Permasalahn Perempuan Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Single Parent terhadap Anak dari Perspektif Konseling Feminis di GPM Jemaat Rehoboth Sektor Bethania T2 752014006 BAB IV

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS PERAN PEREMPUAN SINGLE PARENT TERHADAP ANAK DARI PERSPEKTIF KONSELING FEMINIS Dalam bagian ini penulis akan menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan di GPM Jemaat Rehoboth Sektor Bethania. Mengenai peran perempuan single parent terhadap anak dari perspektif konseling feminis. Berikut ini akan dianalisis data-data yang diperoleh :

4.1 Permasalahn Perempuan

Single Parent Terhadap Anak Berdasarkan hasil wawancara penulis akan menganalisis permasalahan perempuan single parent berdasarkan teori pembagian kerja yang tidak secara merata dilakukan oleh single parent terhadap anak. 4.1.1 Permasalahan Produktif Berdasarkan masalah produktif ini, menurut penulis permasalah produktif single parent yakni beban kebutuhan anak yang semakin meningkat, single parent terpaksa harus memaksakan diri untuk bekerja extra demi memenuhi kebutuhan pendidikan anak. Penelitian tersebut jika dilihat dari pandangan Caballo dan Mcloyd, membenarkan bahwa single parent sering terlibat dalam masalah kerugian sosial ekonomi yang lebih besar, mereka lebih cenderung berpenghasilan rendah, lebih banyak menyewa daripada memiliki rumah, menjadi pengangguran dan menderita karena rendah diri. 1 Menurut penulis, baik teori maupun kenyataan di lapangan menjelaskan hal yang sejalan yakni tentang masalah ekonomi single parent . Hal ini dikarenakan budaya yang berkembang dalam masyarakat yang mengkodratkan perempuan yang dekat dengan peran reproduktif dan laki-laki peran produktif. Sehingga jika perempuan yang berstatus single parent permasalahan yang menonjol ialah peran produktif dalam hal pemenuhan kebutuhan anak. Namun, temuan yang berbeda ialah jika dalam teori Caballo dan Mcloyd menjelaskan bahwa perempuan single parent mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, justru pada hasil penelitian di lapangan perempuan tetap berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, sehingga perannya dapat dijalankan sebagai orang tua yang utuh. Perempuan tidak merasa terhalang karena tidak memiliki pekerjaan tetap, karena ia mampu memberdayakan situasi yang ada untuk keberlangsungan kehidupannya. Dari temuan yang berbeda ini, penulis menyimpulkan bahwa teori Caballo dan Mcloyd sesuai dengan hasil penelitian di lapangan. Temuan yang berbeda dengan teori Caballo dan Mcloyd adalah single parent memang mengalami kesulitan. Namun, mereka tetap berjuang dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Walaupun kendala karena tingkat pendidikan yang rendah dan status single parent yang memiliki anak mengakibatkan minimnya lapangan pekerjaan, mereka tetap berusaha bekerja untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Penulis melihat hal tersebut sebagai bentuk 1 Caballo Mcloyd in Nicolette . “Maternal Parenting In Single And Two-Parent Families In South Africa From A Child’s Perspective”.578 ketidakadilan bagi perempuan single parent , dimana perempuan masih di nomor duakan subordinasi dalam masyarakat, sehigga perempuan cenderung bekerja tidak jauh pada ranah domestik. Hal ini nampak jelas dari pekerjaan yang digeluti oleh ketiga responden yakni penjaga toko, penjual makanan, dan pembantu rumah tangga. 4.1.2 Permasalahan Reproduktif Dalam hasil penelitian permasalahan reproduktif yang ditemukan dilapangan menunjukan bahwa Ibu Nyora bukan tidak mau menikah lagi, ia tetap menghargai fungsi dan peran seorang ayah bagi anak. Namun, permasalahannya disebabkan karena ketakutan dan kecemasanya jika ia menikah maka anaknya tidak akan mendapatkan kebahagian dari suami barunya nanti, karena menurutnya ayah tiri dan ayah kandung pasti berbeda dalam menonjolkan kasih sayang terhadap anak. Ketakutan dan kecemasan itulah yang membuatnya memutuskan untuk hidup sendiri membesarkan anak. Penelitian tersebut jika dilihat dalam teori menurut Castros, menemukan bahwa perempuan yang memiliki anak jauh kemungkinannya untuk menikah lagi, dibandingkan pria yang memiliki anak. 2 Hal ini disebabkan karena perempuan lebih memfokuskan sebagaimana menjalani peran ganda, dan juga secara fundamental memiliki beban ganda untuk membesarkan anaknya dan memenuhi segala kebutuhan anak. Ketakutannya jika kebahagiaan anaknya tidak didapatkan dari ayah tiri nanti 2 Shannon Sommer Karyn m. Plumm cheryl . “ Terrance, Perceptions of Younger Single Function of Their Gender and Number of Children”. 89 sehingga perempuan memutuskan untuk hidup sendiri membesarkan anak dan mengorbankan kebutuhan seksualitasnya sendiri. Menurut penulis baik teori maupun penelitian dilapangan menjelaskan hal yang sejalan, di mana kecemasan dan ketakutan single parent akan kebahagiaan anaknya kelak mengorbankan seksualitasnya. Namun, disini perempuan tidak menyadari bahwa hal ini berpengaruh pada peran yang dilakukan dalam keluarga dalam hal pembagian kerja yang tidak merata karena beban ganda yang harus dijalankannya. 4.1.3 Permasalahan Sosial Permasalahan sosial ditemui oleh penulis ketika melakukan observasi. Perilaku masyarakat seakan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jati diri single parent sebagai komponen masyarakat. Faktor ini kian membuka peluang anak membenci ibunya karena sang ibu menjadi trending topic lingkungan. Konflik anak dan ibu kerap dipengaruhi oleh faktor sosial-eksternal. Hurlock mengemukakan masalah sosial yang dialami single parent adalah mereka akan menemukan dirinya tidak ada tempat diantara orang yang memiliki pasangan kecuali mereka diundang untuk bergabung dalam kegiatan sosial yang ada dalam masyarakat. 3 Menurut penulis hal ini akan melemahkan single parent dalam menyeimbangkan perannya dalam masyarakat dan dalam keluarga. Stereotip yang berkembang mengenai single parent dapat membuat mereka tidak dapat secara maksimaal memaknai keseimbangan peran terhadap anak. 3 Hurlock.E. Perkembangan Anak, Jilid 2 edisi ke enam. 29 Untuk itu dalam teori Castells, mengenai Resistance identity atau identitas perlawanan oleh penulis dilihat sebagaimana, perempuan single parent harus melakukan perlawanan terhadap dirinya sendiri dan sosial. 4 Perlawanan terhadap dirinya sendiri adalah bagaimana ia seorang perempuan tunggal harus memilih untuk bekerja demi keberlanjutan kehidupannya dan keluarganya. Sedangkan secara sosial, ia melawan stigma-stigma negatif yang lalu kemudian mencap rendah ia sebagai perempuan yang gagal degan cara mampu memikul peran dan beban ganda dual role and double burden . Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian permasalahan sosial single parent dipengaruh oleh stigma-stigma dalam masyarakat yang memandang perempuan single parent sebagai perempuan yang rendah. Untuk itu dalam teori Castells mendukung perempuan agar menonjolkan identitas perlawanan yakni perlawanan dalam diri sendiri dan sosial, melawan stigma-stigma negative yang berkembang dalam masyarakat. dan menjalankan perannya sebagai single parent dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian dan teori maka bahwa dua sudut pandang organik pembagian kerja dan mekanik kesamaan nilai dan norma harus dipadukan sehingga ada sebuah pembagian kerja secara internal dalam keluarga dan eksternal gereja dan masyarakat. Penulis menyadari, perempuan single parent secara personal merupakan sentra pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan seorang pengasuh bagi anak, tetapi ia juga seorang yang memiliki jaringan sosial social network karena ia seorang yang 4 Manuel Castells. The Power of Identity. 121 hidup dalam masyarakat atau hidup secara sosial. Dengan demikian, pembagian kerja secara esensial tidak mungkin dapat dijalankan secara personal. 4.1.4 Permasalahan Psikologis Perempuan Dalam hasil penelitian permasalahan psikologis perempuan dilihat dari tiga aspek yakni, dalam diri sendiri, keluarga dan lingkungan. Ketiga hal tersebut yang membuat perempuan single parent merasa tertindas, sehingga berdampak pada perilaku yang ia tonjolkan dalam masyarakat dan dalam keluarga terhadap anak. Dalam teorinya Dwiyani, menanggapi bahwa pandangan masyarakat mengenai single parent memang akan membawa dampak dalam kondisi kejiwaan dari single parent . Banyak single parent yang merasa takut dicemooh, takut dijauhi, atau takut digoda. Selain itu ia mengatakan single parent termasuk anak-anak sering harus menghadapi masalah stigma, kekerasan, dan pandangan masyarakat berdasarkan mitos, treotipe, prasangka dan pandangan masyarakat mengenai keadaan yang mereka alami. Kadang-kadang sindiran yang ditujukan kepada mereka, terutama kepada anak- anak sering meninggalkan efek bawah sadar. 5 Berdasarkan hasil penelitian dan teori penulis mendapati bahwa perempuan single parent dalam menjalankan perannya sering mengganggap bahwa dirinya mampu untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa menjadi single parent bukan berarti ia gagal. Namun, sebaliknya single parent mau membuktikan bahwa ia mampu dalam menjalankan peran tersebut walaupun ia seorang diri. Hal ini yang 5 Dwiyani. Jika Aku harus Mengasuh Anakku sendiri. 75 mengakibatkan single parent enggan meminta bantuan kepada orang lain ketika mengalami kesulitan. Dalam teori penulis melihat Single parent sebagai habitus dilihat pada dua cara pandang yang berbeda akibat kebiasaan. Bourdieu melihat bahwa, habitus yang berbeda memberikan pengaruh pada pandangan mereka akan ruang sosial arena. 6 Single parent yang sedari dulu hidup di desa memiliki kecenderungan bersosialisasi baik dan hidup dalam kerukunan karena mereka memiliki solidaritas secara mekanik atau hidup sebagai masyarakat komunitarianisme. Sedangkan single parent yang hidup sedari dulu di kota memiliki kesejangan interaksi secara sosial akibat menganut paham kosmpolitanisme atau berada pada solidaritas organik berdasarkan pembagian kerja. 4.1.5 Permasalahan Psikologis Anak Permasalahn psikologis anak dalam hasil penelitian disebabkan karena tidak adanya pembagian kerja yang seimbang. Sehingga berdampak pada peran pengasuhan yang diterapkan single parent dalam mendidik anak. Peran yang diterapkan dalam keluarga yang bersifat Permisif dan otoriter. Kedua peran ini berdampak pada kepribadian anak mereka. Hal ini berkaitan dengan pandangan Bigner yang menemukan bahwa single parent lebih senang menghukum anak dan memiliki perilaku otoriter terhadap anak, akibat dan kecemasan yang dialaminya. 7 6 Bourdieu Pierre. The Field of Cultural Productions : Essays on art and Literature. 75 7 Bigner in Nicolette. “Maternal Parenting In Single And Two-Parent Families In South Africa From A Child’s Perspective”.578 Menurut penulis hasil penelitian dan teori memiliki kesamaan, sebab ketakutan dan kecemasan single parent akan pertumbuhan dan kepribadian anaknya kelak nanti memicu single parent cenderung bersifat permisif dan otoriter agar anaknya kelak bertumbuh menjadi anak yang berkepribadian baik. Hal tersebut membuat anak menjadi korban dari kecemasan dan ketakutan. Sehingga single parent cenderung bersikap protektif terhadap anak. Menurut penulis, perempuan cenderung mengandalkan kemampuan dirinya sendiri untuk membuktikan bahwa mereka mampu menanggung bebannya sendiri dan membesarkan anak sendiri. Perempuan tidak menyadari bahwa ia membutuhkan orang lain untuk membantunya menjalankan peran ganda tersebut. Hal inilah yang membuat perempuan mengalami kesulitan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menurut penulis peran yang diterapkan responden bersifat permisif dan otoriter terhadap anaknya disebabkan pada keempat permasalahan diatas yakni permasalahan produktif, reproduktif, sosial dan permasalahan psikologis perempuan. Hal inilah yang mengakibatkan permasalahan psikologis anak, karena perempuan mengandalkan kemampuannya sendiri untuk mengurus anak seorang diri tanpa melibatkan komunitas yang ada di sekitarnya. Perempuan tidak menyadari bahwa ketika ia memilih untuk menjadi single parent maka resiko psikologis anaknya akan bermasalah, jika ia hanya mengandalkan kemampuannya sendiri dan mengabaikan komunitas yang ada disekitarnya. Untuk itu perempuan harus menyadari bahwa jika dalam keluarga tidak medukungnya dalam menjalankan perannya sebagai single parent , maka ia membutuhkan komunitas untuk menunjang perannya tersebut.

4.2 Peran Perempuan

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan Rentenir dari Perspektif Konseling Feminis T2 752014024 BAB IV

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Single Parent terhadap Anak dari Perspektif Konseling Feminis di GPM Jemaat Rehoboth Sektor Bethania

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Single Parent terhadap Anak dari Perspektif Konseling Feminis di GPM Jemaat Rehoboth Sektor Bethania T2 752014006 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Single Parent terhadap Anak dari Perspektif Konseling Feminis di GPM Jemaat Rehoboth Sektor Bethania T2 752014006 BAB II

0 0 29

T2 752014006 BAB III

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Single Parent terhadap Anak dari Perspektif Konseling Feminis di GPM Jemaat Rehoboth Sektor Bethania T2 752014006 BAB V

0 0 6

T2 752014006 Daftar Pustaka

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perempuan Paska Perceraian di GPM Jemaat Kategorial Lanud Pattimura dari Perspektif Konseling Feminis T1 752014014 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perempuan Paska Perceraian di GPM Jemaat Kategorial Lanud Pattimura dari Perspektif Konseling Feminis T1 752014014 BAB IV

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perempuan Paska Perceraian di GPM Jemaat Kategorial Lanud Pattimura dari Perspektif Konseling Feminis

0 4 11