Bentuk Perubahan Sosial dalam masyarakat

permasalahan sosial. Kebutuhan akan saluran persoalan sosial itu adalah kebutuhan mutlak dari para warga masyarakat. Selain itu perubahan dari dalam itu bisa terjadi karena adanya perubahan demografi serta adanya perubahan struktur, sikap, nilai, dan budaya sosial. 17 Sumber perubahan yang berasal dari luar, 18 adapula menyangkut kemajuan teknologi. Telah dilihat bahwa teknologi mampu membantu masyarakat dalam meningkatkan kemungkinan-kemungkinan dalam masyarakat. Entah itu dalam pola perubahan cara berinteraksi antara individu-individu dalam keluarga ataupun masyarakat secara keseluruhan. Namun tidak selamanya pengaruh perubahan karena teknologi ini memilik efek positif. Terdapat pula efek negatifnya yang sangat mungkin menyebabkan masalah baru bagi masyarakat. Agus Salim, berpendapat bahwa masyarakat modern mulai meninggalkan tradisi nenek moyang bergantung pada tingkat kebutuhannya. Begitupula dalam hal mencari tempat tinggal, mereka memilihnya dengan lebih rasional. 19 Pola-pola perubahan dan tempat tinggal dan pandangan hidup masyarakat berpengaruh kepada perhatian masyarakat terhadap kehidupan masa lalu dan harapan kepada masa depan.

C. Bentuk Perubahan Sosial dalam masyarakat

Setiap manusia selama hidup pasti mengalami berbagai perubahan. Perubahan dapat berupa pengaruhnya terbatas maupun luas, perubahan yang lambat dan ada perubahan yang berjalan dengan cepat. Untuk itu dapat dilihat ada dua bentuk perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat baik itu sosial maupun budaya 4+- . 6 +2 ? B 8 terjadi dalam dua cara yaitu, perubahan dalam bentuk lambat dan perubahan dalam bentuk yang cepat dalam masyarakat. Perubahan yang sifatnya lambat disebut dengan evolusi, 20 sedangkan perubahan yang tidak membutuhkan waktu lama disebut revolusi. 21 Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa suatu masyarakat berhenti pada satu titik tertentu saja walaupun adakalanya lambat, namun pasti perubahan itu terjadi. Proses evolusi diatas seringkali digunakan oleh berbagai ahli untuk menganalogikan perkembangan masayarakat. Proses perkembangan masyarakat yang warnai perubahan yang berlangsung sangat lambat. Pemikiran ini dipengaruhi oleh hasil-hasil penemuan biologi yang memang telah berkembang. Peletak dasar pemikiran evolusi ini adalah Charles Darwin. Masyarakat berkembang dengan paradigma Darwinian: ada proses seleksi di dalam masyarakat kita atas individu-individunya. Herbet Spenser, August Comte dan Durkheim juga memilik pandangan tentang perubahan sebagai proses kemajuan berbentuk garis lurus. Kemajuan pikiran atau diferensiasi structural atau pembagian kerja merupakan proses berkelanjutan secara linear menuju tingkat yang lebih sempurna. 22 Dengan kata lain kekhasan dari konsep teori evolusi awal yang menakankan kedamaian, keharmonisan perubahan potensi kemajuan. Jadi menurut mereka perubahan sosial berjalan lambat namun menuju suatu bentuk- bentuk kesempurnaan masyarakat. Spenser sangat dipengaruhi oleh pemikiran Darwin, ia menganalogikan masyarakat sebagai layaknya perkembangan individu. Dengan menunjukkan bahwa perubahan sosial adalah proses seleksi alam. Manusia masyarakat termasuk di dalamnya sistem kebudayaan, politik, ekonomi, 8 - 9 mengalami perkembangan secara bertahap. Mula-mula berasal dari bentuk yang sederhana kemudian berkembang dalam bentuk yang sederhana kemudian berkembang dalam bentuk yang lebih kompleks menuju tahap akhir yang sempurna. Selain evolusi adapula proses revolusi. Menurut Sztompka, revolusi adalah puncak dari perubahan sosial. 23 Revolusi biasanya akibat kejenuhan terhadap proses evolusi. Proses revolusi ini didahului dengan munculnya penemuan baru atau ketidakpuasan dari golongan-golongan tertentu yang muncul dari tersebarnya suatu ide baru. Revolusi biasanya ditandai dengan adanya teror. 24 Revolusi merupakan sebuah proses pembentukan masyarakat sehingga menyerupai proses kelahiran kembali. Namun bukan berarti semua perubahan revolusi berhasil. Para ahli sosiologi berpendapat bahwa suatu tidak terjadi dengan mendadak bahkan ada juga revolusi yang tidak pernah pecah, walaupun lelah mencapai ‘puncak’nya. 25 Ada revolusi yang berakhir dengan perpecahan antara kekuatan-kekuatan revolusi itu sendiri karena adanya iri hati satu sama lain atau karena tidak adanya konsep yang yang jelas mengenai pembangunan setelah revolusi. Revolusi mempunyai kehidupan ganda yang tampak dalam dua samaran. Pertama menggambarkan revolusi sebagai mitos, sedangkan kedua memberikan gambaran revolusi sebagai sebuah konsep dan bahkan teori dalam ilmu sosiologi. 26 Dua samaran ini mempunyai kesaling terkait bahkan dialektika 4- - diantara keduanya menjadi suatu bentuk wajar yang berperan dalam tingkat kesadaran sosial. Konsep revolusi ini dapat pula dibahas dalam dua perspektif, yakni filsafat sejarah dan sosiologi. Konsep berdasarkan filsafat sejarah berarti mempunyai bentuk terobosan radikal terhadap kesinambungan jalannya sejarah. Sedangkan perspektif sosiologi memandang revolusi sebagai bentuk penggunaan kekuatan massa terhadap penguasa untuk melakukan perubahan mendasar dan terus- menerus. Revolusi dapat dianggap sebagai upaya membentuk ulang sejarah dengan menggunakan kekuatan kreativitas manusia. 27 Kedua perspektif tersebut turut mempengaruhi pendefenisian revolusi. Sztompka mendefenisi revolusi yang digolongkannya dalam tiga kelompok. Kelompok pertama, defenisi yang menekankan pada transformasi fundamental masyarakat. 28 Jadi perubahan revolusioner bersifat radikal dan menyentuh seluruh aspek baik dalam struktur politik, sosial, ekonomi dan fungsi struktur dan sistem sosial masyarakat. Kelompok kedua, mencakup defenisi yang menekankan kekerasan, perjuangan, dan kecepatan perubahan. 29 Jadi lebih menekankan pada teknik untuk melakukan perubahan yang diinginkan. Kelompok ketiga, kebanyakan pakar yakin bahwa revolusi memerlukan keterlibatan kekerasan dan penggunaan kekerasan. 30 Bentuk perubahan social lainnya dikenal dengan istilah mobilitas social. Mobilitas social adalah suatu perubahan yang terorganisir. Perubahan itu terjadi sebagai bentuk dari penyesuain diri dengan keadaan, yang didorong oleh keinginan untuk hidup lebih baik dengan memanfaatkan penemuan-penemuan baru. 31

D. Agen Perubahan Sosial

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Ternak Sapi bagi Masyarakat Sumba Timur (Studi Kasus di Desa Kambatatana Kec. Pandawai Kab. Sumba Timur) T2 092012013 BAB II

1 1 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: SKIZOFRENIA (Studi Kasus Dampak Psiko-Sosial Penderita Skizofrenia Bagi Keluarga Di KotaWaingapu-Sumba Timur) T2 752009016 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: SKIZOFRENIA (Studi Kasus Dampak Psiko-Sosial Penderita Skizofrenia Bagi Keluarga Di KotaWaingapu-Sumba Timur) T2 752009016 BAB II

0 0 45

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: SKIZOFRENIA (Studi Kasus Dampak Psiko-Sosial Penderita Skizofrenia Bagi Keluarga Di KotaWaingapu-Sumba Timur) T2 752009016 BAB IV

0 0 40

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus tentang Perubahan Sosial di Sumba Timur terhadap Persyaratan Gelar Kebangsawanan

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus tentang Perubahan Sosial di Sumba Timur terhadap Persyaratan Gelar Kebangsawanan T2 752011041 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus tentang Perubahan Sosial di Sumba Timur terhadap Persyaratan Gelar Kebangsawanan T2 752011041 BAB IV

0 1 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus tentang Perubahan Sosial di Sumba Timur terhadap Persyaratan Gelar Kebangsawanan T2 752011041 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus tentang Perubahan Sosial di Sumba Timur terhadap Persyaratan Gelar Kebangsawanan

0 0 3

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jaringan Islam Tradisional di Pekalongan: Respon Jaringan terhadap Perubahan Sosial T2 BAB II

0 0 12