Faktor Penghambat Penegakan Hukum
                                                                                keadilan,  kegunaan  atau  kemanfaatan  dan  kepastian  hukum  dalam  pelaksanaan penegak  hukum  untuk  menentukan  kepuasan  bagi  mereka  yang  mendambakan
keadilan. c. Faktor Sarana atau Fasilitas
Sarana  atau  fasilitas  mempunyai  peranan  yang  sangat  penting  di  dalam  penegakan hukum.  Tanpa adanya sarana atau fasilitas tersebut,  maka tidak mungkin penegakan
hukum  akan berlangsung dengan lancar dan menyerasikan peranan  yang  seharusnya dengan peran  yang aktua. Sarana atau fasilitas tersebut antara lain mencakup tenaga
manusia  yang  berpendidikan  dan  terampil,  organisasi  yang  baik,  peralatan  yang memadai, keuangan yang cukup, dan seterusnya.
Adanya  hambatan  penyelesaian  perkara  bukanlah  semata-mata  disebabkan  karena banyaknya  perkara  yang  harus  diselesaikan,  sedangkan  waktu  untuk  mengadilinya
atau  menyelesaikannya  adalah  terbatas,  efektivitas  dari  sanksi  negatif  yang diancamkan  terhadap  peristiwa-peristiwa  pidana  tertentu.  Kepastian  dan  kecepatan
penanganan perkara senantiasa tergantung pada masukan sumber daya yang diberikan di  dalam  program-program  pencegahan  dan  pemberantasan  kejahatan.  Peningkatan
teknologi deteksi kriminalitas, umpamanya, mempunyai peranan yang sangat penting bagi kepastian dan kecepatan penanganan perkara-perkara pidana.
d. Faktor Masyarakat Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk mencapai kedamaian
di  dalam  masyarakat.  Oleh  karena  itu,  masyarakat  dapat  mempengaruhi  penegakan
hukum  di  mana  peraturan  hukum  berlaku  atau  diterapkan.  Bagian  terpenting  dari masyarakat  yang  menentukan  penegakan  hukum  adalah  kesadaran  hukum
masyarakat.  Semakin  tinggi  tingkat  kesadaran  hukum  masyarakat,  maka  akan semakin memungkinkan penegakan hukum yang baik.
e. Faktor Kebudayaan Faktor kebudayaan  yang sebenarnya bersatu padu dengan faktor masyarakat sengaja
dibedakan, karena di dalam pembahasannya diketengahkan masalah sistem nilai-nilai yang  menjadi  inti  dari  kebudayaan  spiritual  atau  nonmaterial.  Secara  konsepsional
dari  berbagai  jenis  kebudayaan  jika  dilihat  berdasarkan  perkembangan  dan  ruang lingkupnya  di  Indonesia,  adanya  super  culture,  culture  subculture,  dan  counter
culture.  Beragam  kebudayaan  yang  demikian  banyak  dapat  menimbulkan  persepsi- persepsi  tertentu  terhadap  penegakan  hukum.  Masalah-masalah  yang  timbul  di
wilayah pedesaan mungkin harus lebih banyak ditangani dengan cara tradisional, dan di kota tidak semua masalah dapat diselesaikan tanpa mempergunakan cara-cara yang
tradisonal. Keragaman tersebut sulit untuk diseragamkan. Oleh karena itu penegakan hukum harus disesuaikan dengan kondisi setempat.
Kelima faktor tersebut saling berkaitan dengan eratnya, oleh karena merupakan esensi dari  penegakan  hukum,  juga  merupakan  tolok  ukur  daripada  efektivitas  penegakan
hukum.
                