PENGARUH PERGANTIAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Pada Perusahaan Transportasi Yang Terdaftar di BEI)

(1)

PENGARUH PERGANTIAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER

TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DENGAN GOOD

CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL

MODERATING

(Studi Pada Perusahaan Transportasi Yang Terdaftar di BEI)

(Skripsi)

Oleh

ESTI EKA FARIDAYANI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2015


(2)

ABSTRACT

EFFECT OFCHIEFEXECUTIVEOFFICERREPLICEMENTTOWARD COMPANY’S PERFORMANCEWITHGOOD CORPORATE GOVERNANCEAS

MODERATING VARIABLE BY

ESTI EKA FARIDAYANI

The objective of this research are: (1) to empirically prove the effect of CEO replicement

toward company’s performance, (2) to obtain empirical evidence concerning corporate governance proxid by managerial ownership toward company’s performance, (3) to obtain

empirical evidence concerning corporate governance proxid by the proportion of independent

commissioner toward company’s performance, (4) to obtain empirical evidence concerning

the effect of corporate governance proxid by managerial ownership toward the relation of

CEO replacement and company’s performance, (5) to obtain empirical evidence concerning the effect of corporate governance proxid by the proportion of independent commissioner

toward the relation of CEO replacement and company’s performance,

This research wasconducted onthe transportcompanylistedon the BEIin2010,

2011and2012.Sampleswere takencompany’sby looking atcompanies thatCEOreplacement turnoverduringthe period ofresearchand documentcompany’s performance(ROA) was takena yearafterthe change ofCEOthatyear2011.20121and2013.Analysis ofthe data usedin this study includedescriptivestatistical tests, linearanalysis, and classical assumption.

The conclusions are: (1) the CEO replacement have positive to company’s performance, (2)

the managerial ownership have statistically positiv influence to company performance, (3) the proportion of independent commisioner have statistically positiv influence to company

performance, (4) corporate governance proxied by managerial ownership have positive influence toward the relation of CEO replacement and company’s performance, (5) corporate governance proxied by the proportion of independent commisioner have positive influence

toward the relation of CEO replacement and company’s performance.


(3)

ABSTRAK

PENGARUH PERGANTIAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

SEBAGAI VARIABEL MODERATING OLEH

ESTI EKA FARIDAYANI

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Memperoleh bukti empiris pengaruh pergantian CEO

dengan kinerja perusahaan. (2) Memperoleh bukti empiris pengaruh GCG yang

diprosikan dengan kepemilikan menejerial berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. (3) Memperoleh bukti empiris pengaruh GCG yang diprosikan dengan proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. (4) Memperoleh bukti empiris pengaruh GCG yang diprosikan dengan kepemilikan menejerial berpengaruh terhadap hubungan pergantian ceo dengan kinerja perusahaan. (5) Memperoleh bukti empiris pengaruh GCG yang diprosikan dengan proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap hubungan pergantian CEO dengan kinerja perusahaan.

Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan transportasi yang terdaftar di BEI pada tahun 2010,2011 dan 2012. Sampel perusahaan diambil dengan cara melihat perusahaan yang melakukan pergantian CEO selama periode penelitian dan data kinerja perusahaan (ROA) diambil setahun setelah terjadinya pergantian CEO yaitu tahun 2011,20121 dan 2013. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji statistik deskriptif, Analisis linier berganda, dan uji asumsi klasik.

Simpulan dari penelitian ini adalah: (1) pergantian CEO berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan (ROA). (2) kepemilikan saham manajer berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. (3) proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. (4)GCG yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap pergantian CEO ke kinerja perusahaan (5) GCG yang diproksikan dengan proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap pergantian CEO ke kinerja perusahaan.


(4)

PENGARUH PERGANTIAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER

TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DENGAN GOOD

CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL

MODERATING

(Studi Pada Perusahaan Transportasi Yang Terdaftar di BEI)

Oleh

ESTI EKA FARIDAYANI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA EKONOMI

Pada Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2015


(5)

(6)

(7)

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bandar Lampung, Kecamatan Tanjung Karang Barat, pada tanggal 14 february 1993, sebagai putri pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Salman Fare dan Ibu Prastuti Handa Yani.Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SDN 1 Langka Pura lulus pada tahun 2004,penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama diSMP N 1 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2007 dan menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA YP Uniladengan jurusan IPA hingga lulus pada tahun 2010.

Tahun 2010, penulis mengikuti jalur masuk perguruan tinggi Ujian Mandiri dan terdaftar sebagai mahasiswa Strata 1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis.Penulis aktif di organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa fakultas Ekonomi dan Bisnis pada tahun 2013/14.


(9)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah banyakmemberikannikmat, baiknikmatsehatnikmatimandanmenjadikan segala sesuatu yang sulit ini menjadi

mudah.Sholawatsertasalamsemogaterlimpahkankepadanabi Muhammad SAW, keluargannya, parasahabatdankepada orang-orang yang

senantiasamengikutisunnahbeliau.

Ku persembahkan skripsi ini kepada:

 Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat, karunia, berkah, dan kesempurnaan hidup.

 Orang tuaku tercinta, Bapak Salman Fare dan Ibu Prastuti Handa Yani, terima kasih untuk segala penantian, dukungan, do’a, kasih sayang dan semua hal yang telah diberikan kepada penulis. Setiap perjuangan untuk menghasilkan karya ini adalah wujud terima kasihku kepada kalian.

 Adikku terkasih, Dwi Maulia Andarini terima kasih untuk doa dan dukungannya selama ini.


(10)

MOTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka

apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah

bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada

Tuhanmulah engkau

berharap.” (QS. Al

-Insyirah: 5-8)

Anda tidak bisa mengubah orang lain, Anda harus menjadi

perubahan yang Anda harapkan dari orang lain.


(11)

SANWACANA

Bissmillahirahmanirrahim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT dan shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya beserta sahabatnyadan orang-orang yang senantiasamengikutisunnahbeliau. Alhamdulillah atas Kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Pengaruh Pergantian Chief Executive Officer Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel

Moderating (Studi Pada Perusahaan Transportasi Yang Terdaftar Di BEI)sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan, dukungan dan bimbingan berbagai pihak baik moril maupun materil. Untuk itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S. E., M. Si.,selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S.E.,M.Si.,Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


(12)

3. IbuYuztityaAsmaranti, S.E.,M.Si.,Akt selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

4. Bapak Yuliansyah, S.E., M.SA.,Ph.D., Akt. selaku Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan semangat , saran, dan masukan untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. IbuLiza Alvia, S.E., M.Sc., Akt.selaku Pembimbing Kedua yang telah meluangkan waktu dan fikirannya, memberikan bimbingan serta kritik, saran, masukan dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi. 6. Ibu Dr. Lindrianasari.,S.E.,M.Si.,Akt., selaku Penguji Utama yang telah

memberikan kritik, saran dan masukan yang membangun terhadap skripsi ini. 7. Ibu Yenni Agustina,S.E., M.Sc.,Akt selaku Pembimbing Akademik penulis

atas kesediaanya membantu, mengarahkan dan memberi masukan selama penulis menempuh pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

8. Seluruh Dosen beserta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan juga pembelajaran berharga bagi penulis selama menempuh program pendidikan S1. Khususnya untuk staf karyawan di jurusan Akuntansi pak Sobari, mbak Sri, mpok, mas Yana, mas Yono, mas Leman, yang telah banyak membantu selama proses pengerjaan skripsi dan selalu berbagi canda tawa sehari-hari. 9. Orang tuaku tercinta, Bapak Salman dan Ibu Yani, dua sosok terhebat dalam

hidupku yang tanpa lelah selalu mendoakan, mengajari, menghibur, mendukung, memberikan nasihat, mendengarkan keluh kesah, mengusap air mata, dan senantiasa menyayangiku. Terimakasih atas segala yang telah


(13)

Bapak Ibu berikan kepadaku selama ini, dan untuk setiap kelancaran semua urusanku yang kuyakin berkat restu dan doa Bapak dan Ibu yang didengar oleh Allah.SWT. Semoga Bapak dan Ibu selalu diberikan kesehatan sehingga dapat mendampingi anak bungsu kalian ini meraih sukses. Amin

10. Adikku Dwi Maulian Andarini dan Minan tersayang, terima kasih atas doa, semangat dan kasih sayang kepadaku.

11. Sahabat-sahabat terbaikku, Putri Sari Dewi, Tina Sih Panglipur, Endang Sri Lestari terima kasih telah hadir menjadi sahabat terbaik dikehidupanku. Terimakasih untuk kasih sayang, doa, dukungan, semangatnya, dan cerita terbaiknya.

12. Sahabat-sahabatku yang berjuang bersamadalammenyelesaikanskripsi ini, Fransiska Jeni Oemar, Fadli Andika Putra, Pungki Hartandi, dan Yoga Saputra. Terima kasih telah berjuang bersama-sama, untuk semua waktu yang kita habiskan bersama itu sangat berarti dan indah.

13. Sahabat-sahabat tersayang yang selalu mendampingi, Jevri Afriza, Febi Saputra, Maria Ansela, Feni Sagita, Indana L Anas, M Firas Zaky. Trimakasih untuk semua dukungan, dan semangatnya. Canda tawa yang kalian berikan sangat berarti.

14. Teman-teman akuntansi angkatan 2010, wahyu, marwanto, taufik, ferry, latifa, marrlina, andiani, mareta, egy, bella, nevia, nanda, herlina, indra, teja, satria, ari, ben, ayu, fina, hendrik, mahmud, nurul, wela, yobel, jirry, yogi, sisi, dila, rica,yasni, sarif,dan teman-teman seperjuangan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.


(14)

15. Teman – teman di BEM, anas, rama, nurul, tante nova, febi, jejen, sonia, yoga, sela, jepmon, firas, fera, dicky, beni, nay, fais, ido, dimas, bang fani, dan yang paling kecil liza zahara. Terimakasihatasdukungan, kebersamaandan rasa kekeluargaanselamaini.

16. Last but not least, untuk seseorang yang selalu ada, selalu mendampingi, selalu memberi yang terbaik, selalu mengajarkan untuk sabar dan terus belajar menjadi lebih baik. Terimakasih untuk dukungan, semangat, waktu, perhatian, segala bantuan, segala doanya yang telah diberikan selama ini. Terimakasih Rama Naldo Sanjaya.

17. Almamaterku tercinta.

18. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari meskipun telah berusaha semaksimal mungkin skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, serta penulis sangat mengharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya

Bandar lampung, April 2015 Penulis


(15)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

II. LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Teori Keagenan ... 9

2.2 Asimetri Informasi ... 10

2.3 Laporan Keuangan ... 11

2.4 Pergantian Chief Executif Officer... 13

2.5 Good Corporate Governance ... 14

2.5.1 Kepemilikan Manajerial ... 16

2.5.2 Anggota Dewan Komisaris ... 16

2.6 Kinerja Perusahaan... 18

2.7 Penelitian Terdahulu ... 19

2.8 Model Penelitian ... 24

2.8.1 Kerangka Berfikir... 24

2.9 Pengembangan Hipotesis ... 25

2.9.1 Pengaruh Pergantian Cheif Executif Officer terhadap Kinerja Perusahaan ... 25

2.9.2 Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan ... 26

2.9.3 Pergantian Chief Executif Officer, Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan ... 27

III. METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Jenis dan Sumber Data ... 29

3.2 Metode Peengumpulan Data ... 29

3.3 Variabel Penelitian ... 30


(16)

3.3.2 Variabel Dependen ... 30

3.3.3 Variabel Pemoderasi ... 31

3.4 Metode Analisis Data ... 32

3.4.1 Analisis Linier Berganda ... 32

3.4.2 Uji Asumsi Klasik ... 33

3.4.2.1 Uji Multikolinieritas ... 34

3.4.2.2 Uji Autokolerasi... 34

3.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 34

3.4.2.4 Uji Normalitas ... 35

3.4.2.5 Uji Kelayakan Model ... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1 Deskripsi Objek Penelitia ... 38

4.2 Pengujian Analisis Data Statistik Deskriptif ... 39

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 41

4.3.1 Uji Normalitas ... 41

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 42

4.3.3 Uji Mutlikolinearitas ... 43

4.3.4 Ujin Autokolerasi ... 44

4.4 Pengujian Hipotesis ... 46

4.4.1 Analisis Regresi Berganda ... 46

4.4.2 Pengujian Model Regresi ... 47

4.4.3 Analisis Koefisien Determinasi ... 48

4.4.4 Hasil Pengujian Hipotesis ... 48

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1 Simpulan ... 54

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 55

5.3 Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Ringkassan Penelitian Terdahulu ... 20

2.2 Kerangka Berfikir... 25

4.1 Data Saampel Penelitian ... 38

4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 40

4.3 Uji Multikolinearitas ... 44

4.4 Durbin Watson di Test ... 45

4.5 Hasil Uji DW ... 45

4.6 Annova ... 47

4.7 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ... 48

4.8.1 Regresi Linier Berganda (H1) ... 49

4.8.2 Regresi Linier Berganda (H2) ... 50

4.8.3 Regresi Linier Berganda (H3) ... 50

4.9 Regresi Linier Berganda (Moderasi) ... 52


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Sampel Lampiran 2 Uji Statistik Deskriptif

Lampiran 3 Uji Multikolinearitas Lampiran 4 Durbin Watson Test Lampiran 5 ANNOVA

Lampiran 6 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Lampiran 7 Regresi Linier Berganda

Lampiran 8 Regresi Linier Berganda (Variabel Moderasi) Lampiran 9 Regresi Linier Berganda (Variabel Moderasi) Lampiran 10 Uji Normalitas

Lampiran 11 Uji Heteroskedastisitas Lampiran 12 Histogram

Lampiran 13 Return On Asset

Lampiran 14 Pergantian CEO

Lampiran 15 Proporsi Komisaris Independen Lampiran 16 Kepemilikan Saham Oleh Manajerial


(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Uji Normalitas ... 42 4.2 Uji Heteroskedastisitas ... 43


(20)

1

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu tonggak bagi perusahaan dalam menjalankan kepentingan perusahaan. Mulai dari perencanaan awal perusahaan sampai pada tahap pencapaian. Tata kelola yang dimiliki perusahaan haruslah memiliki kerangka yang kuat. Bagi perusahaan besar atau kecil memiliki karyawan yang berkompeten dalam bidangnya merupakan suatu langkah awal agar perusahaan dapat bersaing dalam dunia bisnis. Salah satu bagian terpenting dalam menjalankan perusahaan yaitu tim manajerial. Perusahaan harus memiliki tim manajer yang memiliki visi, misi, strategi pengembangan perusahaan yang matang dan dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Di negara maju yang telah memiliki tekhnologi yang canggih sekalipun, posisi chief executive officer

masihlah sangat berpengaruh (secara positif maupun negatif) terhadap kinerja perusahaan. Pergantian chief executive officer menjadi salah satu isu yang penting bagi perusahaan. Pergantian CEO dapat terjadi akibat buruknya kinerja chief executive officer dalam menjalankan perusahaan sehingga perusahaan tidak dapat menghasilkan kinerja yang memuaskan, selain itu pergantian chief executive officer juga dapat terjadi akibat masa jabat chief executive officer yang sudah habis.

Penunjukan manajer oleh para pemegang saham untuk menjalankan perusahaan tidak jarang menimbulkan masalah dalam perusahaan tersebut. Hal itu disebabkan


(21)

2

tidak singkronnya antara dua kepentingan, yaitu kepentingan perusahaan dan kepentingan pribadi manajer dengan kewenangan yang dimilikinya pihak manajer dapat hanya mementingkan kepentingan pribadi dan mengabaikan kepentingan pemegang saham. Hal ini sering terjadi karena ketidaksamaan informasi yang diterima oleh kedua belah pihak.Manajer berkewajiban memberikan informasi kepada pemegang saham akan kondisi sebenarnya dari perusahaan yang dijalankan, namun informasi yang disampaikan terkadang berbeda dengan kenyataan sebenarnya yang mengakibatkan para investor salah mengambil keputusan. Manajer juga bertanggung jawab akan baik buruk atau besar kecilnya perusahaan yang dipercayakan kepadanya dan akan dipertanggungjawabkan di depan para pemegang saham. Pemegang saham berhak memecat manajer yang memiliki kinerja rendah.

Pergantian chief executive officer suatu perusahaan diharapkan akan merubah juga visi,misi dan strategi yang akan dijalankan oleh perusahaan. Setiap

pergantian chief executive officerdiharapkan dapat menyegarkan kembali situasi dalam perusahaan. Meginson et al. (1994) menyimpulkan bahwa pergantian eksekutif akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan mereka melaporkan peningkatan efisensi kinerja secara signifkan ternyata hanya terjadi pada perusahaan yang melakukan pergantian pada top-manajernya.

Salah satu contoh perusahaan internasional yang melakukan pergantian chief executive officer dengan tidak tepat padahal perusahaan tersebut memiliki potensi untuk bersaing dengan baik dalam pasar.Perusahaan elektronik Apple melakukan pergantian chief executive officerpada tahun 2011 menggantikan chief executive officer lamanya. Pergantian yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan tingkat kinerja perusahaan maupun penjualan produk namun dengan pergantian


(22)

3

chief executive officer tersebut malah membuat perusahaan rugi besar dan tidak dapat bersaing. Kegagalan pergantian chief executive officer yang dilakukan dibuktiakan dengan survey yang dilakukan perusahaan pada 32 analis, 1 suara menyarankan perusahaan harus di jual. Sedangkan 25 suara lainnya menyarankan perusahaan harus benar-benar dijual dan sisanya menyarankan pertimbangan dijual dan sisa suara menyarankan untuk tidak dijual (portal.paseban.com.dirilis 15 Mei 2013). Di dalam negeri pergantian chief executive officer juga terjadi pada perusahaan telekomunikasi Indosat. Pergantian chief executive officer yang terjadi pada 1 November 2012 tersebut berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. Hal itu dibuktikan dengan perusahaan yang mengalami kerugian pada penutupan laporan keuangan tahun 2013. Pergantian chief executive officer indosat yang diikuti dengan penurunan kinerja internal dan eksternal perusahaan sehingga mengganggu berjalannya perusahaan secara keseluruhan (Kompas.com. dirilis 2 April 2014).

Terdapat beberapa penelitian yang membahas tentang hubungan pergantian chief executive officer dan kinerja perusahaan. Barberis et al. (1996) menyatakan bahwa kompetensi chief executive officermerupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Namun penelitian yang berbeda dilakukan oleh Hannan dan Freman (1997) yang menemukan bahwa sesungguhnya perusahaan terutama perusahaan besar telah memiliki sistem yang memungkinkan perusahaan tersebut berjalan dengan sendirinya sehingga perubahan atau pergantian kepemimpinan tidak akan

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Pfeffer dan Davis Blake (1986) dalam Novi (2010) menemukan bahwa pengaruh yang akan muncul dari pergantian pemimpin tersebut akan menjadi penghambat pengaruh positif yang seharusnya


(23)

4

muncul ketika terjadi proses penggantian manajer yang memiliki kinerja yang tidak baik.

Masalah corporate governance muncul karena adanya pemisahan antara

kepemilikan dan pengendali perusahaan. Dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) seperti adanya monitoring tentang kepemilikan saham manajemen dalam perusahaan dan peran monitoring yang dilakukan dewan independen diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali hubungan pergantian chief executive officerdengan kinerja perusahaan transportasiyang terdaftar

diBursaEfek Indonesia. Adanya hasil yang beragam mengenai penelitian tentang hubungan pergantian CEO dengan kinerja perusahaan mendorong peneliti untuk memasukkan praktikcorporate governance sebagai variabel pemoderasi.

Dengan demikian penggunaan good corporate governance sebagai variable moderating dalam penelitian ini diharapkan dapat memperkuat hubungan

pergantian chief executive officer dengan kinerja perusahaan.Dalam penelitian ini, indikator corporate governance yang digunakan adalah kepemilikan manajerial, dan proporsi komisaris independen.

Beberapa bukti empiris yang menunjukkan bahwa pelaksanaan good corporate governance dapat memperbaiki kinerja perusahaan antra lain. Ashbaugh, et al.

(2004) terhadap 1500 perusahaandi Amerika Serikat, menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yangmelaksanakan good corporate governance

mengalami peningkatan peringkat kredit yang signifikan. Alexakis et al. (2006) dalam Novi (2010) terhadap perusahaan-perusahaan yang listing di pasar modal Yunani menunjukkan bahwa, perusahaan-perusahaan yang melaksanakan


(24)

5

corporate governance secara baik mengalami peningkatan rata-rata return saham, dan mengalami penurunanrisiko yang signifikan. Dobetz, et al. (2003) terhadap perusahaan-perusahaan yang melaksanakan good corporate governance

mengalami peningkatan expected stock return yang signifikan.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Novi (2010). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukanoleh Novi (2010) menggunakankomponengood corporate

governanceyaitukepemilikanmanajerialdankepemilikaninstitusionalsedangkandala mpenelitianini menggunakan dua komponen good corporate governance yaitu kepemilikan manajerial, dan proporsi dewan komisaris.

Penggunaankepemilikanmanajerialdanproporsidewankomisarisdiharapkandapatm enghasilkanhasil yang lebihakuratdanmendapatkanpengembangan yang

lebihbaikdalammencaripengaruhpergantianchief executive officerterhadapkinerjadengangood corporate

governancesebagaivariabelpemoderasi. Populasi yang dipakai adalah perusahaan Transportasi.

Alasanpenulismengambilperusahaantransportasisebagaipopulasikarenadiperusaha antransportasitingkatpergantianchief executive officercukuptinggi.

Berdasarkan alasan diatas peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian dengan judul “Pengaruh Pergantian Chief Executive Officer Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderating”.


(25)

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Apakah pergantian chief executive officerberpengaruh terhadap kinerja perusahaan?

2. Apakah good corporate governance yang diprosikan dengan kepemilikan menejerial berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?

3. Apakah good corporate governance yang diprosikan dengan proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?

4. Apakah good corporate governance yang diprosikan dengan kepemilikan menejerial berpengaruh terhadap hubungan pergantian chief executive officerdengan kinerja perusahaan?

5. Apakah good corporate governance yang diprosikan dengan proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap hubungan pergantian chief executive officerdengan kinerja perusahaan?


(26)

7

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Memperoleh bukti empiris pengaruh pergantian chief executive officer

dengan kinerja perusahaan.

2. Memperoleh bukti empiris pengaruh good corporate governance yang diprosikan dengan kepemilikan menejerial berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

3. Memperoleh bukti empiris pengaruh good corporate governance yang diprosikan dengan proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

4. Memperoleh bukti empiris pengaruh good corporate governance yang diprosikan dengan kepemilikan menejerial berpengaruh terhadap hubungan pergantian chief executive officer dengan kinerja perusahaan.

5. Memperoleh bukti empiris pengaruh good corporate governance yang diprosikan dengan proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap hubungan pergantian chief executive officer dengan kinerja perusahaan


(27)

8

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan bagi peneliti selanjutnya dan meningkatkan perkembangan teori-teori dalam penelitian ini, yaitu teori keagenan.

2. Manfaat praktisi

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan para pemegang saham dalam menganalisa perusahaan yang akan dijadikan tempat investasi agar tidak terjadi kesalah dalam pengambilan keputusan.


(28)

9

Bab II Tinjauan Pustaka

2.1 Teori Keagenan

Perspektif yang digunakan dalam teori keagenan merupakan bagian dasar dari pemahaman corporate governance. Masalah konflik agensi biasanya muncul karena pihak pemilik perusahaan tidak berperan aktif dalam manajemen

perusahaan. Pihak principal biasanya mempekerjakan manajer profesional untuk menjalankan perusahaan yang sesuai dengan keinginan dan keuntungan pihak pemilik perusahaan, namun kekuasaan yang dipegang oleh pihak manajer dapat menimbulkan masalah yaitu tidak bertemunya keinginan pemegang saham dan keinginan pemilik perusahaan. Jensen and Meckling (1976) menggambarkan hubungan agency sebagai suatu kontrak dibawah satu atau lebih (principal) yang melibatkan orang lain (agent) untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melibatkan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada

agent. Teori keagenan ditekankan untuk menyelesaikan dua masalah pokok dalam hubungan keagenan. Pertama, yaitu masalah-masalah keagenan yang timbul karena keinginan atau tujuan yang berbeda dalam hubungan keagenan dan merupakan suatu hal yang sulit bagi principal untuk benar-benar memperivikasi tentang apa yang dilakukan agen.

Agency theoryberasumsi bahwa masing-masing individu termotivasi oleh kepentingan sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara


(29)

10

memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi dan bonus. Konflik kepentingan semakin meningkat terutama karena principal tidak dapat memonitoring aktivitas chief executive officersehari-hari untuk memastikan

chief executive officerbekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham.

Corporate Governance yang merupakan konsep yang didasari oleh teori keagenan berfungsi untuk meyakini para investor untuk mempercayakan investasinya kepada manajer dalam suatu perusagaan tersebut. Dengan good corporate governance diharapkan manajer dapat benar-benar memberikan keuntungan bagi perusahaan yang akan mensejahterakan para investor maupun masyarakan yang terlibat dalam perusahaan tersebut.

2.2 Asimetri Informasi

Asimetri informasi yaitu keadaan dimana pihak agen (manajer) lebih mengetahui keadaan internal dan prospek masa depan perusahaan dibandingkan pemilik saham atau pun stakeholders lainnya. Terdapat dua jenis asimetri informasi yaitu ,adverse selection dan moral hazard (Novi,2010).

1. Adverse selection

Adverse selection adalah jenis informasi dimana satu pihak atau lebih yang melangsungkan/ akan melangsungkan transaksi usaha, atau transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain. Adverse selection terjadi karena beberapa orang seperti manajer perusahaan dan para pihak dalam lainnya lebih mengetahui kondisi kini dan prospek ke depan suatu perusahaan dari pada investor luar.


(30)

11

2. Moral hazard

Moral hazzard adalah jenis asimetri informasi dimana satu pihak atau lebih yang melangsungkan atau akan melangsungkan transaksi ussaha atau transaksi usaha potensional dapat mengamati tindakan-tindakan mereka dalam penyelesaian transaksi-transaksi mereka sedangkan pihak-pihak laintidak.

Terjadinya adverse selection dan morall hazard dapat menimbulkan masalah dalam suatu perasaan karena pihak manajer dapat memanipulasi data kinerja perusahaan dan pemakaian sumber daya perusahaan disaat laporan

kepadastakeholders.

2.3 Laporan Keuangan

Menurut PSAK revisi 2013 laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengennai posisi keuangan, kinerja keuangan, arus kas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasi normal perusahaan akan memberikan informasi keuangan yang berguna bagi entitas-entitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun entitas-entitas lain di luar perusahaan. Berikut merupakan beberapa definisi dari laporan keuangan menurut beberapa ahli, antara lain :

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007, hal 7) :

” Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan


(31)

12

posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan

bagian integral dari laporan keuangan.”

Berdasarkan definisi-definisi yang tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu laporan keuangan berfungsi untuk:

a. Mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan pada kurun waktu tertentu melalui laporan historis yang secara sistematis memberikan informasi menyeluruh mengenai aktiva, hutang serta modal yang dikenal dengan nama Neraca (Balance Sheet).

b. Mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan pada kurun waktu tertentu melalui laporan historis yang secara sistematis memberikan informasi menyeluruh mengenai penghasilan, biaya serta laba atau rugi yang diperoleh yang dikenal dengan nama Laporan Laba Rugi (Income Statement).

c. Mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan pada kurun waktu tertentu melalui laporan historis yang secara sistematis memberikan informasi menyeluruh mengenai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi selama periode pelaporan, yang dikenal dengan nama Laporan Perubahan Ekuitas

(Statement of Owners Equity atau Statement of Stockholders Equity).

d. Setiap laporan tersebut menyediakan informasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya namun saling berkaitan karena mencerminkan aspek yang berbeda dari transaksi-transaksi atau peristiwa-peristiwa lain yang sama.


(32)

13

2.4 Pergantian Chief Executif Officer (CEO)

Pergantian kepemilikan dalam suatu perusahaan biasanya akan diikuti oleh pergantian visi, misi, dan strategi bisnis perusahaan tersebut yang sering menimbulkan pergantian struktur organisasi dalam perusahaan tersebut. Hal ini pun akan diikuti dengan pergantian chief executive officer dalam perusahaan, pergantian kepengurusan organisasi dalam perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Barberis, et al (1996) menyatakan bahwa kompetensi chief executive officer

sangat berpengaruh terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan. Meginson et al. (1994) juga menyimpulkan bahwa pergantian eksekutif akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan mereka melaporkan peningkatan kinerja secara signifkan ternyata hanya terjadi pada perusahaan yang melakukan pergantian pada top-manajernya.

Dalam hal ini Lindrianasari (2010) menyatakan bahwa ada teori yang dapat menjelaskan pergantian CEO, yaitu:

1. Teori Equilibirium Organisasional

Teori ini diperkenalkan oleh March and Simon (1958) dalam Lindrianasari, (2010) menyatakan bahwa semakin lama masa kerja anggota organisasi, semakin kecil kemenarikan atau ide-ide inovatif yang mereka hasilkan dibandingkan pada saat situasi baru (Helmich, 1977) dalam Lindrianasari. Penelitian yang menggunakan teori ini dalam menelaskan pergantian chief executive officermerupakan keputusan penting bagi organisasi dengan implikasi penting yang diharapkan yaitu efisiensi. Pemilihan eksekutif


(33)

14

dilakukan dengan mempertimbangkan apakah eksekutif yang baru tersebut berasal dari dalam atau luar perusahaan. Organisasi yang menyewa manajer puncak yang bersal dari luar organisasi menganut aliran pemikiran perspektif yang lebih luas dan cenderung untuk berubah.

2. Upper-Echelon Theory

Menurut Upper-Echelon Theory bahwa karakteristik latar belakang manajerial menjelaskan pilihan strategi, dan konsekuensinya, berpengaruh terhadap kinerja perusahaan Hambrick and Mason (1984) dalam Lindrianasari (2010). Teori ini menawarkan bahwa eksekutif puncak dapat mempengaruhi luaran organisasi mereka. Pilihan terhadap strategi dan tingkat kinerja perusahaan merefleksikan karakteristik manajer Hambrick and Mason (1987) dalam Lindrianasari (2010). Selanjutnya, Hambrick and Mason (1987) dalam Lindrianasari (2010) berargumen bahwa upper-echelon theory bersifat kondisional terhadap bagaimana keberadaan direksi manajerial. Chief executive officer perusahaan tidak dapat mempengaruhi kekayaan pemegang saham.

2.5 Good Corporate Governance

Forum of good corporate governance (2001) merumuskan tentang corporate governance merupakan suatu tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara para partisipan dalam perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan. Tujuan good corporate governance adalah meningkatkan nilai tambah perusahaan bagi segala yang berkepentingan.


(34)

15

Menurut Cadbury dalam Sutepi (2011)mengatakan bahwa Good Corporate Governance adalah mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar tercapai keseimbangan antara kekuatan dan kewenangan perusahaan. Adapun Center for European Policy Study (CEPS) dalam Sutepi (2011) memformulasikan good corporate governance adalah seluruh sistem yang dibentuk mulai dari hak, proses dan pengendalian baik yang ada di dalam maupun di luar manajemen perusahaan.

Good corporate governance yang didasari dari teori keagenan diharapkan dapat menjadi satu landasan bagi investor untuk mempercayakan investasinya kepada perusahaan yang akan dijalankan oleh manajer dan akan mendapatkan return yang lebih dari apa yang telah diinvestasikan.

Keputusan Mentri BUMN No. KEP-117/M-BUMN/2002 pasal 1 menyatakan bahwa suatu struktur dan proses yang digunakan oleh organ BUMN untuk

meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang sahan dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan

kepentingan stakeholders lainnya, berdasarkan peraturan dan nilai etika. Menurut keputusan Mentri No. KEP-117/M-BUMN/2002 good corporate governance

ditinjau dari sisi proses menyangkut penegakan akan prinsip-prinsipnya yang terdiri atas transparasi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran. Sedangkan good corporate governance dilihat dari sisi pengendalian terdiri atas kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, peran komite audit dan anggota dewan komisaris. Didalam penelitian ini komponenen good

corporate governance yang digunakan adalah kepemilikan manajerial dan proporsi dewan komisaris.


(35)

16

2.5.1 Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan saham manajerial dapat membantu penyatuan kepentinganantara pemegang saham dengan manajer, semakin meningkat proporsi kepemilikan saham manajerial maka semakin baik kinerja perusahaan. Pada perusahaan dengan kepemilikan manajerial, manajer yang sekaligus pemegang saham tentunya akan menselaraskan kepentingannya sebagai manajer dengan

kepentingannya sebagai pemegang saham. Sementara dalam perusahaan tanpa kepemilikan manajerial, manajer yang bukan pemegang saham kemungkinan hanya mementingkan kepentingannya sendiri.

Menurut Morck (1988) dalam Novi (2010) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan(Tobin’s Q) pada level antara 0% -5%, dan berhubungan negatif pada level 5%-25%. Mereka menyatakan bahwa terdapat hipotesis pemusatan kepentingan akan terus terjadi ketika level kepemilikan manajerial lebih kecil dari 5% dan lebih besar dari 25%. Pada saat level kepemilikan manajerial lebih besar dari 5%-25% hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan dijelaskan melalui

entrenchment hypotesis. Pada level kepemilikan namajerialantara 5%-25% manfaat privat yang diperoleh manajer (agen) melebihi kos yang dikeluarkan akibat kerugian dari keputusan-keputusan yang tidak memaksimalkan nilai perusahaan.

2.5.2 Anggota Dewan Komisaris

Dewan komisaris adalah pihak yang berperan penting dalam menyediakan laporan keuangan perusahaan yang reliable. Keberadaan dewan komisaris mempunyai pengaruh terhadap kualitas laporan keuangan yang dipakai sebagai ukuran kinerja manajemen. Dewan komisaris menggambarkan puncak dari sistem pengendalian


(36)

17

pada suatu perusahaan yang memiliki peran ganda yaitu peran memonitoring dan pengesahan. Fama dan Jensen, (1983) dalam Kusumaning (2004) menyatakan bahwa pengendalian keputusan yang efektif merupakan fungsi positif dari rasio dewan komisaris eksternal dengan total keanggotaan dewan komisaris. Tujuan dari aktivitas pengawasan oleh dewan komisaris eksternal adalah untuk

memberikan signal kepada pasar mengenai reputasi aktivitas pengawasan yang efektif di dalam perusahaan.

Dewan komisaris dapat melakukan tugasnya sendiri maupun dengan

mendelegasikan kewenangan pada komite yang bertanggung jawab pada dewan komisaris. Dewan komisaris harus memantau efektifitas praktek pengelolaan korporasi yang baik (good corporate governance)yang diterapkan perseorangan bila perlu melakukan penyesuaian.

Proporsi dewan komisaris harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif, tepat dan cepat serta dapat bertindak secara independen. Menurut Peraturan Pencatatan nomor IA tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek bersifat Ekuitas di Bursa yaitu jumlah komisaris independen minimum 30%. Dalam rangka menjalankan good corporate governance, perusahaan tercatat wajib memiliki komisaris independen yang jumlahnya

proporsional sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan pemegang saham penggendali dengan ketentuan jumlah komisaris independen sekurang-kurangnya 30% dari jumlah seluruh anggota komisaris. (Kusumaning,2004)


(37)

18

2.6 Kinerja Perusahaan

Pengukuran terhadap kinerja perusahaan dilakukan untuk mengetaui apakah kinerja dari suatu perusahaan tersebut baik atau buruk. Kinerja perusahaan secara umum mengukur kefektifan dan keefesienan perusahaan. Jika dikaitkan dengan

good corporate governance, maka good corporate governance adalah penggerak kinerja perusahaan. Berarti penegakan GCG dapat mendorong kinerja. Kinerja perusahaan dalam penelitian ini dihitung dengan nilai Return On Asset. Return on Asset (ROA) juga sering disebut Return on Investment (ROI) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang

dimilikinya.Menurut Kasmir (2012) ROA merupakan rasio yang

menunjukkanhasil (return)atasjumlahaktiva yang digunakandalamperusahaan. Secara matematis ROA dapat diformulasikan sebagai berikut:

ROA= �� � � � � ��� ( ����)

� ���

Keterangan :

EAIT = Net Income After Tax (laba bersih sesudah bunga dan pajak)

Ave. Total Asset = Rata rata total aktiva (asssets) yang diperlukan dari rata- rata total aset awal tahun dan akhir tahun.

Return on Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan seberapa efektifnya perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan atau laba perusahaan. Return on Asset (ROA) juga merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Return on Asset


(38)

19

dari operasional perusahaan dengan menggunakan seluruh kekayaannya. Tinggi rendahnya Return on Asset (ROA) tergantung pada pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi dari operasional perusahaan. Semakin tinggi Return on Asset (ROA) semakin efisien operasional perusahaan dan sebaliknya, rendahnya Return on Asset (ROA) dapat disebabkan oleh banyaknya asset perusahaan yang menganggur, investasi dalam persediaan yang terlalu banyak, kelebihan uang kertas, aktiva tetap beroperasi dibawah normal dan lain-lain (Kasmir, 2012).

2.7 Penelitian Terdahulu

Hasil dari beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan dalam pergantian chief executive officer, Good Corporate Governance dan kinerja perusahaan, antara lain penelitian Zaroni (2004), Firmansyah (2005), Walandani (2005), Purwantini (2007), Herawaty (2008), Sevi (2012). Beberapa penelitian yang mengungkapkan kesimpulan positif antara lain, Zaroni (2004) meneliti tentang pengaruh kpemilikan pemerintah, kepemilikan asing dan pergantian chief executive officer terhadap kinerja BUMN dan menghasilkan bahwa pergantian

chief executive officer berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan setelah diprivatisasi namun kepemilikan pemerintah dan kepemilikan asing berpengaruh negatif. Herawaty (2008) meneliti peran karakter good corporate governance

sebagai variabel moderating dari pengaruh earning manajemen terhadap nilai perusahaan menghasilkkan good corporate governance berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sevi (2012) menganalisis pengaruh pergantian chief executive officerterhadap praktek manajemen laba dengan hasil pergantian chief executive officertidak berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.


(39)

20

Selain penelitian di atas, terdapat beberapa penelitian yang mengungkapkan hasil negatif terhadap hubungan antara pergantian chief executive officer, Good

Corporate Governance dan kinerja perusahaan yaitu, Firmansyah (2005) menguji hubungan pergantian chief executive officerdan kinerja perusahaan menunjukkan hasil pergantian chief executive officer justru berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. Walandani (2005) meneliti tentang asimetri informasi, manajemen laba dan indikator good corporate governance terhadap kinerja perusahaan menghasilkan jumlah dewan direksi dan proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan dengan kinerja perusahaan. Purwantini (2007) menguji hubungan mekanisme good corporate governance terhadap nilai perusahaan dan kinerja perusahaan dan menghasilkan independen dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan dan kepemilikan institusional mempengaruhi secara negatif terhadap nilai perusahaan.

Berikut adalah ringkasan dari penelitian terdahulu mengenai pergantian chief executive officer, Good Corporate Governance dan kinerja perusahaan.

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Penelitian Judul Variabel Hasil 1 Zaroni (2004) Pengaruh

kepemilikan pemerintah, kepemilikan asing, dan pergantian CEO terhadap Kinerja perusahaan, kepemilikan pemerintah, kepemilikan asing Kepemilikan pemerintah dan kepemilikan asing mengalami penurunan kinerja perusahaan setelah diprivatisasi, tetapi


(40)

21

Kinerja BUMN

hasil sebaliknya terjadi pada kinerja perusahaan yang dipengaruhi oleh pergantian CEO mengalami penibgkatan setelah dilakukannya privatisasi dibanding sebelum diprivatisasi 2 Firmansyah

(2005) Hubungan pergantian CEO dan kinerja perusahaan di masa depan Kinerja keuangan, kinerja saham, ROA, ROE Pergantian CEO justru mempunyai hubungan negatif dengan profitabilitas setelah pergantian CEO,pergantian tersebut tidak diikuti dengan peningkatan kinerja perusahaan. 3 Walandani

(2005) asimetri informasi, manajemen laba dan indikator mekanisme Good Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan. kinerja perusahaan, jumlah dewan direksi, kamisaris independen, debt to equity, kepemilikan institusional.

menghasilkan bahwa debt of equity

signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja perusaahaan, jumlah dewan direksi proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhaddap kinerja. Kepemilikan institusional tidak


(41)

22 signifikan berpengaruh ) dengan positif terhadap kinerja. Variabel asimetri informasi dan manajemen laba berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. 4 Purwantini

(2007) pengaruh mekanisme Good Corporate Governance terhadap nilai perusahaan dan kinerja perusahaan. independensi dewan komisais, kepemilikan institusional, struktur kepemilikan terkonsepsi, nilai perusahaan dan kinerja keuangan, independen dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan institusi mempengaruhi nilai perusahaan secara negatif.

5 Herawaty (2008) Peran Prakter GCG sebagai moderating variabel dari pengaruh earning manajemenn terhadap nilai perusahaan. -variabel komisaris independen, kepemilikan institusional, kepemilikan manejerial dan earning manajemen. GCG berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dengan variabel komisaris independen dan kepemilikan instutional, kepemilikan manajerial akan menurunkan nilai perusahaan. Earning manajemen dapat


(42)

23 diminimumkan denggan mekanisme monitoring olehkomisaris independen, kualitas audit dan kepemilikan institusional

6 Sevi

(2012) “Analisis pengaruh pergantian CEO terhadap praktek manajemen laba”. earning manajemen dan pergantian CEO Prakter manajemen laba pada perusahaan BUMN dan non BUMN tidak terbukti berbeda. pergantian CEO tidak berpengaruh negatif terhadap praktek manajemen laba pada perusahaan.


(43)

24

2.8 Model Penelitian

2.8.1 Kerangka Berfikir

Penelitian ini akan menguji tentang bagaimana bagaimana pengaruh good

corporate governance pada hubungan pergantian chief executive officer terhadap kinerja perusahaan. Konflik yang sering terjadi pada perusahaan tentang beda kepentingan antara pihak manajer (agent) dengan pemegang saham (principal) yang sama-sama berkeinginan untuk mendapatkan utilitas pribadi sebesar besarnya. Berbagai macam motivasi manajemen laba yang dilakukan pihak manajer dalam mendisain laporan keuangan perusahaan demi pertanggung jawaban kepada pemegang saham yang didasari pada teori agensi. Berdasarkan hal tersebut pergantian chief executive officer diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Pergantian chief executive officer diharapkan dapat membawa perubahan visi,misi dan strategi perusahaan dalam mencapai kinerja yang baik.

Good Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan yang diperuntukkan untuk hubungan yang baik antara agen dan principal dalam memaksimalkan kinerja perusahaan. Menurut cadbury good corporate governance menggambarkan dan mengendalikan perusahaan agar tercapai keseimbangan antara kekuatan dan kewenangan perusahaan. Maka dengan itu penggunakaan corporate governance sebagai variable pemoderasi dalam penelitian ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antara pergantian chief executive officer dengan kinerja perusahaan.

Dengan kerangka berfikir seperti diatas, maka konsep penelitian ini adaalah sebagai berikut:


(44)

25

Tabel 2.2 Kerangka Berfikir

2.9 Pengembangan Hipotesis

2.9.1 Pengaruh Pergantian Chief executive officerterhadap Kinerja Perusahaan

Pergantian CEO suatu perusahaan kemungkinan akan diikuti dengan redefinisi misi, visi, dan strategi bisnis, sehingga menuntut adanya restrukturisasi organisasi yang sesuai dengan formulasi misi, visi, dan strategi yang baru tersebut.

Penggantian ini seharusnya mampu memicu peningkatan kinerja perusahaan tersebut. Barberis, et al (1996) menyatakan bahwa kompetensi chief executive officer sangat berpengaruh terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan. Meginson et al. (1994) juga menyimpulkan bahwa pergantian eksekutif akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan mereka melaporkan peningkatan efisensi kinerja secara signifkan ternyata hanya terjadi pada perusahaan yang melakukan pergantian pada top-manajernya.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Zaroni (2004) yang menghasilkan peningkatan kinerja perusahaan dipengaruhi oleh pergantian chief executive

KEPEMILIKAN MANAJERIAL

PERGANTIAN CHIEF

EXECUTIVE OFFICE H 1 KINERJA PERUSAHAAN

H 2 H

3

PROPORSI DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN


(45)

26

officer. Berdasarkan paparan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Pergantian Chief Executive Officer berpengaruh positif pada Kinerja Perusahaan

2.9.2 Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan

Corporate governance merupakan sistem tata kelola perusahaan yang didasarkan pada teori keagenan. Corporate Governance merupakan suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan (pemegang saham, komisaris, dan direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna

mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berdasarkan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika. Manfaat langsung dari corporate governance dapat dilihat dari harga saham yang bersedia dibayar oleh investor. Investor lebih tertarik membayar mahal saham perusahaan yang memiliki

corporate governance yang baik dibandingkan dengan perusahaan yang penerapan corporate governance yang buruk.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Purwantini (2007) menyatakan good corporate governance berpengaruh positif dengan nilai perusahaan. penelitian yang dilakukan dengan menggunakan variabel-variabel seperti independensi dewan komisaris, kepemilikan institusional, struktur kepemilikan terkonsepsi, nilai perusahaan dan kinerja keuangan yang menghasilkan komponen-komponen

good corporate governance berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan secara langsung. Melalui kepemilikan manajerial, dan proporsi komisaris independen dalam penelitian ini akan dilihatapakan corporate governance berpengaruh


(46)

27

terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan paparan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Corporate governance yang diproksikan dengan proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

H3 : Corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

2.9.3 Pergantian Chief Executive Officer, Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan

Sejak tahun 2000 Bapepam bersama pihak-pihak terkait trus aktif dalam mendorong terlaksananya prinsip-prinsip corporate governance dalam

peningkapan kinerja perusahaan. Pergantian chief executive officer yang dilakukan oleh perusahaan yang diharapkan juga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan adanya corporate governance (kepemilikan manajerial dan proporsi komisaris independen) yang baik diharapkan dapat menjadi suatu garis pembatas bagi pihak manajer dalam menjalankan tujuan perusahaan yaitu meningkatkan profit sebesar-besarnya untuk kepentingan stakeholders.

Teori keagenan menyatakan bahwa bahwa kinerja perusahaan dipengaruhi oleh adanya konflik agen dan principal yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai tingkat kemakmuran yang dikehendaki. Konflik kepentingan dapat diminimumkan melalui suatu mekanisme monitoring yang bertujuan untuk menyelaraskan berbagai kepentingan. Laporan kinerja perusahaan yang baik akan meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Jensen dan Meckling 1976 (dalam Novi, 2010) salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memperbesar


(47)

28

kepemilikan saham perusahaan oleh manajemmen, sehingga kepentingan pemilik akan dapat disejajarkan dengan kepentingan manajer.

Hapsoro (2006) mengatakan dewan komisaris merupakan "the ulitimate center of control" semakin besar jumlah komisaris fungsi servis dan kontrol akan semakin baik karena akan semakin banyak keahlian dalam memberikan nasehat yang bernilai dalam strategi dan penyelenggaraan perusahaan.

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4: Corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial berpengaruh positif pada hubungan pergantian chief executive officerterhadap kinerja perusahaan.

H5: Corporate governance yang diproksikan dengan proporsi komisaris independen berpengaruh positif pada hubungan pergantian chief executive officerterhadap kinerja perusahaan.


(48)

29

Bab III Metode Penelitian

3.1. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang diteliti. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik, buku, laporan, jurnal dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Sumber Data dari IDX.co.id

3.2. Metode Pengumpulan Data

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan transportasi yang terdapat di BEI dari tahun 2010 sampai 2012.

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling

yaitu pengambilan sampel menggunakan beberapa criteria, yaitu:

1. Perusahaan transportasi terdaftar di BEI yang melakukan pergantian CEO selama periode 2010 sampai 2012.

2. Perusahaan memiliki variable-variabel lengkap yang digunakan dalam penelitian.

3. Menerbitkan laporan keuangan tahunan yang berahir pada tanggal 31 Desember selama periode penelitian 2010-2012.


(49)

30

Penelitian dilakukan selama 3 tahun berturut-turut dari tahun 2010 sampai 2012 untuk mendapatkan melihat apakah pergantian CEO yang dilakukan oleh perusahaan berpengaruh kepada kinerja perusahaan dengan melihat laporan keuangan sampai tahun terahir yaitu tahun 2012. Pergantian CEO dalam

perusahaan dilihat dari ada atau tidaknya perubahan nama pimpinan pada laporan keuangan pada tahun pergantian dan sebelum pergantian.

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Variable Independen

Variable independen adalah variable yang tidak dipengaruhi oleh variable lainnya. Di dalam penelitian ini variable independennya adalah pergantian CEO yang dilihat dari ada tidaknya pergantian chief executive officerpada perusahaan transportasi yang listing dari tahun 2010 sampai 2012. Dan laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan tahun 2011-2013.

3.3.2 Variabel Dependen

Variabele dependen adalah variable yang dipengaruhi oleh variable lain. Variable dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang diukur dengan

Return on Aseet.Return on Asset (ROA) juga sering disebut Return on Investment

(ROI) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.Menurut Kasmir (2012) ROA merupakan rasio yang

menunjukkanhasil (return)atasjumlahaktiva yang digunakandalamperusahaan. Secara matematis ROA dapat diformulasikan sebagai berikut:

ROA= �� � � � � ��� ( ����)


(50)

31

Keterangan :

EAIT = Net Income After Tax (laba bersih sesudah bunga dan pajak)

Ave. Total Asset = Rata rata total aktiva (asssets) yang diperlukan dari rata- rata total aset awal tahun dan akhir tahun.

Return on Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan seberapa efektifnya perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan atau laba perusahaan. Return on Asset (ROA) juga merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Return on Asset

(ROA) digunakan untuk mengetahui besarnya laba bersih yang dapat diperoleh dari operasional perusahaan dengan menggunakan seluruh kekayaannya. Tinggi rendahnya Return on Asset (ROA) tergantung pada pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi dari operasional perusahaan. Semakin tinggi Return on Asset (ROA) semakin efisien operasional perusahaan dan sebaliknya, rendahnya Return on Asset (ROA) dapat disebabkan oleh banyaknya asset perusahaan yang menganggur, investasi dalam persediaan yang terlalu banyak, kelebihan uang kertas, aktiva tetap beroperasi dibawah normal dan lain-lain (Kasmir, 2012).

3.3.3 Variabel Pemoderasi

Variabel pemoderasi adalah variabel yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel pemoderasi dalam penelitian ini adalah corporate governance yang diukur dengan proksi kepemilikan

manajerial,dan proporsi komisaris independen.

1. Kepemilikan Manajerial diukur dengan presentase kepemilikan saham oleh dewaan direksi dan dewan komisaris dibagi jumlah saham yang beredar.


(51)

32

2. Proporsi komisaris independen diukur dengan presentase jumlah komisaris independen dibagi total jumlah anggota dewan komisaris.

3.4 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor, statistik deskriptif, dan analisis regresi. Statistik deskriptif memberikan gambaran tentang distribusi frekuensi variabel-variabel penelitian, nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata danstandar deviasi, Analisis liner berganda digunakan untuk mengukur kekuatan variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013)

3.4.1Analisis Linier Berganda

Analisis liner berganda digunakan untuk mengukur kekuatan variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).Penelitian ini dilakukan untuk

melihat keterikatan anatara variabel dependen dengan variabel independen melelui variabel pemoderasi. Variabel pemoderasi akan memperkuat hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam penelitian ini uji regresi yang digunakan adalah uji nilai selisih mutlak.

Metode regresi linier berganda dalam penelitian ini , yaitu:

Model I:

Q = a + �1��� + e Model II:

Q = a + �1�1 + e Model III:

Q = a + �1�2 + e Model III:


(52)

33

Moedel V:

Q = a + �1��� + �2�2 + �3���.�2 + e Keterangan =

Q = Kinerja Peerusahaan a = Konstanta

�1- �5 = Koefisien

�1 = Kepemilikan Manajerial �2 = Dewan Komisaris Independen CEO = Pergantian CEO

e = Error

Dengan probabily value (tingkat signifikansi) yang ditetapkan sebesar 0,05, maka kritteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Jika probability value hasil penelitian lebih kecil dari probability valuepenelitian (0,05), maka hipotesis ditolak dan menerima hipotesis alternatif.

2. Jika probability value hasil penelitian lebih besar dari probability valuepenelitian (0,05), maka hipotesis ditolak dan menerima hipotesis alternatif.


(53)

34

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini (Kusumadilaga, 2010). Model regresi yang baik digunakan harus memenuhi criteria BLUE (best linier

unbiasedestimator). Beberapa pengujian yang digunakan adalah:

3.4.2.1 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat hubungan antara variable bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabelnya. Keberadaan multikolinieritas dalam model regresi dapat dideteksi dengan nilai tolerance dan lawannya, dan varians inflantion factor.

3.4.2.2 Uji Autokolerasi

Uji autokolerasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam metode regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t dengan periode t-1 (periode sebelumnya). Jika terdapat korelasi maka dinamakan problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah interval keyakinan menjadi lebar, dimana jika dipaksakan akan bias dalam mengambil keputusan terutama tentang b signifikan atau tidaknya secara statistik bagi setiap koefisien regresi yang terjadi. Deteksi adanya autokorelasi dengan uji Durbin Waatson, dimana telah disusun interval statistik D-W yang menunjukkan keberadaan autokorelasi sebagai interval nilai statistik dari D-W.


(54)

35

3.4.2.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang terjadi homokedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya.

Dasar Analisisnya:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik –titik yang membentuk suatu pola tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola tertentu serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan, semakin sulit untuk mengintepretasikan hasil grafik plot.

3.4.2.4 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah normalitas yang bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residu mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal.

Pengujian normalitas data dilakukan dengan melihat sebaran titik-titik pada garis diagonal pada grafik plot.


(55)

36

3.4.2.5 Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit)

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari

Goodness of Fit. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t (Ghozali, 2006).

1) Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas, maka R2 pasti meningkat. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan menggunakan nilai Adjusted R2

pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Secara umum, nilai Adjusted R2 untuk data cross sectional relatif rendah.

2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mampu menjelaskan variabel terikat. Hasil uji statistik Fdiketahui dari tabel analisis varians (ANOVA). Untuk menguji kebenaran koefisien regresi secara keseluruhan, nilai F hitung dibandingkan dengan tingkat signifikansi yang

ditetapkan peneliti. Kriteria pengambilan keputusan yaitu: Jika F hitung > F tabel (α = 0,05), maka model yang digunakan layak.

3) Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji t dengan tahapan-tahapan pengujian hipotesis sebagai berikut:


(56)

37

H1: μ1 ≠ 0 artinya terdapat pengaruh antara pergantian chief executive officerterhadap kinerja perusahaan.

H2: μ2 ≠ 0 artinya terdapat pengaruh corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial dan proporsi komisaris independen pada kinerja perusahaan.

H3: μ3 ≠ 0 artinya terdapat pengaruh corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, dan proporsi komisaris independen pada hubungan pergantianchief executive officerdengan kinerja perusahaan. b) Menentukan taraf nyata (α)

Peneliti menggunakan tingkat kesalahan sebesar 5% sehingga tingkat kepercayaan atau keyakinannya sebesar 95%.

c) Menentukan kriteria pengujian

Apabila t hitung > α = 5% maka hipotesis ditolak Apabila t hitung < α = 5% maka hipotesis diterima


(57)

54

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini mencoba untuk menjawab tujuan penelitian, yaitu untuk

menyediakan bukti empiris pengaruh ergantian Chief Executive Officer terhadap kinerja perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai variabel

pemoderating. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan variabel independen pergantian CEO, kepemilikan saham manajer dan proporsi komisaris independen menunjukkan bahwa:

1. Berdasrkan hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa pergantian CEO berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan (ROA). Hasil ini ditunjukan dengan besar signifikansi 0,043 yang lebih kecil dari 0,05. 2. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa kepemilikan saham

manajer berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,005.

3. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,032.


(58)

55

4. Hasil pengujian keempat menunjukkan bahwa good corporate governance

yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap pergantian CEO ke kinerja perusahaan.

5. Hasil pengujian keempat menunjukkan bahwa good corporate governance

yang diproksikan dengan proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap pergantian CEO ke kinerja perusahaan.

5.2KeterbatasanPenelitian

Penelitianinimempunyaiketerbatasan, terutamadalamhal:

Hasilmenunjukkankecilnyapengaruhvariabelindependendalammempengaruhivaria beldependen, yaknihanyasebesar23,7% dansisanyasebesar76,3%.

dipengaruhiolehvariabel-variabel lain yang tidakdimasukkandalam model sehinggamasihbanyakvariabel yang berpengaruhnamuntidakdimasukkandalam model ini. Dalampenelitianiniterbataspadapergantian CEO yang dilakukan oleh perusahaan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20010-2012 sehinggamasihbanyakemiten yang belummasukdalampenelitianini.

5.3Saran

Padapenelitian yang akandatangterdapatbeberapahal yang perludiperhatikan, diantaraadalahsebagaiberikut:

1. Dalam penelitian mendatang perlu menambahkan variabel good corporate governance yang lebih lengkap. Karan sangat dimungkinkan penambahan variabel GCG dapat memperkuat penelitian ini.


(59)

56

2. Menambahkanrentangwaktu yang

lebihpanjangsehingganantinyadiharapkanhasil yang

diperolehakanlebihdapatdigeneralisasikandanuntukmemperluaspenelitians ertamenghasilkananalisis yang lebihbaik.

3. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan sampel perusahaan karna dalam penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan transportasi. Penambahan sampel diharapkan Agar dapat memperkuat hasil penelitian yang sudah ada.


(60)

Daftar Pustaka

Ashbough, H., Collins, D., and Laford, R., 2004. Corporate Governance the Cost of Equity Capital, Working Paper, University of Lowa.

Barberis, Nicholas dan Boycko, Maxim dan Shlefer, Andrei dan Vishny, RobertW. 1996. A Theory of Privatization. Journal of Finance EconomicsElsevier. Vol. 35 (2).

Drobetz, Wolfgang, Andreas, and Heinze, Corporate Governance and Expected Stock Returns: Evidence From Germany, ECGI Finance Working Paper, Februari, 2003.

Firmansyah, Sulthoni Annas. 2005. Hubungan pergantian CEO dan Kinerja Perusahaan di masa depan. Jurnal UNS.

Ghozali, Imam. 2006. Structural Equation Modeling: Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

http://portal.paseban.com

Hannan, M.T. and Freenan, J.H., 1997. The Population Ecology of Organizations. The America Journal of Sociology.Vol.82, pp. 929 – 964.

Hapsoro, Doddy. 2006. Mekanisme GCG, Transparasi dan konsekuensi Ekonomik: studi empiris di Pasar Modal Indonesia,Disertasi S3 ugm. Yogyakarta.

Jensen, M.C dan W.H.Meckling. 1976. Theory of the firm:managerial behaviour, Agency Costs and Ownership Structur. Journal of Financial Economics, Vol, pp.305-360.

Khomsiyah. 2003. Hubungan Corporate Governance dan Pengungkapan Informasi: Pengujian Simultan, Makalah SNA VI.

Kusumaning, Linda. 2014. Analisis Pengaruh Proporsi dewan komisaris dan keberadaan komite audit terhadap aktivitas manajemen laba pada perusahaan go public di Indonesia. Tesis UGM.


(61)

Labelle, 2002. Determinants of the Corporate Decision to Disclose Sosial Information. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 2, No. 1, p. 36- 51.

Lindrianasari. 2012. Kinerja Akuntansi dan Kinerja Pasar sebagai Anteseden dan konsekuensi atas pergantian CEO. Journal Akuntansi

Lindrianasari.2010. Pergantian CEO Dunia. Kanisiusmedia, http://books.google.co.id

Megginson, William L. 1994. The Financial and Operating Performance of Newly Privatized Firm: An International Empirical Analycis. Journal Of Finance 403-452.

Menteri BUMN, Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-117/M-BUMN/2002. Tentang keberhasilan usaha dan akuntabilitas BUMN.

Novi, Ayu. 2010. Pengaruh GCG pada hubungan pergantian CEO. Univ.Udayana.2010. Denpasar. Skripsi S1. Bali

Purwantini, Titi. 2007. Pengaruh mekanisme GCG terhadap nilai perusahaan dan kinerja perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi. Surakarta.

Sevi, Jenny. 2012. Analis Pengaruh Pergantian CEO terhadap Praktek Manajemen Laba. http://fe.Akuntansi.unila.ac.id. Diakses 6 Juli 2014.

Silveira dan Barros. 2006. Corporate Governance Quality and Firm Value in Brazil. http: //papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=923310.

Sutepi, Adrian. 2011. Good Corporate Governance. Jakarta:2012. Sinar Grafika.

Wulandari, Puri.2005. Pengaruh Asimetri Informasi, manajemen laba, dan Indikator Mekanisme GCG terhadap kinerja perusahaan. Journal Fokus Ekonomi, Semarang.

Zaroni, 2004. Pengaruh kepemilikan pemerintah, kepemilikan asing, dan pergantian CEO terhadap kinerja keuangan badan usaha milik Negara sesudah di privatisasi. SNA V11, Denpasar.

Rahendrawan 2006, Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management). Simposium NasionalAkuntansi VIII,2006.


(1)

H1: μ1 ≠ 0 artinya terdapat pengaruh antara pergantian chief executive officerterhadap kinerja perusahaan.

H2: μ2 ≠ 0 artinya terdapat pengaruh corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial dan proporsi komisaris independen pada kinerja perusahaan.

H3: μ3 ≠ 0 artinya terdapat pengaruh corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, dan proporsi komisaris independen pada hubungan pergantianchief executive officerdengan kinerja perusahaan. b) Menentukan taraf nyata (α)

Peneliti menggunakan tingkat kesalahan sebesar 5% sehingga tingkat kepercayaan atau keyakinannya sebesar 95%.

c) Menentukan kriteria pengujian

Apabila t hitung > α = 5% maka hipotesis ditolak Apabila t hitung < α = 5% maka hipotesis diterima


(2)

54

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini mencoba untuk menjawab tujuan penelitian, yaitu untuk

menyediakan bukti empiris pengaruh ergantian Chief Executive Officer terhadap kinerja perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai variabel

pemoderating. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan variabel independen pergantian CEO, kepemilikan saham manajer dan proporsi komisaris independen menunjukkan bahwa:

1. Berdasrkan hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa pergantian CEO berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan (ROA). Hasil ini ditunjukan dengan besar signifikansi 0,043 yang lebih kecil dari 0,05. 2. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa kepemilikan saham

manajer berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,005.

3. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,032.


(3)

4. Hasil pengujian keempat menunjukkan bahwa good corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap pergantian CEO ke kinerja perusahaan.

5. Hasil pengujian keempat menunjukkan bahwa good corporate governance yang diproksikan dengan proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap pergantian CEO ke kinerja perusahaan.

5.2KeterbatasanPenelitian

Penelitianinimempunyaiketerbatasan, terutamadalamhal:

Hasilmenunjukkankecilnyapengaruhvariabelindependendalammempengaruhivaria beldependen, yaknihanyasebesar23,7% dansisanyasebesar76,3%.

dipengaruhiolehvariabel-variabel lain yang tidakdimasukkandalam model sehinggamasihbanyakvariabel yang berpengaruhnamuntidakdimasukkandalam model ini. Dalampenelitianiniterbataspadapergantian CEO yang dilakukan oleh perusahaan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20010-2012 sehinggamasihbanyakemiten yang belummasukdalampenelitianini.

5.3Saran

Padapenelitian yang akandatangterdapatbeberapahal yang perludiperhatikan, diantaraadalahsebagaiberikut:

1. Dalam penelitian mendatang perlu menambahkan variabel good corporate governance yang lebih lengkap. Karan sangat dimungkinkan penambahan variabel GCG dapat memperkuat penelitian ini.


(4)

56 2. Menambahkanrentangwaktu yang

lebihpanjangsehingganantinyadiharapkanhasil yang

diperolehakanlebihdapatdigeneralisasikandanuntukmemperluaspenelitians ertamenghasilkananalisis yang lebihbaik.

3. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan sampel perusahaan karna dalam penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan transportasi. Penambahan sampel diharapkan Agar dapat memperkuat hasil penelitian yang sudah ada.


(5)

Daftar Pustaka

Ashbough, H., Collins, D., and Laford, R., 2004. Corporate Governance the Cost of Equity Capital, Working Paper, University of Lowa.

Barberis, Nicholas dan Boycko, Maxim dan Shlefer, Andrei dan Vishny, RobertW. 1996. A Theory of Privatization. Journal of Finance EconomicsElsevier. Vol. 35 (2).

Drobetz, Wolfgang, Andreas, and Heinze, Corporate Governance and Expected Stock Returns: Evidence From Germany, ECGI Finance Working Paper, Februari, 2003.

Firmansyah, Sulthoni Annas. 2005. Hubungan pergantian CEO dan Kinerja Perusahaan di masa depan. Jurnal UNS.

Ghozali, Imam. 2006. Structural Equation Modeling: Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

http://portal.paseban.com

Hannan, M.T. and Freenan, J.H., 1997. The Population Ecology of Organizations. The America Journal of Sociology.Vol.82, pp. 929 – 964.

Hapsoro, Doddy. 2006. Mekanisme GCG, Transparasi dan konsekuensi Ekonomik: studi empiris di Pasar Modal Indonesia,Disertasi S3 ugm. Yogyakarta.

Jensen, M.C dan W.H.Meckling. 1976. Theory of the firm:managerial behaviour, Agency Costs and Ownership Structur. Journal of Financial Economics, Vol, pp.305-360.

Khomsiyah. 2003. Hubungan Corporate Governance dan Pengungkapan Informasi: Pengujian Simultan, Makalah SNA VI.

Kusumaning, Linda. 2014. Analisis Pengaruh Proporsi dewan komisaris dan keberadaan komite audit terhadap aktivitas manajemen laba pada perusahaan go public di Indonesia. Tesis UGM.


(6)

Labelle, 2002. Determinants of the Corporate Decision to Disclose Sosial Information. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 2, No. 1, p. 36- 51.

Lindrianasari. 2012. Kinerja Akuntansi dan Kinerja Pasar sebagai Anteseden dan konsekuensi atas pergantian CEO. Journal Akuntansi

Lindrianasari.2010. Pergantian CEO Dunia. Kanisiusmedia, http://books.google.co.id

Megginson, William L. 1994. The Financial and Operating Performance of Newly Privatized Firm: An International Empirical Analycis. Journal Of Finance 403-452.

Menteri BUMN, Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-117/M-BUMN/2002. Tentang keberhasilan usaha dan akuntabilitas BUMN.

Novi, Ayu. 2010. Pengaruh GCG pada hubungan pergantian CEO. Univ.Udayana.2010. Denpasar. Skripsi S1. Bali

Purwantini, Titi. 2007. Pengaruh mekanisme GCG terhadap nilai perusahaan dan kinerja perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi. Surakarta.

Sevi, Jenny. 2012. Analis Pengaruh Pergantian CEO terhadap Praktek Manajemen Laba. http://fe.Akuntansi.unila.ac.id. Diakses 6 Juli 2014.

Silveira dan Barros. 2006. Corporate Governance Quality and Firm Value in Brazil. http: //papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=923310.

Sutepi, Adrian. 2011. Good Corporate Governance. Jakarta:2012. Sinar Grafika.

Wulandari, Puri.2005. Pengaruh Asimetri Informasi, manajemen laba, dan Indikator Mekanisme GCG terhadap kinerja perusahaan. Journal Fokus Ekonomi, Semarang.

Zaroni, 2004. Pengaruh kepemilikan pemerintah, kepemilikan asing, dan pergantian CEO terhadap kinerja keuangan badan usaha milik Negara sesudah di privatisasi. SNA V11, Denpasar.

Rahendrawan 2006, Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management). Simposium NasionalAkuntansi VIII,2006.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERGANTIAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERASI

0 6 72

DAMPAK PERGANTIAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek I

2 6 106

PENGARUH PERGANTIAN CEO (CHIEF EXECUTIVE Pengaruh Pergantian Ceo (Chief Executive Officer) Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 1 14

PENGARUH PERGANTIAN CEO (CHIEF EXECUTIVE Pengaruh Pergantian Ceo (Chief Executive Officer) Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 6 19

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI)

0 0 12

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI)

0 0 2

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI)

0 0 7

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI)

0 0 13

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI)

0 0 3

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI)

0 0 18