Komponen Pendekatan Kontekstual Pendekatan Kontekstual

kaidahyang siap untuk diambil dan diingat. Siswa harus dibiasakan untuk memecahkanmasalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut denganide-ide. Pendidik tidak akan mampu mengkonstruksikan semua pengetahuankepada siswa. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak merekasendiri. Esensi dari teori konstruktivis adalah ide bahwa siswa harusmenemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain,dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dalam pandangan konstruktivis, strategi memperoleh lebih diutamakandibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu tugas pendidik adalah menfasilitasi proses tersebut dengan : a. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa b. Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri c. Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar Langkah nyata dalam menulis deskripsi pada elemen ini dilakukan melalui proses yang dilaksanakan dalam tahapan-tahapan tertentu secara runtut. Tahapan menulis diawali dari menentukan topik dan judul tulisan, menyusun kerangka tulisan, mengembangkan paragraf menjadi tulisan yang utuh, dan diakhiri dengan kegiatan merevisi tulisan. Dengan cara yang demikian, hasil karangan atau tulisan para siswa menjadi lebih baik atau optimal. b. Inkuiri Dalam pelaksanaan proses belajar menulis deskripsi, siswa dilatih untuk dapat mengembangkan daya imajinasinya melalui kegiatan menemukan inquiri. Secara umum siklus pembelajaran inkuiri : 1 Observasi Observation 2 Bertanya Questioning 3 Mengajukan Dugaan Hipotesis 4 Mengumpulkan Data Data Gathering 5 Penyimpulan Conclussion Kegiatan inkuiri dalam pembelajaran menulis diwujudkan melalui kegiatan menemukan topik, judul, dan ide pokok karangan berdasarkan pengalaman nyata para siswa yang dituliskan dalam kerangka draf karangan yang dapat diperoleh dengan melakukan pengamatan, bertanya, dan menyimpulkan. c. Bertanya Bertanya merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari orang lain. Kegiatan bertanya dilakukan dengan cara mengelompokkan para siswa dalam beberapa kelompok belajar. Para siswa dalam satu atau antar kelompok melakukan kegiatan bertanya untuk memperoleh pengetahuan atau informasi dari temannya yang dapat digunakan untuk bahan dalam mengembangkan karangan. Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk: 1 menggali informasi 2 mengecek pemahaman siswa 3 membangkitkan respon siswa 4 mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa 5 mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa 6 memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki pendidik 7 untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa 8 untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa d. Masyarakat Belajar Masyarakat belajar learningcommunity adalah sebuah komunitas atau kelompok dimana orang-orang yang ada di dalamnya adalah orang mau belajar dari orang lain, setiap orang bisa menjadi sumber belajar, dan ini berarti setiap orang akan sangat kayadengan pengetahuan dan pengalaman.Dalam masyarakat belajar terjadi proses pembelajaran secara sinergis dan dua arah. Interaksi belajar terjadi dari pendidik kepada siswa, dari siswa kepada pendidik, dari pendidik dengan pendidik, siswa dengan siswa, bahkan dari siapa saja. Dalam kelas kontekstual pendidik disarankan selalu melaksanakan pembelajarandalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompokyang anggotanya heterogen. Yang pandai mengajari yang lemah, yang tahumemberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannyayang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul, dan seterusnya. Metode pembelajaran dengan tehnik“learning community” ini sangat membantu proses pembelajaran di kelas. Langkah pembelajaran dengan teknik masyarakat belajar terwujud dalam : a. Pembentukan kelompok kecil b. Pembentukan kelompok besar c. Mendatangkan ahli ke kelas tokoh, olahragawan, dokter, dan sebagainya d. Bekerja dengan kelas sederajat e. Bekerja kelompok dengan kelas di atasnya f. Bekerja dengan masyarakat Pada pembelajaran menulis masyarakat belajar dapat dilakukan melalui kerjasama teman dalam kelompok atau teman antar kelompok. Pengetahuan yang dibangun melalui kerjasama dengan teman, dapat digunakan sebagai acuan pola pikir setiap individu siswa.Masyarakat belajar yang diterapkan pada pembelajaran menulis, membuat Siswa merasa terbantu dalam proses belajarnya untuk dapat menghasilkan karangan yang lebih baik dibandingkan dengan pola belajar secara individu. e. Pemodelan Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, adamodel yang bisa ditiru. Model itu berupa cara mengoperasikan sesuatu, caramelempar bola dalam olah raga, contoh: karya tulis, cara melafalkankata dalam BahasaInggris, dan sebagainya. Contoh lain misalnya pendidik memberi cara mengerjakan sesuatu atau pendidik memberi model tentang bagaimana cara belajar. Model juga dapat didatangkan dari luar yang merupakan seorang yang ahli dibidangnya. Seorang penutur asli berbahasaInggris sekali waktu dapat dihadirkan di kelas untuk menjadi model caraberujar, cara bertutur kata, gerak tubuh ketika berbicara, dan sebagainya. Implementasi terhadap pembelajaran menulis pada elemen pemodelan adalah dengan memberi model atau contoh karangan yang baik dan benar. Bagaimana proses pembuatan tulisan deskripsi yang baik dan benar sehingga dihasilkan tulisan yang baik dan benar. Pemberian model dalam pembelajaran menulis dapat mengefektifkan proses pembelajaran. Dengan memberikan contoh pola karangan kepada siswa, mereka lebih mudah dalam mengerjakan tugas dari pendidiknya melalui pola yang telah dicontohkan. f. Refleksi Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atauberpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yanglalu. Siswa menyimpan dan mengendapkan pemahamannya dengan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Kunci dari semua itu adalah, bagaimana pengetahuan itu mengendap di benak Siswa. Siswa mencatat apa yang sudah dipelajari dan bagaimana menerapkan ide-ide baru. Pada akhir pembelajaran pendidik menyisakan waktu sejenak agar Siswa melakukan refleksi. Realisasinya berupa : a. Pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu, b. Catatan atau jurnal di buku siswa, c. Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu, d. Diskusi, e. Hasil karya. Dalam kegiatan menulis, refleksi sangat dibutuhkan untuk dapat mengembangkan ide atau gagasan yang dituangkan dalam bentuk tulisan atau karangan. Kegiatan refleksi dilakukan pada setiap proses pembuatan karangan mulai dari tahap penentuan topik karangan sampai kegiatan merevisi atau memperbaiki tulisan. G. Penilaian autentik Penilaian autentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran secara utuh tentang perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh pendidik agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Kemacetan belajar siswa harus diketahui sejak awal dengan cara mengidentifikasi data. Hal ini dilakukan supaya siswa terbebas dari kemacetan belajar. Elemen penilaian autentik dalam pembelajaran menulis dilakukan dengan memberi latihan kepada para siswa untuk menilai karangan teman dan karangan sendiri secara objektif. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mempresentasikan hasil tulisan di depan kelompok, kemudian masing- masing anggota kelompok memberikan masukan atau penilaian terhadap hasil karyanya. Hal dapat menumbuhkan keberanian kepada siswa untuk biasa menerima masukan dari orang lain dan melatih siswa memiliki sifat kejujuran dalam bekerja. Dari uraian diatas, penerapan tujuh elemen pendekatan kontekstualpada pembelajaran menulis merupakan upaya untuk meningkatkan produktivitas pembelajaran menulis, sehingga proses belajar diharapkan akan lebih bermakna karena pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan kepentingan dan kemampuan siswa.

2.8 Kajian Penelitian yang relevan

Upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis pada siswa telah banyak dilakukan. Hal ini terbukti dengan banyaknya penelitian yang dilakukan oleh para ahli bahasa maupun para mahasiswa. Penelitian tersebut belum semuanya sempurna. Oleh karena itu, penelitian tersebut memerlukan penelitian lanjutan demi melengkapi dan menyempurnakan penelitian sebelumnya. Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan topik penelitian ini yaitu penelitian tentang peningkatan keterampilan menulis yang akan dijadikan sebagai kajian pustaka dalam penelitian. Penelitian tersebut dilakukan oleh Sartijan 2008 yang berjudul Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Melalui Penggunaan Media Gambar pada Siswa Kelas IX-F dan IX-G SMP Negeri 4 Bandar Lampung Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 20072008. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa, meningkatkan kosa kata siswa, siswa lebih mudah mengembangkan idegagasan dalam menulis, suasana belajar yang kondusif, menyenangkan serta prestasi belajar menulis meningkatkan. Setyaningsih 2008 – Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis teks deskriptif dalam Bahasa Inggris di kelas 7B SMPN 7 Metro T.P. 2007-2008. Hasil temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model inquiry dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis teks deskriptif dengan termotivasinya siswa untuk menulis. Dalam kurikulum 2004 untuk mata pelajaran bahasa Inggris, model pembelajaran dilakukan melalui empat tahapan, yaitu : a building knowledge of field BKOF, b. modeling of text MOT, c. joint construction of text JCOT, dan d. independent construction of text ICOT. Pada implementasi tahap JCOT, pada pembelajaran menulis text deskriptif, ragam bahas tulis yang dihasilkan oleh Siswa dalam kelompok belum sesuai dan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SEDERHANA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN KARTU GAMBAR PADA SISWA KELAS VIII SMPN 20 BANDAR LAMPUNG

2 9 85

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I BATURETNO WONOGIRI

0 12 191

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

0 4 47

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas V SD Negeri

0 2 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH I SURAKARTA.

0 0 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE KOLABORATIF DI SMK AL-ISLAM KELAS X DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN.

0 0 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI TEKNIK INQUIRY DENGAN PENDEKATAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI TEKNIK INQUIRY DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS X SMA NEGE

0 0 19

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS X KEPERAWATAN SMK

0 0 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

0 0 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN METODE KARYAWISATA UNTUK ANAK TUNARUNGU KELAS X DI SLB NEGERI PURBALINGGA.

0 0 180