MEMBACA INDAH PUISI Kompetensi BerbahasaInd NiaKurniati

4. Membaca Puisi Membaca puisi dapat memperkaya hati kita. Kadangkala, suasana hati yang sedang gembira dapat terwakili ketika membaca sebuah puisi. Bacakanlah puisi berikut MENTARI Karya: S. Nadrotul Ain Hai mentari pagi Hari ini kau datang tampak cerah sekali Engkau datang tiap hari Untuk sumber energi pribumi Semua orang berlari pagi Untuk menyehatkan diri Tanpa kau, hai mentari Di seluruh bumi ini Akan mati tiada lagi. Puisi di atas adalah puisi karya S. Nadrotul Ain, siswa kelas 2 di MTsN Serang. Biasanya, tema puisi dapat diduga dari judulnya. Puisi ini bercerita tentang mentari. Mentari sering dilambangkan dengan semangat yang mewarnai hati dalam menyambut hari. Puisi yang berjudul “Mentari” menggunakan pilihan kata yang sederhana. Penyair mengemukakan mentari sebagai sumber energi pribumi, yaitu makhluk yang menempati bumi. Jika mentari tidak muncul, isi bumi ini bisa mati. Kompetensi Berbahasa Indonesia 153 Sebuah puisi dapat dibacakan dengan indah. Ada beberapa hal yang dapat diperhatikan dalam membaca indah sebuah puisi. 1. Suara Vokal Pembaca puisi hendaknya menyampaikan keindahan puisi dengan suara vokal yang baik. Hal-hal yang berkaitan dengan suara vokal adalah sebagai berikut. a. Artikulasi Pembaca puisi hendaknya mampu mengucapkan setiap kata dari puisi tersebut dengan jelas, baik bunyi vocal maupun konsonan. b. Intonasi Puisi akan terkesan menarik jika dibacakan dengan memperhatikan variasi lagu kalimat yang dibawakan secara wajar. 2. Ekspresi Ekspresi pembacaan sebuah puisi meliputi mimik raut muka dan gesture gerakan tubuh. Mimik merupakan petunjuk apakah puisi yang dibacakan telah dijiwai oleh pembacanya atau belum. Mimik harus muncul dengan sendirinya sesuai dengan jiwa puisi. Gerakan tubuh Kompetensi Berbahasa Indonesia 154 dapat menghidupkan sebuah puisi yang dibacakan asalkan tidak berlebihan. 2. Uji Kemampuan 6. Bergabunglah dengan 4 empat orang temanmu 7. Berlatihlah membaca puisi bersama kelompokmu 8. Bacalah puisi-puisi di bawah ini dengan penuh penghayatan secara bergantian AKU Karya: Chairil Anwar Kalau sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi Maret 1943 Kompetensi Berbahasa Indonesia 155 9. Diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut a. Bolehkah membaca puisi dengan irama, suara, serta mimik yang datar? Mengapa? b. Haruskah ada penekanan pada kata tertentu dalam membaca puisi? c. Bagaimanakah cara membaca puisi yang menyenangkan dan terdengar indah itu? 3. Tugas 1. Berlatihlah membacakan puisi “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono berikut Hujan Bulan Juni Karya: Sapardi Djoko Damono tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni dihapusnya jejak-jejak kakinya Kompetensi Berbahasa Indonesia 156 yang ragu-ragu di jalan itu tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu 2. Gurumu akan memintamu secara bergantian untuk membacakan puisi di atas 3. Sebagai panduanmu dalam membaca indah puisi di depan kelas, perhatikanlah format penilaian berikut SKOR NO. ASPEK 1 2 3 KETERANGAN 1. Irama 2. Suara 3. Mimik 4. Kinestik Keterangan: 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik Kompetensi Berbahasa Indonesia 157 KOMPETENSI 11 MENYAMPAIKAN PESAN

A. BERTELEPON

Standar Kompetensi Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman melalui kegiatan menanggapi cerita dan bertelepon. Kompetensi Dasar Bertelepon dengan kalimat yang efektif dan bahasa yang santun. Indikator Mampu bertelepon dengan kalimat yang efektif dan bahasa yang santun. 1. Telepon Kompetensi Berbahasa Indonesia 158 Telepon adalah alat telekomunikasi yang dapat mengirimkan pembicaraan melalui sinyal listrik. Orang mengetahui bahwa penemu telepon adalah Alexander Graham Bell. Telepon pertama dibuat di Boston, Massachusetts, pada tahun 1876. Akan tetapi, penemu dari Italia Antonio Meucci telah menciptakan telepon pada tahun 1849, dan pada September 2001, Meucci dengan resmi diterima sebagai pencipta telepon oleh kongres Amerika dan bukan Alexander Graham Bell. Kompetensi Berbahasa Indonesia 159 Dalam kehidupan sehari-hari, kamu sering menggunakan pesawat telepon untuk berkomunikasi dan menyampaikan pesan kepada teman, saudara, atau keluarga untuk berbagai keperluan. Berkomunikasi melalui telepon termasuk jenis komunikasi tidak langsung. Pembicara dan lawan bicara tidak berhadapan langsung. Walaupun demikian, kalimat yang diucapkan melalui pesawat telepon harus mencerminkan etiket kesantunan dan keefektifan. Perhatikanlah hal-hal berikut 1. Mengawali Pembicaraan Saat menelepon, awalilah dengan ucapan salam yang santun. Halo, selamat pagi. Bisa bicara dengan Pak Tanu? Halo, selamat malam. Ini Muti. Bisa bicara dengan Etna, Pak? Assalaamu’alaikum. Bisa bicara dengan Alif, bu? Saya Kiko teman sekelasnya. Selamat siang, PT Pupuk Kaltim? Saya Tono dari LBH Bandung, bisa bicara dengan Pak Kosim, bagian pemasaran? 2. Menerima Telepon