pada suatu perusahaan yang memiliki peran ganda yaitu peran memonitoring dan pengesahan. Fama dan Jensen, 1983 dalam Kusumaning 2004 menyatakan
bahwa pengendalian keputusan yang efektif merupakan fungsi positif dari rasio dewan komisaris eksternal dengan total keanggotaan dewan komisaris. Tujuan
dari aktivitas pengawasan oleh dewan komisaris eksternal adalah untuk memberikan signal kepada pasar mengenai reputasi aktivitas pengawasan yang
efektif di dalam perusahaan. Dewan komisaris dapat melakukan tugasnya sendiri maupun dengan
mendelegasikan kewenangan pada komite yang bertanggung jawab pada dewan komisaris. Dewan komisaris harus memantau efektifitas praktek pengelolaan
korporasi yang baik good corporate governanceyang diterapkan perseorangan bila perlu melakukan penyesuaian.
Proporsi dewan komisaris harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif, tepat dan cepat serta dapat bertindak secara
independen. Menurut Peraturan Pencatatan nomor IA tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek bersifat Ekuitas di Bursa yaitu jumlah komisaris independen
minimum 30. Dalam rangka menjalankan good corporate governance, perusahaan tercatat wajib memiliki komisaris independen yang jumlahnya
proporsional sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan pemegang saham penggendali dengan ketentuan jumlah komisaris independen sekurang-
kurangnya 30 dari jumlah seluruh anggota komisaris. Kusumaning,2004
2.6 Kinerja Perusahaan
Pengukuran terhadap kinerja perusahaan dilakukan untuk mengetaui apakah kinerja dari suatu perusahaan tersebut baik atau buruk. Kinerja perusahaan secara
umum mengukur kefektifan dan keefesienan perusahaan. Jika dikaitkan dengan good corporate governance, maka good corporate governance adalah penggerak
kinerja perusahaan. Berarti penegakan GCG dapat mendorong kinerja. Kinerja perusahaan dalam penelitian ini dihitung dengan nilai Return On Asset. Return on
Asset ROA juga sering disebut Return on Investment ROI merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.Menurut Kasmir 2012 ROA merupakan rasio yang
menunjukkanhasil returnatasjumlahaktiva yang digunakandalamperusahaan. Secara matematis ROA dapat diformulasikan sebagai berikut:
ROA=
�� � � �
� ��� ���� � �� �
Keterangan : EAIT = Net Income After Tax laba bersih sesudah bunga dan pajak
Ave. Total Asset = Rata rata total aktiva asssets yang diperlukan dari rata- rata total aset awal tahun dan akhir tahun.
Return on Asset ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan seberapa efektifnya perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan
keuntungan atau laba perusahaan. Return on Asset ROA juga merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Return on Asset
ROA digunakan untuk mengetahui besarnya laba bersih yang dapat diperoleh
dari operasional perusahaan dengan menggunakan seluruh kekayaannya. Tinggi rendahnya Return on Asset ROA tergantung pada pengelolaan asset perusahaan
oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi dari operasional perusahaan. Semakin tinggi Return on Asset ROA semakin efisien operasional perusahaan
dan sebaliknya, rendahnya Return on Asset ROA dapat disebabkan oleh banyaknya asset perusahaan yang menganggur, investasi dalam persediaan yang
terlalu banyak, kelebihan uang kertas, aktiva tetap beroperasi dibawah normal dan lain-lain Kasmir, 2012.
2.7 Penelitian Terdahulu
Hasil dari beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan dalam pergantian chief executive officer, Good Corporate Governance dan kinerja
perusahaan, antara lain penelitian Zaroni 2004, Firmansyah 2005, Walandani 2005, Purwantini 2007, Herawaty 2008, Sevi 2012. Beberapa penelitian
yang mengungkapkan kesimpulan positif antara lain, Zaroni 2004 meneliti tentang pengaruh kpemilikan pemerintah, kepemilikan asing dan pergantian chief
executive officer terhadap kinerja BUMN dan menghasilkan bahwa pergantian chief executive officer berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan setelah
diprivatisasi namun kepemilikan pemerintah dan kepemilikan asing berpengaruh negatif. Herawaty 2008 meneliti peran karakter good corporate governance
sebagai variabel moderating dari pengaruh earning manajemen terhadap nilai perusahaan menghasilkkan good corporate governance berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. Sevi 2012 menganalisis pengaruh pergantian chief executive officerterhadap praktek manajemen laba dengan hasil pergantian chief
executive officertidak berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
Selain penelitian di atas, terdapat beberapa penelitian yang mengungkapkan hasil negatif terhadap hubungan antara pergantian chief executive officer, Good
Corporate Governance dan kinerja perusahaan yaitu, Firmansyah 2005 menguji hubungan pergantian chief executive officerdan kinerja perusahaan menunjukkan
hasil pergantian chief executive officer justru berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. Walandani 2005 meneliti tentang asimetri informasi, manajemen
laba dan indikator good corporate governance terhadap kinerja perusahaan menghasilkan jumlah dewan direksi dan proporsi dewan komisaris independen
tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan dengan kinerja perusahaan. Purwantini 2007 menguji
hubungan mekanisme good corporate governance terhadap nilai perusahaan dan kinerja perusahaan dan menghasilkan independen dewan komisaris berpengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan dan kepemilikan institusional mempengaruhi secara negatif terhadap nilai perusahaan.
Berikut adalah ringkasan dari penelitian terdahulu mengenai pergantian chief executive officer, Good Corporate Governance dan kinerja perusahaan.
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Penelitian
Judul Variabel
Hasil 1
Zaroni 2004 Pengaruh
kepemilikan pemerintah,
kepemilikan asing, dan
pergantian CEO terhadap
Kinerja perusahaan,
kepemilikan pemerintah,
kepemilikan asing
Kepemilikan pemerintah dan
kepemilikan asing mengalami
penurunan kinerja perusahaan setelah
diprivatisasi, tetapi
Kinerja BUMN
hasil sebaliknya terjadi pada kinerja
perusahaan yang dipengaruhi oleh
pergantian CEO mengalami
penibgkatan setelah dilakukannya
privatisasi dibanding sebelum diprivatisasi
2 Firmansyah
2005 Hubungan
pergantian CEO dan
kinerja perusahaan di
masa depan Kinerja
keuangan, kinerja saham,
ROA, ROE Pergantian CEO
justru mempunyai hubungan negatif
dengan profitabilitas setelah pergantian
CEO,pergantian tersebut tidak diikuti
dengan peningkatan kinerja perusahaan.
3 Walandani
2005 asimetri
informasi, manajemen
laba dan indikator
mekanisme Good
Corporate Governance
terhadap kinerja
perusahaan. kinerja
perusahaan, jumlah dewan
direksi, kamisaris
independen, debt to equity,
kepemilikan institusional.
menghasilkan bahwa debt of equity
signifikan berpengaruh positif
terhadap kinerja perusaahaan, jumlah
dewan direksi proporsi dewan
komisaris independen tidak
berpengaruh terhaddap kinerja.
Kepemilikan institusional tidak