keinginan untuk hidup lebih baik dengan memanfaatkan penemuan-penemuan baru.
31
D. Agen Perubahan Sosial
Sztompka menyitir berbagai diskusi atau perdebatan mengenai agen perubahan. Realitas social mulai dipahami sebagai sejenis koefesien agen. Agen
perubahan itu sepenuhnya berwujud manusia dan social dalam dua bentuk: aktor individual dan agen kolektif. Teori sosiologi akhir-akhir ini memusatkan perhatian
pada keduanya, mencoba membongkar rahasia operasi dan mekanismenya melalui realitas social yang dihasilkan. Adanya saling pengaruh antar agen perubahan
kolektif dan individu. Gagasan tentang perubahan yang direncanakan, diharapkan dan konsep tindakan kolektif kelompok melengkapi citra tentang
perubahan spontan yang dihasilkan Individu. Menurut Sztompka, aktor dibalik perubahan sosial yang paling mendasar
adalah aktor individual orang yang bertindak dan agen kolektif kolektivitas, kelompok tugas, gerakan sosial, asosiasi, parpol, tentara, pemerintah dan
sebagainya.
32
Yang berperan sebagai aktor individual adalah orang biasa, bisa juga individu yang karena kualitas pribadinya yang khas bertindak mewakili orang
lain, atas nama kepentingan mereka. Diakui bahwa setip individu hanya memiliki peran sangat kecil dalam perubahan social, tetapi pada waktu yang bersamaan
4- -
perubahan social harus dipandang sebagai hasil gabungan dari apa yang dikerjakan semua individu.
33
Sementara yang disebut dengan agen kolektif adalah berupa gerakan social. Sztompka mengidentifikasikan gerakan social sebagai kolektivitas orang
yang bertindak secara bersama-sama. Selain itu mereka bergerak dengan memiliki tujuan agar perubahan tertentu dalam masyarakat mereka ditetapkan partisipasi
menurut cara yang sama. Kolektifitasnya bersifat relative tersebar namun lebih rendah derajatnya daripada organisasi formal. Tindakannya mempunyai derajat
yang spontanitas tinggi namun tak terlembagakan dan bentuknya konvensional.
34
Setiap perubahan social yang terjadi mempunyai kekhasan sendiri, namun Jacobus Ranjabar, mengemukakan ciri-ciri umum yang menandai terjadinya suatu
perubahan sosial: 1.
Differential social organization;
35
dalam masyarakat tradisional, tindakan individu dan masyarakat cenderung seragam. Organisasi
social mengadakan kontrol demi terpeliharanya keseragaman norma. Hal ini bertolak belakang dengan masyarakat maju akibat pengaruh
luar, dalam masyarakat maju terkadang ada norma lama yang ditinggalkan, padahal belum ada norma baru sebagai penggantinya.
Konsekuensi yang terjadi adalah terjadi penafsiran dan tindakan yang berbeda terhadap norma.
2. Kemajuan IPTEK;
36
tak bisa dipungkiri kemajuan IPTEK ikut andil besar dalam perubahan world view, ideologi, politik, dan ekonomi.
8 -
9 7
+ 4.:
Individualime adalah paham yang semakin kokoh di era IPTEK ini. Dengan demikian setiap orang bisa saja lepas dari kontrol organisasi
masyarakat dalam hal norma yang berlaku, sebagai akibat dari multitafsir norma yang merupakan kebebasan individu. Dengan
kebebasannya itu juga, individu bisa melepaskan diri dari ikatan tradisi yang dianggap mengekang. Disinilah kemudian timbul kesamaan hal,
martabat dan kebebasan berpendapat. 3.
Mobilitas;
37
ada dua sifat mobilitas yaitu horizontal dan vertical. Mobilitas horizontal sebagai akibat dari revolusi industry yang
memungkinkan seseorang atau kelompok orang berpindah dari satu tempat ketempat lain yang berpotensi ekonomis tinggi. Sedangkan
mobilitas yang sifatnya vertical dapat dilihat dari perubahan status seseorang akibat revolusi.
4. Perubahan tidak terencana dan terencana;
38
perubahan social tidak terencana adalah perubahan yang terjadi di luar kontrol masyarakat,
dan hasilnya bukan suatu yang diharapkan. Lain halnya dengan perubahan terencana, dalam pelaksanaannya, pihak-pihak yang
menghendaki perubahan itu mempunyai misi. Dalam rangka melaksanakan misi perubahan itu, mereka bisa saja menggunakan
tekanan-tekanan. Masyarakat sasaran perubahan itu biasanya mendapatkan sosialisai terlebih dahulu mengenai perubahan social
dimaksud. 5.
Pertentangan; pertentangan atau kontroversi biasanya terjadi karena adanya perubahan yang bisa saja mengancam kepentingankestabilan,
1
juga bisa menghancurkan kebiasaan, serta merubah pola tingkah laku kenyamanan yang selama ini dirasakan dan dilakoni, harus berubah
sebagai akibat dari konsekuensi kedinamisan.
E. Arah Perubahan Sosial