Efektivitas Kegiatan Greeting Oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung Terhadap Kinerja Karyawannya

(1)

KARYAWANNYA SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh : Asep Sandy NIM. 41807106

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

iii

POS INDONESIA BANDUNG TERHADAP KINERJA KARYAWANNYA”

Oleh : Asep Sandy NIM. 41807106

Penelitian ini di bawah Pembimbing : Melly Maulin P, S.Sos., M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas kegiatan greeting oleh customer service PT. Pos Indonesia Bandung terhadap kinerja karyawannya. Untuk menjawab tujuan tersebut dengan cara menganalisis sejauhmana tujuan, rencana, biaya dan waktu kegiatan greeting serta sejauhmana tugas fungsional dan tugas perilaku karyawannya.

Tipe penelitian ini adalah kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Survey dengan tekhnik analisis Deskriptif. Data dikumpulkan melalui angket,wawancara dan studi literatur. Populasi penelitian adalah karyawan khusunya frontlinier PT. Pos Indonesia Bandung, berjumlah sebesar 32 karyawan. Teknik sampling yang digunakan adalah Total Sampling. Setelah melakukan penyebaran angket, peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas pada setiap item pertanyaan yang ada dalam angket dengan menggunakan program SPSS 16 dan rumus Rank Spearman.

Hasil penelitian menunjukan korelasi antara Tujuan kegiatan Greeting terhadap kinerja karyawannya adalah sebesar 15% atau rendah. Rencana kegiatan Greeting terhadap kinerja karyawannya adalah sebesar 25,9% atau cukup. Biaya kegiatan Greeting terhadap kinerja karyawannya adalah sebesar 48,3% atau cukup. Waktu kegiatan Greeting terhadap kinerja karyawannya adalah sebesar 44,48% atau cukup. Efektivitas kegiatan Greeting PT. Pos Indonesia Bandung terhadap Tugas Fungsional karyawan adalah sebesar 44,62% atau cukup. Efektivitas kegiatan Greeting PT. Pos Indonesia Bandung terhadap Tugas perilaku karyawan adalah sebesar 51,69% atau cukup.

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung terhadap kinerja karyawannya adalah valid dan signifikan dengan hasil korelasi sebesar 0,8 atau 66,748%. Dan hasil hipotesis menunjukan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima atau jika efektivitas kegiatan Greeting baik maka kinerja karyawannya baik.

Saran bagi PT. Pos Indonesia Bandung adalah kegiatan greeting diikuti semua karyawan PT. Pos Indonesia Bandung sehingga dapat memaksimalkan kegiatan tidak para frontlinier saja yang menjadi sasaran dari kegiatan ini.


(3)

iv

INDONESIA BANDUNG ON PERFORMANCE EMPLOYEES

By: Asep Sandy NIM. 41807106

This research under guidance: Melly Maulin P, S.Sos., M.Si

This research aims to determine the extent of the effectiveness of customer service activities of greeting by PT. Pos Indonesia Bandung on the performance of employees. To answer the purpose by analyzing the extent to purpose, plans, cost and the time greeting activities as well as the extent of functional tasks and task behavior of employees.

This type of research is quantitative. The method used is the method of survey with descriptive analysis techniques. Data were collected through questionnaires, interviews and literature studies. This research population is especially frontlinier employees of PT. Pos Indonesia Bandung, amounted to 32 employees. Sampling technique used is total sampling. After making the deployment of questionnaires, researchers to test the validity and reliability on each item there are questions in the questionnaire using SPSS 16 and Rank Spearman formula.

The results showed a correlation between objective Greeting activities on the performance of employees is 15% or lower. Greeting to the activity plan of employee performance is 25.9% or sufficient. Greeting to the cost of employee performance activities amounted to 48.3%, or enough. Greeting time activities on the performance of employees is equal to 44.48% or sufficient. Greeting the effectiveness of activities of PT. Pos Indonesia Bandung on Functional Tasks of employees amounted to 44.62% or sufficient. Greeting the effectiveness of activities of PT. Pos Indonesia Bandung to the task the employee's behavior amounted to 51.69% or sufficient.

The conclusion from this research indicate that the effectiveness of the activities Greeting by the Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung on the performance of its employees are valid and significant correlation with the results of 0.8 or 66.748%. And the results showed that the hypothesis H0 is rejected and H1 accepted or if the effectiveness of the activities of employee performance Greeting better then good.

Suggestions for PT. Pos Indonesia Bandung is the activity of greeting followed by all employees of PT. Pos Indonesia Bandung in order to maximize the frontlinier activities not only the target of this activity.


(4)

vi

Bismillahirrahmnirrahim Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur Saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah senantiasa memberikan rakhmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini sebagaimana dengan kelebihan dan kekurangannya.

Skripsi ini berjudul “Efektivitas Kegiatan Greeting Oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung Terhadap Kinerja Karyawannya”. Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam penyusunan skripsi ini telah dilewati sebagai suatu tantangan yang seharusnya dijalani, disamping sebagai pemenuhan kewajiban yang memang seharusnya dilaksanakan.

Maksud dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dialami. Terbatasnya kemampuan pengetahuan dan kesulitan manajemen waktu menjadi penghambat terbesar dalam penyusunan skripsi ini. Tetapi berkat kerja keras, optimisme dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis bisa menyelesaikan dengan semaksimal mungkin. Saran dan kritik yang membangun


(5)

vii

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu, untuk kesempurnaan penelitian ini penulis sangat mengharapkan dan menghargai sekali berbagai sumbangsih saran, teguran, dan kritik dari siapa saja yang memeriksa dan membaca skripsi ini, sebagai bahan untuk lebih baik ke depannya.

Ucapan terima kasih kepada orang tua yang selalu memberikan support moral, spiritual dan material serta daya juang mereka terhadap penulis untuk menyelesaikan perkuliahan ini dari awal hingga sekarang. Tak bisa melukiskan betapa besarnya jasa Ibu dan Ayah kepada saya. Doa saya, semoga ALLA SWT. selalu memberikan umur panjang, kebahagian dan kesejahteraan bagi kedua orang tua saya, melalui tangan anakmu ini. Amin.

Melalui kesempatan ini pula, dengan segala kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan terimakasih, dan penghargaan yang sebesar besarnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia yang telah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian ini dan memberikan pengesahan penelitian ini sehingga dapat digunakan sebagai literatur bagi yang membutuhkan.


(6)

viii

Indonesia. Terima kasih.

3. Ibu Melly Maulin P, S.Sos., M.Si selaku Dosen Pembimbing sekaligus sekertaris Program Studi Ilmu Komusikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia yang telah meluangkan waktu, kesabaran, dan perhatiannya kepada penulis serta memberikan masukan dan kritikan yang sangat berharga. Terima kasih atas ilmu yang telah diberikan selama peneliti berada di Universitas Komputer Indonesia. 4. Ibu Rismawaty, S.sos., M.Si. selaku Dosen Wali, Sungguh besar rasa

terima kasih yang peneliti ucapkan terhadap ibu atas nasehat dan bimbingannya. Terima kasih atas ilmu yang diberikan kepada peneliti selama berada di Universitas Komputer Indonesia.

5. Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si selaku Pembina kemahasiswaan, terima kasih atas ilmu serta nasihat yang diberikan selama peneliti berada di Universitas Komputer Indonesia.

6. Bapak/Ibu dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, khususnya Bapak Adiyana Slamet, S.IP., M.Si, Bapak Sangra Juliano, S.Ikom, Bapak Inggar Prayoga. S.Ikom serta Ibu Iin Rahmi Rahmayani, S.Ikom., M.Si dan Ibu Tine Wulandari, S.Ikom. terima kasih buat bantuanm pengajaran yang sangat luar biasa dan dukungan yang telah diberikan kepada peneliti sungguh sangat berharga yang menjadikan peneliti bisa lebih matang kedepannya.


(7)

ix

8. Mbak Astri Ikawati, A.Md.Kom dan Rr. Sri Intan S.I.Kom selaku staff Sekretariat program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Komputer Indonesia.

9. Bapak Amas, selaku Human Capital PT. Pos Indonesia Bandung yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan kegiatan penelitian.

10. Bapak Suyud Suhendar selaku Customer Service dan Humas yang memberi arahan, ilmu serta masukan dan sekaligus menjadi informan dalam wawancara terima kasih atas meluangkan waktu.

11. Ibu Wiwin, selaku Supervisor bagian loket terima kasih atas memberi izin untuk menyebarkan angket.

12. Seluruh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung yang telah membantu dalam penelitian khususnya dalam informasi kegiatan saya ucapkan terima kasih.

13. Seluruh frontlinier PT. Pos Indonesia Bandung terima kasih atas kesedian meluangkan waktu untuk mengisi angket.

14. Terimakasih kepada kedua orang tua peneliti yaitu Ayah Toto Kasmita dan Ibu Neneng Shinta yang selalu memberikan motivasi dan kepercayaannya kepada peneliti. Terimakasih telah dan selalu rela menyisihkan waktunya untuk terus memberi harapan sehingga semua itu


(8)

x

15. Kepada ke 3 kakakku atas iringan doa, nasihat, dorongan semangat, dan pengertiannya. Terima Kasih, tanpa kalian peneliti hanya seorang adik kecil yang selalu merepotkan Ayah dan Ibu serta kakak.

16. Rekan-rekan angkatan 2007. saya ucapkan terima kasih atas dorongan motivasi untuk penelitian ini.

17. Sahabat seperjuangan M. Akbar Faulana, Dwi asri, Gilang Kencana, Trisna Juliansyah, Kemas Salfiya, Witono, Septian Nugraha, Gilang Akbar Prambadi, Penty Camella, Markus, Gilang Abimanyu, Akrom, Arief Randy, Ijul, Silfia Feronika, Bayu Sakti Nurdiansyah, Dwi Rachmawati, Ahmad Baasith Akbar, Fiona Boureno, Rizky Dicky, Hendra Yana, Ismet humaedi, Apipudin (Alm). Terima kasih atas perjuangannya saat kuliah sampai selesainya skripsi ini.

18. Kepada Putri, Dukungan dan motivasi saya ucapkan terima kasih atas semuanya.

19. Kepada semua teman rumah di cidurian yang selalu mendukung dan

selalu memberikan doa, saya ucapkan terima kasih.

20. Semua teman yang saya tidak bisa tulis satu persatu saya ucapkan terima

kasih atas dukungan dan bantuannya.

21. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuannya serta saran-saran


(9)

xi

semua serta melimpahkan segala karunia- Nya. Amiin.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Agustus 2011


(10)

1

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Didalam kehidupan dimulai dari sejak lahir hingga orang tua, manusia selalu melakukan komunikasi. Komunikasi itu dilakukan baik menggunakan komunikasi non verbal atau komunikasi verbal. Manusia selalu membutuhkan komunikasi untuk melakukan interaksi, karena interaksi selalu dibutuhkan oleh setiap manusia. Kegiatan komunikasi selalu terjadi dalam kehidupan manusia, baik itu di lingkungan keluarga, masyarakat, dan organisasi. Manusia dalam kegiatannya selalu berpusat pada komunikasi, baik secara lisan ataupun tertulis. Hal ini sangat jelas bahwa komunikasi adalah inti dari semua aktivitas yang dilakukan manusia. Dalam hal ini komunikasi sangat mendasar yang dilakukan oleh manusia untuk berinteraksi untuk melakukan hubungan dengan manusia lain.

Tanpa disadari kebutuhan komunikasi bagi individu, kelompok dan organisasi sudah menjadi suatu kebutuhan. Di era globalisasi ini, perkembangan kegiatan berorganisasi sudah sangat pesat. Rumah kedua individu adalah dimana mereka melakukan aktivitas setiap hari sebagai mahluk sosial. Tempat sosialisasi manusia tersebut amatlah beranekaragam, sesuai dengan status, kapasitas dan peran yang manusia lakukan.

Melalui komunikasi, setiap manusia dapat mengirimkan pikiran-pikiran atau lambang-lambang yang ada di dalam pikirannya seperti bahasa dan simbol,


(11)

agar manusia dapat menyamakan makna dengan manusia lainnya. Definisi komunikasi menurut William Albig “Communications is the process of transmitting meaningful symbols between individuals”. (Komunikasi adalah proses dan penyampaian dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung makna dari individu-individu). (Djoenarsih, 1991:16)

Setiap organisasi dan lingkungan kerja sangatlah berbeda-beda suasana di dalamnya. Situasi dan suasana dalam lingkungan oraganisasi digambarkan sebagai iklim yang meliputi oraganisasi tersebut. “Bahwa salah satu tugas humas adalah menciptakan iklim yang baik agar karyawannya dapat bekerja dengan tenang dan aman”. (Kasali, 1994:72). Definisi organisasi menurut Evert M. Rogers dan Rekna Agarwala Rogers, “A Stable system of individuals who work together to archieve, through a hierarchy of ranks and divisions of labour, common goals“ ( Suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas). (Effendy, 2003:114)

Rayne. Wayne Pace Don F. Faules mengatakan, “Organisasi adalah sebuah wadah yang menampung orang-orang dan objek-objek; orang-orang dalam organisasi yang berusaha mencapai tujuan bersama’. (Faules, 2002:17). Organisasi mempunyai karakteristik yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu dengan bagian yanglainnya dan tergantung dari komunikasi manusia untuk mengkoordinasi aktivitas-aktivitas di dalam organisasi.


(12)

Komunikasi yang baik harus bisa menyampaikan pesan-pesan dan pesan itu dapat di terima dengan baik. Tanda-tanda komunikasi berhasil menurut S.L. Tubbs dan Silvia Moss, yaitu: “Komunikasi yang berhasil paling tidak menimbulkan 5 hal, yaitu : pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang maki baik dan tindakan”. (Bulaeng, 2002:1.16)

Agar komunikasi dengan baik maka sumber pesan dan penerima pesan haruslah ada persamaan makna, komunikasi akan berjalan dengan sangat baik, walaupun selalu tidak betul begitu karena selalu ada gangguan dalam menyampaikan pesan-pesan. Komunikasi merupakan suatu penyampaian informasi dimana informasi tersebut dapat menimbulkan reaksi dan kemudian ada balasan dari reaksi tersebut untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari M.T. Myers dan G.E Myers, bahwa “komunikasi memungkinkan untuk mengkoordinasi suatu kegiatan kepada orang lain, untuk mencapai tujuan bersama, tetapi komunikasi tidak sekedar penyampaian informasi/pesan dan mentransfer makna saja”. (Ruslan : 1998:80).

Jadi komunikasi mengandung arti suatu proses transaksional, yaitu orang berkomunikasi untuk menyampaikan pesan atau lambang-lambang untuk membentuk suatu kesamaan makna. Dari komunikasi pastilah ada sebuah pesan, untuk menerima suatu pesan yang disampaikan atau komunikan dapat mengerti/mengetahui makna pesan yang disampaikan oleh komunikator. Pesan merupakan suatu informasi yang disampaikan agar komunikator mendapat efek dari pesan yang disampaikan. Tanpa pesan apalah arti dari komunikasi, karena dari pesan itulah makna komunikasi akan disampaikan. Pesan adalah “Suatu


(13)

gagasan, dan ide berupa informasi, pengetahuan, ajakan, bujukan, atau ungkapan bersifat pendidikan, emosi dan lain sebagainya yang akan di sampaikan komunikator kepada perorangan atau kelompok tertentu”. (Ruslan, 1999:71)

PT. Pos Indonesia adalah perusahaan jasa yang terbesar di Indonesia. Sangat beragam varian jasa yang dikeluarkan oleh PT. Pos Indonesia. Banyak pelayanan jasa yang diberikan oleh perusahaan ini, seperti pengiriman surat, barang, dan koleksi perangko dll. PT. Pos Indonesia Bandung adalah kantor cabang dari wilayah Bandung bisa disebut juga kantor cabang pusat Bandung. Perusahaan jasa yang besar ini pasti mempunyai banyak karyawan. Karyawan PT. Pos Indonesia Bandung juga harus diberikan fasilitas agar terjalin hubungan yang harmonis didalam suasana perusahaan.

PT. Pos Indonesia Bandung ini terdapat bagian Customer Service dimana bagian Customer Service ini memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan layanan informasi kepada pelanggannya. Disini Customer Service menjembatani antara PT. Pos Indonesia Bandung sendiri dengan pelanggannya dalam hal pelayanan informasi dan penanggapan keluhan pelanggan. Di PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung Customer Service dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan baik dalam memberikan pelayanan dan tanggap dalam menanggapi keluhan pelanggan dan memberikan informasi bagi pelanggannya.

Dari pernyataan diatas bisa dilihat bahwa Customer Service adalah sebagai frontlinier yang berada di PT. Pos Indonesia Bandung untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang datang ke PT. Pos Indonesia Bandung. Peran


(14)

Customer Service sangatlah sentral, karena orang-orang yang datang untuk mengeluh pasti datang ke Customer Service karena disini tempat untuk mengadukan dan memecahkan keluhan. Selain dari tugasnya Customer Service juga harus memberikan pelayanan yang baik untuk pencitraan perusahaan kepada pelanggannya, agar pelanggan bisa mendapat kepuasan dari pelayanan Customer Service.

Selain Customer Service bagian loket ikut serta dalam barisan depan diperusahaan, karena orang-orang disini juga sebagai frontlinier. Bagian loket berperan penting dalam peningkatan citra perusahaan, karena dengan pelayanan yang baik akan meningkatkan citra bagi perusahaan. Bagian loket sering tidak terlihat sentral, padahal bagian loket ini yang sangat membantu bagaimana perusahaan baik dimata pelanggan. Dengan adanya frontlinier komunikasi yang efektif akan tersaji diantara pelanggan dan perusahaan yang ditunjukan oleh para fronlinier tersebut.

Dilihat dari sistematika susunan divisi yang menarik disini adalah adanya seorang humas yang bergabung dengan divisi Customer Service. Humas di PT. Pos Indonesia Bandung masih belum mempunyai divisi sendiri masih bergabung dengan Customer Service. Dengan adanya seorang humas dibagian Customer Service barisan terdepan di PT. Pos Indonesia Bandung berperan penting dalam citra perusahaan.

Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat efektif adalah efektifitas. Menurut Onong Uchjana


(15)

Effendy mendifinisikan efektivitas adalah: “Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan”. (Effendy, 1989:14)

Dari uraian diatas maka frontlinier melakukan komunikasi yang efektif guna untuk kebaikan perusahaan. Disamping adanya komunikasi yang efektif, kinerja para fronlinier menjadi acuan para fronlinier, untuk meningkatkan prestasi kerja para fronlinier sebagai cita-cita perusahaan.

Kegiatan Greeting di PT. Pos Indonesia Bandung berupa kegiatan yang santai atau non formal di dalam kegiatan ini hanya pembicaraan santai sebelum melakukan aktivitas kerja. Kegiatan Greeting adalah kegiatan yang dilakukan karyawan atau frontliner dengan pimpinan sebagai wadah keluhan atau kendala dalam pekerjaan, informasi terbaru yang akan di sampaikan atau lebih tempat berbagi sebelum melakukan aktivitas kerja. Kegiatan Greeting dilakukan oleh frontliner karena orang-orang disini menentukan citra perusahaan dalam pelayanan kepada pelanggan. Dalam kegiatan ini frontliner diberi arahan untuk perbaikan bilamana ada kekurangan dalam memberikan layanan kepada pelanggan PT. Pos Indonesia Bandung. Sasaran kegiatan Greeting ini adalah frontlinier, yang dimana frontlinier ini terdiri dari Customer Service, Humas dan Loket. Humas disini masih bergabung dengan divisi Customer Service belum mempunyai divisi sendiri.

Kegiatan ini berlangsung sudah berlangsung 5 tahun. Kegiatan ini dilakukan rutin sebelum melakukan aktivitas kerja. Tujuan dari kegiatan ini untuk


(16)

mempererat persaudaraan di dalam perusahaan, tidak ada masalah antara pemimpin dan karyawan, sebagai motivasi untuk lebih berprestasi dalam bekerja. Kegiatan Greeting ini berupa juga tea morning karena ada obrolan santai didalam kegiatan ini. Lama dari kegiatan ini 30 menit yang dimulai dari pukul 6.30 – 7.00 wib sebelum waktu kerja. (Hasil wawancara dengan Bpk. Suyud Suhendar)

Pada penelitian yang dilakukan, kegiatan Greeting pertama-tama membahas pekerjaan, bilamana ada rasa tidak enak dalam pekerjaan maka keluhan dari karyawaan akan dibahas dan dicairkan di tempat itu juga dengan berdiskusi. Arahan untuk perbaikan layanan kepada pelanggan dan pencitraan perusahaan karena pelanggan melihat orang-orang yang ada didepan. Informasi terbaru seputar layanan PT. Pos Indonesia Bandung. Selain keluhan dari karyawaan, kegiatan Greeting juga menjadi wadah untuk mendoakan bila ada karyawan yang sakit atau terkena musibah. Kegiatan Greeting ini lebih kepada saluran untuk memecahkan masalah yang terjadi dengan cara berpendapat, masukan dan sebagai saluran untuk mencapai kesepakatan bersama. Dalam kegiatan ini karyawan diberi kebebasan untuk berpendapat.

Faktor yang berkaitan dengan kepegawaian salah satunya adalah prestasi kerja yang cenderung tidak sesuai dengan standar yang di tetapkan oleh perusahaan. Salah satu prestasi kerja yang baik dalam perusahaan adalah yang dilakukan oleh individu dalam perusahaan.

AA. Anwar Prabu Mangku Negara mengatakan “Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (Prestasi kerja atau prestasi


(17)

sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang)”. (Mangku Negara, 2000:67) Maksud dari prestasi kerja adalah kemampuan yang di berikan oleh individu untuk mencapai suatu prestasi. AA. Anwar Prabu Mangku Negara juga mengatakan, “Kinerja (Prestasi kerja) adalah hasil secara kualitas dan kuantitas yang di capai oleh seseorang pegawai dalam melaksanankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. (Mangku Negara, 2000:67)

Kinerja yang diinginkan PT. Pos Indonesia Bandung adalah kinerja yang mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari kinerja karyawanya. Dari peningkatan kinerja tersebut PT. Pos Indonesia Bandung dapat mempertahankan dan meningkatkan lebih baik kualitas pelayanan dan jasanya. Dengan adanya kegiatan Greeting di PT. Pos Indonesia Bandung mampu meningkatkan kinerja para karyawan. Peningkatan kinerja karyawan dengan kegiatan Greeting bisa mendorong semua karyawan untuk berprestasi. Namun dalam pelaksaanaan sering kali selalu tidak lancar, masih ada karyawan tidak mengikuti kegiatan Greeting tidak ikut berpartisipasi, kurang memahami pesan yang disampaikan atau bersikap masa bodoh sehingga kegiatan ini kurang dalam mencapai tujuannya.

Dengan Kegiatan Greeting yang dilakukan oleh Customer Service berharap dengan adanya kegitan ini kinerja karyawan meningkat. Kegiatan Greeting masih banyak yang harus dievaluasi. Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan kinerja para frontlinier agar semakin baik dan bisa memahami pesan-pesan yang ada dalam kegiatan ini.


(18)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti mencoba untuk merumuskan masalah dengan tujuan untuk mengarahkan permasalahan yang akan diteliti, sehingga pada penelitian ini, peneliti menyimpulkan rumusan masalah yang akan diteliti adalah “Sejauhmana Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia

Bandung terhadap Kinerja Karyawannya?”

1.2 Identifikasi Masalah

Untuk memberikan arahan pada rumusan masalah, maka peneliti menyusun identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Sejauhmana Tujuan Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung terhadap Kinerja Karyawannya?

2. Sejauhmana Rencana dalam Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung terhadap Kinerja Karyawannya?

3. Sejauhmana Biaya dalam Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung terhadap Kinerja Karyawannya?

4. Sejauhmana Waktu dalam Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung terhadap Kinerja Karyawannya?

5. Sejauhmana Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung terhadap Tugas Fungsional Karyawannya?


(19)

6. Sejauhmana Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung terhadap Tugas Perilaku Karyawannya?

7. Sejauhmana Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Humas PT. Pos Indonesia Bandung terhadap Kinerja Karyawannya?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari peneliti dalam melakukan penelitian ini ialah untuk mengetahui dan menjelaskan Sejauhmana Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk Mengetahui Tujuan Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung terhadap Kinerja Karyawannya.

2. Untuk Mengetahui Rencana dalam Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung terhadap Kinerja Karyawannya.

3. Untuk Mengetahui Biaya dalam Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung terhadap Kinerja Karyawannya.


(20)

4. Untuk Mengetahui Waktu dalam Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung terhadap Kinerja Karyawannya.

5. Untuk Mengetahui Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung terhadap Tugas Fungsional Karyawannya.

6. Untuk Mengetahui Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung terhadap Tugas Perilaku Karyawannya.

7. Untuk Mengetahui Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung terhadap Kinerja Karyawannya.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan kontribusi dalam pengembangan Ilmu Komunikasi pada umumnya dan konsentrasi Humas pada khususnya, yakni Kegiatan Greeting yang dilakukan suatu perusahaan.

1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi Peneliti

Kegunaan penelitian bagi peneliti untuk mendapatkan pengalaman dalam mengaplikasikan Ilmu Komunikasi yang telah peneliti dapatkan selama masa perkuliahan dan diharapkan berguna untuk


(21)

meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang Kehumasan.

2. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan berguna bagi mahasiswa UNIKOM secara umum, Program Studi Ilmu Komunikasi secara khusus sebagai bahan literatur atau bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian dalam kajian yang sama.

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak PT. POS INDONESIA BANDUNG dalam mengembangkan kegiatan internal untuk meningkatkan kinerja karyawannya.

1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis

Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat efektif adalah efektifitas. Menurut Onong Uchjana Effendy mendefinisikan efektivitas adalah: “Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang


(22)

dianggarkan waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan”. (Effendy, 1989:14)

Selain itu efektivitas juga berarti daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan untuk mempengaruhi komunikan. Pesan yang efektif harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut :

1. Adanya kesamaan dalam mempermudah proses penyandian (decoding) yakni proses menterjemahkan lambang-lambang yang diterima menjadi gagasan-gagasan.

2. Adanya kesamaan membantu membangun premis yang sama (persepsi)

3. Adanya kesamaan menyebabkan komunikan tertarik pada komunikator (Rakhmat, 1986:271)

Efektivitas komunikasi dapat dilihat dalam kegiatan dengan beberapa kriteria. Komunikasi dapat dikatakan efektif jika:

1. Pesan yang diterima sangat dekat dengan pesan yang dikirim.

2. Tindakan berkomunikasi menggunkan jumlah lambang minimum untuk pesan itu.

3. Pesan-pesan bukan verbal selaras dengan pesan yang verbal. 4. Pesan itu mendatangkan jawaban yang di inginkan.

5. Komunikasi itu menghasilkan hubungan saling merpercayai antar pengirim dan si teralamat. (Pareek, 1984:69-70)

Dalam bukunya Sistem Informasi Manajemen pencapaian tujuan yang hendak dicapai merupakan keseluruhan pencapaian tujuan harus dipandang sebagai suatu proses, oleh karena itu agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin, diperlukan tahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodisasinya. Maka perlu ditetapkan sasaran-sasaran yang sering dikenal


(23)

dengan istilah tujuan antara yang ingin dicapai pada satu kurun waktu tertentu. Sasaran merupakan tujuan akhir, maka mempunyai ciri-ciri yaitu:

1. Kurun waktu pencapaiannya ditentukan.

2. Tidak lagi idealistik melainkan pada pemikiran pragmatisme dalam arti bahwa sasaran tersebut diyakini memang mungkin dicapai.

3. Dinyatakan secara kuantitatif sepanjang hal itu mungkin dilakukan.

4. Sasaran merupakan target yang konkret. ( Kurniawan, 2005:107).

Rencana sebagai suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya (maximum output) dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif. Tjokroamidjojo (1992, 12). ¹

Biaya adalah sesuatu yang berkonotasi sebagai pengurang yang harus dikorbankan untuk memperoleh tujuan akhir yaitu mendatangkan laba. Harnanto dan Zulkifli (2003:14). ²

Kinerja merupakan begaimana seseorang melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan suatu pekerjaan, jabatan, atau peranan dalam organisasi. (Pace and Faules, 2005:134).

¹http://ovalhanif.wordpress.com/2009/04/21/perencanaan-strategis-strategic-planning/ Rabu jam 21.43 tanggal 10-08-2011


(24)

Kinerja terbagi menjadi dua indikator, yaitu:

1. Tugas Fungsional

Tugas Fungsional berkaitan dengan seberapa baik seorang pegawai menyelesaikan seluk-beluk pekerjaan, terutama penyelesaian aspek-aspek teknis pekerjaan tersebut.

2. Tugas Perilaku

Tugas Perilaku berkaitan seberapa baik seorang pegawai menangani kegiatan antarpersona dengan anggota lain organisasi, termasuk mengatasi konflik, mengelola waktu, memberdayakan orang lain, bekerja dalam sebuah kelompok dan bekerja secara sendiri.

Penelitian ini mengacu pada Teori Hubungan Manusiawi Elton Mayo mengenai pengorganisasian yang dikemukakan oleh R. Wayne Pace dan Don F. Faules dalam bukunya komunikasi organisasi.

Teori Hubungan manusiawi Elton Mayo yang lebih dikenal dengan studi Hawthome merupakan bagian dari teori tradisional yang membahas dari teori-teori klasik mengenai organisasi dan manajemen ke teori-teori sistem dan perilaku yang lebih mutakhir.

Elton Mayo dengan bantuan Fritz Roethilisberger menyatakan bahwa, “Hasil yang luar biasa bahkan menakjubkan itu terjadi karena orang-orang yang ada dalam suatu organisasi itu menjadi sebuah tim, yang hubungan anggotanya dalam kelompok berperan lebih penting dalam meningkatkan moral dan produktivitas mereka terlepas apakah kondisi-kondisi kerja tersebut baik atau buruk.” (Pace and Faules, 2005:60)

Mayo Mengungkapkan bahwa Teori Hubungan Manusiawi mempunyai beberapa prinsip Yaitu, :


(25)

1. Pendekatan motivasi yang menghasilkan komitmen pekerja sangat dibutuhkan.

Manajemen tidak dapat dianggap sebagai proses yang kaku, manajemen harus sistematis.

2. Pendekatan yang digunakan dalam manajemen harus berhati-hati. Organisassi sebagai suatu keseluruhan.

3. Kepemimpinan diterapkan sesuai dengan situasi bawahannya. Unsur manusia merupakan kunci kunci utama yang menentukan sukses atau gagalnya organisasi mencapai tujuannya.

4. Manager masa kini harus dididik dan dilatih untuk memahami dan menerapkan konsep manajemen.

5. Komitmen dapat ditingkatkan melalui partisipasi dan keterlibatan kerja. Pengawasan harus dibangun dalam pengertian positif, bukan mencari kesalah tetapi mencegah kesalahan terjadi secara sendiri.

Dari prinsip Elton Mayo diatas, menarik dua kesimpulan yang berkembang dan studi Hawthorne tersebut sering disebut Efek Hawthorne (The Hawthorne Effect) yaitu :

1. Perhatian terhadap orang-orang boleh jadi mengubah sikap dan perilaku mereka.

2. Moral dan produktivitas dapat meningkat apabila para pegawai mempunyai kesempatan untuk berinteraksi satu san-ia lainnya. ¹

Dari dua kesimpulan diatas peneliti mengkonsepkan perhatian denagn diwakili efektivitas kegiatan “Greeting” sebagai variable (x) dan moral dan produktivitas diwakili oleh kinerja karyawan sebagai variable (y).

¹Asep. Kegiatan Greeting. http://denontarr.blogspot.com/2008/11/teori-hubungan-manusiawi. Jam 21.27 Tanggal 18 Maret 2011


(26)

1.5.2 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini, inigin mengetahui seberapa besar efektifitas kegiatan greeting oleh custumer service PT. Pos Indonesia Bandung terhadap kinerja karyawannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu Efektivitas sebagai variabel X dan Kinerja sebagai variabel Y. Sebagai konsep dalam penelitian ini menjelaskan Variabel X yang meliputi 4 hal yaitu tujuan, rencana, biaya dan waktu. Sedangkan variabel Y yang meliputi tugas fungsional dan tugas perilaku.

Seperti yang telah dikemukakan dalam kerangka teoritis mengenai pengertian efektivitas yang dikemukakan oleh Onong Uchjana Effendy yang terdiri dari 4 aspek yang akan peneliti terapkan dalam penelitian ini.

1. Tujuan dari kegiatan ini dapat menghasilkan suatu peningkatan kinerja yang lebih baik oleh karyawan yang diharapkan perusahaan.

2. Dengan rencana yang matang agar kegiatan itu berlangsung dengan baik dan tersusun dengan rapih.

3. Biaya perusahaan yang cukup agar kegiatan itu tidak kurang dalam hal administrative dan tidak membebankan kepada para karyawan.

4. Waktu ikut sangat mempengaruhi dari kegiatan ini, karena dengan waktu pelaksanaan yang tepat tidak akan mengambil waktu kerja yang telah ditentukan.


(27)

Sedangkan variabel Y Kinerja dapat diaplikasikan sebagai berikut:

1. Tugas Fungsional

Yaitu penyelesaian, kualitas dan ketepatan menyelesaikan tugas pekerjaan PT. Pos Indonesia Bandung menentukan bagaimana kinerja karyawan yang bersangkutan. Penyelesaian, kualitas dan ketepatan menyelesaikan tugas akan mempengaruhi kuantitas, kualitas dan prestasi kerja karyawan PT. Pos Indonesia Bandung. Setiap karyawan mempunyai penyelesaian, kualitas dan ketepatan menyelesaikan tugas yang berbeda-beda, yang menentukan kinerja masing-masing karyawan. Tugas fungsional para karyawan dikerjakan dengan seberapa baik pegawai menyelesaikan tugas fungsional terutama aspek-aspek teknik pekerjaan PT. Pos Indonesia Bandung.

2. Tugas Perilaku

Yaitu seorang karyawan bisa berinteraksi dengan rekan kerja di PT. Pos Indonesia Bandung, bisa bekerja secara tim dengan rekan dan divisi lain dan mengatasi konflik dengan rekan kerja dalam perusahaan. Tugas perilaku dapat meningkatkan kinerja karyawan, dengan melihat perilaku orang lain dan karyawan bisa saling mengerti satu sama lain. Disini akan terlihat suasana kerja yang baik dan meningkatkan kinerja dari setiap karyawan tergantung karyawan yang bisa bersosialisasi dengan yang lain.


(28)

Hal tersebut dapat diaplikasikan kedalam teori hubungan manusiawi yang merupakan dasar teori dari penelitian ini.

Gambar 1.1

Konsep Teori Hubungan Manusiawi

Pengaruh

Sumber : Aplikasi Peneliti, 2011

Konsep Penelitian Berdasarkan Teori Hubungan Manusiawi Elton Mayo

Var X (Efektivitas)  Tujuan Kegiatan Greeting

ditinjau dari Orientasi, arahan, sasaran, target

 Rencana Kegiatan Greeting ditinjau dari Pengaturan dan Penyusunan

 Biaya Kegiatan Greeting ditinjau dari Tempat, Sumber dan kecukupan

 Waktu Kegiatan Greeting ditinjau dari Persiapan dan Pelaksanaan

Var Y (Kinerja)  Tugas Fungsional

karyawannya ditinjau dari kualitas hasil pekerjaan, ketepatan waktu dan cara peneyelesaian suatu pekerjaan.

 Tugas Perilaku

karyawannya ditinjau dari cara berinteraksi dengan rekan kerja, kemampuan bekerja sama dan mengatasi masalah Meningkatkan Moral dan Kinerja


(29)

Berdasarkan gambar diatas, teori Hubungan Manusiawi adalah landasan dari penelitian ini, dimana pada penelitian ini variable (X) adalah efektivitas kegiatan “Greeting” yang mempunyai indikator tujuan kegiatan, rencana, biaya, waktu dan jumlah personil. Dari sinilah yang menentukan apakah kegiatan “Greeting” dapat merubah sikap dan perilaku atau tidak karyawaannya setelah mengikuti kegiatan ini di PT. Pos Indonesia Bandung.

Sedangkan variable (Y) adalah yang berupa kinerja karyawannya, mempunyai indicator tugas fungsional dan tugas perilaku. Indikator (Y) adalah hasil dari indikator (X) yaitu efektivitas kegiatan “Greeting”. Teori ini menunjukan apakah moral dan produktivitas sudah atau belum meningkat setelah mengikuti kegiatan “Greeting”.

1.6 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel adalah penentuan suatu construct sehingga ia menjadi variable yang dapat diukur. (Umar, 2002:199)

Tabel 1.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Indikator Alat Ukur

1 Variabel X Efektivitas

1. Tujuan Kegiatan Greeting

1. Orientasi 2. Arah 3. Sasaran 4. Target


(30)

2. Rencana Kegiatan Greeting

1. Pengaturan 2. Penyusunan

3. Biaya 1. Tempat

2. Sumber 3. Kecukupan

4. Waktu 1. Persiapan

2. Pelaksanaan 2 Variabel Y

Kinerja

5. Tugas Fungsional 1. Penyelesaian Tugas

2. Kualitas Hasil Kerja

3. Ketepatan Waktu

Menyelesaikan Tugas

6. Tugas Perilaku 1. Interaksi

Dengan Rekan Kerja

2. Kemampuan Bekerja Sama Dalam Tim 3. Inisiatif Dalam

Mengatasi Konflik Sumber : Aplikasi Peneliti, 2011


(31)

1.7 Hipotesis

Hipotesis adalah Dugaan sementara atau jawaban-jawaban sementara dan masih harus dibuktikan kebenarannya. (Arikuntoro, 1995:21)

Hipotesis induk dalam penelitian ini adalah

H1 : Jika Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung baik, maka Kinerja Karyawannya baik.

H0 : Jika Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung tidak baik, maka Kinerja Karyawannya tidak baik.

Untuk mempermudah penelitian ini, maka peneliti menjabarkan hipotesis manjadi beberapa sub hipotesis yaitu :

1. H1 : Jika Tujuan Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung baik, maka Kinerja Karyawannya baik

H0 : Jika Tujuan Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung tidak baik, maka Kinerja Karyawannya tidak baik

2. H1 : Jika Rencana Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung baik, maka Kinerja Karyawannya baik

H0 : Jika Rencana Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung tidak baik, maka Kinerja Karyawannya tidak baik

3. H1 : Jika Biaya Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung baik, maka Kinerja Karyawannya baik

H0 : Jika Biaya Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung tidak baik, maka Kinerja Karyawannya tidak baik 4. H1 : Jika Waktu Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos


(32)

H0 : Jika Waktu Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung tidak baik, maka Kinerja Karyawannya baik

5. H1 : Jika Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung baik, maka Tugas Fungsional Karyawannya baik. H0 : Jika Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos

Indonesia Bandung tidak baik, maka Tugas Fungsional Karyawannya tidak baik.

6. H1 : Jika Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung baik, maka Tugas Perilaku Karyawannya baik. H0 : Jika Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos

Indonesia Bandung tidak baik, maka Tugas Perilaku Karyawannya tidak baik.

7. H1 : Jika Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung baik, maka Kinerja Karyawannya baik.

H0 : Jika Efektivitas Kegiatan Greeting oleh Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung tidak baik, maka Kinerja Karyawannya tidak baik.

1.8 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tipe Penelitian kuantitatif. Metode survei dan teknik analisis Deskriptif.

Tipe penelitian Kuantitatif menurut Sugiyono adalah :

”.... digunakan dalam meneliti status kelompok manusia, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada waktu tertentu, sehingga melalui metode ini akan diperoleh data dan informasi tentang gambaran suatu fenomena, fakta, sifat serta hubungan fenomena tertentu serta secara komprehensif dan integral. Dengan demikian pengulangan dalam penelitian kuantitatif dilakukan dalam rangka mendapatkan konsistensi atau reabilitas data penelitian dan membuktikan penelitian yang telah ada”. (Sugiyono, 2003 : 19)

Penelitian Survei adalah “Penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil


(33)

dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologi maupun psikologis”. (Sugiyono, 1999 : 7).

1.9 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Angket

Menurut Kartono bahwa, ” Kuesioner atau angket adalah suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak), dilakukan dengan jalan mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa formulir-formulir, yang diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan jawaban/tanggapan (respon) tertulis seperlunya”. (Kartono, 1986 : 20).

Angket yang disebarkan kepada karaywan PT. Pos Indonesia Bandung untuk mengisinya dengan jawaban berupa pendapat/sikap responden, melalui pertanyaan tertulis sebagai sumber data bagi penulis.

b. Wawancara

Kartono mengatakan bahwa “wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawab lisan


(34)

dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik. (Kartono, 1990:171). Wawancara dilakukan dengan Bpk. Suyud Suhendar.

c. Studi Pustaka

Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan cara mempelajari buku-buku, membaca media-media cetak yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan, mencari sumber dari literatur atau referensi lain yang relevan untuk meperoleh konsep atau teori yang diperlukan. Studi pustaka merupakan satu cara mendapatkan sumber dengan cara menemukan sumber tepat dari suatu spesialis tertentu.

d. Internet searching

Salah satu teknik yang digunakan peneliti untuk memperoleh data-data yang diperlukan dengan cara browsing kewat situs-situs pencarian seperti Google, Yahoo, Wikipedia dll. Juga situs yang relevan dengan masalah yang dibahas.

1.10 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah penggumpulan data dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap pemeriksaan (editing), proses pemberian identitas (Coding) dan proses pembenaran (Tabulating). (Bungin, 2005:2005:164)


(35)

Setelah memperoleh data yang diperlukan dalam penelitin ini, maka selanjutnya akan dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Penyeleksian data, pemeriksaan kelengkapan dan kesempurnaan data serta kejelasan data.

2. Klasifikasi data, yaitu mengelompokan data yang dipilah-pilah sesuai dengan jenisnya.

3. Data dimasukan ke dalam Coding book (buku coding) dan Coding sheet (1 lembar coding).

4. Melakukan uji Validitas dan Reabilitas pada angket yang telah disebar sebelumnya, valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan reabilitas menunjukan pada adanya konsistensi nilai hasil skala pegukuran tertentu.

5. Mentabulasikan data yaitu menyajikan data dalam sebuah tabel (tabel induk kemudian ke dalam tabel tunggal) sesuai tujuan analisis data.

6. Data yang ditabulasikan di analisis dengan Koefisien Rank Spearman. Analisis data Kuantitatif dilakukan dengan cara memindahkan data kualitatif ke dalam kuantitatif, dengan cara pemberian skor atas pilihan yang diberikan oleh setiap responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam angket ke dalam niali-nilai kuantitatif.


(36)

Dalam menentukan skor, peneliti menggunakan skala likert, dengan masing-masing pernyataan responden diberi nilai sebagai berikut :

Sangat setuju = 5, setuju = 4, cukup setuju = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1.

Dalam pengolahan data, peneliti menggunakan komputer SPSS 16. untuk menganalisa hubungan antara variabel X dan variabel Y di gunakan tekhnik analisis Rank Spearman :

Korelasi Rank Spearman dengan rumus :

1 - 6 Σ di² Rs =

n (n² - 1)

Di mana : Σ di² = Σ [ n(xi) – n ( yi) ]² Keterangan : rs = Korelasi rank spearman

di = Selisih antara dua ranting n = Jumlah Sampel

(Sugiyono, 2003:116)

Untuk menganalisa adanya pengaruh atau hubungan menggunakan koefisien determinasi (KD) antara variabel X dan Variabel Y dengan rumus:

Keterangan :

KD : Koefisien Determinasi rs : Hasil korelasi rank spearman (Sarwono, 2005: 43)


(37)

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji t, yaitu

Keterangan :

r = Besarnya korelasi n = Besarnya sampel

(Sugiyono, 2003 : 215)

1.11

Populasi dan Sampel 1.11.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari ; objek dan subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik suatu kesimpulannya (Sugiyono dalam Ruslan, 2003 :127). Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah frontlinier PT. Pos Indonesia Bandung tahun 2011.

Tabel 1.2

Populasi Penelitian PT. Pos Indonesia Bandung

No Bagian Pekerjaan Jumlah Karyawan

1 Customer Service 4

2 Loket 28

Jumlah 32

Sumber : Data Karyawan PT. Pos Indonesia Bandung, 2011 thitung = r √(n

-2) √(1- r2)


(38)

1.11.2 Sampel

Sampel menurut Sugiyono yang dikutip oleh Rachmat Kriyantono adalah sebagian dari keseluruhan objek atau fenomena yang akan diamati. ( Kriyantono, 2006: 149)

Dalam penelitian ini, teknik sampling yang penulis gunakan adalah teknik total sampling. Sampel yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah frontlinier yang berjumlah 32 orang.

Tabel 1.3

Sampel Penelitian PT. Pos Indonesia Bandung

No Nama Jabatan

1 Agustian Loket

2 Iwan Syarifudin Loket

3 Ery Nurmansyah Loket

4 St Rachmi Loket

5 Venny Widiandari Loket

6 Hepy Indriani Loket

7 Ressa Febrianti Loket

8 Femie H Loket

9 Hani Handayani Loket

10 Fuji Maharani P Loket

11 Ida Warniati Loket

12 Rini Astuti Loket

13 Rosdiana Loket


(39)

15 Rokayah Loket

16 Theresia Mulyati Loket

17 Devi Aditianty Rahman Loket

18 Putri Cipta Gumilang Loket

19 Santi Jamayanti Loket

20 Reni Ervina M Loket

21 Indah Loket

22 Dini F Loket

23 Meta Mandasari Loket

24 Nikara Laeliane Loket

25 Irna Rineka M Loket

26 Fierla Riezky Loket

27 Siti Nur Azhari Loket

28 Rina Yulia Loket

29 Suyud Suhendar Customer Service

30 Rr Fitri Soetjiati M Customer Service

31 Utami Prilia R Customer Service

32 Karol Yanes Customer Service

Sumber : Data Karyawan PT. Pos Indonesia Bandung, 2011

1.12 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.12.1 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan penelitian pada PT. Pos Indonesia Bandung yang berlokasi di Jl. Asia Afrika no 49. Bandung 40111.Tel.022-4203662/022-4205703. Website: www.posindonesia.co.id


(40)

1.12.2 Waktu Penelitian

Penelitian yang akan penulis laksanakan dimulai pada bulan Februari 2011 dan diperkirakan hingga bulan Juli 2011. Mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga ke penyelesaian dan meminta data saat membutuhkan.

Tabel 1.4 Jadwal Penelitian

No Uraian

Februari 2011 Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

- Pengajuan judul -Acc judul - Bertemu pembimbing - Penulisan Bab I - Bimbingan

-Seminar UP

2 -Penulisan

Bab II Bimbingan

3 -Penulisan

Bab III -Bimbingan Pengumpulan data - Instansi, Wawancara - Bimbingan Pengolahan data

4 - Penulisan

Bab IV

-Bimbingan

5 Penulisan

Bab V -Bimbingan Penyusunan skripsi Bimbingan

6 Sidang


(41)

1.13 Sistematika penelitian

Pada penelitian ini peneliti menampilkan sistematika penelitian yang terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, operasionalisasi variabel, hipotesis, metode penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data, populasi dan sampel, lokasi dan waktu penelitian, sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab ini membahas tinjauan tentang komunikasi, tinjauan tentang komunikasi organisasi, tinjauan tentang humas, tinjauan tentang kegiatan internal, tinjauan tentang Greeting, tinjauan tentang efektivitas, tinjauan tentang kinerja, tinjauan tentang karyawan, tinjauan tentang teori hubungan manusiawi.

BAB III : OBJEK PENELITIAN

Pada Bab ini membahas mengenai gambaran secara umum tentang perusahaan PT. Pos Indonesia di mana tempat peneliti mengadakan penelitian meliputi; sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, job descriptions, sarana dan prasarana perusahaan. Tinjauan tentang populasi penelitian di mana meliputi; populasi ditinjau dari jenis kelamin, dan pendidikan.


(42)

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Bab ini membahas cara pengumpulan data melalui kuesioner yang di sebarkan kepada responden dan telah di isi oleh responden (Frontlinier PT. Pos Indonesia Bandung), serta pengolahan data yang menggunakan metode yang telah ditentukan sebelumnya. Bab ini juga menjelaskan mengenai analisa dari hasil pengolahan data yang telah diperoleh melalui SPSS 16.

BAB V : PENUTUP

Memuat tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran – saran dari peneliti, baik penulis dalam melakukan penelitian yang sejenis bagi program studi Ilmu Komunikasi lainnya, dan untuk PT Pos Indonesia sehubungan dengan efektivitas kegiatan greeting oleh humas PT. Pos Indonesia Bandung terhadap kinerja karyawannya.


(43)

34

2.1 Tinjauan tentang Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar. Seperti halnya makan dan minum, manusia membutuhkan komunikasi untuk kelangsungan hidupnya. Komunikasi diibaratkan seperti detak jantung, keberadaannya amat penting bagi kehidupan manusia, namun kita sering melupakan betapa besar peranannya.

Sejak lahir manusia telah melakukan komunikasi, dimulai dengan tangis bayi pertama merupakan ungkapan perasaannya untuk mulai membina komunikasi dengan ibunya. Semakin dewasa manusia, maka semakin rumit komunikasi yang dilakukannya. Dimana komunikasi yang dilakukan tersebut dapat berjalan lancar apabila terdapat persamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Hal ini sesuai dengan pengertian dari komunikasi itu sendiri yaitu :

“Istilah komunikasi berasal dari perkataan bahasa Inggris “Communication” yang menurut Wilbur Schramm bersumber pada istilah latin “Communis” yang dalam bahasa Indonesia berarti

“sama” dan menurut Sir Gerald Barry yaitu “Communicare” yang

berarti “bercakap-cakap”. Jika kita berkomunikasi, berarti kita

mengadakan “kesamaan”, dalam hal ini kesamaan pengertian atau makna.” (Effendy, 1991:1).

Komunikasi mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia, hampir 90% dari kegiatan keseharian manusia dilakukan dengan


(44)

berkomunikasi. Dimanapun, kapanpun, dan dalam kesadaran atau situasi macam apapun manusia selalu terjebak dengan komunikasi. Dengan komunikasi manusia dapat memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan-tujuan hidupnya, karena berkomunikasi merupakan suatu kebutuhan manusia yang amat mendasar.

Definisi komunikasi menurut William Albig “Communications is the process of transmitting meaningful symbols between individuals”. (Komunikasi adalah proses dan penyampaian dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung makna dari individu-individu). (Djoenarsih, 1991:16)

Oleh karena itu sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Dengan rasa ingin tahu inilah yang memaksa manusia perlu berkomunikasi.

Dari definisi diatas menjelaskan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian simbol-simbol baik verbal maupun nonverbal. Rangsangan atau stimulus yang disampaikan komunikator akan mendapat respon dari komunikan selama keduannya memiliki makna yang sama terhadap pesan yang disampaikan. Jika disimpulkan maka komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan, dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara


(45)

dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu sebagaimana diharapkan oleh komunikator.

2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi

Komunikasi akan terjadi bila telah memenuhi unsur-unsur yang terdapat didalamnya. Artinya, komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi. Untuk melihat unsur-unsur komunikasi berikut beberapa unsur komunikasi menurut Cangara:

1. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender, atau encoder.

2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Isi pesan bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau proganda. Dalam istilah asing pesan diterjemahkan dengan kata message, content, atau information

3. Media

Media ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Saluran atau media komunikasi terbagi atas media massa dan media nir massa. Nirmassa merupakan komunikasi tatap muka sedangkan media massa menggunakan saluran yang berfungsi sebagai alat yang dapat menyampaikan pesan secara massal.

4. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara.

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa diartikan perubahan atau penguatan


(46)

keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

(Cangara, 2004:21-25).

2.1.3 Proses Komunikasi

A. Proses Komunikasi Primer

Dalam melakukan komunikasi, perlu adanya suatu proses yang memungkinkannya untuk melakukan komunikasi secara efektif. Proses komunikasi inilah yang membuat komunikasi berjalan dengan baik dengan berbagai tujuan. Dengan adanya proses komunikasi, berarti ada suatu alat yang digunakan dalam prakteknya sebagai cara dalam pengungkapan komunikasi tersebut.

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek”, Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yakni proses komunikasi secara primer dan secara sekunder, yakni:

“Proses komunikasi secara primer adalah proses

penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu

“menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.” (Effendy, 2003: 11).

Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa, “Bahasa

digambarkan paling banyak dipergunakan dalam proses komunikasi karena dengan jelas bahwa bahasa mampu


(47)

menerjemahkan pikiran seseorang untuk dapat dimengerti dan dipahami oleh orang lain secara terbuka.” (Effendy, 2003: 11). Apakah penyampaian bahasa tersebut dalam bentuk ide, informasi atau opini mengenai hal yang jelas (kongkret) maupun untuk hal yang masih samar (abstrak), bukan hanya mengenai peristiwa atau berbagai hal yang sedang terjadi melainkan pada waktu dulu dan masa yang akan datang.

Kial (gesture) merupakan terjemahan dari pikiran seseorang sehingga dapat terekspresikan secara nyata dalam bentuk fisik, tetapi kial ini hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal tertentu secara terbatas.

Isyarat juga merupakan cara pengkomunikasian yang

menggunakan alat “kedua” selain bahasa yang biasa digunakan

seperti misalnya kentongan, semaphore (bahasa isyarat menggunakan bendera), sirine, dan lain-lain. Pengkomunikasian ini juga sangat terbatas dalam menyampaikan pikiran seseorang.

Warna sama seperi halnya isyarat yang dapat mengkomunikasikan dalam bentuk warna-warna tertentu sebagai pengganti bahasa dengan kemampuannya sendiri. dalam hal kemampuan menerjemahkan pikiran seseorang, warna tetap tidak

“berbicara” banyak untuk menerjemahkan pikiran seseorang

karena kemampuannya yang sangat terbatas dalam mentransmisikan pikiran seseorang kepada orang lain.


(48)

Gambar sebagai lambang yang lebih banyak porsinya digunakan dalam komunikasi memang melebihi kial, isyarat, dan warna dalam hal kemampuan menerjemahkan pikiran seseorang, tetapi tetap tidak dapat melebihi kemampuan bahasa dalam pengkomunikasian yang terbuka dan transparan. Penggunaan

bahasa sebagai “penerjemah” pikiran dapat didukung dengan

menggunakan gambar sebagai alat bantu pemahaman, tetapi posisinya hanya sebagai pelengkap bahasa untuk lebih mempertegas maksud dan tujuannya.

Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, tetapi tidak semua orang dapat mengutarakan pikiran dan perasaan yang sesungguhnya melalui kata-kata yang tepat dan lengkap. Hal ini juga diperumit dengan adanya makna ganda yang terdapat dalam kata-kata yang digunakan, dan memungkinkan kesalahan makna yang diterima. Oleh karena itu bahasa isyarat, kial, sandi, simbol, gambar, dan lain-lain dapat memperkuat kejelasan makna.

B. Proses Komunikasi Sekunder

Setelah proses komunikasi primer, maka proses komunikasi kedua adalah proses komunikasi sekunder. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendy bahwa :

“Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian


(49)

atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai

media pertama.” (Effendy, 2003: 16).

Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau dengan jumlah yang banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, internet, dan lain-lain adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Media kedua ini memudahkan proses komunikasi yang disampaikan dengan meminimalisir berbagai keterbatasan manusia mengenai jarak, ruang, dan waktu.

Menurut Onong Uchjana Effendy, “Pentingnya peran

media, yakni media sekunder dalam proses komunikasi disebabkan

oleh efisiensi dalam mencapai komunikan.” (Effendy, 2003: 17).

Surat kabar, radio, atau televisi misalnya, merupakan media yang efisien dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak. Keefektifan dan efisiensi komunikasi bermedia hanya dalam menyebarkan pesan-pesan yang bersifat informatif. Menurut para ahli komunikasi yang efektif dalam menyampaikan pesan persuasif adalah komunikasi tatap muka karena kerangkan acuan (frame of reference) komunikan dapat diketahui oleh komunikator, sedangkan dalam proses komunikasinya umpan balik berlangsung seketika, dalam artian komunikator mengetahui tanggapan atau reaksi komunikan pada saat itu.


(50)

Ini berlainan dengan komunikasi bermedia, apalagi menggunakan media massa yang tidak memungkinkan komunikator mengetahui kerangka acuan khalayak yang menjadi sasaran komunikasinya dan dalam proses komunikasinya, umpan balik tidak berlangsung saat itu tetapi memerlukan waktu untuk menanggapinya.

Komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari komuniksi primer untuk menembus ruang dan waktu. Dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus mempertimbangkan sifat media yang akan digunakan. Penentuan media yang akan dipergunakan sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif perlu didasari atas pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju. Komunikan media surat, poster atau papan pengumuman akan berbeda dengan komunikan surat kabar, radio, televisi, atau film. Setiap media memiliki ciri atau sifat tertentu yang hanya efektif dan efisien untuk dipergunakan bagi penyampaian suatu pesan tertentu. Onong

Uchjana Effendy mengatakan bahwa, “Proses komunikasi sekunder

itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (massmedia) dan media nirmassa atau nonmassa (non-mass media).” (Effendy, 2003: 18).

Media massa seperti surat kabar, radio, televisi, film, dan lain-lain memiliki ciri-ciri tertentu, antara lain massif (massive) atau massal (massaal), yakni tertuju kepada sejumlah orang yang relatif


(51)

banyak. Sedangkan media nirmassa atau media nonmassa seperti, telepon, surat, telegram, spanduk, papan pengumuman, dan lain-lain tertuju kepada satu orang atau sejumlah orang yang relatif sedikit.

2.1.4 Fungsi Komunikasi

Komunikasi memiliki beberapa fungsi. Menurut Effendy ada empat fungsi utama dari kegiatan komunikasi, yaitu:

1. Menginformasikan (to inform)

Adalah memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain

2. Mendidik (to educate)

Adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan, dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan

3. Menghibur (to entertain)

Adalah komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan, dan mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain

4. Mempengaruhi (to influence)

Adalah fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan apa yang diharapkan.

(Effendy, 1997 : 36)

2.1.5 Tujuan Komunikasi

Komunikasi memiliki tujuan. Seperti kegiatan lainnya, komunikasi memiliki tujuan atau destination yang ingin dicapai oleh para pelaku komunikasi. Menurut Schramm dalam Sendjaja (2004) menjelaskan,


(52)

”Tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua persfektif kepentingan, yaitu : kepentingan komunikator dan kepentingan komunikan.”

Tujuan komunikasi dilihat dari sudut kepentingan sumber atau komunikator antara lain :

1. Memberikan informasi

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan yang didalamnya sarat akan informasi. Melalui komunikasi, pesan tersebut disampaikan komunikator kepada komunikan.

2. Mendidik

Dari sekedar memberikan informasi, akhirnya banyak input yang disampaikan komunikator agar komunikan menjadi lebih luas pengetahuannya.

3. Menghibur

Seorang komunikator berkomunikasi tidak semata-mata memberikan informasi dan pengetahuan melainkan juga menghibur perasaan komunikan. Hal ini sering dilakukan untuk mengakrabkan ikatan emosional.

4. Menganjurkan suatu tindakan

Pesan yang disampaikan komunikator merupakan stimulus yang dapat menjadi acuan bagi komunikan. Komunikator dapat mempengaruhi komunikan melalui komunikasi.

Sedangkan tujuan komunikasi dilihat dari sudut kepentingan penerima atau komunikan antara lain:

1. Memahami informasi

Minimnya informasi menjadikan seseorang menjadi kurang paham mengenai suatu hal. Melalui informasi yang disampaikan komunikator, komunikan menjadi lebih paham mengenai informasi yang dibutuhkannya.

2. Mempelajari

Pesan yang disampaikan komunikator sarat akan pengetahuan dan informasi. Dengan berkomunikasi dengan komunikator, komunikan dapat mempelajari hal-hal yang tidak diketahuinya.

3. Menikmati

Tanpa disadari seorang komunikator adalah entertainer sejati. Komunikan dimanjakan oleh banyaknya informasi, pengetahuan, dan sekaligus hiburan dari komunikator.


(53)

4. Menerima atau menolak anjuran

Sebagai komunikan, mereka kerap kali menjadi sasaran dari komunikator. Komunikasi memungkinkan seorang dapat menerima atau menolak sesuatu akibat pengaruh komunikator.

(Sendjaja, 2004:2.19).

2.2 Tinjauan Komunikasi Organisasi

2.2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi

Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.

Mulyana menuliskan definisi komunikasi organisasi (organizational communication) adalah,

”Proses komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi yang

bersifat formal dan informal dengan cara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal. Sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar

sejawat, juga termasuk gosip.” (Mulyana, 2002:75)

Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah


(54)

untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.

2.2.2 Arah Aliran Komunikasi Organisasi

Dalam komunikasi organisasi proses penyampaian informasi dapat berlangsung secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain yang otoritasnya lebih rendah, secara informal dari seseorang yang otoritasnya lebih rendah kepada yang otoritasnya lebih tinggi, secara horizontal dari seseorang kepada orang lain yang mempunyai otoritas yang sama, dan secara lintas saluran dari mereka yang menempati bagian fungsional yang berbeda.

Proses penyampaian informasi dalam komunikasi organisasi dapat dilihat dalam gambar 2.1 sebagai berikut,


(55)

Gambar 2.1

Empat arah komunikasi organisasi

(Pace and Faules; 2005:184)

Berikut adalah penjelasan mengenai arah aliran informasi dalam Komunikasi Organisasi :

1. Komunikasi ke Bawah

Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Di samping perintah dan instruksi, komunikasi ke bawah juga berisi informasi mengenai tujuan

Komunikasi ke bawah

Komunikasi ke atas

Komunikasi lintas saluran Komunikasi Horizontal


(56)

organisasi, kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan, peraturan, pembatasan, insentif, tunjangan, dan pengembangan rasa memiliki tugas (sense of mission).

2. Komunikasi ke Atas

Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (penyelia). Semua pegawai dari sebuah organisasi, kecuali mungkin mereka yang menduduki posisi puncak mungkin berkomunikasi ke atas. Artinya, setiap bawahan dapat mempunyai alasan yang baik atau meminta informasi dari atau memberi informasi kepada seseorang yang otoritasnya lebih tinggi daripada dia. Fungsi utama dari komunikasi ke atas adalah untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan keputusan dan pelaksanaan pekerjaan karyawan pada tingkat yang lebih rendah.

3. Komunikasi Horizontal

Komunikasi Horizontal terdiri dari penyampaian informasi di antara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi individu-individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama. Namun komunikasi horizontalseringkali menemui banyak hambatan. Ketiadaan kepercayaan di antara rekan-rekan kerja, perhatian yang tinggi pada mobilitas ke atas, dan persaingan dalam sumber daya dapat mengganggu komunikasi pegawai yang sama tingkatnya dalam organisasi dengan sesamanya.


(57)

4. Komunikasi Lintas Saluran

Komunikasi Lintas Saluran adalah komunikasi yang muncul karena keinginan pegawai untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional dengan individu yang tidak menduduki posisi atasan atau bawahan.

2.2.3 Fungsi Komunikasi Organisasi

Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.

2. Fungsi Regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

3. Fungsi Persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan


(58)

menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4. Fungsi Integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.1

2.3 Tinjauan tentang Humas 2.3.1 Definisi Humas

Manusia dalam hidup dan kehidupannya tidak dapat berdiri sendiri. Sebagai makhluk sosial untuk memenuhi segala kebutuhannya harus berhubungan dengan orang lain atau dengan lingkungannya. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tadi dapat dilakukan apabila kedua belah pihak mengadakan suatu komunikasi atau mengadakan hubungan dengan masyarakat yang lainnya secara baik.

Melihat hal diatas tadi, akan dikemukakan beberapa pengertian atau definisi tentang Hubungan Masyarakat (Humas), dari sekian banyak definisi yang ada. Definisi J.C.Seider, Public Relations Director, Division of Housing State of New York berbunyi:

Public Relations adalah proses yang kontinu dari usaha-usaha management untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para langganannya, pegawainya dan publik umumnya; kedalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan” (Abdurrachman, 1986:24)

1


(59)

Pengertian Humas yang sifatnya umum, perlu ditegaskan dalam bentuk-bentuk definisi sehingga dengan batasan-batasan dalam perumusannya akan lebih jelas pengertiannya. Adapun menurut pendapat Frank Jefkins seperti yang dikutip oleh F. Rachmadi dalam buku Public Relations Teori dan Praktek adalah sebagai berikut :

“Humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi

yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai

tujuan yang spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.”

(Rachmadi, 1992:19)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Public Relations yang merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi dimana Public Relations sendiri merupakan bagian dari komunikasi, yang lebih menekankan kepada komunikasi organisasi dimana didalamnya adalah untuk menciptakan saling pengertian bagi publik-publik yang terlibat dan yang berkepentingan, baik itu publik dalam organisasi maupun publik yang berada diluar organisasi yang pada akhirnya adalah untuk mencapai suatu tujuan yang spesifik, yakni untuk mencapai citra yang positif dikalangan publik, yang pada akhirnya akan terjalin suatu kerjasama diantara kedua belah pihak, sehingga apa yang menjadi tujuan keseluruhan perusahaan dapat tercapai.

Publik-publik yang mempunyai kepentingan terhadap organisasi atau lembaga tertentu, harus menjadi perhatian oleh pihak organisasi dan lembaga untuk dibina hubungan baiknya, untuk memajukan saling pengertian diantara kedua belah pihak, yakni antara organisasi atau


(1)

Jefkins, Frank. 2003. Public Relations. Jakarta: Erlangga. . 1995. Public Relations. Jakarta: Erlangga.

Kartono, Kartini. 1990. Psikologi Umum. Bandung: CV Mandar Maju. Kasali, Rhenald. 2002, Manajemen Public Relations. Jakarta : Graviti. . 1994, Manajemen Public Relations. Jakarta : Graviti.

Kotler, Philip. Edisi ke-dua. 1985. Prinsip-prinsip dasar pemasaran. Jakarta: PT Midas Serum Grafindo.

. 1980. Dasar-Dasar Pemasaran Jilid 1 Edisi 3. Jakarta: CV.Intermedia.

Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: PEMBARUAN.

Mulyana, Deddy. 2002, Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Negara, Mangku. 2000. Manajemen Sumber Daya Alam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Rachmadi. 1992, Public Relations dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Rakhmat, Jallaludin. 1998. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Karya Nusantara.

. 1986. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ruslan, Rosady, SH, MM. 1999. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

. 1998. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

R. Wayne Pace, dan Don F. Faules. 2005. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(2)

. 2002. Komunikasi Organisasi. . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sarwono, Jonathan. 2009. Statistik Itu Mudah: Panduan Lengkap Untuk Belajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16, Edisi 1. Yogyakarta: ANDI. Sendjaja, Djuarsa. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Sendjaja, Djuarsa. 1994. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Staton, William J. 1991. Fundamental Of Marketing 9 Editions. New York : McGraw Hill.

Sunarjo, Djoenaesih S. 1991. Pengantar Ilmu Komunikasi Jilid I. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta

Udai, Pareek. 1984. Perilaku organisasi : Pedoman Ke Arah Pemahaman Proses Komunikasi Antara Pribadi dan Motivasi Kerja. Jakarta : Pustaka Binaman Presindo.

Umar, Husein. 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Yandianto. 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: CV. M2S

Yulianita, Neni. 1999. Dasar-Dasar Humas. Bandung : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung.

Sumber Lain:

Andhika, Deron. “Efektivitas Kegiatan SARSEHAN Di Radion Sky 90,50 Fm Bandung Terhadap Kinerja Karyawannya”. Skripsi Unikom 2009.

Susanti, Santi. “Efektivitas Rapat Internal Melalui Media Teleconference Pada Bidang Marketing dan Sales Di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Divisi Regional III Jawa Barat dan Banten Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawannya”. Skripsi Unikom 2008.

Widya, Mitha. “Efektivitas Kegiatan Press Tour Oleh Humas Pemerintah Cimahi Terhadap Sikap Wartawan Kepada Lembaganya”. Skripsi Unikom 2008.


(3)

Data dan Arsip PT. Pos Indonesia Bandung 2011.

http://denontarr.blogspot.com/teori-hubungan-manusiawi. Denotarr. Jumat jam 21.27 tanggal 18-Maret-2011

http://www.scribd.com/TEORI-HUBUNGAN-MANUSIAWI. Diakses Jumat jam 21.43 tanggal 18 Maret 2011

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2103787-pengertian-hipotesis/. Diakses Jumat jam 21.43 tanggal 18 Maret 2011

http://ovalhanif.wordpress.com/2009/04/21/perencanaan-strategis-strategic-planning/. Diakses Kamis jam 20.01 tanggal 22 April 2011

http://elqorni.wordpress.com/2009/10/10/definisi-biaya/. Diakses Kamis jam 20.35 tanggal 22 April 2011

http://ovalhanif.wordpress.com/2009/04/21/perencanaan-strategis-strategic-planning/ Rabu jam 21.43 tanggal 10-08-2011

http://elqorni.wordpress.com/2009/10/10/definisi-biaya/ Rabu jam 21.45 tanggal 10-08-2011


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

 Nama Panggilan : Asep Sandy

 TTL : Bandung, 6 Desember 1988  Jenis Kelamin : Laki-laki

 Kewarganegaraan : Indonesia  Status : Belum Menikah

 Agama : Islam

 Tinggi & Berat Badan : 169 cm/52kg

 Alamat : Jl. Cidurian Selatan No 79 Rt 03 Rw 12

40286 Bandung

 Email : xank_ndie@yahoo.com  Facebook : xank_ndie@yahoo.com  No Handphone : 08562108402

Pendidikan Formal

 2007-Sekarang : Masih Menjalankan Pendidikan S1 Ilmu

Komunikasi di UNIKOM


(5)

 2001-2004 : SMPN 48 Bandung  1995-2001 : SDN 01 Sekejati Bandung  1994-1995 : TK Pindad Bandung

Pengalaman Organisasi

 Pecinta Alam BRAZAPALA  PRAMUKA

 Karang Taruna

Keterampilan

 Microsoft Office  Adobe PhotoShop

 Penguasaan Bahasa Inggris Pasif

Pelatihan dan Seminar

 28 Mei 2011 : “Trend Cyberpreneurship 2011” di Unikom Bandung.

 16 April 2011 : EPT “English Proficiency Test at English Department” di Unikom Bandung.

 29 Desember 2010 : Seminar Budaya Preneurship “Mengangkat Budaya Bangsa Melalui Jiwa Entrepreneurship” di Unikom Bandung.

 20 November 2010 : Workshop “Teknik Fotografi Menggunakan Kamera Analog dan Kamar Gelap”


(6)

 27 Maret 2010 : Seminar “Somewhere I Belong” di ITHB Bandung

 19 November 2009 : Workshop “Pembuatan Program TV” di UNIKOM Bandung

 28 Mei 2009 : Kegiatan “Study Tour Mass Media 2009”

 28 Januari : Pelatihan “Table Manner Course” Hotel Jayakarta Bandung