PEMANFAATAN AIR PDAM DARI SUMBER MATA AIR WAY ABUNG OLEH PENDUDUK DESA PURAJAYA DAN DESA PURAWIWITAN KECAMATAN KEBUN TEBU KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2015

(1)

ABSTRAK

PEMANFAATAN AIR PDAM DARI SUMBER MATA AIR WAY ABUNG OLEH PENDUDUK DESA PURAJAYA DAN DESA PURAWIWITAN

KECAMATAN KEBUN TEBU KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2015

Oleh Alvitriani

Penelitian ini bertujuan mengkaji tentang pemanfaatan air PDAM dari sumber mata air Way Abung oleh Penduduk Desa Purajaya dan Desa Purawiwitan Kabupaten Lampung Barat. Fokus penelitian pada kebutuhan domestik penduduk, pemanfaatan air dan permasalahannya.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian sebanyak 712 KK dengan sampel 10 % (71 KK) menggunakan teknik proporsional random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan tabulasi frekuensi dan persentase, sebagai dasar interpretasi dan deskripsi dalam pembahasan.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) air PDAM dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan memasak, MCK, dan kolam ikan, (2) Penduduk cenderung mengkonsumsi air melebihi standar, (3) Masalah yang dialami penduduk dalam memanfaatkan air adalah (a) air keruh ketika musim hujan, (b) terdapat cacing yang terbawa aliran air saat hujan, (c) responden belum seluruhnya mengetahui kenaikan tarif PDAM dan penggunaan water meter.


(2)

ABSTRACT

THE UTILIZATION OF PDAM THAT SOURCES FROM WAY ABUNG SPRING FOR PEOPLE IN PURAJAYA AND PURAWIWITAN

VILLAGES WEST LAMPUNG REGENCY BY 2015

By Alvitriani

This research aim to analyze the utilizaty of PDAM from Way Abung’s spring for people of Purajaya and Purawiwitan villages, West Lampung regency. The research focus on domestic needs, water utilization and its problems.

The research used descriptive method. Population of the research was 712 households with 10 % sample (71 households ) from the population using proportional random sampling. Data was collected by observation, interview, and documentation. Data analyzed used tabulation of frequency and percentage, as the basic interpretation and description of this research.

The results of research are: (1)PDAM was used to cooking, washing and take a bath, toilet and fish pond. (2)villager tend used water over the utilization water’s standard, (3) The problems of villagers in using PDAM are: (a) the water tends to turbid in rainy season, (b) there are worms coming from the water flow during the rain, (c) not all respondents know about the rate increase of PDAM and how to use a water meter.


(3)

PEMANFAATAN AIR PDAM DARI SUMBER MATA AIR WAY ABUNG OLEH PENDUDUK DESA PURAJAYA DAN DESA PURAWIWITAN

KECAMATAN KEBUN TEBU KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2015

Oleh ALVITRIANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung Barat pada tanggal 04 Desember 1992, sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dari Bapak Aleh Sidik dan Ibu Daroh Suryani. Penulis telah menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 2 Tribudisyukur tahun 2005, pendidikan menengah pertama di MTs Nurul Ulum Purajaya Tahun 2008, dan pendidikan menengah atas di MA YAPSI Sumberjaya Lampung Barat tahun 2011.

Tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unila melalui jalur PMPAP (Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan). Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif di Organisasi FPPI FKIP Universitas Lampung sebagai sekretaris bidang kaderisasi periode 2013/2014. Pada tahun 2013 dan 2015 penulis mengikuti lomba MTQ mahasiswa nasional XIII dan XIV di Universitas Negeri padang, Universitas Andalas dan Universitas Indonesia pada cabang lomba Syarhil Qur’an dan Tilawatil Qur’an, dan pernah mengikuti lomba artikel geografi pada acara Muswil IMAHAGI se-Sumatera di Universitas Lampung dan Universitas PGRI Palembang tahun 2014 dan 2015.


(8)

PERSEMBAHAN

Terucap Syukur kehadirat Allah SWT, kepersembahkan karya kecilku ini sebagai tanda cinta,

kasih sayang dan baktiku kepada:

Ibu dan Bapakku tercinta ( Daroh Suryani dan Aleh Sidik)

Yang tak pernah lelah berjuang dan berkorban dalam membesarkan putrinya, melantunakn

do’a, memotivasi, dan menasehati dalam tiap langkahku

hingga aku mampu berdiri di

perguruan tinggi ini

Adikku tersayang (Siti Maryani), yang telah menjadi penyemangatku.

Kakakku yang baik hati (Miftahudin, Solihin Sidik) yang telah memberikan bantuan serta

bimbingan dalam perjalananku di Universitas Lampung

Para pendidik yang telah mencurahkan dan membagikan ilmunya dengan tulus dan ikhlas

Sahabat-sahabatku yang memberikan inspirasi dan motivasi


(9)

MOTO

“Allah tidak akan membebani hamba-Nya melebihi batas kemampuannya...”

QS. Al-Baqarah : 286)

“Ber’doalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu...” (QS. Al-Mu’min : 60)

Boleh jadi ini hari terakhirmu, maka lakukanlah yang terbaik (penulis)

Perjuangan yang paling sulit bukan ketika kita harus meaklukan kebodohan, tetapi ketika kita harus menaklukan kemalasan, karena kemalasan adalah

pangkal kebodohan (penulis)


(10)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena limpahan rahmat serta kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Budiyono, M.S selaku dosen pembimbing I serta selaku pembimbing akademik yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan motivasi kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Juga kepada Ibu Rahma Kurnia SU, S.Si., M.Pd. selaku dosen pembimbing II, dan Bapak I Gede Sugiyanta, M.Si. selaku dosen pembahas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan motivasi. Penulis mengucapkan terimakasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Bapak Dr.H. Bujang Rahman, M.Si., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung beserta staf dan jajarannya.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.S., Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Pd., selaku Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

3. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.


(11)

4. Bapak dan ibu dosen Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

5. Bapak dan ibu Pengelola PDAM Limau Kunci Kabupaten Lampung Barat yang telah memberikan pelayanan, bantuan serta motivasi demi tersusunnya skripsi ini.

6. Bapak Camat Kebun Tebu beserta staf, Bapak Pratin Pekon Purajaya dan Pekon Purawiwitan yang telah memberikan bantuan serta bimbingan kepada penulis.

7. Keluarga besar Pendidikan Geografi terutama Angkatan 2011, KKN-KT Pekon Balak, dan sahabat kostan, trimakasih kepada kalian yang dengan tulus dan ikhlas memberikan bantuan serta motivasi kepada penulis.

8. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikanya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, September 2015 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Kegunaan Penelitian ... 5

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ... 7

A. TinjauanPustaka ... ... 7

1. Ruang Lingkup Geografi ... 7

2. Pengertian Air ... 9

3. Kebutuhan air ... 13

4. Pemanfaatan Air ... 13

5. Sistem distribusi Air dan Sistem Pengendalian Air ... 14

6. Perusahaan daerah air minum (PDAM) ... 17

B. Penelitian yang Relevan ... 18

C. Kerangka Pikir ... 20


(13)

A. Metode Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel ... 23

1. Populasi……… ... 23

2. Sampel ... 23

C. Variabel Penelitian ... 24

D. Definisi Operasional Variabel ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 25

1. Observasi ... 25

2. Wawancara ... 26

3. Dokumentasi... 26

F. Teknik Analisis Data ... 26

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 28

1. Desa Purajaya ... 28

a. Sejarah Desa Purajaya ... 28

b. Pemerintahan ... 29

c. Geografi ... 30

d. Penduduk ... 31

2. Desa Purawiwitan ... 38

a. Sejarah Desa Purawiwitan ... 38

b. Pemerintah ... 38

c. Kondisi Umum Desa ... 39

d. Penduduk ... 41

B. Profil PDAM Limau Kunci Kabupaten Lampung Barat ... 44

1. Sejarah PDAM Limau Kunci ... 44

2. Gambaran Umum Sistem Pengaliran dan Sistem Distribusi Air PDAM ... 45

C. Hasil dan Pembahasan ... 46

1. Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik... 46

2. Jumlah Kebutuhan Air Penduduk Berdasarkan Pemanfaatannya 54

3. Masalah Yang Dialami Penduduk Dalam Memanfaatan Air PDAM dari Sumber Mata Air Way Abung Kecamatan Kebun Tebu Kabupaten Lampung Barat ... 55

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

A.Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Sampel Penelitian ... 24

2. Pemerintahan Desa Purajaya Kecamatan Kebun Tebu Kabupaten Lampung Barat ... 29

3. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan di Desa Purajaya ... 30

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Purajaya ... 32

5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 35

6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 36

7. Kepala Desa Purawiwitan ... 38

8. Sarana dan Prasarana di Desa Purawiwitan ... 41

9. Jumlah Penduduk Berdasarkan Lingkungan Tempat Tinggal ... 42

10.Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 43

11.Jumlah Penduduk Desa Purawiwitan Berdasarkan Mata Pencaharian .... 43

12.Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan di Unit PDAM Limau Kunci Kecamatan Kebun Tebu Kabupaten Lampung Barat Tahun 2015 ... 46

13.Jumlah Responden Berdasarkan Tempat Tinggal di Kecamatan Kebun Tebu Kabupaten Lanpung Barat ... 47

14.Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah pengguna air dalam Rumah Tangga ... 48


(15)

15.Jumlah responden berdasarkan pengguna air PDAM untuk kebutuhan

domestik di Desa Purajaya dan Desa Purawiwitan ... 51 16.Jumlah Kebutuhan Air Domestik Responden (Liter/Orang/Hari) ... 54


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Halaman

1. Pedoman Wawancara ... 61

2. Hasil Olah Data ... 65

3. Blangko Pengajuan judul ... 66

4. Pengesahan Komisi Pembimbing ... 67


(17)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir Peneliti ... 21 2. Peta lokasi penelitian ... 40 3. Bangunan penangkap dan penyaring air PDAM dari sumber mata air

Way Abung ... 45 4. Penggunaan water meter pada sambungan rumah tangga responden ... 49 5. Pemanfaatan air yang hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan

Domestik ... 51 6. Pemanfaatan air untuk kolam ikan ... 53


(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Air merupakan salah satu sumber kehidupan yang mutlak diperlukan oleh semua makhluk hidup, terutama bagi manusia. Hampir semua keperluan hidup manusia membutuhkan air. Totok Sutrisno dan Eni Suciastuti (2010:10) dalam bukunya menyebutkan bahwa tubuh manusia sebagian terdiri dari air, kira-kira 60-70% dari berat badannya. Untuk kelangsungan hidupnya, tubuh manusia membutuhkan air yang jumlahnya antara lain tergantung berat badan. Untuk orang dewasa + memerlukan air 2.200 gram setiap harinya.

Hal diatas sejalan dengan pendapat Suripin (2002) dalam Maulida Aslamia (2013:2)kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum, karena manusia tidak dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum. Manfaat air bagi penduduk yang ada di pedesaan maupun di perkotaan sangat penting, bukan hanya untuk persediaan air minum, tetapi juga sebagai pemenuhan kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri dan sebagainya.

Di pedesaan, mayoritas penduduknya memanfaatkan air untuk aktivitas pertanian disamping untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Air yang diperlukan untuk kebutuhan rumah tangga biasanya dimanfaatkan untuk memasak, mandi cuci


(19)

2 kakus (MCK), berwudhu, dan kebersihan rumah. Standar kebutuhan air bagi kehidupan penduduk berdasarkan Peraturan Ditjen Cipta Karya Dinas PU tahun 2000 untuk kategori desa yang memiliki jumlah penduduk <20.000 jiwa, rata-rata sebanyak 80 liter/orang/hari.

Mengingat terbatasnya jumlah air di permukaan bumi serta pentingnya air bagi kelangsungan hidup manusia perlu kiranya untuk selalu menjaga pemanfaatan air yang ada di permukaan bumi, karena pada dasarnya air yang ada di alam jumlahnya tetap dan mengikuti sebuah siklus yang dikenal dengan siklus hidrologi. Kebutuhan manusia akan air selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, hal ini dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah penduduk yang disertai dengan semakin beragamnya kebutuhan akan air, baik dari sisi kesehatan, ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.

Muhjidin Mawardi (2012:2) mengemukakan air adalah sumberdaya alam yang vital karena merupakan sumber kehidupan yang mempunyai multi fungsi yakni: (1) fungsi materi, (2) fungsi energi dan sumberdaya, (3) fungsi ruang, (4) fungsi waktu, (5) fungsi sosial dan budaya, dan (6) fungsi ekonomi dan produksi. Kebutuhan air untuk memenuhi berbagai keperluan sebagaimana telah dipaparkan dalam beberapa pendapat tersebut dialami oleh penduduk Kecamatan Kebun Tebu Kabupaten Lampung Barat terutama Desa Purajaya dan Desa Purawiwitan. Kecamatan ini merupakan salah satu daerah tangkapan air dengan berbagai jenis pepohonan yang masih rimbun, sehingga kecamatan ini memiliki sumber mata air yang memadai untuk digunakan sebagai sumber air bersih dalam memenuhi kebutuhan penduduk. Salah satu mata air yang dijadikan sebagai sumber


(20)

3 pemenuhan kebutuhan penduduk adalah sumber Mata Air Way Abung yang terletak di Sebelah Utara Desa Purajaya.

Sumber Mata Air Way Abung pada awalnya digunakan oleh penduduk untuk memenuhi kebutuhan irigasi persawahan, namun seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang mengakibatkan peningkatan kebutuhan air, pada tahun 1996 sumber Mata Air Way Abung mulai dikelola oleh Unit PDAM Limau Kunci Kecamatan Kebun Tebu dan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga penduduk Kecamatan Kebun Tebu. Pada tahun pertama PDAM baru mampu menyalurkan air untuk kebutuhan penduduk Desa Purajaya. Tahun berikutnya cakupan wilayah PDAM mulai meluas hingga pada tahun 2015 Unit PDAM Limau Kunci Kecamatan Kebun Tebu telah mampu menjangkau 2 desa (Desa Purajaya dan desa Purawiwitan) dengan jumlah konsumen rumah tangga sebanyak 712 kepala keluarga. (Database PDAM Limau Kunci Lampung Barat : 2014).

Bersamaan dengan peningkatan jumlah pengguna sumber mata air tersebut, pengelola unit PDAM di wilayah setempat mengeluhkan jumlah pengguna air bersih yang terdata saat ini, pengguna air PDAM hanya mencapai 712 KK, sedangkan dalam prediksi pengelola PDAM seharusnya debit air yang dialirkan sebanyak 300 liter/detik mampu memberikan manfaat untuk + 2.500 kepala keluarga.

Permasalahan di atas diduga karena pemanfaatan air oleh sejumlah penduduk cenderung tidak merata dan tidak sesuai dengan anjuran dari pihak PDAM, ada sejumlah penggunaan air yang melebihi standar kebutuhan air yang telah


(21)

4 ditetapkan. Berdasarkan permasalahan tersebut, akan dilakukan penelitian yang lebih mendalam tentang Pemanfaatan air PDAM dan permasalahan penduduk dalam memanfaatkan air dari Sumber Mata Air Way Abung di Desa Purajaya dan Desa Purawiwitan Kecamatan Kebun Tebu Kabupaten Lampung Barat Tahun 2015.

B. Fokus Penelitian

Permasalahan yang terjadi di lokasi penelitian seringkali mengalami perkembangan, oleh karena itu perlu adanya fokus penelitian agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah. Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini difokuskan pada pemanfaatan air PDAM dari sumber mata air Way Abung oleh penduduk Desa Purajaya dan Desa Purawiwitan Kecamatan Kebun Tebu Kabupaten Lampung Barat tahun 2015.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah penduduk memanfaatan air PDAM yang bersumber dari mata air Way Abung dalam memenuhi kebutuhan domestik di Desa Purajaya dan Desa Purawiwitan Kecamatan Kebun Tebu Kabupaten Lampung Barat tahun 2015?

2. Bagaimanakah pemanfaatan air PDAM oleh penduduk berdasarkan standar kebutuhan air menurut Ditjen Ciptakarya Dinas PU tahun 2000?


(22)

5 3. Apakah masalah yang dihadapi penduduk setiap tahunnya dalam memanfaatkan air PDAM yang bersumber dari Mata Air Way Abung Kecamatan Kebun Tebu Kabupaten Lampung Barat?

D. Tujuan Penelitian

1. Memperoleh informasi tentang pemanfaatan air PDAM dari sumber Mata Air Way Abung dalam memenuhi kebutuhan domestik.

2. Memperoleh informasi tentang pemanfaatan air PDAM oleh penduduk berdasarkan standar kebutuhan air menurut Ditjen Ciptakarya Dinas PU tahun 2000.

3. Memperoleh informasi tentang permasalahan penduduk dalam memanfaatkan air PDAM dari sumber Mata Air Way Abung.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini mempunyai kegunaan antara lain

1. Memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Mengaplikasikan ilmu geografi terutama mata kuliah Geografi Sumber Daya yang diperoleh selama perkuliahan di Universitas Lampung.

3. Bahan informasi bagi berbagai pihak yang berkepentingan terkait masalah pemanfaatan sumber Mata Air Way Abung baik pada sisi pemanfaatan oleh penduduk maupun permasalahan yang dihadapi penduduk dalam memanfaatkan air.


(23)

6 F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Ruang lingkup objek penelitian ini adalah pemanfaatan air PDAM dari sumber Mata Air Way Abung.

2. Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah penduduk Desa Purajaya dan Desa Purawiwitan yang memanfaatkan Air PDAM dari sumber Mata Air Way Abung.

3. Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah di Desa Purajaya dan Desa Purawiwitan Kecamatan Kebun Tebu Kabupaten Lampung Barat.

4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2015 5. Ruang lingkup ilmu adalah Geografi Sumberdaya.

Geografi Sumberdaya adalah cabang ilmu geografi yang membahas konsep-konsep sumberdaya yang berkaitan dengan kebijaksanaan pengelolaan sumberdaya alam, manusia dan lingkungan, pengaruh pemanfaatan sumberdaya terhadap lingkungan, dan menentukan kebijaksanaan yang tepat dalam memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan sosial. Penelitian ini menggunakan ruang lingkup Geografi Sumberdaya karena geografi sumberdaya merupakan kajian geografi yang berkaitan dengan permasalahan dalam pemanfaatan sumberdaya alam, terutama air PDAM yang bersumber dari Mata Air Way Abung. Dengan adanya penelitian tentang pemanfaatan air PDAM ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang permasalahan dalam pemanfaatan sumberdaya air yang telah dikelola PDAM sehingga pihak PDAM dapat menentukan kebijakan dalam mengelola sumber mata air yang ada.


(24)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Ruang lingkup geografi

Pengertian geografi secara bahasa menurut Erathostenes dalam Nursid Sumaatmaja (1981:30) berasal dari kata geographika yaitu geo yang berarti bumi, graphika yang berarti lukisan atau tulisan. Jadi kata geographika dalam bahasa Yunani, berarti lukisan tentang bumi (Description of the earth) atau tulisan tentang bumi (writing about the earth).

Geografi sebagai suatu ilmu tidak hanya terbatas sebagai lukisan tentang bumi saja, Bintarto dalam Muhammad Mujib (2007:10) mendefinisikan geografi sebagai suatu ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan. Berdasarkan definisi tersebut, kajian tentang pemanfaatan air beserta permasalahannya merupakan bagian dari gejala permukaan bumi yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Permasalahan tentang pemanfaatan air air dikaji lebih jauh dalam geografi sumberdaya terutama sumber daya air.


(25)

8 Berkenaan dengan sumber daya air Seonarno dalam Robert J. Kodotie (2002:28) menyatakan sumberdaya air merupakan bagian dari sumberdaya alam yang mempunyai sifat yang berbeda dengan sumberdaya alam lainnya, air adalah sumberdaya yang terbaharui, bersifat dinamis dan mengikuti siklus atau daur hidrologi.

Daur hidrologi diberi batasan sebagai tahapan-tahapan yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer, penguapan dari tanah atau laut, kondensasi untuk membentuk awan, presipitasi akumulasi di dalam tanah maupun tubuh air dan menguap kembali (Ersin Seyhan 2010:7). Keberadaan air di permukaan bumi jumlahnya selalu tetap, namun mengalami siklus sedemikian rupa, ketika air yang menempati suatu ruang ataupun wadah mengalami penguapan maka akan terjadi perubahan bentuk dari cair menjadi uap air. Perubahan ini menyebabkan jumlah air nampak berkurang. Mengenai hal tersebut Totok Sutrisno (2010:12) menyatakan bahwa:

“Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti satu aliran yang

dinamakan “Ciclus Hydrology”. Dengan adanya penyinaran matahari, maka semua air yang ada di permukaan bumi akan menguap dan membentuk uap air. Karena adanya angin, maka uap air ini akan bersatu dan berada di tempat yang tinggi yang sering dikenal dengan nama awan. Oleh angin awan ini akan terbawa makin lama makin tinggi di mana temperatur di atas makin rendah, yang menyebabkan titik-titik air dan jatuh ke bumi sebagai hujan. Air hujan ini sebagian mengalir ke dalam tanah, jika menjumpai lapisan rapat air, maka peresapan akan berkurang , dan sebagian air akan mengalir di atas lapisan rapat air ini. Jika air ini keluar pada permukaan bumi, maka air ini akan disebut mata air. Air permukaan yang mengalir di permukaan bumi, umumnya berbentuk sungai-sungai dan jika melalui suatu tempat yang rendah (cekung), maka air akan berkumpul membentuk suatu danau atau telaga. Tetapi banyak diantaranya yang mengalir ke laut kemudian akan mengikuti siklus hidrologi ini”.


(26)

9 Siklus hidrologi akan terus berlangsung secara berkelanjutan, siklus inilah yang mampu menyediakan air bagi kebutuhan manusia. Ketersediaan air yang berasal dari siklus tersebut memerlukan keseimbangan dalam pemanfaatan dan pengelolaan, sehingga setiap manusia diharapkan mampu melestarikan dan memanfaatkan air sehemat mungkin agar ketercukupan air dapat terus dinikmati oleh setiap pengguna.

2. Pengertian air

Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H2O. Air adalah semua air yang

terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat (UU No 7 Tahun 2004 pasal 1). Berdasarkan pengertian air menurut UU No.7 Tahun 2004 pasal 1 di atas dapat diketahui bahwa ada banyak sumber air yang terdapat di permukaan bumi. Adapun macam-macam sumber air menurut Departemen Kesehatan (1995) dibedakan menjadi:

a) Air hujan

Air hujan merupakan penyubliman awan/ uap air murni yang ketika turun dan melalui udara akan melarutkan benda-benda yang terdapat di udara, gas (O2,

CO3,N2, dan lain-lain), jasad renik dan debu. Air hujan terbentuk dari butir-butir

proses penguapan dari air, vegetasi, hewan maupun dari tubuh manusia yang berada di permukaan bumi yang melayang sebagai awan, terdiri dari udara lembab yang mengalami pengembunan, sehingga mengalami tingkat kejenuhan dan jatuh


(27)

10 ke permukaan bumi sebagai air hujan. Air hujan merupakan air yang memiliki sifat agresif, terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal tersebut dapat mempercepat terjadinya korosi (karatan). Selain itu air inipun bersifat lunak sehingga akan boros terhadap penggunaan sabun (Totok Sutrisno, 2010:14)

b) Air pemukaan

Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi. Air ini berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi, kemudian mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang lebih rendah melalui celah-celah sesuai dengan topografi wilayah yang dilewatinya. Pada umumnya air permukaan mudah terkontaminasi oleh bahan-bahan pencemar, sehingga air ini banyak mengandung bakteri, zat-zat kimia, dan zat lainnya yang bersifat merusak. Air ini dapat berupa air parit, air sungai, air danau, air bendungan, air waduk, air rawa dan air laut.

c) Air tanah

Lebih dari 98% dari semua air (diduga sedikit lebih dari 7x106 km3) di atas bumi tersembunyi di bawah permukaan dalam pori-pori batuan dan bahan-bahan butiran. 2% sisanya adalah apa yang kita lihat di danau, sungai dan reservoir. Separuh dari 2% ini di simpan di reservoir buatan. 98 % dari air di bawah permukaan disebut air tanah dan digambarkan sebagai air yang terdapat pada bahan yang jenuh di bawah muka air tanah(Ersin Seyhan, 2010: 254).

Indarto (2010:10) menyatakan bahwa air tanah (groundwater) biasanya terdapat di aquifer, suatu daerah di bawah permukaan bumi yang terdiri dari bebatuan dan


(28)

11 partikel tanah yang tidak terkonsolidasi. Aquifer ini mampu untuk menyalurkan dan menyimpan air. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 (pasal 1 ayat 4) mendefinisikan air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah.

Pada dasarnya air tanah dapat berasal dari air hujan, baik melalui proses infiltrasi secara langsung ataupun secara tidak langsung dari air sungai, danau, dan genangan air lainnya. Air yang berada di rawa-rawa seringkali dikategorikan sebagai peralihan antara air permukaan dan air tanah. Air tanah terbagi menjadi tiga jenis yaitu: air tanah dangkal, air tanah dalam, dan mata air.

1) Air tanah dangkal

Air tanah dangkal adalah air tanah yang terdapat di atas lapisan kedap air pertama, biasanya terletak tidak terlalu dalam di bawah permukaan tanah. Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur yang ada di dalam tanah ini akan tertahan begitupun dengan bakterinya, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah dalam hal ini berfungsi sebagai saringan. Di samping penyaringan, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama pada muka air yang lebih dekat dengan muka tanah, setelah bertemu dengan lapisan rapat air, air akan terkumpul menjadi air tanah dangkal yang dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal(Totok Sutrisno, 2010: 17).


(29)

12 Air tanah dangkal biasanya terdapat pada kedalaman 15 meter. Sebagai salah satu sumber yang dimanfaatkan untuk air minum, air ini dipandang cukup baik, sedangkan untuk kuantitasnya tidak terlalu banyak bergantung pada musim yang ada dilingkungan sekitarnya. Jika terjadi musim penghujan maka debit airnya akan meningkat, begitupun sebaliknya, debit air akan berkurang jika terjadi musim panas. Bahkan pada beberapa jenis tanah seringkali terjadi kekeringan pada sumur dangkal.

2) Air tanah dalam

Air tanah dalam terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama, kualitas air tanah dalam pada umumnya lebih baik dari air dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri. Susunan unsur-unsur kimia tergantung pada lapis-lapis tanah yang dilalui. Jika melalui tanah kapur, maka air itu akan menjadi sadah, karena mengandung Ca (HCO3)2 dan Mg (HCO3)2. Jika melalui batuan

granit, maka air itu lunak dan agresif karena mengandung gas CO2 dan Mn

(HCO2)(Sutrisno, 2010:18).

3) Mata air

Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air air tanah dalam. Berdasarkan keluarnya (munculnya permukaan tanah) terbagi atas :

a. Rembesan, dimana air keluar dari lereng-lereng.


(30)

13 Sumber Mata Air Way Abung merupakan jenis mata air rembesan, dimana sumber mata air tersebut keluar dari lereng, sehingga membentuk air terjun yang dikenal penduduk dengan nama Air Terjun Way Abung.

3. Kebutuhan air

Standar kebutuhan air untuk kebutuhan domestik menurut Ditjen Cipta Karya Tahun 2000 diartikan sebagai kebutuhan air yang digunakan pada tempat-tempat hunian pribadi untuk memenuhi keperluan sehari-hari seperti memasak, mencuci, dan keperluan rumah tangga lainnya. Satuan yang dipakai adalah liter/orang/hari. Adapun standar kebutuhan air penduduk Desa Purajaya dan Desa Purawiwitan ialah 80 liter/orang/hari.

4. Pemanfaatan air

Sumber daya air adalah karunia Tuhan yang sangat vital bagi kehidupan dan penghidupan manusia. Mengingat fungsi air dalam kehidupan maupun pembangunan yang tidak bisa digantikan dengan unsur lain, maka air diakui sebagai kekayaan alam yang menjadi hajat hidup orang banyak. UUD 1945 mengamanatkan bahwa air dikuasai oleh negara untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, yang mengandung pengertian bahwa air merupakan milik bersama yang harus diatur dan dimanfaatkan secara adil.

Berkenaan dengan pemanfaatan air DESDM (Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral) dalam Djoko Marsono (2004:1) menetapkan kebijakan diantaranya:


(31)

14 1. Pemanfaatan air tanah sesuai potensi di alam dan kemampuan pasokan

yang berkelanjutan.

Sebaran dan potensi air tanah yang tidak merata di alam mengharuskan setiap pengambilan dan pemanfaatannya perlu mempertimbangkan kemampuan akuifer sesuai potensinya di alam agar kemampuan pasokannya dapat berkelanjutan.

2. Prioritas pemanfaatan untuk keperluan air minum.

Guna memberikan perlindungan terhadap masyarakat luas untuk memperoleh hak atas air, ditetapkan bahwa hak atas air tanah adalah hak guna air, dan peruntukkan untuk keperluan air minum merupakan prioritas utama diatas segala keperluan lain, menyusul prioritas untuk keperluan rumah tangga, peternakan dan pertanian sederhana, industri, irigasi, pertambangan, usaha perkotaan dan kepentingan lainnya.

5. Sistem distribusi dan sistem pengaliran air bersih

a. Sistem distribusi air bersih

Sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan. Sistem ini meliputi unsur sistem perpipaan dan perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan tersedia, sistem pemompaan (bila diperlukan), dan reservoir distribusi (Enri Damanhuri, 1989) dalam Maulida Aslamia (2012:4).

Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup, dan pompa yang membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menuju pemukiman, perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air, juga termasuk dalam sistem ini adalah fasilitas penampung air yang telah diolah (reservoir distribusi), yang digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi, meter air untuk menentukan banyaknya air yang digunakan, dan keran kebakaran. Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem distribusi adalah tersedianya jumlah


(32)

15 air yang cukup dan tekanan yang memenuhi (kontinuitas pelayanan), serta menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi pengolahan.

Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang didambakan oleh para pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu. Suplai air melalui pipa induk menurut Kamala (bab VII hal 97) dalam Dian (2007: II-6) mempunyai dua macam sistem, yaitu :

1) Continuous system

Dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus menerus selama 24 jam. Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap saat dapat memperoleh air bersih dari jaringan pipa distribusi di posisi pipa manapun. Sedangkan kerugiannya, pemakaian air akan cenderung lebih boros dan bila terjadi sedikit kebocoran, maka jumlah air yang hilang akan sangat besar.

2) Intermitten system

Dalam sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam pada sore hari. Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat mendapatkan air dan perlu menyediakan tempat penyimpanan, dan jika terjadi kebocoran, maka air untuk fire fighter (pemadam kebakaran) akan sulit didapat. Dimensi pipa yang digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air untuk 24 jam hanya disuplai dalam beberapa jam saja. Sedangkan keuntungannya adalah pemborosan air dapat


(33)

16 dihindari dan juga sistem ini cocok untuk daerah dengan sumber air yang terbatas.

b. Sistem Pengaliran Air Bersih

Untuk mendistribusikan air minum kepada konsumen dengan kuantitas, kualitas dan tekanan yang cukup memerlukan sistem perpipaan yang baik, reservoir, pompa dan dan peralatan yang lain. Metode dari pendistribusian air tergantung pada kondisi topografi dari sumber air dan posisi para konsumen berada. Menurut Howard S Peavy et.al (1985, Bab 6 hal. 324-326) dalam Dian (2007: II-7) sistem pengaliran yang dipakai adalah sebagai berikut:

1) Cara Gravitasi

Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena hanya memanfaatkan beda ketinggian lokasi.

2) Cara Pemompaan

Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen. Sistem ini digunakan jika elevasi antara sumber air atau instalasi pengolahan dan daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan yang cukup.


(34)

17 3) Cara Gabungan

Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat, misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya energi. Selama periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam reservoir distribusi. Karena reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan air selama periode pemakaian tinggi atau pemakaian puncak, maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata.

6. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

a. Pengertian Perusahaan Daerah

Perusahaan Daerah berdasarkan Pasal 2 undang–undang tentang Perusahaan Daerah menetapkan bahwa yang dimaksud dengan perusahaan daerah ialah semua perusahaan yang didirikan berdasarkan undang–undang ini yang modalnya untuk seluruhnya atau sebagaian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang–undang.

Sejalan dengan pengertian di atas pasal 5 ayat 1 undang–undang nomor 5 tahun 1962 mengatur sifat Perusahaan Daerah dimana ditetapkan bahwa Perusahaan Daerah adalah kesatuan produksi yang bersifat memberi jasa, menyelenggara kepentingan umum dan memupuk pendapatan. Dari ketentuan di atas, dapat diketahui bahwa Perusahaan Daerah mempunyai sifat yang dualistis dalam arti di satu pihak bersifat komersial yaitu memupuk pendapatan, sedangkan dipihak lain bersifat sosial yaitu memberi jasa dan menyelenggarakan kemanfaatan umum


(35)

18 PDAM merupakan bagian dari perusahaan daerah yang dibentuk untuk menambah penghasilan daerah. pasal 1 Peraturan Menteri dalam Negeri nomor 2 tahun 2007 tentang organ dan kepegawaian perusahaan daerah air minum mendefinisikan perusahaan daerah air minum yang selanjutnya disingkat PDAM adalah badan usaha yang bergerak di bidang pelayanan air minum(Peraturan menteri dalam negeri nomor 2 tahun 2007. Bab 1 Pasal 1).

B. Penelitian yang Relevan

Mengambil pokok permasalahan yang hampir sama dengan penelitian terdahulu akan sangat berguna untuk kesempurnaan penelitian ini. Oleh karena itu, pada bagian ini dilengkapi beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan pokok permasalahan dalam penelitian tentang pemanfaatan air PDAM dari sumber mata Air Way Abung oleh Penduduk Desa Purajaya dan Desa Purawiwitan tahun 2015. Berikut ini adalah penelitian yang relevan.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Erwin (2014) yang berjudul “Pola pemanfaatan sumberdaya air Sungai Mesanga oleh Penduduk Desa Kaluku Nangka Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Utara” hasil dalam penelitian ini mendeskripsikan tentang Kebiasaan pemanfaatan sumberdaya air oleh penduduk dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakukan setiap hari dan pemanfaatan air terbesar yaitu untuk kebutuhan air rumah tangga. Besarnya kebutuhan air penduduk per hari rata-rata sebanyak 95 liter/orang/hari.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Akhmadi tahun 2011 yang berjudul “Pola Pemanfaatan Mata Air Tuk Babon dan Tuk Pakis oleh Masyarakat lokal di


(36)

19 Kawasan Nasional Gunung Merbabu”. Hasil penelitian ini mendeskripsikan tentang Masyarakat dalam memanfaatkan mata air yang lebih mengedepankan fungsi sosial, kelestarian air dari mata air tersebut perlu didukung dengan penguatan kelembagaan masyarakat, dan strategi yang dilakukan tetap menjaga keseimbangan dan keterkaitan dari aspek lingkungan, sosial, budaya, ekonomi dalam pemanfaatan air.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Aslamia Maulida yang berjudul “Evaluasi Potensi Mata Air Polaman dan Kali Biru untuk Suplai Air Bersih Penduduk di Kecamatan Lawang Bagian Utara Kabupaten Malang. Hasil penelitian ini mendeskripsikan tentang Kebutuhan air bersih penduduk tersebut sebesar 944.825,37 liter/hari. Secara kuantitas perbandingan debit mata air dan kebutuhan air bersih yaitu 7:1. Hasil kualitas air yang disalurkan kepada penduduk layak digunakan dengan pengelolaan terlebih dahulu. Perencanaan distribusi air menggunakan sistem pembagian pengaliran untuk penduduk, industri, dan irigasi serta waktu pengaliran air dari PDAM untuk penduduk dari pukul 05.30-23.00 WIB.

C. Kerangka pikir

Penduduk Desa Purajaya dan Desa Purawiwitan memanfaatkan air PDAM dari sumber mata air Way Abung yang dikelola oleh Unit PDAM Limau Kunci Kecamatan Kebun Tebu untuk memenuhi kebutuhan air dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan perhitungan pihak Unit PDAM ketersediaan air dari sumber mata air Way Abung seharusnya mampu melayani kebutuhan air untuk 2.500


(37)

20 kepala keluarga, namun pada faktanya sumber mata air ini hanya mampu dimanfaatkan oleh 736 kepala keluarga.

Atas dasar kesenjangan antara jumlah ketersediaan air dengan jumlah pemanfaatan air oleh penduduk sebagaimana dipaparkan di atas, pihak Unit PDAM menganggap bahwa ada pemanfaatan yang melebihi standar kebutuhan air oleh penduduk setempat. Oleh karena itu, agar tidak terjadi kesalahpahaman perlu diadakan survei dan analisis mengenai pemanfaatan air oleh penduduk.Penelitian ini menggunakan perhitungan jumlah ketersediaan air, jumlah kebutuhan air domestik dan non-domestik penduduk sesuai dengan pemanfaatannya. Berikut adalah gambar kerangka pikir.


(38)

21 Kerangka Pikir

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Air PDAM dari sumber mata

air Way Abung

Penduduk Desa Purajaya dan Desa Purawiwitan

Kebutuhan air ideal x jumlah pengguna

Jumlah kebutuhan air penduduk berdasarkan

pemanfaatannya

Domestik

Dibandingkan

Analisis pemanfaatan air PDAM


(39)

22

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis dari informan dan prilaku yang dapat diamati, didukung dengan studi literatur atau studi kepustakaan berdasarkan pengalaman kajian perpustakaan berupa data dan angka sehingga realitas dapat dipahami dengan baik. Menurut Moh. Nazir (2003:54), yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki mengenai siatuasi yang sebenarnya dari objek penelitian. Penelitian ini menghasilkan data deskriptif mengenai pemanfaatan air PDAM dari sumber Mata Air Way Abung oleh penduduk yang ada di Desa Purajaya dan Desa Purawiwitan.


(40)

23 B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang akan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang memanfaatakan air PDAM yang bersumber dari Mata Air Way Abung untuk memenuhi kebutuhan domestik di Desa Purajaya dan Desa Purawiwitan sebanyak 712 Kepala Keluarga.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. Sedangkan menurut pendapat lainnya, yang dimaksud sampel atau contoh adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2010:174). Penentuan besarnya sampel dalam penelitian ini

didasarkan pada pendapat Arikunto “untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik semua sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi. Selanjutnya apabila subjeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20’-25 % atau lebih”.

Pengambilan sampel responden dalam penelitian ini menggunakan metode proportional random sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang memiliki populasi bertingkat berbeda wilayah. Teknik ini digunakan karena populasi pada penelitian terdiri dari dua desa yang berbeda. Hal ini mengacu pada pendapat


(41)

24 Sugiyono (2011:82) bahwa, proportional random sampling digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen secara proporsional. Proporsional yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kategori kebutuhan domestik yang terdapat pada dua desa, dan kedua desa tersebut sampel ditentukan secara proporsional. Sampel penduduk pengguna air PDAM untuk kebutuhan domestik diambil sebanyak 10%, maka jumlah anggota sampel berdasarkan penggunaan air PDAM untuk kebutuhan domestik adalah

Tabel 1. Jumlah Sampel Penelitian

NO Desa Jumlah populasi Sampel Penelitian

1 Purajaya 440 44

2 Purawiwitan 272 27

Jumlah 712 71

(Sumber : Data Penelitian tahun 2015)

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2010:60). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu pemanfaatan air PDAM dari sumber Mata Air Way Abung oleh penduduk.

D. Definisi Oprasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dan konstrak dengan cara melihat pada dimensi tingkah laku atau properti yang ditunjukan oleh konsep dan diukur. Definisi operasional dalam penelitian ini


(42)

25 adalah sebagai berikut. Pemanfaatan air oleh penduduk didasarkan pada kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari. Kebutuhan air penduduk yang dimaksud adalah kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air yang digunakan pada tempat-tempat hunian pribadi untuk memenuhi keperluan sehari-hari yang meliputi MCK dan memasak. Rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan air domestik dalam penelitian ini adalah.

Keterangan :

∑ Ka : jumlah kebutuhan air

P : jumlah penduduk

Kbr : jumlah penggunaan air penduduk liter/orang/hari E. Tekhnik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi

Menurut Sugiyono (2008:145) observasi adalah teknik pengumpulan data yang berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam. Teknik ini dilakukan pada penelitian pendahuluan dengan melihat keadaan sebenarnya di lapangan, dengan mengamati penggunaan air oleh beberapa penduduk yang memanfaatkan sumber mata air. Hasil observasi pada penelitian pendahuluan diketahui ada sejumlah penduduk yang mengalirkan air secara cuma-cuma ke kolam ikan yang ada di sekitar rumahnya.


(43)

26 2. Teknik Wawancara

Wawancara terstruktur digunakan untuk memperoleh data primer dari responden, wawancara dilakukan secara terstruktur kepada beberapa pihak, yaitu:

1) Masyarakat pengguna sumber mata air untuk memperoleh informasi pemanfaatan air.

2) Pengelola Unit PDAM Limau Kunci untuk mengetahui jumlah pengguna air dan besarnya debit air.

3. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekunder yang diperoleh dari berbagi instansi terkait. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data monografi dan peta Desa Purajaya dan Desa Purawiwitan, data administrasi PDAM Limau Kunci Kecamatan Kebun Tebu, dan pustaka yang digunakan untuk landasan teori dalam penelitian ini. Teknik dokumentasi juga digunakan untuk mengumpulkan foto-foto pemanfaatan dan sistem perpipaan sumber mata air. F. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2011: 245) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.


(44)

27 Adapun teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi dan persentase berdasarkan kualifikasi data yang telah terkumpul dari hasil penelitian. Tabel dan persentase tersebut digunakan sebagai dasar peneliti untuk interpretasi dan mendeskripsikan data yang telah ditabelkan. Adapun rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:

Keterangan :

% : persentase yang diperoleh F : jumlah nilai yang diperoleh N : jumlah sampel

100 : konstanta (Arif Sadirman, 1996: 96) % = F x 100 N


(45)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Penduduk Desa Purajaya dan Desa Purawiwitan memanfaatakan Air PDAM dari sumber mata air Way abung untuk memenuhi kebutuhan memasak, MCK, dan kolam ikan

2. Berdasarkan Peraturan Ditjen Ciptakarya Dinas PU Tahun 2000, penduduk cenderung mengkonsumsi air melebihi standar kebutuhan air yang ditetapkan hingga 2-3 kali lipat.

3. Masalah yang dialami penduduk dalam memanfaatkan air adalah (1) air keruh ketika musim hujan, (2) terdapat cacing yang terbawa aliran air saat hujan, (3) responden belum seluruhnya mengetahui penggunaan water meter dan kenaikan tarif PDAM.

B. Saran

1. Kepada pengelola PDAM Limau Kunci sekiranya dapat mempertegas aturan dan memperketat pengawasan, sehingga produksi air dan konsumsinya seimbang.


(46)

58 2. Meningkatkan kualitas pelayanan agar pengguna air PDAM dapat

memperoleh air bersih yang sesuai dengan tarif yang berlaku.

3. Menyosialisasikan sistem penggunaan water meter dan kenaikan tarif yang berlaku secara menyeluruh kepada setiap pengguna air.

4. Penduduk Kecamatan Kebun Tebu, terutama pelanggan Unit PDAM Limau Kunci hendaknya menghemat penggunaan air bersih agar semua pihak yang membutuhkan air dapat memenuhi haknya.


(47)

59

DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi. 2011. Pola Pemanfaatan Mata Air Tuk Babon dan Tuk Pakis oleh Masyarakat Lokal di Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu. Universitas Diponegoro. Semarang. diakses pada 15 Januari 2015. https:// www. google.co.id/#q= pola+ pemanfaatan + sumber+ mata+air

Anonim . 2012. Air Permukaan. Diakses 17 Januari 2015. www.org/wiki/air permukaan.Wikipedia Bahasa Indonesia.

Arif Sadiman. 1996. Metode dan Analisa Penelitian Mencari Hubungan. Erlangga. Jakarta.

Djoko Marsono. 2004. Konflik Kepentingan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air. BIGRAF Publishing.Yogyakarta.

Ditjen Cipta Karya Dinas PU.2000. Tentang kriteria perencanaan. Ditjen Cipta Karya Dinas PU. Jakarta.

Erwin. 2014. Pola Pemanfaatan Sumberdaya Air Sungai Mesanga Oleh Penduduk Desa Kaluku Nangka Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Untara. Jurnal Pendidikan Geografi, Universitas Tadulako: Sulawesi. diakses pada 18 Januari 2015

Ersin Seyhan. 2010. Dasar-Dasar Hidrologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Indarto, 2010. Hidrologi Dasar Teori dan contoh Aplikasi Model Hidrologi. Bumi Aksara. Jakarta.

Muhammad Rido. 2015. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum Keluarga Nelayan di Desa Maja Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2015. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Muhjidin Mawardi. 2012. Rekayasa Konservasi Tanah dan Air. Bursa Ilmu. Yogyakarta.


(48)

60 Maulida Aslamia. 2012. Evaluasi Potensi Mata Air Polaman dan Kali Biru Untuk Supalai Air Bersih Penduduk di Kecamatan Lawang Bagian Utara Kabupaten Malang. Jurnal Jurusan Geografi, Universitas Negeri Malang. diakses pada 18 Januari 2015 https:// www. google.co.id/#q= analisis+ potensi+ sumber+ mata+air

Muhammad Mujib. 2006. Kebutuhan Air Bersih Mahasiswa di Perkampungan Mahasiswa Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Moh. Nazir. 2011. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.

Permendagri nomor 2. 2007. Tentang Organ Dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum. Permendagri. Jakarta.

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 15. 2012( pasal 1: 4). Permen ESDM. Jakarta.

Rahardjo, N., Purnama, S. & Sulaswono, B. 2008. Pemetaan Potensi Mata Air di Pulau Bali.Jurnal Teknik Lingkungan, diakses 16 Januari 2015 , 4 (2) :105-118, ( http: //m. Tek.Ling. com/pemetaan potensi mata air di pualu Bali/,

Richard Lee. 1986. Hidrologi Hutan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Robert J. Kodoatie. 2002. Pengelolaan Sumber Daya Air dalam Otonomi Daerah.

Andi. Yogyakarta.

Soeriaatmadja. 2000. Ilmu pengetahuan alam dan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakata.

Supeno. 1984. IPS Geografi Kependudukan. Tiga Serangkai. Jakarta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta. Bandung.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta . Jakarta.

Totok Sutrisno dan Eni Suciastuti. 2010. Teknologi Penyediaan Air Bersih. PT Rhineka Cipta. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia tahun 1961 Tentang Perusahaan Daerah. Jakarta.


(1)

26

2. Teknik Wawancara

Wawancara terstruktur digunakan untuk memperoleh data primer dari responden, wawancara dilakukan secara terstruktur kepada beberapa pihak, yaitu:

1) Masyarakat pengguna sumber mata air untuk memperoleh informasi pemanfaatan air.

2) Pengelola Unit PDAM Limau Kunci untuk mengetahui jumlah pengguna air dan besarnya debit air.

3. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekunder yang diperoleh dari berbagi instansi terkait. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data monografi dan peta Desa Purajaya dan Desa Purawiwitan, data administrasi PDAM Limau Kunci Kecamatan Kebun Tebu, dan pustaka yang digunakan untuk landasan teori dalam penelitian ini. Teknik dokumentasi juga digunakan untuk mengumpulkan foto-foto pemanfaatan dan sistem perpipaan sumber mata air.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2011: 245) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.


(2)

27

Adapun teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi dan persentase berdasarkan kualifikasi data yang telah terkumpul dari hasil penelitian. Tabel dan persentase tersebut digunakan sebagai dasar peneliti untuk interpretasi dan mendeskripsikan data yang telah ditabelkan. Adapun rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:

Keterangan :

% : persentase yang diperoleh F : jumlah nilai yang diperoleh N : jumlah sampel

100 : konstanta (Arif Sadirman, 1996: 96) % = F x 100 N


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Penduduk Desa Purajaya dan Desa Purawiwitan memanfaatakan Air PDAM dari sumber mata air Way abung untuk memenuhi kebutuhan memasak, MCK, dan kolam ikan

2. Berdasarkan Peraturan Ditjen Ciptakarya Dinas PU Tahun 2000, penduduk cenderung mengkonsumsi air melebihi standar kebutuhan air yang ditetapkan hingga 2-3 kali lipat.

3. Masalah yang dialami penduduk dalam memanfaatkan air adalah (1) air keruh ketika musim hujan, (2) terdapat cacing yang terbawa aliran air saat hujan, (3) responden belum seluruhnya mengetahui penggunaan water meter dan kenaikan tarif PDAM.

B. Saran

1. Kepada pengelola PDAM Limau Kunci sekiranya dapat mempertegas aturan dan memperketat pengawasan, sehingga produksi air dan konsumsinya seimbang.


(4)

58

2. Meningkatkan kualitas pelayanan agar pengguna air PDAM dapat memperoleh air bersih yang sesuai dengan tarif yang berlaku.

3. Menyosialisasikan sistem penggunaan water meter dan kenaikan tarif yang berlaku secara menyeluruh kepada setiap pengguna air.

4. Penduduk Kecamatan Kebun Tebu, terutama pelanggan Unit PDAM Limau Kunci hendaknya menghemat penggunaan air bersih agar semua pihak yang membutuhkan air dapat memenuhi haknya.


(5)

59

DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi. 2011. Pola Pemanfaatan Mata Air Tuk Babon dan Tuk Pakis oleh Masyarakat Lokal di Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu. Universitas Diponegoro. Semarang. diakses pada 15 Januari 2015. https:// www. google.co.id/#q= pola+ pemanfaatan + sumber+ mata+air

Anonim . 2012. Air Permukaan. Diakses 17 Januari 2015. www.org/wiki/air permukaan.Wikipedia Bahasa Indonesia.

Arif Sadiman. 1996. Metode dan Analisa Penelitian Mencari Hubungan. Erlangga. Jakarta.

Djoko Marsono. 2004. Konflik Kepentingan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air. BIGRAF Publishing.Yogyakarta.

Ditjen Cipta Karya Dinas PU.2000. Tentang kriteria perencanaan. Ditjen Cipta Karya Dinas PU. Jakarta.

Erwin. 2014. Pola Pemanfaatan Sumberdaya Air Sungai Mesanga Oleh Penduduk Desa Kaluku Nangka Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Untara. Jurnal Pendidikan Geografi, Universitas Tadulako: Sulawesi. diakses pada 18 Januari 2015

Ersin Seyhan. 2010. Dasar-Dasar Hidrologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Indarto, 2010. Hidrologi Dasar Teori dan contoh Aplikasi Model Hidrologi. Bumi Aksara. Jakarta.

Muhammad Rido. 2015. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum Keluarga Nelayan di Desa Maja Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2015. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Muhjidin Mawardi. 2012. Rekayasa Konservasi Tanah dan Air. Bursa Ilmu. Yogyakarta.


(6)

60

Maulida Aslamia. 2012. Evaluasi Potensi Mata Air Polaman dan Kali Biru Untuk Supalai Air Bersih Penduduk di Kecamatan Lawang Bagian Utara Kabupaten Malang. Jurnal Jurusan Geografi, Universitas Negeri Malang. diakses pada 18 Januari 2015 https:// www. google.co.id/#q= analisis+ potensi+ sumber+ mata+air

Muhammad Mujib. 2006. Kebutuhan Air Bersih Mahasiswa di Perkampungan Mahasiswa Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Moh. Nazir. 2011. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.

Permendagri nomor 2. 2007. Tentang Organ Dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum. Permendagri. Jakarta.

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 15. 2012( pasal 1: 4). Permen ESDM. Jakarta.

Rahardjo, N., Purnama, S. & Sulaswono, B. 2008. Pemetaan Potensi Mata Air di Pulau Bali.Jurnal Teknik Lingkungan, diakses 16 Januari 2015 , 4 (2) :105-118, ( http: //m. Tek.Ling. com/pemetaan potensi mata air di pualu Bali/,

Richard Lee. 1986. Hidrologi Hutan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Robert J. Kodoatie. 2002. Pengelolaan Sumber Daya Air dalam Otonomi Daerah.

Andi. Yogyakarta.

Soeriaatmadja. 2000. Ilmu pengetahuan alam dan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakata.

Supeno. 1984. IPS Geografi Kependudukan. Tiga Serangkai. Jakarta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta. Bandung.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta . Jakarta.

Totok Sutrisno dan Eni Suciastuti. 2010. Teknologi Penyediaan Air Bersih. PT Rhineka Cipta. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia tahun 1961 Tentang Perusahaan Daerah. Jakarta.


Dokumen yang terkait

Uji Mikrobiologis Kualitas Air Sumur Penduduk Di Desa Lalang Medan Sunggal Dengan Air Pengolahan

3 40 49

Kontaminasi Sumber Air Oleh Parasit Dan Tindakan Penduduk Menjaga Sanitasi Sumber Air Di Desa Sidolmuyo, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Tahun 2010.

1 69 86

KONFLIK KEPEMILIKAN SUMBER MATA AIR UMBULAN DI DESA UMBULAN KECAMATAN WINONGAN KABUPATEN PASURUAN

1 45 34

PEMANFAATAN SUMBER MATA AIR SEBAGAI KEBUTUHAN PENDUDUK DI DESA WONOHARJO KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2012

0 29 181

KONDISI FISIK DAN KIMIA AIR DI PEMANDIAN WAY PANAS DESA MERAK BATIN KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013

8 29 101

Penilaian Economic Losses Masyarakat Desa Cijeruk Kabupaten Bogor Akibat Adanya Pemanfaatan Sumber Mata Air Oleh Perusahaan Air Minum

0 4 161

ANALISIS POTENSI MATA AIR KARST UNTUK KEBUTUHAN AIR DOMESTIK PENDUDUK DESA BASUHAN KECAMATAN EROMOKO Analisis Potensi Mata Air Karst Untuk Kebutuhan Air Domestik Penduduk Desa Basuhan Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri.

1 11 19

ANALISIS POTENSI MATA AIR KARST UNTUK KEBUTUHAN AIR DOMESTIK PENDUDUK DESA BASUHAN KECAMATAN EROMOKO Analisis Potensi Mata Air Karst Untuk Kebutuhan Air Domestik Penduduk Desa Basuhan Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri.

0 3 15

PENDAHULUAN Analisis Potensi Mata Air Karst Untuk Kebutuhan Air Domestik Penduduk Desa Basuhan Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri.

0 3 23

Pola kontur muka air sumur penduduk di Desa Bulurejo Dan Desa Tuban Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karangayar 1.Cover

0 0 12