ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBEDAKAN MAHASISWA S1 AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIR AKUNTAN (STUDI SURVEI PADA UNIVERSITAS DI-BANDAR LAMPUNG)

(1)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBEDAKAN MAHASISWA S1 AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIR AKUNTAN

(STUDI SURVEI PADA UNIVERSITAS DI-BANDAR LAMPUNG)

Oleh

DYAH RESTI UTAMI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan karir. Persepsi mahasiswa dalam penelitian ini diukur dengan variabel gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas.

Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada mahasiswa jurusan S1 Akuntansi Universitas Lampung, Universitas Bandar Lampung, dan Universitas Malahayati. Sampel yang digunakan sebanyak 115 responden. Analisis data pada penelitian ini menggunakan one way anova yang diolah secara statistik dengan menggunakan IBM SPSS 21.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan mahasiswa mengenai pemilihan karir ditinjau dari factor gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas.

Kata kunci : pemilihan karir, gaji, pelatihan profesional, pengakuan

profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas.


(2)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS WHICH DIFFERENTIATE STUDENTS S1 ACCOUNTING IN CAREER CHOICE OF ACCOUNTANTS

(STUDY SURVEY ON THE UNIVERSITY IN BANDAR LAMPUNG)

By

DYAH RESTI UTAMI

The aim of this research is to identify the perception of accounting students about the factors which differentiate of career selection. In this research, the student’s perception is measured by financial reward, professional training, professional confession, social values, work environment, consideration of labor market need and personality.

The method of collecting data was done by surveyed respondent of Lampung of University, Bandar Lampung of University and Malahayati of University accounting student. The amount of sample were 115 respondent. Data analysis of this research using one way were processed statistically by using IBM SPSS 21. The result shows that the difference of student’s about all factors which influencing career choice are financial reward, professional training, professional confession, social values, work environment, consideration of labor market need.and personality factor

Keywords: career choice, salary, professional training, professional confession, social values, work environment, consideration of labor market need and personality.


(3)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBEDAKAN MAHASISWA S1 AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIR AKUNTAN

(Studi Survei pada Universitas di-Bandarlampung)

Oleh

Dyah Resti Utami

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pringsewu pada tanggal 27 Januari 1993, sebagai anak pertama dari empat bersaudara, dari Bapak Ponijo, S.Pd dan Ibu Rubinah, S.Pd. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) yang diselesaikan di SD Negeri 1 Gemah Ripah pada tahun 2005, dilanjutkan dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Pagelaran hingga tahun 2008, dan menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Pringsewu pada tahun 2011.

Pada Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui tes jalur undangan.

Selama menempuh perkuliahan, penulis tergabung dalam HIMAKTA FEB Unila sebagai anggota tahun 2013/2014.


(7)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini, sebagai salah satu tanda bakti, bukti cinta dan kasih

kepada kedua orang tua dan adik-adikku serta penyemangat

untuk orang tersayang.

Terima kasih atas segala doa dan dukungan yang tak henti-hentinya tercurahkan


(8)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan kasih sayang-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Membedakan Mahasiswa S1 Akuntansi dalam Pemilihan Karir Akuntan” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi.

3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku sekretaris Jurusan Akuntansi. 4. Bapak Drs. A. Zubaidi, M.M., C.A., C.P.A., selaku Pembimbing Utama atas

kesediaannya untuk memberikan waktu, bimbingan, nasihat, dukungan, pelajaran, serta pengalaman yang sangat berkesan selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Komaruddin, S.E., M.Si., C.A., C.P.A., selaku Pembimbing Pendamping atas kesediannya dalam memberikan bimbingan, pengetahuan, nasihat, pengalaman serta pembelajaran diri selama proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Dr. Nurdiono, S.E., M.M., C.A., C.P.A., selaku Penguji Utama atas saran dan kritik, serta nasihat yang membangun baik bagi penyelesaian skripsi maupun bagi diri penulis.

7. Bapak Saring Suhendro, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembimbing Akademik atas segala saran dan dukungan yang diberikan selama masa perkuliahan.

8. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Akuntansi dan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung, atas ilmu, dan pembelajaran yang telah diberikan. 9. Kedua orang tuaku Bapak Ponijo, S.Pd., dan Ibu Rubinah, S.Pd., terima kasih


(9)

langkah demi mewujudkan mimpi dan cita dari penulis. Tiada kata yang dapat menggambarkan rasa sayang dan rasa terima kasih atas segala hal yang telah diberikan.

10. Adik-adikku tersayang Resta Dwi Cahyani, Retno Trijayanti, dan Restu Tyas Ramadhan, yang senantiasa memberikan doa dan dukungan.

11. Keluarga besar dan saudara-saudaraku, terima kasih atas segala curahan doa dan kasih sayang.

12. Bayu Indra Setiawan, Amd.Kep terima kasih atas semua kasih sayang, kesabaran, perhatian, doa, dukungan, bimbingan serta motivasi yang diberikan untuk hidup.dengan penuh semangat.

13. Teman-teman terbaik:

a. Moryana Dewi, terima kasih selalu mengajarkan akan hal kebaikan, semangat dan dukungan yang selalu diberikan, bangga sekali memiliki sahabat sepertimu yang tak pernah kenal kata menyerah, semoga persahabatan ini akan selalu terjalin sampai kapanpun.

b. Ana Silviana, terima kasih selalu setia mendengar keluh kesah penulis baik dalam hal pribadi maupun dunia perkuliahan, bersyukur memiliki sahabat yang luar biasa sepertimu, semoga pengalaman kita nanti dapat kita ceritakan kepada anak cucu kita kelak.

c. Siti Julianah, terima kasih segala nasihat yang diberikan telah mengajarkan arti sebuah kedewasaan, terima kasih untuk setiap cerita susah, sedih, haru bahagia, terima kasih untuk kebersamaan selama empat tahun ini semoga akan selamanya seperti ini.

d. Dewi Yuliani, terima kasih atas kesediannya untuk menemani, menyemangati, menghibur, dan kegilaannya setiap kali bertemu, semoga pertemanan kita berlanjut hingga maut menjelang, kelak ini akan jadi nostalgia ketika kita sudah di puncak kesuksesan.

e. Ahmad Tauhid, satu-satunya sahabat lelaki yang senantiasa menemani, menghibur serta menyemangati, terimakasih telah menjadi bagian dari semua ini, semoga persahabatan ini akan selalu terjalin sampai kapanpun. 14. Teman-teman Akuntansi 2011, Alif, Aliya, Ayas, Andin, Deri, Juna, Eja,


(10)

Cinta, Ucok, Deni, Puput, Dinda, Dion, El, Farah, Fajar, Etenkk, Feni, Mpit, Anun, Gilang, Grace, Hanny, Piyek, Imam, Jaka, Kartono, Kevin, Kiki, Laeina, Marce, Lisna, Lute, Resti, Umai, Wawan, Yoga, Yogi, Rido, Maiza, Vito, Ane, Nabilla, Nissa, Aya, Oci, Mitha, Pina, Pees, Rachmad, Laras, Restu, Rika, Rindy, Riris, Santi, Sinta, Opeh, Sulis, Tito, Mira, Trisa, Tya, Veriza, Vianna, Yulia, dan Yuni untuk saling memberi informasi dan menyemangati.

15. Terimakasih untuk pahlawan kesiangan Genta Rizkyansah, S.I.P dan Yuyun Diah Anggraini, S.I.P

16. Debby Puspita Sari S.Kep, dan Lussy Susanti terima kasih untuk kesediannya menemani, menyemangati, menghibur dan memotivasi penulis untuk menjadi lebih baik.

17. Sahabat-sahabatku, Esy Mayang, S.Pd, Gita Prawita, Amd, Estika Sari, Amd.Kep, Ayu Retno Indri Yani S.Pd, Sritina Helinta, S.E, terima kasih selalu memberikan motivasi, dukungan, dan uluran tangan saat suka maupun duka.

18. Sahabat dhewilla sejak SD, Wildan, Bella, Balqin, Qomar, Endi, Selo, terima kasih telah menemani sejauh ini, terima kasih tak pernah bosan membantu. 19. Terimakasih Septi Andayani, Endah, Yuyun Sundari, Lufi, Kiki, atas

semangat dan doanya, senang rasanya bisa berteman baik dengan kalian. 20. Mahasiswa Universitas Malahayati, Universitas Bandar Lampung,, terima

kasih atas izin dan kerjasama yang telah diberikan dalam pelaksanaan penelitian.

21. Terima kasih kepada senior dan junior di jurusan Akuntansi. 22. Almamater tercinta, Universitas Lampung.

Akhir kata, manusia yang baik adalah yang menuai manfaat bagi sesamanya, semoga skripsi ini bermanfaat dikemudian hari. Amin.

Bandarlampung, November 2015 Penulis


(11)

MOTO

“Sesuatu yang paling agung yang turun dari langit adalah taufik dan sesuatu yang paling agung

yang naik dari bumi adalah ikhlas”


(12)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 9

2.1.1. Teori Pengharapan (Expectancy Theory). ... 9

2.1.2. Kode Etik Akuntan Indonesia ... 12

2.1.3.Profesi Akuntan Publik di Indonesia ... 16

2.2. Profesi Akuntan ... 20

2.2.1. Akuntan Publik ... 20

2.2.2. Akuntan Non Publik ... 24

2.3. Penelitian Terdahulu ... 29

2.4. Kerangka Pemikiran ... 32


(13)

ii

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 39

3.1.1. Variabel Terikat ... 39

3.1.2. Variabel Bebas ... 41

3.2. Penentuan Populasi dan Sampel ... 43

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 44

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 44

3.5. Metode Analisis Data ... 45

3.5.1. Uji Kualitas Data ... 45

3.5.2. Uji Hipotesis ... 45

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 47

4.2. Statistik Deskriptif ... 50

4.3. Jenis Karir Responden ... 53

4.4. Uji Kualitas Data ... 54

4.4.1. Uji Validitas ... 54

4.4.2. Uji Reliabilitas ... 55

4.5. Hasil dan Pembahasan ... 56

4.5.1. Gaji/Penghargaan Finansial ... 56

4.5.2. Pelatihan Profesional ... 58

4.5.3. Pengakuan Profesional ... 61

4.5.4. Nilai-nilai Sosial ... 63


(14)

iii

4.5.6. Pertimbangan Pasar Kerja ... 68 4.5.7. Personalitas ... 69

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan ... 71 5.2. Keterbatasan Penelitian ... 73 5.3. Saran Penelitian ... 74

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(15)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Kuesioner

Lampiran II : Hasil Uji IBM Statistic SPSS 21 Lampiran III : Tabulasi Jawaban Responden


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bagi mahasiswa akuntansi pemilihan sebuah karir adalah tahap awal dari pembentuk karir tersebut. Pilihan karir bagi lulusan akuntansi tidak tertutup pada profesi akuntansi saja, banyak pilihan profesi yang dapat diselami oleh mereka tergantung faktor-faktor yang melatarbelakanginya.

Dalam dunia kerja, terdapat beberapa profesi yang dapat dipilih oleh sarjana akuntansi, misalnya akuntan public, akuntan pemerintah, akuntan pendidik, dan akuntan perusahaan. Akuntan memiliki peran besar untuk meningkatkan transparansi dan kualitas informasi keuangan demi terwujudnya perekonomian nasional yang sehat dan efisien. Profesi akuntan menyebar di dalam dan diluar instansi pemerintah. Disektor publik, akuntan dapat mendorong pengelolaan keuangan negara agar berjalan semakin tertib, jelas, transparan, dan semakin akuntabel. Di sektor swasta, akuntan menyiapkan laporan keuangan yang terpercaya dan dapat diandalkan.

Pengertian akuntan menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah ahli yang bepekerjaan menyusun, membimbing, mengawasi, menginspeksi, dan


(17)

2

memperbaiki tata buku serta administrasi perusahaan/ instansi pemerintah. Dan Keberadaan para akuntan merupakan ruang besar bagi profesi ini untuk memberi warna bagi kehidupan berbangsa dan bernegara dalam menjaga kepentingan publik.

Dunia bisnis yang berkembang secara tidak langsung memberikan peluang atau kesempatan lapangan pekerjaan yang semakin beragam untuk semua angkatan kerja. Dalam hal ini,misalnya yang termasuk sebagai salah satu angkatan kerja yaitu sarjana ekonomi khususnya dari jurusan akuntansi baik dari universitas negeri maupun universitas swasta. Perkembangan dalam dunia usaha harus selalu direspon oleh sistem pendidikan akuntansi agar dapat menghasilkan sarjana akuntansi yang berkualitas dan sudah siap pakai dalam dunia kerja (Wijayanti, 2001 dalam Setiyani, 2005)

Secara umum, mahasiswa akuntansi yang telah menyelesaikan jenjang S1- nya dapat memilih pilihan alternatif pada karirnya. Pertama, mereka (lulusan sarjana S1) dapat langsung bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan ataupun instansi pemerintah. Kedua, mereka dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang selanjutnya yaitu S2 atau pilihan alternatif ketiga yaitu menjadi seorang akuntan publik. Bagi mereka yang memilih menjadi seorang akuntan publik, harus terlebih dahulu melanjutkan ke Pendidikan Profesi Akuntan dan meraih gelar akuntan, selanjutnya mereka dapat memilih karir sebagai akuntan, baik sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pemerintah maupun akuntan pendidik. Berdasarkan dari jenis karir yang dipilih oleh sarjana akuntansi menunjukkan


(18)

3

semua sarjana akuntansi bebas memilih jenis karir yang diinginkan dan yang akan dijalaninya.

Greenberg dan Baron (2000 dalam Wicaksono, 2011) menyatakan bahwa karier tersebut meliputi urutan pengalaman pekerjaan seseorang selama jangka waktu tertentu. Pilihan karier mahasiswa dipengaruhi oleh stereotype yang mereka bentuk tentang berbagai macam karier (Friedland, 1996 dalam Wicaksono, 2011). Jadi, persepsi dan stereotype karier merupakan hal penting untuk menentukan pilihan karier karena persepsi mahasiswa umumnya dipengaruhi oleh pengetahuan pribadi mengenai lingkungan kerja, informasi dari lulusan terdahulu, keluarga, dosen, dan text book yang dibaca ataupun digunakan (Felton et al., 1994 dalam Wicaksono, 2011).

Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipandang menjanjikan prospek yang cerah karena profesi ini memberikan tantangan intelektual dan pengalaman belajar yang tidak ternilai (Wheeler, 1983 dalam Setiyani, 2005). Profesi ini juga mendapat kesempatan untuk mengembangkan keterampilan serta memberikan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang menantang dan bervariasi karena dapat ditugaskan diberbagai tempat dan berbagai perusahaan yang memiliki ciri dan karakter yang berbeda.

Minat dan rencana karier mahasiswa yang jelas akan sangat berguna dalam penyusunan program agar materi kuliah dapat disampaikan secara efektif bagi


(19)

4

mahasiswa yang memerlukannya. Perencanaan karier merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai sukses (Berry, 1997; Messmer, 1997; dan Paolillo et al., 1982 dalam Widyasari, 2010). Oleh karena itu, diperlukan suatu stimulasi untuk membuat mahasiswa mulai memikirkan secara serius tentang karier yang diinginkan sejak masih di bangku kuliah agar mahasiswa dapat memanfaatkan waktu dan fasilitas kampus secara optimal. Peran akuntan pendidik sebagai stimulator untuk hal ini dirasa sangat penting (Rasmini, 2007). Pada kenyataannya sebagian besar sarjana akuntansi bekerja pada perusahaan dan tidak pernah mengikuti ujian sertifikasi. Mahasiswa yang berkeinginan untuk berprofesi sebagai akuntan dan ingin mengikuti ujian sertifikasi perlu mengikuti pendidikan profesi sehingga sosialisasi program pendidikan profesi akuntansi perlu ditingkatkan (Widyasari, 2010).

Faktor-faktor yang membedakan pemilihan karir mahasiswa dan jenis karir yang akan mereka jalani merupakan hal yang menarik untuk diteliti, karena dengan diketahuinya pilihan karir yang diminati mahasiswa, maka dapat diketahui mengapa sesorang memilih karir tersebut. Minat dan rencana karir yang jelas akan sangat berguna dalam program penyusunan agar materi kuliah dapat disampaikan secara efektif bagi mahasiswa yang memerlukannya (Rasmini, 2007). Apabila dapat diketahui karir mahasiswa akuntansi, maka pendidikan akuntansi dapat merencanakan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Sehingga apabila mahasiswa telah menyelesaikan pendidikannya atau lulus,


(20)

5

maka mahasiswa diharapkan lebih mudah menyesuaikan kemampuan yang dimilikinya dengan tuntutan pekerjaan.

Di dalam penelitian ini populasi yang dianbil adalah mahasiswa S1 Akuntansi dari Universitas Lampung, Universitas Bandar Lampung, dan Universitas Malahayati semester 6 (angkatan 2012) yang telah lulus mata kuliah Audit I. Penelitian ini menggunakan variabel gaji, pelatihan professional pengakuan professional, nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas.

Berikut ini tabel menunjukkan tentang responden yang memenuhi kriteria dari masing-masing universitas:

Tabel 1.1

Daftar sampel penelitian Asal Universitas Jumlah Populasi yang

memenuhi kriteria Jumlah sampel yang diambil Persentase pengambilan sampel 1. Universitas

Lampung 2. Universitas

Bandar Lampung 3. Universitas

Malahayati 100 60 30 50 50 30 50% 83% 100% Sumber: Diolah oleh Penulis


(21)

6

Dilihat dari tabel diatas dapat diketahui bahwa besarnya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah minimal 50 persen dari jumlah populasinya.

1.2 Rumusan Masalah

Perencanaan karir merupakan hal yang penting dalam mencapai kesuksesan dalam karir. Akan tetapi sebagian orang tidak dapat melakukan perencanaan karier karena senantiasa dihinggapi kekhawatiran terhadap ketidakpastian di masa mendatang. Hal ini banyak dialami mahasiswa tahun terakhir yang akan mendekati kelulusan, mereka sangat membutuhkan masukan dalam perencanaan karir agar masa studi dapat dimanfaatkan secara efektif sehingga waktu mereka tidak terbuang sia-sia.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan pemilihan karir akuntan dilihat dari faktor gaji atau penghargaan financial?

2. Apakah terdapat perbedaan pemilihan karir akuntan dilihat dari faktor pelatihan professional?

3. Apakah terdapat perbedaan pemilihan karir akuntan dilihat dari faktor pengakuan professional?

4. Apakah terdapat perbedaan pemilihan karir akuntan dilihat dari faktor nilai social?

5. Apakah terdapat perbedaan pemilihan karir akuntan dilihat dari faktor lingkungan kerja?


(22)

7

6. Apakah terdapat perbedaan pemilihan karir akuntan dilihat dari faktor pertimbangan pasar kerja?

7. Apakah terdapat perbedaan pemilihan karir akuntan dilihat dari factor personalitas?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang membedakan pemilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai akuntan, baik akuntan publik dan non akuntan publik (akuntan perusahaan, akuntan pemerintah dan akuntan pendidik).

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya studi penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik dari kalangan mahasiswa, masyarakat atau dari kalangan pendidik, yaitu: a. Menambah pengetahuan dan sebagai informasi bagi peneliti sendiri agar dapat

lebih memahami lagi persepsi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir pekerjaannya.

b. Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan akuntansi atau fakultas ekonomi dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran agar menghasilkan lulusan sarjana ekonomi akuntansi yang berkualitas.

c. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi lembaga yang telah mempekerjakan tenaga akuntan, sehingga mereka dapat mengerti apa yang


(23)

8

diinginkan calon akuntan dalam memilih profesi dan untuk lebih memotivasi mereka yang sudah bekerja di lembaganya.

d. Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan kepustakaan dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh peneliti lain.

e. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji masalah yang sama di masa yang akan datang.


(24)

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pengharapan

Konsep dari pemilihan profesi ini berhubungan dengan teori motivasi yakni teori pengharapan (expectancy theory). Motivasi merupakan konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan individu untuk memulai dan mengarahkan perilakunya terhadap pekerjaan tertentu (Gibson et al, 1997 dalam Widyasari, 2010).

Motivasi adalah proses yang ikut menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran. Teori pengharapan merupakan salah satu dari teori motivasi, definisi dari teori pengharapan adalah kekuatan dari kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu bergantung pada kekuatan pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh output tertentu dan tergantung pada daya tarik output tersebut bagi individu itu (Robbins, 2006 dalam Widyasari, 2010).

Motivasi dalam Kamus Besar Bahas Indonesia memiliki dua arti, yaitu:

1. Dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu


(26)

10

2. Usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

Dewasa ini penjelasan yang paling diterima secara luas mengenai motivasi adalah teori pengharapan dari Victor Vroom, dalam istilah yang lebih praktis, teori pengharapan mengatakan bahwa karyawan akan berupaya lebih baik dan lebih keras jika karyawan tersebut meyakini upaya itu menghasilkan penilaian kinerja yang baik. Penilaian kinerja yang baik akan mendorong imbalan organisasi seperti bonus, kenaikan penghargaan finansial/ gaji atau promosi. Dan imbalan tersebut akan memenuhi sasaran pribadi karyawan tersebut. Oleh karena itu, teori tersebut berfokus pada tiga hubungan (Robbins, 2006 dalam Aprilyan, 2011):

a. Hubungan upaya-kinerja. Probabilitas yang dipersepsikan oleh individu yang mengeluarkan sejumlah upaya tertentu itu akan mendorong kinerja. b. Hubungan kinerja-imbalan. Sampai sejauh mana individu itu meyakini

bahwa berkinerja pada tingkat tertentu akan mendorong tercapainya kinerja yang diinginkan.

c. Hubungan imbalan-sasaran pribadi. Sampai sejauh mana imbalan-imbalan organisasi memenuhi sasaran atau kebutuhan pribadi individu serta potensi daya tarik imbalan tersebut bagi individu tersebut.

Kunci dari teori pengharapan adalah pemahaman sasaran individu dan keterkaitan antara upaya dan kinerja, antara kinerja dan imbalan. Oleh karena itu pemilihan karir mahasiswa akuntansi ditentukan oleh pengharapan akan


(27)

11

karir yang akan mereka pilih apakah karir tersebut dianggap dapat memenuhi kebutuhan individu mereka dan apakah karir tersebut mempunyai daya tarik bagi mereka. Misalnya apakah karir tersebut dapat memberikan imbalan organisasi yang layak seperti bonus, kenaikan penghargaan finansial/ gaji atau promosi. Dengan kata lain mahasiswa mempunyai pengharapan terhadap karir yang dipilihnya ini dapat memberikan apa yang mereka inginkan ditinjau dari faktor-faktor nilai intrinsik pekerjaan, penghargaan finansial/ gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai sosial, lingkungan kerja,

pertimbangan pasar kerja dan personalitas (Widyasari, 2010).

Pengharapan individu akan mempengaruhi sikap individu tersebut, sikap individu terbentuk dari tiga kompenen, yaitu (Robbins, 1996 dalam Setiyani, 2005) :

1. Cognitive component merupakan keyakinan dari informasi yang dimilii oleh seseorang yang akan mempengaruhi sikap seseorang terhadap profesi yang akan dijalani.

2. Emotional component merupakan perasaan yang bersifat emosi yang dimiliki seseorang untuk menyukai sesuatu, yang akan menyebabkan individu untuk mencapai keinginannya.

3. Behavioral component merupakan keinginan untuk bertindak secara lebih khusus dalam merespon kejadian dan informasi dari luar untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik.


(28)

12

Menurut Luthans (1998 dalam Sijabat, 2004) motivasi ditentukan oleh

expectancies dan valances. Expectancies merupakan keyakinan individu mengenai kemungkinan bahwa perilaku tertentu akan menimbulkan hasil tertentu. Sedangkan valances adalah nilai yang diberikan individu atas

outcome (hasil) atau rewards (imbalan) yang akan diterima.

2.1.2 Kode Etik Akuntan Indonesia

Etika merupakan peraturan-peraturan yang dirancang untuk mempertahankan suatu profesi pada tingkat yang bermartabat, mengarahkan anggota profesi dalam hubungannya satu dengan yang lain, dan memastikan kepada publik bahwa profesi akan mempertahankan tingkat kinerja yang tinggi. Titik tolak yang baik untuk mempertimbangkan etika adalah dengan memeriksa konteks di mana sebagian persoalan etis muncul terhadap hubungan di antara orang-orang. Setiap hubungan di antara dua atau lebih individu menyertakan didalamnya ekspektasi pihak-pihak yang terlibat (Simamora, 2002 dalam Nurlan, 2011).

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai pedoman dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung jawab profesionalnya. Etika professional bagi praktik akuntan di Indonesia disebut kode etik (Simamora, 2002 dalam Nurlan, 2011).


(29)

13

Alasan yang mendasari Kode Etik adalah perlunya keperercayaan masyarakat dalam kualitas jasa yang diberikan suatu profesi tanpa memandang siapa (individu) yang melakukan pemberian jasa tersebut.

Etika profesional dikeluarkan oleh organisasi profesi untuk mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya bagi masyarakat. Setiap manusia yang memberikan jasa dari pengetahuan dan keahliannya pada pihak lain harusnya memiliki rasa tanggungjawab pada pihak-pihak yang dipengaruhi oleh jasanya itu. Kode Etik Akuntan Indonesia adalah pedoman bagi para anggota Ikatan Akuntan Indonesia untuk bertugas secara bertanggung jawab dan obyektif (Sukrisno, 2004).

Terdapat beberapa keuntungan dari adanya kode etik (Mathews & Perrera, 1991 dalam Nurlan, 2011):

1. Para profesional akan lebih sadar tentang aspek moral dari pekerjaannya. 2. Kode etik berfungsi sebagai acuan yang dapat diakses secara lebih mudah. 3. Ide-ide abstrak dari kode etik akan ditranslasikan ke dalam istilah yang

konkret dan dapat diaplikasikan ke segala situasi.

4. Anggota sebagai suatu keseluruhan akan bertindak dalam cara yang lebih standar pada garis profesi.

5. Menjadi suatu standar pengetahuan untuk menilai perilaku anggota dan kebijakan profesi.


(30)

14

7. Profesi dapat membuat anggotanya dan juga publik sadar sepenuhnya atas kebijakan-kebijakan etisnya.

8. Anggota dapat menjustifikasi perilakunya jika dikritik.

Rerangka Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia memuat delapan prinsip-etika (Standar Profesional Akuntan Publik, 2001: 001.14) sebagai berikut:

1. Tanggung Jawab Profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

2. Kepentingan Umum (Publik)

Akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepentingan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. 3. Integritas

Akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya tersebut dengan menjaga integritasnya setinggi mungkin. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional.


(31)

15

4. Obyektivitas

Dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan sebagai anggota IAI harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan. Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan objektivitas mereka dalam berbagai situasi.

5. Kompetensi dan kehati-hatian Profesional

Akuntan dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling mutakhir.

6. Kerahasiaan

Akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.


(32)

16

Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesinya.

8. Standar Teknis

Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan objektivitas.

2.1.3 Profesi Akuntan Publik di Indonesia

Perkembangan profesi akuntan khususnya akuntan public sangatlah dinamis dari masa ke masa. Profesi akuntan publik tumbuh dengan cepat dan mendapat perhatian yang besar dari pemerintah Republik Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia telah melakukan penataan ulang profesi akuntan public dengan memberlakukan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Pemberlakuan UU Akuntan Publik tentu tidak serta merta memperbaiki kondisi profesi akuntan public yang kerap dirundung masalah seperti: rendahnya fee seorang akuntan public, sebaran akuntan public yang tidak merata, dan semakin sulitnya menemukan akuntan public muda. Untuk itu pemerintah Republik Indonesia harus memberikan solusi untuk permasalahan tersebut. Banyak kalangan meragukan kesiapan profesi


(33)

17

akuntan public di Indonesia, baik dari sisi jumlah, maupun kualitas (Purba, 2015)

Berikut ini kondisi profesi Akuntan di Indonesia: Tabel 2.1

Data Akuntan, Akuntan Publik, dan KAP di Indonesia

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Akuntan 50.879 52.270 53.800 53.800 53.800 Akuntan Publik 985 1.016 999 1.053 1.109

KAP 408 387 377 388 397

Sumber: Pusat Pembinaan Profesi Keuangan,

Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan, 2015.

Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa jumlah akuntan dari tahun 2011 ke 2012 mengalami kenaikan sebanyak 1.391, dan jumlah akuntan untuk tahun 2013, 2014, 2015 sama yaitu 53.800. untuk jumlah akuntan di tahun 2015 ini di data pada bulan Agustus, dimana jumlah akuntan tahun 2015 masih dalam proses registrasi ulang, dan jumlah akuntan yang sudah melakukan registrasi ulang sebanyak 9.229.

Untuk jumlah akuntan public setiap tahunnya mengalami kenaikan hanya ditahun 2013 mengalami penurunan ssebanyak 17. Dan untuk jumlah Kantor Akuntan Publik (KAP) mengalami penurunan ditahun 2012 dan 2013, untuk tahun 2014 ke 2015 jumlah KAP bertambah 9.


(34)

18

Berikut ini adalah tabel persebaran usia Akuntan Publik (31 Desember 2014): Tabel 2.2

Persebaran Usia Akuntan Publik di Indonesia

Sumber: Pusat Pembinaan Profesi Keuangan,

Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan, 2015.

Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa di Indonesia sangat minim akuntan public yang berusia <30 tahun yaituhanya 1%. Mayoritas akuntan public di Indonesia berusia >59 tahun yaitu 32% dan kemudian akuntan public berusia 40-49tahun yaitu 29% dan disusuk akuntan public berusia 50-59 tahun sebesar 26%, dan untuk akuntan public usia 30-39 tahun hanya 12%.

10 AP (1%) 132 AP (12%)

305 AP (29%)

273 AP (26%) 333 AP (32%)


(35)

19

Berikut ini perkembangan jumlah Kantor Akuntan Publik dari tahun 2007-2014 :

Tabel 2.3

Perkembangan Jumlah KAP

Sumber: Pusat Pembinaan Profesi Keuangan,

Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan, 2015.

Dapat dilihat dalam tabel bahwa perkembangan Jumlah Kantor Akuntan Publik tidak seimbang, mengalami kenaikan dan penurunan.

Berikut ini perkembangan pendapatan Kantor Akuntan Publik dari tahun 2010-2014 : 406 408 400 394 408 387 377 388 360 365 370 375 380 385 390 395 400 405 410 415 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014


(36)

20

Tabel 2.4

Perkembangan Pendapatan KAP

Sumber: Pusat Pembinaan Profesi Keuangan,

Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan, 2015.

Dapat dilihat dalam tabel bahwa perkembangan Pendapatan Kantor Akuntan Publik mengalami kenaikan dari tahun 2010 sampai tahun 2012, hanya saja pada tahun 2012 ke 2013 mengalami penurunan dan mengalami kenaikan kembali ditahun 2014.

2.2. Profesi Akuntan 2.2.1 Akuntan Publik

Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di Indonesia (Sukrisno,

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

2010

2011

2012

2013

2014

2,190 2,230

2,710

2,480

3,210

Rp

Mi

ly


(37)

21

2004). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, akuntan publik adalah akuntan yang sesuai dengan Undang-Undang terdaftar pada register Negara dan mempunyai izin Menteri Keuangan untuk membuka kantor akuntan. Mulyadi, 1992 dalam Oktavia, 2005 mendefinisikan akuntan publik adalah akuntan professional yang menjual jasanya kepada masyarakat terutama bidang pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Pemeriksaan tersebut terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para kreditur, investor, calon kreditur, calon investor, dan instansi pemerintah (terutama instansi pajak). Disamping itu akuntan publik juga menjual jasa lain kepada masyarakat seperti konsultasi pajak, konsultasi bidang manajemen, penyusun sistem akuntansi, dan penyusun laporan keuangan.

Ketentuan mengenai akuntan publik di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2011 Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, yang dimaksud jasa akuntan publik disini merupakan jasa yang digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi dan berpengaruh secara luas dalam era globalisasi yang memiliki peran penting dalam mendukung perekonomian nasional yang sehat dan efisien serta meningkatkan transparansi dan mutu informasi dalam bidang keuangan. Certificate in Public Accounting adalah sertifiasi yang paling tua dan dikenal dalam akuntansi. CPA bertujuan menyediakan kualifikasi, minimal professional bagi auditor eksternal. Tanggung jawab auditor eksternal adalah


(38)

22

menyediakan jaminan tentang keandalan laporan keuangan perusahaan.

Akuntan public bersertifikasi (Certified Publik Accountant-CPA) diizinkan

(oleh hukum) untuk menjadi auditor eksternal (Hansen dan Mowen, 2012).

Kantor Akuntan Publik merupakan suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha dibidang pemberisan jasa professional dalam prakti akuntan publik (Sukrisno, 2004).

Etika Kompartemen Akuntan Publik terdiri dari (Sukrisno, 2004) : 1. Independensi

Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan jasa professional sebagaimana diatur dalam standar professional akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI.

2. Integritas dan Objektivitas

Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas , harus bebas dari benturan kepentingan dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material.

Untuk mendapatkan izin menjadi Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Republik Indonesia tentang Akuntan Publik Pasal 5 ayat 1, seseorang harus memenuhi syarat sebagai berikut:


(39)

23

b. Berpengalaman praktik memberian jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3;

c. Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; d. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;

e. Tidak pernah dikenai sanksi administrative berupa pencabutan izin Akuntan Publik;

f. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hokum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

g. Menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Menteri; dan

h. Tidak berada dalam pengampunan.

Berikut ini adalah gambaran jenjang karir akuntan publik (Mulyadi, 2002 dalam Aprilyan, 2011):

1. Auditor junior, bertugas melaksanakan prosedur audit secara rinci, membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan.

2. Auditor senior, bertugas untuk melaksankan audit dan bertanggung jawab untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuaI dengan rencana, mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior.


(40)

24

3. Manajer, merupakan pengawas audit yang bertugas membantu auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit : mereview kertas kerja, laporan audit dan management letter.

4. Partner, bertanggung jawab atas hubungan dengan klien, dan bertanggung jawab secara keseluruhan mengenai auditing.

Profesi Akuntan Publik ini mempunyai ciri yang berbeda dengan profesi lain (seperti profesi dokter dan pengacara). Profesi Akuntan Publik memperoleh honorarium dari kliennya dalam menjalankan keahliannya, namun demikian akutan publik harus independent, tidak memihak kepada kliennya yang memanfaatkan jasa akuntan terutama pihak lain selain kliennya (Oktavia, 2005).

2.2.2 Akuntan Non Publik 2.2.2.1 Akuntan Perusahaan

Akuntan perusahaan adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan. Tugas-tugas yang dikerjakan dapat berupa penyusunan sistem akuntansi, penyusunan laporan keuangan akuntansi kepada pihak-pihak di luar perusahaan, penyusunan laporan akuntansi kepada manajemen, penyusunan anggaran, menangani masalah perusahaan dan melakukan pemeriksaan intern (Soemarso, 2004 dalam Aprilyan, 2011).

Sedangkan menurut Kamus Istilah Akuntansi Keuangan (Andi, 2005) akuntan perusahaan merupakan akuntan yang bekerja sebagai karyawan pada suatu perusahaan.


(41)

25

Pekerjaan akuntansi dalam perusahaan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Akuntansi manajemen berguna untuk menghasilkan informasi khusus bagi pengguna internal seperti manajer dan karyawan yang berfungsi untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasikan, dan melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna internal dalam pembuatan, perencanaan, pengendalian dan keputusan. Sedangkan akuntansi keuangan berguna untuk menghasilkan informasi bagi pihak internal maupun eksternal, seperti manajer, karyawan, investor, kreditur, maupun pemerintah yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan yang berhubungan dengan perusahaan secara keseluruhan (Hansen dan Mowen, 2006 dalam Widyasari 2010).

Sebagai ahli dalam akuntansi, akuntan manajemen harus cerdas, siap sedia mengikuti perkembangan terbaru, serta memahami kebiasaan dan praktik dari semua Negara tempat perusahaan mereka beroperasi (Hansen dan Mowen, 2012).

Seorang akuntan manajemen yang bersertifikasi (Certified Management Accountants - CMA) telah lulus suatu ujian kualifikasi yang ketat, memiliki pengalaman yang dibutuhkan, dan berpartisipasi dalam melanjutkan pendidikan. Syarat untuk mendapatkan CMA adalah lulus ujian kualifikasi yang terdiri dari empat bidang, yaitu (Hansen dan Mowen, 2012) :

1. Ilmu ekonomi, keuangan, dan manajemen 2. Akuntansi dan pelaporan keuangan


(42)

26

3. Pelaporan manajemen, analisis, dan isu-isu perilaku 4. Analisis keputusan dan system informasi

Salah satu tujuan utama CMA adalah membuat akuntansi manajemen menjadi disiplin ilmu yang diakui, professional, dan terpisah dari profesi akuntan publik.

Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. Jabatan tersebut yang dapat diduduki mulai dari Staf biasa sampai dengan Kepala Bagian Akuntansi atau Direktur Keuangan. Tugas mereka adalah menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan keuangan kepada pihak-pihak eksternal, menyusun laporan keuangan kepada pemimpin perusahaan, menyusun anggaran, penanganan masalah perpajakan dan

pemeriksaan intern. Sertifikasi yang tersedia untuk akuntan internal adalah

Certificate in Internal Auditing. Pemeriksaan internal berbeda dengan pemeriksaan eksternal dan akuntansi manajemen, serta banyak auditor internal merasa membutuhkan suatu sertifikasi khusus. Seorang auditor bersertifikat (Certified Internal Auditor - CIA) telah lulus ujian komprehensif yang didesain untuk memastikan kompetensi teknis dan memiliki pengalaman kerja selama dua tahun (Hansen dan Mowen, 2012).

2.2.2.2 Akuntan Pendidik

Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, yaitu mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan melakukan penelitian di bidang akuntansi (Soemarso, 2004 dalam Widyasari, 2010).


(43)

27

Menurut Kamus Akuntansi Istilah Keuangan (Andi, 2005) akuntan pendidik adalah akuntan yang memberikan jasa pengajaran dengan menyumbangkan pengetahuannya untuk mengembangkan pendidikan akutansi dan mengadakan penelitian akuntansi agar sesuai dengan perkembangan zaman.

Untuk dapat menjadi akuntan pendidik, calon akuntan pendidik harus memenuhi kualifikasi yang diatur dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan peraturan lebih lanjut yang ditentukan oleh universitas yang bersangkutan. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 46 (2) menjelaskan bahwa dosen harus memiliki kualifikasi akademik minimum lulusan program magister untuk program diploma atau program sarjana dan lulusan program doktor untuk program pascasarjana (Kuningsih, 2013).

Jenjang karir akuntan pendidik adalah sebagai berikut (Kuningsih, 2013): a. Asisten ahli, merupakan jabatan dosen setingkat di bawah jabatan lektor. b. Lektor, merupakan jabatan dosen setingkat di bawah jabatan lector kepala. c. Lektor kepala, merupakan jabatan dosen setingkat di bawah jabatan

profesor.

d. Profesor, merupakan jabatan akademik tertinggi pada satuan pendidikan tinggi yang mempunyai kewenangan membimbing calon doktor. Profesor memiliki kewajiban khusus menulis buku dan karya ilmiah yang disebarluaskan kepada masyarakat.


(44)

28

2.2.2.3 Akuntan Pemerintah

Menurut Abdul Halim (1995) dalam Oktavia (2005), akuntan pemerintah adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintah, yang tugas utamanya adalah melakukan audit atas pertanggung jawaban keuangan dari berbagai unit organisasi dalam pemerintahan. Sedangkan menurut Mulyadi (1992) dalam Oktavia (2005) akuntan pemerintah adalah akuntan professional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggung jawaban yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintahan atau pertanggung jawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Akuntan yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan badan Pemeriksa Keuangan (BaPeKa), dan instansi pajak.

BPKP adalah instansi pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia dalam bidang pengawasan keuangan dan pembangunan yang dilasanakan oleh pemerintah. Akuntan yang bekerja di BPKP mempunyai tugas pook melaksanakan pemeriksaan terhadap laporan keuangan instansi pemerintah, proyek-proyek pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan perusahaan-perusahaan swasta yang pemerintah mempunyai penyertaan modal yang besar didalamnya. Sedangkan BaPeKa adalah unit organisasi dibawah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang tugasnya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggung jawaban keuangan Presiden dan aparat dibawahnya. Instasi pajak


(45)

29

adalah unit organisasi dibawah Departmen Keuangan yang tugas pokoknya adalah mengumpulkan beberapa jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah. Tugas pokok akuntan yang bekerja di instansi pajak adalah memeriksa pertanggung jawaban keuangan masyarakat wajib pajak kepada pemerintah dengan tujuan untuk memferivikasi apakah kewajiban pajak telah dihitug oleh wajib pajak sesuai dengan pasal-pasal yang tercantum dalam undang-undang pajak yang berlaku (Oktavia, 2005).

2.3 Penelitian Terdahulu Peniliti dan Tahun Objek Penelitian Topik Penelitian Hasil Penelitian Sri Rahayu Eko Arief Doddy Setiawan (2003) 130 mahasiswa PTS di Yogyakart a, Jakarta, Surakarta semester 6 Persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang mempengaru hi pemilihan karir

Terdapat perbedaan yang signifikan antara

mahasiswa yang memilih karir sebagai Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik ditinjau dari dari penghargaan financial, pelatihan professional, pengakuan professional, dan lingkungan kerja. Sedangkan untuk faktor nilai-nilai sosial,

pertimbangan pasar kerja, dan personalitas tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Jadongan Sijabat (2004) Mahasiswa akuntansi di Jawa Tengah Perbedaan faktor-faktor yang berpengaruh dalam

Mahasiswa yang memilih akuntan publik lebih mempertimbangkan penghasilan awal ,


(46)

30 pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan public

pelatihan professional dan mahasiswa yang memilih profesi non akuntan publik lebih mempertimbangkan nilai intrinsik pekerjaan. Sedangkan faktor

prtimbangan pasar kerja tidak menunjukkan adanya perbedaaan. Rediyana Setiyani (2005) Mahasiswa PTN yang ada di pulau Jawa Faktor-faktor yang membedakan mahasiswa akuntansi dalam memilih profesi sebagai akuntan publik dan non akuntan public Faktor-faktor yang membedakan Gaji, Pelatihan professional, Pengakuan professional, Lingkungan kerja, untuk

Nilai intrinsik pekerjaan Pertimbangan pasar kerja nilai-nilai sosial tidak ada perbedaan Rasmini (2007) Seluruh PTN dan PTS yang ada di Bali

faktor-faktor berpengaruh pada keputusan pemilihan profesi Secara keseluruhan terdapat perbedaan ditinjau dari semua faktor yaitu jenis peerjaan. gaji, lowongan pekerjaan, dan lingkungan kerja bahwa karir di akuntan publik memberikan keamanan kerja yang lebih terjamin. Yuanita Widyasari (2010) mahasiswa akuntansi DIII Universitas Diponegor o dan Universitas Katolik Soegijapra nata Semarang. Persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang membedakan pemilihan karir Secara keseluruhan ada perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi dari keinginan karir akuntan yang ditinjau dari gaji/

penghargaan finansial, pelatihan profesional,

pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja dan pertimbangan pasar kerja. Sedangkan dari personalitas


(47)

31

disimpulkan bahwa secara keseluruhan tidak ada perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi. Lara Absara

Aprilyan (2011)

135

mahasiswa akuntansi yang ada di salah satu Perguruan Tinggi Negri dan Perguruan Tinggi Swasta di Semarang

Faktor-faktor yang

mempengaru hi mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karir menjadi akuntan public

Secara simultan variabel nilai intrinsik pekerjaan, gaji, lingkungan kerja, pelatihan profesional,pengakuan profesional,

nilai-nilai sosial,

pertimbangan pasar kerja, dan personalitas berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir menjadi akuntan public, namun secara parsial variabel lingkungan kerja tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan karir menjadi akuntan publik. Eri Wicaksono, 2011 Sampel penelitian ini adalah 95 mahasiswa akuntansi Universitas Diponegor o dan Unika Soegijapra nata Semarang. Persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang membedakan pemilihan karir profesi akuntan

Ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai pemilihan karir ditinjau dari faktor gaji, pelatihan

profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja,

pertimbangan pasar kerja. Sedangkan ditinjau dari faktor personalitas tidak ada perbedaan persepsi


(48)

32

2.4 Kerangka Pemikiran

Hubungan antara variabel gaji, pelatihan professional, pengakuan professional, nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas dengan pemilihan karir mahasiswa akuntansi dalam kerangka pemikiran teoritis dapat dilihat pada gambar berikut:

2.5 Pengembangan Hipotesis

2.5.1 Gaji atau Penghargaan Finansial

Penghasilan atau penghargaan finansial/ gaji yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan telah diyakini secara mendasar bagi sebagian besar perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada karyawannya (Aprilyan, 2010).

Gaji

Pelatihan professional

Pengakuan professional Nilai sosial

Lingkungan kerja

Personalitas Pertimbangan

pasar kerja

Pemilihan karir akuntan

Tidak berbeda

berbeda


(49)

33

Pemilihan karir mengutamakan gaji pertama yang tinggi baik pada karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik (Kunartinah, 2003 dalam Widyasari, 2011).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Astami (2001) dalam Widyasari (2011) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang berkaitan dengan faktor gaji dalam memilih bidang profesinya baik gaji awal maupun jangka panjang. Mereka lebih setuju untuk mendapatkan gaji awal yang tinggi. Kunartinah (2003) juga menunjukkan bahwa pemilihan karir mengutamakan gaji pertama yang tinggi baik pada karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik

Pada Rahayu (2003) menunjukan bahwa mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah menganggap dengan karir tersebut gaji awal mereka tinggi, dibandingkan dengan mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik dan akuntan pendidik yang menganggap bahwa gaji awal dalam karir mereka tidak begitu tinggi. Dana pensiun sangat diharapkan oleh mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan pemerintah dan akuntan pendidik, sedangkan mahasiwa yang memilih karir sebagai akuntan perusahaan tidak begitu mengharapkan atas perolehan dana pensiun. Mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik bahkan kurang mengharapkan dana pensiun. Gaji atau penghargaan finansial yang akan diuji dalam penelitian ini meliputi tiga pertanyaan yaitu mengenai gaji awal yang tinggi, dana pensiun, dan kenaikan gaji lebih cepat.


(50)

34

H1 : Tidak terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi yang memilih

karir sebagai akuntan publik dengan karir sebagai non akuntan publik dilihat dari gaji.

2.5.2 Pelatihan Profesional

Pelatihan profesional adalah hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan keahlian (Widyasari, 2010).

Pada Rahayu (2003) menunjukkan karir sebagai akuntan publik dianggap lebih memerlukan pelatihan kerja untuk meningkatkan kemampuan profesional dan mendapatkan pengalaman kerja yang bervariasi, sedangkan pada akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah menganggap bahwa pelatihan kerja kurang diperlukan, sedangkan bagi akuntan pendidik mahasiswa menganggap tidak diperlukannya pelatihan kerja, sehingga pengalaman kerja yang bervariasi lebih sedikit diperoleh dibandingkan karir sebagai akuntan perusahaan dan pemerintah.

H2 : Tidak terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi yang memilih

karir sebagai akuntan publik dengan karir sebagai non akuntan publik dilihat dari pelatihan profesional.

2.5.3 Pengakuan Profesional

Pengakuan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan terhadap prestasi. Pengakuan profesional ini meliputi adanya kemungkinan


(51)

35

bekerja dengan ahli yang lain, kesempatan untuk berkembang dan pengakuan prestasi (Widyasari, 2010).

Widyasari (2010) menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan pandangan diantara mahasiswa akuntansi secara keseluruhan ditinjau dari pengakuan profesional. Pengakuan profesional dianalisis dengan empat pertanyaan yaitu lebih banyak memberikan kesempatan untuk berkembang, ada pengakuan apabila berprestasi, memerlukan banyak cara untuk naik pangkat, memerlukan keahlian tertentu untuk mencapai sukses.

H3 : Tidak terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi yang memilih

karir sebagai akuntan publik dengan karir sebagai non akuntan publik dilihat dari pengakuan professional.

2.5.4 Nilai-nilai Sosial

Nilai-nilai sosial ditunjukkan sebagai faktor yang menampakkan kemampuan seseorang pada masyarakatnya, atau dengan kata lain nilai-nilai sosial adalah nilai seseorang dari sudut pandang orang lain di lingkungannya (Stolle, 1976 dalam Setiyani 2005).

Rahayu (2003) menunjukkan tidak terdapat perbedaan pandangan mengenai pemilihan karir yang dilihat dari faktor nilai-nilai sosial, juga disebutkan bahwa mahasiswa menganggap bahwa karir yang dijalaninya dinilai sama oleh masyarakat.

Nilai-nilai sosial dianalisis dengan menggunakan enam indikator yaitu lebih memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial, lebih memberikan


(52)

36

kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, lebih memerlukan kesempatan untuk menjalankan hobi, lebih memperhatikan perilaku individu, pekerjaannya lebih bergengsi dibanding karir yang lain, lebih memberi kesempatan untuk bekerja dengan ahli di bidang yang lain

H4 : Tidak terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi yang memilih

karir sebagai akuntan publik dengan karir sebagai non akuntan publik dilihat dari nilai-nilai sosial.

2.5.5 Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan suasana kerja yang meliputi sifat kerja (rutin, atraktif, sering lembur), tingkat persaingan antar karyawan dan tekanan kerja merupakan faktor dari lingkungan pekerjaan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2003) menunjukkan bahwa karir sebagai akuntan pendidik pekerjaannya lebih rutin dibanding karir yang lain. Karir sebagai akuntan pemerintah pekerjaannya rutin yasng rutinitasnya sedikit lebih tinggi dibanding akuntan perusahaan. Karir sebagai akuntan publik dianggap karir yang jenis, pekerjaanya tidak rutin, lebih atraktif dan banyak tantangannya, tidak dapat dengan cepat terselesaikan. Lingkungan kerjanya hampir sama dengan, lingkungan kerja akuntan pendidik.

Widyasari (2010) menunjukkan bahwa ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai lingkungan kerja. Variabel lingkungan kerja dianalisis dengan tujuh pertanyaan, yaitu pekerjaan rutin, pekerjaannya lebih cepat dapat diselesaikan, pekerjaannya lebih banyak tantangan, lingkungan kerjanya menyenangkan,


(53)

37

sering lembur, tingkat kompetisi antar karyawan tinggi, ada tekanan kerja untuk mencapai hasil yang sempurna.

H5 : Tidak terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi yang memilih

karir sebagai akuntan publik dengan karir sebagai non akuntan publik dilihat dari lingkungan kerja.

2.5.6 Pertimbangan Pasar Kerja

Pertimbangan pasar kerja meliputi keamanan kerja dan tersedianya lapangan kerja atau kemudahan mengakses lowongan kerja. Keamanan kerja merupakan fakor dimana karir yang dipilih dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Jauh dari kasus PHK. Karir yang diharapkan bukan pilihan karir sementara, akan tetapi harus dapat terus berlanjut sampai seseorang nantinya akan pensiun (Rahayu, 2003).

Widyasari (2010) menyatakan bahwa secara keseluruhan tidak ada perbedaan persepsi pemilihan karir sebagai akuntan public dan non akuntan publik ditinjau dari variable pertimbangan pasar kerja. Variabel pertimbangan pasar kerja dianalisis dengan dua indikator yaitu keamanan kerjanya lebih terjamin dan lapangan kerja yang ditawarkan mudah diketahui.

H6 : Tidak terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi yang memilih

karir sebagai akuntan publik dengan karir sebagai non akuntan publik dari faktor pertimbangan pasar kerja.


(54)

38

2.5.7 Personalitas

Personalitas berarti karakteristik psikologi dari dalam yang menentukan dan merefleksikan bagaimana seseorang merespon lingkungannya. Tidak ada dua orang yang memiliki kesamaan personalitas (Mutmainah, 2006 dalam Widyasari, 2011).

Pada Widyasari (2010) tidak ada perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karir ditinjau dari personalitas. Hasil uji beda pada indikator mencerminkan personalitas seorang yang bekerja secara profesioanal menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi.

H7 : Tidak terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi yang memilih

karir sebagai akuntan publik dengan karir sebagai non akuntan publik dilihat dari faktor personalitas.


(55)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Dalam Bab IV disajikan analisis terhadap data yang telah diperoleh selama pelaksanaan penelitian. Data yang terkumpul tersebut merupakan data primer, yaitu data yang berasal dari jawaban responden terhadap daftar pertanyaan yang dibagikan. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 130 kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali berjumlah 115 responden atau 88% dan kuesioner yang tidak kembali atau tidak dapat diolah berjumlah 15 responden atau 12%. Berdasarkan kriteria responden yang diambil adalah mahasiswa minimal semester enam (angkatan 2012) yang telah lulus mata kuliah audit, dan dari mahasiswa tersebut penulis hanya mengambil minimal 50 persen dari jumlah responden yang memenuhi kriteria dari setiap universitas. Berikut ini tabel pengembalian kuesioner:


(56)

48

Tabel 4.1

Daftar Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner

Keterangan Jumlah Kuesioner Persentase Kuesioner yang dikirim ke responden

Kuesioner yang kembali Kuesioner yang tidak kembali Kuesioner yang dapat diolah

130 115 15 115

100% 88% 12% 88% Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015

Dari jumlah responden tersebut, sebanyak 50 responden memilih karir sebagai akuntan publik yang terdiri dari 35 responden perempuan dan 15 responden laki-laki, rata-rata mahasiswa menjawab dengan alasan menjadi akuntan publik dapat memperoleh banyak pengalaman dan gaji yang diperoleh tinggi. Selanjutnya terdapat 12 responden yang terdiri dari 7 responden perempuan dan 5 responden laki-laki yang memilih karir menjadi akuntan pemerintah dengan alasan karirnya terjamin dan mendapat dorongan dari orangtua untuk bekerja di instansi pemerintahan. Terdapat 35 responden yang terdiri dari 22 responden perempuan dan 13 reponden perempuan yang memilih karir sebagai akuntan perusahaan dengan alasan menjadi akuntan perusahaan dapat memperoleh kenaikan gaji secara berkala. Untuk akuntan pendidik terdapat 18 responden yang terdiri dari 13 responden perempuan dan 5 responden laki-laki dengan alasan menjadi akuntan pendidik pekerjaannya lebih mudah dijalani.


(57)

49

Berikut ini tabel menunjukkan jumlah responden berdasarkan jenis kelamin: Tabel 4.2

Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin Pemilihan

Karir Akuntan

Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Akuntan Publik

Akuntan Pemerintah Akuntan Perusahaan Akuntan Pendidik Total

35 7 22 13 77

15 5 13

5 38 Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan S1 Akuntansi yang berasal dari Universitas Lampung, Universitas Bandar Lampung, dan Universitas Malahayati. Responden terdiri dari 77 responden perempuan dan 38 responden laki-laki. Berikut ini tabel menunjukkan penyebaran kuesioner dalam penelitian:


(58)

50

Tabel 4.3

Data Distribusi Sampel Penelitian Asal

Universitas

Kuesioner Persentase Pengembalian Disebar Kembali

Uiversitas Lampung

Universitas Bandar Lampung Universitas Malahayati

50 50 30

50 47 18

100% 94% 60%

Total 130 115 88%

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015

4.2 Statistik Deskriptif

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, dilakukan analisis statistik deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui nilai-nilai variabel dalam penelitian ini. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai maksimum dan minimum. Berikut ini adalah tabel statistik deskriptif yang menerangkan nilai minimum, maksimum, dan mean variabel penelitian:


(59)

51

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

Gaji 115 3 15 10.94 .221 2.367

Pelatihan profesional 115 4 20 14.24 .288 3.091

Pengakuan profesional 115 8 20 14.19 .245 2.629

Nilai social 115 13 30 19.22 .307 3.295

lingkungan kerja 115 15 34 22.13 .357 3.824

pertimbangan pasar kerja 115 4 10 7.23 .155 1.667

Personalitas 115 3 5 3.78 .083 .886

Valid N (listwise) 115

Sumber: Data Primer yang diolah tahun 2015

Tabel diatas menggambarkan deskripsi variabel-variabel dalam penelitian ini secara statistik. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel pertama, gaji memperlihatkan rata-rata sebesar 10,94 yang artinya jawaban responden pada variabel ini rata-rata menjawab setuju, dan nilai skor untuk variabel gaji pada kisaran aktual 3-15 yang artinya jawaban responden paling rendah yaitu tidak setuju dan paling tinggi adalah sangat setuju sekali. Pada variabel kedua, pelatihan professional memperlihatkan bahwa rata-rata sebesar 14,24 yang artinya jawaban responden pada variabel ini rata-rata menjawab setuju dan nilai skor untuk variabel pelatihan professional pada kisaran aktual 4-20 yang artinya jawaban responden paling rendah yaitu tidak setuju dan paling tinggi adalah sangat setuju sekali. Pada variabel ketiga, pengakuan professional


(60)

52

memperlihatkan bahwa rata-rata sebesar 14,19 yang artinya jawaban responden pada variabel ini rata-rata menjawab setuju dan nilai skor untuk variabel pengakuan professional pada kisaran aktual 8-20 yang artinya jawaban responden paling rendah yaitu kurang setuju dan paling tinggi adalah sangat setuju sekali. Pada variabel keempat, nilai sosial memperlihatkan bahwa rata-rata sebesar 19,22 yang artinya jawaban responden pada variabel ini rata-rata menjawab setuju dan nilai skor untuk variabel nilai sosial pada kisaran aktual 13-30 yang artinya jawaban responden paling rendah yaitu kurang setuju dan paling tinggi adalah sangat setuju sekali. Pada variabel kelima, lingkungan kerja memperlihatkan rata-rata sebesar 22,13 yang artinya jawaban responden pada variabel ini rata-rata menjawab setuju dan nilai skor untuk variable lingkungan kerja pada kisaran aktual 15-34 yang artinya jawaban responden paling rendah yaitu kurang setuju dan paling tinggi adalah sangat setuju. Pada variabel keenam, pertimbangan pasar kerja memperlihatkan rata-rata sebesar 7 yang artinya jawaban responden pada variabel ini rata-rata menjawab setuju dan nilai skor untuk variabel pertimbangan pasar kerja pada kisaran aktual 4-10 yang artinya jawaban responden paling rendah yaitu kurang setuju dan paling tinggi adalah sangat setuju sekali. Pada variabel ketujuh, personalitas memperlihatkan rata-rata sebesar 3,78 yang artinya jawaban responden pada variabel ini rata-rata menjawab setuju dan nilai skor variabel personalitas pada kisaran aktual 3-5 yang artinya jawaban responden paling rendah yaitu setuju dan paling tinggi adalah sangat setuju sekali.


(61)

53

4.3 Jenis Karir Responden

Deskripsi responden berdasarkan jenis karir yang diinginkan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.5 Jenis Karir Responden

Jenis Karir Frekuensi Persentase 1. Akuntan Publik

2. Akuntan Pemerintah 3. Akuntan Perusahaan 4. Akuntan Pendidik

50 12 35 18

43,5% 10,4% 30,4% 15,7%

Jumlah 115 100%

Sumber: data primer yang diolat tahun 2015

Dari tabel di atas diketahui bahwa responden dalam penelitian ini yakni mahasiswa S1 akuntansi Universitas Lampung, Universitas Bandar Lampung, Universitas Malahayati, sebagian besar menginginkan karir sebagai akuntan publik, yaitu sebanyak 50 responden atau 43,5%, diikuti berkarir sebagai akuntan perusahaan, sebanyak 35 responden atau 30,4%, sebanyak 12 responden atau 10,4% berkarir sebagai akuntan pemerintah dan yang menginginkan berkarir sebagai akuntan pendidik ada 18 responden atau 15,7%.


(62)

54

4.4 Uji Kualitas Data 4.4.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghazali, 2013). Dalam penelitian ini pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan uji Confirmatory Factor Analysis (CFA), dengan asumsi nilai KMO-MSA > 0,50. Hasil perhitungan uji validitas disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .829

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 1514.000

Df 351

Sig. .000

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015

Dari Tabel 4.6 dapat diperoleh hasil bahwa nilai KMO= 0,829 (>0,50) sehingga dapat dilakukan analisis factor, dan nilai Bartlett tesr dengan Chi-Square 1.514.000 pada signifikan 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa uji analisis faktor dapat dilanjutkan.


(63)

55

4.4.2 Uji Reliabilitas

Uji realibilatas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel atau konstruk dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Ghozali, 2013). Berikut ini hasil perhitungan uji reliabilitas:

Tabel 4.7

Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Alpha

Gaji / Penghargaan Finansial 0,763 Pelatihan Profesional 0,872 Pengakuan Profesional 0,731

Nilai-nilai Sosial 0,772

Lingkungan Kerja 0,730

Pertimbangan Pasar Kerja 0,764

Personalitas 1,000

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien alpha yang lebih besar dari 0,70 sehingga dapat dikatakan semua konsep


(64)

56

pengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.

4.5 Hasil dan Pembahasan

4.5.1 Gaji / Penghargaan Finansial

Hasil uji statistik one way anova menunjukkan nilai signifikansi 0,741 (>0,05) artinya hipotesis nolditerima maka terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karir akuntan ditinjau dari gaji atau penghargaan financial. Dapat dilihat dalam Tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8

Pengujian One Way Anova Variabel Gaji / Penghargaan Finansial

ANOVA Gaji

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 7.128 3 2.376 .418 .741

Within Groups 631.446 111 5.689

Total 638.574 114

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015

Hasil pengujian menujukkan bahwa terdapat perbedaan pandangan mahasiswa terhadap faktor gaji atau penghargaan finansial dalam pemilihan karir akuntan. Penelitian ini menyetujui hasil penelitian Setiyani (2005) dan Widyasari (2010) yang menyatakan bahwa ada perbedaan pandangan diantara mahasiswa dalam pemilihan karir. Tetapi menolak penelitian Astami (2001) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang berkaitan dengan faktor gaji dalam memilih bidang profesinya.


(65)

57

Gaji dianalisis dengan tiga pertanyaan yaitu gaji awal yang tinggi, adanya dana pensiun, dan kenaikan gaji secara berkala. Berdasarkan hasil uji dapat dilihat dalam lampiran Hasil Uji One Way Anova bahwa:

Akuntan publik lebih diminati mahasiswa dengan alasan bahwa mahasiswa menganggap akuntan publik memberikan kenaikan gaji secara berkala, hal ini ditunjukkan dalam lampiran hasil uji hipotesis one way anova pada bagian deskriptif variabel gaji bahwa nilai mean terbesar untuk akuntan publik adalah 3,92. Akan tetapi hal ini tidak sejalan dengan kondisi yang ada, dimana dalam bab sebelumnya disajikan bahwa perkembangan pendapatan akuntan publik di Indonesia tidak selalu mengalami kenaikan, terjadi penurunan pendapatan kantor akuntan publik tahun 2012 ke tahun 2013 yaitu dari pendapatan berjumlah Rp 2.710 milyar menjadi Rp 2.480 milyar (Pusat Pembinaan Profesi Keuangan, Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan, 2015).

Akuntan pemerintah diminati mahasiswa karena mahasiswa menganggap akuntan pemerintah memberikan dana pensiun dan memberikan kenaikan gaji secara berkala hal ini ditunjukkan dalam lampiran hasil uji one way anova pada bagian deskriptif variabel gaji bahwa nilai mean terbesar untuk akuntan pemerintah adalah 3,92. Untuk akuntan perusahaan diminati mahasiswa karena mahasiswa menganggap bahwa akuntan perusahaan mampu memberikan kenaikan gaji secara berkala dapat ditunjukkan dalam lampiran hasil uji one way anova pada bagian deskriptif variabel gaji bahwa nilai mean terbesar untuk akuntan perusahaan adalah 3,80. Mahasiswa berminat menjadi


(66)

58

akuntan pendidik karena mahasiswa menganggap bahwa akuntan pendidik mampu memberikan kenaikan gaji secara berkala dapat ditunjukkan dalam lampiran hasil uji one way anova pada bagian deskriptif variabel gaji bahwa nilai mean terbesar untuk akuntan pendidik adalah 3,94.

Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pandangan mahasiswa dalam pemilihan karir menjadi akuntan publik dan non akuntan publik dari faktor gaji, untuk akuntan publik mahasiswa lebih menginginkan adanya kenaikan gaji secara berkala, dan untuk karir non akuntan publik selain kenaikan gaji secara berkala mahasiswa juga menginginkan adanya dana pensiun.

4.5.2 Pelatihan Profesional

Hasil uji statistik one way anova menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,069 (> 0,05), sehingga hipotesis nol diterima.maka terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi yang dilihat dari keinginan karir akuntan ditinjau dari pelatihan professional. Dapat dilihat dalam Tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9

Pengujian One Way Anova Variabel Pelatihan Profesional

ANOVA PelatihanProfesional

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 67.275 3 22.425 2.436 .069

Within Groups 1021.908 111 9.206

Total 1089.183 114


(67)

59

Untuk pelatihan professional, hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pandangan mahasiswa yang memilih karir akuntan publik dan non akuntan publik. Penelitian ini menyetujui penelitian Setiyani (2005) dan Widyasari (2010) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pandangan mahasiswa dalam pemilihan karir akuntan dilihat dari factor pelatihan professional.

Pelatihan professional dianalisis dengan empat pertanyaan yaitu pelatihan kerja sebelum bekerja, sering mengikuti latihan diluar lembaga utnuk meningkatkan professional, sering mengikuti pelatihan rutin di dalam lembaga, dan memperoleh pengalaman kerja yang bervariasi. Berdasarkan hasil uji dapat dilihat dalam lampiran Hasil Uji One Way Anova bahwa:

Mahasiswa yang memilih akuntan publik menganggap bahwa pelatihan sebelum bekerja itu perlu dan menjadi akuntan publik dapat memperoleh pengalaman kerja yang bervariasi, hal ini ditunjukkan dalam lampiran hasil uji hipotesis one way anova pada bagian deskriptif variabel pelatihan profesional bahwa nilai mean terbesar untuk akuntan publik adalah 3,82.

Mahasiswa yang memilih akuntan pemerintah menganggap bahwa pelatihan sebelum bekerja itu perlu dilakukan, hal ini ditunjukkan dalam lampiran hasil uji hipotesis one way anova pada bagian deskriptif variabel pelatihan profesional bahwa nilai mean terbesar untuk akuntan pemerintah adalah 3,92. Dan untuk mahasiswa yang memilih menjadi akuntan perusahaan


(68)

60

menganggap bahwa pelatian sebelum bekerja perlu dilakukan dan menjadi akuntan perusahaan dapat memperoleh pengalaman yang bervariasi, hal ini ditunjukkan dalam lampiran hasil uji hipotesis one way anova pada bagian deskriptif variabel pelatihan profesional bahwa nilai mean terbesar untuk akuntan perusahaan adalah 3,74. Dan untuk mahasiswa yang memilih menjadi akuntan pendidik beranggapan bahwa akuntan pendidik mampu memberikan pengalaman yang bervariasi, dan untuk menjadi akuntan pendidik mahasiswa menganggap perlu adanya pelatihan sebelum bekerja, serta sering mengikuti latihan diluar lembaga untuk meningkatkan professional, hal ini ditunjukkan dalam lampiran hasil uji hipotesis one way anova pada bagian deskriptif variabel pelatihan profesional bahwa nilai mean terbesar untuk akuntan pendidik adalah 3,22.

Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pandangan mahasiswa dalam pemilihan karir menjadi akuntan publik dan non akuntan publik dari faktor pelatihan professional, mahasiswa yang memilih menjadi akuntan publik menganggap bahwa pelatihan sebelum bekerja itu perlu dan menjadi akuntan publik dapat memperoleh pengalaman kerja yang bervariasi. Sedangkan mahasiswa yang memilih karir non akuntan publik selain hal tersebut diatas, mahasiswa menganggap bahwa sering mengikuti latihan diluar lembaga untuk meningkatkan professional juga perlu.


(69)

61

4.5.3 Pengakuan Profesional

Hasil uji statistik one way anova menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,381 (> 0,05), sehingga hipotesis nol diterima.maka terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi yang dilihat dari keinginan karir akuntan ditinjau dari pengakuan professional. Dapat dilihat dalam tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10

Pengujian One Way Anova Variabel Pengakuan Profesional

ANOVA PengakuanProfesional

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 21.412 3 7.137 1.034 .381

Within Groups 766.379 111 6.904

Total 787.791 114

Sumber: Data yang diolah tahun 2015

Hasil penelitian untuk variabel pengakuan professional menunjukkan terdapat perbedaan pandangan mahasiswa yang memilih karir akuntan publik dan non akuntan publik. Penelitian ini setuju dengan peneletian Setiyani (2005) dan menolak penelitian Widyasari (2010) yang menyatakan terdapat perbedaan panangan mahasiswa dalam memilih karir.

Pengakuan professional dianalisis dengan empat pertanyaan yaitu lebih banyak memberikan kesempatan untuk berkembang, adanya pengakuan bila berprestasi, memerlukan banyak cara untuk naik pangkat, dan memerlukan keahlian tertentu untuk mencapai sukses. Berdasarkan hasil uji dapat dilihat dalam lampiran Hasil Uji One Way Anova bahwa:


(1)

72

pelatihan sebelum bekerja itu perlu dan menjadi akuntan publik dapat memperoleh pengalaman kerja yang bervariasi. Sedangkan mahasiswa yang memilih karir non akuntan publik selain hal tersebut diatas, mahasiswa menganggap bahwa sering mengikuti latihan diluar lembaga untuk meningkatkan professional juga perlu.

3. Terdapat perbedaan pandangan mahasiswa dalam pemilihan karir menjadi akuntan publik dan non akuntan publik dari faktor pengakuan professional, untuk akuntan publik mahasiswa beranggapan bahwa akuntan publik lebih banyak memberikan kesempatan untuk berkembang. Sedangkan untuk non akuntan publik mahasiswa menganggap bahwa karir non akuntan publik lebih ada pengakuan bila berprestasi.

4. Terdapat perbedaan pandangan mahasiswa dalam pemilihan karir menjadi akuntan publik dan non akuntan publik dari faktor nilai-nilai sosial, untuk akuntan publik mahasiswa beranggapan bahwa akuntan publik lebih memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan untuk non akuntan publik selain lebih memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain mahasiswa juga menganggap bahwa karir non akuntan publik lebih memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan social, pekerjaannya lebih bergengsi dibanding karir yang lain, dan memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial.

5. Terdapat perbedaan pandangan mahasiswa dalam pemilihan karir menjadi akuntan public dan non akuntan publik dari faktor lingkungan kerja, untuk akuntan publik mahasiswa beranggapan bahwa pekerjaan menjadi akuntan


(2)

73

publik lebih banyak tantangannya. Sedangakan untuk karir non akuntan publik mahasiswa beranggapan bahwa menjadi non akuntan publik lingkungan kerjanya menyenangkan.

6. Terdapat perbedaan pandangan mahasiswa dalam pemilihan karir menjadi akuntan publik dan non akuntan publik dari faktor pertimbangan pasar kerja. Mahasiswa yang memilih akuntan publik menganggap bahwa akuntan publik lapangan kerja yang ditawarkan mudah diketahui. Sedangkan mahasiswa yang memilih karir non akuntan publik menganggap bahwa keamanan kerjanya lebih terjamin

7. Terdapat perbedaan pandangan mahasiswa dalam pemilihan karir akuntan publik dan non akuntan publik dari faktor personalitas. Mahasiswa yang memilih karir sebagai non akuntan publik lebih mencerminkan personalitasnya secara profesional.

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian hanya menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian, sehingga kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan data yang dikumpulkan melalui kuesioner.

2. Responden yang digunakan hanya mahasiswa S1 Akuntansi dari Universitas Lampung, Universitas Bandar Lampung, dan Universitas Malahayati, sehingga hasil kurang dapat digeneralisasi secara luas.


(3)

74

5.3 Saran Penelitian

Adapun saran yang diberikan untuk penelitian yang akan datang sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dilengkapi data wawancara sebagai instrumen penelitiannya, agar penelitian yang lebih lengkap.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan responden dari universitas yang ada di Lampung baik perguruan tinggi swasta atau negeri yang memiliki jurusan akuntansi, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi secara luas.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan Oleh Kantor Akuntan

Publik). Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Andi, Kiagus, dkk. 2005. Kamus Istilah Akuntansi Keuangan. Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi. Lampung..

Aprilyan, L.A .2011. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi dalam Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik”.Skripsi. Universitas Diponegoro

Astami, Emita Wahyu. 2001. Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Pemilihan Profesi Akuntan Publik dan Nonakuntan Publik bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi, KOMPAK 1, Jan 2001: 57-84

Baswir, Revridson.1998. Akuntansi Pemerintahan Indonesia.Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Ghazali, Imam.2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Edisi 7: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hansen, Don R dan Mowen, Maryanne M. 2012.Akunatnsi Manajerial. Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat..

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE-Yogyakarta.Yogyakarta.


(5)

Kuningsih, R.S. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Niat Mahasiswa Akuntansi dalam Pemilihan Karir menjadi Akuntan Publik. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Nurlan, Andi Besse. 2011. Persepsi Akuntan dan Mahasiswa jurusan Akuntansi terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.Skripsi.Universitas Hasanuddin.Makassar.

Purba, Marisi P. 2015. Profesi Akuntan Publik di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sijabat, Jadongan.2004. “Perbedaan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh dalam

Pemilihan Profesi Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik”.Tesis.

Universitas Diponegoro

Oktavia, Melani. 2005, “Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Pemilihan Karir Bagi Mahasiswa Akuntansi.(Studi Survey Pada Universitas Widyatama Bandung)”.Skripsi. Universitas Widyatama

Rahayu, Sri. 2003. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir. Simposium Nasional Akuntansi VI.

Rasmini, Ni Ketut. 2007, Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Keputusan Pemilihan Profesi Akuntan Publik Dan Nonakuntan Publik Pada Mahasiswa.

Buletin Studi Ekonomi Vol. 12 No.3:351-363

Setiyani, Rediana.2005. “Faktor-Faktor Yang Membedakan Mahasiswa Akuntansi Dalam Memilih Profesi Sebagai Akuntan Publik Dan Non Akuntan Publik. (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi Negri di Pulau Jawa)”.Tesis, Program Studi magister Sains UNDIP


(6)

Sumarna,Agus.2002.Sarjana Akuntansi dan Potensi yang Perlu Digali. Media

Akuntansi 30, Edisi Des. 2002-Jan.2003:17-20

Widyasari, Yuanita. 2010. “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-Faktor Yang Membedakan Pemilihan karir (Studi Pada Universitas Diponegoro dan UNIKA)”. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang

Wicaksono, Eri. 2011. “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-Faktor Yang Membedakan Pemilihan karir Profesi Akuntan”. Skripsi Universitas Diponegoro


Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor – Faktor yang Membedakan Pemilihan Karir (Studi Kasus Pada Universitas Sumatra Utara)

3 61 124

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA DALAM PEMILIHAN KARIR AKUNTAN PUBLIK Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Dalam Karir Akuntan Publik dan Akuntan Non Publik (Studi Perbandingan Pada Universitas Muhammadiyah

0 2 18

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi (Studi Kasus Pada Universitas Sebelas Maret Surakarta).

0 1 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi (Studi Kasus Pada Universitas Sebelas Maret Surakarta).

0 1 16

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Akuntan Pada Mahasiswa Akuntansi Di Surakarta.

0 4 7

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBEDAKAN PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK (Studi Pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

0 1 75

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBEDAKAN PEMILIHAN KARIR DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK ARTIKEL ILMIAH

0 0 23

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBEDAKAN PEMILIHAN KARIR DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK SKRIPSI

0 0 19

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBEDAKAN PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK (Studi Pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)

0 0 15