Karakterisasi Konduktivitas Termal Metode Elektrokimia

Gambar 2.9. Skema representasi tahap sintering dan jenis proses sinter McClom and Clark, 1998. Terjadinya pengurangan pori dan pertumbuhan butir selama proses sintering akibat proses difusi diantara butir. Jenis proses difusi akan memberikan efek terhadap perubahan sifat-sifat fisis, yaitu perubahan densitas, pengurangan pori, dan ukuran butir. Umumnya peningkatan densitas, pengurangan pori, dan penyusutan disebabkan karena adanya difusi volume dan difusi batas butir Randall, 1991. Benda setelah mengalami proses sintering akan mengalami perubahan mikrostrukturnya sehingga sifat-sifat fisis maupun kemagnetannya akan ikut mengalami perubahan pula. Jelas bahwa suhu sintering memberikan pengaruh yang besar terhadap perubahan sifat fisis maupun sifat magnet. Suhu sintering semakin tinggi maka kerapatan atau kepadatannya akan semakin meningkat akibat adanya proses difusi selama proses sintering sehingga densitasnya cenderung meningkat dengan naiknya suhu sintering Ristic, 1989. Cold pressed Intermediate sinter Final stage Viscous flow sinter Solid state sinter Liquid phase sinter

III. METODOLOGI PENELITIAN A.

Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2014 sampai Juli 2014 di beberapa laboratorium, yaitu Laboratorium Kimia Fisik Jurusan Kimia FMIPA Unila, Laboratorium Fisika Material Jurusan Fisika FMIPA Unila, Laboratorium Biomassa Unila.

B. Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara lain untuk preparasi sampel adalah perangkat elektrokimia, catu daya, hot plate dengan pengaduk magnetik, oven, pH universal, spatula, mortar dan pastel, corong pisah, dan peralatan gelas yang umum digunakan di laboratorium. Untuk karakterisasi sampel, instrumen yang digunakan adalah Fourier Transform Infrared FTIR, X-Ray Difraktometer XRD, Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray Spectrometer SEM-EDS, PSA Particle Size Analyzer dan alat ukur konduktivitas termal sederhana. Bahan- bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah akuades, NaOH, HNO 3 asam nitrat, dan batang alumunium. 37

C. Prosedur Percobaan

1. Perangkat Elektrokimia Untuk Percobaan

Perangkat elektrokimia yang digunakan dalam penelitian adalah perangkat yang dirancang sendiri, dengan rangkaian seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.1. Gambar 3.1 Rangkaian perangkat elektrokimia yang digunakan dalam penelitian. Secara garis besar, perangkat percobaan terdiri dari reaktor elektrokimia A yang terbuat dari kaca, dengan ukuran 10cm x 10cm x 30cm, reaktor dilengkapi dengan penutup yang terbuat dari fiber, dan dilengkapi dengan lubang untuk memasukkan elektroda. Hot plate dengan pengaduk magnetik B alat ini digunakan untuk mengaduk selama proses elektolisis berlangsung. Batang alumunium C yang terdiri dari empat buah batang alumunium yang digunakan sebagai elektroda. Dua batang alumunium digunakan sebagai katoda dan dua batang sebagai anoda. Elektroda dihubungkan dengan catu daya D yang memiliki besar tegangan 1-22 volt menggunakan kabel E, sehingga percobaan dapat dilakukan dengan potensial yang berbeda.