profesionalitas dibidang u saha, dengan slogan “Untuk anda kami ada”. untuk menambah kesan mengutamakan pelayanan.

3.1.4 Sejarah Singkat PT. Pos Indonesia Bandung

Kedatangan bangsa belanda ke Indonesia merupakan awal munculnya aktivitas surat menyurat yang lebih modern dan terorganisir. Berawal dari ide lalu berkembang dengan berjalannya kebutuhan, maka gagasan tersebut diwujudkan oleh Gubernur Jendral G.W Baron dengan mendirikan sebuah kantor pos. Bermula dari jawatan PTT Republik Indonesia yang resmi berdiri pada tanggal 27 September 1945, yaitu sejak dilakukannya pengambilalihan kantor pusat PTT di Bandung oleh Angkatan Muda PTT AMPTT dari pemerintahan jepang yang pada saat itu gugur sekelompok pemuda anggota AMPTT yang kemudian tanggal tersebut dijadikan sebagai tonggak berdirinya PTT RI sekaligus diperingati sebagai Bakti PTT atau yang lebih dikenal sekarang hari BAkti Postel. Perubahan status jawatan PTT menjadi perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi PN Postel karena telah memenuhi syarat untuk menjadi perusahaan Negara sesuai dengan PP no. 24 tahun 1961 antara lain bertujuan agar mendapatkan kebebasan bergerak dalam mengembangkan usahanya. Pada tanggal 20 Juni 1995, Perum Pos dan Giro berubah status menjadi PT.. Pos Indonesia Persero KP II Bandung 40000 berdasarkan status tersebut, maka memberikan keluasan yang lebih besar bagi PT. Pos Indonesia. Berikut adalah rangkaian perubahan status yang telah dilakukan oleh PT. Pos Indonesia Persero KP II Bandung 40000: 1. Tahun 1864 dinas Pos sebagai Jawatan Murni. 2. Tahun 1906 dinas Pos sebagai Perusahaan ICW Indische Comtabilities Wet. 3. Tahun 1913 – 1961 dinas Pos sebagai Perusahaan IBW Indische Bedrijven Wet. 4. Tahun 1961 – 1965 dinas Pos sebagai Perusahaan Negara Pos dan Giro. 5. Tahun 1965 – 1978 dinas Pos dan Giro sebagai Perusahaan Negara Pos dan Giro. 6. Tahun 1970 – 20 Juni 1995 dinas Pos sebagai Perum Pos dan Giro. 7. Sejak tanggal 20 Juni 1995 sampai sekarang, dinas Pos Giro menjadi PT. Pos Indonesia Persero KP II Bandung 40000.

3.2 Struktur PT. Pos Indonesia Bandung

Gambar 3.2 Sturktur Divisi PT. Pos Indonesia Bandung Sumber : Struktur PT. Pos Indonesia Kantor Pos Bandung, 2011 POST MASTER QUALITY CONTROL SUPERVISOR ASSET SUPERVISOR FINANCE SUPERVISOR BRANCH SUPERVISOR HUMAN CAPITAL SUPERVISOR FINANCIAL SERVICES MANAGER MAIL LOGISTIC MANAGER CUSTOMER CARE SUPERVISOR COUNTER MAIL SUPERVISOR PARCEL LOGISTIC SUPERVISOR POS EXPRESS SUPERVISOR SLPK TECHNOLOGY SUPERVISOR MAIL LOGISTIC ACCOUNT OFFICER PROCES MAIL SUPERVISOR I PROCES MAIL SUPERVISOR II RS GIRO COUNTER SUPERVISOR PENYALURAN DANA COUNTER SOPP PRD COUNTER FINANCIAL SERVICE ACCOUNT OFFICER PHILATHELIC SUPERVISOR ACCOUNTING SUPERVISOR

3.2.1 Job Description

Deskripsi jabatan job description masing-masing bagian pada struktur organisasi PT. Pos Indonesia Kantor Pos Bandung adalah sebagai berikut : 1. Post Master : a. Mengawasi kegiatan penjualan, keuangan, pembelian, administrasi dan umum keadaan kegiatan sesuatu yang terpadu dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. b. Melakukan pengolahan data, analisis dan evaluasi atau hasil usaha dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna milik perusahaan. c. Secara periodic mengawasi system pengawasan internal dan melaksanakan pemeriksaan. d. Memberi masukan kepada staf untuk perbaikan atau penyempurnaan peraturan, ketentuan, sitem prosedur maupun administrasi yang pada umumnya berlaku pada perusahaan. e. Mengawasi dan memberikan persetujuan pengeluaran dan penerimaan kas agar sesuai dengan anggaran yang sudah di tetapkan. f. Mengadakan penilaian prestasi kerja bawahannya berdasarkan laporana yang di terima bawahannya. g. Mengadakan hubungan dengan pihak luar terutama mengenai hal-hal yang menyangkut kebijaksanaan lainnya yang bersifat umum. 2. Bagian Audit : a. Memeriksa bagian –bagian keuangan, pelayanan dan keagenan, akuntansi, SDM, pengolahan, paket pos, teksifo, filateli, posplus, dan pemasaran. b. Pemerikasaan kas supervisor keuangan dan pemeriksaan sisi benda pos dan materai BPM supervesior keuangan. c. Membuat laporan penyimpanan masing-masing bagian. d. Menyusun laporan eksploitasi. e. Pemeriksaan tertutup kas tahunan. f. Penyusunan laporan pemeriksaan. g. Pembuatan berita acara pemeriksaan BAP. 3. Manajer Operasional : a. Mengolah kelancaran penerimaan, pengiriman dan penyimpanan surat kawat dan telex. b. Mengelola arsip berdasarkan ketentuan yang berlaku. c. Melaksanakan kegiatan periklanan, pameran dan acara- acara resmi lainnya. d. Mengawasi, membina pengetahuan dan mutu kerja bawahannya. e. Menyampaikan saran kenaikan gaji pangkat jabatan karyawan bawahannya. f. Meneliti surat-surat, konsep-konsep dan laporan yang ditandatangani oleh kepala kantor pusat dalam melaksanakan tugas. 4. Bagian Pelayanan : a. Mengatur pelayanan loket penerimaan paket pos peka waktu meliputi paket pos biasa, wesel pos, giro pos, kilat khusus, EMS, Express Post, dan penjualan Benda Pos dan Matrai BPM. b. Mengkoordinasikan pekerjaan penerimaan dari kantor lain termasuk pekerjaan pembukuan atau pencatatan pekerjaan. c. Mengkoordinir persiapan paket pos serta menjaga kelancarannya. d. Melaksanakan tata usaha umum dan mengawasi loket-loket penerimaan paket pos. e. Menyiapkan konsep surat-menyurat tentang hal-hal yang berkaitan dengan pos. 5. Bagian Pelayanan Pos Plus : a. Menerima menyelesaikan pengaduan pelanggan. b. Memeriksa pertanggungan pengaduan. c. Memeriksa laporan pengaduan ditambah lampiran serta memeriksa penyimpangan jasa layanan pos. d. Mengevaluasi tugas pos plus. e. Merencanakan perbaikan –perbaikan. f. bagian pelayanan ritel keagenan. 6. Bagian pelayanan ritel keagenan : a. Memeriksa seluruh neraca loket dan dokumen sumber setelah diyakini akan kebenarannya. b. Memeriksa seluruh neraca loket bagian peleyanan retail keagenan dan dokumen sumber yang berkaitan dengan mutasi pada ahli yang berkaitan. c. Memeriksa dan menandatangani neraca gabungan yang dibuat oleh kepala urusan bagian pelayanan keagenan retail. d. Membantu kegiatan pemasaran. e. Memeriksa pencocokan surplus minus tabungan Batara dan tabungan Budaya, serta menandatangani laporannya. f. Memeriksa pembukuan Tabungan Kesejahteraan Keluarga TEKESRA dan Kredit Usaha Keluarga Sejahtera KUKESRA yang akan dicocokan dengan bagian akuntansi, memeriksa laporan surplus TAKESRA dan KUKESRA yang akan dikirim ke BNI 46, serta menandatangani laporannya. g. Memeriksa kebenaran dan menandatangani laporan pension. 7. Bagian Filateli : a. Mengawasi surat-surat. b. Mengawasi penjualan benda-benda pos. c. Menyusun target unit tahunan. d. Melakukan pemeriksaan kas berdasarkan pemeriksaan administrasi. 8. Bagian Pengolahan Komunikasi : a. Menerima, memeriksa, mencatat atau membukukan kiriman pos dan menyerahkan ke bagian administrasi. b. Mengkaji ulang pekerjaan yang telah dilaksanakan. c. Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas dibagian pengolahan. d. Melaksanakan tugas-tugas lain di bidangnya. 9. Bagian Logistik : a. Mengawasi surat jalan untuk paket pos. b. Melakukan pengawasan pemeriksaan terhadap paket-paket pos. c. Menyusun laporan bulanan. d. Memberi petunjuk dan bimbingan bawahan bila dipandang perlu. 10. Bagian Verfikasi Barang : a. Melaksanakan pengendalian operasi seluruh KP VVII sampai dengan KP X, PKK dan agen pos. b. Mengwasi kebenaran dalam pemeriksaana naskah-naskah pertanggungjawaban dan mencocokan dengan buku perhitungan KP VII sampai dengan KP X di bagian akuntansi. c. Menandatangani naskah-naskah pertanggungan yang sudah cocok dan diyakini kebenarannya. d. Memeriksa register-register berharga, baik yang sudah dipakai maupun yang berada dalam persediaan dengan dibantu oleh bagian audit. e. Melakukan konfrimasi dengan layanan giri pos, Tabanas, Wesel Pos, dan Takesra. 11. Bagian Bina Mutu dan Pelayanan : a. Menterjemahkan kebijakan mutu menjadi system dan metode pengendalian mutu di KP II bandung. b. Melakukan analisis dan evaluasi sistem kualitas produk, proses dan pelayanan. c. Mengendalikan dan mengevaluasi perbaikan sistem prosedur prosedur dan aturan yang lebih efektif dari pandangan menajemen mutu. d. Memperbaiki system dan metode mutu produk, proses, prosedur dan aturan berdasarkan system umpan balik pelanggan, audit, internal, eksternal dll. 12. Bagian Keuangan : a. Menerima, menyiapkan, membayar atau mengeluarkan uang dan surat berharga, menerima dan memberikan panjar kas ke loket-loket atau kasir, menerima dan menyiapkan pengiriman uang serta membuat neraca harian kas. b. Menerima, menyiapkan, mengeluarkan dan mempertanggungjawabkan serta penata usahaan benda pos dan matrai, membuat neraca harian benda pos dan matrai termasuk buku atau daftar rekapitulasi penjualan. c. Mengawasi peredaran benda pos materai di loket-loket, mesin perangko dan system pemperangkoan lainnya baik yang digunakan diloket maupun oleh publik, serta melaksanakan penata usahaan dan pertanggungannya. d. Melaksanakan penyetoran dan pengambilan ke atau dari bank yang telah ditetapakan dan pentransferan ke rekening direktur keuangan bandung, serta menjaga batas maksimum saldo kas. 13. Bagian Akuntansi : a. Memeriksa dokumen sumber pembukuuan. b. Mengklasifikasikan data dan dokumen sumber untuk melakukan persiapan pembukuan. c. Membukukan dalam buku harian, buku besar dan jurnal. d. Menyusun neraca dan laporan keuangan. e. Mengisi, membukukan , menyiapkan dan mengirimkan buku kas umum dan register pembantunya. 14. Bagian Pemasaran : a. Menyusun rencana kegiatan pemasaraan semua jasa pos dan keagenan serta penyusunan angggaran. b. Melakukan penelitian pasar dan menganalisa setiap masukan baik berdasarkan pengamatan, usulan atau keluhan pelanggan. c. Melaksanakan negosiasi dan penjualan serta mengusulkan penafsiran atas produk tertentu atau besarnya potongan. d. Membuat basis data pelanggan dan pesaing. e. Melakukan pembinaan pelanggan dan menjalin kerja sama dengan pihak lain serta menyelanggarakan jumpa pelanggan bagi konsumen dareah kerjannya. f. Melakukan kegiatan promosi. g. Memantau kegiatan yang dilakukan pesaing mengevaluasi produk yang ada dan mengusulkan pengembangan produk. h. Membuat laporan kegiatan pemasaran. 15. Bagian SDM a. Melakukan dan mengevaluasi pelaksanaan mutasi dan rolering pegawai. b. Merancanakan, mengembangkan dan mengatur sumber daya manusia dalam lingkup kerja kantor pos bandung. c. Mengurus surat-menyurat dan naskah kepegawaian serta hal lain yang menyangkut hak dan kewajiban pegawai. d. Melaksanakan tata usaha SDM , pembayaran gaji atau pension, tunjangan, menyiapkan dan menyelesaikan ongkos perjalanan dinas panjar, tabungan pegawai, serta segala sesuatu yang menyangkut hak-hak pegawai atau pension. 16. Bagian Sarana : a. Melakukan pembelian barang-barang sarana. b. Mengelola dan memlihara peralatan, pembangunan dan kendaraan. c. Mengawasi kebersihan, ketertiban dan keindahan di lingkungan kantor. d. Memantau atau memeriksa gedung-gedung yang akan diajukan untuk diadakan perbaikan. e. Mengawasi persediaan barang keperluan dinas dan memeriksa seluruh pekerjaan teknis dan administrasi bagian sarana di KP II dan KP VII sampai KP X. 17. Bagian Teknik Sistem dan Informasi : a. Mengawasi komputerisasi nasional. b. Mengkoordinasi pengawasan dan pengadministrasian pelanggan Wasantara Net. c. Melakukan analisis pengembangan peranan laayanan Wasantara Net. d. Membuat neraca pendapatan Wasantara Net e. Membuat laporan pendapatan Wasantara Net. f. Membuat laporan kegiatan pemasaran Wasantara Net. 18. Bagian RK Rekening Koran : a. Melakukan pengelolaaan giro pos dengan setiap mutasi transaksi yang terjadi kedalam rekening yang terkait dan melaporkan saldonya kepada pemegang rekening. b. Menjamin kerahasiaan layanan giro yang menyangkut saldo rekening, transaksi yang terjadi, pihak-pihak yang menerima tansaksi dan sebagainya. c. Mengendalikan dan mengevaluasi mutu layanan giro pos agar senantiasa memberikan kepuasan pelanggan dan mitra kerja. d. Melaporkan data-data transaksi dan saldo rekening kepada manajemen. 19. Bagian PRK : a. Bertanggunjawab atas kelancaran pekrjaan PRK b. Memeriksa nerca cek, penerimaan GIR-10 dan rekap Gir- 57 c. Mencocokan neraca cek dan rekap Gir-57 dengan neraca gabungan dari PRK. d. Membuat suasana kerja yang harmonis diantara staf PRK e. Melakasanakan tugas yang bersifat insidentil dari KAKPSGG.

3.2.2 Sarana Dan Prasarana

Terdapat banyak sarana dan prasarana yang ada di dalam kantor PT Pos Indonesia yang berguna untuk menunjang pelayanan kepada para pelanggan. Sehingga dalam pelayanan yang disediakan PT Pos nya pun para pelanggan merasa puas. Sarana tersebut adalah : 1. Mesin Tiket Mesin tiket ini berada tepat di depan pintu masuk kantor pos Indonesia pusat wilayah bandung. Yang dimana fungsi dari mesin tiket ini sebagai tempat pengambilan tiket bagi para pelanggan yang akan mengantri di loket. Sehingga pada prakteknya para pelanggan bisa merasa nyaman karena tidak perlu antri hanya untuk mengmbil tiket. 2. Loket Loket ini berfungsi sebagai tempat penyerahan barang, paket, surat yang akan dikirim oleh para pengguna jasa PT Pos Indonesia. 3. Air Conditioning, CCTV Camera Demi kenyamanan para pengunjung maka PT Pos Indonesia melengkapi kenyamanan tersebut dengan adanya AC yang dipasang di seluruh ruangan. Kenyamanan dan keamanan semakin sempurna dengan dipasangnya CCTV Camera untuk memantau para pengunjung demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan berbau negative. 4. Staf keamanan Para pelanggan bisa menggunkan jasa dan pelayanan PT Pos Indonesia dengan tenang karena di ruangan depan sudah ada para staf keamanan yang siap untuk menjaga para pelanggan dari hal- hal yang tidak di inginkan. Selain itu para staf keamanan ini juga telah dibekali informasi-informasi yang sekiranya diperlukan oleh para pengguna jasa PT Pos ini, jadi apabila para pengguna mengalami kesulitan bisa langsung bertanya kepada staf keaman ini. 5. Pengeras suara Pengeras suarau ini berfungsi sebagai sarana untuk memberikan informasi baik untuk seluruh pengguna jasa ataupun unutk seluruh karyawan PT Pos. Selain itu juga pengeras suara ini juga sering digunakan untuk memanggil para pelanggan sesuai nomor tiket dan menintruksikan para pelanggan untuk segera menuju loket yang telah ditentukan. 6. Kursi tempat duduk PT Pos juga meyediakan tempat duduk yang layak untuk para pelanggan yang akan menggunakan jasa PT Pos. Kemudian demi kenyamanan serta ketertiban para pengguna layanan PT Pos dalam mengantri tempat duduk ini juga digunakan sebagai tempat menunggu para pengguna layanan jasa PT Pos untuk mengantri menunggu giliran menuju tempat loket. 7. Televisi Televisi ini berguna sebagai media hiburan bagi para pelanggan ketika mereka sedang duduk mengantri menunggu giliran untuk menuju loket. Selain sarana diatas PT Pos Indonesia juga memiliki prasarana guna untuk menunjang semua kegiatan PT Pos. diantaranya adalah :: 1. Ruangan Kerja Terdapat banyak ruangan kerja yang digunakan oleh para karyawan sesuai dengan tugasnya. 2. Tempat Parkir Mengingat lokasi PT Pos ini terletak di Jln.Asia Afrika yang keadaan jalannya selalu padat oleh lalulalang kendaraan. Tempat parkir ini sengaja disediakan PT Pos agar dalam penyimpanan kendaraan pun tidak mengganggu para pengguna jalan yang lainnya sehingga tidak menyebabkan kemacetan. 3. Mushola Tersedia mushola yang sengaja disediakan untuk beribadah baik untuk para karyawan atau pengguna jasa PT Pos Indonesia yang beragama islam. 4. Costumer Care Room Disini para pelanggan bisa berkonsultasi mengenai tata cara menggunakan jasa yang disediakan PT Pos Indoensia 3.2.3 Kegiatan PT. Pos Indonesia Bandung Kegiatan di PT. Pos Indonesia Bandung selain kegiatan greeting ada juga kegiatan lainnya seperti : 1. Kegiatan Olah Raga Kegiatan olah raga ini bermacam-macam dari kegiatan senam dan bola voli. Kegiatan senam dan voli ini dilakukan setiap 1 bulan sekali yang dilaksanakan pada akhir bulan. Kegiatan ini bertujuan untuk kesehatan para karyawan dan menciptakan hubungan baik dengan karyawan. Disamping itu kegiatan seperti ini selalu dilombakan antar divisi di PT. Pos Indonesia Bandung bertujuan untuk lebih mempererat hubungan antar divisi di PT. Pos Indonesia Bandung. 2. Kegiatan CSR Corporate Social Responsibility Kegiatan ini dilakukan semua Pos di Indonesia karena harus ada persetujuan dari pusat. Dalam kegiatan CSR PT. Pos Indonesia Bandung ikut dalam Kegiatan ini seperti :  Melestarikan Lingkungan  Pendidikan dan Bakti Sosial  Bencana Alam 97

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini peneliti akan menganalisa dan membahas hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu mengenai “Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung terhadap Kinerja Karyawannya ”. Adapun data yang terkumpul dilakukan dengan cara menyebarkan angket kepada responden yaitu frontlinier yang berada di PT. Pos Indonesia Bandung. Penyebaran angket dilaksanakan pada hari Senin - Senin di PT. Pos Indonesia Bandung yaitu tanggal 6 - 13 Juni 2011. Angket ini disebarkan kepada 32 orang responden yang terpilih secara Total Sampling, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara lengkap dan jelas mengenai masalah yang sedang diteliti oleh peneliti. Agar pembahasan yang dilakukan lebih sistematis dan terarah, maka analisis hasil penelitian ini terbagi atas 5 bagian, yaitu : 1. Uji Validitas dan Reliabilitas 2. Analisis Deskriptif Identitas Responden 3. Analisis Deskriptif Hasil Penelitian 4. Analisis Korelasional antara Variabel X dengan Variabel Y 5. Pembahasan Hasil Penelitian

4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.1.1 Uji Validitas

Sebelum menyebarkan seluruh angket penelitian atau kuesioner kepada responden yaitu frontlinier PT. Pos Indonesia Bandung di jln. Asia Afrika no. 49 Bandung, terlebih dahulu peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas pada 17 pertanyaan dari pertanyaan no 5 sampai dengan pertanyaan no 21 yaitu mengenai data penelitian. Uji validitas dan reliabilitas ini peneliti lakukan pada 24 responden. Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor jawaban responden dari setiap item pernyataan dengan jumlah total jawaban responden atas seluruh pernyataan. Koefisien korelasi tiap item akan dibandingkan dengan 0,3 df. Jika nilai korelasi suatu itempernyataan lebih kecil atau sama dengan 0.3, maka pernyataan tersebut tidak valid dan harus dikeluarkan dari pengujian yang dilakukan. Hanya item yang memiliki nilai korelasi lebih tinggi dari 0.3 di ikutsertakan dalam pengujian Sugiyono, 2003:124. Untuk menguji validitas dan reabilitas peneliti menggunakan program SPSS 16. Hasil dari pengujiannya dapat secara langsung dilihat pada kolom Output Correlated Item Total Correlation, dibawah ini : Tabel 4.1 Tabel Nilai Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbachs Alpha if Item Deleted pertanyaan5 64.92 27.645 .349 . .799 pertanyaan6 65.17 30.406 -.167 . .842 pertanyaan7 65.00 27.217 .393 . .796 pertanyaan8 65.00 27.739 .378 . .798 pertanyaan9 65.13 25.853 .438 . .793 pertanyaan10 65.21 25.998 .466 . .791 pertanyaan11 65.04 25.868 .707 . .781 pertanyaan12 65.29 25.955 .316 . .805 pertanyaan13 65.63 25.723 .375 . .799 pertanyaan14 65.17 26.232 .538 . .788 pertanyaan15 65.29 25.955 .550 . .787 pertanyaan16 64.96 25.868 .631 . .783 pertanyaan17 65.17 28.145 .075 . .823 pertanyaan18 65.13 25.505 .748 . .778 pertanyaan19 65.04 25.781 .522 . .787 pertanyaan20 65.08 25.819 .634 . .783 pertanyaan21 65.13 24.897 .580 . .782 Sumber : Output SPSS 16 Dari data diatas, terdapat dua buah pernyataan yaitu pernyataan bentuk yang bernilai di bawah nilai r tabel, dengan demikian dua pernyataan tersebut tidak valid. Setelah dilakukan proses perhitungan ulang, dengan menghilangkan atau mengeluarkan pernyataan yang tidak valid tersebut, maka peneliti memperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.2 Tabel Nilai Akhir Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbachs Alpha if Item Deleted pertanyaan5 52.92 23.210 .400 .914 .865 pertanyaan7 53.00 22.522 .504 .738 .860 pertanyaan8 53.00 23.565 .367 .807 .866 pertanyaan9 53.12 21.245 .523 .859 .859 pertanyaan10 53.21 21.737 .495 .676 .861 pertanyaan11 53.04 21.781 .713 .777 .851 pertanyaan13 53.62 21.723 .363 .436 .873 pertanyaan14 53.17 22.145 .535 .827 .858 pertanyaan15 53.29 21.781 .568 .865 .856 pertanyaan16 52.96 22.129 .561 .883 .857 pertanyaan18 53.12 21.505 .740 .955 .849 pertanyaan19 53.04 21.781 .509 .736 .860 pertanyaan20 53.08 21.645 .657 .870 .852 pertanyaan21 53.12 20.723 .609 .756 .854 Sumber : Output SPSS 16 Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa semua nilai output correlated item-total correlation sudah berada di atas nilai r tabel 0,3. Dengan demikian semua butir pernyataan dalam angket penelitian, sudah dapat dikatakan valid.

4.1.2 Uji Reliabilitas Untuk melakukan uji reliabiltas maka dilakukan penghitungan dan

hasilnya diuji dengan menggunakan kriteria, sebagai berikut :  Jika r Alpha positif dan 0,8 maka butir pertanyaan tersebut reliabel, atau  Jika r Alpha positif dan ≥ r table, maka butir pertanyaan tersebut juga reliable, atau  Jika r Alpha positif dan ≤ r tabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak reliabel Kriteria menyebutkan jika nilai korelasi sama dengan atau lebih besar dari 0,8 maka buti-butir pertanyaan reliabel. Hasil analisis reliabilitas dari butir pertanyaan dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 16. pada kolom Cronbachs Alpha dalam tabel 4.3 dibawah dinyatakan bahwa nilai rata-rata menunjukkan angka 0,867 atau 0,8. Tabel 4.3 Tabel Nilai Akhir Hasil Reliabilitas Angket Reliabiliti Statistics Reliability Statistics Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items .867 .877 14 Berdasarkan kriteria diatas, maka pada data terlihat bahwa semua r Alpha positif dan ≥ dari 0,8 dengan demikian semua butir pertanyaan pada angket penelitian sudah reliabel. 4.2 Analisis Deskriptif Identitas Responden Berikut ini akan digambarkan mengenai identitas responden yang merupakan frontlinier yang berjumlah 32 orang. Data responden tersebut dikelompokkan berdasarkan beberapa hal, diantaranya jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan lama bekerja di PT. Pos Indonesia Bandung .

4.2.1 Jenis Kelamin Responden

Berikut ini adalah tabel distribusi mengenai jenis kelamin responden yang merupakan frontlinier PT. Pos Indonesia Bandung. Tabel 4.4 Jenis Kelamin n=32 No. Uraian Frekuensi f Persentase 1 Pria 4 12,5 2 Wanita 28 87,5 Jumlah 32 100 Sumber: Hasil Angket Penelitian, Juni 2011 Dari Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan, responden terbesar adalah responden dengan jenis kelamin wanita berjumlah 28 orang dengan persentase sebesar 87,5, sedangkan responden terkecil adalah responden berjenis kelamin pria sebanyak 4 Orang dengan persentase 12,5. Hal ini berarti bahwa frontlinier yang berada di PT. Pos indonesia lebih banyak wanita dibandingkan pria. Wanita lebih banyak karena para frontlinier di PT. Pos Indonesia Bandung lebih mengutamakan wanita sebagai frontlinier, maka dalam hal ini wanita lebih banyak dari pada pria.

4.2.2 Usia Responden

Berikut ini adalah tabel distribusi mengenai usia responden yang merupakan merupakan frontlinier PT. Pos Indonesia Bandung. Tabel 4.5 Usia Responden n=32 Sumber: Hasil Angket Penelitian, Juni 2011 Dari tabel 4.5 diatas, kita dapat mengetahui bahwa dari 32 responden yang dijadikan sampel, jumlah responden terbesar berusia antara 25-30 tahun yaitu berjumlah 12 orang dengan persentase sebesar 37,5 karena usia ini lebih diutamakan untuk menjadi frontlinier di PT. Pos Indonesia Bandung. No. Uraian Frekuensi f Persentase 1 Dibawah 25 Tahun 5 15 2 25 – 30 Tahun 12 37,5 3 30 – 35 Tahun 4 12,5 4 35 – 40 Tahun 4 12,5 5 Diatas 40 Tahun 7 21.5 Jumlah 32 100 Sementara responden dengan jumlah terkecil adalah responden yang berusia 30 – 35 tahun dan 35 – 40 tahun dengan persentase 12,5 Usia seperti adalah frontlinier yang sudah berpengalaman dan bekerja lama di PT. Pos Indonesia Bandung. Usia diatas 40 tahun juga ada 7 orang dengan persentase 21,5 frontlinier ini sudah mempunyai pengalaman kerja lama sebagai contoh para frontlinier yang lebih muda. Dengan demikian kita dapat mengetahui bahwa sebagian besar frontlinier PT. Pos Indonesia Bandung berumur 25 – 20 tahun dan hanya sebagian kecil yang berumur 30 – 35 tahun dan 35 – 40 tahun.

4.2.3 Pendidikan Terakhir Responden

Berikut ini adalah tabel distribusi mengenai pendidikan terakhir responden yang merupakan frontlinier PT. Pos Indonesia Bandung. Tabel 4.6 Pendidikan Terakhir Responden n=100 No Uraian Frekuensi f Persentase 1 SMASederajat 10 31,25 2 Diploma 9 28,125 3 S1 12 37.5 4 Lainnya 1 3,125 Jumlah 32 100 Sumber: Hasil Angket Penelitian, Juni 2011 Tabel 4.6 diatas menunjukan bahwa responden sebagian besar berpendidikan terakhir SMASederajat, yaitu sebanyak 10 orang atau 31,25 pendidikan disini lebih kepada frontlinier yang masa kerjanya sudah lama. Sedangkan yang berpendidikan terakhir Diploma sebanyak 9 orang, pendidikan frontlinier disini cukup banyak D3 dengan pendidikan terakhir D3. SarjanaS1 sebanyak 12 orang, terlihat disini bahwa standar frontlinier dengan berpendidikan S1 agar frontlinier mempunyai kemampuan yang memadai sebagai frontlinier dan lainnya sebanyak 1 orang. Hal ini dikarenakan PT. Pos Indonesia Bandung memiliki standar pendidikan bagi para karyawannya karena PT. Pos Indonesia Bandung merupakan salah satu perusahan besar dan terkemuka di Indonesia.

4.2.4 Masa Kerja Frontlinier PT. Pos Indonesia Bandung

Berikut ini adalah tabel distribusi mengenai lama responden menjadi frontlinier di PT. Pos Indonesia Bandung Tabel 4.7 Masa Kerja Responden n=32 No Uraian Frekuensi f Persentase 1 5 tahun 10 31,25 2 5 – 10 tahun 10 31,25 3 10 – 15 tahun 3 9,375 4 15 – 20 tahun 4 12,5 5 20 tahun 5 15,625 Jumlah 32 100 Sumber: Hasil Angket Penelitian, Juni 2011 Tabel 4.7 diatas menunjukan bahwa lama responden yang bekerja sebagai frontlinier yaitu selama 5 tahun dan 5 – 10 tahun yang berjumlah 10 orang dengan persentase 31,25 dari persentase diatas bahwa lama bekerja frontlinier dapat dihitung cukup lama dan setia sebagai frontlinier di PT. Pos Indonesia Bandung. 3 responden yang bekerja 10-15 tahun dengan persentase 9,375 menunjukan bahwa frontlinier disini sudah mempunyai pengalaman banyak. 4 responden yang bekerja 15-10 tahun frontlinier yang bekerja yang mempunyai pengalaman bekerja banyak. Responden yang paling sedikit jumlahnya yaitu bekerja selama 10 – 15 tahun berjumlah 3 orang yang mempunyai pengalaman banyak dalam bekerja selama jadi frontlinier.

4.3 Analisis Hasil Deskriptif Hasil Penelitian

Dari hasil angket yang peneliti berikan kepada responden yang peneliti jadikan sampel, maka terkumpul deskripsi sebagai berikut:

4.3.1 Analisis Tujuan Kegiatan Greeting Terhadap Kinerja Karyawannya

di PT. Pos Indonesia Bandung Dilihat dari data yang diperoleh peneliti melalui angket penelitian yang telah disebarkan, maka pada bagian ini peneliti akan mengemukakan hasil penelitian lapangan sebagai upaya untuk menjawab identifikasi penelitian yang pertama yaitu mengenai tujuan kegiatan greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8 sampai dengan tabel 4.11 sebagai berikut. Tabel 4.8 Orientasi n=32 No Uraian Frekuensi f Persentase 1 Sangat Setuju 10 31,25 2 Setuju 22 68,75 3 Ragu - ragu 4 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah 32 100 Sumber: Hasil Angket Penelitian, Juni 2011 Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 10 orang responden dengan persentase sebesar 31,25 menjawab sangat setuju dengan menjawab sangat setuju sebesar itu maka orientasi pada kegiatan ini sudah tepat dan dapat dilaksanakan oleh para frontlinier sedangkan responden yang menjawab setuju lebih besar jumlahnya yaitu sebanyak 22 orang dengan persentase 68,75 yang menjawab sangat setuju sangat banyak berarati dalam hal ini orientasi kegiatan tepat dan sangat dimengerti oleh para frontlinier, serta tidak ada responden yang menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju sehingga dari hasil penelitian terlihat jelas bahwa tujuan kegiatan greeting oleh customer service sudah tepat dalam melaksanakan kegiatan ini. Sehingga para frontlinier dapat mengikuti kegiatan ini. Tabel 4.9 Arah n=32 No Uraian Frekuensi f Persentase 1 Sangat Setuju 9 28,125 2 Setuju 19 59,375 3 Ragu - ragu 3 9,375 4 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju 1 3,125 Jumlah 32 100 Sumber: Hasil Angket Penelitian, Juni 2011 Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 9 orang responden dengan persentase sebesar 28,125 menjawab sangat setuju jadi arah yang dilakukan oleh Customer Service dalam melaksanakan kegiatan Greeting sudah sesuai dengan frontlinier sedangkan responden yang menjawab setuju lebih besar jumlahnya yaitu sebanyak 19 orang dengan persentase 59,375 berarti para frontlinier suddah sesuai dengan arah yang diberikan oleh Customer Service dalam kegiatan Greeting dan 3 orang responden dengan persentase 9,375 disini menunjukan frontlinier masih ragu arah yang diberikan sudah sesuai apakah belum. Sangat tidak setuju hanya 1 responden disini menunjukan arah dalam kegiatan ini tidak sesuai dengan yang diharapkan frontlinier. Hal ini disebabkan tidak paham arah yang disampaikan dari kegiatan ini dan tidak mengerti apa arah yang diinginkan dari kegiatan greeting ini. Tabel 4.10 Sasaran n=32 No Uraian Frekuensi f Persentase 1 Sangat setuju 9 28,125 2 Setuju 21 65,625 3 Ragu - ragu 2 6,25 4 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah 32 100 Sumber: Hasil Angket Penelitian, Juni 2011 Dari tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 9 orang responden dengan persentase sebesar 28,125 menjawab sangat setuju menunjukan bahwa sasaran sudah sangat tepat kepada frontlinier yang melaksanakan kegiatan greeting sedangkan responden yang menjawab setuju lebih besar jumlahnya yaitu sebanyak 21 orang dengan persentase 65,625 bahwa frontlinier sudah tepat melakasanakan kegiatan greeting ini dan hanya 2 orang responden dengan persentase 6,25 yang menjawab ragu – ragu berarti yang menjawab ini masih ragu dengan sasaran kepada frontlinier apakah sudah tepat menjadi sasaran kegiatan greeting , serta tidak ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju sehingga dari hasil penelitian terlihat jelas bahwa dari kegiatan greeting mempunyai sasaran yang tepat yaitu frontlinier yang mengikuti dan melaksanakan kegiatan greeting sudah tepat dalam sasarannya kegiatan oleh customer service. Tabel 4.11 Target n=32 No Uraian Frekuensi f Persentase 1 Sangat Setuju 8 25 2 Setuju 22 68,75 3 Ragu - ragu 2 6,25 4 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah 32 100 Sumber: Hasil Angket Penelitian, Juni 2011 Dari tabel 4.11 memperlihatkan bahwa 8 orang responden dengan persentase 13 yang menjawab sangat setuju menunjukkan bahwa target dari kegiatan greeting sudah tepat kepada para frontlinier dan sebanyak 22 orang responden dengan persentase 32 yang menjawab setuju sangat banyak berarti target dari kegiatan greeting sudah memenuhi target, sedangkan 2 responden yang menjawab ragu-ragu dengan persentase 6,25 bahwa kegiatan ini masih ragu apakah target sudah sesusai kepada frontlinier atau belum. Hal tersebut menunjukan bahwa para frontlinier merupakan target yang sudah tepat. Kegiatan greeting ini untuk diikuti oleh para frontlinier jadi target dari kegiatan greeting oleh customer service targetnya sudah tepat dalam mencapai target yang diinginkan seperti para peserta kegiatan greeting sudah ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini dan ikut melaksanakan kegiatan ini secara rutin dan ikut dalam membangun kegiatan ini menjadi lebih baik.

4.3.2 Analisis

Rencana Kegiatan Greeting Terhadap Kinerja Karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung Dilihat dari data yang diperoleh peneliti melalui angket penelitian yang telah disebarkan, maka pada bagian ini peneliti akan mengemukakan hasil penelitian lapangan sebagai upaya untuk menjawab identifikasi penelitian yang pertama yaitu mengenai tujuan kegiatan greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12 sampai dengan tabel 4.13 sebagai berikut. Tabel 4.12 Mengatur Rencana Dengan Baik n=32 No Uraian Frekuensi f Persentase 1 Sangat Setuju 9 28,125 2 Setuju 20 62,5 3 Ragu-ragu 2 6,25 4 Tidak Setuju 1 3,125 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah 32 100 Sumber: Hasil Angket Penelitian, Juni 2011 Dari tabel 4.12 menunjukan bahwa 9 orang responden atau sebesar 28,125 menyatakan sangat setuju bahwa mengatur rencana dengan baik dalam setiap kegiatan, 20 responden atau sebesar 62,5 yang menyatakan setuju bahwa mengatur rencana dengan baik dalam setiap kegiatan dan berlangsung dengan rencana. 2 responden menyatakan ragu-ragu sebesar 6,25 masih ragu dalam menyususn rencana apakah baik atau belum dan 1 responden menyatakan tidak setuju sebesar 3,125 bahwa responden berpendapat mengatur rencana kegiatan ini tidak baik ada hal yang belum sesuai. Dari data tersebut terlihat bahwa mengatur rencana dengan baik maka para frontlinier mengikuti acara greeting di PT. Pos Indonesia Bandung dengan rencana yang disosialisasikan baik oleh customer service dan memiliki antusias untuk mengikuti kegiatan ini dengan baik. Tabel 4.13 Menyusun Rencana n=32 No Uraian Frekuensi f Persentase 1 Sangat Setuju 8 25 2 Setuju 19 59,375 3 Ragu-ragu 5 15,625 4 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah 32 100 Sumber: Hasil Angket Penelitian, Juni 2011 Dari tabel 4.13 menunjukan bahwa 8 orang responden atau sebesar 25 menyatakan sangat setuju bahwa menyusun rencana kegiatan greeting sudah baik dan sesuai yang diharapkan frontlinier. 19 orang responden atau sebesar 59,375 yang menyatakan bahwa menyusun rencana kegiatan greeting sudah baik dan sesuai dengan yang diharapkan frontlinier. Sedangkan 5 orang responden menyatakan ragu-ragu atau sebesar 15,625 berarti masih ragu dengan menyusun rencana apakah sudah jelas atau belum jelas dari menyusun rencana kegiatan greeting. Hasil ini menunjukan bahwa bahwa menyusun rencana kegiatan greeting sudah baik, dimana bahwa menyusun rencana kegiatan greeting sudah baik dan tersusun dengan tujuan yang matang, maka para frontlinier dapat mengikuti sesuai penyusunan rencana kegiatan greeting.

4.3.3 Analisis Biaya Kegiatan Greeting Terhadap Kinerja Karyawannya di

PT. Pos Indonesia Bandung Dilihat dari data yang di peroleh oleh peneliti melalui angket penelitian yang telah disebarkan, maka pada bagian ini peneliti akan mengemukakan hasil penelitian lapangan sebagai upaya untuk menjawab identifikasi penelitian yang ketiga yaitu biaya kegiatan greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.14 sampai dengan tabel 4.16 berikut. Tabel 4.14 Tempat n=32 No Uraian Frekuensi f Persentase 1 Sangat Setuju 8 25 2 Setuju 23 71,875 3 Ragu-ragu 1 3,125 4 Tidak Setuju 3 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah 32 100 Sumber: Hasil Angket Penelitian, Juni 2011 Berdasarkan tabel 4.14 dapat di lihat bahwa responden yang menjawab sangat setuju berjumlah sebanyak 8 orang responden dengan persentase sebesar 25 menunjukan bahwa kegiatan ini sudah mempunyai tempat dalam pelaksanaan kegiatan greeting. Responden yang menjawab setuju yaitu sebanyak 23 orang responden dengan persentase sebesar 71,875 menunjukan kegiatan ini sudah mempunyai tempat dalam pelaksanaannya serta sebanyak 1 orang responden yang menjawab ragu-ragu sebesar 3,125 masih ragu apakah tempat yang digunakan adalah tempat dalam melaksanakan kegiatan atau bukan. Sedangkan responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh terlihat jelas bahwa tempat pelaksanaan kegiatan greeting mempunyai tempat untuk pelaksanaannya. Hal ini menunjukan bahwa PT. Pos Indonesia Bandung sudah menyediakan tempat dengan baik untuk kegiatan greeting. Tempat pelaksanaan bertempat di PT. Pos Indonesia Bandung, dengan melaksanakan kegiatan ditempat para supervisor bersangskutan. Tabel 4.15 Sumber Biaya n=32 No Uraian Frekuensi f Persentase 1 Sangat Setuju 7 21,875 2 Setuju 19 59,375 3 Ragu-ragu 5 16,625 4 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju 1 3,125 Jumlah 32 100 Sumber: Hasil Angket Penelitian, Juni 2011 Dari tabel 4.15 menunjukan bahwa 7 orang responden atau sebesar 21,875 menyatakan sangat setuju berarti sumber biaya tidak dibebankan kepada frontlinier sudah dibiayai oleh perusahaan. 19 responden menyatakan setuju dengan persentase 59,375 dan 1 orang responden menyatakan sangat tidak setuju hal ini berarti frontlinier yang menjawab tidak sangat setuju berkeinginan bahwa sumber biaya berkeinginan dengan biaya personal. Hasil ini menunjukan bahwa frontlinier yang menjawab setuju dengan sumber biaya yang ditanggung oleh perusahaan dan tidak membebani para frontlinier itu sendiri untuk menanggung semua biaya kegiatan. Tabel 4.16 Kecukupan Biaya n=32 No Uraian Frekuensi f Persentase 1 Sangat Setuju 3 9,375 2 Setuju 20 62,5 3 Ragu-ragu 6 18,75 4 Tidak Setuju 3 9,375 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah 32 100 Sumber: Hasil Angket Penelitian, Juni 2011 Dari tabel 4.16 menunjukan bahwa 3 orang responden atau sebesar 9,375 menyatakan sangat setuju bahwa biaya dari kegiatan greeting berarti sudah lebih dari cukup yang dianggarkan oleh perusahaan. Sebanyak 20 orang responden dengan persentase 26,25 menyatakan setuju bahwa kecukupan biaya berarti sudah lebih dari cukup untuk kegiatan greeting ini. 6 orang responden dengan persentase 18,75 yang menyatakan ragu-ragu berarti masih ada yang menyatakan kecukupan biaya masih ada yang kurang. Selanjutnya hanya 3 orang responden atau sebesar 9,375 yang menyatakan tidak setuju hal ini berarti kecukupan biaya greeting masih belum optimal. Hal ini menunjukan bahwa PT. Pos Indonesia Bandung memberikan kecukupan biaya untuk pelaksanaan kegiatan greeting. Sehingga para frontlinier tidak takut untuk kekurangan biaya dalam melaksanakan kegiatan Greeting karena sudah memenuhi kebutuhan biaya yang diberikan oleh perusahaan yaitu PT. Pos Indonesia Bandung dan frontlinier merasa nyaman dengan biaya yang tidak kurang.

4.3.4 Analisis Waktu Kegiatan Greeting Terhadap Kinerja Karyawannya

di PT. Pos Indonesia Bandung Dilihat dari data yang di peroleh oleh peneliti melalui angket penelitian yang telah disebarkan, maka pada bagian ini peneliti akan mengemukakan hasil penelitian lapangan sebagai upaya untuk menjawab identifikasi penelitian yang keempat yaitu waktu kegiatan greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada table 4.17 sampai dengan tabel 4.18 berikut. Tabel 4.17 Waktu Persiapan n=32 No Uraian Frekuensi f Persentase 1 Sangat Setuju 9 28,125 2 Setuju 20 62,5 3 Ragu-ragu 3 9,375 4 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah 32 100 Sumber : Hasil Angket Penelitian, Juni 2011 Dari tabel 4.17 menunjukan bahwa 9 orang responden atau sebesar 9,375 menyatakan sangat setuju para frontlinier menyatakan waktu persiapan sudah lebih baik. Sebanyak 20 orang responden dengan persentase 26,25 menyatakan setuju berarti waktu persiapan sudah baik yang diberikan pada kegiatan greeting ini. 3 orang responden dengan persentase 9,375 yang menyatakan ragu-ragu berarti waktu persiapan masih harus diperbaiki agar lebih baik. Selanjutnya tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa PT. Pos Indonesia Bandung memberikan waktu persiapan yang baik untuk melaksanaan kegiatan greeting. Sehingga para frontlinier mempunyai waktu yang baik dalam melaksanakan kegiatan Greeting karena sudah mempunyai waktu persiapan yang baik maka kegiatan ini akan berjalan dengan baik dengan persiapan yang baik. Tabel 4.18 Waktu Pelaksanaan n=32 No Uraian Frekuensi f Persentase 1 Sangat Setuju 5 15,625 2 Setuju 24 75 3 Ragu-ragu 2 6,25 4 Tidak Setuju 1 3,125 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah 32 100 Sumber : Hasil Angket Penelitian, Juni 2011 Dari tabel 4.18 menunjukan bahwa 5 orang responden atau sebesar 15,625 menyatakan sangat setuju berarti waktu pelaksanaan sudah optimal tidak ada ganggu lagi. Sebanyak 24 orang responden dengan persentase 75 menyatakan setuju berarti waktu pelaksanaan sudah optimal setiap melakukan kegiatan greeting. 2 orang responden dengan persentase 6,25 yang menyatakan ragu-ragu berarti waktu pelaksanaan masih kurang optimal terlihat dari pernyataan responden yang menjawab ini. 1 responden menyatakan tidak setuju dengan persentase 3,125 berarti responden yang menjawab ini menyatakan waktu pelaksanaan kurang optimal dalam pelaksanaan kegiatan greeting. Hal ini menunjukan bahwa PT. Pos Indonesia Bandung memberikan waktu pelaksanaan yang optimal untuk melaksanaan kegiatan greeting. Sehingga para frontlinier mempunyai waktu yang baik dalam melaksanakan kegiatan Greeting karena sudah mempunyai waktu pelaksanaan yang baik dan optimal maka kegiatan ini akan berjalan dengan baik dengan pelaksanaan yang optimal. Waktu pelaksanaan kegiatan ini dimulai pukul 06.30 sebelum melakukan aktivitas bekerja. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih 15 – 30 menit.

4.3.5 Analisis Efektivitas Kegiatan Greeting Terhadap Tugas Fungsional

Karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung Untuk mengetahui Analisis Efektivitas Kegiatan Greeting Terhadap Tugas Fungsional Karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung maka peneliti mengajukan tiga pernyataan, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.19 sampai dengan tabel 4.21 berikut ini : Tabel 4.19 Penyelesaian Suatu Tugas n=32 No Uraian Frekuensi f Persentase 1 Sangat Setuju 9 28,125 2 Setuju 22 68,75 3 Ragu-ragu 1 3,125 4 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah 32 100 Sumber: Hasil Angket Penelitian, Juni 2011 Dari tabel 4.19 menunjukan bahwa 9 orang responden atau sebesar 28,125 menyatakan sangat setuju berarti setelah mengikuti kegiatan ini ada sangat pengaruh dalam penyelesain suatu tugas. Sebanyak 22 orang responden dengan persentase 68,75 menyatakan setuju setelah mengikuti kegiatan ini ada pengaruh setiap penyelesaian suatu tugas. 1 orang responden dengan persentase 3,125 yang menyatakan ragu-ragu berarti responden yang menjawab ini belum terlalu berpengaruh setiap penyelesain suatu tugas. Tidak ada responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan greeting PT. Pos Indonesia Bandung setelah mengikuti kegiatan penyelesaian suatu tugas menjadi lebih baik. Terlihat dari 32 responden 9 responden menyatakan sangat setuju dan 22 responden menyatakan setuju. Berarti terlihat bahwa dengan mengikuti kegiatan greeting mempengaruhi penyelesaian suatu tugas. Hanya 1 responden yang ragu-ragu memperlihatkan bahwa setelah mengikuti kegiatan ini ada faktor lain yang mempengaruhi. Jadi keseluruhan setelah mengikuti kegiatan ini penyelesaian suatu tugas menjadi lebih baik. Tabel 4.20 Kualitas Hasil Tugas n=32 No Uraian Frekuensi f Persentase 1 Sangat Setuju 8 25 2 Setuju 21 65,625 3 Ragu-ragu 2 6,25 4 Tidak Setuju 1 3,125 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah 32 100 Sumber : Hasil Angket Penelitian, Juni 2011 Dari tabel 4.20 menunjukan bahwa 8 orang responden atau sebesar 25 menyatakan sangat setuju pengaruh dari kegiatan ini kualitas hasil kerja menjadi lebih baik terlihat ada 8 responden menyatakan sangat setuju. Sebanyak 21 orang responden dengan persentase 65,625 menyatakan setuju disini lebih banyak dari 21 responden yang menjawab setuju jadi pengaruh dari kegiatan greeting sangat besar untuk kualitas hasil kerja menjadi lebih baik. 2 orang responden dengan persentase 6,25 yang menyatakan ragu-ragu berarti kurang berpengaruh dari kegiatan greeting untuk kualitas hasil kerja. 1 orang responden menyatakan tidak setuju dengan persentase 3,125 berarti tidak ada pengaruh dari kegiatan greeting terhadap kualitas hasil kerja terlihat dari pernyataan responden yang menjawab tidak setuju. Tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju. Jadi kualitas hasil tugas menjadi lebih baik setelah mengikuti kegiatan Greeting. Tabel 4.21 Ketepatan Menyelesaikan Tugas n=32 No Uraian Frekuensi f Persentase 1 Sangat Setuju 7 21,875 2 Setuju 23 71,875 3 Ragu-ragu 2 6,25 4 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah 32 100 Sumber : Hasil Angket Penelitian, Juni 2011 Dari tabel 4.21 menunjukan bahwa 7 orang responden atau sebesar 21,875 menyatakan sangat setuju terlihat dari persentase tersebut bahwa pengaruh kegiatan greeting dalam ketepatan menyelesaikan tugas sangat besar. Sebanyak 23 orang responden dengan persentase 71,875 menyatakan setuju berarti pengaruh kegiatan baik dalam ketepatan menyelesaikan tugas terlihat dari persentase yang sangat besar. 2 orang responden dengan persentase 6,25 yang menyatakan ragu-ragu berarti ada pengaruh lain dalam ketepatan menyelesaikan tugas selain kegiatan greeting. Tidak ada responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Jadi ketepatan menyelesaikan tugas menjadi lebih baik setelah mengikuti kegiatan Greeting. Misalnya: saat melayani pelanggan bagian loket dengan cepat dapat memberikan pelayanan yang baik, memberikan solusi oleh para Customer Service dengan baik dan tugas-tugas frontlinier dapat diselesaikan dengan baik dan cepat.

4.3.6 Analisis Efektivitas Kegiatan Greeting Terhadap Tugas Perilaku

Karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung Untuk mengetahui Analisis Efektivitas Kegiatan Greeting Terhadap Tugas Fungsional Karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung maka peneliti mengajukan tiga pernyataan, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.22 sampai dengan tabel 4.24 berikut ini : Tabel 4.22 Interaksi Dengan Rekan Kerja n=32 No Uraian Frekuensi f Persentase 1 Sangat Setuju 8 25 2 Setuju 21 65,625 3 Ragu-ragu 3 9,375 4 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah 32 100 Sumber: Hasil Angket Penelitian, Juni 2011 Dari tabel 4.22 menunjukan bahwa 8 orang responden atau sebesar 25 menyatakan sangat setuju pengaruh kegiatan greeting setelah mengikuti sangat besar terlihat dari reponden yang menjawab sangat setuju berarti interaksi sesama rekan kerja lebih baik. Sebanyak 21 orang responden dengan persentase 65,625 menyatakan setuju persentase terbesar ini menyatakan setelah mengikuti kegiatan menjadi lebih baik dalam interaksi sesama rekan kerja. 3 orang responden dengan persentase 9,375 yang menyatakan ragu- ragu berarti ada faktor lain dari ke 3 responden ini dalam interaksi sesama rekan kerja selain kegiatan greeting. Tidak ada responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa setelah mengikuti kegiatan Greeting interaksi dengan rekan kerja menjadi lebih baik komunikasi dengan rekan kerja lebih bisa dapat dipahami. Dari pernyataan tersebut responden setuju dengan adanya kegiatan Greeting karena setelah mengikuti kegiatan interaksi sesama rekan kerja menjadi lebih baik. Tabel 4.23 Kemampuan Bekerja Secara Tim n=32 No Uraian Frekuensi f Persentase 1 Sangat Setuju 9 28,125 2 Setuju 21 65,625 3 Ragu-ragu 2 6,25 4 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah 32 100 Sumber : Hasil Angket Penelitian, Juni 2011 Dari tabel 4.23 menunjukan bahwa 9 orang responden atau sebesar 28,125 menyatakan sangat setuju pengaruh dari kegiatan ini sangat besar terlihat dari responden yang menjawab, kemampuan bekerja secara tim lebih baik setelah mengikuti kegiatan greeting. Sebanyak 21 orang responden dengan persentase 65,625 menyatakan setuju berarti pengaruh kegiatan greeting terhadap kemampuan bekerja secara tim sangat baik terlihat dari persentase yang sangat besar. 2 orang responden dengan persentase 6,25 yang menyatakan ragu-ragu berarti ada faktor lain selain pengaruh kegiatan greeting dalam kemampuan bekerja secara tim terlihat responden yang menjawab. Tidak ada responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dari hasil tersebut kemampuan bekerja tim lebih baik setelah mengikuti kegiatan Greeting. Jadi antara sesama frontlinier bisa bekerja sama dengan baik dengan frontlinier lainnya. Tabel 4.24 Kemampuan Dalam Menyelesaikan Konflik n=32 No Uraian Frekuensi f Persentase 1 Sangat Setuju 10 31,25 2 Setuju 17 53,125 3 Ragu-ragu 5 15,625 4 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah 32 100 Sumber: Hasil Angket Penelitian, Juni 2011 Dari tabel 4.24 menunjukan bahwa 10 orang responden atau sebesar 31,25 menyatakan sangat setuju pengaruh kegiatan ini sangat besar terlihat dari responden yang menjawab setelah mengikuti kegiatan greeting para frontlinier lebih baik kemampuan dalam menyelesaikan konflik dalam perusahaan. Sebanyak 17 orang responden dengan persentase 53,125 menyatakan setuju, pengaruh yang sangat baik setelah mengikuti kegiatan greeting terlihat persentase yang sangat besar, kemampuan dalam menyelesaikan konflik dalam perusahaan lebih baik terselesaikan. 5 orang responden dengan persentase 15,625 yang menyatakan ragu-ragu ada faktor lain yang mempengaruhi kemampuan menyelesaikan konflik selain kegiatan greeting terlihat dari responden yang menjawab ragu-ragu. Tidak ada responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

4.4 Korelasi Antara Variabel X dan Variabel Y

Dalam pengolahan data mentah disesuaikan dengan skoring pada masing- masing alat ukur. Penghitungan statistik digunakan untuk melihat hubunganpengaruh antar variabel dan pengujian terhadap hipotesis Terdapat 2 dua variabel dalam penelitian ini X dan Y dimana keduanya berskala ordinal. Untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel, data yang terkumpul melalui kuisioner dan telah diberi bobot dengan menggunakan skala kategori dan dihitung skor dari masing-masng responden berdasarkan total jumlah dari total jawaban tersebut akan dilakukan perangkingan berdasarkan jumlah skor tersebut, dan kemudian diolah menjadi uji statistik dengan alat ukur analisis korelasi Rank Spearman yang akan menghasilkan koefisien korelasi. Sedangkan untuk menganalisa pengaruh koefisien Determinasi KD atas variabel X dan variabel Y digunakan rumus: r = besarnya korelasi Nilai t tabel didapat dari tabel t-student dengan derajat bebas degree of fredom = n-2 dan nilai  yang digunakan 0,05 kemudian pengujian yang dilakukan adalah dua pihak. Uji signifikansi dilakukan terhadap hipotesis statistik yang telah ditentukan dengan kriteria uji : Dua arah tolak hipotesis nol pada taraf  jika hitung tabel t t  dengan db = n-2 dan  = 0,05. Sedangkan untuk menghitung tingkat hubungan digunakan kriteria Guilford yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat dalam bukunya Metode Penelitian Komunikasi, yang kriterianya sebagai berikut :

1. 0,00

 0,20 : Hubungan rendah sekali 2. 0,20  0,40 : Hubungan rendah tapi pasti 3. 0,40  0,70 : Hubungan yang cukup berarti 4. 0,70  0,90 : Hubungan yang tinggi; kuat 5. 0,90  1,00 : Hubungan sangat tinggi; kuat sekali Jalaludin Rakhmat, 1998;29 KD = r 2 x 100 Selanjutnya peneliti akan menghitung korelasi antara indikator dan variable sesuai dengan rumus rank spearman serta uji hipotesisnya dengan menggunakan cara penghitungan SPSS 16.

4.4.1 Analisis Korelasi Antara Tujuan Kegiatan Greeting terhadap

kinerja karyawannya Perhitungan korelasi antara tujuan kegiatan terhadap kinerja menggunakan program SPSS 16. Sehingga dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.25 Korelasi Antara Tujuan dan Kinerja Correlations Tujuan Kinerja Spearmans rho Tujuan Correlation Coefficient 1.000 .389 Sig. 2-tailed . .028 N 32 32 Kinerja Correlation Coefficient .389 1.000 Sig. 2-tailed .028 . N 32 32 . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. Berdasarkan hasil kriteria di atas, maka hasil analisis menunjukan bahwa besarnya korelasi antara indikator tujuan terhadap variabel kinerja sebesar 0,389. Artinya hubungan antara tujuan kegiatan Greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung mempunyai hubungan rendah tapi pasti . Dimana hubungan indikator dan variabel bersifat signifikan, karena angka probabilitas sig sebesar 0,05 yang dimana angka tersebut lebih kecil dari 0,05. 0,000 0,05. Disini menggunakan 0,05 karena tingkat kepercayaan sebesar 95. Besarnya tujuan kegiatan Greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan Koefisien Determinasi KD sebagai berikut : KD = r 2 x 100 = 0,389 2 x 100 = 0,15 x 100 = 15 Jadi tujuan kegiatan Greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung adalah sebesar 15 dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Untuk menjawab Hipotesis yang terdapat pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut : H 1 : Jika Tujuan Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung baik, maka Kinerja Karyawannya baik Ho : Jika Tujuan Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung tidak baik, maka Kinerja Karyawannya tidak baik. Maka tahap selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t, Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah : - t hitung t tabel = Ho ditolak dan diterima H1 - t hitung t tabel = Ho diterima dan ditolak H1     2 1 2 r n r hitung t    = 0,389 √32 - 2 √1 – 0,389² = 0,389 x 5,477 0,781 = 2,130 0,781 = 2,727 Dimana: r = Besarnya Korelasi n= Jumlah Sampel Mencari t tabel : dk = Derajat Kebebasan dk = n-2 dimana n= jumlah sampel dk= 32-2 dk= 30 Untuk menghitung t tabel maka digunakan rumus dk= n-2 dimana n adalah jumlah sampel. Jadi diperoleh t tabel dengan dk = 30 dengan alpha α 0,05, maka diperoleh t tabel sebesar 1,697 lihat lampiran tabel distribusi t, atau peneliti menggunakan rumus = TINV ,dk pada Sowftware Microsoft Excel, maka diperoleh kurva uji t, sebagai berikut: Gambar 4.1 Kurva uji t Tujuan Terhadap Kinerja H diterima H H0 Ditolak ditolak t tabel t tabel t hitung 1,697 + 1,697 + 2,727 Dari gambar 4.1 diatas, terlihat bahwa t hitung jatuh di daerah Ho ditolak , yang berarti H1 diterima atau dengan arti lain dk = 32 dan alpha α 0,05 maka diperoleh t tabel sebesar 1,697 dan t hitung sebesar 2,727 artinya 1,697 Ho ditolak dan H1 diterima 2,727 1,697 sehingga ada hubungan antara tujuan kegiatan greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung.

4.4.2 Analisis Korelasi Antara Rencana Kegiatan Greeting terhadap

kinerja karyawannya Perhitungan korelasi antara rencana kegiatan terhadap kinerja menggunakan program SPSS 16. Sehingga dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.26 Korelasi Antara Rencana dan Kinerja Correlations rencana Kinerja Spearmans rho rencana Correlation Coefficient 1.000 .509 Sig. 2-tailed . .003 N 32 32 Kinerja Correlation Coefficient .509 1.000 Sig. 2-tailed .003 . N 32 32 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Berdasarkan hasil kriteria di atas, maka hasil analisis menunjukan bahwa besarnya korelasi antara indikator rencana terhadap variabel kinerja sebesar 0,509. Artinya hubungan antara rencana kegiatan Greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung mempunyai hubungan yang cukup berarti. Dimana hubungan indikator dan variabel bersifat signifikan, karena angka probabilitas sig sebesar 0,01 yang dimana angka tersebut lebih kecil dari 0,01. 0,000 0,01. Besarnya rencana kegiatan Greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan Koefisien Determinasi KD sebagai berikut : KD = r 2 x 100 = 0,509 2 x 100 = 0,259 x 100 = 25,9 Jadi rencana kegiatan Greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung adalah sebesar 25,9 dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Untuk menjawab Hipotesis yang terdapat pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut : H 1 : Jika Rencana Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung baik, maka Kinerja Karyawannya baik Ho : Jika Rencana Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung tidak baik, maka Kinerja Karyawannya tidak baik. Maka tahap selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t, Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah : - t hitung t tabel = Ho ditolak dan diterima H1 - t hitung t tabel = Ho diterima dan ditolak H1     2 1 2 r n r hitung t    = 0,509 √32 - 2 √1 – 0,509² = 0,509 x 5,477 0,700 = 2,787 0,700 = 3,981 Dimana: r = Besarnya Korelasi n= Jumlah Sampel Mencari t tabel : dk = Derajat Kebebasan dk = n-2 dimana n= jumlah sampel dk= 32-2 dk= 30 Untuk menghitung t tabel maka digunakan rumus dk= n-2 dimana n adalah jumlah sampel. Jadi diperoleh t tabel dengan dk = 30 dengan alpha α 0,01, maka diperoleh t tabel sebesar 1.310 lihat lampiran tabel distribusi t, atau peneliti menggunakan rumus = TINV ,dk pada Sowftware Microsoft Excel, maka diperoleh kurva uji t, sebagai berikut: Gambar 4.2 Kurva uji t Rencana Terhadap Kinerja H diterima H H0 Ditolak ditolak t tabel t tabel t hitung 1.310 + 1.310 + 3,981 Dari gambar 4.2 diatas, terlihat bahwa t hitung jatuh di daerah Ho ditolak , yang berarti H1 diterima atau dengan arti lain dk = 32 dan alpha α 0,01 maka diperoleh t tabel sebesar 1,310 dan t hitung sebesar 3,981 artinya 1,310 Ho ditolak dan H1 diterima 3,981 1,310 sehingga ada hubungan antara rencana kegiatan greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung.

4.4.3 Analisis Korelasi Antara Biaya Kegiatan Greeting terhadap

kinerja karyawannya Perhitungan korelasi antara biaya kegiatan terhadap kinerja menggunakan program SPSS 16. Sehingga dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.27 Korelasi Antara Biaya dan Kinerja Correlations Biaya Kinerja Spearmans rho Biaya Correlation Coefficient 1.000 .695 Sig. 2-tailed . .000 N 32 32 Kinerja Correlation Coefficient .695 1.000 Sig. 2-tailed .000 . N 32 32 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Berdasarkan hasil kriteria di atas, maka hasil analisis menunjukan bahwa besarnya korelasi antara indikator biaya terhadap variabel kinerja sebesar 0,695. Artinya hubungan antara biaya kegiatan Greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung mempunyai hubungan yang cukup berarti. Dimana hubungan indikator dan variabel bersifat signifikan, karena angka probabilitas sig sebesar 0,01 yang dimana angka tersebut lebih kecil dari 0,01. 0,000 0,01. Besarnya biaya kegiatan Greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan Koefisien Determinasi KD sebagai berikut : KD = r 2 x 100 = 0,695 2 x 100 = 0,483 x 100 = 48,3 Jadi biaya kegiatan Greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung adalah sebesar 48,3 dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Untuk menjawab Hipotesis yang terdapat pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut : H 1 : Jika Biaya Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung baik, maka Kinerja Karyawannya baik Ho : Jika Biaya Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung tidak baik, maka Kinerja Karyawannya tidak baik Maka tahap selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t, Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah : - t hitung t tabel = Ho ditolak dan diterima H1 - t hitung t tabel = Ho diterima dan ditolak H1     2 1 2 r n r hitung t    = 0,695 √32 - 2 √1 – 0,695² = 0,695 x 5,477 0,833 = 3,806 0,833 = 4,569 Dimana: r = Besarnya Korelasi n= Jumlah Sampel Mencari t tabel : dk = Derajat Kebebasan dk = n-2 dimana n= jumlah sampel dk= 32-2 dk= 30 Untuk menghitung t tabel maka digunakan rumus dk= n-2 dimana n adalah jumlah sampel. Jadi diperoleh t tabel dengan dk = 30 dengan alpha α 0,01, maka diperoleh t tabel sebesar 1.310 lihat lampiran tabel distribusi t, atau peneliti menggunakan rumus = TINV ,dk pada Sowftware Microsoft Excel, maka diperoleh kurva uji t, sebagai berikut: Gambar 4.3 Kurva uji t Biaya Terhadap Kinerja H diterima H H0 Ditolak ditolak t tabel t tabel t hitung 1.310 + 1.310 + 4,569 Dari gambar 4.3 diatas, terlihat bahwa t hitung jatuh di daerah Ho ditolak , yang berarti H1 diterima atau dengan arti lain dk = 32 dan alpha α 0,01 maka diperoleh t tabel sebesar 1,310 dan t hitung sebesar 4,569 artinya 1,310 Ho ditolak dan H1 diterima 4,569 1,310 sehingga ada hubungan antara biaya kegiatan greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung.

4.4.4 Analisis Korelasi Antara Waktu Kegiatan Greeting terhadap

kinerja karyawannya Perhitungan korelasi antara waktu kegiatan terhadap kinerja menggunakan program SPSS 16. Sehingga dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.28 Korelasi Antara Waktu dan Kinerja Correlations Waktu Kinerja Spearmans rho Waktu Correlation Coefficient 1.000 .667 Sig. 2-tailed . .000 N 32 32 Kinerja Correlation Coefficient .667 1.000 Sig. 2-tailed .000 . N 32 32 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Berdasarkan hasil kriteria di atas, maka hasil analisis menunjukan bahwa besarnya korelasi antara indikator waktu terhadap variabel kinerja sebesar 0,667. Artinya hubungan antara waktu kegiatan Greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung mempunyai hubungan yang cukup berarti. Dimana hubungan indikator dan variabel bersifat signifikan, karena angka probabilitas sig sebesar 0,01 yang dimana angka tersebut lebih kecil dari 0,01. 0,000 0,01. Besarnya waktu kegiatan Greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan Koefisien Determinasi KD sebagai berikut : KD = r 2 x 100 = 0,667 2 x 100 = 0,444 x 100 = 44,48 Jadi biaya kegiatan Greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung adalah sebesar 44,48 dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Untuk menjawab Hipotesis yang terdapat pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut: H 1 : Jika Waktu Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung baik, maka Kinerja Karyawannya baik Ho : Jika Waktu Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung tidak baik, maka Kinerja Karyawannya tidak baik Maka tahap selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t, Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah : - t hitung t tabel = Ho ditolak dan diterima H1 - t hitung t tabel = Ho diterima dan ditolak H1     2 1 2 r n r hitung t    = 0,667 √32 - 2 √1 – 0,667² = 0,667 x 5,477 0,816 = 3,653 0,816 = 4,476 Dimana: r = Besarnya Korelasi n= Jumlah Sampel Mencari t tabel : dk = Derajat Kebebasan dk = n-2 dimana n= jumlah sampel dk= 32-2 dk= 30 Untuk menghitung t tabel maka digunakan rumus dk= n-2 dimana n adalah jumlah sampel. Jadi diperoleh t tabel dengan dk = 30 dengan alpha α 0,01, maka diperoleh t tabel sebesar 1.310 lihat lampiran tabel distribusi t, atau peneliti menggunakan rumus = TINV ,dk pada Sowftware Microsoft Excel, maka diperoleh kurva uji t, sebagai berikut: Gambar 4.4 Kurva uji t Waktu Terhadap Kinerja H diterima H H0 Ditolak ditolak t tabel t tabel t hitung 1.310 + 1.310 + 4,476 Dari gambar 4.4 diatas, terlihat bahwa t hitung jatuh di daerah Ho ditolak , yang berarti H1 diterima atau dengan arti lain dk = 32 dan alpha α 0,01 maka diperoleh t tabel sebesar 1,310 dan t hitung sebesar 4,476 artinya 1,310 Ho ditolak dan H1 diterima 4,476 1,310 sehingga ada hubungan antara waktu kegiatan greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung.

4.4.5 Analisis Korelasi Antara Efektivitas Kegiatan Greeting terhadap

Tugas Fungsional karyawannya Perhitungan korelasi antara efektivitas kegiatan greeting terhadap tugas fungsional menggunakan program SPSS 16. Sehingga dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.29 Korelasi Antara Efektivitas dan Tugas Fungsional Correlations Efektivitas Tugas Fungsional Spearmans rho Efektivitas Correlation Coefficient 1.000 .668 Sig. 2-tailed . .000 N 32 32 Tugas Fungsional Correlation Coefficient .668 1.000 Sig. 2-tailed .000 . N 32 32 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Berdasarkan hasil kriteria di atas, maka hasil analisis menunjukan bahwa besarnya korelasi antara variabel efektivitas terhadap indikator tugas fungsional sebesar 0,668. Artinya hubungan antara efektivitas kegiatan Greeting terhadap tugas fungsional karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung mempunyai hubungan yang cukup berarti. Dimana hubungan indikator dan variabel bersifat signifikan, karena angka probabilitas sig sebesar 0,01 yang dimana angka tersebut lebih kecil dari 0,01. 0,000 0,01. Besarnya efektivitas kegiatan Greeting terhadap tugas fungsional karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan Koefisien Determinasi KD sebagai berikut : KD = r 2 x 100 = 0,668 2 x 100 = 0,446 x 100 = 44,622 Jadi efektivitas kegiatan Greeting terhadap tugas fungsional karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung adalah sebesar 44,622 dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Untuk menjawab Hipotesis yang terdapat pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut: H 1 : Jika Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung baik, maka Tugas Fungsional Karyawannya baik Ho : Jika Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung tidak baik, maka Tugas Fungsional Karyawannya tidak baik Maka tahap selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t, Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah : - t hitung t tabel = Ho ditolak dan diterima H1 - t hitung t tabel = Ho diterima dan ditolak H1     2 1 2 r n r hitung t    = 0,668 √32 - 2 √1 – 0,668² = 0,668 x 5,477 0,817 = 3,658 0,817 = 4,478 Dimana: r = Besarnya Korelasi n= Jumlah Sampel Mencari t tabel : dk = Derajat Kebebasan dk = n-2 dimana n= jumlah sampel dk= 32-2 dk= 30 Untuk menghitung t tabel maka digunakan rumus dk= n-2 dimana n adalah jumlah sampel. Jadi diperoleh t tabel dengan dk = 30 dengan alpha α 0,01, maka diperoleh t tabel sebesar 1.310 lihat lampiran tabel distribusi t, atau peneliti menggunakan rumus = TINV ,dk pada Sowftware Microsoft Excel, maka diperoleh kurva uji t, sebagai berikut: Gambar 4.5 Kurva uji t Efektivitas Terhadap Tugas Fungsional H diterima H H0 Ditolak ditolak t tabel t tabel t hitung 1.310 + 1.310 + 4,478 Dari gambar 4.5 diatas, terlihat bahwa t hitung jatuh di daerah Ho ditolak , yang berarti H1 diterima atau dengan arti lain dk = 32 dan alpha α 0,01 maka diperoleh t tabel sebesar 1,310 dan t hitung sebesar 4,478 artinya 1,310 Ho ditolak dan H1 diterima 4,478 1,310 sehingga ada hubungan antara efektivitas kegiatan greeting terhadap tugas fungsional karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung.

4.4.6 Analisis Korelasi Antara Efektivitas Kegiatan Greeting terhadap

Tugas Perilaku karyawannya Perhitungan korelasi antara efektivitas kegiatan greeting terhadap tugas perilaku menggunakan program SPSS 16. Sehingga dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.30 Korelasi Antara Efektivitas dan Tugas Perilaku Correlations Efektivitas Tugas Perilaku Spearmans rho Efektivitas Correlation Coefficient 1.000 .719 Sig. 2-tailed . .000 N 32 32 Tugas Perilaku Correlation Coefficient .719 1.000 Sig. 2-tailed .000 . N 32 32 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Berdasarkan hasil kriteria di atas, maka hasil analisis menunjukan bahwa besarnya korelasi antara variabel efektivitas terhadap variabel tugas kinerja sebesar 0,719. Artinya hubungan antara efektivitas kegiatan Greeting terhadap tugas perilaku karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung mempunyai hubungan yang cukup berarti. Dimana hubungan variabel dan indikator bersifat signifikan, karena angka probabilitas sig sebesar 0,01 yang dimana angka tersebut lebih kecil dari 0,01. 0,000 0,01. Besarnya efektivitas kegiatan Greeting terhadap tugas perilaku karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan Koefisien Determinasi KD sebagai berikut : KD = r 2 x 100 = 0,719 2 x 100 = 0,516 x 100 = 51,696 Jadi efektivitas kegiatan Greeting terhadap tugas perilaku karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung adalah sebesar 51,696 dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Untuk menjawab Hipotesis yang terdapat pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut : H 1 : Jika Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung baik, maka Tugas Perilaku Karyawannya baik Ho : Jika Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung tidak baik, maka Tugas Perilaku Karyawannya tidak baik Maka tahap selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t, Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah : - t hitung t tabel = Ho ditolak dan diterima H1 - t hitung t tabel = Ho diterima dan ditolak H1     2 1 2 r n r hitung t    = 0,719 √32 - 2 √1 – 0,719² = 0,719 x 5,477 0,847 = 3,937 0,847 = 4,649 Dimana: r = Besarnya Korelasi n= Jumlah Sampel Mencari t tabel : dk = Derajat Kebebasan dk = n-2 dimana n= jumlah sampel dk= 32-2 dk= 30 Untuk menghitung t tabel maka digunakan rumus dk= n-2 dimana n adalah jumlah sampel. Jadi diperoleh t tabel dengan dk = 30 dengan alpha α 0,01, maka diperoleh t tabel sebesar 1.310 lihat lampiran tabel distribusi t, atau peneliti menggunakan rumus = TINV ,dk pada Sowftware Microsoft Excel, maka diperoleh kurva uji t, sebagai berikut: Gambar 4.6 Kurva uji t Efektivitas Terhadap Tugas Perilaku H diterima H H0 Ditolak ditolak t tabel t tabel t hitung 1.310 + 1.310 + 4,649 Dari gambar 4.1 diatas, terlihat bahwa t hitung jatuh di daerah Ho ditolak , yang berarti H1 diterima atau dengan arti lain dk = 32 dan alpha α 0,01 maka diperoleh t tabel sebesar 1,310 dan t hitung sebesar 4,649 artinya 1,310 Ho ditolak dan H1 diterima 4,649 1,310 sehingga ada hubungan antara efektivitas kegiatan greeting terhadap tugas perilaku karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung.

4.4.7 Analisis Korelasi Antara Efektivitas Kegiatan Greeting terhadap

Kinerja karyawannya Perhitungan korelasi antara efektivitas terhadap kinerja menggunakan program SPSS 16. Sehingga dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.31 Korelasi Antara Efektivitas dan Kinerja Correlations Efektivitas Kinerja Spearmans rho Efektivitas Correlation Coefficient 1.000 .817 Sig. 2-tailed . .000 N 32 32 Kinerja Correlation Coefficient .817 1.000 Sig. 2-tailed .000 . N 32 32 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Berdasarkan hasil kriteria di atas, maka hasil analisis menunjukan bahwa besarnya korelasi antara variabel efektivitas terhadap variabel kinerja sebesar 0,817. Artinya hubungan antara efektivitas kegiatan Greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung mempunyai hubungan yang tinggi, kuat. Dimana hubungan variabel dan variabel bersifat signifikan, karena angka probabilitas sig sebesar 0,01 yang dimana angka tersebut lebih kecil dari 0,01. 0,000 0,01. Besarnya efektivitas kegiatan Greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan Koefisien Determinasi KD sebagai berikut : KD = r 2 x 100 = 0,817 2 x 100 = 0,667 x 100 = 66,748 Jadi efektivitas kegiatan Greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung adalah sebesar 66,748dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Untuk menjawab Hipotesis yang terdapat pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut : H 1 : Jika Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung baik, maka Kinerja Karyawannya baik Ho : Jika Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung tidak baik, maka KinerjaKaryawannya tidak baik Maka tahap selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t, Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah : - t hitung t tabel = Ho ditolak dan diterima H1 - t hitung t tabel = Ho diterima dan ditolak H1     2 1 2 r n r hitung t    = 0,817 √32 - 2 √1 – 0,817² = 0,817 x 5,477 0,903 = 4,474 0,903 = 4,954 Dimana: r = Besarnya Korelasi n= Jumlah Sampel Mencari t tabel : dk = Derajat Kebebasan dk = n-2 dimana n= jumlah sampel dk= 32-2 dk= 30 Untuk menghitung t tabel maka digunakan rumus dk= n-2 dimana n adalah jumlah sampel. Jadi diperoleh t tabel dengan dk = 30 dengan alpha α 0,01, maka diperoleh t tabel sebesar 1.310 lihat lampiran tabel distribusi t, atau peneliti menggunakan rumus = TINV ,dk pada Sowftware Microsoft Excel, maka diperoleh kurva uji t, sebagai berikut: Gambar 4.7 Kurva uji t Efektivitas Terhadap Kinerja H diterima H H0 Ditolak ditolak t tabel t tabel t hitung 1.310 + 1.310 + 4,954 Dari gambar 4.7 diatas, terlihat bahwa t hitung jatuh di daerah Ho ditolak, yang berarti H1 diterima atau dengan arti lain dk = 32 dan alpha α 0,01 maka diperoleh t tabel sebesar 1,310 dan t hitung sebesar 4,954 artinya 1,310 Ho ditolak dan H1 diterima 4,954 1,310 sehingga ada hubungan antara efektivitas kegiatan greeting terhadap kinerja karyawannya di PT. Pos Indonesia Bandung.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti akan membahas mengenai efektivitas kegiatan greeting PT. Pos Indonesia Bandung terhadap kinerja karyawannya. Kegiatan dalam suatu perusahaan berfungsi sebagai sebagai sarana berkomunikasi kedua belah pihak, yang diharapkan dapat menciptakan hubungan yang harmonis sehingga dapat menimbulkan rasa memiliki terhadap perusahaan dalam diri setiap karyawan. Kegiatan internal adalah kegiatan yang dilakukan dari dalam suatu perusahaan untuk memelihara hubungan baik dan harmonis di antara pihak perusahaan dengan karyawannya. Di dalam perusahaanorganisasi ada suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh pengertian, kepercayaan, goodwill dan penghargaan diri. Dari publik suatu badan atau perusahaan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya akan membentuk sebuah opini yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup perusahaan sesuai dengan yang diharapkan dan akan tercipta pula hubungan yang sangat harmonis antara pimpinan dengan karyawan suatu perusahaan. Sebagai suatu perusahaan publik dan perusahaan jasa terbesar di Indonesia yang tentunya perlu memelihara hubungan baik dengan publik internal khususnya karyawan, PT. Pos Indonesia Bandung sangat memerlukan adanya sarana yang menghubungkan kepentingan perusahaan dengan karyawan salah satunya dengan kegiatan „greeting’. Dengan adanya kegiatan „greeting’ diharapkan dapat berpengaruh dalam perubahan kinerja karyawanfrontlinier terhadap perusahaan. Dalam arti, harapannya adalah setelah mengikuti kegiatan „greeting’ tersebut, karyawanfrontlinier pada khususnya dapat meningkatkan kinerja menjadi lebih baik untuk perusahaan dari pada kepentingan pribadi karyawan itu sendiri. Sebelum peneliti melakukan pembahasan pada hasil penelitian dan melakukan analisis pada identifikasi masalah maka peneliti membuat tabel ringkasan analisis data korelasi, agar memudahkan pembaca dalam melihat korelasi antara variabel atau sub variabel X dengan sub variabel atau variabel Y, sebagai berikut. Tabel 4.32 Ringkasan Analisis Data Korelasi No Variabel Sub Variabel X Variabel Sub Variabel Y Besarnya Korelasi Besarnya Pengaruh Signifikansi Korelasi Hipotesis yang Diterima 1 Sub Variabel Tujuan Kegiatan Greeting Variabel Kinerja Karyawannya 0,389 15 Signifikan 0,005 0,05 tingkat kepercayaan sebesar 95 H1: Jika Tujuan Kegiatan Greeting PT. Pos Indonesia Bandung baik, maka Kinerja Karyawannya baik 2 Sub Variabel Rencana Kegiatan Greeting Variabel Kinerja Karyawan 0,509 25,9 Signifikan 0,000 0,01 H1: Jika Rencana Kegiatan Greeting PT. Pos Indonesia Bandung baik, maka Kinerja Karyawannya baik 3 Variabel Biaya Kegiatan Greeting Sub Variabel Kinerja Karyawan 0,695 48,3 Signifikan 0,000 0,01 H1: Jika Biaya Kegiatan Greeting PT. Pos Indonesia Bandung baik, maka Kinerja Karyawannya baik 4 Variabel Waktu Kegiatan Greeting Sub Variabel Kinerja Karyawan 0,667 44,48 Signifikan 0,000 0,01 H1: Jika Waktu Kegiatan Greeting PT. Pos Indonesia Bandung baik, maka Kinerja Karyawannya baik 5 Variabel Efektivitas Kegiatan Greeting Sub Variabel Tugas Fungsional Karyawannya 0,668 44,622 Signifikan 0,000 0,01 H1: Jika efektivitas Kegiatan Greeting PT. Pos Indonesia Bandung baik, maka Tugas Fungsional Karyawannya baik 6 Variabel Efektivitas Kegiatan Greeting Variabel Tugas Perilaku Karyawannya 0,719 51,696 Signifikan 0,000 0,01 H1: Jika efektivitas Kegiatan Greeting PT. Pos Indonesia Bandung baik, maka Tugas Perilaku Karyawannya baik Sumber: Analisis Peneliti Juni 2011 Berdasarkan tabel 4.32 kita dapat mengetahui bahwa tujuan dan rencana kegiatan greeting berkolerasi masing-masing sebesar 0,389 dan 0,509 terhadap kinerja karyawannya PT. Pos Indonesia Bandung. Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa tujuan kegiatan mempengaruhi sebesar 15 terhadap kinerja karyawannya PT. Pos Indonesia Bandung, rencana kegiatan mempengaruhi sebesar 25,9 terhadap kinerja karyawannya PT. Pos Indonesia Bandung. Hal ini mengisyaratkan bahwa hipotesis penelitian terbukti, yaitu jika tujuan dan rencana kegiatan greeting PT. Pos Indonesia Bandung baik, maka kinerja karyawannya baik. Demikian juga dengan biaya dan waktu kegiatan greeting PT. Pos Indonesia Bandung berkolerasi masing- masing sebesar 0,695 dan 0,667 dengan mempengaruhi masing – masing sebesar 48,3 dan 44,48. Sementara korelasi antara efektivitas kegiatan greeting terhadap tugas fungsional dan tugas perilaku karyawannya PT. Pos Indonesia Bandung dengan mempengaruhi masing – masing sebesar 0,668 dan 0,719 dengan mempengaruhi sebesar 44,622 dan 51,696, dari hasil tersebut membuktikan hipotesis sebelumnya yaitu jika efektivitas kegiatan greeting PT. Pos Indonesia Bandung baik maka tugas fungsional dan tugas perilaku karyawannya baik. Selanjutnya peneliti akan membahas setiap identifikasi masalah dalam penelitian ini berdasarkan dari data primer dan data sekunder serta teori-teori yang telah ada yang menjadi landasan dalam melakukan penelitian ini, sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih terperinci sebagai berikut:

1. Analisis Tujuan Kegiatan Greeting Terhadap Kinerja Karyawannya PT.