4.1 Perbandingan Server Sebelum Menggunakan
Cluster Scheduling.
Pada server yang belum di cluster ada beberapa masalah yang ditemukan seperti:
1. Server yang tidak terjadwalkan dalam artian penggunaan server belum
sesuai dengan penggunaan. 2.
Belum adanya penjadwalan otomatis yang dalam artian belum bisa menschedule server untuk berpindah dari satu server ke server lain
Dari masalah itu dibuatlah penjadwalan server yang bersifat untuk menjadwal server secara berkala yang sudah ditentukan oleh pembatasan
waktu.
4.2 Perbandingan Server Sesudah Menggunakan
Cluster Scheduling.
Pada server yang sudah di cluster masalah yang ada pada cserver yang belum di cluster pun dapat teratasi seperti:
1. Server sudah terjadwal sehingga penggunaan serverbisa lebih optimal.
2. Sudah adanya penjadwalan otomatis sehingga server bias berpindah
sesuai schedule yang sudah dibuat dalam sheelscript. Sehingga masalah server pun terselesaikan denan adanya penjadwalan
server. Untuk lebih jelasnya akan ditampilkan dalam grafik performa antara
single server dan cluster server pada gambar 9 seperti berikut:
Gambar 9
Perbandingan kinerja antara single server dengan cluster lewat client
Beban Perbandingan
Single Server Clustering
30 User Transaction
3165 Hit 3437 Hit
Transfer Rate 53,14 sec
58,23 sec
Gambar 10
Grafik kinerja antara single server dengan server cluster
Dari hasil tabel 2 maupun gambar 7 dapat dilihat bahwa jumlah
transfer rate maupun jumlah transaction dari client yang menggunakan clustering terlihat lebih banyak. Dari jumlah transaction yang dihasilkan pada
single server hanya mendapatkan 3165 Hit dibandingkan server dengan menggunakan cluster yang mendapatkan jumlah 3437 Hit dalam kasus
penanganan 30 user. Dilihat dari jumlah transfer rate yang didapat dari client menghasilkan jumlah 53,14 sec dari single user dan 58,23 sec dari server
yang menggunakan clustering.
Hal ini disebabkan kerja server cluster menggunakan jalur dua komputer sekaligus saat menangani request dari client. Jadi jumlah hit yang
dihasilkan lebih banyak karena alur data yang masuk melalui 2 server sebagai penyeimbang beban dibandingkan dengan single server yang hanya bekerja
secara sendiri.
5. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil skripsi yang membahas tentang Analisis Network Traffic menggunakan teknik cluster schedulling berdasarkan
kebutuhan waktu ini, dengan menggunakan cluster schedulling dapat menukar dua fungsi cluster pada saat digunakan dalam penanganan kondisi tertentu.
Penggunaan Cluster load balance mampu menyeimbangkan beban dari server dan penggunaan failover pada server mampu menjaga kestabilan server.
Dengan menggunakan Shell Script yang diterapkan pada cluster schedulling, penukaran dua fungsi cluster dapat dilakukan secara otomatis tanpa harus
mengetikkan perintah-perintah secara manual.
Kinerja server yang fleksibel, dengan menggunakan fungsi 2 cluster sekaligus telah dibuktikan dengan pengujian kinerja cluster high avaibility
dan load balance yang dapat berfungsi secara bergantian dalam menangani jaringan. Serta cluster schedulling yang mampu mengatasi beban jaringan
yang berlebihan pada satu server dengan membagi beban ke banyak server sehingga kerja server lebih ringan. Diharapkan nantinya penelitian ini dapat
diterapkan pada perusahaan dengan pengguna jaringan komputer yang padat.
3000 3100
3200 3300
3400 3500
30 User Single user
Clustering 50
52 54
56 58
60
30 User Single User
Clustering