ANALISIS KEUNTUNGAN DAN RISIKO USAHATANI TEMBAKAU VIRGINIA DI DESA SIDODADI KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN
ABSTRACT
THE PROFIT AND RISK ANALYSES OF VIRGINIA TOBACCO FARMING IN SIDODADI VILLAGE WAY LIMA DISTRICT
PESAWARAN REGENCY by
Prajanti Anuka Dewi
This research is aimed at investigating: (1) the profit of virginia tobacco farming (2) the risk level of virginia tobacco farming. The research was conducted in Sidodadi village, Way Lima District. 30 virginia tobacco farmers were as respondents. The research method applied was a survey method. The results showed that: (1) profit from the total cost virginia tobacco farming was Rp. 19,484,200,58 and R/C of 1.45on the total cost, it shows that farming is profitable because the total revenue is greater than the total cost (2) the results of the risk analysis showed that the respondents CV value ≤ 0,5 and the value of L ≥ 0. This is showed that the farmers in Way Lima district Pesawaran Regency has a low risk. The result from the analyses showed, there is a relationship between the profit and the risk.
(2)
ABSTRAK
ANALISIS KEUNTUNGAN DAN RISIKO USAHATANI TEMBAKAU VIRGINIA DI DESA SIDODADI KECAMATAN WAY LIMA
KABUPATEN PESAWARAN Oleh
Prajanti Anuka Dewi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Keuntungan usahatani tembakau virginia di Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran (2) Tingkat risiko usahatani tembakau virginia di Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran. Penelitian dilakukan di Desa Sidodadi, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran. Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: (1) Keuntungan atas biaya total usahatani tembakau virginia sebesar Rp. 19.484.200,58 dengan R/C atas biaya total sebesar 1,45, artinya bahwa usahatani ini menguntungkan karena total penerimaan lebih besar dari total pengeluaran. (2) Hasil analisis risiko petani responden diperoleh hasil bahwa nilai CV ≤0,5 dan nilai L ≥ 0. Hal ini menunjukkan bahwa petani responden di
Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran terhindar dari risiko. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keuntungan dan risiko yang diterima petani.
(3)
ANALISIS KEUNTUNGAN DAN RISIKO USAHATANI TEMBAKAU VIRGINIA DI DESA SIDODADI KECAMATAN
WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN
Oleh
PRAJANTI ANUKA DEWI Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2014
(4)
ANALISIS KEUNTUNGAN DAN RISIKO USAHATANI TEMBAKAU VIRGINIA DI DESA SIDODADI KECAMATAN
WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN
SKRIPSI
PRAJANTI ANUKA DEWI
JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2014
(5)
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
1. Kerangka pemikiran analisis keuntungan dan risiko usahatani
tembakau virginia di Desa Sidodadi Kecamatan Way Lima ...28 2. Pola tanam usahatani tembakau oleh petani responden di Kecamatan
Way Lima...….... ... 53 3. Fluktuasi produksi tembakau per hektar selama empat musim tanam
terakhir ...58 4. Fluktuasi harga yang diterima petani tembakau selama lima musim
tanam terakhir... 59 5. Fluktuasi keuntungan yang diterima petani tembakau selama empat
musim tanam terakhir ...
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... ii
DAFTAR GAMBAR ... iii
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan Penelitian ... 6
C. Kegunaan Penelitian... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka ... 7
1. Tinjauan Agronomi Tembakau ... 7
2. Budidaya Tembakau ... 11
3. Usahatani ... ... 14
4. Teori Pendapatan Usahatani ... 15
5. Teori Risiko Usahatatani ... .. 18
6. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24
B. Kerangka Pemikiran ... 27
III.METODE PENELITIAN ... 28
A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional ... 28
B. Lokasi, Responden, dan Waktu Penelitian ... 31
C. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data ... 32
D. Metode Analisis Data ... 32
1. Analisis Usahatani Tembakau ... 32
(7)
IV.GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ... 38
A. Kabupaten Pesawaran ... 38
B. Keadaan Umum Daerah Penelitian ... 39
1. Lokasi Penelitian .. ... 39
2. Demografi Daerah Penelitian... 41
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Karakteristik Petani Responden ... 44
1. Umur Petani Responden ... 44
2. Pendidikan Petani Responden ... 45
3. Pengalaman Petani Responden dalam Menjalankan Usahatani Tembakau Virginia ... 46
4. Jumlah Tanggungan Keluarga... 46
5. Kepemilikan dan Luas Lahan yang di Usahakan Petani ... 47
B. Penggunaan Sarana Produksi ... 48
1. Penggunaan Benih ... 48
2. Penggunaan Pupuk ... 48
3. Penggunaan Pestisida ... 50
4. Penggunaan Tenaga Kerja... 50
5. Penggunaan Peralatan ... 52
6. Produksi .... ... 53
C. Keragaan Usahatani Tembakau ... 53
1. Pola Tanam Tembakau ... 53
2. Jarak Tanam Tembakau ... 55
D. Analisis Pendapatan Usahatani Tembakau... 55
E. Analisis Risiko Usahatani Tembakau Virginia... 58
F. Keuntungan dan Risiko Usahatani Tembakau Virginia... 71
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 73
A. Kesimpulan ... 73
B. Saran... ... 74 DAFTAR PUSTAKA
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data perkembangan luas areal dan produksi tembakau Provinsi
Lampung tahun 2008-2012 ...2 2. Target areal dan produksi, serta realisasi tanaman tembakau tahun
2013 di Kabupaten Pesawaran...…....
3 3. Luas lahan berdasarkan jenis komoditi pertanian yang diusahakan ...41 4. Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan di Desa Sidodadi,
tahun 2010 ... 42 5. Distribusi petani responden menurut golongan umur... 45 6. Sebaran petani responden berdasarkan tingkat pendidikan ...46 7 Sebaran petani responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga.. 47 8. Sebaran petani responden berdasarkan luas lahan ... 48 9 Penggunaan bibit oleh petani responden per usahatani dan per
hektar di Kecamatan Way Lima pada musim tanam tahun 2011 ...49 10. Rata-rata penggunaan pupuk per ha oleh petani responden ...50 11. Rata-rata penggunaan tenaga kerja petani tembakau responden per
usahatani dan per hektar di Kecamatan Way Lima Kabupaten
Pesawaran, tahun 2013... 51 12. Rata-rata nilai penyusutan peralatan untuk usahatani tembakau per
tahun di Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran, tahun 2011.. 52 13. Rata-rata produksi tembakau di Kecamatan Way Lima Desa
Sidodadi... 53 15. Rata-rata penerimaan, biaya, pendapatan, dan R/C usahatani
tembakau virginiaper usahatani dan 1 hektar untuk tahun 2011 atau mt-2 di Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran ...58
(9)
16. Hasil analisis risiko usahatani tembakau virginia di Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran...
63
17 Hasil analisis risiko dan keuntungan per musim tanam... 70
18. Identitas responden usatani tembakau di kecamatan way lima kabupaten Pesawaran ...79
19. Biaya penyusutan alat ...80
20. Rata-rata penggunaan tenaga kerja per usahatani ...84
21. Pemakaian sarana produksi per usahatani... 87
22. Total biaya usahatani tembakau ...89
23. Pendapatan usahatani tembakau Di Kecamatan Way Lima ...90
24. Penerimaan usahatani tembakau Di Kecamatan Way Lima ...91
25. Pendapatan per usahatani ...92
26. Risiko per usahatani ...93
27. Produksi per hektar ...95
28. Risiko per hektar ...96
(10)
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaiakan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian.
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan partisipasi berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada :
1. Bapak Dr.Ir.Muhammad Irfan Affandi, M. Si., selaku pembimbing pertama yang telah meluangkan waktu memberi saran, nasihat, dan petunjuk selama penulis melakukan penelitian sampai tersusunnya skripsi ini.
2. Ibu Helvi Yanfika S.P, M.E.P., selaku pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu memberi saran, nasihat, dan petunjuk selama penulis melakukan penelitian sampai tersusunnya skripsi ini.
3. Ibu Dr.Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.S., selaku ketua jurusan dan pembahas yang telah memberikan masukan dan perbaikan kepada penulis agar dapat menyelesaikan penelitian ini.
4. Ibu Ir. Begem Viantimala, M.Si., selaku pembimbing akademis atas bimbingannya selama penulis menjadi mahasiswa di Fakultas Pertanian Universitas Lampung
(11)
5. Seluruh staf pengajar yang telah mendidik penulis selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Pertanian Unila.
6. Mama dan papa, suami, anak dan adik-adikku tersayang dan keluarga baruku yang telah ikut andil dalam dukungan moril dan materil serta doa agar penulis dapat menyelesaikan pendidikan.
7. Bude, pakde, sepupuku dan tante serta om atas dukungan, doa dan partisipasinya untuk menjaga anakku.
8. Teman-teman seperjuanganku: Tri Naftalisari dan Made Indra Murdani terima kasih atas kritik, bantuan dan semangat agar penulis tetap menyelesaikan pendidikan.
“Tuhan tidak akan meninggalkan kita setelah membawa kita sejauh ini”.
9. Teman-teman Agribisnis 2009: Reny Mardiana,S.P., Desty Rizana, S.P., Citra Dara A,S.P., Putri Annur, Monica, Yanti, Dea Amanda, Maya, Mita, terima kasih teman-teman untuk bantuannya selama ini, mudah-mudahan Allah memberikan kalian amalan yang setimpal
10.Seluruh teman-teman SMA dan POLINELA yang telah memberikan semangatnya agar saya terus melanjutkan pendidikan S1.
11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih seluruhnya. Penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka dan penulis
menghaturkan maaf sedalam-dalamnya kepada semua pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, November 2014
(12)
i ;'i 5"Jr
ti
i .,-' I ":l i1,'i.1:itii : i. t."i r:::,:1 !ffi
ii,oli:i.;+i .: i -r:::: r:lr ,;l i
r i i:;'ja:,:.}1l
r"i
i,,j
.i
H
td
,.. j
I
ir ,"I {.1 t-: .ii.:...ja.rt:iii . rr:r.:..: .;i..iJ iJi:.ia.:.j lt;j
.titj?i:ri ,..,
.-,irli::r r,,.
.,,'i ii,'jil; ,n ,
,,:ij i,1r 11. ;
'.-ii r-.iir': ,\,' it
.':|j j.,i,t i
.. ,!., ji. ,-,t,. t.'.., . "
ji
i ''i ii ,.ali r.:;: t- i.-!-.. i-": i1i i r.r: :i,;lr.
i iiri',r
i ihiri.,
i..l i,i i 1,., ,..1., f ,ii !^r'i, i',Iiii
t ;,jtiIi.:i'.ir.;
, . ,lr iiri i. t'i "i i'i i ::
; .,+"r'.;3 i
:i. :i',1 j"i
i. i::,;* iv::lji'i "i
1 . j.:u,iji l:lj i.i itii::i
':-l ii;::: . '. :., :"'li
_- .. ii:
: - ::l !
-1:r':i
i'
="1ir
ii-$*i,l=ii'l
g+**'
Sil;,
rrr;1'. 11;.r, r.,,, I r.: ,r- I,"-,';,,,ii,,.f
i:tl'li
;
;:.,;U;l;
;1;5:iliii;,
;=-;
;1f
1;;'
1;
::.i i.. j:tilfiii i'ii":'1-r
I r,'g;';-r -. -'r'l:
ji.l: l--: l-;' " ...,, t::i"i i,, l.j, 1 .i:' :'i:r" ri': i " i': i .;
:i, !.ir,'lrtiii:r:':t., ,r.iLi i J'.:'.;; j ii ii'ii I i^.
f,.i i; l,.i ii, i" i io ::
:,tfu
ii ;,: i..l. : :lt, ti,... r,,,.;:1r...
r,:' ,..Gi:.j
;r*,,1_*:ftfffiffiI11,
i.i;:::i.iirj,i l ii.,:i i,.i:: iii:;i
l
,-rffi
l'il";..]l;;l.l,,;",ufii-,il;
i :,i :..i,,iriliri":i.'ir': i ;1't;tt
t;
r;XI;;
|i:{;I;
,rii.IG,
.,
ii.i: :*,ir.l':ii': i jl i!'ii';; i'j jili jl
Fi::-.'ff;i2i;
ir;;1..;
;3
l":;jii,
:;.
;,;:,
i#ii
;
,,r$tti'-:-,,,...t "i'll' """I'iii)
j":i1ji"'
; ;;"' ' -ri'"i ''"',.''
*f:,t; i,.;''..;.',;,:,. r. .t''., ; 1:ri..;ii. r :, r :,0
11,..- ..1'i, ii :,;
lAi.-' r-'":7 ,ffi-rt.{tiit$ttffi
. : * r
. :: r.", L i i,' ;:, r iii+ i: i: * i,,,,',,, i.; ;iil i ::*
li
l;
;";ff
,.11;;;;$i;'"io*
'*i'iu
,o'nl-.,i.iii:"*-;
Tffi;,';:.'"'
:.;;".;i';'i''*'
i'tut"'.'i
t.,'i, t"-i:."-t''
- . i, i! ,i i.'i:
I'lri vi::f,l;:,i-ii:l.l:i i iiiir.r't "-.r., i:.i..1, ; "_. _.,,r_r"r'; i._;':n;,i;iil:;.;i..i-i : s;,,,,,
:iri*i1'.r,r_,, i.i.:rr:;i:.:i ii,:.., I ,r:,iili:'i'il"i..
,-ri.,i ., ..-.-. .. , , .y, 1::. ;...r...i.,:,?: iiai., j , ,' , ;i,ii.-.::'.r :,.,rir:::
:i i..iir::i.:i::l;jil;i Iini: r j*"-",",",r"
,
t lr.it.l.., .ig, i.:...*'r'.,r0..: irriu..Ii'1.:r::l;::,:
rUg*h'5in*.!I$i,;tttt:.'."I,llLll.,ilir:'il:'l',
", i i;i,.ti;:.i ji,i:1:
:,,,.
riti:;l:',.,--t#ilffi
2#r,iis.r.i',;,
";",..,.,i'ri
l :",'''',
;,,,i ;.1';i"' "'r
ir,'::j j.l
i
;::::::'i:
IIr',*,'r+tl
''t:",;niiii;':ii
r'*iiii:iiiiiir
i-;+'*i';'r.;i:;',:....,.,,,,;"i-
+vp.:{y.'...f',:i'fri;;;;;;I;i
,i, !it:r:.i ii''':J'"'''. _ .'. -'''' i,':tirt,.}l:r.,.' r';li
-<''r-
i,,i,it i,ll I .i'r,rili i ;: ir'i ; I r1,
(13)
Persembahan
Kupersembahkan karya ini dengan segala kerendahan dan
ketulusan hati kepada Papa dan mama (telapak kaki surgaku),
Kalau ada balasan untuk setiap perbuatan baik yang
kulakukan saat ini semuanya untuk mama papa dulu, terima
kasih Ma..Pa..
Kemudian kupersembahkan pula karya ini teruntuk teman
hidupku yang dengan sabarnya menerima segala baik dan
burukku. Terakhir, teruntuk anakku tersayang yang telah
menjadi pelipur lara disaat duka.
(14)
<,.' r -,-.
rrir :r.,i! ir
':,-': tr,
"
',:' i r.l f.t l .., :-. . .
qi-r..,
:,}-....
-'.,,'.:,..;
*a ',., t' . - "; i.:1
...i :' : r.-l::i :: :: . . ,-,1: i..i...., ,.1.i i ,.lri i:.: .'jii! 1.., 'f; i.ji.j i:.1
,..:i i,ii.;i
,.1 i .i ..r ...
'-'r i.-.:.: ii:.
',:,...
.i.,,.. .'i1.1''r-.
'":1,. r ''
.'il.ji.]
' ,il.' ;:,: ,'.ij;,r:1
:'.,1ri 'i.: tti
,
I.il ii
'.'iX.-.
-::::',-l
,'.i:t.t.,, -l
:,ii:a I _.:,.
-,, ! i |:.1
: ,' ,, . 'i'l
'..,','}i:,.. 'i l,
Ji
:,..:.
:,1': ,:
i';i:
r ''.i i.:;
i !,. i..r, , 'ti a _'t:
'i, i r '..:
|,,r.::
iri: ,,
i':i il -l i,.; ,-.
.ir1 ..l,ilii_..:
i, ,:,j | ,t.r: -::. 1 i
j'r,- ' ' '
i r::: I j:ir;iil:'i l
,'.r, i.r:,iiiii':ri i j: -,,: j i.,::,-1. r.--i
r' .at , i:,::::i"'Li ... . ,.:llll.:t i l.ri' : ,: 'r': i ,,- ,.1.::. .' t,.':"i :r'
;ffi$;ii:i
r:j ,r'" I i:r'l'..r1i::; ;
irir,,_1 l.;'.,,:" "'
,' ';.: i ::1,:i.i:!:ii..i
. .., i .r i;t:-li; '
,j::r l.:i i -i'1.:'i,. ,. j . - I ,:..i;,ilri.t
i..; i _i.',i.ii' i' ,,,. i.';.'-.': l:
.! :- ,r..1 : : ,i._:!1.' . :..'. i ..!:,!i ..
.,:1,;';', i.-,li,llrl1"" i '' . ". ,. J. i! iii,:; I
j;.r. ::: ....i" ,: ': :..i
. i : _r ir iii4l' '
: ii
li j.i
! ii
'r if
:, l,'
,r-i
Xf'
lii i 1j'
iiJ
i I'i
:.-t, i
r t,'
lilr i il
i'j i:i ,'.: :l:,. ';ti.;.i r-,. i::: r',.i1:
ffi
.i"i.,-l i"i.-i :' .. ,..,i;,.,
. -' ,,, .. 1lt i,1ii t,'
!ll
't:
lF
:,;1.)i ,',.i iil.ii'.'
,'r,,ti
,.-, ,t .i
il1' ,'
!l'ii';
, .,.1 :
'/t:.-':
:- li'-l
|flq
1'.
"
:t:::. ] :,
,i il''r . 1..: . .'
i,j.t 1',:
:iii"'l
i:.'.1 I .' ,11
l;1 i'I
t
; ,1.1'''i''.'j '""-, ;i r,.1 ,i.,jiiii..,: i l
.-i rt:..1r ., :,.,.,''',1rlj,,.il,l;.,. ]
Affdisnia,
t,,:'\.,.'' ,..,;i - . --ir..ii-;r': i ' ..::i"' f. I ! I fJi'.'r1.1.:''\'-'
\:l
,Lrl,.,|'...tf[
1,i"-"'tz1 .;I;
t8902.'1O0i
, .,.. i, iii.:i: :i':,1'..t ''
i....-.ir ., ... .. 1.
i i,,.,rt1"'".., .l:
: i: :1.i1'"ii.-i:'i1'; .. 'll li: ,,.,. l|:I'.:,-:: ," ,,,,i..,ir.i
._.. I , . ,,, ,, !:.,',. ,iii,t : : ' l-i_',ti' - ,:
.L:: l , . ... i. :1t,'.r: : I'ir:
' ' '"'t-.ti1r.,i'11 i: i.i::i:;r:i:t - .... ii
' 1.,, , .i.: l: ; rri.r'i i, _ : :: . . . ,,i,', il :l l: '
.Llj.-t-j : .r-ii.,i"i :'l-.;r'+'"''
: ri,,.,.,. .' tt I :i:;'i';' i']r'1;,.;r.111
,.r.,it.,,,,,,,,t,1- i''iiijii'i'::i;i' li''i' r'
a ,,,,., ,,,',tt.' 1 ':'lji'J' -L-r ': I ii:'
, .. t : ,.
,,,2;'6666'JU
i n r::.:.,i: j it.,,,,.,:t., , ,,.,,.,.,-r.. ,,,, .,',i i:i:'.'i ,.1. , ,' .' . . ";'.',
''
r:l't, : i:r'r:.
.,;:..: . '':ti:::'i'41 1t::;
1. r;:li-::.
..
-
't,', j,,'']}lF.4,T: jr. . ... . t I '
":.: 'r 'i':j :'rl i [:ir
':...-,'..,,,.,j;::. I:.:.: :' 'r-.
:'1r"' :'
I)r.
Ir.'
F6tfr$Adi
,n;:;:,H{P'lffi
I ,,. r'='
t'"t''; : :'' ii' ':', i
,::.: I iiri:i ..n,t,1, t ...ti ::';;:""'''; '"'1
" "'.';;
. .,... :..!....r. i.j;,jt.ii.!..:,:.i,ii., j: ..
i.. i,t.; ,..,: I
... . ...
i'l,i lrr,,,.,t- i : j'r; i;':j.: i:i;:i; l' i' ::;: ; ,"t1 ,. 't
-" t : i'
r' . ,-- : ,:' rii.;: . ., ,,;.;,.,, ,.. .-i'rL:'.':i'';-", i'.'l
,, .. . . "-i11,:t i 1;1-j:, - r' i :,...: r .i.r i:.
-. tlti;i ij,ri":
|, ., , ,'.'.' ':: i'j';i.r't''il:"':1"' ;
"'.;'-'
, ;, , .tt- i"ii'riiii'i:''.i'j'-r:i fi',1' . i ,...,;',1,t.': l:'., : "-.' ..: .,:.1.j i,,:i
;ll
jj.: i':j' /, .^.
..-ii
;iii ,:lr,.;
t::1'.,,...,
",. . :,..1,',j; i::, I .'.. .. .. ii':,',. ..,.
,;i,'.'5::.:'
.:::: : ".t. ,, .,
1..: j iil:.1
i:l i'j ,l . ..
" ' -i,i l.
...]...,..,.i
i'r':--l::ii ":'.i ...,
i'if j 1
;:.: i.l:,
iiii
ii-:'r
i.,;,. ri l'r_, il.: i , i:, jlr
L.,: f:.
;::i.:',i f.- l_.,.:
i: . 1.1:'.t ,.,,. rj,
;,,,,,;, i::; i;t:
iili
i..'i:
:-:. 1.::
i..: ii: i 'ii;:i i..ii'rj irj,
-'.,i'l i,,lrir',.r :1,..'- |i::jij;:, i,ji.ri I, ii,iii.'ii
:',ja:,i r.: il,it i.ri.:
r'.;1",i 1-l1i,iiia1.
i.r': j 1i.,. .'j ;'1i:, I iir,i:',;';;
I -..: :
i',jil "
-'-i",ii.i: i iiiiilij'i.:
jii.:: i ji',:r,,.,,: i iii.i, i.,: ;',,i ji,,'i..
i',ji;i 1;ir;1r,t,q
1'.;r.,, l.: j';i i.i;':
t',.ri.:i i.i it,l j iri:
r:i-:l
{.ii";i':.i'i-: ,i .- : i..r i ., i'
i.';,-l':;i;; i 11,.;i:,r';i
i"ii;r i.iit,;1';111
i,lii i iit,lir,'i',
iii:i r.j;',iiir'i: lt, al i::;; I
j:, ,ir i.li i i
:',.i l-.1::,i r
l. ri i..t ; t
t'.:i.i:'l. I
i..,i il:,; , :i, i .' _ii i
). .j ll:: : i.,ill:ii: :t. at 1: ;; i
i.ri )-' : :
,.,1:
it ,:it
ir:
i.:.
,:, 1
..:i i
:r ll ,-,:.
7-F E---EF
(15)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Tembakau merupakan salah satu komoditas ekspor, produksi tembakau selain dihasilkan oleh perkebunan besar juga dihasilkan oleh perkebunan-perkebunan rakyat yang menjalin kerja sama dengan perusahaan rokok yang membutuhkan tembakau sebagai bahan dasar dalam pembuatan rokok. Pengembangan produksi tembakau di samping ditujukan untuk memenuhi kebutuhan ekspor juga untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, terutama industri-industri rokok. Sebagian besar hasil perkebunan-perkebunan rakyat ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan industri-industri rokok dalam negeri karena besarnya permintaan produk hasil olahan tembakau (Dhanang, 2012). Tembakau merupakan jenis tanaman yang sangat dikenal di kalangan masyarakat Indonesia. Tanaman ini tersebar di seluruh Nusantara dan mempunyai kegunaan yang sangat banyak terutama untuk bahan baku pembuatan rokok. Selain itu tembakau juga dimanfaatkan orang sebagai kunyahan (Jawa : susur), terutama di kalangan ibu-ibu di pedesaan (Cahyono, 1998).
Meningkatnya jumlah kebutuhan tembakau mendorong perusahaan besar untuk melakukan perluasan kebun penanaman tembakau, salah satu daerah yang mencakup perluasan kebun tembakau adalah Provinsi Lampung. Provinsi
(16)
Lampung memiliki beberapa daerah yang menjadi kebun tembakau rakyat, yaitu : Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Way kanan dan Kabupaten Pesawaran. Perkembangan kebun tembakau di daerah Lampung dapat dikatakan cukup baik karena adanya peningkatan jumlah luas areal dan produksi tembakau, data perkembangan luas areal dan produksi tembakau per Provinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Data perkembangan luas areal dan produksi tembakau Provinsi Lampung tahun 2008 – 2012
Kabupaten Luas Areal (ha) Produksi (ton)
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 Lampung
Timur 308 405 408 565 453 270 614 693 904 771
Lampung
Selatan 64 62 65 53 100 30 29 110 90 170
Lampung
Tengah 402 312 320 210 113 360 453 544 315 170
Lampung
Utara 19 20 35 106 190 7 7 59 138- 286
Way Kanan 9 6 8 - - 5 3 13 - -
Tanggamus 220 120 130 63 35 100 174 221 95 53
Pringsewu - 100 110 72 72 - 130 187 108 108
Pesawarn 70 75 75 63 77 40 43 127 95 116
Metro - - 12 19 54 - - 21 28 61
Lampung
Barat - - 9 19 73 - - 15 30 124
Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, 2014
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa perkembangan luas areal dan produksi kebun tembakau di Provinsi Lampung pada tiap kabupaten sangat fluktuatif. Luas areal dan hasil produksi berbeda pada tiap kabupaten dipengaruhi oleh berbagai faktor lama proses menanam, keadaan alam (curah hujan). Lamanya proses menanam sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan petani karena selama
(17)
3
melakukan proses usahatani para petani menemukan masalah dan pemecahan masalah pertanian yang dihadapi sehingga petani yang lebih dahulu menanam mempunyai ilmu yang lebih banyak daripada petani yang baru memulia.
Penyebab faktor kedua adalah curah hujan, curah hujan dan cuaca yang berubah-ubah sangat mempengaruhi hasil yang akan dicapai petani karena pada dasarnya tanaman memang sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca dan curah hujan.
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa luas areal dan produksi terbanyak tanaman tembakau Provinsi Lampung dimiliki oleh Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Tengah. Daerah tersebut merupakan pelopor terdahulu kegiatan penanaman tembakau di Provinsi Lampung kemudian daerah Pesawaran berada diperingkat ke lima sebagai daerah penghasil tanaman tembakau di Provinsi lampung. Kegiatan perkebunan tembakau virginia berkembang baik dan salah satu bukti perkembangannya adalah harga tembakau yang cukup tinggi, berdasarkan informasi terakhir yang diperoleh harga tembakau virginia bisa mencapai Rp 34.000 per kg. Petani tembakau saat ini mampu menghasilkan produksi rata-rata mencapai 3.164 ton per hektar per musim, dengan hasil tersebut, petani akan mendapat pendapatan bersih sekitar Rp 20.000.000 per ha. Pendapatan bersih tersebut sudah dikurangi biaya lain termasuk angsuran
pinjaman, bahkan ada petani yang bisa mendapat hasil Rp 30.000.000-Rp 60.000.000 per ha (Dedi, 2012).
Potensi tanaman tembakau sebagai bahan baku untuk pembuatan rokok tersebut dimanfaatkan pemerintah Kabupaten Pesawaran untuk meningkatkan
(18)
tembakau virginia. Berikut merupakan target areal dan produksi, serta realisasi tanaman tembakau tahun 2013 di Kabupaten Pesawaran disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Target areal dan produksi, serta realisasi tanaman tembakau di Kabupaten
Pesawaran di Kabupaten Pesawaran tahun 2013 Kabupaten/Kecamatan
Pesawaran
Target luas areal (ha)
Real Jumlah areal (ha) petani (kk) 80,53
1. Kec. Way Lima 27,00 30,00 2. Kec. Negeri Katon
3. Kec. Gedong Tataan
19,50 16,00 8,25 6,00
Jumlah 54,75 52,00
Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Provinsi Lampung, 2014
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa target yang diharapkan untuk menanam tembakau di Kabupaten Pesawaran seluas 80,53 ha, luas areal tersebut dibagi untuk tiga kecamatan. Kecamatan Way Lima merupakan yang paling luas real areal tanamnya. Kecamatan Way Lima merupakan kecamatan pelopor penanam tembakau pada Kabupaten Pesawaran dengan memiliki luas 27,00 ha dengan jumlah petani terbanyak dibandingkan dengan kecamatan lain yaitu 30 orang petani. Kecamatan Negeri Katon luas areal yang dicapai untuk menanam tembakau adalah 19,50 ha dengan jumlah petani 16 orang, dan kecamatan yang baru saja ikut menanam tembakau di Kabupaten Pesawaran adalah Kecamatan Gedong Tataan dengan luas areal sebesar 8,25 ha dengan jumlah petani 6 orang. Jika dijumlahkan, maka luas areal yang ditanami tembakau adalah sebanyak 54,75 ha dan jumlah seluruh petani yang ada di Kabupaten Pesawaran adalah 52 orang. Berbagai faktor penghambat proses produksi usahatani tembakau menjadi salah satu penyebab menurunnya minat petani dalam menjalankan usahatani tembakau.
(19)
5
Risiko kegagalan yang akan diterima sama besarnya dengan keuntungan yang akan mereka dapatkan pada usahatani tembakau ini, karena salah satu faktor penyebab kegagalan adalah faktor kondisi alam yang saat ini berubah-ubah. Berdasarkan besarnya keuntungan yang didapatkan petani dan risiko usahatani yang cukup besar, maka penulis tertarik untuk menganalisis besarnya keuntungan petani tembakau dan berapa besar risiko yang akan ditanggung oleh petani sebagai akibat dari pengambilan keputusan. Secara rinci, permasalahan dalam usahatani tembakau di Kecamatan Way Lima dapat dirumuskan sebagai berikut:
(1) Apakah usahatani tembakau virginia di Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran menguntungkan ?
(2) Bagaimana tingkat risiko usahatani tembakau di Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran ?
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisis keuntungan usahatani tembakau virginia di Kecamatan Way
Lima Kabupaten Pesawaran.
2) Menganalisis tingkat risiko usahatani tembakau virginia di Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran.
C. Kegunaan Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan berguna bagi:
1) Petani sebagai bahan masukan dalam pengelolaan usahatani tembakau virginia.
(20)
2) Dinas atau instansi terkait sebagai bahan informasi dalam merumuskan kebijakan sebagai usaha peningkatan produksi dan pengembangan usahatani tembakau virginia.
3) Peneliti lainya sebagai bahan pertimbangan dan informasi untuk penelitian sejenis.
(21)
7
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1) Tinjauan Agronomi Tembakau
Tembakau Virginia Virginia Orinoco, berasal dari Amerika Serikat. Tembakau Virginia mempunyai daun yang berwarna kekuning-kuningan. Bentuk daunnya genjang (rhomboidal) sampai jorong (elliptical), tetapi kadang-kadang bulat telur
(ovalis). Ujung daunnya lancip sampai meruncing, setiap batang biasanya
memiliki jumlah daun sekitar 20-30 helai yang tidak bertangkai dan tertancap pada batangnya dengan posisi tegak membentuk sudut 45˚.
Tanaman tembakau merupakan tanaman berakar tunggang yang dapat menembus tanah kedalaman 50-75 cm, sedangkan akar serabutnya menyebar kesamping. Tanaman tembakau juga memiliki bulu-bulu akar. Perakaran akan berkembang baik jika tanahnya gembur, mudah menyerap air dan subur. Tanaman tembakau memiliki bentuk batang agak bulat, agak lunak tetapi kuat, makin ke ujung makin kecil. Pada setiap ruas batang selain ditumbuhi daun, juga ditumbuhi tunas ketiak daun berdiameter batang sekitar 5 cm. Menurut Prabowo (2007), klasifikasi tembakau dan ciri-ciri umum tembakau adalah sebagai berikut:
(22)
a. Klasifikasi Ilmiah
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Nicotiana
Spesies : Nicotiana tabacum L.
b. Suhu Udara
Suhu optimal yang dikehendaki tembakau adalah 27° C atau berkisar antara 22°C-33° C. Tanaman tembakau yang ditanam pada suhu di bawah batas minimum atau di atas batas suhu maksimal akan terganggu pertumbuhannya. Jika suhu udara tinggi, maka daya evapotranspirasi (evaporasi dan transpirasi) akan meningkat, sehingga memerlukan penaungan khusus untuk menurunkan suhu, dengan cara sprying engine pump. Jika suhu sampai di bawah 0°C tanaman tembakau tidak akan menghasilkan bahkan tanaman akan mati. Sebaliknya, suhu yang terlalu panas juga akan berpengaruh negatif (Matnawi, 1997).
c. Kelembaban
Keadaan angin tidak begitu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, tetapi dalam pemilihan lokasi usahatani tanaman tembakau sebaiknya juga
diperhitungkan. Angin kencang yang sering melanda lokasi tanaman tembakau dapat merusak tanaman (tanaman roboh). Di samping itu, angin kencang yang datang secara terus-menerus dapat mempercepat proses penguapan air tanah sehingga tanah cepat mengering dan mengeras. Keadaan tanah yang kering dan padat, menyebabkan kandungan udara (oksigen) dalam tanah berkurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan tanaman dan organisme tanah (Cahyono, 1998).
(23)
9
Kelembaban udara baik untuk diketahui guna memperhitungkan saat-saat merajalelanya perkembangan cendawan. Kelembaban berpengaruh pula pada lamanya pertumbuhan tanaman. Kelembaban udara yang baik berkisar antara 62%-85% (Matnawi, 1997). Keadaan curah hujan biasanya berbeda-beda pada berbagai ketinggian tempat sehingga dapat dihasilkan berbagai jenis tembakau. Untuk tembakau dataran rendah sangat baik apabila ditanam di daerah dengan curah hujan rata-rata 2.000 mm per tahun, sedangkan tembakau dataran tinggi sangat baik bila ditanam di daerah dengan curah hujan rata-rata 1.500-3.500 mm per tahun (Cahyono, 1998).
d. Bentuk daun
Daun tembakau virginia yang telah diolah secara flue-curing menghasilkan krosok berwarna kuning keemasan hingga kuning jingga, aromanya sangat berbeda dengan jenis tembakau lainnya, memiliki kandungan gula atau karbohidrat tinggi sehingga terasa manis. Untuk pembuatan rokok sigaret putih, bagian daun tengah atau madya merupakan daun yang paling baik digunakan (Makfoeld, 1994). Tanaman tembakau yang telah dewasa dapat menghasilkan daun sebanyak 30 helai atau lebih, minimum 20 helai, tergantung pada varietasnya. Pembagian daun menurut posisi dan jumlah daun pada batang untuk tembakau berdaun sedikit adalah sebagai berikut: daun bawah (lugs) berjumlah 5-7 helai terdiri atas daun tanah berjumlah 2-3 helai, dan daun kaki berjumlah 3-4 helai; daun madya
(cutters) berjumlah 6-8 helai terdiri atas daun madya pertama berjumlah 3-4 helai,
dan daun madya atas berjumlah 3-4 helai; dan daun pucuk (leaf) berjumlah 4-5 helai.
(24)
Pembagian daun pada varietas virginia, dengan jumlah daun banyak adalah sebagai berikut; daun bawah 3-7 helai yang terdiri atas daun tanah berjumlah 3 helai dan daun kaki berjumlah 3-4 helai; daun madya 12-15 helai yang terdiri atas daun madya pertama berjumlah 4-5 helai, daun madya tengah berjumlah 4-5 helai, dan daun madya atas berjumlah 4-5 helai; daun atas berjumlah 6-8 helai yang terdiri atas daun atas berjumlah 3-4 helai dan daun pucuk berjumlah 3-4 helai. e. Syarat Tumbuh
Tanaman tembakau memerlukan penyinaran cahaya matahari sepanjang hari. Oleh karena itu, lokasi untuk tanaman tembakau sebaiknya dipilih di tempat yang terbuka dan waktu tanam disesuaikan dengan waktu tanam (tidak banyak hujan) (Cahyono, 1998).
f. Keadaan tanah
Tembakau tumbuh dalam berbagai tipe tanah mulai dari tanah pasiran sampai tanah lempung berpasir, tanah lempungan, liat hitam. Tanah tembakau tersebut memiliki perbedaan yang luas pada produktivitas alaminya terutama pada
kesuburan tanah dan tingkat pengelolaan yang dibutuhkan. Sifat tanah merupakan faktor yang menentukan dalam pilihan tipe kualitas krosok yang dihasilkan. Disamping itu, tanah memainkan peranan dalam keputusan mutu dan nilai komersial produk tembakau. Pada kondisi terbuka, ditanah bertekstur ringan (pasiran), perakaran tembakau dapat mencapai kedalaman 120cm untuk
mendapatkan air dan hara pada lapisan tanah terdalam. Dalam pertumbuhan daun tembakau mencapai maksimum terdapat tiga kunci utama yang harus dipenuhi yaitu kecukupan penyediaan hara tanaman, oksigen dan air.
(25)
11
g. Pengairan
Kecukupan air dapat mengakibatkan tembakau lebih tipis, terang, lebih rendah kadar nikotin dan total alkaloid dan nitrogennya tetapi kadar gula lebih tinggi. Jika diolah menjadi krosok atau rajangan nampak lebih cerah. Daun atas jika kekurangan air pada daerah-daerah tertentu akan berwarna kelabu yang tidak disukai konsumen. Demikian juga daun-daun bawah sering nampak terlihat terbakar pada iklim kering, jumlahnya dapat ditekan jika lahan mendapat pengairan yang cukup. Daun yang mempunyai kandungan air lebih dari 80% saat-saat pemberian air dan jumah air yang diberikan dalam kaitan dengan pertumbuhan menuju pembentukan mutu optimal.
Pengairan dengan air sungai harus dilakukan dengan hati-hati karena air sungai membawa berbagai macam penyakit akar dan pangkal batang. Jika untuk
keperluan penanaman pada guludan, belum ada tanaman tembakau pengairannya dapat dilakukan sampai penuh atau setinggi guludan. Jika telah ada tanamannya, maka pengairan hanya boleh dilakukan setengah guludan saja dan tidak boleh menggenangi tanaman tembakau. Hal ini untuk menghindari infeksi berbagai penyakit pada akar dan pangkal batang tanaman tembakau.
2) Budidaya Tembakau
a. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dilaksanakan dengan menggunakan alat pertanian berupa hand
Tractor minimal 2 x pembajakan untuk mempersiapkan media terbaik bagi
(26)
b. Penanaman dan pemupukan
Empat puluh lima hari s/d lima puluh hari (45 s/d 50) setelah benih ditabur, bibit ditanam pada tanah guludan di lahan yang telah dipilih dengan luasan yang sesuai dan perlu diketahui sebelum penanaman bibit perlu diadakan pemangkasan, agar tidak terjadi stagnasi. Pada tahapan penanaman ini dilakukan pemupukan I dengan memperhatikan jenis dan dosis serta cara pemupukan. Adapun pupuk yang digunakan NPK (Fertila) dengan dosis 10 gr/batang. Pemupukan ke II dengan umur tanaman 21 hari dilakukan Pemupukan dengan NPK (KNO3) dengan dosis 5 gr/batang.
c. Pembubunan dan pengairan
Pembumbunan adalah proses yang dilakukan untuk tanah tetap gembur, sebagai persiapan media tumbuh yang baik bagi tanaman tembakau dan
sekaligus untuk membersihkan tanaman pengganggu (Gulma). Adapun sistem irigasi (Pengairan) yang tepat sangat penting dalam menjamin kualitas dan tingkat produktifitas tembakau virginia.
d. Punggel dan wiwil
Punggel dan wiwil/suli dilakukan untuk memastikan penggunaan bahan gizi tanaman dalam proses pengembangan daun tembakau untuk mendapatkan jumlah daun, berat daun dan kualitas tinggi yang akan memberikan hasil maksimal bagi petani. Dalam pelaksanaan wiwilan sangat penting sekali karena akan berpengaruh terhadap ketebalan daun/berat daun.
(27)
13
e. Pengendalian hama dan penyakit terpadu
Pengendalian hama terpadu dilaksanakan sesuai kondisi tanaman yang ada dengan memprioritaskan penggunaan bio pestisida dengan pengawasan secara berkala, terhadap residu pestisida baik pada tanaman tembakau virginia. Adapaun penggunaan pestisida dan bahan kimia bisa digunakan (Dancis, Furadan) tergantung serangan hama yang ada.
f. Panen
Pemanenan adalah suatu tahapan yang sangat penting diperhatikan dalam mendapatkan kualitas panenan yang tinggi. Adapun yang harus diperhatikan sebagai berikut :
- Kematangan daun
- Keseragaman daun dalam proses penanaman - Penanganan daun hasil panenan
Sebagian besar dari varietas tembakau dipanen berdasarkan tingkat kematangan daunnya dilakukan mulai dari daun bawah sampai daun atas dengan pemetikan 2 sampai 3 daun pada setiap tanaman dengan interval satu minggu hingga daun tanaman habis.
g. Pascapanen
Tembakau virginia dijual dalam wujud kering oven atau pengomprongan
(Curing). Curing merupakan proses biologis yaitu melepaskan kadar air dari
daun tembakau basah yang dipanen dalam keadaan hidup. Selama ini di beberapa petani ada yang berpendapat bahwa curing adalah proses pengeringan tembakau
(28)
saja. Tidak menyadari bahwa sel-sel di dalam daun tersebut masih tetap hidup setelah dipanen
3) Teori Usahatani
Tujuan dari kebijaksanaan pertanian adalah untuk memajukan pertanian,
mengusahakan agar pertanian menjadi produktif, meningkatkan efisiensi produksi, pendapatan petani yang lebih tinggi, dan lebih meratakan kesejahteraan.
Usahatani merupakan suatu tempat dimana seorang atau sekumpulan orang berusaha mengelola unsur-unsur produksi seperti alam, tenaga kerja, dan manajemen yang ditujukan untuk memperoleh produksi di bidang pertanian. Petani dalam usahatani bertindak sebagai pekerja, dan sebagai penanam modal. (Mubyarto, 1989)
Menurut Soekartawi (1995), ilmu usaha tani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki dengan sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila
pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input). Apabila harga output dikalikan maka akan membentuk
penerimaan dan input dikalikan harga input akan menjadi biaya produksi. Usahatani yang baik adalah usahatani yang bersifat efisien dan mempunyai produktivitas yang tinggi dan bersifat terus-menerus. Mubyarto (1989),
(29)
15
menyatakan bahwa produktivitas dan produksi pertanian yang lebih tinggi dapat dicapai melalui dua cara, yaitu:
(1) Perbaikan alokasi sumberdaya yang dimiliki petani termasuk dalam penggunaan lahan, tenaga kerja, serta rendahnya produktivitas akan
menentukan pendapatan yang diperoleh petani dimana pada tingkat biaya dan harga produk yang sama, maka pendapatan akan lebih tinggi bila
produktivitas lebih tinggi.
(2) Memperkenalkan sumberdaya baru dalam bentuk modal dan teknologi. Teknologi dapat berupa perubahan cuaca, jenis tanaman, serta sarana lainya yang dapat digunakan dalam proses produksi. Suatu teknologi baru dapat diterima petani jika mampu memberikan keuntungan yang berarti, dan dengan penerapan teknologi akan terjadi peningkatan pendapatan. Penerapan teknologi yang dianjurkan petani adalah sesuai dengan rekomendasi dari Dinas Pertanian, dengan penerapan teknologi pertanian secara efektif dan efisien sesuai anjuran, maka diharapkan akan memberikan hasil produksi yang meningkat.
4) Teori Pendapatan Usahatani
Keberhasilan usahatani dalam bidang pertanian akhirnya akan dinilai dari
besarnya pendapatan usahatani yang diperoleh dari kegiatan tersebut. Pendapatan ini merupakan selisih dari penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan.
Penerimaan merupakan uang yang diterima dari penjualan produk usahataninya, sedangkan pengeluaran atau biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu: biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Biaya tetap
(30)
umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan.
Ada dua pengertian mengenai pendapatan usahatani menurut Hernanto (1993). Pertama, pendapatan kotor yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam usahataninya selama satu tahun yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan atau pertukaran hasil produksi yang dinilai dalam rupiah, berdasarkan harga per satuan berat pada saat pemungutan hasil. Selanjutnya, pendapatan bersih yaitu sebagian dari pendapatan kotor yang telah dikurangi dengan biaya produksi selama proses produksi.
Besarnya keuntungan yang diperoleh petani dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Soekartawi (1995), besarnya keuntungan secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
π = Y.Py -
n l i
Xi.Pxi - BTT Keterangan :
π = keuntungan
Xi = faktor produksi ke i Pxi = harga faktor produksi ke i Y = produksi
Py = harga produksi BTT = biaya tetap total
Ada beberapa bentuk analisis cabang usaha yang sering digunakan untuk mengetahui sejauh mana cabang usahatani telah berhasil, yaitu:
(31)
17
a) Analisis biaya per satuan unit (unit cost of production), analisis ini digunakan untuk menghitung harga pokok satuan produksi.
b) Analisis imbangan penerimaan dan biaya (return and cost ratio) atau R/C rasio
yang secara matematis dirumuskan sebagai berikut,: R/C = PT/BT
Keterangan:
PT = penerimaan total BT = biaya tetap total
Analisis ini digunakan untuk menguji keuntungan atau keberhasilan suatu cabang usahatani, dengan kriteria:
(1) Jika R/C > 1, maka usahatani yang dilakukan menguntungkan karena penerimaan lebih besar dari biaya total.
(2) Jika R/C <1, maka usahatani yang dihasilkan tidak menguntungkan karena penerimaan kurang dari biaya total.
(3) Jika R/C = 1, maka usahatani yang dihasilkan tidak untung dan tidak rugi (titik impas) karena penerimaan sama dengan biaya total.
c) Analisis keuntungan cabang usaha (enterprise net income), analisis ini digunakan untuk menguji keuntungan atau keberhasilan suatu cabang usahatani.
d) Analisis imbangan manfaat dan tambahan biaya (benefit cost ratio) atau B/C rasio. Pada penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis keuntungan cabang usaha.
(32)
5) Teori Risiko Usahatani
Menurut Webster’s Third news International Dictionary (1963) dalam Soekartawi (1993), istilah risiko/risk dimaksudkan kepada terjadinya kemungkinan merugi yang peluang kejadiannya telah diketahui terlebih dahulu, sedangkan uncertianty
atau ketidakpastian adalah sesuatu yang tidak dapat diramalkan sebelumnya dan karenanya peluang terjadinya merugi belum diketahui sebelumnya. Suatu situasi dikatakan berisiko apabila sesuatu yang dihadapi mirip dengan apa yang pernah terjadi pada masa lalu dan informasi tentang outcome pilihan-pilihan tindakan yang diambil dimasa lalu dapat digunakan dalam pembentukan fungsi kepekatan peluang untuk outcome pilihan tindakan saat ini.
Risiko dalam Pappas dan Hirschey (1995) didefinsikan sebagai “adu
keberuntungan” atau bahaya; kondisi terbuka terhadap bahaya; dan dalam bisnis sebagai kemungkinan kerugian. Risiko merujuk pada kemungkinan bahwa satu kejadian tertentu yang tidak menguntungkan akan muncul. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan hasil yang tidak diinginkan, semakin besar kemungkinan permunculan suatu hasil yang tidak diinginkan semakin berisiko keputusan tersebut. Risiko dalam produksi pertanian menurut Soekartawi, et al (1985), diakibatkan oleh adanya ketergantungan aktivitas pertanian pada alam, dimana pengaruh buruk alam telah banyak mempengaruhi total hasil pertanian.
Menurut Kadarsan (1995), risiko dan ketidakpastian menjabarkan suatu keadaan yang memungkinkan adanya berbagai macam hasil usaha atau berbagai macam akibat dari usaha-usaha tertentu. Perbedaannya adalah bahwa risiko menjabarkan keadaan yang hasil dan akibatnya mengikuti suatu penjabaran kemungkinan yang
(33)
19
diketahui, sedangkan ketidakpastian menunjukan keadaaan yang hasil dan akibatnya tidak bisa diketahui.
Macam risiko dan ketidakpastian dibidang pertanian dibandingkan dengan bidang lain-lainnya lebih mengharuskan petani memiliki kemampuan untuk menanggulangi risiko perusahaan apabila mau meminjam modal. Ini disebabkan penerimaan dan pengeluaran dibidang petanian lebih tidak stabil, sedangkan risiko dan ketidakpastian dalam mengelola perusahaan agribisnis dan mengurus keluarga petani lebih besar dari pada bidang lain-lainnya. Sekurang-kurangnya ada lima sebab utama terjadinya suatu risiko. Pertama, ketidakpastian produksi; kedua, tingkat harga; ketiga,
perkembangan teknologi; keempat, tindakan-tindakan perusahaan dan orang atau pihak lain; kelima, karena sakit, kecelakaan atau kematian.
Menurut Kadarsan (1992) ada beberapa hal penyebab risiko, yaitu ketidakpastian produksi, tingkat harga dan perkembangan teknologi sebagai berikut :
a) Risiko produksi
Risiko produksi di sektor pertanian lebih besar dibandingkan dengan sektor non pertanian karena pertanian sangat berpengaruh oleh alam seperti cuaca, hama penyakit, suhu, kekeringan dan banjir. Risiko berubah secara regional dan tergantung pada jenis dan kualitas tanah, iklim dan penggunaan irigasi. b) Risiko biaya
Risiko biaya terjadi karena fluktuasi harga sarana-sarana produksi, seperti benih, pupuk dan pestisida.
(34)
c) Risiko Teknologi
Risiko teknologi terjadi pada inovasi teknologi baru disektor pertanian karena petani belum paham, belum cukup terampil atau gagal dalam menerapkan teknologi baru.
6) Teori Keputusan
Teori keputusan digunakan untuk berbagai macam ilmu bidang studi, terutama bidang ekonomi. Dua metode dari teori keputusan yang terkenal adalah teori keputusan normatif dan teori keputusan deskriptif. Teori keputusan normatif dicapai berdasarkan alasan yang rasional atau bisa disebut dengan alasan yang masuk akal (teori logika), sedangkan teori keputusan deskriptif dicapai
berdasarkaan empirik atau merupakan hasil pengamatan, percobaan, dan biasanya dikuatkan dengan statistik.
Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisis kemungkinan-kemungkinan dari alternatif tersebut bersama konsekuensinya. Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau opini ketika perlu untuk melakukan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Keputusan dapat dirasakan rasional dan irrasional serta dapat berdasarkan pada asumsi kuat atau asumsi lemah. 7) Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti harus mempelajari penelitian sejenis dimasa lalu untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran
(35)
21
kepada penulis tentang penelitian terdahulu agar memberikan gambaran tentang penelitian yang akan dilakukan.
Lestari (2006), melakukan studi analisis perilaku petani dalam menghadapi risiko dan pengaruhnya terhadap usahatani wortel di Kabupaten Lampung Barat. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa petani netral terhadap risiko. Perilaku netral dalam berusahatani wortel adalah dimana petani tidak melakukan penanaman wortel kembali untuk musim tanam selanjutnya, sedangkan petani yang berperilaku berani terhadap risiko akan kembali menanam wortel pada musim tanam selanjutnya, walaupun risiko yang dihadapi cukup besar yaitu hilangnya unsur hara tanah.
Anggarini (2003) melakukan studi analisis risiko usaha peternakan sapi perah di Kabupaten Lampung Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha peternakan sapi perah menguntungkan dengan tingkat risiko usaha yang relatif kecil.
Estariza (2013) melakukan penelitian analisis efisiensi produksi dan pendapatan usahatani tembakau di Kabupaten Lampung Timur. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa usahatani tembakau di Kabupaten Lampung Timur
menguntungkan karena nilai R/C > 1 dan petani banyak diberi kemudahan dalam melaksanakan usahatani tembakau di Kabupatn Lampung Timur.
Penelitian mengenai anasilisis risiko usahatani tembakau di Kabupaten Magelang telah dilakukan Ihsannudin (2010), didalam penelitiannya tentang analisis risiko menyatakan bahwa usahatani tembakau di Kabupaten Magelang mengalami
(36)
kerugian, dimana tidak terdapat perbedaan pendapatan antara petani yang melakukan usahatani tembakau jenis Temanggung dan petani yang melakukan usahatani tembakau jenis Muntilan karena sama-sama mengalami kerugian. Risiko pada biaya, produksi dan pendapatan usahatani tembakau jenis
Temanggung lebih tinggi dibandingkan dengan jenis Muntilan karena tingginya curah hujan, keadaan lahan dan harga jual yang rendah.
Penelitian mengenai analisis keuntungan usahatani tembakau rakyat dan efisiensi ekonomi relatif menurut skala luas lahan garapan telah dilakukan oleh Sigit Larsito. Penelitian empiris ini menunjukan bahwa usahatani tembakau di kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal belum memberikan tingkat keuntungan yang maksimum kepada produsen. Namun jika dilihat dari penggunaan input variabel menunjukan bahwa bibit dan pestisida yang belum optimal sedangkan pengalokasian input variabel tenaga kerja dan pupuk telah mencapai optimal. B. Kerangka Pemikiran
Tembakau merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia sebagai bahan baku utama pembuatan rokok. Permintaan tembakau sebagai bahan baku pembuatan rokok bukan hanya datang dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. Konsumsi rokok semakin meningkat jumlahnya yang berimbas pada meningkatnya jumlah permintaan tembakau menyebabkan jumlah luas areal perkebunan tembakau semakin luas. Meningkatnya jumlah permintaan tembakau dapat dimanfaatkan petani untuk berusahatani tembakau sebagai mata pencaharian tambahan. Adanya kerja sama dengan perusahaan pengolah tembakau memudahkan petani dalam mendapatkan modal usaha dan pemasaran hasil tembakau. Petani dapat
(37)
23
memfokuskan dirinya untuk memelihara dan menjaga tanaman tembakau yang mereka usahakan agar kualitas atau mutunya baik, karena harga daun kering tembakau dipengaruhi oleh mutu daun tembakau kering.
Usahatani merupakan kegiatan menanam dan mengelola faktor-faktor produksi. Setiap kegiatan usaha apapun memiliki risiko yang peluangnya telah diketahui sebelumnya oleh petani atau produsen. Keuntungan dari usahatani ditentukan oleh besarnya input-input atau biaya produksi yang dikeluarkan dan besarnya penerimaan yang akan diterima oleh petani. Setiap petani pasti mengharapkan usahanya
menguntungkan dan memiliki tingkat risiko yang rendah, tetapi tingkat risiko disetiap kegiatan usahatani dipengaruhi oleh kondisi alam yang tidak dapat diprediksi.
Proses produksi yang dilakukan oleh petani tembakau virginia sering
menghadapai kendala, yaitu risiko usahatani, didasarkan pada kegiatan usahatani tembakau virginia berkaitan dengan kondisi alam. Faktor kondisi alam sangat mempengaruhi produksi tembakau virginia, seperti curah hujan yang tidak menentu, serangan hama penyakit, serta gangguan gulma. Hal tersebut
merupakan satu contoh bahwa usahatani tembakau virginia memiliki risiko, untuk itu perlu dikaji mengenai faktor risiko secara kuantitatif, yaitu dengan melihat hasil yang diharapkan (E), nilai risiko secara statistik (v² dan V), hubungan risiko dan keuntungan, koefisien variasi (CV) dan batas bawah keuntungan (L),
(38)
Gambar 1. Kerangka pemikiran analisis keuntungan dan risiko usahatani tembakau virginia di Desa Sidodadi Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran, 2013
Produksi
Harga output Penerimaan
Faktor produksi
Harga
Biaya produksi
Keuntungan
Usahatani tembakau virginia di Kecamatan Way Lima
Risiko Usahatani
Usahatani menguntungkan dan aman dari risiko
(39)
25
C. HIPOTESIS
Hipotesis penelitian ini adalah diduga terdapat hubungan yang signifikan antara keuntungan dan risiko usahatani tembakau virginia di Desa Sidodadi Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran.
(40)
III. METODE PENELITIAN
A.Konsep Dasar dan Definisi Operasional
Konsepdasardan definisioperasionalmerupakanistilahkhususdandefinisi yang digunakanuntukmenggambarkansecarakejadian, keadaan, kelompok, atauindividu yang menjadipusatperhatianpenelitian.
Usahatani tembakau
virginiaadalahkegiatanmenanamdanmengelolatanamantembakau
virginiauntukmenghasilkanproduksi, sebagaisumberutamapenerimaanusaha yang dilakukanolehpetani.
Produksi tembakau virginia adalah kegiatan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usahatani dalam satu kali musim tanam yang meliputi biaya bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja, dan biaya-biaya lainnya.
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada volume produksi, yang dalam penelitian ini adalah bibit tembakau virginia, pupuk, pestisida dan tenaga kerja yang diukur dalam satuan rupiah (Rp/Kg).
(41)
27
Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan oleh pembudidaya secara tunai, dihitung dalam satuan rupiah (Rp).
Biaya tetap adalah biaya-biaya yang jumlahnya tidak mempengaruhi penerimaan usahatani, dihitung dalam satuan rupiah (Rp).
Biaya tidak tetap adalah biaya-biaya yang jumlahnya mempengaruhi penerimaan usahatani yang dihitung dalam satuan rupiah (Rp).
R/C rasio adalah perbandingan antara total penerimaan dan total biaya usahatani
tembakau virginia selama satu musim tanam, yang nilainya dapat menggambarkan penerimaan yang diterima oleh petani dari setiap rupiah yang dikeluarkan untuk usahataninya.
Harga produk adalah harga jual tembakau yang diterima oleh pengumpul pada waktu transaksi jual beli tembakau diukur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/Kg).
Penerimaanadalahnilaihasil yang diterimaolehprodusen yang
dihitungdenganperkalianantaraproduksi yang dihasilkandenganharga tembakau virginia di tingkatpetani selama satu periode masa tanam yangdiukurdalamsatuan rupiah (Rp).
Keuntungan adalah nilai sejumlah uang yang diterima petani yang merupakan hasil bersih dari penerimaan setelah dikurangi total biaya yang dikeluarkan selama satu kali proses produksi, diukur dalam satuan rupiah (Rp).
(42)
Pendapatan usahatani tembakau virginiaadalah penerimaan dikurangi biaya yang dikeluarkanselama proses produksi dalam satu periode masa tanam, diukur dalam satuanrupiah (Rp).
Jumlah tenaga kerja adalah banyaknya jumlah tenaga kerja yang tercurah dalam satu kali produksi, diukur dalam satuan HKP. Satu HKP setara dengan 8 jam kerja efektif pria.
Risikoadalahsuatukejadian yang
memungkinkanterjadinyaperistiwakeadaanmerugi.Peluangakanterjadinyasudahdik etahuiterlebihdahulu.
Risiko usahatani tembakau adalah suatu kejadian yang memungkinkan terjadinya peristiwa merugi pada kegiatan usahatani tembakau.
Perilaku petani dalam menghadapi risiko adalah suatu perilaku yang
mempengaruhi keputusan petani dalam menghadapi risiko yang berhubungan dengan usahataninya.
Ketidakpastianadalahsesuatu yang tidak bisa
diramalkansebelumnyadankarenanyapeluangterjadinyamerugibelumdiketahuisebe lumnya.
Engganterhadaprisikomerupakanperilakupetani yang
tidakberanimenambahpengalokasianfaktor-faktorproduksi (input) karenaadanya risiko yang akandihadapidalamusahatanitembakau.
(43)
29
Beraniterhadap risikomerupakanperilakupetani yang
maumengalokasikandanmenggunakanfaktor-faktorproduksinyasecaramaksimal,walaupunada risiko yang harusdihadapinyadengantujuanmendapatkanhasil yang optimal. Netralterhadap risikomerupakanperilakupetani yang
tidakterpengaruhuntukmenambahataumengurangifaktor-faktorproduksi(input)
yang digunakandengan risiko yang dihadapi. Petaniakanmengalokasikanfaktor-faktorproduksinyasesuaidengankeadaan.
Varian (ragam) adalah ukuran satuan usaha dari suatu usaha yang menggambarkan penyimpangan yang terjadi.
Standar deviasi (simpangan baku) adalah ukuran satuan risiko terkecil yang menggambarkan penyimpangan yang terjadi dari usahatani tembakau virginia. Koefisien variasi adalah perbandingan risiko yang harus ditanggung petani tembakau dengan jumlah keuntungan yang akan diperoleh dengan hasil dan sejumlah modal yang ditanamkan dalam proses produksi.
Batas bawah keuntungan adalah nilai keuntungan terendah yang mungkin akan diperoleh petani apabila L sama dengan atau lebih dari 0, maka petani tidak akan mengalami kerugian.
B.Lokasi, responden dan waktu penelitian
Penelitiandilakukan di KabupatenPesawaran. Penentuan lokasi penelitian
(44)
merupakansalah satu daerahproduksitembakau virginia di Lampung. Responden yang diambildalampenelitianiniadalahsemuapetani yang mengusahakan usahatani tembakau virginia di KabupatenPesawaran yang berjumlah 30 orang.
Waktupenelitiandirencanakan akan dilaksanakanbulanApril-Mei 2014. C.Metode Penelitian dan Pengumpulan Data
Penelitiandilakukandenganmetodesurveidanpengamatanlangsung di lapang. Data yang digunakanadalah data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh dengancarawawancaradenganpetani (responden) melaluipenggunaankuisioner (daftarpertanyaan) yang telahdipersiapkansebelumnya. Data
sekunderdiperolehdarilembaga/instansiterkait, laporan-laporan, publikasi, danpustakalainnya yangberhubungandenganpenelitian.Sumber data yang
diharapkanadalahresponden (petani) untuk data primer dan BPS, DinasPerkebunan, propinsi, kabupaten, daninstansi-instansilainnya, sertapublikasi, danlaporan yang berhubungandenganpenelitianuntuk data sekunder.
D.Metode Analisis Data
Data yang diperolehbaik data primer maupun data
sekunder,dianalisissecarakualitatifdankuantitatif.Data yang
diperolehdisajikandalambentukdeskriptiftabulasi. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui pendapatan usahatani dan tingkat risiko. Analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan hasil yang diperoleh dari analisis regresi hubungan keuntungan dan risiko usahatani tembakau virginia.
(45)
31
Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya total. Penerimaan total dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan dan tingkat harga yang berlaku pada saat produk tersebut dijual. Penerimaan usahatani tembakau virginia dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh dari produk total dikalikan dengan harga jual di tingkat petani (Soekartawi, 1995).
Keuntungan usahatani tembakau virginia dapat dirumuskan sebagai berikut: π = TR – TC = Y. PY – (X . Px ) – BTT
Keterangan:
π : Keuntungan (pendapatan) TR : Total penerimaan
TC : Total biaya Y : Produksi
Py : Harga satuan produksi X : Faktor produksi Px : Harga faktor produksi BTT :Biaya tetap total
Untuk mengetahui apakah usahatani tembakau layak atau tidak untuk diusahakan, maka digunakan analisis R/C rasio dengan rumus :
R/C = NPT/BT Keterangan:
RC = nisbah antara penerimaan dengan biaya NPT = nilai produk total
BT = biaya total yang dikeluarkan petani
Analisis ini digunakan untuk menguji keuntungan atau keberhasilan suatu cabang usahatani, dengan kriteria:
(46)
a Jika R/C > 1, maka usahatani yang dilakukan menguntungkan karena penerimaan lebih besar dari biaya total.
b Jika R/C <1, maka usahatani yang dihasilkan tidak menguntungkan karena penerimaan kurang dari biaya total.
c Jika R/C = 1, maka usahatani yang dihasilkan tidak untung dan tidak rugi (titik impas) karena penerimaan sama dengan biaya total.
2) Analisis risiko
Pada penelitian ini, produksi dan harga tembakau menggunakan data lima musim tanam terakhir. Secara statistik, pengukuran risiko dilakukan dengan
menggunakan ukuran ragam (variance) dan simpangan baku (standard deviation). Pengukuran ragam dan simpangan baku digunakan untuk mengetahui besarnya penyimpangan pada pengamatan sebenarnya di sekitar nilai rata-rata yang diharapkan. Ukuran untuk hasil yang diharapkan adalah hasil rata-rata (mean) (Kadarsan, 1995), pengukuran dirumuskan sebagai berikut :
π =
n i
n i
1
Keterangan:
π = keuntungan rata-rata (rupiah)
πi = keuntungan yang diterima petani (rupiah)
n = lima (musim tanam terakhir)
Untuk menghitung ragam (variance) digunakan rumus (Supranto, 2000) :
σ² = ( 1) ) (
1
2
n i
n i
(47)
33
Keterangan: σ2
= nilai ragam atau variance
π = keuntungan rata-rata (rupiah)
πi = keuntungan yang diterima petani (rupiah)
n = lima (musim tanam terakhir)
Untuk menghitung simpangan baku (standard deviation), digunakan rumus (Supranto, 2000) :
σ =
) 1 ( ) ( 1 2
n i n i Keterangan:σ = simpangan baku atau standar deviasi π = keuntungan rata-rata (rupiah)
πi = keuntungan (rupiah)
n = lima (musim tanam terakhir)
Besarnya keuntungan yang diharapkan menggambarkan jumlah rata-rata keuntungan yang diperoleh petani, sedangkan simpangan baku (σ) merupakan besarnya fluktuasi keuntungan yang mungkin diperoleh atau merupakan risiko yang ditanggung petani. Untuk melihat nilai risiko dalam memberikan suatu hasil dapat dipakai ukuran keuntungan koefisien variasi dengan rumus sebagai berikut (Pappas dan Hirschey, 1995). Secara sistematis risiko produksi dan risiko pendapatan dirumuskan sebagai berikut :
a) Risiko produksi : CV =σ
ĉ
b) Risiko harga : CV = �
(48)
c) Risiko Pendapatan : CV =σ
ŷ
Keterangan :
CV = koefisien variasi σ = standar deviasi
ĉ = rata-rata produksi (kg) � = rata-rata harga (Rp) ŷ = rata- rata pendapatan (Rp)
Besarnya nilai koefisien variasi menunjukkan besarnya risiko relatif usahatani. Nilai koefisien variasi yang kecil menunjukkan variabilitas nilai rata-rata pada karakteristik tersebut rendah. Hal ini menggambarkan risiko yang akan dihadapi petani untuk memperoleh produksi,harga dan pendapatan rata-rata tersebut kecil. Sebaliknya, nilai koefisien variasi yang besar menunjukkan variabilitas nilai rata-rata pada karakteristik tersebut tinggi. Hal ini menggambarkan risiko yang akan dihadapi petani untuk memperoleh produksi, harga atau pendapatan rata-rata tersebut besar.Hal yang penting dalam pengambilan keputusan adalah perhitungan batas bawah hasil tertinggi. Penentuan batas bawah ini untuk mengetahui jumlah hasil terbawah tingkat hasil yang diharapkan, rumus perhitungan batas bawah adalah:
L = E – 2V Keterangan:
L = batas bawah produksi, harga, dan pendapatan V = standar deviasi (simpangan baku)
E = rata-rata produksi, harga, dan pendapatan yang diperoleh.
Kadarsan (1995) menyatakan bahwa semakin tinggi risiko yang akan dihadapi petani, semakin tinggi pula hasil atau keuntungan yang diharapkan. Namun menurut Hanafi (2006), pandangan baru mengatakan bahwa hubungan antara
(49)
35
risiko dengan tingkat keuntungan tidak bersifat linear, tetapi non-linear. Maka, untuk mengetahui hubungan antara besarnya risiko dengan tingkat keuntungan yang diterima petani, maka dilakukan uji hipotesis sebagai berikut:
a) Ho : ρ = 0
Tidak terdapat hubungan antara besarnya risiko dengan tingkat keuntungan yang diterima petani.
b) Ha: ρ ≠ 0
Terdapat hubungan antara besarnya risiko dengan tingkat keuntungan yang diterima petani.
Hipotesis ini diuji dengan teknik statistik parametris yaitu menggunakan analisis korelasi Product Moment Pearson. Sugiyono (2012) menyatakan korelasi
Product Moment Pearson digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan
hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. Rumus untuk mengukur korelasi Product Moment Pearson (Sugiyono, 2012):
rxy =
2 2
dimana :
rxy = Korelasi antara variabel x dengan y
x = (xi - x)
y = (yi - y)
Kemudian dilakukan pengujian signifikansi koefisien korelasi yang dihitung dengan uji t dengan rumus:
(50)
� = � � − 2 1− �2
Jika harga r hitung lebih besar dari harga r tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan jika harga r hitung lebih kecil dari harga r tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, dengan taraf kepercayaan sebesar 95 persen.
Teknik analisis Korelasi PPM termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan interval dan ratio dengan persyaratan tertentu. Misalnya: data dipilih secara acak (random); datanya berdistribusi normal; data yang dihubungkan berpola linier; dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama. Kalau salah satu tidak terpenuhi persyaratan tersebut analisis korelasi tidak dapat dilakukan. Rumus yang digunakan Korelasi korelasi Product Moment Pearson (Sugiyono, 2012):
rxy = 2 2
dimana :
rxy = Korelasi antara variabel x dengan y
x = (xi - x)
y = (yi - y)
Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1< r < + 1). Apabilah nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut.
(51)
37
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0.599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199
Sangat Kuat Kuat
Cukup Kuat Rendah Sangat Rendah
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut.
KP = r2 x 100%
keterangan: KP = Nilai Koefisien Diterminan r = Nilai Koefisien Korelasi
Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan uji Signifikansi dengan rumus :
2 r 1
2 n r hitung t
keterangan: thitung = Nilai t
r = Nilai Koefisien korelasi n = Jumlah Sampel
(52)
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A.Gambaran Umum
Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Lampung. Secara geografis Kabupaten Pesawaran terletak antara 1.040° sampai dengan 1.050° bujur timur dan 507° sampai dengan 548° lintang selatan. Secara umum memiliki iklim hujan tropis sebagaimana iklim Propinsi Lampung pada umumnya, curah hujan per tahun berkisar antara 2.264 mm sampai dengan 2.868 mm dan hari hujan antara 90 sampai dengan 176 hari/tahun.
Arus angin di Kabupaten Pesawaran bertiup dari Samudera Indonesia dengan kecepatan rata-rata 70 km/hari atau 5,83 km/jam sedangkan temperatur udara berkisar antara 26 °C sampai dengan 29 °C dan suhu rata-ratanya adalah
28°C.Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten Pesawaran di Provinsi Lampung, maka wilayah administrasi Kabupaten Pesawaran mempunyai batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Kalirejo, Kecamatan
Bangunrejo, Kecamatan Bumi Ratu Nuban, Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah.
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Teluk Lampung Kecamatan Kelumbayan dan Kecamatan Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus.
(53)
39
Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, Kecamatan Kemiling dan Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung.
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Adiluwih, Sukoharjo, Gadingrejo, dan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu.
Secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten Pesawaran adalah 1.173,77 km2 atau 117.377 ha dengan Kecamatan Padang Cermin sebagai kecamatan terluas, yaitu 31.763 ha.Dari luas keseluruhan Kabupaten Pesawaran tersebut, 13.121 ha digunakan sebagai lahan sawah, sedangkan sisanya yaitu 104.256 ha
merupakan lahan bukan sawah dan lahan bukan pertanian. Jenis penggunaan lahan sawah yang terbanyak adalah irigasi tehnis dengan dua kali penanaman padi dalam setahun. Sedangkan jenis penggunaan lahan bukan sawah yang terbanyak adalah hutan negara.
B.Keadaan Umum Daerah Penelitian
1) Lokasi Penelitian
Salah satu desa yang ada di Kecamatan Way Lima adalah Desa Sidodadi. Desa Sidodadi inilah yang menjadi lokasi penelitian. Desa Sidodadi memiliki jumlah penduduk 3.146 orang dengan jumlah kepala keluarga sebesar 868 kk. Jarak Desa Sidodadi dengan pusat pemerintahan kecamatan adalah 3 km, sedangkan jarak dengan pusat pemerintahan kabupaten adalah 8 km. Desa Sidodadi
memiliki luas wilayah sebesar 452 ha dengan rincian lahan pemukiman 82,738 ha, luas perkebunan 15 ha, luas pekarangan 61 ha, luas kuburan sebesar 2,250 ha, luas perkantoran sebesar 0,240 dan luas fasilitas umum lainya 5,532 ha.Bentangan
(54)
alam Desa Sidodadi berupa dataran yang terletak pada ketinggian tanah sebesar 196 m di atas permukaan laut.
Desa Sidodadi memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Wonosari
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Banjar Negeri c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Paguyuban d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Padang Ratu
Lahan pertanian di Desa Sidodadi digunakan untuk mengusahakan tanaman padi dan palawija, tanaman perkebunan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Luas lahan di Desa Sidodadi berdasarkan jenis komoditi pertanian yang diusahakan dapat dilihat pada Tabel 3, dimana ditunjukkan bahwa penggunaan lahan di Desa Sidodadi yang digunakan untuk mengusahakan tanaman pertanian adalah sebesar 506,175 ha. Luas lahan terbesar digunakan untuk membudidayakan tanaman padi palawija seluas 458,4 ha, sedangkan luas lahan untuk budidaya tanaman lainnya adalah 26,5 ha untuk tanaman perkebunan, 13 ha tanaman sayur-sayuran dan 8,28 ha untuk tanaman buah-buahan.
(55)
41
Tabel 3. Luas lahan berdasarkan jenis komoditi pertanian yang diusahakan Tahun 2012
No. Penggunaan lahan Luas (ha) ton (ha)
1 Padi dan Palawija
a. Padi sawah 285,00 4,40
b. Padi ladang 53,00 1,80
c. Ubi Jalar 2,40 12,50
d. Ubi Kayu 8,00 24,00
e. Kacang tanah 8,00 0,50
f. Jagung 102,00 2,30
2 Tanaman Perkebunan
a. Kelapa 10,00 35,00
b. Coklat 4,00 15,00
c. Kopi 12,50 28,00
3 Sayur-Sayuran 13,00 30,00
4 Buah-buahan 8,28 10,10
Jumlah 506,18 163,60
Sumber : Kantor Desa Sidodadi, 2012 2) Demografi Daerah Penelitian
Desa Sidodadi terdiri dari 10 dusun dengan jumlah penduduk sebesar 6.736 jiwa. Jumlah penduduk tersebut terdiri atas jenis kelamin laki-laki sebesar 1.708 jiwa dan 1.438 jiwa yang berjenis kelamin perempuan. Jumlah kepala keluarga
sebesar 868 jiwa. Penduduk di Desa Sidodadi terbagi menjadi beberapa rentangan umur menurut jenjang pendidikan. Jumlah penduduk berdasarkan rentangan umur dapat dilihat pada Tabel 4, dimana jumlah usia terbanyak pada usia 18-56 tahun.
(56)
Tabel 4. Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan di Desa Sidodadi Tahun 2012
Sumber : Kantor Desa Sidodadi, 2012
Berdasarkan tabel distribusi penduduk berdasarkan pendidikan, jumlah
penduduk yang sedang bersekolah diusia remaja berjumlah 298 orang dan tidak tamat SD berjumlah 321 orang. Jumlah penduduk yang tamat SMP 196 orang untuk laki-laki dan 127 untuk perempuan. Tidak tamat SMA berjumlah 191 orang untuk laki-laki dan 157 orang untuk perempuan. Jumlah penduduk yang menamatkan studi sampai jenjang universitas hanya berjumlah 10 orang untuk laki-laki dan 6 orang untuk perempuan (Kantor Desa Sidodadi, 2012).
Kelompok Usia (Tahun) Laki (jiwa) Perempuan (jiwa) 3-6 yang belum masuk TK
3-6 tahun yang sedang TK
86 21
35 26
7-18 yang tidak sekolah 5 1
7-18 yang sedang sekolah 298 224
18-56 yang tidak sekolah - -
18-56 pernah SD tidak tamat Tamat SD/sederajat
12-56 tidak tamat SMP 12-56 tidak tamat SMA Tamat SMP sederajat Tamat SMA sederajat Tamat D3 sederajat
321 129 196 191 166 132 10
382 112 127 157 123 70 6
(57)
73
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Keuntungan atas biaya total usahatani tembakau di Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran dengan luas lahan 1 hektar sebesar Rp 17. 713.938,67 dengan R/C atas biaya total sebesar 1,41
2. Hasil analisis risiko petani responden diperoleh hasil bahwa nilai CV ≤ 0,5 dan nilai L ≥ 0, artinya petani tembakau di Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran terhindar dari risiko kerugian.
Hasil dari analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keuntungan dan risiko usahatani yang diterima petani.
(58)
B. Saran
1. Akibat adanya risiko pada ketidakpastian cuaca dan harga mutu produksi yang dihadapi petani pada setiap musim tanam, petani diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan kualitasnya terutama dalam teknik
budidaya tembakau dan mengoptimalkan penggunaan sarana poduksi yang sesuai anjuran Dinas Perkebunan agar pendapatan meningkat.
2. Pemerintah daerah diharapkan ikut aktif dalam pengawasan dan kegiatan bimbingan kepada petani tembakau, agar hasil perkebunan meningkat sehingga berdampak pada meningkatnya kesejahteraan dan pendapatan petani.
3. Peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini terutama mengenai analisis efisiensi dan pemasaran tembakau virginia.
(59)
75
DAFTAR PUSTAKA
Anggarini. 2003. Analisis Risiko dan Perilaku Petani dalam Menghadapi Risiko Usaha
Peternakan Sapi Perah di Kabupaten Lampung Selatan.Skripsi. Jurusan Sosial
Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta
Badan Pusat Statistik Lampung. 2012. Lampung Dalam Angka 2012. Lampung. BPS Lampung. Bandar Lampung.
Cahyono, B. 1998. Tembakau Budidaya dan Analisis Usahatani. Yogyakarta: Kanisius. Cansera, W. 2006. Determinan Keputusan Petani dalam menghadapi Risiko Usahatani
Kentang di Kabupaten Lampung Barat. Fakultas Pertanian Unila. Bandar
Lampung.
Dedi. 2012. Lampung. tribunnews.com /harga tembakau virginia Rp34.000 per kg/ diakses pada tanggal 17 September 2012 pada pukul 10.20 WIB
Dinas Perkebunan Kabupaten Pesawaran. 2012. Luas Areal Perkebunan Tembakau
Virginia. Kabupaten Pesawaran. Lampung.
Dhanang, W. 2012. Dinamika Industri Tembakau Indonesia dalam Pasar Global.
Wahyudhanang.blogspot.com/2014/07/dinamika-industri-tembakau-indonesia.html.
Estariza, E. 2012. Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani Tembakau di
Kabupaten Lampung Timur. Skripsi. Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian.
Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Fariyanti, A. 2008. Perilaku Ekonomi Rumah tangga Petani Sayuran dalam
Menghadapi Risiko Produksi dan Harga Produk di Kecamatan Pengalengan
Kabupaten Bandung .Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Bogor
(60)
Hanafi. 2006. Manajemen Risiko.Yogyakarta. BPFE
Ihsannudin.2010. Analisis Risiko Tembakau di Kabupaten Magelang. Jurnal. Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Trunojoyo. Semarang.
Kadarsan, H, W. 1992. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis. Gramedia Pustaka Utama.
Lestari, S,P. 2006. Analisis Perilaku Petani dalam Menghadapi Risiko dan
Pengaruhnya terhadap Efisiensi Usahatani Wortel di Kabupaten Lampung Barat.
Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Unila. Bandar Lampung.
Matnawi, H. 1997. Budi daya Tembakau Bawah Naungan. Yogyakarta. Kanisius. Mantra,I,B.2004. Demografi Umum.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Makfoeld,. 1994. Mengenal Beberapa Penilaian Fisik Mutu Tembakau di Indonesia
edisi kedua. Liberty. Yogyakarta
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta. 305 hlm.
Muzdalifah. 2012. Analisis Produksi dan Pendapatan serta Risiko Usahatani Padi. Jakarta.
Hal 277-299
Pappas, J. L. dan Mark H. 1995. Ekonomi Manajerial. Binarupa Aksara. Jakarta.
Prabowo, A.Y. 2007.http://teknisbudidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-tembakau . html. Diakses tanggal 20 Desember 2012 pukul13.00 WIB.
Sari, D. N. 2001. Analisis Efisiensi Produksi dan Pemasaran Rumput Laut di Propinsi
Lampung. Skripsi. Universitas Lampung. Lampung.
Sayogyo. 2010. http://irma.ngeblogs.com/category/uncategorized/page/2. diakses pada 10 Juli 2013
Saifudin,A. 2012. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar. Jakarta
Siregar, H. 2005. Risiko Pertanian dan Pengelolaannya. Suatu Pengantar makalah Seminar Analisis Risiko dan Keuntungan Pada Usahat Wanatani (Agroforestry) di Propinsi Lampung. 11 hlm.
Sigit,L. 2005. Analisis Keuntungan UsahataniTembakauRakyatdan Efisiensi
EkonomiRelatif Menurut Skala Luas Garapan. Tesis. Magister Ilmu Ekonomi dan
Studi Pembangunan. Universitas Diponegoro. Semarang.
Soekartawi, dkk. 1993. Risiko dan Ketidakpastian dalam Agribisnis :Teori dan
(61)
77 Soekartawi.1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia (UI-Press).Jakarta.
---. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo. Jakarta.
Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia. Jakarta. Sugiyono. 2010. Statistika untuk penelitian. Alfabeta. Bandung.
Yanti, Lisa M. 2006. Analisis Risiko dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Petani dalam Menghadapi Risiko Usahatani Sayuran di Kabupaten
Lampung Barat. Skripsi.Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian.
Unila. Bandar Lampung
(1)
Tabel 4. Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan di Desa Sidodadi Tahun 2012
Sumber : Kantor Desa Sidodadi, 2012
Berdasarkan tabel distribusi penduduk berdasarkan pendidikan, jumlah
penduduk yang sedang bersekolah diusia remaja berjumlah 298 orang dan tidak tamat SD berjumlah 321 orang. Jumlah penduduk yang tamat SMP 196 orang untuk laki-laki dan 127 untuk perempuan. Tidak tamat SMA berjumlah 191 orang untuk laki-laki dan 157 orang untuk perempuan. Jumlah penduduk yang menamatkan studi sampai jenjang universitas hanya berjumlah 10 orang untuk laki-laki dan 6 orang untuk perempuan (Kantor Desa Sidodadi, 2012).
Kelompok Usia (Tahun) Laki (jiwa) Perempuan (jiwa) 3-6 yang belum masuk TK
3-6 tahun yang sedang TK
86 21
35 26
7-18 yang tidak sekolah 5 1
7-18 yang sedang sekolah 298 224
18-56 yang tidak sekolah - -
18-56 pernah SD tidak tamat Tamat SD/sederajat
12-56 tidak tamat SMP 12-56 tidak tamat SMA Tamat SMP sederajat Tamat SMA sederajat Tamat D3 sederajat
321 129 196 191 166 132 10 382 112 127 157 123 70 6
(2)
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Keuntungan atas biaya total usahatani tembakau di Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran dengan luas lahan 1 hektar sebesar Rp 17. 713.938,67 dengan R/C atas biaya total sebesar 1,41
2. Hasil analisis risiko petani responden diperoleh hasil bahwa nilai CV ≤ 0,5 dan nilai L ≥ 0, artinya petani tembakau di Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran terhindar dari risiko kerugian.
Hasil dari analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keuntungan dan risiko usahatani yang diterima petani.
(3)
B. Saran
1. Akibat adanya risiko pada ketidakpastian cuaca dan harga mutu produksi yang dihadapi petani pada setiap musim tanam, petani diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan kualitasnya terutama dalam teknik
budidaya tembakau dan mengoptimalkan penggunaan sarana poduksi yang sesuai anjuran Dinas Perkebunan agar pendapatan meningkat.
2. Pemerintah daerah diharapkan ikut aktif dalam pengawasan dan kegiatan bimbingan kepada petani tembakau, agar hasil perkebunan meningkat sehingga berdampak pada meningkatnya kesejahteraan dan pendapatan petani.
3. Peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini terutama mengenai analisis efisiensi dan pemasaran tembakau virginia.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Anggarini. 2003. Analisis Risiko dan Perilaku Petani dalam Menghadapi Risiko Usaha Peternakan Sapi Perah di Kabupaten Lampung Selatan.Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta
Badan Pusat Statistik Lampung. 2012. Lampung Dalam Angka 2012. Lampung. BPS Lampung. Bandar Lampung.
Cahyono, B. 1998. Tembakau Budidaya dan Analisis Usahatani. Yogyakarta: Kanisius. Cansera, W. 2006. Determinan Keputusan Petani dalam menghadapi Risiko Usahatani
Kentang di Kabupaten Lampung Barat. Fakultas Pertanian Unila. Bandar Lampung.
Dedi. 2012. Lampung. tribunnews.com /harga tembakau virginia Rp34.000 per kg/ diakses pada tanggal 17 September 2012 pada pukul 10.20 WIB
Dinas Perkebunan Kabupaten Pesawaran. 2012. Luas Areal Perkebunan Tembakau Virginia. Kabupaten Pesawaran. Lampung.
Dhanang, W. 2012. Dinamika Industri Tembakau Indonesia dalam Pasar Global.
Wahyudhanang.blogspot.com/2014/07/dinamika-industri-tembakau-indonesia.html.
Estariza, E. 2012. Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani Tembakau di Kabupaten Lampung Timur. Skripsi. Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Fariyanti, A. 2008. Perilaku Ekonomi Rumah tangga Petani Sayuran dalam
Menghadapi Risiko Produksi dan Harga Produk di Kecamatan Pengalengan Kabupaten Bandung .Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor
(5)
Hanafi. 2006. Manajemen Risiko.Yogyakarta. BPFE
Ihsannudin.2010. Analisis Risiko Tembakau di Kabupaten Magelang. Jurnal. Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Trunojoyo. Semarang.
Kadarsan, H, W. 1992. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis. Gramedia Pustaka Utama.
Lestari, S,P. 2006. Analisis Perilaku Petani dalam Menghadapi Risiko dan
Pengaruhnya terhadap Efisiensi Usahatani Wortel di Kabupaten Lampung Barat. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Unila. Bandar Lampung.
Matnawi, H. 1997. Budi daya Tembakau Bawah Naungan. Yogyakarta. Kanisius. Mantra,I,B.2004. Demografi Umum.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Makfoeld,. 1994. Mengenal Beberapa Penilaian Fisik Mutu Tembakau di Indonesia edisi kedua. Liberty. Yogyakarta
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta. 305 hlm.
Muzdalifah. 2012. Analisis Produksi dan Pendapatan serta Risiko Usahatani Padi. Jakarta.
Hal 277-299
Pappas, J. L. dan Mark H. 1995. Ekonomi Manajerial. Binarupa Aksara. Jakarta.
Prabowo, A.Y. 2007. http://teknisbudidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-tembakau . html. Diakses tanggal 20 Desember 2012 pukul13.00 WIB.
Sari, D. N. 2001. Analisis Efisiensi Produksi dan Pemasaran Rumput Laut di Propinsi Lampung. Skripsi. Universitas Lampung. Lampung.
Sayogyo. 2010. http://irma.ngeblogs.com/category/uncategorized/page/2. diakses pada 10 Juli 2013
Saifudin,A. 2012. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar. Jakarta
Siregar, H. 2005. Risiko Pertanian dan Pengelolaannya. Suatu Pengantar makalah Seminar Analisis Risiko dan Keuntungan Pada Usahat Wanatani (Agroforestry) di Propinsi Lampung. 11 hlm.
Sigit,L. 2005. Analisis Keuntungan UsahataniTembakauRakyatdan Efisiensi
EkonomiRelatif Menurut Skala Luas Garapan. Tesis. Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. Universitas Diponegoro. Semarang.
Soekartawi, dkk. 1993. Risiko dan Ketidakpastian dalam Agribisnis :Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
(6)
Soekartawi.1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia (UI-Press).Jakarta. ---. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo. Jakarta.
Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia. Jakarta. Sugiyono. 2010. Statistika untuk penelitian. Alfabeta. Bandung.
Yanti, Lisa M. 2006. Analisis Risiko dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Petani dalam Menghadapi Risiko Usahatani Sayuran di Kabupaten Lampung Barat. Skripsi.Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Unila. Bandar Lampung