Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan

(1)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA KECIL DAN MENENGAH PADA PROGRAM KEMITRAAN

DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) UNIT PEMASARAN I MEDAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

2009

Skripsi OLEH :

NONI BAHANNOER 050521057


(2)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

ABSTRAK

Noni Bahannoer (2009), Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah Pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan, di bawah bimbingan : Drs. Syahyunan M.Si, Drs. Bongsu Hutagalung (Penguji) Syafrizal Helmi Situmorang,SE,M.Si (Penguji), Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe SE, M.Si (Ketua Departemen Manajemen).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemberian kredit usaha kecil dan menengah program kemitraan dari PT. Pertamina (Persero) Pemasaran I Medan terhadap perkembangan usaha kecil dan menengah di kota Medan dan apakah terdapat perbedaan perkembangan UKM sebelum dan sesudah menerima kredit dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan.

Pengujian data dilakukan dengan metode analisis deskriptif dan analisis deduktif, dengan metode penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan data primer dan data sekunder.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan merupakan salah satu perusahaan BUMN yang melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang menyalurkan kredit kepada usaha kecil dan menengah dan memberikan pembinaan yang bertujuan mengembangkan usaha kecil dan menengah. Sehingga diambil beberapa kesimpulan bahwa mitra binaan yang telah diberikan kredit mengalami perkembangan, ini dapat dilihat dari peningkatan laba, dan berani bersaing di pasar global melalui promosi-promosi dan pameran yang digelar atau yang diadakan oleh pihak PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan.


(3)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Kerangka Konseptual ... 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Manfaat Penelitian ... 7

E. Metode Penelitian ... 8

1. Data yang diperlukan ... 8

... 2. Tempat dan waktu Penelitian ... 8

... 3. Teknik Pengumpulan Data... 9

... 4. Metode Analisis Data ... 9

BAB II : URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 10

B. Kredit ... 11

1. Pengertian Kredit ... 11

... 2. Unsur-unsur kredit... 11


(4)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

3. Jenis-jenis Kredit ... 12

... 4. Prinsip Pemberian Kredit ... 14

... C. Ruang Lingkup Usaha Kecil dan Menengah ... 15

1. Pengertian atau Kriteria Usaha Kecil dan Menengah ... 15

... 2. Jenis dan Bentuk Usaha Kecil dan Menengah ... 17

... D. Keunggulan Usaha Kecil dan Menengah ... 18

E. Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah ... 20

F. Kemitraan ... 21

1. Pengertian Kemitraan ... 21

... 2. Tujuan Kemitraan ... 21

... 3. Pola dan Jenis Kemitraan ... 22

... 4. Program Kemitraan Sebagai Wadah Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah ... 23

... 5. Bentuk Program Kemitraan ... 24

... 6. Prioritas Program Kemitraan ... 25

BAB III : PT.PERTAMINA (PERSERO)UNIT PEMASARAN I MEDAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 26

B. Struktur Organisasi ... 28

C. Visi, Misi dan Strategi PKBL PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan ... 32

D. Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ... 34

E. Bantuan Kepada UKK Mitra Binaan ... 43

F. Kewajiban Usaha Kecil dan Koperasi Mitra Binaan ... 43

G. Lama Pembinaan ... 44

H. Realisasi Pemberian Bantuan Kredit ... 44

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI A. Gambaran Usaha Mitra Binaan ... 47


(5)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

B. Proses Pemberian Kredit ... 49

C. Angsuran Pinjaman PKBL Pertamina (Persero) ... 54

D. Perkembangan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) ... 56

E. Flow Chart Perkembangan Usaha Mitra Binaan ... 60

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62


(6)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 1. Persentase Kondisi Laba Sebelum dan Sesudah Menerima Kredit

... 4

2. Tabel 2. Perubahan Nama Resmi Pertamina Sejak Berdiri ... 27

3. Tabel 3. Tingkat Bunga Pinjaman (PKBL) Unit Pemasaran I Medan .... 36

4. Tabel 4. Realisasi Pemberian Kredit Pada Delapan Sektor Usaha ... 44

5. Tabel 5. Realisasi Biaya Pembinaan Tahun 2004-2008 ... 45

6. Tabel 6. Rekapitulasi Pengembalian Pokok Pinjaman Pertahun ... 46

7. Tabel 7. Gambaran Umum Mitra Usaha Binaan ... 47

8. Tabel 8. Realisasi Penyaluran Kredit Pada Delapan Sektor Usaha... 53

9. Tabel 9. Tabel Angsuran Pinjaman ... 55


(7)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertengahan tahun 1997 terjadi krisis ekonomi yang menyebabkan perekonomian Indonesia terpuruk. Fenomena yang menggambarkan hal ini yaitu tingginya tingkat inflasi, tingginya tingkat pengangguran, pertumbuhan ekonomi yang negatif, dan tingginya tingkat kemiskinan, hutang luar negeri, kurs rupiah yang tidak stabil sehingga menyebabkan kondisi yang tidak kondusif bagi sektor-sektor perbankan dan riil secara umum.

Berdasarkan fenomena yang terjadi, maka harus dicari solusi yang terbaik untuk keluar dari permasalahan ekonomi agar roda perekonomian dapat berputar. Menyadari peranan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan solusi yang terbaik karena Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dapat menciptakan kesempatan kerja yang pada akhirnya dapat mengatasi masalah pengangguran. Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peluang pasar yang besar karena selalu ada pasar bagi produksi barang dan jasa mereka mengingat sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan penghasil barang dan jasa khususnya bagi masyarakat golongan menengah kebawah dengan daya beli yang rendah. Selain itu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mampu bertahan di saat krisis disebabkan modal usahanya dan modal sendiri.

Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) juga memiliki kelemahan yang dapat membuat Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sulit berkembang dibandingkan


(8)

usaha-Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

usaha besar. Adapun kelemahan-kelemahan tersebut yaitu seperti terbatasnya modal yang dimiliki, manajemen yang lemah, kurangnya pemanfaatan informasi dan teknologi, kurang mampu dalam pembentukan jaringan usaha, dan akses ke pasar yang minim.

Menyadari peranan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap perekonomian Indonesia serta permasalahan yang dihadapinya, maka pemerintah memberikan perhatian pada sektor ini, diantaranya dengan adanya Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 316/KMK.016/1994 tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi melalui pemanfaatan dana dari bagian laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Keputusan tersebut bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja serta kesempatan berusaha, serta mengembangkan potensi usaha kecil dan koperasi sehingga menjadi tangguh dan mandiri sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat serta mendorong tumbuhnya kemitraan antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Koperasi. Selanjutnya dalam UU No.25 tahun 2000 sendiri mengenai Program Pembangunan Nasional (Propernas) sektor usaha kecil dan menengah, usaha mikro dan koperasi menjadi prioritas pembangunan yang diharapkan menjadi tulang punggung perekonomian.

Meskipun pemerintah telah menunjukkan itikad baiknya dengan mengeluarkan sejumlah keputusan maupun peraturan dan undang-undang, akan tetapi hal ini dirasakan belum mampu memenuhi harapan pengusaha kecil dan koperasi. Hal ini dikarenakan masih dijumpai keterbatasan akses usaha kecil menengah dan koperasi dalam memperoleh sumber modal untuk mengembangkan usahanya yang disebabkan terbatasnya jaminan-jaminan debitur untuk meminjam dari lembaga keuangan atau


(9)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

lembaga pembiayaan, disamping kurangnya informasi dan komunikasi antara Usaha Kecil dan Menengah (UKM), koperasi dengan bank / lembaga keuangan, serta masih rancunya pengertian, ketentuan, dan penanganan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) oleh pemerintah.

Menyadari hal diatas maka pada tanggal 17 Juni 2003 pemerintah melalui Kementerian BUMN menerbitkan Keputusan Menteri BUMN Nomor Keputusan 236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan bina lingkungan (PKBL) yang mengatur kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan pelaksanaan bina lingkungan yang lebih komprehensif dan sesuai dengan perkembangan ekonomi dan kondisi lingkungan sosial masyarakat sekitar BUMN. Dalam hal ini BUMN ditunjuk sebagai pelaksana program kemitraan dikarenakan seluruh atau sebagian besar modalnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan dan merupakan penghasil barang dan jasa untuk kemakmuran masyarakat dan memiliki peran yang strategi dalam membantu pembinaan dan pengembangan usaha swasta dan koperasi berskala kecil.

Tabel 1.1

Persentase kondisi laba sebelum dan sesudah menerima kredit

Kondisi Jumlah Laba % Total (%)

Sebelum menerima kredit/ bulan < Rp.3.000.001

Rp.3.000.001 - Rp.4.000.000 Rp.4.000.001 – Rp.5.000.000 Rp.5.000.001 – Rp.6.000.000

> Rp.6.000.000 10 8 9 4 2 27,03 21,60 24,32 10,81 5,40 Sesudah menerima kredit/ bulan < Rp.3.000.001

Rp.3.000.001 - Rp.4.000.000 Rp.4.000.001 – Rp.5.000.000 Rp.5.000.001 – Rp.6.000.000

> Rp.6.000.000 2 3 6 6 20 5,40 8,10 16,22 16,22 54,05


(10)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

Sumber : PT.Pertamina (Persero) UPMS I Medan

Pada Tabel 1.1, kita dapat melihat bahwa perkembangan Usaha Kecil Menengah cukup baik setelah menerima kredit, dimana terjadi peningkatan yang cukup besar pada laba dengan jumlah sebesar diata Rp.6.000.000,- yaitu sebanyak 36 usaha mitra binaan PT.Pertamina (Persero) Unit Pelayanan I Medan

Program-program PKBL terdiri dari Kemitraan dan Bina Lingkungan Program Kemitraan adalah untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil dan menengah agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana sebesar 1% - 5% dan laba perusahaan. Program Kemitraan memiliki sasaran yaitu usaha kecil dan menengah serta koperasi di sekitar lokasi perusahaan yang telah melakukan kegiatan usaha dan mempunyai prospek untuk dikembangkan. Dengan

prioritas utamanya adalah usaha kecil perorangan / badan usaha dan koperasi yang belum atau tidak mempunyai jaminan yang cukup untuk memperoleh kredit bank dan memiliki omset lebih kurang Rp. 200.000.000,-

Program bina lingkungan yaitu program yang memberdayakan kondisi masyarakat yang berada di sekitar perusahaan, melalui pemanfaatan dana dan perusahaan setelah pajak maksimal sebesar 2%, hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN No. KEP-236/ MBU/ 2003.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana pelaksanaan program kemitraan oleh salah satu BUMN dalam hal ini PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan, sehingga penulis mengangkat judul “Pengaruh


(11)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Pertamina (Persero) Pemasaran I Medan”.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pemberian kredit di PKBL PT. Pertamina (Persero) Pemasaran I Medan?.

2. Apakah pemberian kredit mampu meningkatkan Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Pertamina (Persero) Pemasaran I Medan?.

C. Kerangka Konseptual

Pada penelitian ini, adanya kemitraan usaha antara pengusaha kecil dengan pengusaha besar akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, pemerataan pendapatan dan mengembangkan pertumbuhan regional. Menurut Hafsah (2000), kemitraan merupakan suatu jawaban untuk meningkatakan kesempatan berkiprahnya pengusaha kecil dalam percaturan perekonomian nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat serta mengurangi kesenjangan sosial, dimana kemitraan adalah jalinan kerjasama dari dua atau lebih pelaku usaha yang saling menguntungkan.

Definisi kemitraan tersebut di atas mengandung makna sebagai tanggung jawab moral. Pengusaha menengah / besar mampu untuk membimbing dan membina pengusaha kecil mitranya agar mampu mengembangkan usahanya, sehingga mampu menjadi mitra


(12)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

yang handal untuk meraih keuntungan dan kesejahteraan. Ini berarti masing-masing pihak yang bermitra harus menyadari bahwa mereka memiliki perbedaan masing-masing yang memiliki keterbatasan, baik dibidang manajemen serta penguasaan sumber daya, sehingga mereka harus saling mengisi dan melengkapi kekurangan masing-masing.

Sumber: (Hafsah, 2000:65)

Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemberian kredit usaha kecil dan menengah program kemitraan dari PT. Pertamina (Persero) Pemasaran I Medan terhadap perkembangan usaha kecil dan menengah di kota Medan.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan perkembangan UKM sebelum dan sesudah menerima kredit dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan.

Pemberian Kredit

Perkembangan UKM Kemitraan

Pembina Fasilitator


(13)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah:

a. Sebagai bahan masukan bagi PT. Pertamina (Persero) Pemasaran I Unit Medan pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dalam Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk mengambil keputusan dan kebijakan khususnya dalam rangka mengembangkan usaha mitra binaan sekitar kota Medan.

b. Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan peneliti serta mendapatkan keselarasan teori dan praktek terutama mengenai kemitraan terhadap usaha kecil dan menengah.

c. Sebagai bahan referensi bagi penulis yang akan melakukan penelitian yang sama dimasa yang akan datang.

E. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang dilakukan meliput i :

1. Data Yang Diperlukan

Skripsi ini merupakan suatu karangan yang bersifat ilmiah, oleh sebab itu dalam penulisannya diperlukan data yang akurat dan yang dapat dipertanggung jawabkan. Adapun data tersebut dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu :

a. Data Primer :

Data pokok yang langsung berkaitan dengan kebutuhan analisis dalam penelitian ini. Data primer yang diperoleh secara langsung pada objek penelitian melalui penelitian lapangan, yang diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan karyawan bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)


(14)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

dalam Usaha Kecil dan Menengah (UKM) PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan.

b. Data Sekunder

Data pendukung yang sifatnya memperkuat hasil analisis. Data sekunder diperoleh melalui penelitian kepustakaan pada sumber-sumber yang terkait dengan objek penelitian.

2. Tempat dan Waktu Peneiltian

Penelitian ini akan dilakukan di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan Jl.Putri Hijau Medan. Penelitian ini direncanakan dari bulan Februari 2009 sampai dengan bulan Mei 2009.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah: a. Pengamatan Langsung

Dengan melakukan peninjauan langsung dengan responden untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan melakukan wawancara langsung dengan Kepala PKBL, dan administrasi PKBL PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan serta dengan para mitra binaan.

4. Metode Analisis Data


(15)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

a. Metode Analisis Deskriptif, yaitu metode penganalisisan data yang mengumpulkan, mengklafikasikan, menganalisis dan menginterprestasikan data sehingga memberikan gambaran menyeluruh mengenai masalah yang dihadapi (Sugiono, 2003: 142)

b. Metode Analisis Deduktif, yaitu metode analisis tersebut diatas dapat diambil kesimpulan kemudian memberikan masukan atau saran-saran yang mungkin dapat berguna bagi perusahaan dalam menghadapi masalah yang terjadi khususnya dalam hal pemberian kredit.


(16)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

BAB II

URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

Fadhillah (2005) dengan judul skripsi “Analisis Pengaruh Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perkembangan Mitra Binaan PT. Perkebunan Nusantara III Medan”. Dengan permasalahan yaitu “Bagaimana pengaruh jumlah kredit yang disalurkan terhadap perkembangan UKM mitra binaan”. Dimana metode penelitian yang digunakan adalah Metode Analisis deskriptif dan Metode Analisis Statistik dengan menggunakan SPSS Versi 12.00. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kredit mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan UKM mitra binaan.

Hasibuan (2005) dengan judul skripsi “Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Peningkatan Kemampulabaan Usaha Kecil Percetakan di Kelurahan Medan Barat”. Terdapat dua permasalahan yaitu “Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian kredit terhadap kemampulabaan bagi usaha kecil sebelum dan sesudah menerima kredit?” dan “Apakah terdapat kemampulabaan bagi usaha kecil sebelum dan sesudah menerima kredit?”. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Metode Analisis Deskriptif dan Metode Analisis Statistik dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 12.00. Dari hasil penelitian yang dilakukan adalah variabel kredit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampulabaan usaha kecil. Dengan uji t perbedaan dua ratarata diketahui bahwa terdapat perbedaan yang berarti antara jumlah kemampulabaan para pelaku kecil sebelum dan sesudah menerima kredit.


(17)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

B. Kredit

1. Pengertian Kredit

Kredit dalam bahasa latin disebut “credere” yang artinya percaya. Maksudnya apabila seseorang memperoleh kredit, maka berarti mereka memperoleh kekayaan, sedangkan si pemberi kredit berarti memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang akan dipinjam akan kembali. (Kasmir, 2001 : 73). Penerima, bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai dengan perjanjiannya dan mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya.

Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998, “kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjan untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, imbalan atau pembagian basil keuntungannya”.

Menurut Astiko (1999: 5), “kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau melabakan suatu pinjaman dengan janji bahwa waktu pembayarannya ditangguhkan pada suatu jangka yang telah disepakati.

2. Unsur-Unsur Kredit

Unsur-unsur kredit harus diperhatikan dalam pemberian fasilitas kredit. Menurut Kasmir (2002 : 75-76) terdapat lima unsur-unsur kredit, yaitu:


(18)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

a. Kepercayaan, yaitu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang.

b. Kesepakatan, kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing-masing-masing.

c. Jangka waktu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

d. Resiko, resiko kerugian dapat terjadi akibat dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan oleh hal-hal yang tidak disengaja seperti musibah dan bencana alam. Dan hal ini menjadi tanggungan si pemberi kredit. e. Balas jasa, yaitu keuntungan atas pemberian kredit atau jasa yang dikenal sebagai

bunga bagi bank konvensional. Sedangkan bagi bank syariah balas jasa ditentukan dengan sistem hasil bagi.

3. Jenis-Jenis Kredit

Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank jika dilihat dari berbagai segi adalah sebagai berikut:

a. Dari segi penggunaannya

1. Kredit investasi, yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha dan masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dari biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.


(19)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

2. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contohnya untuk pembelian bahan baku, ataupun untuk pembayaran gaji karyawan.

b. Dari segi tujuan kredit:

1. Kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha, produksi atau investasi.

2. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi.

3. Kredit perdagangan, yaitu kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

c. Dari segi jangka waktu

1. Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk kepenluan modal kerja.

2. Kredit jangka menengah, yaitu kredit dengan jangka waktu berkisar antara satu sampai tiga tahun, kredit ini juga dapat diberikan untuk modal kerja. 3. Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang masa pengembaliannya paling lama


(20)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

d. Dari segi sektor usaha

1. Kredit pertanian, yaitu kredit yang dibiayai oleh sektor perkebunan atau pertanian rakyat.

2. Kredit peternakan, dalam hal ini kredit diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendek, misalnya peternakan ayam dan untuk kredit yang panjang misalnya peternakan sapi atau kambing.

3. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri pengolahan baik untuk industri kecil, menengah atau besar.

4. Kredit pertambangan, yaitu jenis kredit untuk usaha tambang, yang dibiayai dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak, atau timah.

5. Kredit pendidikan, yaitu kredit yang diberikan untuk pembangunan sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa yang sedang belajar.

6. Kredit profesi, yaitu kredit yang diberikan kepada kalangan profesional seperti : dokter, dosen atau pengacara.

7. Kredit perumahan. yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian rumah.

4. Prinsip Pemberian Kredit

Pemberian kredit harus memperhatikan prinsip-prinsip pemberian kredit yang benar. Salah satu pemberian kredit adalah dengan cara analisis Lima C yaitu sebagai berikut:


(21)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

2. Capacity (capability), untuk melihat kemampuan nasabah dalam membayar kredit

yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba.

3. Capital, untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah

terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.

4. Collateral, merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik

maupun nonfisik.

5. Condition, dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang

dan untuk masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing.

C. Ruang Lingkup Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Pembahasan mengenai Usaha Kecil dan Menengah (UKM) meliputi defenisi atau kriteria usaha kecil dan menengah, jenis dan bentuk usaha yang akan didirikan serta keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan yang dimiliki. Dengan memahami hal-hal tersebut, usaha kecil dan menengah (UKM) akan mempunyai suatu pedoman yang jelas dalam mendirikan, menjalankan dan mengembangkan usahanya.

1. Pengertian atau Kriteria Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Pengertian Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ternyata sangat bervariasi, tergantung pada konsep yang digunakan. Setiap defenisi sedikitnya tercakup dua aspek, yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokkan perusahaan ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap dalam gugusan/kelompok perusahaan tersebut.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 kriteria usaha kecil dilihat dari segi keuangan dan modal yang dimilikinya adalah:


(22)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau,

b. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. I milyar/tahun (Rachmat, 2004: 14). Sedangkan untuk kriteria usaha menengah:

a. Untuk sektor industri, memiliki total aset paling banyak Rp. I milyar dan

b. Untuk sektor non industri, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 600 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 3 milyar.

Pengertian pengelompokkan kegiatan usaha dapat ditinjau dari jumlah pekerja sebagai berikut : Usaha skala kecil adalah unit usaha dengan jumlah tenaga kerja paling sedikit lima orang dan paling banyak 19 orang termasuk pengusaha. Sedangkan industri rumah tangga adalah unit usaha dengan jumlah tenaga kerja paling banyak empat orang termasuk pengusaha. Sedangkan industri skala menengah dan besar adalah unit usaha dengan jumlah pekerja lebih dan 20 orang. (Tambunan, 1999 : 670).

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor. 31 6/KMK.06 1/1994, usaha kecil didefenisikan sebagai peorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai penjualan/omset per tahun setinggi-tingginya Rp. 600 juta (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri dari:

a. Badan usaha (Fa, CV, PT, dan koperasi);

b. Perorangan (pengrajin/industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang, dan jasa, dan sebagainya).


(23)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

Menurut Wibowo (2003 : 5), kegiatan perusahaan pada prinsipnya dapat dikelompokkan dalam tiga jenis usaha yaitu:

a. Jenis usaha perdagangan distribusi

Jenis usaha ini merupakan usaha yang terutama bergerak dalam kegiatan memindahkan barang dan produsen ke konsumen atau dari tempat yang mempunyai kelebihan persediaan ke tempat yang membutuhkan. Jenis usaha ini diantaranya bergerak dibidang pertokoan, warung, rumah makan, peragenan

(filial), penyalir (whole saler), pedagang perantara, tengkulak, dan sebagainya.

Komisioner dan makelar dapat juga dimasukkan dalam kegiatan perdagangan karena kegiatannya dalam jual beli barang.

b. Jenis usaha produksi.

Industri adalah jenis usaha yang terutama bergerak dalam kegiatan proses pengubahan suatu bahan/barang menjadi bahan/barang lain yang berbeda bentuk atau sifatnya dan mempunyai nilai tambah. Kegiatan ini dapat berupa produksi/industri pangan, pakaian, peralatan rumah tangga, kerajinan, bahan bangunan, dan sebagainya. Dalam hal ini, kegiatan dalam

budidaya sektor pertanian/perikanan/peternakan/perkebunan dan kegiatan penangkapan ikan termasuk jenis usaha produksi.

c. Jenis usaha komersial

Usaha jenis komersial merupakan usaha yang bergerak dalam kegiatan pelayanan atau menjual jasa sebagai kegiatan utamanya. Contoh jenis usaha ini adalah asuransi, bank konsultan, biro perjalanan, pariwisata, pengiriman barang


(24)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

(ekspedisi), bengkel, salon kecantikan, penginapan, gedung bioskop dan sebagainya, termasuk praktek dokter dan perencanaan bangunan.

D. Keunggulan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

1. Tetap bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang diakibatkan inflasi maupun berbagai faktor penyebab lainnya.

2. Tanpa subsidi dan proteksi, usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia mampu menambah nilai devisa bagi negara.

3. Usaha kecil yang informasi mampu berperan sebagai penyangga (buffer) dalam prekonomian masyarakat lapisan bawah.

4. Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapannya terhadap tenaga kerja.

5. Independen dalam penentuan harga produksi atau barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkannya.

6. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang cepat berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan skala besar yang pada umumnya birokratis.

7. Prosedur hukum yang sederhana.

8. Pajak relatif ringan, sebab yang dikenakan pajak bukanlah perusahaannya tetapi pengusahanya.

9. Mudah dalam proses pendiriannya.

10.Mudah untuk dibubarkan pada waktu yang dikehendaki. 11.Pemilik mengelola secara mandiri dan bebas waktu. 12.Pemiliki menerima seluruh laba.


(25)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

13.Umumnya mempunyai kecenderungan untuk bertahan (survive).

14.Usaha kecil dan menengah (UKM) sangat cocok untuk didirikan oleh para pengusaha yang sama sekali belum pernah mencoba untuk mendirikan suatu usaha sehingga memiliki sedikit pesaing.

15.Terbukanya peluang dengan adanya berbagai kemudahan dalam peraturan dan kebijakan pemerintah yang mendukung berkembangnya usaha kecil di Indonesia. 16.Deversifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar konsumen senantiasa

tergali melalui kreativitas pengelola.

17.Relatif tidak membutuhkan investasi yang terlalu besar, tenaga kerja yang tidak berpendidikan tinggi, serta sarana produksi lainnya yang tidak terlalu mahal.

18.Hubungan kemanusiaan yang akrab di dalam perusahaan kecil. 19.Terdapatnya dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.

E. Kelemahan dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai berikut:

1. Umumnya usaha kecil dan menengah tidak pemah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, analisis perputaran uang tunai/kas serta penelitian lainnya yang diperlukan dalam suatu aktivitas bisnis.

2. Tidak memiliki perencanaan sistem jangka panjang, sistem akuntansi yang memadai, anggaran kebutuhan modal, struktur organisasi dan pendelegasian wewenang serta alat-alat manajerial lainnya (perencanaan, pelaksanaan, serta pengendalian usaha) yang diperlukan oleh suatu perusahaan bisnis yang profit


(26)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

3. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai kekurangan dalam informasi, baik itu informasi pasar, produk, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan bisnis.

4. Kurangnya petunjuk pelaksanaan tekhnis operasional kegiatan dan pengawasan mutu hasil kerja dan produk, serta seiring tidak konsisten dengan ketentuan order atau pesanan yang mengakibatkan klaim atau produk yang ditolak.

5. Terlalu banyak biaya-biaya yang di luar pengendalian serta hutang-hutang yang tidak bermanfaat, juga tidak dipatuhinya ketentuan-ketentuan pembukuan standar. 6. Pembagian kerja pada usaha kecil dan menengah tidak profesional, sering terjadi

pengelolaan memiliki pekerjaan yang melimpah atau karyawan yang bekerja di luar batas jam kerja standar.

7. Kesulitan mengenai kebutuhan modal kerja, sebab tidak dilakukan perencanaan kas.

8. Sering terjadi kelebihan persediaan barang yang tidak laku.

9. Resiko dan hutang-hutang kepada pihak ketiga ditanggung oleh kekayaan pribadi pemilik.

10.Sumber modal terbatas pada kemampuan pemilik dan kesempatan untuk rnendapatkan kredit dan bank sangat kecil.


(27)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

F. Kemitraan

1. Pengertian Kemitraan

a. Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. (Hafsah, 2000 : 43). b. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama usaha diberbagai pihak yang

sinergis, bersifat sukarela, dan berdasarkan prinsip saling membutuhkan, saling mendukung, dan saling menguntungkan dengan disertai pembinaan dan pengembangan UKM oleh usaha besar. (Rachmat, 2004 : 40).

2. Tujuan Kemitraan:

a. Meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat. b. Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan. c. Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat.

d. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional. e. Memperluas kesempatan kerja.

f. Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.

3. Beberapa pola atau jenis kemitraan usaha antara lain:

a. Inti-plasma. Inti berfungsi melakukan pembinaan, penyediaan sarana produksi, bimbingan teknis, dan pemasaran, sedangkan plasma melakukan fungsi produksi.

b. Sub kontrak

Pola ini merujuk pada usaha kecil mernproduksi komponen yang diperluas oleh usaha menengah dan besar sebagai bagian dari produksinya. Sedangkan


(28)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

usaha menengah dan besar berfungsi melakukan pembelian komponen dari usaha kecil untuk keperluan produksinya. Pola ini didorong oleh ketentuan dan peraturan yang ditetapkan untuk menyelamatkan usaha kecil sebagai mitra bagian yang tidak terpisahkan, pola ini lebih sederhana dan mudah diterapkan bila didukung oleh suatu aturan yang jelas dari pemerintah.

c. Dagang umum

Pada pola ini usaha menengah dan besar memasarkan hasil produksi usaha atau usaha kecil sebagai pemasok kebutuhan usaha menengah dan besar. Pola ini dilakukan dalam dunia bisnis atas dasar saling menguntungkan.

d. Waralaba pemberian

Waralaba memberikan hak penguasaan lisensi merek dagang dan saluran distribusi perusahaannya kepada penerima waralaba dengan bantuan bimbingan manajemen. Pada prinsipnya pola ini banyak digunakan dalam dunia bisnis terutama bagi merek-merek terkenal dan dikonsumsi banyak orang. Hampir setiap celah bisnis dapat mengunakan pola ini seperti fast food, industri kimia, obat-obatan dan industri jasa lainnya. Pola ini secara bisnis lebih menjamin keberhasilan namun dalam jangka panjang pola ini dapat menguras devisa negara sangatlah besar karena royalti yang akan dibayar secara totalitas sangatlah besar.

e. Keagenan

Pola keagenan merupakan salah satu bentuk hubungan kemitraan di mana usaha kecil diberikan hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa dan usaha menengah dan besar sebagai mitranya.


(29)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

4. Program kemitraan sebagai wadah pengembangan UKM

Program kemitraan merupakan wadah untuk pengembangan UKM dikarenakan program ini dapat menjawab dan mengatasi kelemahan-kelemahan yang selama ini dialami oleh UKM di Indonesia mengingat mekanisme dan struktur kelembagaan kemitraan diatur berdasarkan KEP-2361MBU/2003 yang merupakan peraturan yang keluar dikarenakan peraturan sebelumnya belum dapat memenuhi harapan pelaku UKM. Agar tujuan pelaksanaan program kemitraan dapat tercapai maka unit program kemitraan sekurang-kurangnya melakukan fungsi pembinaan, evaluasi, penyaluran, penagihan, pelatihan, monitoring, promosi, fungsi administrasi dan keuangan. Unit kemitraan di kantor pusat dibentuk dengan memperhatikan jumlah dana yang dikelola,, luas wilayah binaan, serta mempertimbangkan kondisi perusahaan. Sedangkan bentuk pelaksanaan di kantor cabang atau perwakilan disesuaikan dengan kebutuhan. Unit kemitraan atau PUKK bertanggung jawab langsung kepada salah satu anggota direksi yang ditetapkan dalam rapat direksi. Karyawan yang ditunjuk untuk menangani unit program kemitraan memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan karyawan lain di BUMN pembina yang bersangkutan.

5. Bentuk Program Kemitraan:

a. Pemberian pinjaman, yaitu:

1. Pinjaman untuk modal kerja dan atau untuk pembelian barang-barang modal (Aktiva tetap produktif) seperti mesin dan alat produksi, alat bantu produksi, dan lain sebagainya yang dapat meningkatkan produksi dan penjualan produk mitra binaan.


(30)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

2. Pinjaman khusus yaitu pemberian pinjaman yang dapat diberikan oleh BUMN Pembina yang bersifat jangka pendek dengan waktu maksimum satu tahun serta dengan nilai pinjaman yang cukup material bagi mitra binaan.

b. Hibah dalam bentuk:

1. Meningkatkan pengendalian mutu produksi 2. Meningkatkan pemenuhan standarisasi teknologi 3. Meningkatkan rancang bangun dan perekayasaan

4. Bantuan pemasaran produk mitra binaan, dalam bentuk bantuan penjualan produk mitra binaan, mempromosikan produk mitra binaan melalui kegiatan pameran maupun penyediaan ruang pamer (showroom), pendidikan, pelatihan dan pemagangan untuk mitra binaan dapat dilakukan sendiri oleh BUMN Pembina dan lembaga pendidikan atau pelatihan swasta profesional maupun perguruan tinggi. Jangka waktu atau masa pembinaan untuk mitra binaan dapat dilakukan terus sampai mitra binaan tersebut menjadi tangguh, mandiri, bankable (dapat diberi pinjaman).

6. Prioritas Program Kemitraan

a. Program kemitraan ditujukan terutama bagi usaha kecil yang belum memiliki kemampuan akses perbankan.

b. Program kemitraan dapat dilakukan kepada usaha kecil yang tidak memiliki kaitan usaha maupun yang memiliki kaitan usaha dengan BUMN Pembina, namun diupayakan kearah terwujudnya keterkaitan usaha.


(31)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

BAB III

PT.PERTAMINA (PERSERO) UNIT PEMASARAN I MEDAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan

PT.Pertamina (Persero) pada awalnya berada di Sumatera Utara, yang merupakan penghasil minyak utama yaitu tambang minyak di Pangkalan Brandan dan Rantau. Tahun 1954 dibentuk PTMRI (Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia) dan berdiri PTMSU (Perusahaan Tambang Minyak Sumatera Utara) ditambah dengan lapangan langsa dan Kabupaten Langkat.

Tanggal 22 Juli 1957, pemerintah menyerahkan lapangan minyak Sumatera Utara kepada KASSAD Mayor Jenderal A.H.Nasution yang pengusahaannya diserahkan kepada PT.Eksplorasi Tambang Minyak Sumatera Utara (PT.ETMSU). Tanggal 15 Oktober 1957 menteri Perdagangan dan Industri mengeluarkan keputusan yang mengesahkan pembentukan PT.Eksplorasi Tambang minyak Sumatera Utara (PT.ETMSU) dan menugaskan Kolonel DR.H.Ibnu Sutowo sebagai Direktur Utama.

Tanggal 10 Desember 1957 PT.Eksplorasi Tambang Minyak Sumatera Utara (PT.ETMSU) dirubah menjadi PT. Perusahaan Minyak Tanggal 10 Desember kemudian ditetapkan sebagai hari lahir perusahaan minyak nasional yang setiap tahun diperingati oleh Pertamina. Secara lengkap perubahan nama-nama Pertamina sampai sekarang diperlihatkan pada tabel berikut :


(32)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

Tabel 3.1

Perubahan Nama Resmi Pertamina Sejak Berdiri

No. Nama Resmi Tahun

1. PT.PERMINA menjadi PN.PERMINA Perpem 198 Tahun 1961

2. PT.PERMINDO menjadi PN.PERTAMIN PP No.3 Tahun 1961

3. PTMRI menjadi PERMIGAN PP No.199 Tahun 1961

4. PN.PERTAMINA PP No.27 Tahun 1968

5. PERTAMINA UU No.8 Tahun

1971-sekarang Sumber: PT.Pertamina Unit Pemasaran I Medan

Pada bulan Maret 1966, Menteri Migas menetapkan lima daerah eksplorasi dan produksi PN.PERMINA, yaitu :

1. Unit I : Meliputi daerah Sumatera Utara dan Aceh dan kantor pusat di Pangkalan Brandan.

2. Unit II : Meliputi daerah Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Jambi dengan kantor pusat di Plaju.

3. Unit III : Meliputi daearah Jawa dan Madura dengan kantor pusat di Jakarta.

4. Unit IV : Meliputi daerah Kalimantan termasuk tarakan dan Bunyu dengan kantor pusat di Balikpapan.

5. Unit V : Meliputi daerah Irian Jaya (Papua Sekarang) Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara dengan kantor pusat di Sorong.

Daerah eksplorasi dan produksi tersebut kemudian bertambah lagi dengan Unit VI yang meliputi Sumatera Tengah. Sejalan dengan perkembangan dan tuntutan kebutuhan maka organisasi yang menyangkut kegiatan operasi perminyakan dipisahkan antara kegiatan Hulu dan Hilir.


(33)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

Tahun 1955 melalui Surat Keputusan Direktur Utama Pertamina Nom.Kpts-P nomor 1598/c00000/1995-SO tanggal 28 Desember 1995 pemasaran wilayah propinsi NAD-Aceh, Sumatera Utara dan Riau dilaksanakan oleh Unit Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri 1 (UPPDN I) yang berkedudukan di Medan. Dan melalui Surat Keputusan Direksi Nomor Kpts-P076/c00000/2001-So tanggal 25 Juni 2001 sebutan UPPDN diubah menjadi Unit Pemasaran I (UPMS I) atau PT.Pertamina (Persero) UPM.

B. Struktur Organisasi

PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan dalam menjalankan aktivitasnya memuat struktur organisasi garis yang sama kegiatan pelaporannya yaitu berada pada pimpinan, namun akan diadakan revisi untuk melihat hasil kerja yang dilakukan perusahaan selama menjalankan aktivitasnya. Dalam revisi akan dilihat kinerja dan hal-hal yang perlu diperbaiki dengan cara memberikan suatu masukan dan diperlukan suatu penyegaran dengan cara perubahan pada struktur kepemimpinan untuk peningkatan produktivitasnya.

Uraian Tugas Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan

Pada awalnya Pertamina melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama No.Kpts-037/c00000/92-BI tanggal 28 Februari 1992 tentang pembentukan tim tetap pembinaan pengusaha ekonomi tanah dan koperasi.

Seiring dengan perkembangan perusahaan, terdapat perubahan-perubahan dalam struktur organisasi Pertamina yang sangat erat kaitannya dengan strukur organisasi


(34)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

PUKK/PKBL. Sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan nomor Kpts.019/c00000/2004-SO tanggal 4 April 2004, telah ditetapkan bilahan organisasi Direktur Keuangan dibawah manajer, termasuk struktur organisasi PKBL ditingkat pusat dan unit koperasi.

Adapun uraian tugas dari tim PKBL PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan adalah sebagai berikut :

a. Kepala PKBL Unit Pemasaran I Medan

1. Menyusun rencana kerja dan anggaran PKBL di Unit Pemasaran I yang bersangkutan.

2. Melaksanakan pembinaan terhadap Usaha Kecil dan Koperasi sesuai rencana kerja dan anggaran.

3. Melakukan pemantauan/evaluasi dan tindakan koreksi seperlunya atas pelaksanaan kegiatan PKBL Unit Pemasaran I.

4. Melaksanakan survey dan evaluasi terhadap usulan dari calon mitra binaan.

5. Menyelenggarakan pelatihan, pemagangan, rumusan berkoordinasi dengan PKBL Pusat.

6. Menyelenggarakan administrasi PKBL Unit Pemasaran I yang meliputi administrasi calon mitra binaan, mitra binaan dan pelaporan.

7. Menyelenggarakan akuntansi keuangan PKBL yang meliputi pembuatan

cash flow, neraca, pelaporan dan sebagainya.

8. Membuat laporan secara berkala kepada Kepala PKBL Pusat melalui Manager Keuangan dan General Manager.


(35)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

9. Bertanggung jawab kepada Manajer Keuangan terhadap pelaksanaan survey, pengusulan calon mitra binaan, pembinaan mitra binaan dan kinerja pelaksana PKBL Unit Pemasaran.

10.Berwenang mengusulkan calon mitra binaan kepada Pimpinan Unit/ General Manager malalui Manager Keuangan.

b. Pembinaan UKK Unit Pemasaran I

1. Membantu menyusun rencana kerja PKBL Unit Pemasaran I

2. Melaksanakan survey dan evaluasi calon mitra binaan dan mengusulkan calon mitra binaan yang layak diberi pinjaman.

3. Menganalisa laporan secara berkala.

4. Melaksanakan kegiatan pembinaan yang meliputi pelatihan dan pemagangan sesuai program PKBL Unit Pemasaran I .

5. Mendampingi mitra binaan untuk mengikuti pameran. 6. Bertanggung jawab kepada Kepala PKBL Unit Pemasaran I.

7. Berwenang memantau kegiatan UKK secara berkala dan melaporkannya.

c. Administrasi dan Keuangan Unit Pemasaran I

1. Membantu menyusun anggaran PKBL Unit Pemasaran I 2. Mengumpulkan data keuangan UKK

3. Melaksanakan administrasi dan keuangan PKBL Unit Pemasaran I 4. Mendampingi mitra binaan untuk mengikuti pameran

5. Bertanggung jawab kepada PKBL Unit Pemasaran I


(36)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

C. Visi, Misi, dan Strategi PKBL PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan berupaya meningkatkan kondisi ekonomi dan kesejahteraan rakyat melalui kemitraan antara BUMN dengan usaha kecil dan koperasi. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan memiliki visi, misi, dan strategi sebagai berikut :

Visi :

Menjadi lembaga pembinaan usaha kecil dan koperasi terkemuka yang dapat meningkatkan citra Pertamina di masyarakat Indonesia.

1. Menjadikan Usaha Kecil dan Koperasi mitra binaan Pertamina sebagai unit usaha yang produktif, efisien, profitable, dan dapat mendukung usaha dan mengangkat citra Pertamina.

Misi :

2. Menjadikan Usaha Kecil dan Koperasi mitra binaan Pertamina sebagai unit usaha yang mampu memenuhi permintaan dan kepuasan pelanggan secara dinamis dan berkelanjutan.

3. Menjadikan Usaha Kecil dan Koperasi mitra binaan Pertamina sebagai unit usaha penghasil produk berkualitas dan inovatif yang mampu bersaing di pasar lokal, regional dan global.

4. Menjadikan Usaha Kecil dan Koperasi sebagai Soko Guru perekonomian nasional.


(37)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

1. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi dengan Departemen Keuangan, Kantor Menneg BUMN, Kantor Mennegkop dan UKM, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Departemen Luar Negeri, Pemerintah Daerah dan BUMN lain.

Strategi :

2. Melakukan kerjasama dengan Perguruan Tinggi terkemuka, LSM

terpilih/reputable dan lembaga professional di setiap propinsi dalam perencanaan dan pelaksanaan pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi mitra binaan/calon mitra binaan Pertamina.

3. Menjembatani terciptanya aliansi strategis dengan prinsip saling menguntungkan dan berkelanjutan antara Usaha Kecil dan Koperasi mitra binaan Pertamina terseleksi dengan pabrikan, distributor, eksportir dan assosiasi retailer dalam dan luar negeri.

4. Menjembatani terciptanya kerjasama teknis produksi dengan para pengguna produk dalam dan luar negeri.

5. Menjembatani terciptanya aliansi strategis dengan perusahaan jasa distribusi/ transportasi.

6. Mengikutsertakan Usaha Kecil dan Koperasi mitra binaan Pertamina terseleksi dalam berbagai pameran dagang dan industri di dalam dan diluar negeri secara bertahap dan berkelanjutan.

7. Fokus pada pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi di sekitar wilayah operasi Pertamina dan mitra bisnis.


(38)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

D. Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan

1. Latar Belakang Terbentuknya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) adalah unit organisasi PT.Pertamina (Persero) yang mengelola non care business Pertamina Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan dibentuk pada Tahun 1992 dan berkedudukan di kantor PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan di Jl. K.L.Yos Sudarso No.8-10 Medan, awal berdirinya bernama PUKK (Pemberdayaan Usaha Kecil dan Koperasi) didirikan dengan landasan hukum :

a. Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.316/KMK/016/1994 tanggal 27 Juni 1994 yang telah dirubah dengan Keputusan Menteri Keuangan RI No.266/KMK/016/1997 tanggal 11 Juni 1997, tentang pedoman pembinaan usaha kecil dan koperasi melalui pemanfaatan dana dari bagian laba yang diperoleh BUMN.

b. Surat Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil

No.185.1/KEP/M/I/1995 tanggal 25 Januari 1995.

c. Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.60/KMK/016/1996 tanggal 9 Februari 1996.

d. Surat Keputusan Bersama Direktur Jenderal BUMN Departemen Keuangan RI Nomor S-320/BU/1997 tanggal 4 Maret 1997.

e. Surat Keputusan Direktur Pertamina No.37/c00000/92-B1 tanggal 28 Februari 1992, tentang pembentukan tim Pemberdayaan Usaha Kecil dan Koperasi.


(39)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

2. Pokok-Pokok Ketentuan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

a. Bentuk Pinjaman

Bentuk pinjaman dibagi dalam dua kategori, yaitu :

1. Pinjaman Reguler, pinjaman yang berjangka waktu lebih dari satu tahun 2. Pinjaman Khusus, yaitu yang bersifat jangka pendek dan bersifat cash. b. Tingkat Bunga Pinjaman

Besarnya tingkat bunga pinjaman pada tahun 2000 sampai tahun 2002 bersifat flat sebesar 4% setahun begitu juga tahun 2003 bersifat flat sebesar 8% setahun. Sejak 2004 bersifat progresif proporsional yaitu semakin besar jumlah pinjaman maka semakin besar pula tingkat bunga yang dikenakan seperti yang ditunjukkan kedalam tabel berikut :

Tabel 3.2

Tingkat Bunga Pinjaman (PKBL) Unit Pemasaran I Medan

No. Jumlah Pinjaman Tingkat Bunga

2000-2002 2003 2004 s/d sekarang

1. Rp.1 juta-Rp.10 juta 4% 8% 6%

2. Rp.11 juta-Rp.30 juta 4% 8% 6%

3. Rp.31 juta- Rp.50 juta 4% 8% 6%

4. > Rp.50 juta 4% 8% 6%

Sumber : PKBL Unit Pemasaran I Medan

c. Syarat penilaian kelayakan untuk mengikuti program kemitraan adalah :

1. Mengisi formulir data permohonan yang disediakan oleh PUKK 2. Bagi Usaha Perseorangan dilengkapi dengan :

- Foto copy KTP dan Kartu Keluarga


(40)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

- Foto copy NPWP/PKP (bila terdaftar)

- Surat Perasetujuan dari suami/istri pemohon untuk

mendapatkan dana PUKK Pertamina

- Apabila direkomendasikan oleh pekerja Pertamina, agar melampirkan surat rekomendasi dari yang bersangkutan

- Surat keterangan domisili dari Kelurahan dan yang menyatakan status tinggal pemohon

- Denah lokasi tempat usaha

- Melampirkan foto copy rekening Bank atas nama pemohon - Surat pernyataan belum pernah mendapatkan bantuan dari

BUMN manapun dan tidak akan menerima bantuan dari BUMN lain selama menjadi mitra binaan Pertamina UPMS I Medan diatas materai

- Telah melakukan kegiatan usaha minimal dua tahun dan mempunyai prospek untuk dikembangkan

- Menyediakan agunan berupa Surat Tanah, BPKB Mobil atau jaminan dari pihak ke-3 (tiga)

d. Prosedur/ Tata cara Pemberian Pinjaman Dana PUKK Pertamina UPMS I

1. Tata cara pemberian pinjaman

a. Surat permohonan UKK disertai rencana pengembangan usaha yang disampaikan kepada PUKK UPMS-I Jl.Yos Sudarso No.8 Medan.


(41)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

Rencana pengembangan tersebut agar diusahakan sekurang-kurangnya berisi :

1. Keadaan perusahaan saat sekarang, seperti :

- Data Perusahaan (Badan Usaha/perorangan/koperasi) nama, alamat, pimpinan/pemilik dan nomor telepon/faksimile.

- Uraian usaha : Tempat usaha, ijin usaha (bila ada), lama usaha dan jenis barang/jasa

- Organisasi : Jumlah tenaga kerja, administrasi dan hubungan dengan lembaga keuangan dan perbankan

- Produksi : Prasarana/sarana, jenis dan sumber bahan baku - Pemasaran : Tempat/daerah, penjualan/omset dan strategi/cara - Keuangan : laba/rugi (bulanan/tahunan), neraca dan cash flow 2. Bantuan yang diharapkan dan rencana pengembalian pinjaman 3. Keadaan yang diharapkan setelah mendapat bantuan

4. Rekomendasi dari instansi terkait (bila perlu)

b. Pertamina melakukan sendiri evaluasi dan seleksi atas permohonan UKK atau dibantu pihak lain

c. UKK yang terpilih menyelesaikan administrasi bantuan dengan Pertamina dan menjadi UKK mitra binaan. Bantuan dalam bentuk pinjaman dituangkan dalam surat perjanjian/ kontrak.

d. Pembinaan dan penyaluran bantuan dana secara langsung kepada UKK e. Tidak ada biaya administrasi untuk bantuan dana kepada UKK.


(42)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

2. Seleksi calon mitra binaan

Seleksi calon mitra binaan oleh PKBL Unit Pemasaran I Medan menggunakan system, yaitu :

a.Sistem Chanelling :

1) Yaitu melakukan survey pada setiap calon mitra binaan dengan memperhatikan fakta di lapangan dan tertulis dalam proposal serta mencari data dan informasi pendukung untuk pengambilan keputusan 2) Melakukan pengecekan keabsahan administrasi dan analisa kredit,

apakah layak diberikan pinjaman dan berapa besarnya pinjaman yang akan diberikan

3) Melakukan seleksi calon mitra binaan sesuai urutan prioritas dan tersedianya dana, dengan memperhatikan alokasi dana yang tersedia. b. Sistem Excecuting

PT.Pertamina (Persero) dan Bank membentuk perjanjian kerjasama dimana pihak Bank sebagai eksekutor bertanggung jawab penuh atas penyaluran dana PKBL PT.Pertamina (Persero).

3. Proses administrasi pemberian kredit,yaitu :

Diadakan perjanjian kerjasama kredit antara PKBL Unit Pemasaran I Medan dengan mitra binaan yang mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak, serta menyerahkan surat agunan (bila diperlukan) yang memuat sekurang-kurangnya :

a. Nama dan alamat unit pengelola program kemitraan serta alamat mitra binaan.


(43)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

b. Hak dan kewajiban masing-masing pihak yang melakukan perjanjian

c. Jumlah pinjaman dan untuk apa dipergunakan

d. Syarat-syarat pinjaman (jangka waktu pinjaman, bunga pinjaman, jadwal angsuran, dan besarnya angsuran per bulan) 4. Realisasi dana pinjaman

Realisasi dana pinjaman kepada mitra binaan yang dilakukan dengan cara : a. Ditransfer langsung dari rekening proyek PKBL ke rekening

PKBL Unit Pemasaran I, kemudian PKBL Unit Pemasaran I mentransfer dana pinjaman kepada rekening mitra binaan.

b. Melalui kerjasama dengan pihak Bank, dimana pihak Bank berfungsi sebagai chanelling dalam penyaluran dana kepada pengusaha kecil dan koperasi. Persetujuan dan resiko atas penyaluran dana PKBL tersebut adalah pada PT.Pertamina (Persero) dan pihak Bank bertanggung jawab penuh atas penyaluran dana PKBL tersebut.

5. Monitoring dalam penggunaan pinjaman dana

Kegiatan monitoring dilakukan bagi mitra binaan yang telah berjalan enam bulan dalam menerima bantuan kredit dan pelaksanaan monitoring minimal satu kali dalam masa kemitraan. Dalam pelaksanaan monitoring pihak PKBL menunjuk dua orang petugas dalam satu tim monitoring serta menyiapkan formulir monitoring dan laporan monitoring dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penilaian yang objektif dan realistis, yaitu


(44)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

selama maksimal dua hari kerja. Pelaksanaan monitoring dapat dilakukan dengan wawancara, peninjauan lokasi kegiatan usaha dalam pemeriksaan administrasi.

Adapun tujuan dilakukannya monitoring yaitu :

a. Mengetahui penggunaan pinjaman yang sesuai dengan

perjanjian.

b. Mengetahui kelancaran pembayaran angsuran pinjaman c. Mengetahui perkembangan/ pertumbuhan omset penjualannya

d. Mengetahui perkembangan administrasi, perkembangan

pemasaran, perkembangan tenaga kerja, perkembangan jenis usaha dan perkembangan asset.

6. Pembinaan kepada UKK mitra binaan berupa bantuan :

a. Untuk pendidikan/ pelatihan, pengkajian/ penelitian dan pemagangan untuk meningkatkan kemampuan kewirausahaan, manajemen dan ketrampilan teknis produksi.

b. Pemasaran dan promosi dan hasil produksi

c. Pinjaman modal kerja dan investasi dengan tingkat bunga sebesar 4% s/d 6% pertahun

d. Dana hibah hanya diperuntukkan bagi mitra binaan.

3. Tujuan Program PUKK Pertamina

a. Meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan struktur social


(45)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

b. Meningkatkan kesejahteraan/kemakmuran rakyat yang makin merata, pertumbuhan yang cukup tinggi dan stabilitas yang mantap.

c. Memperkokoh tata hubungan dan kerjasama saling menguntungkan antara Pertamina dengan Badan Usaha Koperasi dan Unit Usaha Kecil dan Swasta.

4. Program PUKK -Pertamina

Sesuai SK Menteri Keuangan RI No.316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, BUMN termasuk PERTAMINA diwajibkan melakukan pembinaan terhadap usaha kecil dan koperasi dalam rangka mendukung pemerintah :

a. Mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi

b. Menciptakan pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha

c. Mengembangkan potensi usaha kecil dan koperasi agar menjadi tangguh dan mandiri sehingga dapat menjadi pilar ekonomi nasional dan meningkatkan taraf hidup masyarakat

d. Mendorong tumbuhnya kemitraan antara BUMN dengan usaha kecil dan koperasi

E. Bantuan Kepada UKK Mitra Binaan Berupa :

a. Pinjaman

- Jumlah pinjaman sebesar 75% dari jumlah kebutuhan dana - Jumlah pinjaman kepada masing-masing UKK mitra binaan

maksimum Rp.50 juta b. Hibah

- Khusus untuk biaya pendidikan/ pelatihan,pengkajian/ penelitiuan, pemagangan, pemasaran dan promosi.


(46)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

- Besar dana hibah kepada masing-masing UKK mitra binaan maksimum 75% dari kebutuhan dana

F. Kewajiban Usaha Kecil dan Koperasi Mitra Binaan

a. Melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang disetujui

b. Mengelola dana dengan baik sesuai dengan rencana yang telah diajukan sebelumnya

c. Menyelenggarakan pencatatan/ pembukuan dengan tertib

d. Membayar kembali pinjaman sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati e. Menyampaikan laporan perkembangan hasil usaha setiap 3 (tiga) bulan

G. Lama Pembinaan

Pembinaan bersifat sementara dan lama pembinaan maksimum 5 (lima) tahun.

H. Realisasi Pemberian Bantuan Kredit

Kegiatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di PT.Pertamina (Persero) Pemasaran Unit I Medan, telah berjalan selama 15 tahun dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2008. Adapun dana yang telah disalurkan selama 15 tahun ini adalah sebesar Rp. 42.038.650.000,-(empat puluh dua milyar tiga puluh delapan juta enam ratus lima puluh ribu rupiah). Yang terdiri dari delapan sektor usaha di Propinsi Sumatera Utara dan sebanyak 2.021 unit usaha kecil dan koperasi dengan perincian sebagai berikut :


(47)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

Tabel 3.3

Realisasi Pemberian Kredit Pada 8 Sektor Usaha No. Sektor Jumlah (mitra binaan ) Jumlah (Rp)

1. Sektor Perdagangan 993 18.140.500.000

2. Sektor Industri 307 6.966.500.000

3. Sektor Peternakan 12 234.500.000

4. Sektor Pertanian 26 1.090.000.000

5. Sektor Perkebunan 3 100.000.000

6. Sektor Perikanan 9 187.000.000

7. Sektor Jasa 664 15.099.300.000

8. Sektor Lainnya 7 220.850.000

Jumlah 2.021 42.038.650.000


(48)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI

Setelah menguraikan secara teori mengenai kredit pada bab dua dan bertitik tolak atas tinjauan pada PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan, yang telah diuraikan penulis pada bab sebelumnya, maka selanjutnya penulis mencoba untuk menguraikan suatu analisa dan evaluasi tersebut difokuskan pada pokok bahasan.

A. Prinsip-prinsip pemberian kredit

Sebelum pinjaman kredit diberikan maka Pertamina harus merasa yakin terlebih dahulu bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penelitian sebelum pinjaman tersebut disalurkan. Biasanya criteria penelitian yang dilakukan oleh Pertamina untuk mendapatkan mitra binaan yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C, yaitu character, capacity, capital,

collateral, dan condition. Hal ini di terapkan oleh Pertamina dalam menganalisis

permohonan kredit yang masuk.

Pengertian character pada kredit kecil adalah kemampuan membayar kembali hutang berupa nagsuran pokok berikut bunganya tepat waktu sesuai dengan jadwal dan jangka waktu pinjaman meskipun mereka dalam keadaan terbatas atau kesulitan. Hal ini secara implicit mengandung maksud bahwa debitur kecil harus mempunyai “willingness


(49)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

Capacity menggambarkan adanya potensi aliran kas masuk pada usaha mitra binaan sehingga pembayaran angsuran pokok dan bunga tidak mengalami kesulitan.

Capital menggambarkan jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki sendiri

oleh para mitra binaan. Dalam hal ini perlu diteliti apakah pengaturan modal itu berjalan dengan baik sehingga perusahaan dapat berjalan dengan lancar.

Collateral merupakan barang-barang jaminan yang diserahkan oleh calon mitra

binaan sebagai jaminan kredit yang diterima oleh pihak Pertamina, yang digunakan sebagai alat pengaman bagi pihak Pertamina apabila usaha yang dibiayai tersebut gagal atau mitra binaan tidak mampu lagi untuk melunasi pinjaman.

Condition of Economic menggambarkan kondisi ekonomi secara umum. Serta

keadaan persaingan perdagangan dilingkungan sektor usaha si pemohon kredit perlu diketahui, sehingga bantuan kredit yang akan diberikan benar-benar bermanfaat bagi perkembangan usaha mitra binaan.

Jadi penilaian yang dilakukan oleh pihak Pertamina Medan dalam menganalisa permohonan kredit sudah memenuhi syarat penilaian sebelum memberikan pinjaman. Hal ini dilihat dari beberapa syarat dan prinsip-prinsipyang dijalankan oleh pihak Pertamina.

B. Angsuran Pinjaman PKBL Pertamina (Persero)

PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan menggunakan sistim suku bunga flat sebesar 6%, dimana jangka waktu pengembalian dimulai dari 12 bulan (1 tahun), 24 bulan (2 tahun), dan 36 bulan (2,5 tahun).


(50)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

Tabel 4.1

Tabel Angsuran Pinjaman

PKBL PT.Pertamina (Persero)Unit Pemasaran I Medan

No. Jumlah Jangka Waktu Jumlah Pinjaman

(6%/Tahun)

12 24 36

1 1.000.000 95.909 48.478 33.571 1.060.000 2 2.000.000 191.818 96.957 67.143 2.120.000 3 3.000.000 287.727 145.435 100.714 3.180.000 4 4.000.000 383.636 193.913 134.286 4.240.000 5 5.000.000 479.545 243.391 167.857 5.300.000 6 6.000.000 575.455 290.870 201.429 6.360.000 7 7.000.000 671.364 339.348 235.000 7.420.000 8 10.000.000 959.091 484.783 335.714 10.600.000 9 15.000.000 1.438.636 727.174 503.571 15.900.000 10 20.000.000 1.918.182 969.565 671.429 21.200.000 11 25.000.000 2.397.727 1.286.957 839.286 26.500.000 12 30.000.000 2.877.273 1.504.348 1.007.143 31.800.000 13 35.000.000 2.256.818 1.721.739 1.175.000 37.100.000 14 40.000.000 3.836.364 1.939.130 1.342.857 42.400.000 15 45.000.000 4.290.909 2.156.522 1.510.714 47.700.000 16 50.000.000 4.745.455 2.373.913 1.678.571 53.000.000


(51)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

C. Gambaran Usaha Mitra Binaan

Tabel 4.2

Gambaran Usaha Mitra Binaan

PT.Pertamina (Persero)Unit Pemasaran I Medan

Karakteristik Jumlah

Usaha

% Total (%)

Jenis Usaha Dagang 16 43,24 100

Industri 11 29,73

Jasa 9 24,32

Peternakan 1 2,70

Lama Usaha < 5 Tahun 4 10,81 100

5-10 Tahun 20 54,05

11-15 Tahun 7 18,92

16-20 Tahun 4 10,81

> 20 tahun 2 5,40

Jumlah Tenaga Kerja

< 5 orang 15 40,54 100

5-10 orang 17 45,95

>10 orang 5 13,51

Jumlah Kredit < Rp.10.000.001 0 0 100

Rp.10.000.001-Rp.20.000.000 30 81,08

Rp.20.000.001-Rp.30.000.000 7 18,91

>Rp.30.000.000 0 0

Laba Sebelum Menerima

Kredit/bulan

<Rp.3.000.001 11 29,73 100

Rp.3.000.001-Rp.4.000.000 11 29,73

Rp.4.000.001-Rp.5.000.000 8 21,60

Rp.5.000.001-Rp.6.000.000 7 18,92

>Rp.6.000.000 0 0

Laba Sesudah Menerima

Kredit/bulan

>Rp.3.000.001 3 8,10 100

Rp.3.000.001-Rp.4.000.000 12 32,43

Rp.4.000.001-Rp.5.000.000 11 29,73

Rp.5.000.001-Rp.6.000.000 9 24,32

>Rp.6.000.000 2 5,40

Penggunaan Kredit Terhadap Pengembangan Usaha

76% - 100% 17 45,95 100

51% - 75% 13 35,13

50% 7 18,92


(52)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

Pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa :

1. Dari total 37 usaha mitra binaan terdiri dari 4 sektor jenis usaha yaitu 16 atau 43,24% jenis usaha dagang, 11 atau 29,73% jenis usaha indsutri, 9 atau 24,32% jenis usaha jasa, dan 1 atau 2,70% adalah usaha peternakan.

2. Lama usaha dibawah 5 tahun adalah sebanyak 4 usaha atau 10,81%, antara 5-10 tahun sebanyak 20 usaha atau 54,50%, antara 11-15 tahun sebanyak 7 usaha atau 18,92%, dan diatas 20 tahun sebanyak 2 usaha atau 5,40%.

3. Jumlah tenaga kerja di bawah lima orang sebanyak 15 usaha atau 40,54%, antara 5-10 orang sebanyak 17 usaha atau 45,95%, dan di atas 10 orang sebanyak 5 usaha atau 27,30%.

4. Jumlah kredit yang diterima usaha kecil sejumlah antara Rp.10.000.001-Rp.20.000.000 adalah sebanyak 30 usaha atau 81,08% antara Rp.20.000.001-Rp.30.000.000 adalah sebanyak 7 usaha atau 18,91%.

5. Laba usaha rata-rata perbulan pada usaha kecil sebelum menerima kredit kurang dari Rp.3.000.001 adalah sebanyak 11 usaha atau 29,73%, antara Rp.3.000.001-Rp.4.000.000 adalah sebanyak 11 usaha atau 29,73%, antara Rp.4.000.001- Rp.5.000.000 adalah sebanyak 8 usaha atau 21,60%, dan antara Rp.5.000.001-Rp.6.000.000 adalah sebanyak 7 usaha atau 18,92%.

6. Laba usaha rata-rata perbulan pada usaha kecil setelah menerima kredit kurang dari Rp.3.000.001 adalah sebanyak 3 usaha atau 8,10%, antara Rp.3.000.001- Rp.4.000.000 adalah sebanyak 12 usaha atau 32,43%, antara Rp.4.000.000-Rp.5.000.000 adalah sebanyak 11 usaha atau 29,73%, antara


(53)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

Rp.5.000.000-Rp.6.000.001 adalah sebanyak 9 usaha atau 24,32%, dan laba usaha setelah menerima kredit diatas Rp.6.000.000 adalah sebanyak 2 usaha atau 5,40%.

7. Tingkat penggunaan kredit terhadap pengembangan usaha kecil antara 70%-100% adalah sebanyak 17 usaha atau 45,94%, antara 51%-75% adalah sebanyak 13 usaha atau 35,13%, dan kurang dari atau sama dengan 50% adalah sebanyak 7 usaha atau 18,92%.


(54)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

D. Perkembangan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Tabel 4.3

Perkembangan Usaha Mitra Binaan

PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan

No Nama Perusahaan Jenis Usaha Laba Sebelum

Menerima Kredit

Laba Setelah Menerima Kredit

Kenaikan Laba


(55)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.

Pedagang Mie Sop/ Sumitro

Menjual Mie/Sutoro

Ponsel/ M.Zulfan

Pedagang Ikan di pasar/ Muslim

Catering/Herwita

Menjual Makanan Ringan/ Komsinar

Dagang ATK, Photo Copy Grosir Sembako/ Effendi Damanik Pedagang Mainan/ Sulaiman Kelontong/ Darwis Pedagang Buah/Mhd.Ilyas Kedai Kopi

Dagang Tong Ikan

Retail Pelumas, Door Smeer

Kelontong

Kedai Nasi Maharani

Sektor Perdagangan Sektor Perdagangan Sektor Perdagangan Sektor Perdagangan Sektor Perdagangan Sektor Perdagangan Sektor Perdagangan Sektor Perdagangan Sektor Perdagangan Sektor Perdagangan Sektor Perdagangan Sektor Perdagangan Sektor Perdagangan Sektor Perdagangan Sektor Perdagangan Sektor 3.000.000,- 3.000.000,- 4.000.000,- 3.000.000,- 3.000.000,- 3.000.000,- 4.000.000,- 6.000.000,- 3.000.000,- 3.000.000,- 3.000.000,- 3.000.000,- 3.000.000,- 3.000.000,- 3.000.000,- 3.000.000,- 4.000.000,- 4.000.000,- 5.000.000,- 4.000.000,- 4.500.000,- 4.000.000,- 6.500.000,- 8.000.000,- 4.000.000,- 4.000.000,- 4.500.000,- 4.500.000,- 4.500.000,- 6.000.000,- 4.500.000,- 4.500.000,- 1.000.000,- 1.000.000,- 1.000.000,- 1.000.000,- 1.500.000,- 1.000.000,- 1.500.000,- 2.000.000,- 1.000.000,- 1.000.000,- 1.500.000,- 1.500.000,- 1.500.000,- 3.000.000,- 1.500.000,- 1.500.000,-


(56)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.

Konveksi Pakaian Jadi/ Rudi Punomo SE Konveksi Pakaian Jadi/ Rizal

Konveksi Pakaian Jadi/ Ali Zamar Chan

Konveksi Pakaian Jadi/ Muliadi Chan

Konveksi Pakaian Jadi/ Ali Absar

Konveksi Pakaian Jadi/ Ali Mujar

Konveksi Pakaian Jadi/ Muktar Pembuatan kosen ketam/ M.Zulfikar Pengrajin sepatu/ Sopiyan Konveksi Busana Muslim/ Hj.Wisnanini Pembuatan Kompor Produksi dan Perdagangan/

Ivan Surya Ginting Biro Jasa, leveransir/ Mulyani Putri Rahayu

Perdagangan Sektor Industri Sektor Industri Sektor Industri Sektor Industri Sektor Industri Sektor Industri Sektor Industri Sektor Industri Sektor Industri Sektor Industri Sektor Industri Sektor Industri Sektor Jasa 6.000.000,- 6.000.000,- 6.000.000,- 6.000.000,- 6.000.000,- 6.000.000,- 6.000.000,- 5.000.000,- 5.000.000,- 6.000.000,- 4.000.000,- 6.000.000,- 6.000.000,- 8.000.000,- 8.000.000,- 8.500.000,- 8.000.000,- 8.000.000,- 8.500.000,- 9.000.000,- 7.500.000,- 7.000.000,- 6.500.000,- 6.000.000,- 7.500.000,- 8.500.000,- 2.000.000,- 2.000.000,- 2.500.000,- 2.000.000,- 2.000.000,- 2.500.000,- 3.000.000,- 2.500.000,- 2.000.000,- 1.500.000,- 2.000.000,- 1.500.000,- 2.500.000,-


(57)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37.

Bengkel Sepeda Motor/ Abdul Bakri

Kolam Pancing/ Naksir Ginting Rumah Sewa/ Drs.Parlindungan

Door Smeer Sepeda Motor/

Zulkarnaen

Bengkel sepeda motor/ Ali Marwan Rias Pengantin/ Rismiah Sari Reperasi AC/ Suwarno Peternakan Sektor Jasa Sektor Jasa Sektor Jasa Sektor Jasa Sektor Jasa Sektor Jasa Sektor Jasa Sektor Peternakan 6.000.000,- 5.000.000,- 10.000.000,- 4.000.000,- 6.000.000,- 6.000.000,- 6.000.000,- 15.000.000,- 9.000.000,- 6.000.000,- 15.000.000,- 6.000.000,- 8.000.000,- 8.000.000,- 8.000.000,- 20.000.000,- 3.000.000,- 1.000.000,- 5.000.000,- 2.000.000,- 2.000.000,- 2.000.000,- 2.000.000,- 5.000.000,-


(1)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat kita lihat, bahwa mitra binaan PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan mengalami perkembangan usaha, ini dilihat dari kenaikan laba setelah menerima kredit dari PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan.

Program kemitraan merupakan wadah untuk pengembangan UKM dikarenakan program ini dapat menjawab dan mengatasi kelemahan-kelemahan yang selama ini dialami oleh UKM di Indonesia mengingat mekanisme dan struktur kelembagaan kemitraan diatur berdasarkan KEP-2361MBU/2003 yang merupakan peraturan yang keluar dikarenakan peraturan sebelumnya belum dapat memenuhi harapan pelaku UKM. Agar tujuan pelaksanaan program kemitraan dapat tercapai maka unit program kemitraan sekurang-kurangnya melakukan fungsi pembinaan, evaluasi, penyaluran, penagihan, pelatihan, monitoring, promosi, fungsi administrasi dan keuangan. Unit kemitraan di kantor pusat dibentuk dengan memperhatikan jumlah dana yang dikelola, luas wilayah binaan, serta mempertimbangkan kondisi perusahaan. Sedangkan bentuk pelaksanaan di kantor cabang atau perwakilan disesuaikan dengan kebutuhan. Unit kemitraan atau PUKK bertanggung jawab langsung kepada salah satu anggota direksi yang ditetapkan dalam rapat direksi. Karyawan yang ditunjuk untuk menangani unit program kemitraan memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan karyawan lain di BUMN pembina yang bersangkutan.

Hal ini disebabkan oleh adanya pendidikan/pelatihan yang diberikan oleh para Pembina fasilitator sebelum para mitra binaan menerima kredit dari PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan, sehingga dapat terjadi hubungan kerjasama usaha di berbagai pihak yang sinergis, bersifat sukarela, dan berdasarkan prinsip saling


(2)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

membutuhkan, saling mendukung, dan saling menguntungkan dengan disertai pembinaan dan pengembangan antara PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan dan dengan para mitra binaan. Jadi tidak dapat dipungkiri perkembangan UKM tidak lepas dari para Pembina fasilitator.


(3)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian, pembahasan, serta hasil analisis dan evaluasi yang penulis lakukan, maka peneliti mencoba untuk menarik kesimpulan atas penelitian yang telah dilakukan pada PKBL PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan dan Usaha Kecil dan Menengah yang menjadi mitra binaan, serta memberikan saran yang mungkin akan bermanfaat bagi perusahaan dan UKM untuk terus mengembangkan usahanya agar lebih baik, dan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitian ini.

A. Kesimpulan

PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan merupakan salah satu perusahaan BUMN yang melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang menyalurkan kredit kepada usaha kecil dan menengah dan memberikan pembinaan yang bertujuan mengembangkan usaha kecil dan menengah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya tentang pengaruh pemberian kredit terhadap perkembangan UKM pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan, diambil beberapa kesimpulan bahwa mitra binaan yang telah diberikan kredit mengalami perkembangan, ini dapat dilihat dari peningkatan laba, dan berani bersaing di pasar global melalui promosi-promosi dan pameran yang digelar atau yang diadakan oleh pihak PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan.


(4)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

B. Saran

1. Bagi Perusahaan

a. Penyaluran kredit pada UKM oleh pihak PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan harus disertai dengan pembinaan dan pengawasan yang berkelanjutan, agar sasaran penggunaan kredit tercapai, karena banyak kredit digunakan untuk keperluan yang lain dan bukan untuk mengembangkan usaha mitra binaan.

b. Monitoring yang dilakukan umumnya hanya berfokus pada laporan tertulis, hal ini akan berpengaruh negatif dalam jangka panjang terhadap pihak PKBL PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan, karena akan kurang mengetahui kondisi keuangan usaha mitra binaan yang sebenarnya.

2. Bagi UKM

a. Sebaiknya dilakukan pemisahan keuangan perusahaan dengan keuangan pribadi, dan perlu dibuat laporan keuangan agar mitra binaan dapat dengan mudah menilai apakah usahanya mengalami peningkatan serta berjalan dengan baik atau tidak. b. Mempergunakan kredit untuk sesuatu yang berguna bagi perkembangan usaha,

dengan memperhatikan usaha yang memiliki peluang berkembang dimasa yang akan datang.


(5)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.

DAFTRA PUSTAKA

Astiko, dan Sunardi.1999. Pengantar Manajemen Perkreditan, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Fadhillah, Diena 2005.”Analisis pengaruh pelaksanaan Program Kemitraan dan

Bina Lingkungan Terhadap Perkembangan UKM Mitra Binaan PT.Perkebunan Nusantara III Medan”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara, Medan (Tidak Dipublikasi).

Gay,L.R., & Diehl ; P.L.(1996). Research Methods Of Business and Management.

Singapore: Simon & Schuster (Asia) Pte Ltd.

Hafsah, Jafar. Mohammad 2000. Kemitraan Usaha : Konsepsi dan Strategi, Cetakan Kedua, PT.Pustaka sinar Harapan, Jakarta.

Hasibuan, Beby Kendida.2005.”Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Peningkatan

Kemampulabaan Usaha Kecil Percetakan di Kelurahan Medan Barat”.

Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan (Tidak Dipublikasi).

Kasmir,2002. Manajemen Perbankan.PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kuncoro, Mudrajad.2003. Metode Riset Bisnis dan Ekonomi. Erlangga, Jakarta. Rachmat, Budi.2004. Modal Ventura. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Sugiyono.2003. Metode Penelitian Bisnis. CV.Alfabeta, Bandung.

Tambunan, Tulus.2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Salemba Empat, Jakarta.

Wibowo, Singgih et al.2003.Petunjuk Mendirikan Usaha Kecil. Cetakan Keempatbelas PT.Penebar Swadaya, Jakarta.


(6)

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan, 2009.


Dokumen yang terkait

Analisis Sistem Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Di Medan Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (pkbl) PT. Perkebunan Nusantara III (persero)

0 40 89

Pengaruh Piutang Program Kemitraan &amp; Bina Lingkungan (PKBL) terhadap Biaya Operasional PTPN II (PERSERO) Medan

9 102 96

Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan ( PKBL ) Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan

20 96 85

Peran Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT. Pertamina (Persero) Medan Dalam Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) (Studi Pada Mitra Binaan Pkbl PT. Pertamina (Persero) Medan)

7 120 111

Pengaruh Pengalokasian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Bank Mandiri Kantor WilayaH I Medan

0 36 92

Pengaruh Pengalokasian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan

2 40 87

Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Angkasa Pura II Polonia Medan

0 26 90

Analisis Manajemen Kredit Pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan

0 44 110

I. IDENTITAS RESPONDEN - Analisis Sistem Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Di Medan Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (pkbl) PT. Perkebunan Nusantara III (persero)

0 0 14

Analisis Sistem Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Di Medan Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (pkbl) PT. Perkebunan Nusantara III (persero)

0 0 10