rupanya penahanan tersebut pada masing-masing tingkatan masih mungkin diperpanjang lagi sebagaimana diatur dalam pasal 29 KUHAP. dalam hal Tersangka atau tedakwa menderita
ini perpanjangan dilakukan dalam hal: gangguan fisik atau mental berat, yang dibuktikan dengan surat perkara yang diperiksa diancam
penjara keterangan dokter, atau sembilan tahun atau lebih.
dalam hal ini yang memberikan perpanjangan berbeda dengan pada saat pertama, dapat digmbarkan dalam tabel dibawah ini:
No Pejabat Penahanan Pejabat Perpanjangan Jumlah Perpanjangan Pertama Jumlah Perpanjangan Kedua Jumlah 1 Penyidik Ket. PN 30 H 30 H 60 H 2 Penuntut umum Ket. PN 30 H 30 H 60 H 3 Hakim PN Ket. PT 30 H 30 H
60 H 4 Hakim PT MA 30 H 30 H 60 H 5 Hakim MA Ket. MA 30 H 30 H 60 H Total 300 H
2. Penagguhan Penahanan
penangguhan penahanan ini sifatnya permohonan, sehingga dikabulkan dan tidaknya sangat tergantung pada pejabat yang menahannya. penangguhan penahanan dalam undang=undang dapat dilakukan dengan jaminan
maupun tidak dengan jaminan namun hampir disetiap praktek tidak pernah ada penangguhan yang tidak pakai jaminan.
KUHAP membagi jenis penahanan menjadi 3 yaitu: a. Penahanan Rumah Tahanan Negara b. Penahanan Rumah c. Penahanan Kota pasal 22 ayat 1
pada tahanan rumah tahanan negara maka masa penahanan itu untuk tahanan kotadikurangkan seluruhnya
dari pidana yang dijatuhkan, pengurangan tersebut seperlima 15 dari jumlah lamanya waktu sedangkan dalam tahanan rumah dikurangkan sepertiga 13
penahanan, perhitungannya misalkan: Pidana yang dijatuhkan = 10 bulan Tahanan Rutan = 9 bulan Perhitungannya 10 – 9
bulan = 1 bulan Pidana yang dijatuhkan = 12 bulan Tahanan Rumah = 8 bulan Perhitungannya 12 – 13 x 8 bulan = 10 bulan
pidana yang dijatuhkan = 11 bulan tahanan kota = 10 bulan perhitungannya 10 – 15 x 10 bulan = 8 bulan
E. Tentang Penggeledahan
pada prinsipnya tak seorangpun yang boleh dipaksa menjalani gangguan secara sewenang-wenang dan tidak sah terhadap kekuasaan pribadinya, keluarganya, rumahnya atau surat menyuratnya. sekalipun demikian undang-
undang memberikan kewenangan kepada penyidik untuk melakukan penggeledahan demi kepentingan penyidikan.
KUHAPmembagi penggeledahan menjadi dua yaitu:penggeledahan rumah dan penggeledahan pakaian dan badan. kedua penggeledahan tersebut harus dilakukan oleh oleh penyidik atau penyelidik atas perintah penyidik.
dan dalam pelaksanaanya harus memperhatikan prinsip-prinsip atau syarat-syarat yang telah ditentukan undang- undang. prinsip atu syarat yang harus diperhatikan dalam melakukan penggeledahan rumah adalah bahwa: 1.
Penyidik harus mempunyai surat izin dari ketua pegadilan negeri setempat pasal33 ayat 1 2. setiap memasuki suatu rumah, seseorang penyidik harus menunjukkan tanda pengenal pasal 125 3. jika
penggeledahan itu dilakukan atas perintah tertulis penyidik maka penyelidik yang menjalankan perintah itu harus menunjukkan surat tugas; 4. Penyidik harus ditemani oleh dua orang saksi dalam hal tersangka
ataupenghuninya menyetujuinya, jika yang terakhir ini menolak atau tidak hadir penyidik harus disaksikan oleh kepala desa atau ketua lingkungan serta dua orang saksi pasal 33 ayat 3 5. pelaksanaan dan hasil dari
penggeledahan rumah itu, penyidik harus membuat suatu berita acara dalam dua hari dan turunannya di sampaikan kepada pemilik atau penghuni rumah yang bersangkutan pasal 33 ayat 5.
tempat-tempat yang dikcualikan dan tidak diperkenankan untuk memasukinya adalah: Ruang dimana sedang berlangsung sidang MPR dan DPR tempat dmana sedang diadakan berlangsung ibadah dan atau upacara
keagamaan; ruang dimana sedang berlangsung sidang pengadilan.
mengenai penggeledahan badan ini undang-undang tidak menjelaskan, namun dalam hal penggeledahan badan ini termasuk juga pada rongga badan. penggeledahan seorang wanita dilakukan olehseorang wanita juga dalam
hal penyidik menganggap perlu untuk menggeledah rongga badan.
F. Tentang Penyitaan