Intellectual Capital Disclosure KONSEP

12 Intellectual Capital Disclosure dan kinerja pasar. Penjelasan dari masing-masing konsep tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

2.1.1 Intellectual Capital Disclosure

Definisi Intellectual Capital Disclosure sendiri telah banyak diperdebatkan oleh para ahli di berbagai literature. Intellectual Capital Disclosure dapat dipandang sebagai suatu laporan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pengguna, hal itu dipersiapkan untuk laporan sehingga dapat memenuhi seluruh kebutuhan merekaAbeysekera, 2006. Mouritsen et al 2001 menyatakan bahwa IC disclosure dalam suatu laporan keuangan sebagai suatu cara untuk mengungkapkan bahwa laporan tersebut menggambarkan aktifitas perusahaan yang kredibel, terpadu kohesif serta ”true and fair”. Saat ini masih sedikit perusahaan yang menyampaikan pelaporan Intellectual Capital secara terpisah. Hal ini dikarenakan ketika IC disclosure dilaksanakan dengan cara yang berbeda, kemungkinan akan menyebabkan laporan-laporan yang kohesif, sehingga tidak perlu untuk menyediakan disclosure yang kredibel mengenai kegiatan perusahaan. IC disclosure dikomunikasikan untuk stakeholder intern dan ekstern yaitu dengan mengkombinasikan laporan berbentuk angka, visualisasi dan naratif yang bertujuan sebagai penciptaan nilai. Bentuk laporan yang lebih sempurna tersebut, telah menjadi suatu cara untuk memberikan arahan mengenai aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban baru bagi karyawan dan bagaimana seharusnya para karyawan tersebut memberikan kontribusi mereka terhadap penciptaan nilai bagi 13 perusahaan. Disclosure IC telah menjadi suatu bentuk komunikasi yang baru yang mengendalikan ”kontrak” antara manajemen dan pekerja. Bagi seorang manajer memungkinkan dapat membuat strategi-strategi untuk mencapai permintaan stakeholder seperti investor dan untuk meyakinkan stakeholder atas keunggulan atau manfaat kebijakan perusahaan. Berkembangnya wacana mengenai intellectual capital tidak lepas dari teori- teori riset sebagai landasan pengembangan penelitian. Beberapa teori yang mendasari kecenderungan pengungkapan sukarela intellectual capital, yaitu teori stakeholder dan teori legitimasi. Berdasarkan teori stakeholder, manajemen organisasi diharapkan untuk melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh stakeholder mereka dan melaporkan kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi tentang bagaimana aktivitas organisasi mempengaruhi mereka sebagai contoh, melalui polusi, sponsorship, inisiatif pengamanan, dll, bahkan ketika mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut dan bahkan ketika mereka tidak dapat secara langsung memainkan peran yang konstruktif dalam kelangsungan hidup organisasi. Deegan, 2004. Teori stakeholder menekankan akuntabilitas organisasi jauh melebihi kinerja keuangan atau ekonomi sederhana. Teori ini menyatakan bahwa organisasi akan memilih secara sukarela mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan, sosial dan intelektual mereka, melebihi dan di atas permintaan wajibnya, 14 untuk memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh stakeholder.Deegan, 2004 Tujuan utama teori stakeholder adalah untuk membantu manajer korporasi mengerti lingkungan stakeholder mereka dan melakukan pengelolaan dengan lebih efektif diantara keberadaan hubungan-hubungan dilingkungan perusahaan mereka.Ulum, 2007. Teori stakeholder juga diperkuat oleh adanya teori legitimasi yang menyatakan bahwa organisasi secara terus-menerus memastikan bahwa operasi mereka berada dalam batas dan norma masyarakat. Hal ini didasarkan pada pikiran bahwa terdapat kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat, yang mengharuskan perusahaan untuk melaporkan secara sukarela, aktivitas tertentu yang diharapkan oleh masyarakat Purnomosidhi, 2006 dalam Wardhani, 2009. Teori legit imasi bergantung pada premis bahwa terdapat ‟kontrak sosial‟ antara perusahaan dengan masyarakat di mana perusahaan tersebut beroperasi. Kontrak sosial adalah suatu cara untuk menjelaskan sejumlah besar harapan masyarakat tentang bagaimana seharusnya organisasi melaksanakan operasinya. Harapan sosial ini tidak tetap, namun berubah seiring berjalannya waktu. Hal ini menuntut perusahaan untuk responsif terhadap lingkungan di mana mereka beroperasi Deegan, 2004. Berdasarkan teori legitimasi, organisasi harus secara berkelanjutan menunjukkan telah beroperasi dalam perilaku yang konsisten dengan nilai sosial Guthrie dan Parker, 1989 dalam Ulum, 2007. Hal ini seringkali dapat dicapai melalui pengungkapan disclosure dalam laporan perusahaan. 15 Dalam penelitian ini digunakan pendekatan teori stakeholder. Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi stakeholder yang dianggap powerfull. Hal tersebut karena stakeholder berkepentingan untuk mempengaruhi manajemen dalam proses pemanfaatan seluruh potensi yang dimiliki oleh organisasi, karena hanya dengan pengelolaan yang baik dan maksimal atas seluruh potensi inilah organisasi akan dapat menciptakan value added untuk kemudian mendorong kinerja keuangan perusahaan yang merupakan orientasi para stakeholder dalam mengintervensi manajemen. Kelompok inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan dalam mengungkapkan suatu informasi didalam laporan tahunan perusahaan. Pengungkapan Intellectual Capital diperlukan bagi para stakeholder. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya pengungkapan Intellectual Capital stakeholder dapat menganalisis sejauh mana kemampuan perusahaan dalam mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki yang nantinya akan mendatangkan nilai tambah serta kekayaan di masa yang akan datang.

2.1.1 Kinerja Pasar