1.2. Identifikasi Masalah
Beberapa permasalahan tentang kerajinan catur wayang adalah sebagai berikut: • Adanya perbedaan dalam bentuk visual buah catur wayang dengan buah
catur pada umumnya. • Detail dari bentuk buah catur yang masih kurang diperhatikan sehingga
menimbulkan kesulitan dalam membedakan masing-masing buah catur. • Penggunaan warna yang hampir sama pada beberapa buah catur
menimbulkan kebingungan saat catur ini dimainkan. • Perubahan bentuk visual catur yang merujuk pada bentuk visual wayang
kulit dan berdasarkan pada cerita Ramayana. • Persamaan peran dan fungsi dari buah catur wayang dengan buah catur
pada umumnya. • Strategi promosi dan sosialisasi yang belum didukung oleh desain promosi
yang baik.
1.3. Rumusan Masalah
• Bagaimana unsur visual buah-buah Catur Wayang Jogjakarta jika dikaji menurut unsur visual dari wayang kulit.
• Bagaimana relasi antara penokohan dalam Ramayana sebagai sumber visualisasi untuk buah catur dengan peran yang ada pada catur itu sendiri.
4
1.4. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dapat dibahas secara mendalam maka dilakukan pembatasan permasalahan sebagai berikut:
• Unsur visual yang dikaji berdasarkan pada unsur visual wayang kulit menurut David Irvine dalam bukunya yang berjudul “Leather Gods and
Wooden Heroes”. Hal ini dikarenakan David Irvine merupakan pakar dalam pewayangan yang telah meneliti wayang dari banyak dalang dan pakar
wayang Indonesia. • Unsur visual yang dikaji adalah pada Catur Wayang Jogjakarta. Hal ini
mengingat terdapat beberapa lagi catur wayang yang dibuat di luar kota Jogjakarta dengan konsep dan visual yang berbeda.
1.5. Metode Penelitian
Dalam menganalisa permasalahan digunakan pendekatan secara deskriptif yaitu pendekatan yang mengkaji dan memaparkan data-data yang telah terkumpul.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yaitu metode atau tata cara menguraikan pemecahan masalah berdasarkan fakta-fakta
atau kenyataan yang ada pada waktu sekarang secara sistematis dan kemudian masalah-masalah tersebut dianalisis berdasarkan data-data yang terhimpun
tanpa menggunakan rumus maupun angka dan statistik karena hal-hal yang akan diteliti memiliki kecenderungan menggunakan nilai rasa seperti rasa indah,
kecocokan warna, dan sebagainya.
Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen dari penelitian adalah elemen- elemen visual dari produk kerajinan Catur Wayang Jogjakarta beserta pesan-
pesan yang terkandung didalamnya. Adapun instrumen yang menjadi penelitian secara terperinci sebagai berikut:
a. Penelitian Keperpustakaan Library Research yaitu pengumpulan data
dengan menggunakan pengetahuan yang bersumber dari buku-buku, catatan perkuliahan dan sumber-sumber yang ada hubungannya dengan masalah
5
yang diteliti. Pada penelitian keperpustakaan ini, dilakukan tiga tahapan penelitian yaitu tahap pertama, pencarian berbagai macam literatur yang
berhubungan dengan objek yang diteliti, dalam hal ini adalah “catur” dan “wayang”. Setelah data tentang catur dan wayang terkumpul, tahap kedua
yaitu pencarian literatur tentang visualisasi dari cerita Ramayana yang sudah ada sampai saat ini. Dan pada tahap akhir dari penelitian
keperpustkaan yaitu tahap ketiga, dilakukan studi banding dari literatur- literatur yang ada, dengan penerapannya pada objek yang diteliti. Dalam hal
ini pada kerajinan Catur Wayang Jogjakarta.
b. Penelitian Lapangan Field Research yaitu pengumpulan data yang
dilakukan secara langsung pada objek penelitiannya. Adapun cara yang ditempuh dalam penelitian lapangan adalah melalui observasi yaitu
pengumpulan data dengan mengamati dan melakukan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti. Dalam penelitian lapangan ini dibagi
kedalam dua tahapan yaitu tahap pertama, penulis melakukan observasi pada desain catur-catur yang ada di masyarakat. Kemudian mencari
berbagai perbedaan yang ada pada desain catur-catur tersebut. Pada tahap kedua dari penelitian lapangan, dipilihlah catur wayang sebagai objek yang
tepat untuk diteliti dengan berbagai alasan yang mendasar seperti bentuk pendekatan visualisasi yang menarik dan memiliki tujuan yang baik yaitu
untuk melestarikan budaya lokal.
c. Wawancara yaitu pengumpulan data melalui interview secara langsung
kepada orang-orang yang berkaitan dengan objek penelitian. Dalam tahap ini dilakukan wawancara dengan orang-orang dibalik produksi kerajinan
Catur Wayang Jogjakarta, yaitu interview langsung dengan pemilik industri rumahan Batik Linggarjati yaitu Supriyanto. Adapun isi interview berkaitan
dengan objek yang diteliti yaitu proses perancangannya, konsep yang dipakai dan lainnya.
6
d. Dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam
penelitian. Adapaun data-data yang menjadi dokumentasi berupa: satu set Catur Wayang Jogjakarta dan foto-foto objek penelitian.
1.6. Sampel Penelitian