Gambar 4. Flowchart cara kerja cluster scheduling pada  Load Balancibg
Gambar  4  Menggambarkan  tentang  cara  kerja  Cluster  Schedulling pada Load Balancing . Di awal script system akan menampilkan jam pada
user  seperti  yang  ditunjukkan  di  kotak  pertama  kemudian  system mengecek  apakah  jam  pada  user  dan  system  sufah  menunjukkan  jam
06:00:00  atau  belum  jika  sudah  system  akan  menjalankan  server  pada mode Load Balancing setelah itu system akan kembali menunjukkan jam
sampai  pada  kondisi  kedua  yaitu  jam  18:00:00.  Jika  jam  pada  user  dan system sudah menunjuk angka yang sama pada jam tersebut  system akan
mematikan  mode  Load  Balancing  dan  menjalankan  mode  High Availability dan proses dinyatakan telah selesai.
3.3
Simulation Prototyping
Dalam  perancangan  sebuah  jaringan,  dibutuhkan  sebuah  software khusus di bidang jaringan untuk membuat simulasi dari topologi jaringan
yang  akan  dibuat.  Hal  ini  digunakan  untuk  melihat  design  dari  jaringan yang  akan  dibangun  dan  sebagai  bahan  presentasi.  Tetapi  dalam
penerapannya,  tools  yang  digunakan  dalam  membuat  simulasi  dari topologi jaringan menggunakan Packet tracer dari Cisco
3.4 Implementation
Selanjutnya  tahap  implementasi  akan  diterapkan  semua  yang  telah direncanakan dan didesign sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan
yang  sangat  menentukan  berhasil  atau  gagalnya  perancangan  yang dibangun.  Analisis  ini  meliputi  instalisasi  linux  ubuntu  server  beserta
konfigurasinya,  pembuatan  clusterserver,  Pengujian  ClusterServer, Pembuatan  shell  script  untuk  cluster  schedulling,  dan  pengujian  kinerja
cluster server dengan menggunakan cluster schedulling.
Instalisasi Linux ubuntu server dan konfigurasi server
Pembuatan  cluster  server  ini  menggunakan  sistem  operasi ubuntu server 12.04 32 bit yang merupakan salah satu dari distro
linux. Sistem operasi ini di install pada ketiga komputer yang akan dijadikan  server.  Pembuatan  server  ini  tidak  hanya  meliputi
instalasi server akan tetapi juga meliputi konfigurasi jaringan dari ketiga  server  sehingga  dapat  diakses  dengan  komputer  client
melalui  Local  Area  Network.  Pembuatan  jaringan  ini  meliputi konfigurasi  IP  address  dari  tiap
–  tiap  server,  netmask,  dan pemberian hostname DNS disetiap server
Pembuatan Cluster Server
Pembuatan  cluster  server  ditujukan  kepada    3  buah  server. Instalasi cluster dilakukan melalui console linux ubuntu dari tiap
– tiap server. Pada server 1 dan server 2 difungsikan sebagai server
high  avaibility,  sedangkan  untuk  server  3  difungsikan  sebagai server  load  balance.  Hubungan  antara  server  1  dan  server  2
adalah  master  dan  slave,  yang  dikarenakan  menggunakan  tehnik clusterfailover  yang  nantinya  dapat  saling  berinteraksi  antara
server 1 dan server 2 untuk dapat saling mem-backup kinerja dari sistem server. Dan untuk server 3 berfungsi sebagai penyeimbang
beban pada saat terjadi kepadatan pada jaringan.
Pengujian Cluster Server
Pengujian cluster meliputi pengujian kinerja dari tiap – tiap
cluster  server  yang  telah  dibuat  pada  jaringan  dan  menelaah  jika terjadi  kesalahan  didalam  konfigurasi  cluster.  Pengujian  ini  juga
meliputi  pengalihan  sistem  ketika  server  master  mengalami kegagalan  sistem  failure  atau  pun  saat  server  sedang  down  dan
performa  dari  sistem  server  dengan  membandingkan  optimasi yang terjadi setelah cluster dibuat.
Pembuatan Shell Script Cluster Schedulling
Pembuatan  shell  script  yang  akan  difungsikan  sebagai cluster  schedulling  ditujukan  kepada    2  buah  node  yaitu  pada
server 1 yang bertindak sebagai master high avaibility dan server 3  yang  bertugas  sebagai  load  balance.  Pembuatan  shell  script
dilakukan  melalui  console  linux.  Perintah  shell  script  dibuat berdasarkan  kondisi  dimana  jika  beban  jaringan  server  terlalu
berat, maka akan menukar service yang semula dari high avaibility menjadi load balance.
Pengujian Kinerja Cluster Schedulling
Pengujian cluster meliputi simulasi jaringan menggunakan aplikasi  siege  yang  terinstal  pada  client  dan  aplikasi  nload  yang
terinstal pada server. Siege adalah aplikasi untuk mensimulasikan banyaknya  user  yang  akan  membebani  satu  jaringan  server,
sedangkan nload adalah aplikasi yang digunakan untuk mengukur kecepatan  bandwith.  Pengujian  ini  digunakan  untuk  memastikan
apakah  shell  script  yang  dibuat  telah  berfungsi  dengan  baik  dan keseluruhan  server  telah  mampu  bekerja  sesuai  dengan  tujuan
semula.  Pengujian  ini  juga  dilakukan  untuk  mengukur  tingkat performa tiap-tiap server dalam menangani bandwith jaringan.
3.5 Monitoring
Tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting agar jaringan dan  komunikasi  dapat  berjalan  sesuai  dengan  keinginan  dan  tujuan  awal
pada tahap awal analisa, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring. Pada tahapan  ini  dilakukan  beberapa  percobaan  untuk  memastikan  perangkat
yang  digunakan  bekerja  dengan  baik.  Percobaan  yang  dilakukan  antara lain memastikan semua komponen server terhubung dengan baik terhadap
client sehingga dapat di akses oleh user, dan cara yang dilakukan dengan melakukan  ping  dari  komputer  client  ke  server  1  maupun  server  2.
Memastikan  pula  seluruh  service  cluster  dapat  bekerja  dengan  baik sehingga  saat  pengujian  berlangsung  segala  macam    kesalahan  yang
terjadi dapat diminimalisir.
3.6 Management
Pada  tahapan  manajemen  ini  salah  satu  yang  menjadi  perhatian khusus  adalah  masalah    policykebijakan.  Kebijakan  ini  dibuat
bedasarkan  dari  hasil  uji  coba  yang  dilakukan  pada  cluster  schedulling. Cluster schedulling yang dibuat menggunakan shell script dan dirancang
secara manual, ini dilakukan untuk menghindari terjadinya error ataupun kesalahan  yang  diakibatkan  servis  yang  bentrok  pada  saat  perpindahan
fungsi
cluster berlangsung.
Sehingga admin
berperan dalam
menghidupkan  ataupun  mematikan  fungsi  shell  script  yang  dibutuhkan, serta  melakukan  pengawasan  setiap  konektivitas  yang  terjadi  pada  tiap
cluster server yang aktif. Perbaikan shell script juga diperlukan agar lebih efisien digunakan, sehingga nantinya cluster schedulling dapat beroperasi
secara otomatis tanpa campur tangan admin.
4. Hasil Dan Pembahasan
Setelah  tahapan  perancangan  sistem,  maka  selanjutnya  adalah implementasi  sistem  yang  dibangun.  Pada  perancangan  sistem  ini  meliputi
beberapa  tahap  antara  lain  instalisasi  linux  ubuntu  server  beserta konfigurasinya,
pembuatan clusterserver,
Pengujian ClusterServer,
Pembuatan  shell  script  untuk  cluster  schedulling,  dan  pengujian  kinerja cluster server dengan menggunakan cluster schedulling.
Tahap  awal  dengan  menginstal  Linux  ubuntu  server  dan mengkonfigurasinya.  Pembuatan  cluster  server  ini  menggunakan  sistem
operasi ubuntu server 12.04 32 bit. Sistem operasi ini di install pada ketiga komputer  yang  akan  dijadikan  server.  Pembuatan  server  ini  tidak  hanya
meliputi  instalasi  server  akan  tetapi  juga  meliputi  konfigurasi  jaringan  dari ketiga  server  sehingga  dapat  diakses  dengan  komputer  client  melalui  Local
Area  Network  sesuai  dengan  topology  jaringan.  Pembuatan  jaringan  ini meliputi  konfigurasi  IP  address  dari  tiap
–  tiap  server,  netmask,    dan pemberian hostname DNS disetiap server
Tahap  pembuatan  cluster  server  ditujukan  kepada    3  buah  server node. Instalasi cluster dilakukan melalui console linux ubuntu dari tiap
– tiap node.  Pada  node  1  dan  node  2  difungsikan  sebagai  server  high  avaibility,
sedangkan untuk node 3 difungsikan sebagai server load balance. Hubungan antara  node  1  dan  node  2  adalah  master  dan  slave,  yang  dikarenakan
menggunakan  tehnik  cluster  failover  yang  nantinya  dapat  saling  berinteraksi antara node 1 dan node 2 untuk dapat saling mem-backup kinerja dari sistem
server.  Dan  untuk  node  3  berfungsi  sebagai  penyeimbang  beban  pada  saat terjadi kepadatan pada jaringan.
Pembuatan  cluster high  avaibility dimulai dengan menginstal  aplikasi heartbeat  pada  node  1  dan  node  2.  Tahap  berikut  dengan  mengkonfigurasi
tiga  file  berupa  ha.cf,  haresources  dan  authkeys  yang  terdapat  pada  direktori etcha.d  di  kedua  node.  Kemudian  melakukan  pendeklarasian  DNS  hosts  di
node 1 dan 2 agar tiap-tiap node yang terhubung mampu mengenali hostname di  setiap  node.  File  ini  berisi  keterangan  tentang  beberapa  node  yang  akan
dipakai oleh service heartbeat.[11]
Pembuatan  cluster  load  balance  dimulai  dengan  menginstal  aplikasi haproxy  pada  node  3.  Setelah  itu,  dilakukan  pengkonfigurasian  pada  file
etchaproxyhaproxy.cfg.  dan  file  etcdefaulthaproxy.  [8]  Tahap  terakhir dengan membuat virtual ip public pada tiap-tiap node agar kedua server high
avaibility  dan  load  balance  dapat  diakses  oleh  user  dan  tidak  bentrok  saat memberikan  servis  secara  bergantian  dengan  menghidupkan  dan  mematikan
virtual ip yang dijadikan sebagai alamat public.
Pengujian cluster high avaibility dilakukan dengan cara simulasi kegagalan yang terjadi  pada  server  utama  dengan  cara  mematikan  servis  heartbeat  pada  server
master  agar  server  slave  mampu  melakukan  backup  resources.  Kemudian menghidupkan  kembali  servis  pada  server  master  untuk  melihat  apakah  server
utama dapat mengambil resources kembali.