7
1. PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, memicu munculnya basis perusahaan baru disamping basis bisnis perusahaan yang
berdasarkan tenaga kerja labour-based business. Basis bisnis perusahaan baru yang kini mulai berkembang yaitu bisnis berdasarkan teknologi technology-based
business. Namun demikian, perusahaan yang berdasarkan tenaga kerja kini juga telah banyak yang memasukkan unsur-unsur teknologi guna mendukung berjalannya
kegiatan operasi perusahaan. Hal tersebut berpengaruh terhadap berubahnya penciptaan nilai organisasi. Manajemen harus mampu memanfaatkan nilai-nilai yang
tidak tampak dari aset tidak berwujud yang nantinya akan mempengaruhi masa depan dan prospek organisasi. Beberapa peneliti telah menemukan adanya gap yang besar
antara nilai pasar dengan nilai buku yang diungkapkan oleh perusahaan karena perusahaan-perusahaan tersebut gagal melaporkan
“hidden value” dalam laporan tahunannya Mouritsen, Bukh, dan Marr, 2004 dalam Wardhani 2009. Menurut
Canibano, Garcia-Ayuso, dan Sanches 2000 pendekatan yang pantas untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan adalah dengan mendorong peningkatan
informasi pengungkapan Intellectual Capital. Sebagian besar perusahaan hanya menyajikan aset fisik atau finansial dalam
neraca perusahaannya. Padahal, bagi perusahaan – perusahaan yang bergerak
dibidang industri berbasis teknologi, kekayaan perusahaan tidak hanya diukur dari aset berwujudnya saja namun juga mencakup aset tak berwujud yang mereka sebut
Intellectual Capital IC. Aset tak berwujud ini yang meliputi proses organisasi,
8 pengetahuan dan know-how karyawan, dan hubungan yang mendukung atau
menciptakan kekayaan keuntungan bagi perusahaan. IC dianggap memiliki peran penting dalam meningkatkan nilai bagi perusahaan serta mendukung terciptanya
kenggulan kompetitif yang berkelanjutan. Intellectual capital diakui dapat meningkatkan keuntungan perusahaan yang labanya dipengaruhi oleh inovasi dan
knowledge-intensive services Edvinsson dan Sullivan, 1996 dalam Wardhani, 2009. Seperti yang dikemukakan oleh Mouritsen 1998, bahwa intellectual capital
menyangkut kapasitas luas pengetahuan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. oleh karena itu, bagi perusahaan berbasis teknologi, Intellectual Capitaljuga merupakan
aset yang harus diungkapkan dallam neraca perusahaan. Informasi Intellectual Capital IC dapat membantu investor untuk menilai
kapabilitas perusahaan dalam menciptakan kekayaan di masa datang dengan lebih baik. Brennan, 2001. Intellectual capital dilaporkan dalam laporan tahunan
perusahaan sebagai disclosure atas laporan keuangan. Dalam perkembangan dunia usaha diperlukan laporan keuangan tahunan perusahaan yang lebih berkualitas.
Dimana di dalamnya juga mengungkapkan komunikasi eksternal yang berdasar pada pengetahuan. Permintaan terhadap informasi ini tidak hanya diterapkan pada
pelaporan tahunan tradisional, namun juga pada tipe-tipe laporan yang baru seperti laporan Intellectual Capital IC yang digunakan sebagai tambahan pada laporan
bisnis dan prospektus perusahaan. Pemanfaatan seluruh kekayaan perusahaan, termasuk modal intelektual
Intellectual Capital secara efektif dan efisien akan membantu meningkatkan
9 prospek perusahaan di masa yang akan datang. Semakin tinggi transparansi terhadap
pengungkapan Intellectual CapitalIC akan membantu investor menilai masa depan perusahaan. Jika prospek perusahaan di masa yang akan datang menjanjikan, investor
akan tertarik untuk menanamkan modalnya, sehingga akan meningkatkan permintaan saham perusahaan tersebut. Peningkatan permintaan tersebut juga akan berpengaruh
pada meningkatnya harga saham di pasar. Jadi, prospek yang menjanjikan di masa yang akan datang akan menyebabkan naiknya harga saham.
Penelitian mengenai pengaruh pengungkapan Intellectual Capital IC terhadap kinerja pasar menarik untuk dilakukan, karena sebagian besar penelitian
mencoba membuktikan pengaruh dari IC itu sendiri, terhadap variabel yang dipengaruhinya. Salah satu penelitian tersebut adalah penelitian Ulum 2007
mengenai pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja perusahaan. Penelitiaan ini mencoba menganalisis apakah terciptanya kinerja pasar yang bagus juga dipengaruhi
oleh kecenderungan perusahaan dalam pengungkapan Intellectual Capital IC dalam laporan tahunan perusahaan.
Penelitian ini menggunakan kategori dan komponen dari kerangka kerja deskriptif mengenai informasi Intellectual Capital untuk menganalisis kandungan
dari laporan tahunan dengan mengelompokkan antara industri “high tech industries” dan “traditional industries”. Pengelompokkan ini, mengacu pada penelitian Bozzolan
et al. 2003 dimana perusahaan Internet providers, Biotechnology, Entrainment, Internet, IT distribution, High-tech manufacturing, Media, Retail, Software, System
Integration and Telekomunication, Web service termasuk ke dalam kelompok high
10 tech industries, sedangkan perusahaan Food, Automobile, Chemical, Building,
Electronics, Manufacturing, Oil, Utilities,Clothing and Textiles, Tourism and Leisure masuk ke dalam kelompok traditional industries.
Alasan pengelompokan ini, didasari atas perkermbangan perusahaan yang bergerak dengan basis teknologi. Perusahaan-perusahaan tersebut tentunya akan terus
mengembangkan teknologi yang bertujuan untuk menciptakan produk serta layanan berteknologi tinggi. Hal ini berpengaruh terhadap pengetahuan serta keahlian yang
dimiliki karyawan. Semakin tinggi pengetahuan dan keahlian yang dimiliki karyawan, maka akan semakin banyak inovasi-inovasi yang dapat dilakukan. Hal
tersebut akan mempengaruhi kualitas output yang dikeluarkan perusahaan dengan basis teknologi tinggi.
Penelitian Boedi 2008 yang menguji perbedaan pengungkapan Intellectual Capital antara sektor industri lama dengan sektor industri baru membuktikan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara sektor industri baru dan lama berkaitan dengan pengungkapan Intellectual Capital dalam laporan tahunan perusahaan. Selain
itu, terbukti bahwa variabel pengungkapan Intellectual Capital berpengaruh positif namun hasilnya tidak signifikan terhadap nilai kapitalisasi pasar.
Ulum 2007 meneliti pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan perusahaan dan menemukan bahwa IC berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan perbankan yang go public maupun tidak di Indonesia. Berbeda dengan penelitian Wahdikorin 2010 yang menyatakan bahwa Human Capital
Efficiency HCE, Structural Capital Efficiency SCE, Value Added of Intellectual
11 Capital VAIC dan Jenis Bank GROUP tidak berpengaruh terhadap Return on
Asset ROA.
Penelitian ini hendak menguji persoalan penelitian : 1. Apakah pengungkapan komponen Intellectual Capital dalam laporan tahunan
perusahaan “high tech industries” lebih banyak dibandingkan “traditional industries”
2. Apakah jumlah pengungkapan IC dalam laporan tahunan berpengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi perusahaan maupun investor. Bagi Perusahaan, memberikan bukti empiris mengenai pentingnya
pengungkapan Intellectual Capital dalam laporan keuangan untuk meningkatkan kualitas dari laporan keuangan perusahaan, serta dapat dijadikan bahan pertimbangan
perusahaan dalam memaksimalkan pengelolaan modal intelektual agar dapat menciptakan nilai bagi perusahaan. Bagi Investor, penelitian ini dapat dijadikan
dasar pertimbangan dalam menginvestasikan modalnya.
2. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS