yang dikemukakan oleh Heatherton dan Polivy 1991, yaitu
Performance, Social,
dan
Physical
.
3. Faktor-faktor yang memengaruhi
self esteem
Menurut Coopesmith 1967, faktor-faktor yang berperan pada tinggi rendahnya
self esteem
antara lain : a.
Jenis Kelamin Beberapa
penelitian menunjukkan
bahwa remaja putri mudah terkena gangguan citra diri
dibandingkan dengan remaja putra. Secara khusus, harga diri remaja putri rendah, tingkat kesadaran diri
mereka tinggi dan citra diri mereka mudah terganggu dibandingkan dengan remaja putra
Rosenberg dan Simmons, dalam Sternberg, 1999. Sebagai contoh, remaja putri lebih mudah sensitif
tentang diri mereka, merasa khawatir dengan kemampuan mereka, menerima kekurangan diri, dan
peka terhadap penilaian orang lain. Hal ini karena remaja putri peduli dengan dirinya, agar dapat
diterima dalam kelompok Sternberg, 1999. b. Inteligensi
Individu dengan
self esteem
yang tinggi akan mencapai prestasi akademik yang tinggi daripada
individu dengan
self esteem
yang rendah. Individu dengan
self esteem
yang tinggi memiliki skor
inteligensi yang relatif baik, taraf aspirasi yang baik, dan selalu berusaha keras.
c. Kondisi Fisik
Coopersmith 1967
menemukan adanya
hubungan yang konsisten antara daya tarik fisik dan tinggi badan dengan
self esteem
. Individu dengan kondisi fisik yang yang menarik cenderung
memiliki
self esteem
yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi fisik remaja yang kurang menarik.
d. Lingkungan Keluarga Coopersmith
1967 berpendapat
bahwa perlakuan adil, pemberian kesempatan untuk aktif
dan mendidik yang demokratis akan membuat anak mendapat
self esteem
yang tinggi. Orang tua yang sering memberi hukuman dan larangan tanpa alasan
dapat menyebabkan anak merasa tidak berharga. Mereka yang berasal dari keluarga bahagia akan
memiliki
self esteem
tinggi karena mengalami perasaan nyaman yang berasal dari penerimaan,
cinta, dan tanggapan positif orang tua mereka. Sedangkan penolakan, perasaan diacuhkan, dan
tidak dihargai membuat remaja mengalami perasaan negatif terhadap dirinya sendiri.
e. Lingkungan Sosial
Klass dan Hodge, dalam Ghufron, 2010 berpendapat bahwa pembentukan
self esteem
dimulai dari seseorang yang menyadari dirinya berharga atau tidak. Hal ini merupakan hasil dari
proses lingkungan, penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang lain kepadanya.
Berdasarkan peran-peran
self esteem
yang telah diungkapkan di atas, tinggi rendahnya frekuensi
merokok pada remaja putri ditentukan oleh berbagai macam faktor, dari lingkungan terdekatnya, yakni
lingkungan keluarga, hingga lingkungan sosial. Penghargaan,
penerimaan, dan
perlakuan lingkungan sekitar yang positif terhadap diri remaja
putri membuat ia dapat menghargai dirinya sendiri dan merasa diterima oleh lingkungan, sehingga
perilaku-perilaku yang negatif dapat dihindari. Sebaliknya,
penghargaan, penerimaan,
dan perlakuan lingkungan yang negatif akan membuat
remaja putri merasa tidak berharga sehingga ia akan melakukan hal-hal yang negatif agar mendapat
perhatian dari lingkungannya.
C. Remaja