PENGARUH PERGANTIAN CEO (CHIEF EXECUTIVE Pengaruh Pergantian Ceo (Chief Executive Officer) Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

(1)

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh :

KARUNIA CHANDRA DEWI B 200 090 207

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013


(2)

(3)

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur di BEI)

Yang disusun oleh:

KARUNIA CHANDRA DEWI

NIM : B200 090 207

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pergantian CEO (Chief Executive Officer) terhadap kinerja perusahaan dengan manajemen laba sebagai variabel pemediasi.

Penelitian ini menggunakan sampel 141 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan menggunakan purposive sampling yang menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2009-2011. Metode analisis dari penelitian ini menggunakan regresi berganda dan regresi sederhana.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) pergantian CEO berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan, (2) pergantian CEO tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, (3) manajemen laba tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, dan (4) pergantian CEO melalui manajemen laba sebagai variabel intervening tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan Kata kunci : pergantian ceo, manajemen laba (earnings management), kinerja perusahaan


(4)

A. PENDAHULUAN

Chief Executive Officer (CEO) banyak memberikan pengaruh terhadap jalannya perusahaan. Kinerja perusahaan baik atau buruk dapat dilihat dari hasil kerja keras manajemen puncak dalam mengelola perusahaan secara langsung untuk mencapai tujuan utama perusahaan. CEO dikatakan kinerjanya bagus apabila memiliki prestasi yang baik tiap tahunnya dan dapat mencapai tujuan bersama, namun tidak menutup kemungkinan terjadinya pergantian CEO, sebab CEO tidak dapat mencapai tujuan utama di perusahaan. Pergantian CEO memberikan indikasi kepada perusahaan bahwa akan ada perubahan dalam pengelolaan perusahaan dengan menerapkan peraturan dan prosedur baru, serta perubahan kebijakan yang ditetapkan oleh CEO baru yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja perusahaan.

Salah satu tolok ukur yang digunakan dalam penilaian kinerja perusahaan oleh pemakai laporan keuangan adalah laba. Karena laba merupakan salah satu tolok ukur penilaian kinerja suatu perusahaan, sehingga tidak menutup kemungkinan hal ini akan mendorong manajemen untuk berperilaku tidak semestinya dalam hubungannya dengan laba yaitu melakukan manajemen laba dalam penyusunan laporan keuangan. Isu mengenai usaha manajer untuk melakukan manajemen laba sebenarnya bukan merupakan isu baru di bidang akuntansi. Hal ini sudah ada sejak lama, dahulu dikenal sebagai income smoothing.

Manajemen laba merupakan usaha pihak manajer yang disengaja untuk memanipulasi laporan keuangan dalam batasan yang dibolehkan oleh


(5)

prinsip-prinsip akuntansi dengan tujuan untuk memberikan informasi yang menyesatkan para pengguna laporan keuangan untuk kepentingan pihak manajer (Gumanti: 2004). Praktek ini juga dapat menurunkan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan. Manajemen laba juga merupakan hal yang dapat merugikan investor karena mereka tidak akan mendapat informasi yang benar mengenai posisi keuangan perusahaan.

B. TINJAUAN PUSTAKA Teori Agensi (Agency Theory)

Pemicu utama dalam pergantian CEO adalah tidak tercapainya tujuan bersama antara manajer dengan pemilik perusahaan. Karena sudah dibuktikan dibanyak penelitian, bahwa semakin jauh perbedaan pencapaian kinerja perusahaan dengan harapan stakeholder dan semakin memiliki perbedaan antara kompensasi para shareholder, maka akan terjadi pergantian CEO. Konsep teori agensi adalah hubungan kontrak antara investor (principal) dan manajer (agent).

Adanya perbedaan kepentingan antara principal dan agent dapat menimbulkan masalah keagenan (agency problem) apabila setiap pihak berusaha untuk mencapai dan atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki, maka dalam hubungan ini dapat saja terjadi konflik kepentingan antara manajemen sebagai agent dan pemilik perusahaan sebagai principal. Dalam hal ini agent termotivasi untuk memaksimumkan fee


(6)

kontraktual yang diterimanya dan principal berusaha untuk memaksimumkan return atas penggunaan sumber dayanya.

Asimetri informasi merupakan suatu keadaan di mana manajer memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan. Asimetri informasi muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya. Ada dua tipe asimetri informasi, yaitu: adverse selection dan moral hazard.

Pergantian CEO (Chief Executive Officer)

Chief Executive Officer (CEO) merupakan eksekutif yang berada dipuncak perusahaan dan yang bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan. Mereka memegang jabatan seperti ketua dewan perusahaan, direktur utama perusahaan, wakil presiden senior, wakil presiden pelaksana, dan wakil presiden. Perubahan kepemilikan suatu perusahaan kemungkinan akan diikuti dengan redefinisi misi, visi, dan strategi bisnis, sehingga menuntut adanya restrukturisasi organisasi yang sesuai dengan formulasi misi, visi, dan strategi yang baru tersebut. Biasanya, restrukturisasi organisasi akan diikuti dengan pergantian CEO. Megginson, et al. (1994) dalam Trisnantari (2012) juga menyimpulkan bahwa pergantian eksekutif akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan mereka melaporkan bahwa peningkatan efisiensi secara signifikan ternyata hanya terjadi pada perusahaan yang melakukan pergantian pada tingkatan top management-nya.


(7)

Manajemen laba adalah tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan menaikkan atau menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas dalam jangka panjang. Menurut Sugiarto (2003) dalam Widyaningdyah (2001) faktor-faktor yang mendorong manajemen melakukan manajemen laba adalah Kompensasi bonus, kontrak utang jangka panjang, faktor politik, motivasi perpajakan, pergantian CEO (Chief Executive Officer), dan penawaran saham perdana.

Menurut Scott (2000) dalam Herawaty (2008) pola manajemen laba dapat dilakukan dengan cara (1) taking a bath, (2) income minimization, (3) dan (4) income smooting.

Manajemen laba dapat dilakukan dengan 3 teknik (Gumanti, 2000) yaitu dengan: (a) Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi, (b) Mengubah metode akuntansi, (c) Menggeser periode biaya atau pendapatan

Kinerja Perusahaan

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis suatu organisasi (Herawaty, 2008). Pengukuran kinerja perusahaan dengan Tobin’s Q diyakini bisa memberikan gambaran mengenai penilaian pasar terhadap perusahaan karena Tobin’s Q didapat dari nilai pasar ekuitas ditambah nilai pasar hutang


(8)

dibagi dengan nilai buku aktiva. Rasio ini dikembangkan oleh Prof. James Tobin (1967). Tobin’s Q memberikan gambaran tidak hanya pada aspek fundamental, tetapi juga sejauh mana pasar menilai perusahaan dari berbagai aspek yang dilihat oleh pihak luar termasuk investor (Herawaty, 2008).

Hipotesis

H1 : Pergantian CEO berpengaruh terhadap kinerja perusahaan

H2 : Pergantian CEO berpengaruh terhadap manajemen laba

H3 : Manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja perusahaan

H4 : Pergantian CEO berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang dimediasi oleh manajemen laba

C. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi empiris yang bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang menjelaskan hubungan variabel independen yaitu, pergantian CEO (Chief Executive Officer) terhadap variabel dependennya kinerja perusahaan melalui variabel intervening yaitu, manajemen laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Penelitian dilakukan dengan mengamati laporan tahunan (annual report) tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009-2011. Dipilihnya BEI sebagai


(9)

tempat penelitian dikarenakan BEI merupakan bursa pertama di Indonesia yang dianggap memiliki data yang lengkap serta telah terorganisir dengan baik.

Penentuan sampel dilakukan menggunakan metode purposive sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang didasarkan pada tujuan penelitian. Dan sampel yang dipilih dengan kriteria berikut: (1) Perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2009 - 2011. (2) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009 - 2011. (3) Perusahaan manufaktur yang sahamnya tidak di-delisting dari BEI selama periode penelitian 2009 - 2011. (4) Perusahaan manufaktur yang melakukan pergantian CEO pada periode tahun pemelitian 2009-2011. (5) Perusahaan manufaktur yang memiliki data lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.

Metode Analisis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan auditan perusahaan yang dipublikasikan oleh BEI melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Metode yang digunakan dalam data ini merupakan metode dokumentasi. Dokumentasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan kategori dan klasifikasi data-data tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen, buku-buku, maupun majalah, artikel, jurnal dan lain-lain.


(10)

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode purposive sampling, maka diperoleh sampel sebanyak 47 perusahaan untuk 3 tahun amatan sehingga data yang akan diolah adalah 47 x 3 = 141 perusahaan.

Untuk menguji melihat hubungan antara kinerja keuangan dengan variabel independen yaitu pergantian CEO diatas dilakukan analisis regresi berganda (Ghozali, 2006). Analisis ini dipakai untuk mempermudah melihat sejauh mana pengaruh variabel independen dan variabel dependen. Adapun model regresi yang digunakan adalah:

EM = a + b1.CEO

Tobins’Q = a + b 1.CEO + b2 EM Keterangan:

Tobins’Q = Kinerja Perusahaan CEO = Pergantian CEO

EM = Earnings Management (Manajemen Laba) a = Konstanta

e = error

b1 – b2 = Koefisien regresi

Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas/independen adalah variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pergantian CEO yang diukur dengan melihat ada tidaknya pergantian CEO


(11)

pada perusahaan yang listing dari tahun 2009 hingga tahun 2011. Dalam penelitian ini pergantian CEO sebagai variabel dummy dengan nilai 1 jika ada pergantian CEO dan 0 sebaliknya. Sedangkan data keuangan perusahaan yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan setahun setelah pergantian CEO, yaitu dari tahun 2009 hingga tahun 2011.

2. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang diukur menggunakan proksi Tobin’s Q. Kinerja perusahaan keuangan diukur dengan data yang berasal dari laporan keuangan. Kinerja perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Tobin’s Q dirumuskan sebagai berikut:

3. Variabel Intervening

Variabel intervening secara teoritis adalah variabel yang mempengaruhi hubungan dependen dan independen menjadi hubungan langsung dan tidak langsung yang dapat diamati dan diukur. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel intervening ialah manajemen laba. Penggunaan discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba dihitung dengan mSenggunakan Modified Jones Model. Model ini dipilih karena dapat mendeteksi manajemen laba lebih baik dibandingkan dengan model-model yang lainnya.

4. Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur merupakan pengembangan dari analisis regresi linier berganda atau penggunaan analisis regresi untuk mengetahui adanya


(12)

hubungan kausalitas antar variabel. Hubungan langsung maupun hubungan tidak langsung antar variabel dalam model juga dapat diukur dengan menggunakan analisis jalur.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Path Analysis melalui persamaan sebagai berikut:

EM = a + b1.CEO

Tobins’Q = a + b1 CEO + b2 EM Keterangan:

Tobins’Q = Kinerja Perusahaan CEO = Pergantian CEO

EM = Earnings Management (Manajemen Laba) a = Konstanta

e = Variabel pengganggu atau error b1 – b2 = Koefisien regresi

D. HASIL PENELITIAN

1. Pengaruh Pergantian CEO Terhadap Kinerja Perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergantian CEO berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan dan H1 terdukung secara statistik. Hasil analisis regresi model 2 memperoleh nilai thitung untuk pergantian CEO adalah 3,014 diterima pada taraf signifikansi 5% dengan nilai p sebesar 0,003 (p<0,05). Artinya adanya pergantian CEO akan meningkatkan kinerja perusahaan. Sebaliknya jika tidak ada pergantian CEO, maka kinerja perusahaan akan berkurang.


(13)

Pergantian CEO suatu perusahaan akan diikuti dengan redefinisi misi, visi, dan strategi bisnis, sehingga menuntut adanya restrukturisasi organisasi yang sesuai dengan formulasi misi, visi, dan strategi yang baru tersebut. Penggantian ini mampu memicu peningkatan kinerja perusahaan tersebut. Adanya pergantian CEO dari sebuah perusahaan merupakan suatu sinyal yang diberikan oleh perusahaan tersebut bahwa akan ada perubahan dalam pengelolaan perusahaan dengan cara menerapkan peraturan dan prosedur baru, serta perubahan kebijakan yang ditetapkan oleh CEO baru yang diharapkan meningkatkan kinerja perusahaan.

2. Pengaruh Pergantian CEO Terhadap Manajemen Laba

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergantian CEO tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan H2 tidak terdukung secara statistik. Hasil analisis regresi model 1 memperoleh nilai thitung untuk pergantian CEO adalah -1,360 ditolak pada taraf signifikansi 5% dengan nilai p sebesar 0,176 (p>0,05). Artinya pergantian CEO tidak berimplikasi pada kebijakan manajemen laba.

Secara teori kinerja CEO dinilai berdasarkan laba dan tentu saja CEO akan berusaha mencapai laba yang ditargetkan. Jika pada saatnya laba yang dicapai lebih rendah dari laba yang ditargetkan, maka CEO akan berhadapan dengan resiko penilaian buruk atas kinerjanya. Untuk mengatasi resiko ini, CEO akan berusaha memperoleh tambahan laba dengan cara manipulasi metode akuntansi dan non-akuntansi (Adiasih dan Wijaya, 2011).


(14)

3. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Kinerja Perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dan H3 tidak terdukung secara statistik. Hasil analisis regresi model 2 memperoleh nilai thitung untuk manajemen laba adalah -0,089 ditolak pada taraf signifikansi 5% dengan nilai p sebesar 0,929 (p>0,05). Artinya kebijakan manajemen laba tidak berimplikasi pada meningkatnya kinerja perusahaan.

Teori menunjukkan bahwa manajemen laba merupakan upaya manajemen untuk mengubah laporan keuangan yang bertujuan menyesatkan pemegang saham yang ingin mengetahui kinerja perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang mengandalkan angka-angka akuntansi yang dilaporkannya (Ujiantho, 2007).

4. Pengaruh Pergantian CEO Terhadap Kinerja Perusahaan dengan Manajemen Laba sebagai Variabel Intervening

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena manajemen laba pada saat pergantian CEO tidak mendukung kinerja perusahaan dan H4 tidak terdukung secara statistik. Hasil analisis path menunjukkan hubungan secara langsung antara pergantian CEO dengan kinerja perusahaan adalah positif dengan nilai koefisien beta 0,250 dan p=0,003 berarti signifikan. Hubungan secara langsung antara pergantian CEO dengan manajemen laba adalah dengan nilai koefisien beta -0,115 dan p=0,176 berarti tidak signifikan. Hubungan secara langsung antara manajemen laba dengan kinerja perusahaan adalah dengan nilai koefisien


(15)

beta -0,007 dan p=0,929 berarti tidak signifikan. Berdasarkan hasil analisis path tersebut maka H4 ditolak. Artinya pergantian CEO melalui manajemen laba sebagai variabel intervening tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dengan nilai total pengaruh negatif yaitu -0,117. Artinya apabila terjadi pergantian CEO dan kemudian melakukan manajemen laba, maka kinerja perusahaan akan menurun.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Fenomena manajemen laba pada saat pergantian CEO tidak mendukung kinerja perusahaan dan H4 tidak terdukung secara statistik. Hasil analisis path menunjukkan hubungan secara langsung antara pergantian CEO dengan kinerja perusahaan adalah positif dengan nilai koefisien beta 0,250 dan p=0,003 berarti signifikan. Hubungan secara langsung antara pergantian CEO dengan manajemen laba adalah dengan nilai koefisien beta -0,115 dan p=0,176 berarti tidak signifikan. Hubungan secara langsung antara manajemen laba dengan kinerja perusahaan adalah dengan nilai koefisien beta -0,007 dan p=0,929 berarti tidak signifikan. Berdasarkan hasil analisis path tersebut maka H4 ditolak. Artinya pergantian CEO melalui manajemen laba sebagai variabel intervening tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dengan nilai total pengaruh negatif yaitu -0,117. Artinya manajemen laba bukan merupakan pemediasi pada hubungan antara pergantian CEO dan kinerja perusahaan.


(16)

Keterbatasan

Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan sebaik-baiknya, namun masih terdapat beberapa keterbatasan, antara lain :

1. Rentang waktu pengamatan yang relatif singkat (2008-2011), sehingga hasil penelitian kurang mencerminkan fenonema yang sesungguhnya. 2. Perusahaan yang diteliti terbatas hanya pada sektor manufaktur saja,

sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan.

3. Sampel yang diteliti terbatas, sehingga hasil penelitian tidak dapat menjadi pedoman untuk menilai kinerja seluruh perusahaan

4. Peneliti hanya menggunakan manajemen laba sebagai variabel mediasi, kemungkinan masih ada variabel lain yang berpengaruh terhadap pergantian CEO dengan kinerja perusahaan.

Saran

Dengan berbagai temuan dari hasil penelitian ini, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Penelitian berikutnya hendaknya rentang waktu pengamatan lebih diperpanjang, sehingga hasil penelitian mencerminkan fenonema yang sesungguhnya dan hasil penelitian akan lebih baik.

2. Bagi penelitian berikutnya hendaknya menggunakan semua jenis perusahaan, sehingga hasil yang dilaporkan dapat digeneralisasikan pada seluruh perusahaan di pasar modal.


(17)

3. Penelitian berikutnya sebaiknya menggunakan sampel yang lebih banyak, agar hasilnya lebih kuat. Dengan sampel yang lebih banyak, kemungkinan hasil penelitian dapat digeneralisasikan.

4. Bagi penelitian selanjutnya banyaknya variabel lain yang dapat digunakan sebagai pemediasi, sehingga tidak hanya menggunakan manajemen laba, misalnya kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisari, komite audit, dan sebagainya.


(18)

Budiasih, Igan. 2007. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktek Perataan Laba

Laba”. Diakses 2 Februari 2013.Fitriyani, dkk. 2011. “ Pengaruh Manajemen

Laba Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel

Pemoderasi”. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Makasar.

Budinugroho, Eko. 2011. “Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”.

Skripsi tidak diterbikan. Surakarta: UMS

Fitriyani, dkk. 2010. “Pengaruh Manajemen Laba terhadap Kinerja Perusahaan

dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Pemoderasi. Universitas Jambi. www.eurojournals.com (diakses 11 Januari 2013).

Ghozali, Imam. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate Lanjutan di Program SPSS.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gumanti, Tatang Ary. 2004. "Earnings Management: Suatu Telaah Pustaka." Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2.2 :104.

Herawati, Nurul dan Zaki, Baridwan. 2007. “Manajemen Laba pada Perusahaan

yang Melanggar Hutang”. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar.

Herawaty, Vinola. 2008. Peran Praktek Corporate Governance sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi 11. Pontianak.

Lindrianasari dan Hartono, Jogiyanto. 2010. “Kinerja Akuntansi Dan Kinerja

Pasar Sebagai Anteseden Dan Konsekuensi atas Pergantian Chief Executive

Officer”. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.

Nasution, Maribot, dan Setiawan, Doddy. 2007. “Pengaruh Coorporate

Governance terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas Makasar.

Rahayu, Dieta Ariesta. 2008. “Pengaruh Motivasi Leverage Keuangan Dan

Pergantian Ceo Terhadap Earnings Management Pada Perusahaan


(19)

Manajemen Laba Dan Kinerja Perusahaan”. Tesis Universitas Diponegoro.

Semarang. Diakses 2 Februari 2013.

Trisnantari, Ayu Novi. 2012. "Pengaruh Corporate Governance Pada Hubungan Pergantian Chief Executive Officer Dengan Kinerja Perusahaan." JINAH (Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika) 2.2.

Ujiyantho, M. A., and Bambang Agus Pramuka. 2007. "Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan." Simposium Nasional Akuntansi X . 1-17.

Wandeca, Jenny. 2012. “Analisis Pengaruh Pergantian Chief Executive Officer

(CEO) terhadap Praktek Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan BUMN DAN Non BUMN di BEI).

Kanisiusmedia,http://books.google.co.id/books?id=hYqM7wfmU5UC&printsec=f rontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false. Diakses 11 Januari 2013.

Wangi, Annisa Meta Cempaka. 2010. “Analisis Manajemen Laba dan Kinerja

Keuangan Perusahaan Pengakuisisian Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi yang Terdaftar di BEI 2008-2009”.Skripsi Universitas Diponegoro Semarang. http://pdf, akses 8 Desember 2012

Widiatmaja, Bayu Fatma. 2010. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance

Terhadap Manajemen Laba Dan Konsekuensi Manajemen Laba Terhadap

Kinerja Keuangan”. http://pdf, akses 7 Desember 2012.

Widyaningdyah, Agnes Utari. 2001. "Análisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap earnings management pada perusahaan go public di indonesia." Jurnal Akuntansi dan Keuangan . Vol.3:2

Wirawan Yasa, Gerianta Dan Yulia Novialy. 2012. "Indikasi Manajemen Laba Oleh Chief Executive Officer (Ceo) Baru Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Di Pasar Modal Indonesia." Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis 7.1. www.idx.co.id


(1)

3. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Kinerja Perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dan H3 tidak terdukung secara statistik. Hasil analisis regresi model 2 memperoleh nilai thitung untuk manajemen laba adalah -0,089 ditolak pada taraf signifikansi 5% dengan nilai p sebesar 0,929 (p>0,05). Artinya kebijakan manajemen laba tidak berimplikasi pada meningkatnya kinerja perusahaan.

Teori menunjukkan bahwa manajemen laba merupakan upaya manajemen untuk mengubah laporan keuangan yang bertujuan menyesatkan pemegang saham yang ingin mengetahui kinerja perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang mengandalkan angka-angka akuntansi yang dilaporkannya (Ujiantho, 2007).

4. Pengaruh Pergantian CEO Terhadap Kinerja Perusahaan dengan Manajemen Laba sebagai Variabel Intervening

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena manajemen laba pada saat pergantian CEO tidak mendukung kinerja perusahaan dan H4 tidak terdukung secara statistik. Hasil analisis path menunjukkan hubungan secara langsung antara pergantian CEO dengan kinerja perusahaan adalah positif dengan nilai koefisien beta 0,250 dan p=0,003 berarti signifikan. Hubungan secara langsung antara pergantian CEO dengan manajemen laba adalah dengan nilai koefisien beta -0,115 dan p=0,176 berarti tidak signifikan. Hubungan secara langsung antara manajemen laba dengan kinerja perusahaan adalah dengan nilai koefisien


(2)

12

beta -0,007 dan p=0,929 berarti tidak signifikan. Berdasarkan hasil analisis path tersebut maka H4 ditolak. Artinya pergantian CEO melalui manajemen laba sebagai variabel intervening tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dengan nilai total pengaruh negatif yaitu -0,117. Artinya apabila terjadi pergantian CEO dan kemudian melakukan manajemen laba, maka kinerja perusahaan akan menurun.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Fenomena manajemen laba pada saat pergantian CEO tidak mendukung kinerja perusahaan dan H4 tidak terdukung secara statistik. Hasil analisis path menunjukkan hubungan secara langsung antara pergantian CEO dengan kinerja perusahaan adalah positif dengan nilai koefisien beta 0,250 dan p=0,003 berarti signifikan. Hubungan secara langsung antara pergantian CEO dengan manajemen laba adalah dengan nilai koefisien beta -0,115 dan p=0,176 berarti tidak signifikan. Hubungan secara langsung antara manajemen laba dengan kinerja perusahaan adalah dengan nilai koefisien beta -0,007 dan p=0,929 berarti tidak signifikan. Berdasarkan hasil analisis path tersebut maka H4 ditolak. Artinya pergantian CEO melalui manajemen laba sebagai variabel intervening tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dengan nilai total pengaruh negatif yaitu -0,117. Artinya manajemen laba bukan merupakan pemediasi pada hubungan antara pergantian CEO dan kinerja perusahaan.


(3)

Keterbatasan

Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan sebaik-baiknya, namun masih terdapat beberapa keterbatasan, antara lain :

1. Rentang waktu pengamatan yang relatif singkat (2008-2011), sehingga hasil penelitian kurang mencerminkan fenonema yang sesungguhnya. 2. Perusahaan yang diteliti terbatas hanya pada sektor manufaktur saja,

sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan.

3. Sampel yang diteliti terbatas, sehingga hasil penelitian tidak dapat menjadi pedoman untuk menilai kinerja seluruh perusahaan

4. Peneliti hanya menggunakan manajemen laba sebagai variabel mediasi, kemungkinan masih ada variabel lain yang berpengaruh terhadap pergantian CEO dengan kinerja perusahaan.

Saran

Dengan berbagai temuan dari hasil penelitian ini, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Penelitian berikutnya hendaknya rentang waktu pengamatan lebih diperpanjang, sehingga hasil penelitian mencerminkan fenonema yang sesungguhnya dan hasil penelitian akan lebih baik.

2. Bagi penelitian berikutnya hendaknya menggunakan semua jenis perusahaan, sehingga hasil yang dilaporkan dapat digeneralisasikan pada seluruh perusahaan di pasar modal.


(4)

14

3. Penelitian berikutnya sebaiknya menggunakan sampel yang lebih banyak, agar hasilnya lebih kuat. Dengan sampel yang lebih banyak, kemungkinan hasil penelitian dapat digeneralisasikan.

4. Bagi penelitian selanjutnya banyaknya variabel lain yang dapat digunakan sebagai pemediasi, sehingga tidak hanya menggunakan manajemen laba, misalnya kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisari, komite audit, dan sebagainya.


(5)

Budiasih, Igan. 2007. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktek Perataan Laba Laba”. Diakses 2 Februari 2013.Fitriyani, dkk. 2011. “ Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel

Pemoderasi”. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Makasar.

Budinugroho, Eko. 2011. “Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Skripsi tidak diterbikan. Surakarta: UMS

Fitriyani, dkk. 2010. “Pengaruh Manajemen Laba terhadap Kinerja Perusahaan

dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Pemoderasi. Universitas Jambi. www.eurojournals.com (diakses 11 Januari 2013).

Ghozali, Imam. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate Lanjutan di Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gumanti, Tatang Ary. 2004. "Earnings Management: Suatu Telaah Pustaka." Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2.2 :104.

Herawati, Nurul dan Zaki, Baridwan. 2007. “Manajemen Laba pada Perusahaan

yang Melanggar Hutang”. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar.

Herawaty, Vinola. 2008. Peran Praktek Corporate Governance sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi 11. Pontianak.

Lindrianasari dan Hartono, Jogiyanto. 2010. “Kinerja Akuntansi Dan Kinerja Pasar Sebagai Anteseden Dan Konsekuensi atas Pergantian Chief Executive

Officer”. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.

Nasution, Maribot, dan Setiawan, Doddy. 2007. “Pengaruh Coorporate

Governance terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas Makasar.

Rahayu, Dieta Ariesta. 2008. “Pengaruh Motivasi Leverage Keuangan Dan Pergantian Ceo Terhadap Earnings Management Pada Perusahaan


(6)

Setiawan, Doddy. 2007. "Variabilitas Return Saham Di Sekitar Pengumuman Pergantian Chief Executive Officer." Journal of Indonesian Economy and Business 22.2.

Sriwedari, Yani. 2007. “Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Dan Kinerja Perusahaan”. Tesis Universitas Diponegoro. Semarang. Diakses 2 Februari 2013.

Trisnantari, Ayu Novi. 2012. "Pengaruh Corporate Governance Pada Hubungan Pergantian Chief Executive Officer Dengan Kinerja Perusahaan." JINAH (Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika) 2.2.

Ujiyantho, M. A., and Bambang Agus Pramuka. 2007. "Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan." Simposium Nasional Akuntansi X . 1-17.

Wandeca, Jenny. 2012. “Analisis Pengaruh Pergantian Chief Executive Officer (CEO) terhadap Praktek Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan BUMN DAN Non BUMN di BEI).

Kanisiusmedia,http://books.google.co.id/books?id=hYqM7wfmU5UC&printsec=f rontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false. Diakses 11 Januari 2013.

Wangi, Annisa Meta Cempaka. 2010. “Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisian Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi yang Terdaftar di BEI 2008-2009”.Skripsi Universitas Diponegoro Semarang. http://pdf, akses 8 Desember 2012

Widiatmaja, Bayu Fatma. 2010. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Dan Konsekuensi Manajemen Laba Terhadap

Kinerja Keuangan”. http://pdf, akses 7 Desember 2012.

Widyaningdyah, Agnes Utari. 2001. "Análisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap earnings management pada perusahaan go public di indonesia." Jurnal Akuntansi dan Keuangan . Vol.3:2

Wirawan Yasa, Gerianta Dan Yulia Novialy. 2012. "Indikasi Manajemen Laba Oleh Chief Executive Officer (Ceo) Baru Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Di Pasar Modal Indonesia." Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis 7.1. www.idx.co.id


Dokumen yang terkait

Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan, dengan Leverage sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 66 86

Pengaruh Corporate Governance dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 62 92

Pengaruh Implementasi Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 29 101

Pengaruh Kompensasi Eksekutif dan Manajemen Laba Terhadap Risiko Kebangkrutan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

16 101 111

Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan, Dengan Leverage Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

22 210 59

Pengaruh Merger Terhadap Return Saham Perusahaan Pengakuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening

0 37 110

Hubungan Struktur Modal Dan Kebijakan Dividen Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)

0 31 100

Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba dengan Fee Audit sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek)

1 13 109

Pengaruh Corporate Governance dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

Pengaruh Implementasi Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12