Metode Penelitian dan Pengumpulan Data Metode Analisis Data

a Jika RC 1, maka usahatani yang dilakukan menguntungkan karena penerimaan lebih besar dari biaya total. b Jika RC 1, maka usahatani yang dihasilkan tidak menguntungkan karena penerimaan kurang dari biaya total. c Jika RC = 1, maka usahatani yang dihasilkan tidak untung dan tidak rugi titik impas karena penerimaan sama dengan biaya total. 2 Analisis risiko Pada penelitian ini, produksi dan harga tembakau menggunakan data lima musim tanam terakhir. Secara statistik, pengukuran risiko dilakukan dengan menggunakan ukuran ragam variance dan simpangan baku standard deviation. Pengukuran ragam dan simpangan baku digunakan untuk mengetahui besarnya penyimpangan pada pengamatan sebenarnya di sekitar nilai rata-rata yang diharapkan. Ukuran untuk hasil yang diharapkan adalah hasil rata-rata mean Kadarsan, 1995, pengukuran dirumuskan sebagai berikut : π = n i n i  1  Keterangan: π = keuntungan rata-rata rupiah π i = keuntungan yang diterima petani rupiah n = lima musim tanam terakhir Untuk menghitung ragam variance digunakan rumus Supranto, 2000 : σ² = 1 1 2     n i n i   Keterangan: σ 2 = nilai ragam atau variance π = keuntungan rata-rata rupiah π i = keuntungan yang diterima petani rupiah n = lima musim tanam terakhir Untuk menghitung simpangan baku standard deviation, digunakan rumus Supranto, 2000 : σ = 1 1 2     n i n i   Keterangan: σ = simpangan baku atau standar deviasi π = keuntungan rata-rata rupiah π i = keuntungan rupiah n = lima musim tanam terakhir Besarnya keuntungan yang diharapkan menggambarkan jumlah rata-rata keuntungan yang diperoleh petani, sedangkan simpangan baku σ merupakan besarnya fluktuasi keuntungan yang mungkin diperoleh atau merupakan risiko yang ditanggung petani. Untuk melihat nilai risiko dalam memberikan suatu hasil dapat dipakai ukuran keuntungan koefisien variasi dengan rumus sebagai berikut Pappas dan Hirschey, 1995. Secara sistematis risiko produksi dan risiko pendapatan dirumuskan sebagai berikut : a Risiko produksi : CV = σ ĉ b Risiko harga : CV = � � c Risiko Pendapatan : CV = σ ŷ Keterangan : CV = koefisien variasi σ = standar deviasi ĉ = rata-rata produksi kg � = rata-rata harga Rp ŷ = rata- rata pendapatan Rp Besarnya nilai koefisien variasi menunjukkan besarnya risiko relatif usahatani. Nilai koefisien variasi yang kecil menunjukkan variabilitas nilai rata-rata pada karakteristik tersebut rendah. Hal ini menggambarkan risiko yang akan dihadapi petani untuk memperoleh produksi,harga dan pendapatan rata-rata tersebut kecil. Sebaliknya, nilai koefisien variasi yang besar menunjukkan variabilitas nilai rata- rata pada karakteristik tersebut tinggi. Hal ini menggambarkan risiko yang akan dihadapi petani untuk memperoleh produksi, harga atau pendapatan rata-rata tersebut besar.Hal yang penting dalam pengambilan keputusan adalah perhitungan batas bawah hasil tertinggi. Penentuan batas bawah ini untuk mengetahui jumlah hasil terbawah tingkat hasil yang diharapkan, rumus perhitungan batas bawah adalah: L = E – 2V Keterangan: L = batas bawah produksi, harga, dan pendapatan V = standar deviasi simpangan baku E = rata-rata produksi, harga, dan pendapatan yang diperoleh. Kadarsan 1995 menyatakan bahwa semakin tinggi risiko yang akan dihadapi petani, semakin tinggi pula hasil atau keuntungan yang diharapkan. Namun menurut Hanafi 2006, pandangan baru mengatakan bahwa hubungan antara risiko dengan tingkat keuntungan tidak bersifat linear, tetapi non-linear. Maka, untuk mengetahui hubungan antara besarnya risiko dengan tingkat keuntungan yang diterima petani, maka dilakukan uji hipotesis sebagai berikut: a Ho : ρ = 0 Tidak terdapat hubungan antara besarnya risiko dengan tingkat keuntungan yang diterima petani. b H a : ρ ≠ 0 Terdapat hubungan antara besarnya risiko dengan tingkat keuntungan yang diterima petani. Hipotesis ini diuji dengan teknik statistik parametris yaitu menggunakan analisis korelasi Product Moment Pearson. Sugiyono 2012 menyatakan korelasi Product Moment Pearson digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. Rumus untuk mengukur korelasi Product Moment Pearson Sugiyono, 2012: r xy = 2 2 dimana : r xy = Korelasi antara variabel x dengan y x = x i - x y = y i - y Kemudian dilakukan pengujian signifikansi koefisien korelasi yang dihitung dengan uji t dengan rumus: � = � � − 2 1 − � 2 Jika harga r hitung lebih besar dari harga r tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan jika harga r hitung lebih kecil dari harga r tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, dengan taraf kepercayaan sebesar 95 persen. Teknik analisis Korelasi PPM termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan interval dan ratio dengan persyaratan tertentu. Misalnya: data dipilih secara acak random; datanya berdistribusi normal; data yang dihubungkan berpola linier; dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama. Kalau salah satu tidak terpenuhi persyaratan tersebut analisis korelasi tidak dapat dilakukan. Rumus yang digunakan Korelasi korelasi Product Moment Pearson Sugiyono, 2012: r xy = 2 2 dimana : r xy = Korelasi antara variabel x dengan y x = x i - x y = y i - y Korelasi PPM dilambangkan r dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga - 1 r + 1. Apabilah nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0.599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199 Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Rendah Sangat Rendah Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut. KP = r 2 x 100 keterangan: KP = Nilai Koefisien Diterminan r = Nilai Koefisien Korelasi Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan uji Signifikansi dengan rumus : 2 r 1 2 n r hitung t    keterangan: t hitung = Nilai t r = Nilai Koefisien korelasi n = Jumlah Sampel

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Gambaran Umum

Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 KabupatenKota yang ada di Provinsi Lampung. Secara geografis Kabupaten Pesawaran terletak antara 1.040° sampai dengan 1.050° bujur timur dan 507° sampai dengan 548° lintang selatan. Secara umum memiliki iklim hujan tropis sebagaimana iklim Propinsi Lampung pada umumnya, curah hujan per tahun berkisar antara 2.264 mm sampai dengan 2.868 mm dan hari hujan antara 90 sampai dengan 176 haritahun. Arus angin di Kabupaten Pesawaran bertiup dari Samudera Indonesia dengan kecepatan rata-rata 70 kmhari atau 5,83 kmjam sedangkan temperatur udara berkisar antara 26 °C sampai dengan 29 °C dan suhu rata-ratanya adalah 28°C.Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten Pesawaran di Provinsi Lampung, maka wilayah administrasi Kabupaten Pesawaran mempunyai batas-batas sebagai berikut:  Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Kalirejo, Kecamatan Bangunrejo, Kecamatan Bumi Ratu Nuban, Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah.  Sebelah Selatan : berbatasan dengan Teluk Lampung Kecamatan Kelumbayan dan Kecamatan Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus.  Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, Kecamatan Kemiling dan Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung.  Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Adiluwih, Sukoharjo, Gadingrejo, dan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu. Secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten Pesawaran adalah 1.173,77 km 2 atau 117.377 ha dengan Kecamatan Padang Cermin sebagai kecamatan terluas, yaitu 31.763 ha.Dari luas keseluruhan Kabupaten Pesawaran tersebut, 13.121 ha digunakan sebagai lahan sawah, sedangkan sisanya yaitu 104.256 ha merupakan lahan bukan sawah dan lahan bukan pertanian. Jenis penggunaan lahan sawah yang terbanyak adalah irigasi tehnis dengan dua kali penanaman padi dalam setahun. Sedangkan jenis penggunaan lahan bukan sawah yang terbanyak adalah hutan negara.

B. Keadaan Umum Daerah Penelitian

1 Lokasi Penelitian Salah satu desa yang ada di Kecamatan Way Lima adalah Desa Sidodadi. Desa Sidodadi inilah yang menjadi lokasi penelitian. Desa Sidodadi memiliki jumlah penduduk 3.146 orang dengan jumlah kepala keluarga sebesar 868 kk. Jarak Desa Sidodadi dengan pusat pemerintahan kecamatan adalah 3 km, sedangkan jarak dengan pusat pemerintahan kabupaten adalah 8 km. Desa Sidodadi memiliki luas wilayah sebesar 452 ha dengan rincian lahan pemukiman 82,738 ha, luas perkebunan 15 ha, luas pekarangan 61 ha, luas kuburan sebesar 2,250 ha, luas perkantoran sebesar 0,240 dan luas fasilitas umum lainya 5,532 ha.Bentangan alam Desa Sidodadi berupa dataran yang terletak pada ketinggian tanah sebesar 196 m di atas permukaan laut. Desa Sidodadi memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Wonosari b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Banjar Negeri c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Paguyuban d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Padang Ratu Lahan pertanian di Desa Sidodadi digunakan untuk mengusahakan tanaman padi dan palawija, tanaman perkebunan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Luas lahan di Desa Sidodadi berdasarkan jenis komoditi pertanian yang diusahakan dapat dilihat pada Tabel 3, dimana ditunjukkan bahwa penggunaan lahan di Desa Sidodadi yang digunakan untuk mengusahakan tanaman pertanian adalah sebesar 506,175 ha. Luas lahan terbesar digunakan untuk membudidayakan tanaman padi palawija seluas 458,4 ha, sedangkan luas lahan untuk budidaya tanaman lainnya adalah 26,5 ha untuk tanaman perkebunan, 13 ha tanaman sayur-sayuran dan 8,28 ha untuk tanaman buah-buahan.