Tentang Penahanan PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

Penangkapan adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau penuntutan atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang hukum acara pidana pasal 1 butir 20. berdasarkan bunyi pegertian diatas maka yang berwenang melakukan penangkapan adalah penyidik, namun dalam pasal 16 ayat 1 penyelidik dapat juga melakukan penangkapan asalkan terdapat perintah dari penyidik. 2. Tujuan dan alasan penangkapan tujuan penangkapan disebutkan dalam 16 KUHAP yankni untuk kepentingan penyelidikan atau untuk kepentingan penyidikan, sementara itu alasan penangkapan ditentukan dalam pasal 17 KUHP yaitu: adanya dugaan keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukup. bukti permulaan yang cukup minimal satu alat bukti dan satu barang bukti 3. Syarat sahnya penangkapan adapun untuk syarat sahnya penangkapan dengan menunjukkan surat tugas diperlukan syarat sebagi berikut: penangkapan yang dikeluarkan oleh penyidik atau penyidik pembantu; dengan memberikan surat perintah penangkapan kepada tersangka yang mencantumkan identitas tersangka dan menyebutkan alasan penangkapan serta uraian singkat perkara kejahatan yang disangkakan serta tempat ia surat perintah penangkapan tersebut harus dikeluarkan oleh diperiksa; pejabat kepolisian negara republik Indonesia yang berwenang dalam dengan menyerahkan tembusan melakukan penyidikan didaerah hukumnya; surat perintah penngkapan itu kepada keluarga tersangka segera setelah penangkapan dilakukan. dalam hal tertangkap tangan maka penangkapan tidak perlu pakai surat perintah, dengan ketentuan bahw penangkap harus segera menyerahkan tertangkap beserta barang bukti yang ada kepadapenyidik ataupenyidik pembantu. 4. Batas waktu penangkapan penangkapan ditentukan dalam pasal 19 ayat 1 yaitu dilakukan maksimum satu hari. jika lebih dari stu hari maka sudah terjadi pelangaran hukum dan dengan sendirinya penangkapan dianggap tidak sah. atau jika batas waktu itu dilanggar maka tersangka, keluarganya, penasehat hukumnya dapat memintakan pemeriksaan kepada praperadilan. dan sekaligus dapt menuntut ganti rugi. namun akan jadi msalah jika ksusnya ada di pedalaman, mka untuk jalan keluarnya penangkapan harus dilakukan oleh penyidik sendiri agr pemeriksaannya dapat dilakukan sesegera mungkin ditempat terdekat. atau kalau tidk begitu dapat dilakukan surat perintah menghadap bukan surat perintah penangkapan.

D. Tentang Penahanan

1. alasan penahanan alasan penahanan dibagi dua yaitu alasan obyektif dan alasan subyektif Alasan Obyektif yaitu: karena undang-undang sendiri yan menentukan tindak pidana man yang akan dikenakan penahanan; ha l ini ditentukan dalam pasal 21 ayat 14 ayat 4 KUHAP yaitu: perbuatan pidana yang diancam dengan pidana penjara lima tahun atau perbuatan pidana sebagaimana yang diatur dalam pasal 335, 351 lebih; dan sebagainya. Alasan Subyektif yaitu: alasan yang muncul dari penilaian subyektif pejabat yang yyang menitikberatka pada keadaan dan keperluan penahanan itu sendiri. hal ini ditentukan dalam dalam pasal 21 ayat 1 KUHAP adanya dugaan keras bahwa tersangka terdakwa melakukan tindak yaitu: adanya keadaan yangpidana berdsarkan bukti permulaan yang cukup; menimbulkan kekawatiran bahwa tersangka dan terdakwa kan melarikan diri; adanyakekawatiran tersangka atau terdakw merusak dan atau  menghilangkan barang bukti dn atau mengulangi tindak pidana. Pejabat yang berwenang malakukan penahanan adalah: 1. Penyidik 2. Penuntut umum 3. Hakim pengadilan negeri 4. Hakim pegadila Tinggi 5. Hakim mahkamah Agung dalam waktu penahanan dan perpanjangannya dapat dirangkum dalam tabel dibawah ini: No Pejabat Penahanan Lama Penahanan Pejabat Perpanjangan Lama Perpanjangan Jumlah 1 Penyidik 20 H Penuntut umum 40 H 60 H 2 Penuntut umum 20 H Ket. PN 30 H 50 H 3 hakim PN 30 H Ket. PN 60 H 90 H 4 Hakim PT 30 H Ket. PT 60 H 90 H 5 Hakim MA 50 H Ket. MA 60 H 110 H Total 400 H rupanya penahanan tersebut pada masing-masing tingkatan masih mungkin diperpanjang lagi sebagaimana diatur dalam pasal 29 KUHAP. dalam hal Tersangka atau tedakwa menderita ini perpanjangan dilakukan dalam hal: gangguan fisik atau mental berat, yang dibuktikan dengan surat perkara yang diperiksa diancam penjara keterangan dokter, atau sembilan tahun atau lebih. dalam hal ini yang memberikan perpanjangan berbeda dengan pada saat pertama, dapat digmbarkan dalam tabel dibawah ini: No Pejabat Penahanan Pejabat Perpanjangan Jumlah Perpanjangan Pertama Jumlah Perpanjangan Kedua Jumlah 1 Penyidik Ket. PN 30 H 30 H 60 H 2 Penuntut umum Ket. PN 30 H 30 H 60 H 3 Hakim PN Ket. PT 30 H 30 H 60 H 4 Hakim PT MA 30 H 30 H 60 H 5 Hakim MA Ket. MA 30 H 30 H 60 H Total 300 H

2. Penagguhan Penahanan

penangguhan penahanan ini sifatnya permohonan, sehingga dikabulkan dan tidaknya sangat tergantung pada pejabat yang menahannya. penangguhan penahanan dalam undang=undang dapat dilakukan dengan jaminan maupun tidak dengan jaminan namun hampir disetiap praktek tidak pernah ada penangguhan yang tidak pakai jaminan. KUHAP membagi jenis penahanan menjadi 3 yaitu: a. Penahanan Rumah Tahanan Negara b. Penahanan Rumah c. Penahanan Kota pasal 22 ayat 1 pada tahanan rumah tahanan negara maka masa penahanan itu  untuk tahanan kotadikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan, pengurangan tersebut seperlima 15 dari jumlah lamanya waktu sedangkan dalam tahanan rumah dikurangkan sepertiga 13 penahanan, perhitungannya misalkan: Pidana yang dijatuhkan = 10 bulan Tahanan Rutan = 9 bulan Perhitungannya 10 – 9 bulan = 1 bulan Pidana yang dijatuhkan = 12 bulan Tahanan Rumah = 8 bulan Perhitungannya 12 – 13 x 8 bulan = 10 bulan pidana yang dijatuhkan = 11 bulan tahanan kota = 10 bulan perhitungannya 10 – 15 x 10 bulan = 8 bulan

E. Tentang Penggeledahan