Karakterisasi PSA Particle Size Analyzer

hubungan dasar untuk proses perpindahan yang diusulkan oleh J.B.J Fourier, yang secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut: = − Keterangan: Q = kalor J t = waktu s k = nilai konduktivitas termal Wm K A = luas penampang m 2 T 1 -T 2 = perbedaan suhu K l = panjang m Dimana rumusan untuk menghitung kalor Q dituliskan dalam persamaan berikut: = ∆ Sehingga bila dikaitkan dengan rumusan awal, maka rumusan tersebut menjadi: = ∆ Untuk menentukan nilai konduktivitas termal, maka persamaannya menjadi: k = ∆ Dalam prakteknya, penentuan konduktivitas termal k dapat dijelaskan dengan rangkaian alat sederhana seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.9. Aliran Kalor Gambar 2.8. Rangkaian alat untuk pengukuran konduktivitas termal Setiadi, 2006. Dari Gambar 2.8 diketahui bahwa, T 1 memiliki suhu lebih tinggi dan T 2 memiliki suhu yang lebih rendah. Karena adanya perbedaan suhu T 1- T 2 , maka kalor berpindah dari T 1 ke T 2 . Benda yang dilewati kalor memiliki luas penampang A dan panjang l . Hasil perhitungan nilai konduktivitas termal dari percobaan adalah: diketahui bahwa kalor yang berpindah selama selang waktu tertentu Qt berbanding lurus dengan perbedaan suhu T 1- T 2 , luas penampang A, nilai konduktivitas termal k dan berbanding terbalik dengan panjang l Setiadi, 2006.

D. Sintering

Proses sintering adalah suatu proses pemadatan sekumpulan serbuk pada suhu di bawah titik leburnya sehingga selama proses sintering terjadi pengurangan pori, penyusutan, dan perubahan ukuran butir William, 1991. Skema representasi dari tahap sintering dan jenis proses sinter ditunjukkan pada Gambar 2.10. A l Suhu lebih tinggi T 1 Suhu lebih rendah T 2 Gambar 2.9. Skema representasi tahap sintering dan jenis proses sinter McClom and Clark, 1998. Terjadinya pengurangan pori dan pertumbuhan butir selama proses sintering akibat proses difusi diantara butir. Jenis proses difusi akan memberikan efek terhadap perubahan sifat-sifat fisis, yaitu perubahan densitas, pengurangan pori, dan ukuran butir. Umumnya peningkatan densitas, pengurangan pori, dan penyusutan disebabkan karena adanya difusi volume dan difusi batas butir Randall, 1991. Benda setelah mengalami proses sintering akan mengalami perubahan mikrostrukturnya sehingga sifat-sifat fisis maupun kemagnetannya akan ikut mengalami perubahan pula. Jelas bahwa suhu sintering memberikan pengaruh yang besar terhadap perubahan sifat fisis maupun sifat magnet. Suhu sintering semakin tinggi maka kerapatan atau kepadatannya akan semakin meningkat akibat adanya proses difusi selama proses sintering sehingga densitasnya cenderung meningkat dengan naiknya suhu sintering Ristic, 1989. Cold pressed Intermediate sinter Final stage Viscous flow sinter Solid state sinter Liquid phase sinter