No Data
Jenis Kejahatan 02
03 04
05 06
1. Konvensinal
Bunuh,ANIRAT, CURAT CURAS
468 512
515 570
610 2.
Keky.Neg. Ilegal Loging, Kompsi,
Curi Ikan 24
31 33
41 43
3. Imp.Konti
SOSPOL,Bencana Alam
2 2
1 3
8
Sumber Data : POLRES Kota Kendari
4.2 Kondisi Keberadaan Kasus Pelecehan Seksual Di Kota Kendari
Dalam hal ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan hasil penelitian yang diperoleh melalui studi lapangan baik itu pihak aparat
penegak hukum maupun korban dan pelaku pelecehan seksual di Kota Kendari.
Berikut ini penulis akan menguraikan daftar jumlah tersangka terdakwa kasus pelecehan seksual baik yang telah diselesaikan oleh
Pengadilan Negeri Kendari maupun yang masih dalam proses penuntutan Jaksa dan penyidikan oleh pihak Kepolisian. Dalam hal ini
penulis akan menyajikan data tersebut dalam bentuk tabel.
Tabel 1 : Data Tersangka terdakwa kasus pelecehan seksual di Kota Kendari
No. Tahun Tahap
Penyidikan Tahap
Penuntutan Tahap
Penyelesaian Sidang
Jumlah Ket.
1. 2005
- -
11 11
Telah
2.
3. 4.
2006
2007 2008
-
5 2
-
4 1
15
8 -
15
17 3
Vonis Telah
Vonis -
- Jumlah
7 5
34 46
Sumber data : POLRES Kota Kendari Keterangan : Data tahun 2008 hanya sampai pada bulan Februari
Berdasarkan keterangan tabel tersebut di atas diperoleh fakta bahwa angka pelecehan seksual sejak tahun 2005 sampai 2008 terus
mengalami peningkatan yang cukup memprihatinkan. Sejak tahun 2005 sampai 2006 angka pelecehan seksual mengalami peningkatan 36
pertahun sedangkan tahun 2006 sampai 2007 juga terus mengalami peningkatan hingga mencapai 13 dan di tahun 2008 juga
memperlihatkan peningkatan yang cukup besar. Sejak bulan januari hingga februari 2008 angka pelecehan seksual berjumlah 3 kasus. Hal ini
dimungkinkan akan terus mengalami peningkatan hingga Desember tahun 2008.
Keseluruhan kasus sejak tahun 2005 – 2006 telah diselesaikan dan dijatuhkan vonis oleh Pengadilan Negeri Kendari dimana jumlah
vonis yang dijatuhkan bervariasi. Sedangkan kasus di tahun 2007 hanya 8 kasus yang telah diselesaikan dan jatuh vonis oleh pengadilan dan 4
kasus masih dalam tahap penuntutan oleh jaksa penuntut umum dan 5 kasus masih dalam tahap penyidikan oleh pihak Kepolisian Kota Kendari.
1. Identitas Pelaku Dari data yang diperoleh penulis dari studi lapangan yang
dilakukan diperleh fakta mengenai identitas para pelaku. Dalam hal ini identitas para pelaku akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
Tabel 2 : Data pendidikan para pelaku
No. Tahun
SD SLTP
SLTA PT
JUMLAH KET.
1 2
3 4
2005 2006
2007 2008
2 4
4 1
2 5
6 1
6 6
5 1
1 -
2 -
11 15
17 3
JUMLAH 11
14 17
3 45
Sumber data : POLRESTA Kendari
Dari tabel tersebut di atas jika dilihat dari tingkat pendidikan para pelaku sebagian besar memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, di
mana para pelaku pelecehan seksual terlihat berada pada urutan pertama yakni mereka yang memiliki tingkat pendidikan SLTA dengan
jumlah 17 orang dan urutan kedua adalah SLTP dengan jumlah 13
orang sedangkan urutan ketiga adalah pelaku yang hanya berpendidikan SD dengan jumlah 11 orang dan jumlah angka terkecil
pelecehan seksual di Kota Kendari berasal dari perguruan tinggi dengan jumlah 3 orang.
Dari data tersebut di atas angka pelecehan seksual pada perguruan tinggi terlihat hanya tahun 2005 dan 2007, sedangkan di
tahun 2006 pelecehan seksual yang dilakukan oleh mereka yang berpendidikan perguruan tinggi tidak diperoleh data yang
menunjukkan angka perbuatan pelecehan seksual. Secara garis besar jika dilihat dari keterangan tabel di atas menunjukkan angka
pelecehan seksual di Kota Kendari terus mengalami peningkatan dan hal tersebut merupakan angka yang cukup memprihatinkan.
Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap salah seorang pelaku pelecehan seksual di Kota Kendari yang bernama Arif
Kuswanto menyatakan tindakan pelecehan seksual yang dilakukannya tidak direncanakan sebelumnya di mana ia mengakui
bahwa perbuatan pelecehan seksual yang dilakukan sebagai akibat dari menonton siaran HBO yang merupakan siaran luar negeri sekitar
pukul 09.00 pagi. Pelecehan seksual yang ia lakukan kepada anak majikannya dikarenakan ia tidak bisa menahan nafsu biologis yang
ada pada dirinya dan hal tersebut dilakukan tanpa disadarinya. Ia juga manambahkan perbuatan pelecehan yang ia lakukan pada saat ibu
dari majikannya tidak berada di rumahnya. Dan ia hanya bersama korban yang masih berusia dibawah umur dan ia mengakui
perbuatannya dan menerima akibat hukum yang diperolehnya dari putusan sidang Pengadilan Negeri Kendari Wawancara 5 maret
2007. Selain daftar tabel tersebut di atas penulis akan menyajikan
identitas para pelaku yang diperoleh dari studi lapangan dengan menyajikan identitas tersebut dalam bentuk tabel. Dan tabel berikut ini
akan menerangkan data pekerjaan para pelaku pelecehan seksual yang dapat dijadikan bahan banding dalam menelusuri kenyataan
obyektif pelecehan seksual yang terjadi di Kota Kendari. Tabel 5 : Data identitas pekerjaan para pelaku tahun 2004-2006
No. Tahun Pekerjaan
Jumlah Nelayan
Pelajar Pembantu
Swasta 1
2 3
2004 2005
2006 5
4 5
2 4
7 2
1 3
2 6
2 11
15 17
Jumlah 14
13 6
10 43
Sumber data : Pengadilan Negeri Kendari Dari data tersebut di atas dapat diperoleh fakta bahwa
pelecehan seksual yang terjadi di kota kendari pada tahun 2004 lebih banyak dilakukan oleh mereka yang berprofesi sebagai nelayan
dengan jumlah pelaku sebanyak 5 orang dan tahun 2005 pelecehan seksual yang banyak terjadi di Kota Kendari yang telah jatuh vonis
oleh Pengadilan Negeri Kendari dilakukan oleh mereka yang berprofesi swasta dengan jumlah 6 orang sedangkan pada tahun
2006 angka pelecehan seksual banyak dilakukan oleh kalangan pelajar dengan jumlah 7 orang pelaku.
Keterangan tersebut di atas memperlihatkan sebuah kenyataan bahwa perilaku pelecehan seksual yang terjadi di Kota
Kendari tidak hanya dilakukan oleh mereka yang berada dibawah garis kemiskinan tetapi terlihat sebuah perimbangan bahwa perilaku
pelecehan seksual banyak terjadi dikalangan mereka yang memiliki kemampuan finansial secara berlebihan, sehingga dapat dikatakan
tindakan pelecehan seksual yang dilakukan oleh seseorang tidak hanya terjadi sebagai akibat ketidakmampuan secara finansial akan
tetapi pelecehan seksual yang terjadi lebih banyak dipengaruhi oleh peran lingkungan dan penggunaan media cetak dan elektronik secar
tidak wajar sehingga menimbulkan imajinasi yang berlebihan yang dikonsumsinya secara langsung melalui media tersebut.
2. Korban Pelecehan Seksual Berdasarkan hasil wawancara terhadap korban pelecehan
seksual sebanyak 2 orang mengaku ia memperoleh perlakuan pelecehan seksual dari pamannya sendiri dan 1 orang mengaku
mendapatkan perlakuan pelecehan seksual dari temannya sendiri.
Ketiga korban tersebut mengaku sedah berulang kali ia mendapatkan perlakuan pelecehan seksual akan tetapi perbuatan tersebut baru ia
laporkan setelah menganggap bahwa prilaku pelecehan seksual yang ditujukan kepadanya telah berulang kali dan mengancam dirinya.
Awalnya ia menyatakan tidak berani melaporkan kejadian tersebut dikarenakan malu dan takut mendapatkan siksaan dari
pelaku. Ia juga mengakui perbuatan pelaku tersebut diakui tidak normal karena perbuatan tersebut dilakukan karena pengaruh
minuman keras dan pengaruh media elektronik yang memberikan informasi negatif seperti video porno dan siaran-siaran yang dapat
menimbulkan naluri biologis pada pelakunya. Pada tanggal 23 Mei 2006 ia baru melaporkan perihal
pelecehan seksual yang dilakukan oleh pamannya sendiri. Dalam laporan tersebut ia menyatakan memperoleh perlakuan perbuatan
seksual dengan cara diremas dan dipegang pada bagian-bagian anggota tubuhnya yang sangat sensitif. Wawancara 6 Maret 2007.
4.3 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Timbulnya Pelecehan Seksual di Kota Kendari