F. Gunungan
Penggunaan karakter gunungan pada buah catur merah memiliki penjelasan yang sama pada buah catur gunungan warna kuning
lihat sub bab 3.3.1.F, halaman 49. Yang membedakan hanya pada warna dan corak batik.
65
66
Gambar Depan
Gambar Gambar
Samping Belakang
Keterangan Penokohan Keterangan Buah Catur
PERAN Benten
Buah Catur Merah g
ALIANSI Alengka
NAMA TOKOH Gunung 9 cm
an TINGGI
GOLONGAN - 3,6
cm PANJANG
ASAL - 3
cm LEBAR
SENJATA - 31
gram BERAT
PASANGAN -
POSISI
Tabel III.13. Buah Catur Gunungan
G. Raksasa
Kitab Ramayana menguraikan bahwa raksasa adalah makhluk yang diciptakan dari kaki Brahma; di lain kisah, mereka muncul
dari Pulastya, atau dari Khasa, atau dari Nirriti dan Nirrita. Dewa Brahma juga dikatakan pernah memberikan berkah kepada raksasa
yang memujanya, seperti misalnya Wibisana, Hiranyaksa, dan Hiranyakasipu.
Beberapa raksasa merupakan inkarnasi dari orang-orang yang berdosa pada kehidupannya yang sebelumnya. Raksasa terkenal
karena kejahatannya dalam hal mengganggu upacara, menodai makam, mengganggu para pendeta, dan sebagainya. Kuku mereka
beracun, dan mereka makan daging manusia atau makanan hasil rampasan. Mereka memiliki ilmu gaib dan mampu mengubah
wujud menjadi manusia atau burung besar.
67
68
Gambar Depan
Gambar Gambar
Samping Belakang
Keterangan Penokohan Keterangan Buah Catur
PERAN Prajur
Buah Catur Merah it Pion
ALIANSI Alengka
NAMA TOKOH Raksasa 7,8 cm
TINGGI GOLONGAN Raks
3,9 cm
asa PANJANG
ASAL Kerajaa 3
cm n
Alengka LEBAR SENJATA Gada
24 gram
BERAT PASANGAN -
POSISI
Tabel III.14. Buah Catur Raksasa
BAB IV KAJIAN UNSUR-UNSUR VISUAL DAN PERAN PADA CATUR WAYANG
JOGJAKARTA
4.1. Kajian Catur Wayang Berdasarkan Visualisasi dari Wayang Kulit
Dalam Catur Wayang Jogjakarta terdapat empatbelas karakter yang diangkat ke dalam buah catur. Masing-masing karakter mempunyai peran penting
dalam cerita Ramayana dan mempunyai fungsi dalam permainan catur. Pengambilan penokohan dalam catur wayang ini pun benar-benar
berdasarkan dari cerita Ramayana dan tidak ada tokoh tambahan dari kisah wayang yang lainnya.
Menurut David Irvine 2005: 139, wayang kulit secara garis besar dapat dibedakan menurut ukuran, bentuk, warna, dan busana yang dipakainya.
Untuk perbedaan lebih lanjut dapat dilihat dari bentuk karakteristik muka, aksesoris yang dipakai, dan bentuk tangan. Hal-hal tersebut dapat menjamin
bahwa tiap karakter memiliki ciri khas yang dapat dikenali dan membuatnya berbeda dengan karakter wayang lainnya.
Analisa pada Buah Catur Wayang Jogjakarta ini berpijak pada hasil penjabaran Bab II Lihat sub bab 2.2.2: definisi wayang kulit, yakni
menganalisa komponen-komponen atau unsur-unsur visual yang terdapat pada wayang kulit, mencakup ukuran wayang, bentuk wayang posisi kepala,
mata, hidung, kumis, mulut, badan, tangan, dan kaki, warna, busana, dan aksesoris-aksesorisnya. Dalam proses analisa ini, pembahasan juga diarahkan
untuk menemukan dan mengetahui perbedaan-perbedaan yang terdapat diantara buah catur wayang dengan wayang kulit. Untuk lebih jelasnya dapar
dilihat dari penjelasan pada tabel berikut:
69