Hukum Pidana 002

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Geografis

1) Luas Wilayah

Kota Kendari mencakup luas wilayah 28.170 Km2 yang berada

di sekitar pesisir pantai dengan di apit beberapa pegunungan yang ada. Secara garis besar luas wilayah daratan Kota Kendari 8.532,88 Km2, sedangkan wilayah perairan 21.200 Km2. Secara administratif

Kota Kendari terdiri atas 10 Kecamatan yang terdiri dari : 1. Kecamatan Kendari Barat,

2. Kecamatan Mandonga, 3. Kecamatan Baruga, 4. Kecamatan Poasia, 5. Kecamatan Abeli,

6. Kecamatan Kendari Barat 7. Kecamatan Ranomeeto 8. Kecamatan Soropia 9. Kecamatan Waworete 10. Kecamatan Konda


(2)

2) Batas Wilayah

Batas wilayah Kota Kendari adalah meliputi :

a) Di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Konawe. b) Di sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda.

c) Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Konawe. d) Di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Konsel.

4.1.2 Demografi

Jumlah penduduk Kota Kendari (sensus 2005) ialah 357.778 jiwa yang masing-masing tersebar di 10 Kecamatan. Secara demografi penduduk Kota Kendari heterogen didiami oleh berbagai suku seperti Tolaki, Buton, Muna, Bugis, Makassar, Jawa, Bali, Toraja, Ambon dan warga Keturunan.

4.1.3 Sosial Budaya

1) Masyarakat Kota Kendari masih di mungkinkan menjadi sumber dari tumbuh berkembangnya secara heterogenitas yang dimungkinkan terciptanya konflik masyarakat yang berlatar belakang SARA, sehingga hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh pihak tertentu yang ingin memperoleh keuntungan.

2) Masalah Primordialisme sampai saat ini masih tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat Kota Kendari yang berakibat adanya konflik yang bernuansa Primordialis.


(3)

3) Adanya tradisi masyarakat Kota Kendari yang mengkonsumsi miras sebagai kebutuhan primer sehingga memungkinkan perbuatan melawan hukum.

4.1.4 Sosial Politik

1) Suhu politik di Kota Kendari relatif besar ini menandakan gejolak penguasaan kekuasaan yang hendak di capai sehingga menimbulkan konflik etnosentris secara berlebihan.

2) Dari kebiasaan masyarakat Kota Kendari terlihat setiap terjadi penggantian pejabat pemerintah selalu menarik perhatian dan melibatkan suatu kelompok seperti tokoh masyarakat, tokoh politik maupun Mahasiswa. Hal ini memungkinkan munculnya sikap primordialisme yang berakibat dapat melahirkan keterikatan pad putra daerah secara fanatisme.

4.1.5 Sosial Ekonomi

Perkembangan sistem ekonomi di Kota Kendari mulai mengalami peningkatan akan tetapi peningkatan tersebut melahirkan beberapa permasalahan baru yakni :

1) Adanya stratifikasi sosial di dalam masyarakat yang menonjol sehingga menimbulkan kecemburuaan sosial dimana hal ini dapat memicu adanya konflik secara struktural dan horisontal di kalangan masyarakat.


(4)

2) Kesenjangan masyarakat antara kaya dan miskin di daerah Kota Kendari menimbulkan perbedaan di kalangan pribumi dan non pribumi (warga keturunan Cina), begitu pula antara suku pendatang dengan suku asli.

4.1.6 Sumber Daya Alam

Kota Kendari memiliki potensi Sumber Daya Alam yang sangat beraneka ragamyang dapat meninggkatkan Pendapata Asli Daerah meliputi :

1) Perikanan.

2) Perkebunan : Coklat, Kelapa dan lain sebagainya. 3) Pertanian : Tanaman jangka pendek.

4) Peternakan : seperti sapi, kerbau, kambing dan ayam.

4.1.7 Keamanan

1) Wilayah Kota Kendari adalah daerah bekas basis DITII sehingga tidak menutup kemungkinan dapat menimbulkan gangguan terhadap ketertiban dalam masyarakat hal ini dipengaruhi oleh heterogennya masyarakat yang mendiami Kota Kendari.

2) Kesatuan-kesatuan TNI/POLRI di daerah Kota Kendari terdiri dari :


(5)

b) POM TNI. c) POLAIRUT.

d) Markas Besar TNI AL.

Hal tersebut perlu disikapi dengan tingkat komunikasi dan koordinasi yang baik.

4.1.8 Situasi Kamtibmas

Berikut ini akan digambarkan situasi kamtibmas Kota Kendari dalam bentuk tabel sata sejak tahun 2002-2006.

Tabel 1 : Data Kejahatan Periode 2002-2006

No. Tahun Jumlah T.P Jumlah SAI T.P % SAI.T.P

1. 2002 676 345 49,91

2. 2003 1500 711 47,4

3. 2004 1844 988 53.57

4. 2005 1807 870 48,14

5. 2006 2194 1442 65,72

Sumber Data : POLRES Kota Kendari

Tabel 2 : Data Kejahatan Terhadap Konvensional, Kekayaan Negara dan Implikasi Konti.


(6)

No Data Jenis Kejahatan 02 03 04 05 06

1. Konvensinal Bunuh,ANIRAT,

CURAT CURAS 468 512 515 570 610

2. Keky.Neg. Ilegal Loging, Kompsi,

Curi Ikan 24 31 33 41 43

3. Imp.Konti SOSPOL,Bencana

Alam 2 2 1 3 8

Sumber Data : POLRES Kota Kendari

4.2 Kondisi Keberadaan Kasus Pelecehan Seksual Di Kota Kendari Dalam hal ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan hasil penelitian yang diperoleh melalui studi lapangan baik itu pihak aparat penegak hukum maupun korban dan pelaku pelecehan seksual di Kota Kendari.

Berikut ini penulis akan menguraikan daftar jumlah tersangka/ terdakwa kasus pelecehan seksual baik yang telah diselesaikan oleh Pengadilan Negeri Kendari maupun yang masih dalam proses penuntutan Jaksa dan penyidikan oleh pihak Kepolisian. Dalam hal ini penulis akan menyajikan data tersebut dalam bentuk tabel.

Tabel 1 : Data Tersangka/ terdakwa kasus pelecehan seksual di Kota Kendari No. Tahun Tahap

Penyidikan PenuntutanTahap PenyelesaianTahap Sidang

Jumlah Ket.


(7)

2. 3. 4. 2006 2007 2008 -5 2 -4 1 15 8 -15 17 3 Vonis Telah Vonis

-Jumlah 7 5 34 46

Sumber data : POLRES Kota Kendari

Keterangan : Data tahun 2008 hanya sampai pada bulan Februari

Berdasarkan keterangan tabel tersebut di atas diperoleh fakta bahwa angka pelecehan seksual sejak tahun 2005 sampai 2008 terus mengalami peningkatan yang cukup memprihatinkan. Sejak tahun 2005 sampai 2006 angka pelecehan seksual mengalami peningkatan 36 % pertahun sedangkan tahun 2006 sampai 2007 juga terus mengalami peningkatan hingga mencapai 13 % dan di tahun 2008 juga memperlihatkan peningkatan yang cukup besar. Sejak bulan januari hingga februari 2008 angka pelecehan seksual berjumlah 3 kasus. Hal ini dimungkinkan akan terus mengalami peningkatan hingga Desember tahun 2008.

Keseluruhan kasus sejak tahun 2005 – 2006 telah diselesaikan dan dijatuhkan vonis oleh Pengadilan Negeri Kendari dimana jumlah vonis yang dijatuhkan bervariasi. Sedangkan kasus di tahun 2007 hanya 8 kasus yang telah diselesaikan dan jatuh vonis oleh pengadilan dan 4


(8)

kasus masih dalam tahap penuntutan oleh jaksa penuntut umum dan 5 kasus masih dalam tahap penyidikan oleh pihak Kepolisian Kota Kendari. 1. Identitas Pelaku

Dari data yang diperoleh penulis dari studi lapangan yang dilakukan diperleh fakta mengenai identitas para pelaku. Dalam hal ini identitas para pelaku akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 2 : Data pendidikan para pelaku

No. Tahun SD SLTP SLTA PT JUMLAH KET.

1 2 3 4 2005 2006 2007 2008 2 4 4 1 2 5 6 1 6 6 5 1 1 -2 -11 15 17 3

JUMLAH 11 14 17 3 45

Sumber data : POLRESTA Kendari

Dari tabel tersebut di atas jika dilihat dari tingkat pendidikan para pelaku sebagian besar memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, di mana para pelaku pelecehan seksual terlihat berada pada urutan pertama yakni mereka yang memiliki tingkat pendidikan SLTA dengan jumlah 17 orang dan urutan kedua adalah SLTP dengan jumlah 13


(9)

orang sedangkan urutan ketiga adalah pelaku yang hanya berpendidikan SD dengan jumlah 11 orang dan jumlah angka terkecil pelecehan seksual di Kota Kendari berasal dari perguruan tinggi dengan jumlah 3 orang.

Dari data tersebut di atas angka pelecehan seksual pada perguruan tinggi terlihat hanya tahun 2005 dan 2007, sedangkan di tahun 2006 pelecehan seksual yang dilakukan oleh mereka yang berpendidikan perguruan tinggi tidak diperoleh data yang menunjukkan angka perbuatan pelecehan seksual. Secara garis besar jika dilihat dari keterangan tabel di atas menunjukkan angka pelecehan seksual di Kota Kendari terus mengalami peningkatan dan hal tersebut merupakan angka yang cukup memprihatinkan.

Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap salah seorang pelaku pelecehan seksual di Kota Kendari yang bernama Arif Kuswanto menyatakan tindakan pelecehan seksual yang dilakukannya tidak direncanakan sebelumnya di mana ia mengakui bahwa perbuatan pelecehan seksual yang dilakukan sebagai akibat dari menonton siaran HBO yang merupakan siaran luar negeri sekitar pukul 09.00 pagi. Pelecehan seksual yang ia lakukan kepada anak majikannya dikarenakan ia tidak bisa menahan nafsu biologis yang ada pada dirinya dan hal tersebut dilakukan tanpa disadarinya. Ia juga manambahkan perbuatan pelecehan yang ia lakukan pada saat ibu


(10)

dari majikannya tidak berada di rumahnya. Dan ia hanya bersama korban yang masih berusia dibawah umur dan ia mengakui perbuatannya dan menerima akibat hukum yang diperolehnya dari putusan sidang Pengadilan Negeri Kendari (Wawancara 5 maret 2007).

Selain daftar tabel tersebut di atas penulis akan menyajikan identitas para pelaku yang diperoleh dari studi lapangan dengan menyajikan identitas tersebut dalam bentuk tabel. Dan tabel berikut ini akan menerangkan data pekerjaan para pelaku pelecehan seksual yang dapat dijadikan bahan banding dalam menelusuri kenyataan obyektif pelecehan seksual yang terjadi di Kota Kendari.

Tabel 5 : Data identitas pekerjaan para pelaku tahun 2004-2006

No. Tahun Pekerjaan Jumlah

Nelayan Pelajar Pembantu Swasta 1 2 3 2004 2005 2006 5 4 5 2 4 7 2 1 3 2 6 2 11 15 17

Jumlah 14 13 6 10 43

Sumber data : Pengadilan Negeri Kendari

Dari data tersebut di atas dapat diperoleh fakta bahwa pelecehan seksual yang terjadi di kota kendari pada tahun 2004 lebih banyak dilakukan oleh mereka yang berprofesi sebagai nelayan dengan jumlah pelaku sebanyak 5 orang dan tahun 2005 pelecehan seksual yang banyak terjadi di Kota Kendari yang telah jatuh vonis


(11)

oleh Pengadilan Negeri Kendari dilakukan oleh mereka yang berprofesi swasta dengan jumlah 6 orang sedangkan pada tahun 2006 angka pelecehan seksual banyak dilakukan oleh kalangan pelajar dengan jumlah 7 orang pelaku.

Keterangan tersebut di atas memperlihatkan sebuah kenyataan bahwa perilaku pelecehan seksual yang terjadi di Kota Kendari tidak hanya dilakukan oleh mereka yang berada dibawah garis kemiskinan tetapi terlihat sebuah perimbangan bahwa perilaku pelecehan seksual banyak terjadi dikalangan mereka yang memiliki kemampuan finansial secara berlebihan, sehingga dapat dikatakan tindakan pelecehan seksual yang dilakukan oleh seseorang tidak hanya terjadi sebagai akibat ketidakmampuan secara finansial akan tetapi pelecehan seksual yang terjadi lebih banyak dipengaruhi oleh peran lingkungan dan penggunaan media cetak dan elektronik secar tidak wajar sehingga menimbulkan imajinasi yang berlebihan yang dikonsumsinya secara langsung melalui media tersebut.

2. Korban Pelecehan Seksual

Berdasarkan hasil wawancara terhadap korban pelecehan seksual sebanyak 2 orang mengaku ia memperoleh perlakuan pelecehan seksual dari pamannya sendiri dan 1 orang mengaku mendapatkan perlakuan pelecehan seksual dari temannya sendiri.


(12)

Ketiga korban tersebut mengaku sedah berulang kali ia mendapatkan perlakuan pelecehan seksual akan tetapi perbuatan tersebut baru ia laporkan setelah menganggap bahwa prilaku pelecehan seksual yang ditujukan kepadanya telah berulang kali dan mengancam dirinya.

Awalnya ia menyatakan tidak berani melaporkan kejadian tersebut dikarenakan malu dan takut mendapatkan siksaan dari pelaku. Ia juga mengakui perbuatan pelaku tersebut diakui tidak normal karena perbuatan tersebut dilakukan karena pengaruh minuman keras dan pengaruh media elektronik yang memberikan informasi negatif seperti video porno dan siaran-siaran yang dapat menimbulkan naluri biologis pada pelakunya.

Pada tanggal 23 Mei 2006 ia baru melaporkan perihal pelecehan seksual yang dilakukan oleh pamannya sendiri. Dalam laporan tersebut ia menyatakan memperoleh perlakuan perbuatan seksual dengan cara diremas dan dipegang pada bagian-bagian anggota tubuhnya yang sangat sensitif. (Wawancara 6 Maret 2007).

4.3 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Timbulnya Pelecehan Seksual di Kota Kendari

Berlangsungnya perubahan sosial dalam masyarakat kota Kendari yang serba cepat dan perkembangan zaman yang tidak sama mengakibatkan adanya konflik-konflk eksternal dan internal juga


(13)

disorganisasi dalam masyarakat serta dalam pergaulan hidup individu masyarakat. Perubahan dan perkemnbangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak diimbangi dengan perkembangan pembinaan sosial di dalam pergaulan masyarakat. Hal tersebut menyebabkan coraak berpikir masyarakat kadang tidak realistis dalam mengungkap dan memahami etika dan tatanan hidup dalam masyarakat.

Pengaruh perubahan sosial dalam masyarakat di kota Kendari mengakinatkan terjadinya pertentangan dan perselisihan di antara individu masyarakat maupun kelompok sebagai akibat pelanggaran hak-hak kepentingan yang tidak saling menghargai antara satu dengan yang lain. Berbagai pengaruh yang lahir tanpa dikehendaki memberikan implikasi negatif dlam struktur pergaulan masyarakat, oleh sebab itu menimbulkan akibat pelecehan seksual.

Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya pelecehan seksual di kota Kendari, maka berikut ini penulis akan menyajikan hasil wawancar dengan pihak-pihak atau instansi-instansi yang terkait dengan masalah pelecehan seksual di kota Kendari.

Menurut Bapak Supratman, selaku Kepala Biro Operasional Kepolisian kota Kendari menyatakan bahwa :

1. Penyebab terjadinya pelecehan seksual di kota Kendari disebabkan oleh dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal.


(14)

- Pelecehan seksual yang terjadi sebagai akibat besarnya tingkat seksualitas seorang pelaku yang secara psikologis tidak mampu menekan naluri biologis dalamdirinya yang timbul dari pengaruh visualisasi maupun berdasarkan kehendak dari dirinya sendiri.

- Pelecehan seksual yang di lakukan oleh seseorang sebagai akibat ketidak mampuan dalam mengelolah dan mengendalaikan tingkat emosional seksualitas

- Pelecehan seksual yangdilakukan oleh seseorang di akibatkan besarnya daya fantasi yang berlebihan secara biologis di dalam diri seseorang

- Lemahnya mental spiritual yang di miliki seorang sehingga menyebabkan terjadinya pelecehan seksual di kota Kendari. - Lemahnya pendidikan dan ilmu yang berbasisi etika moral oleh

seorang pelaku pelecehan seksual.

- Kurangnya kesadran akan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan

b. Faktor eksternal

- Pelecehan seksual timbul sebagai akibat adanya media cetak dan elektronik yang memberikan fasilitas yang mengarah pada akses negatif seperti video porno, majalah porno maupun fasilitas yang adapat diperoleh melalui hubungan interpersonal.


(15)

- Pelecehan seksual di kota Kendari terjadi sebagai akibat ketidakmampuan secara finansial naluri biologis kepada wanita yang menawarkan pelayanan jasa seks komersial

- Adanya pengaruh dari lawan jenis yang memberikan tekanan biologis secara visualisasi terhadap seseorang, akibatnya orang tersebut tidak dapat menekan naluri biologis dalam dirinya.

- Pengunaan pakaian yang sensual dan over sensual sehingga memperlihatkan bagian tubuh seorang korban yang dapat menimbulkan daya rangsangan terhadap orang yang melihatnya.

- Tidak adanya batasan pergaulan antara laki-laki dan perempuan dalam proses interkasi dan adaptasi dalam lingkungan masyarakat

- Adanya tekanan psikologi dan frustasi sehingga pelecehan seksual dapat terjadi di kota Kendari

Dari gambaran tersebut di atas memberikan penjelasan bahwa penyebab utama pelecehan seksual di kota Kendari lebih banyak dipengaruhi oleh media cetak dan elektronik yang menawarkan akses-akses negatif sehingga adanya tekanan biologis dan mereka yang menyaksikan tidak mampu membendung, sehingga menyebabkan terjadinya pelecehan seksual.


(16)

Berdasarkan keterangan tersebut di atas penulis juga akan memberikan keterangan yang di peroleh melalui studi lapangan,agar dapat di ketahui penyebab terjadinya pelecehan seksual di kota Kendari. Selain keterangan yang telah dipaparkan oleh penulis di atas yang diperoleh melalui wawancara dengan pihak Polresta Kendari, penulis juga akan memaparkan dan menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pelecehan seksual di kota Kendari.

Menurut ibu Husni Rauf, SH. Selaku Jaksa Penuntut Umum pada Pengadilan Negeri Kendari menyatakan ada bebrapa hal yang menyebabkan terjadinya pelecaehan seksual di kota Kendari adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh media cetak dan elektronik yang menawarkan informasi negatif dan menyesatkan.

2. Kurangnya pembelajaran seksual yang di terapkan para orang tua kepada anaknya yang berakibat adanya tekanan biologis yang tidak dapat di manejemen secara emosional oleh seseorang yang melakukan pelecehan seksual.

3. Pengaruh aktraktif lingkungan di mana pelaku berada.

4. Kurangnya moral yang di milki oleh para pelaku pelecehan seksual 5. Tekanan dan frustasi yang berlebihan

6. Tingginya nafsu seks yang normal tidak terintegrasi dalam kepribadian dan keroyalan seks.


(17)

7. Pada masa kanak-kanak pelaku pernah melakukan relasi seks atau suka melakukan hubungan seks sebelum perkawinan untuk sekedar iseng meniknati masa indah di kala muda.

8. Simbol keberanian yang menjajahi dunia seks secara nyata di dalam pergaulan.

Hal tersebut di atas menurut ibu Husni Rauf, SH. selaku Jaksa Penuntut Umum pada Pengadilan Negeri Kendari bahwa kedelapan faktor tersebut di atas adalah penyebab terjadinya pelecehan seksual di kota Kendari. Dari hasil wawancara penulis, ia juga menerangkan bahwa pelecehan seksual di kota Kendari terus mengalami peningkatan yang signifikan di setiap tahunnya. Ia juga menerangkan bahwa pelecehan seksual yang terjadi saat ini tidak hanya di kehendaki oleh seorang pelaku saja. Tetapi lebih didominasi oleh pengaruh korban yang menghendaki terjadinya pelecehan seksual tersebut karena kepentingan. Lebih lanjut ia menerangkan bahwa pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang pelaku memiliki tingkat penjatuhan pidana yang berbeda antara satu dengan yang lain bila dilihat di lihat dan di ukur berdasarkan tingkat perbuatannya. (wawancara 7 Maret 2007)

Menurut Adi Sutrisno, SH.MH., Pengadilan Negeri Kendari menyatakan pelaku kejahatan pelecehan seksual di kota Kendari sebagian besar di tuntut pidana empat bulan sampai tiga tahun dengan melanggar pasal 289 KUHP dan 290 KUHP tentang perbuatan cabul.


(18)

Berdasarkan wawancara tersebut penulis juga memperoleh informasi bahwa kejahatan pelecehan seksual yang terjadi di kota Kendari terus mengalami peningkatan dan tingkat pelecehan seksual yan terbanyak diputuskan oleh Pengadilan Negeri Kendari sebagian besar mereka yang berprofesi nelayan dan swasta (wawancara, 8 maret 2007).

Dari keterangan tersebut di atas penulis dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa tingkat pelesehan seksual di Kota Kendari terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh besarnya pengaruh media cetak dan elektronik yang menawarkan fasilitas negatif seperti video porno, majalah porno serta informasi yang dapat diperoleh secara mudah didalam pergaulan masyarakat.

4.4 Upaya-Upaya Penanggulangan Pelecehan Seksual di Kota Kendari Tingginya angka pelecehan seksual di Kota Kendari yang terus mengalami peningkatan sebagaimana yang telah diterangkan dalam wawancara tersebut diatas baik kepada Pihak Kepolisian, pelaku, korban, Kejaksaan Negeri Kendari dan Pengadilan Negeri Kendari diperoleh penjelasan dari pihak aparat penegak hukum bahwa dalam rangka menekan angka pelecehan seksual di Kota Kendari dilakukan dengan dua cara yakni secara prefentif dan represif.


(19)

Dalam hal ini, penulis akan memaparkan upaya-upaya prefentif dan represif dalam rangka menekan angka terjadinya pelecehan seksual di Kota Kendari :

1. Prefentif

Upaya-upaya prefentif yang dilakukan oleh aparat penegak hukum, dalam hal ini aparat kepolisian Polresta Kendari dalam rangka menekan rangka pelecehan seksual di Kota Kendari dilakukan dengan berbagai cara yakni sebagai berikut :

a. Melakukan razia penyebaran video porno dan majalah porno di pasar-pasar tradisional maupun di tempat-tempat penyewaan kaset.

b. Menyebarkan satuan Intelijen kepolisian di berbagai tempat yang dicurigai yang memperdagangkan dan menyewakan fasilitas-fasilitas yang berefek negatif pada masyarakat.

c. Melakukan razia terhadap penggunaan Handphone dikalangan pelajar yang memungkinkan menyediakan fasilitas negatif di dalam handphone tersebut.

d. Memberikan himbauan dan penyuluhan kepada orang tua mengenai resiko yang ditimbulkan oleh pengaruh media cetak dan elektronik.

e. Memberikan peringatan dini terhadap pihak orang tua agar tetap waspada kepada orang-orang di sekitar lingkungan masyarakat


(20)

dengan cara tidak membiarkan anak gadisnya berada dirumah sendirian ataupun ditemani oleh seseorang yang bukan sejenisnya.

f. Melakukan penyuluhan penyuluhan terhadap bahaya seks bebas dikalangan remaja.

g. Pihak Polresta Kendari bekerja sama dengan tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat yang berada di Kota Kendari untuk melakukan pencegahan dini terhadap kejahatan pelecehan seksual dengan menerapkan pembelajaran yang berbasis mental spiritual.

Upaya-upaya prefentif tersebut diatas merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh pihak Polresta Kendari dalam rangka mencegah kejahatan pelecehan seksual di wilayah hukum Kota Kendari. Dari proses wawancara oleh penulis diakui peningkatan pelecehan seksual saat ini oleh Pihak Kepolisian belum mampu menekan angka kejahatan pelecehan seksual yang diakibatkan adanya pengaruh media cetak dan elektronik yang perkembangannya begitu cepat, sehingga tidak diimbangi dengan pembinaan sosial untuk itu seluruh elemen baik itu pemerintah, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan orang tua harus mampu berpartisipasi aktif dalam rangka menekan angka laju pelecehan seksual di Kota Kendari sehingga tidak hanya semata-mata memberikan tanggung jawab


(21)

kepada Pihak Kepolisian secara institusi, personal melainkan hal tersebut adalah tanggung jawab secara keseluruhan oleh masyarakat. 2. Refresif

Selain upaya-upaya prefentif yang di lakukan oleh aparat penegak hukum dalam hal ini pihak kepolisian Polresta Kendari, ada pula upaya-upaya refresif yang di lakukan untuk menekan peningkatan angka pelecehan seksual di kota Kendari dengan instrumen memberikan efek jera kepada para pelaku dengan cara sebagai berikut :

a. Menerapakan sistem pengamanan mengenai pelecehan seksual secara cepat dan tanggap

b. Dalam memberikan efek jera pihak kepolisian memberikan hukuman fisik kepada para pelaku tetapi hal tersebut dilakukan masih dalam batas-batas tertentu.

c. Menerapkan subsideir Pasal kumulatif terhadap para pelaku pelecehan seksual.

d. Menerapkan sanksi yang tegas dengan kapasitas hukuman penjara yang tinggi terhadap para pelaku pelecehan seksual. e. Memberikan pemahaman secara logis kepada para pelaku

bahwa atas perbuatannya mengakibtkan kerugian secara mental kepada korban dan lingkungannya.


(22)

Hal-hal tersebut di atas merupakan rangkaian tindakan represif yang dilakukan oleh aparat penegak hukum khususnya pihak kepolisian Polresta Kendari dalam rangka menekan angka pelecehan seksual di kota Kendari dengan asumsi bahwa kepada para pelaku dapat merasakan efek jera atas rangkaian tindakan yang dilakukannya dan menyadari bahwa perbuatan yang dilakukan tersebut sangat bertentangan dengan tatanan hukum formal di Indonesia serta tatanan kaidah yang tumbuh dalam pergaulan hidup masyarakat serta di harapkan dengan adanya upaya refresif tersebut dapat menekan angka peningkatan pelecehan seksual di kota Kendari sehingga dapat tercipta suasana aman dan tertib hukum dalam pergaulan masyarakat.

BAB V PENUTUP

Dalam bab terakhir ini, penulis akan menyampaikan kesimpulan yang di tarik dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Di samping itu penulis akan menyampaikan saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam


(23)

rangka mencegah dan menanggulangi kejahatan pelecehan seksual di kota Kendari.

5.1 Kesimpulan

Faktor-faktor penyebab dan upaya penanggulangan terjadinya pelecehan seksual adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya pembelajaran kepada masyarakat yang berbasis mental spiritual dalam proses pergaulan dalam masyarakat.

2. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat tidak di imbangi dengan pembinaan sosial di dalam masyarakat.

3. Pelecehan seksual yang terjadi di kota Kendari timbul sebagai akibat pengaruh media cetak dan elektronik yang menawarkan fasilitas-fasilitas negatif seperti video porno, majalah porno yang dapat di peroleh melalui situs internet.

4. Pelecehan seksual yang terjadi si kota Kendari timbul sebagai akibat dari korban yang memperlihatkan bagian-bagian tertentu tubuhnya yang dapat menimbulkan daya rangsangan kepada orang yang meluhatnya.

5. Pelecehan seksual yang terjadi di kota Kendari timbul sebagai akibat kurangnya kesadaran akan nilai-nilai persamaan hak antara laki-laki dan perempuan.


(24)

6. Kurangnya perangkat hukum yang mengatur tentang pelecehan seksual.

7. Kurangnya sanksi yang tegas yang hanya di atur dalam Pasal 289 KUHP dan 290 KUHP mengenai perbuatan cabul.

5.2 Saran

Saran yang di ambil oleh penulis di dasarkan pada kesimpulan yang di tarik dari sebuah pembahasan di mana, saran tersebut akan berusaha menjawab pertanyaan dari sebuah kesimpulan yakni sebagai berikut :

1. Meningkatkan penyuluhan secara rohani dalam setiap acara religius maupan dalam pertemuan-pertemuan tertentu.

2. Meningkatkan pembinaan sosial melalui kegiatan yang bernuansa peningkatan toleransi dan tepa selira di dalam masyarakat.

3. Melakukan razia terhadap penyebaran infornasi yang sifatnya memberikan akses negatif kepada masyarakat.

4. Melakukan penyuluhan tentang akibat penggunaan pakaian yang dapat menimbulkan daya rangsangan kepada orang yang melihatnya serta menerapkan peraturan penggunaan pakaian yang menutup aurat.

5. Memberikan pembelajaran seksual di usia dini di mulai dari lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat.


(25)

6. Menetapkan aturan hukum yang fleksibel dan tegas terhadap pelaku pelecehan seksual.

7. Menambahkan perangkat hukum yang mengatur tentang pelecehan seksual.

Dari penjelasan tersebut di atas di harapkan dapat memberikan efek jera terhadap para pelaku mengenai tindakan kejahatan pelecehan seksual yang dilakukannya.

Sebelum penulis menutup rangkain penulisan karya ilmiah ini berdasarkan dari hasil penelitian kiranya hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi dan bahan banding kepada pembaca mengenai keberadaan pelecehan seksual di kota Kendari, dan penulis juga menyadari atas arti sebuah keterbatasan sebagai manusia biasa dalam penyajian karya ilmiah ini dan semoga bagi peneliti yang akan datang dapay menyempurnakan metode penulisan dan pemaparan dari penelitian ini secara sempurna.


(1)

dengan cara tidak membiarkan anak gadisnya berada dirumah sendirian ataupun ditemani oleh seseorang yang bukan sejenisnya.

f. Melakukan penyuluhan penyuluhan terhadap bahaya seks bebas dikalangan remaja.

g. Pihak Polresta Kendari bekerja sama dengan tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat yang berada di Kota Kendari untuk melakukan pencegahan dini terhadap kejahatan pelecehan seksual dengan menerapkan pembelajaran yang berbasis mental spiritual.

Upaya-upaya prefentif tersebut diatas merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh pihak Polresta Kendari dalam rangka mencegah kejahatan pelecehan seksual di wilayah hukum Kota Kendari. Dari proses wawancara oleh penulis diakui peningkatan pelecehan seksual saat ini oleh Pihak Kepolisian belum mampu menekan angka kejahatan pelecehan seksual yang diakibatkan adanya pengaruh media cetak dan elektronik yang perkembangannya begitu cepat, sehingga tidak diimbangi dengan pembinaan sosial untuk itu seluruh elemen baik itu pemerintah, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan orang tua harus mampu berpartisipasi aktif dalam rangka menekan angka laju pelecehan seksual di Kota Kendari sehingga tidak hanya semata-mata memberikan tanggung jawab


(2)

kepada Pihak Kepolisian secara institusi, personal melainkan hal tersebut adalah tanggung jawab secara keseluruhan oleh masyarakat. 2. Refresif

Selain upaya-upaya prefentif yang di lakukan oleh aparat penegak hukum dalam hal ini pihak kepolisian Polresta Kendari, ada pula upaya-upaya refresif yang di lakukan untuk menekan peningkatan angka pelecehan seksual di kota Kendari dengan instrumen memberikan efek jera kepada para pelaku dengan cara sebagai berikut :

a. Menerapakan sistem pengamanan mengenai pelecehan seksual secara cepat dan tanggap

b. Dalam memberikan efek jera pihak kepolisian memberikan hukuman fisik kepada para pelaku tetapi hal tersebut dilakukan masih dalam batas-batas tertentu.

c. Menerapkan subsideir Pasal kumulatif terhadap para pelaku pelecehan seksual.

d. Menerapkan sanksi yang tegas dengan kapasitas hukuman penjara yang tinggi terhadap para pelaku pelecehan seksual. e. Memberikan pemahaman secara logis kepada para pelaku

bahwa atas perbuatannya mengakibtkan kerugian secara mental kepada korban dan lingkungannya.


(3)

Hal-hal tersebut di atas merupakan rangkaian tindakan represif yang dilakukan oleh aparat penegak hukum khususnya pihak kepolisian Polresta Kendari dalam rangka menekan angka pelecehan seksual di kota Kendari dengan asumsi bahwa kepada para pelaku dapat merasakan efek jera atas rangkaian tindakan yang dilakukannya dan menyadari bahwa perbuatan yang dilakukan tersebut sangat bertentangan dengan tatanan hukum formal di Indonesia serta tatanan kaidah yang tumbuh dalam pergaulan hidup masyarakat serta di harapkan dengan adanya upaya refresif tersebut dapat menekan angka peningkatan pelecehan seksual di kota Kendari sehingga dapat tercipta suasana aman dan tertib hukum dalam pergaulan masyarakat.

BAB V PENUTUP

Dalam bab terakhir ini, penulis akan menyampaikan kesimpulan yang di tarik dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Di samping itu penulis akan menyampaikan saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam


(4)

rangka mencegah dan menanggulangi kejahatan pelecehan seksual di kota Kendari.

5.1 Kesimpulan

Faktor-faktor penyebab dan upaya penanggulangan terjadinya pelecehan seksual adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya pembelajaran kepada masyarakat yang berbasis mental spiritual dalam proses pergaulan dalam masyarakat.

2. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat tidak di imbangi dengan pembinaan sosial di dalam masyarakat.

3. Pelecehan seksual yang terjadi di kota Kendari timbul sebagai akibat pengaruh media cetak dan elektronik yang menawarkan fasilitas-fasilitas negatif seperti video porno, majalah porno yang dapat di peroleh melalui situs internet.

4. Pelecehan seksual yang terjadi si kota Kendari timbul sebagai akibat dari korban yang memperlihatkan bagian-bagian tertentu tubuhnya yang dapat menimbulkan daya rangsangan kepada orang yang meluhatnya.

5. Pelecehan seksual yang terjadi di kota Kendari timbul sebagai akibat kurangnya kesadaran akan nilai-nilai persamaan hak antara laki-laki dan perempuan.


(5)

6. Kurangnya perangkat hukum yang mengatur tentang pelecehan seksual.

7. Kurangnya sanksi yang tegas yang hanya di atur dalam Pasal 289 KUHP dan 290 KUHP mengenai perbuatan cabul.

5.2 Saran

Saran yang di ambil oleh penulis di dasarkan pada kesimpulan yang di tarik dari sebuah pembahasan di mana, saran tersebut akan berusaha menjawab pertanyaan dari sebuah kesimpulan yakni sebagai berikut :

1. Meningkatkan penyuluhan secara rohani dalam setiap acara religius maupan dalam pertemuan-pertemuan tertentu.

2. Meningkatkan pembinaan sosial melalui kegiatan yang bernuansa peningkatan toleransi dan tepa selira di dalam masyarakat.

3. Melakukan razia terhadap penyebaran infornasi yang sifatnya memberikan akses negatif kepada masyarakat.

4. Melakukan penyuluhan tentang akibat penggunaan pakaian yang dapat menimbulkan daya rangsangan kepada orang yang melihatnya serta menerapkan peraturan penggunaan pakaian yang menutup aurat.

5. Memberikan pembelajaran seksual di usia dini di mulai dari lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat.


(6)

6. Menetapkan aturan hukum yang fleksibel dan tegas terhadap pelaku pelecehan seksual.

7. Menambahkan perangkat hukum yang mengatur tentang pelecehan seksual.

Dari penjelasan tersebut di atas di harapkan dapat memberikan efek jera terhadap para pelaku mengenai tindakan kejahatan pelecehan seksual yang dilakukannya.

Sebelum penulis menutup rangkain penulisan karya ilmiah ini berdasarkan dari hasil penelitian kiranya hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi dan bahan banding kepada pembaca mengenai keberadaan pelecehan seksual di kota Kendari, dan penulis juga menyadari atas arti sebuah keterbatasan sebagai manusia biasa dalam penyajian karya ilmiah ini dan semoga bagi peneliti yang akan datang dapay menyempurnakan metode penulisan dan pemaparan dari penelitian ini secara sempurna.