USAHA PEMULANGAN TENTARA JEPANG DAN EVAKUASI ALLIED PRISONERS OF WARS AND INTERNEES (APWI) KE NEGARANYA TAHUN 1945-1947

(1)

i ABSTRAK

USAHA PEMULANGAN TENTARA JEPANG DAN EVAKUASI ALLIED PRISONERS OF WARS AND INTERNEES (APWI) KE NEGARANYA

TAHUN 1945-1947 Oleh :

Muhammad Aji Wira Wardhana

Setelah gagalnya Operasi Recovered Allied Prisoners of Wars and Internees

(RAPWI) yang dilakukan oleh Pasukan Sekutu di Indonesia, akibat bentrokan yang terjadi di beberapa daerah antara pasukan Sekutu dengan Pejuang Indonesia, akhirnya sekutu meminta bantuan indonesia dalam Pemulangan Tentara Jepang dan Evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Usaha Pemulangan Tentara Jepang dan evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) di Indonesia . Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apa sajakah Usaha Pemerintah Indonesia dalam Pemulangan Tentara Jepang dan Evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) Tahun 1946-1947?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kepustakaan dan Dokumentasi. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data kepustakaan dan teknik dokumentasi yang diperoleh dari Perpustakaan Universitas Lampung, Perpustakaan Daerah Lampung, Perpustakaan Nasional, dan Arsip Nasional Republik Indonesia. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif agar dapat menjawab sebuah permasalahan historis dan menginterpretasikannya menjadi sebuah penelitian ilmiah yang logis dan sistematis.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Usaha Pemerintah Indonesia dalam Pemulangan Tentara Jepang dan Evakuasi Allied Prisoners Of Wars And Internees (APWI) yaitu, yang pertama adalah Perjanjian kerjasama antara Pihak Indonesia dengan Pihak Sekutu dalam pemulangan tentara Jepang dan Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI), yang kedua adalah pembentukan Panitia Oeroesan Pengangkoetan Djepang dan APWI (POPDA) yang bermarkas pusat di Solo Jawa Tengah, dan yang ketiga Pemulangan Tentara Jepang dan Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) yang dilakukan oleh pihak Indonesia.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Usaha Pemerintah Indonesia dalam pemulangan tentara Jepang melalui dua Jalur, yaitu jalur darat dan jalur laut, evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) terdiri dari tiga jalur, yaitu jalur darat, jalur laut dan jalur udara. Jumlah tentara Jepang yang dipulangkan 35.000 orang, dan Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) yang di evakuasi 28.000 orang.


(2)

USAHA PEMULANGAN TENTARA JEPANG DAN EVAKUASI ALLIED PRISONERS OF WARS AND INTERNEES (APWI) KE NEGARANYA

TAHUN 1945-1947

Oleh

Muhammad Aji Wira Wardhana

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

(4)

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pringsewu Utara Kabupaten Lampung Selatan (Sekarang Kabupaten Pringsewu) pada tanggal 29 November 1991 merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Hi. Musthofa dan Ibu Sri Handayani. Pendidikan yang telah diselesaikan oleh penulis adalah:

1. SD Muhammadiyah Pringsewu Kabupaten Pringsewu, selesai pada tahun 2003

2. SMP Negeri 2 Pringsewu Kabupaten Pringsewu, selesai pada tahun 2006 3. SMA Negeri 1 Pringsewu Kabupaten Pringsewu, selesai pada tahun 2009

Pada tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosisal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2009.

Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKN) di Yogyakarta dan pada tahun 2012 penulis melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Program Kegiatan Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Palas Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan.


(6)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada ALLAH SWT yang terhingga yang telah melimpahkan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini kepada orang yang saya cintai dan saya sayangi yang memiliki arti dalam hidup dan perjuanganku kepada keluarga tercinta kupersembahkan karyaku ini kepada:

1. Ibu dan Ayah yang senantiasa berdoa dan berjuang tidak pernah lelah demi kesuksesanku.

2. Kedua Saudaraku Nadia Mustikaning Mahardika dan Sri Krisna Wisnu Wardhana, yang telah memberiku dukungan kepada peneliti serta keluarga besarku.

3. Para pendidikku, guru-guruku dan dosenku yang telah memberikan ilmu kepadaku.


(7)

MOTO

Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum

Sebelum kaum itu merubah nasibnya sendiri

(Q.S. Al-A`raaf)

Belajar tentang pikiran dan ilmu pengetahuan

Tanpa belajar untuk memperkaya hati

Sama dengan tak belajar apa-apa


(8)

SANWACANA

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul, Usaha Pemulangan Tentara Jepang dan Evakuasi Allied Prisoners Of Wars And Internees (APWI) di Indonesia Tahun 1945-1947, pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga mendapat banyak petunjuk dan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapakan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, Dekan FKIP Unila;

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung; 3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si, Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung; 4. Bapak, Dr. Muhammad Fuad, M.Hum, Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;


(9)

5. Bapak Drs.Zulkarnain, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

6. Bapak Drs. Maskun, M.H, Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila sekaligus Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu , memberikan bimbingan , kritik, saran, dan nasehat dalam proses kuliah dan proses menyelesaikan skripsi;

7. Bapak Drs. Syaiful M, M.Si, dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, sekaligus Pembimbing Akademik dan Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu , memberikan bimbingan , kritik, saran, dan nasehat dalam proses kuliah dan proses menyelesaikan skripsi;

8. Bapak Drs. Wakidi, M.Hum, dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, sekaligus Penguji Utama dalam ujian skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu , memberikan bimbingan , kritik, saran, dan nasehat dalam proses kuliah dan proses menyelesaikan skripsi;

9. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Sejarah FKIP yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa di program studi Pendidikan Sejarah; 10.Teman – teman di Program Studi Pendidikan Sejarah Angkatan 2009,

Dian Amalia Chasanah, Ida Nuryani, Yulian Eko, Agustinus Dani, Sumariansyah, Sidik, , serta teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk kebersamaan dan Persaudaraan yang Indah.


(10)

12.Teman-teman PPL yang memberikan semangat dan motivasi bagi penulis. 13.Semua pihak yang telah membantu proses penulisan skripsi ini. terima

kasih atas bantuannya.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih dari kesempurnaan akan tetapi penulis berharap agar skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 2014

Penulis


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Kegunaan Penelitian ... 6

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Usaha Pemerintah Indonesia ... 7

B. Konsep Pemulangan Tentara Jepang ... 8

C. Konsep Evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) ... .9

D. Kerangka Pikir... 11

E. Paradigma ... 12

III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode yang Digunakan ... 13

B. Variabel Penelitian ... 15

C. Teknik Pengumpulan Data ... 16

D. Teknik Analisis Data ... 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Gambaran Umum Indonesia tahun 1942-1945 ... 19

2. Kekalahan Jepang... 22

3. Masuknya Sekutu ke Indonesia ... 24

4. Perjanjian Kerjasama Sekutu dengan Indonesia ... 26


(12)

5.1. Kantor Penghubung Tentara ... 33

6. Pemulangan Tentara Jepang dan Evakuasi APWI ... 34

6.1. Pemulangan Tentara Jepang ... 34

6.1.1. Jalur Darat ... 35

6.1.2. Jalur Laut ... 36

6.2. Evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) ... 39

6.2.1. Jalur Darat ... 41

6.2.2. Jalur Laut ... 43

6.2.3. Jalur Udara ... 43

B. PEMBAHASAN 1.Usaha Pemerintah Indonesia dalam Pemulangan Tentara Jepang dan APWI ... 46

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 50

B. Saran ... 51 DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Data Halaman

1. Hasil Perjanjian antara Pasukan Sekutu dengan Pemerintah Indonesia ... 55

2. Perundingan antara Jepang dengan Belanda ... 61

3. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ... 63

4. Tentara Sekutu Tiba di Indonesia ... 64

5. Pengangkutan APWI ... 65

6. Arsip Surat Kantor Penghubung... 67

7. Daftar Tawanan Perang ... 68

8. Arsip Surat Kantor Penghubung... 69

9. Arsip Surat Kantor Penghubung... 70

10.Arsip Data Tawanan Perang ... 71

11.Surat Izin Penelitian Perpusnas ... 79

12.Surat Izin Penelitian ANRI ... 80


(14)

1

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Hal ini menyebabkan terjadinya kekosongan kekuasaan di Indonesia. Keadaan ini merupakan peluang bagi bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.

Pada hari Jum`at tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya di depan rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta. Teks Proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno di depan rakyat Indonesia. Bendera Merah Putih dikibarkan dengan oleh Latief Hendraningrat dan Suhud Marokusuma sebagai tanda lahirnya Negara Republik Indonesia. Peristiwa ini menandai perubahan drastis kedudukan Indonesia dari negeri terjajah menjadi negeri merdeka sekaligus mengawali tanggung jawab yang berat, yakni untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.

Setelah kekalahan dan menyerahnya Jepang kepada Sekutu, Komando Sekutu Asia Tenggara di Singapura mengutus tujuh perwira Inggris di bawah pimpinan mayor A.G. Greenhalgh untuk datang ke Indonesia. Mereka tiba di Indonesia pada


(15)

2

8 September 1945 dengan tugas mempelajari dan melaporkan keadaan di Indonesia menjelang pendaratan rombongan Sekutu.

Pada tanggal 16 September 1945 rombongan perwakilan Sekutu mendarat di Tanjung Priok Jakarta dengan menggunakan kapal Cumberland. Rombongan ini dipimpin laksamana Muda W.R. Petterson. Dalam rombongan ini ikut pula C.H.O. Van Der Plas yang mewakili Dr. H.J. Van mook, Kepala Netherlands Indies Civil Administrations (NICA). Sekutu yang sebagian besar terdiri dari tentara Inggris pada 29 September 1945 mendarat secara resmi di Tanjung Priok dengan sejumlah kapal laut. Pasukan ini disebut Allied Force Netherland East Indies (AFNEI) dan dipimpin oleh Letjen Sir Phillip Christison yang sebagian besar anggota pasukannya terdiri dari divisi India. Tujuan awal kedatangan Sekutu adalah untuk memulangkan Tentara Sekutu yang ditawan oleh Jepang pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Keadaan para tawanan perang sangat buruk. Hal ini dikemukakan oleh M.C. Ricklefs bahwa :

Di beberapa daerah orang Indonesia menyerang serdadu-serdadu dan warga sipil Belanda, sehingga satu-satunya cara menyelamatkan diri ialah menyerah kepada pihak Jepang. Pihak Jepang berniat menawan semua orang Eropa (kecuali warga Negara sekutu-sekutu Jepang, terutama orang-orang Jerman). Perkiraan-perkiraan tentang jumlah terakhir seluruh tawanan adalah sekitar 170.000 orang, 65.000 orang diantaranya adalah tentara Belanda, 25.000 orang adalah serdadu-serdadu Sekutu lainnya, dan 80.000 orang adalah warga sipil (termasuk 60.000 wanita dan anak-anak). Kondisi di kamp-kamp tawanan sangat buruk. Kurang lebih 20 persen tawanan militer Belanda, 13 persen warga sipil wanita, dan 10 persen anak-anak meninggal dunia. Jumlah tertinggi korban yang meninggal dunia terdapat di kamp-kamp sipil pria, yaitu 40 persen meninggal dunia. (M.C. Ricklefs, 2011: 298)

Kedatangan Sekutu disambut dengan baik oleh pihak Indonesia, Namun hal ini tidak berlangsung lama setelah adanya pasukan belanda yang ikut dalam


(16)

3

rombongan pasukan sekutu, Hal ini seperti diungkapkan Marwati Djoened Pusponegoro dan Nugroho Notosusanto :

Akan tetapi, setelah diketahui bahwa dalam pasukan Sekutu itu terdapat serdadu Belanda dan aparat Netherlands Indies Civil Administration (NICA) yang terang-terangan bermaksud menegakkan kembali pemerintah Hindia Belanda, sikap pihak Indonesia berubah menjadi curiga, bahkan memperlihatkan sikap bermusuhan. Situasi keamanan dengan cepat memburuk sebab NICA mempersenjatai anggota KNIL yang baru dibebaskan dari tawanan Jepang (Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, 2010: 186-187).

Di berbagai daerah, Netherlands Indies Civil Administration (NICA) yang tergabung dalam pasukan Sekutu melancarkan provokasi dan melakukan teror sehingga terjadi berbagai pertempuran di daerah-daerah seperti Surabaya, Medan, Ambarawa, Manado dan Bandung. Pertempuran Surabaya yang dilakukan oleh pejuang Indonesia telah berhasil mencegah kota Surabaya diduduki oleh Sekutu yang membuat Sekutu kehilangan banyak pasukan dan dihentikannya operasi pelucutan senjata Tentara Jepang dan evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI), Sekutu akhirnya meminta bantuan kepada Pihak Indonesia untuk memulangkan Tentara Jepang dan evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) . M.Sabir mengemukakan bahwa:

Pada 9 Januari 1946 diadakan pembicaraan yang dipimpin Brigadir Jenderal Wingrove dari Markas Besar Sekutu dengan Mayor Jenderal Sudibyo yang mewakili Markas Besar Tentara Keamanan Rakyat. Tentara Sekutu meminta bantuan kepada Tentara Keamanan Rakyat untuk mengungsikan sejumlah Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) yang masih berada di Jawa Tengah dan Jawa Timur (M.Sabir ,2004: 340).

Pertemuan awal antara pihak Sekutu dengan Pihak Indonesia ini menghasilkan perjanjian mengenai pemulangan Tentara Jepang dan Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) antara Sekutu dengan Indonesia, yaitu:


(17)

4

APWI

1. Orang-orang Indonesia akan mulai mengevakuasi APWI semua dari lokasi mereka saat ini sekaligus.

2. Bahwa Semua APWI akan dievakuasi ke Batavia

3. Bahwa Indonesia akan bertanggung jawab untuk memberikan mereka ke Sekutu di Batavia dalam keadaan baik, dan akan membuat semua pengaturan untuk keamanan, transportasi dan makan dalam perjalanan.

4. Bahwa Sekutu akan menjamin APWI tidak akan dipersenjatai setelah diserahkan.

Jepang

1. Bahwa Sekutu dan Indonesia akan mengevakuasi Jepang dari Jawa sesegera mungkin.

2. Semua senjata mereka dan peralatan akan dihancurkan di bawah pengawasan Sekutu di pedalaman Jawa, atau akan diserahkan kepada Sekutu di Pelabuhan atau pelabuhan yang ditunjuk. Bahwa dalam kasus yang terakhir Indonesia bisa mengirimkan wakilnya untuk melihat bahwa semua senjata dan amunisi dihancurkan oleh Sekutu dan tidak diserahkan kepada orang lain.

3. Bahwa penyerahan kontrol Semarang atau Surabaya tidak mungkin. 4. Dalam pandangan ayat (3) di atas bahwa jika orang Indonesia

merasa terlalu sulit untuk menyerahkan Jepang di Semarang dan Surabaya, Sekutu akan menerima mereka di Batavia.

5. Bahwa perwakilan Indonesia akan mendiskusikan butir (3) dan (4) dengan Sekutu mereka dan kembali dengan kesepakatan lebih lanjut Januari 1946

(M.Sabir, 2004: 379 – 380).

Dari perjanjian ini dihasilkan persetujuan bahwa Sekutu bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam pemulangan tentara Jepang dan Evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI). Selanjutnya pemerintah Republik Indonesia menyerahkan pelaksanaan tugas itu kepada Tentara Republik Indonesia (TRI), dan mendirikan Panitia Oeroesan Pengangkoetan Djepang dan APWI (POPDA).

…Tentara Republik Indonesia (TRI) telah diberi tugas dan tanggung jawab untuk mencari kamp-kamp yang belum mereka temukan lokasinya. Para komandan divisi Tentara Republik Indonesia (TRI) diinstruksikan agar sebelum 10 April 1946 sudah mendaftar lokasi yang jelas dengan mendata dan melaporkan berapa jumlah tawanan pria, wanita dan anak-anak yang sakit disertai rincian apakah sakit berat atau ringan. Kemudian membuat prioritas penjadwalan transportasi para interniran yang dimulai dari Jawa


(18)

5

Timur, kemudian Jawa Tengah dan terakhir Jawa Barat (M.Sabir, 2004: 337).

Pemerintah Indonesia mempunyai tugas dalam pemulangan Tentara Jepang dan Evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI). Usaha ini akan dilakukan oleh Tentara Republik Indonesia (TRI) melalui sebuah organisasi yang dinamakan Panitia Oeroesan Pengangkoetan Djepang dan APWI (POPDA).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan secara singkat diatas, maka penulis melakukan pengidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Usaha Sekutu dalam Pemulangan Tentara Jepang dan Evakuasi Allied Prisoners Wars and Internees (APWI) Tahun 1945

2. Usaha Pemerintah Indonesia dalam Pemulangan Tentara Jepang dan Evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) Tahun 1946-1947

C. Pembatasan Masalah

Agar dalam penyusunan penelitian ini sesuai dengan apa yang akan diharapkan penulis, maka dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada Usaha Pemerintah Indonesia dalam Pemulangan Tentara Jepang dan Evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) Tahun 1946-1947.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah yaitu Apa sajakah Usaha Pemerintah Indonesia dalam Pemulangan Tentara Jepang dan Evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) Tahun 1946-1947.


(19)

6

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui Apa sajakah Usaha Pemerintah Indonesia dalam Pemulangan Tentara Jepang dan Evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI)

F. Kegunaan penelitian

Setiap penelitian tentunya kegunaan pada pihak-pihak yang membutuhkan, adapun kegunaan dalam penelitian ini antara lain diharapkan bermanfaat untuk : 1. Dapat memberikan informasi kepada setiap pembaca yang ingin menggali

lebih dalam tentang usaha Pemerintah Indonesia dalam Evakuasi Tentara Jepang dan Allied Prisoners Wars and Internees (APWI).

2. Sebagai informasi bagi penulis khususnya dalam memperkaya pengetahuan penulis dalam bidang kesejarahan yang mengenai Usaha usaha Pemerintah Indonesia dalam Evakuasi Tentara Jepang dan Allied Prisoners Wars and Internees (APWI).

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Obyek Penelitian : Tentara Jepang dan APWI 2. Subyek Penelitian : Usaha Pemerintah Indonesia

3. Tempat Penelitian : Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Perpustakaan Daerah Lampung, dan Perpustakaan Nasional

4. Waktu Penelitian : Tahun 2014


(20)

DAFTAR REFERENSI

M.C. Ricklefs. 2011. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Halaman 298.

Marwati Djoened Poesponegoro. Nugroho Notosusanto. 2010. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta : Balai Pustaka Halaman 186.

M.Sabir. 2004. Sejarah Diplomasi Republik Indonesia dari Masa ke Masa.Jakarta : PT Upakara Sentosa Sejahtera. Halaman 340.

Ibid, Halaman 379.

Ibid, Halaman 380.


(21)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Usaha Pemerintah Indonesia

Istilah Usaha dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai sesuatu maksud, pekerjaan, perbuatan, daya upaya, ikhtiar untuk mencapai sesuatu maksud, kerajinan belajar, pekerjaan untuk menghasilkan sesuatu (Daniel Haryono, 2010 : 927).

M.T. Thoyeb dalam bukunya Sejarah Diplomasi Indonesia dari Masa ke

Masa mengemukakan tentang usaha Pemerintah Indonesia bahwa “Pihak Pemerintah Republik Indonesia setuju untuk menangani tugas pengungsian bekas Tentara Jepang dan APWI, membentuk sebuah badan yang diberi nama Panitia Oeroesan Pengangkoetan Djepang dan APWI atau

singkatannya POPDA” (M.T.Thoyeb, 2004: 318).

Aboe Bakar Lubis mengemukakan “Menteri Sosial Ir. Surahman menyurati pihak Sekutu, menyatakan kesediaan Pemerintah Republik Indonesia untuk bekerja

sama dan membantu pihak Sekutu dalam melaksanakan pemulangan APWI”

(Aboe Bakar Lubis, 1992 : 138).

Gadis Rasid mengemukakan “melaksanakan seluruh proyek repatriasi tawanan perang jepang yang masih tinggal di Indonesia, Pemerintah Indonesia ingin membuktikan kepada sekutu bahwa hal ini dapat diurusnya sendiri, Badan yang


(22)

8

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan Usaha Pemerintah Indonesia adalah upaya atau kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan Pemulangan Tentara Jepang dan Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI).

B. Konsep Pemulangan Tentara Jepang

Tentara Jepang yang akan dipulangkan adalah Tentara Jepang yang berada di

Indonesia, seperti dikemukakan oleh Gadis Rasid bahwa “Masuknya tentara

Jepang di Indonesia, merupakan hal yang betul-betul mengesankan bagi bangsa Indonesia. Mereka menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana dalam waktu kurang satu minggu, pasukan – pasukan Jepang dengan berpakaian sederhana dapat menghalau tentara dan pemerintah Belanda dari tanah Indonesia, dalam suatu gerakan cepat” (Gadis Rasid, 1982 : 65).

Istilah Pemulangan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata Pulang yang berarti kembali ke;balik ke; pergi ke tempat asalnya;jatuh kepada;terserah kepada;pulang dan pergi;bolak-balik; berpulang; ke asalnya; ke rahmatullah; ke negeri baka; meninggal dunia, yang di tambahkan imbuhan Pe-an (pemulangan) yang berarti pengembalian, kembali ke tempat asalnya ( Daniel Haryono, 2010 : 669).

Pemulangan Tentara Jepang menurut Gadis Rasid adalah “Menerima penyerahan

pasukan Jepang, mengembalikan mereka ke tanah air mereka, dan membebaskan orang-orang Belanda yang selama 4 tahun disekap oleh Jepang dalam kamp-kamp


(23)

9

Rushdy Hoesein mengemukakan bahwa “Sebagaimana instruksi yang diterima,

tujuan Sekutu datang ke Indonesia adalah memulangkan Tentara Jepang, menyelamatkan eks tawanan Sekutu oleh Jepang, dan menyelamatkan kaum

interniran tanpa perlu melakukan penegakan hukum dan pemerintahan di Jawa”

(Rushdy Hoesein, 2010: 81).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan Pemulangan Tentara Jepang adalah pengembalian atau mengembalikan Tentara Jepang yang berada di Wilayah Indonesia, untuk di pulangkan ke tanah air mereka.

C. Konsep Evakuasi Allied Prisoners Of Wars and Internees (APWI)

Evakuasi adalah istilah yang berasal dari bahasa Latin yaitu evacuare. Secara harfiah, berarti pengosongan. Evakuasi mengacu kepada orang-orang yang meninggalkan daerah atau zona yang terkena bahaya atau ancaman. Evakuasi juga dapat berarti berpindahnya atau pemindahan orang-orang dari zona yang terancam atau berbahaya ke zona aman.

Istilah Evakuasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “tindakan

mengungsikan;tindakan memindahkan orang-orang (penduduk, korban) dari suatu tempat yang tidak aman ketempat yang aman (misal dari daerah gempa,

kecelakaan, daerah konflik, dsb)” ( Daniel Haryono, 2010 : 232).

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan Evakuasi adalah pengungsian orang-orang atau sekelompok orang-orang untuk dipindahkan dari tempat yang berbahaya ke tempat yang lebih aman.


(24)

10

Menurut Rushdy Hoesein Allied Prisoners Wars and Internees (APWI) merupakan Tawanan Sekutu dan Kaum Interniran pada zaman Jepang (Rushdy Hoesein, 2010: 1).

R.H.A. Saleh mengemukakan APWI adalah “Para tawanan perang dan interniran

warga Sekutu (disebut APWI = Allied Prisoners of Wars and Internees) yang

selama ini dikurung dalam sejumlah kamp oleh Jepang” (R.H.A. Saleh, 1992:23).

Sedangkan menurut M. Sabir Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) adalah bekas tawanan perang dan interniran sipil yaitu warga Negara Belanda, Inggris, Amerika (M.Sabir, 2004; 313).

Rushdy Hoesein mengemukakan bahwa “Sebagaimana instruksi yang diterima,

tujuan Sekutu datang ke Indonesia adalah memulangkan Tentara Jepang, menyelamatkan eks tawanan Sekutu oleh Jepang, dan menyelamatkan kaum

interniran tanpa perlu melakukan penegakan hukum dan pemerintahan di Jawa”

(Rushdy Hoesein, 2010: 81).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Evakuasi Allied Prisoners Of Wars and Internees (APWI) adalah Mengungsikan, atau memindahkan tawanan perang dan interniran sekutu dari kamp-kamp tawanan perang ke tempat yang lebih aman.


(25)

11

D. Kerangka Pikir

Kerangka pikir yang dikembangkan adalah mengenai Usaha Indonesia dalam pemulangan Tentara Jepang dan Evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees

(APWI). Pemerintah Indonesia melakukan usaha untuk memulangkan Tentara Jepang dan mengevakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI).

Dalam usaha pemulangan Tentara Jepang dan Evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI), Pemerintah Indonesia melalui Tentara Republik Indonesia (TRI) membentuk suatu badan organisasi yang bernama Panitia Oeroesan Pengangkoetan Djepang dan APWI (POPDA).

Setelah terbentuknya Panitia Oeroesan Pengangkoetan Djepang dan APWI (POPDA), proses selanjutnya adalah melakukan pendataan lokasi kamp-kamp tawanan perang Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) yang ditawan oleh Tentara Jepang yang masih berada di Pulau Jawa, untuk selanjutnya Panitia Oeroesan Pengangkoetan Djepang dan APWI (POPDA) yang terdiri dari Tentara Republik Indonesia melakukan evakuasi Tentara Jepang dan Allied Prisoners of Wars and Inernees (APWI) , setelah evakuasi dilakukan, Tentara Jepang dan Para Tawanan Perang (APWI) dikumpulkan di berbagai tempat. Pemulangan Tentara Jepang melalui dua jalur, yaitu jalur darat dan jalur laut, untuk evakuasi Allied Prisoners Of Wars and Internees (APWI) melalui tiga jalur, yaitu Jalur darat, jalur laut, dan jalur udara. Tugas selanjutnya adalah memulangkan Tentara Jepang dan Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) ke Negara asalnya.


(26)

12

E. Paradigma

Keterangan :

: Garis Proses Tentara

Jepang

Allied Prisoner of Wars and Internees (APWI) Pemulangan

Perjanjian Pemulangan Tentara Jepang dan APWI

antara Indonesia dengan Sekutu

Jalur Darat

Jalur Laut Jalur Darat

Jalur Udara

Jalur Laut Evakuasi


(27)

DAFTAR REFERENSI

Daniel Haryono. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi terbaru. Jakarta : PT Media Pustaka Phoenix. Halaman 927.

M.T. Thoyeb, dkk. 2004. Sejarah Diplomasi Republik Indonesia dari Masa ke Masa.Jakarta : PT Upakara Sentosa Sejahtera. Halaman 318.

Abu Bakar Lubis. 1992. Kilas Balik Revolusi : kenangan, pelaku, dan saksi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. Halaman 138

Gadis Rasid. 1982. Maria Ulfah Subadio : Pembela Kaumnya. Jakarta : Bulan Bintang. Halaman 80.

Ibid, Halaman 65

Daniel Haryono, Op. Cit. Halaman 669. Gadis Rasid, Op. Cit. Halaman 78.

Rushdy Hoesein. 2010. Terobosan SUKARNO dalam Perundingan Linggarjati. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara. Halaman 81.

Daniel Haryono, Op.Cit. Halaman 232. Rushdy Hoesein. Op.Cit. Halaman 1.

R.H.A Saleh. 1992. Dari Jakarta kembali ke Jakarta. 1992. Jakarta : Dinas Museum dan Sejarah Jakarta. Halaman 23.

M. Sabir.2004. Sejarah Diplomasi Indonesia Dari Masa Ke Masa. Jakarta : PT Upakara Sentosa Sejahtera. Halaman 313.


(28)

13

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Yang Digunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Historis. dengan berusaha mencari gambaran menyeluruh tentang data, fakta dan peristiwa yang sebenarnya mengenai Usaha Indonesia dalam pemulangan Tentara Jepang dan

Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI). Adapun langkah yang dipakai dalam penelitian ini adalah langkah-langkah penelitian historis. Oleh karena itu perlu penulis kemukakan beberapa definisi tentang metode historis.

Menurut Nugroho Notosusanto yang dimaksud dengan metode historis adalah: Sekumpulan prinsip atau aturan yang sistematis dimaksud untuk member secara efektif dalam mengumpulkan bahan-bahan sejarah. Menilai secara kritis dan kemudian menyajikan suatu sintesa dari pada hasil-hasilnya, biasanya dalam bentuk tertulis (Notosusanto, 1984:10).

Metode penelitian historis menurut Muhammad Nazir (1983:55) adalah penyelidikan yang kritis terhadap keadaan-keadaan perkembangan serta pengalaman dimasa lampau dan menimbang secara cukup teliti dan hati-hati tentang bukti validitas dari sumber sejarah serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.

Dari pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan metode historis adalah suatu proses pengumpulan dan pengolahan suatu data atau bahan


(29)

14

yang telah ditulis yang berisi tentang peristiwa atau kejadian di masa lalu, yang disusun melalui proses ilmiah secara kronologi, sistematis dan saling berkaitan.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menempuh penelitian ini adalah:

1. Heuristik, yaitu kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau. 2. Kritik, yaitu menyelidiki apakah jejak-jejak itu sejati baik isi maupun

betuknya.

3. Interpretasi, yaitu menentukan makna saling berhubungan dari fakta-fakta yang diperoleh itu.

4. Historiografi, yaitu menyampaikan sintesa yang diperoleh dalam bentuk kisah. (Notosusanto, 1984:36)

Penelitian ini menggunakan prosedur di dalam penulisan sejarah, yang terdiri dari empat tahapan, yaitu : heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menempuh penelitian ini adalah:

1. Heuristik

Heuristik; yaitu peneliti mencoba mencari dan melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan atau yang berhubungan untuk menunjang penelitian yang dilakukan. Peneliti mengumpulkan data dan fakta-fakta sejarah dari berbagai buku yang berkaitan dengan penelitian. Selain itu, peneliti juga menggunakan media elektronik yaitu internet dalam mengumpulkan bahan-bahan kajian penelitian.

2. Kritik

Kritik; setelah data terkumpul, kegiatan peneliti selanjutnya adalah melakukan kritik terhadap sumber-sumber yang telah didapatkan untuk menguji data tersebut apakah data tersebut layak atau tidak dalam menunjang kegiatan penelitian yang dilakukan.


(30)

15

3. Interpretasi

Interpretasi; peneliti menafsirkan data-data yang telah didapat untuk selanjutnya menghubungkan fakta-fakta tersebut sehingga terbentuk konsep sejarah.

4. Historiografi

Historiografi; tahap akhir, peneliti melakukan penyusunan seluruh hasil penelitian ke dalam bentuk tulisan sehingga tersusun konsep sejarah yang sistematis.

B. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto yang dimaksud dengan variable adalah obyek suatu penelitian atau segala sesuatu yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1989:91). Menurut Sumardi Suryabrata variable adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti. (Suryabrata, 2000:72). Menurut Mohammad Nasir variable adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai (Mohammad Nasir, 1983:149).

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat dikatakan bahwa variable adalah objek suatu penelitian penelitian yang akan di amati oleh peneliti , variable penelitian juga sering disebut dengan faktor yang berperan dalam suatu peristiwa yang akan kita jadikan obyek penelitian. Penggunaan variabel ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam merumuskan objek penelitian yang hanya terdiri dari satu objek penelitian dan untuk mengetahui nilai dari suatu konsep dalam penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal dengan fokus penelitian pada Usaha Pemerintah Indonesia dalam Pemulangan Tentara Jepang dan Evakuasi Allied Prisoners Wars and Internees (APWI).


(31)

16

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan masalah yang penulis teliti maka, peneliti menggunakan 2 teknik penggumpulan data yaitu teknik kepustakaan dan teknik dokumentasi.

1. Teknik Kepustakaan

Teknik kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan atau sumber-sumber data yang diperlukan dari perpustakaan, yaitu dengan cara mempelajari literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan penulis teliti. Oleh karena dalam penelitian ini tidak dapat dilepaskan dari literature-literatur ilmiah maka kegiatan studi pustaka atau teknik kepustakaan ini menjadi sangat penting tertutama dalam penelitian kualitatif (Nawawi, 1993:133).

Koentjaraningrat menyatakan bahwa studi pustaka merupakan cara mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat diruangan perpustakaan misalnya, Koran, naskah, majalah, catatan-catatan, kisah sejarah, dokumen dan sebagainya yang relevan dengan penelitian (Koentjaraningrat, 1983:420).

Bahan-bahan yang berupa kepustakaan sangat membantu dalam menemukan jawaban dari masalah yang akan penulis teliti. Dalam perpustakaan terdapat berbagai macam informasi yang dapat digali dan mengandung berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan. Melalui studi pustaka ini penulis berusaha mengumpulkan berbagai macam informasi yang menunjang dalam penyelesaian masalah, selain itu


(32)

17

melalui studi pustaka ini terdapat teori-teori atau pendapat-pendapat para ahli yang akan dapat dianalisis oleh penulis dan akan dijadikan landasan penelitian.

2. Teknik Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto teknik dokumentasi yaitu pencarian data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda (Suharsimi Arikunto, 1989:188). Sedangkan menurut Hadari Nawawi, teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui sumber tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku, teori, dalil-dalil, atau hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti (Hadari Nawawi, 1993:134) jadi dalam melakukan pengumpulan data tidak hanya menggunakan bahan-bahan berupa literatur atau buku-buku yang ada di perpustakaan tetapi juga peneliti harus mencari bukti-bukti atau sumber-sumber yang lain berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti atau arkeologi yang sesuai dengan masalah yang diteliti.

D. Teknik Analisis Data

Setelah menemukan sumber-sumber data yang dipergunakan dalam penelitian kemudian berlanjut ke langkah selanjutnya yaitu penganalisisan data. Teknik yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah adalah teknik kualitatif. Analisis data kualitatif merupakan bentuk penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan yang sewajarnya dan sebagaimana adanya (Nawawi, 1993: 174).


(33)

18

Pengumpulan data kualitatif lebih memudahkan peneliti untuk mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat serta memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat (Miles dan Huberman, 1992:77).

Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis data merupakan hasil dari pemikiran atau opini penulis terhadap segala sumber yang telah di dapat dan kemudian akan mempermudah peneliti untuk menyelesaikan masalah yang sedang diteliti. Pada dasarnya proses analisis data dilakukan secara bersamaan dengan penggumpulan data. Analisis data dilakukan dengan melalui beberapa tahap. Dibawah ini merupakan tahap tahap dalam proses analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (1992:28) meliputi:

a. Reduksi Data

Yaitu sebuah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari catatan di lapangan. Reduksi data juga merupakan bentuk analisis data yang tajam, menggolongkan, mengarahkan, serta membuang yang tidak perlu dan mengorganisir data sampai akhirnya bisa menarik sebuah kesimpulan.

b. Penyajian Data

Yaitu data yang dibatasi sebagai kumpulan informasi tersusun, memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tidakan. Dengan penyajian data tersebut akan dapat dipahami apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan sehingga menganalisis atau mengambil tindakan nantinya akan berdasarkan pemahaman yang didapat dari penyajian tersebut.

c. Verifikasi Data

Yaitu menarik sebuah kesimpulan secara utuh setelah semua makna-makna yang muncul dari data yang sudah diuji kebenarannya, kekokohannya, kecocokannya sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan yang jelas kegunaan dan kebenarannya.


(34)

DAFTAR REFERENSI

Nugroho Notosusanto. 1983.Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer.Inti Indayu:Jakarta. Halaman 10.

Mohammad Nasir. 1983. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Halaman 55. Nugroho Notosusanto. Op. Cit. Halaman 36.

Suharsini Arikunto. 1989. Prosedur Suatu Pendidikan Praktik. Jakarta : Bina Angkasa. Halaman 51.

Sumardi Suryabrata. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Halaman 72.

Mohammad Nasir. Op.Cit. Halaman 149.

Hadari Nawawi. 1993. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Jakarta : Indayu Press. Halaman 133.

Koentjaraningrat. 1983. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia. Halaman 420.

Suharsini Arikunto. Op.Cit. Halaman 188. Hadari Nawawi. Op.Cit. Halaman 134.

Ibid, Halaman 174.

Mattew B. Miles dan A. Michael. H.1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Gramedia. Halaman 77.


(35)

50

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Usaha Pemerintah Indonesia dalam Pemulangan Tentara Jepang dan

Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) di Indonesia tahun 1946-1947 yaitu :

1. Pemulangan Tentara Jepang oleh Pemerintah Indonesia menggunakan dua jalur, yaitu jalur darat dan jalur laut. Jalur darat menggunakan transportasi berupa kereta api dan truk dan Jalur laut menggunakan Kapal kayu dan kapal besi. Tentara Jepang yang berada di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah diangkut dengan truk,kemudian dikumpulkan di pelabuhan di Probolinggo untuk diangkut lagi menggunakan kapal Besi dengan tujuan ke Pulau Galang. Untuk Pemulangan dari Pulau Galang ke Jepang adalah tugas Pasukan Sekutu. Pemerintah Indonesia berhasil mengumpulkan 35.000 tentara Jepang. Hal ini di dasarkan pada Perjanjian antara Pemerintah Indonesia dengan Pasukan Sekutu.

2. Evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) oleh Pemerintah Indonesia mengevakuasi Para Tawanan Perang yang berada di Jawa Tengah dan Jawa Timur, melalui 3 jalur, yaitu jalur darat dengan menggunakan


(36)

51

kendaraan kereta api dan truk, jalur laut dengan menggunakan kendaraan Kapal Kayu dan Kapal Besi, dan jalur udara menggunakan kendaraan Pesawat Terbang, dan dikumpulkan di tiga tempat transit, yaitu Solo, Surabaya, dan Jakarta. Setelah dikumpulkan di tempat transit, barulah tugas Pasukan Sekutu untuk memulangkan Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) ke negara asalnya, Hal ini sesuai dengan Perjanjian antara Pasukan Sekutu dengan Pemerintah Indonesia dalam Evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI). Dalam evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees

(APWI) ,Pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi 28.000 Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI).

B. SARAN

Penulis memberikan saran-saran antara lain :

1. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, namun balaslah kejahatan dengan kebaikan, seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, selama berpuluh-puluh tahun di jajah oleh penjajah Belanda dan Jepang, namun setelah Indonesia merdeka, Pemerintah Indonesia mengumpulkan para penjajah Belanda dan Jepang untuk dikembalikan ke negara asalnya.

2. Isi kemerdekaan Republik Indonesia ini dengan perjuangan-perjuangan yang baik seperti yang dilakukan Pemerintah Indonesia, guna terciptanya bangsa yang bermartabat, baik dan disegani oleh negara lain.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Suatu Pendidikan Praktik. Jakarta : Bina Angkasa.

Daniel Haryono. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi terbaru. Jakarta : PT Media Pustaka Phoenix.

Eduard Oscar Engelen.1997.Lahirnya Satu Bangsa dan Negara. Jakarta : Universitas Indonesia.

Hoesein, Rushdy. 2010. Terobosan SUKARNO dalam Perundingan Linggarjati. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara.

Koentjaraningrat. 1983. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia. Lubis A. Bakar. 1992. Kilas Balik Revolusi : kenangan, pelaku, dan saksi. Jakarta :

Penerbit Universitas Indonesia.

Mattew B. Miles dan A. Michael. H.1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Gramedia.

Nasir, Mohammad. 1983. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nawawi, Hadari. 1993. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Jakarta : Indayu Press. M.T. Thoyeb, dkk. 2004. Sejarah Diplomasi Republik Indonesia dari Masa ke

Masa.Jakarta : PT Upakara Sentosa Sejahtera. 1011 halaman.

Poesponegoro, Marwati Djoened. Notosusanto, Nugroho. 2010. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta : Balai Pustaka. 773 halaman.

Rasid, Gadis. 1982. Maria Ulfah Subadio : Pembela Kaumnya. Jakarta : Bulan Bintang.

Ricklefs, M.C. 2011. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Saleh, R.H.A. 1992. Dari Jakarta kembali ke Jakarta. 1992. Jakarta : Dinas Museum dan Sejarah Jakarta.


(38)

Sidik Djenal Suraputra.1991. Revolusi Indonesia dan Hukum Internasional. Jakarta : Universitas Indonesia.

Suryabrata, Sumardi. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Vickers, Adrian. 2011. Sejarah Indonesia Modern. Jakarta : PT Pustaka Insan


(1)

18

Pengumpulan data kualitatif lebih memudahkan peneliti untuk mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat serta memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat (Miles dan Huberman, 1992:77).

Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis data merupakan hasil dari pemikiran atau opini penulis terhadap segala sumber yang telah di dapat dan kemudian akan mempermudah peneliti untuk menyelesaikan masalah yang sedang diteliti. Pada dasarnya proses analisis data dilakukan secara bersamaan dengan penggumpulan data. Analisis data dilakukan dengan melalui beberapa tahap. Dibawah ini merupakan tahap tahap dalam proses analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (1992:28) meliputi:

a. Reduksi Data

Yaitu sebuah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari catatan di lapangan. Reduksi data juga merupakan bentuk analisis data yang tajam, menggolongkan, mengarahkan, serta membuang yang tidak perlu dan mengorganisir data sampai akhirnya bisa menarik sebuah kesimpulan.

b. Penyajian Data

Yaitu data yang dibatasi sebagai kumpulan informasi tersusun, memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tidakan. Dengan penyajian data tersebut akan dapat dipahami apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan sehingga menganalisis atau mengambil tindakan nantinya akan berdasarkan pemahaman yang didapat dari penyajian tersebut.

c. Verifikasi Data

Yaitu menarik sebuah kesimpulan secara utuh setelah semua makna-makna yang muncul dari data yang sudah diuji kebenarannya, kekokohannya, kecocokannya sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan yang jelas kegunaan dan kebenarannya.


(2)

DAFTAR REFERENSI

Nugroho Notosusanto. 1983.Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer.Inti Indayu:Jakarta. Halaman 10.

Mohammad Nasir. 1983. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Halaman 55. Nugroho Notosusanto. Op. Cit. Halaman 36.

Suharsini Arikunto. 1989. Prosedur Suatu Pendidikan Praktik. Jakarta : Bina Angkasa. Halaman 51.

Sumardi Suryabrata. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Halaman 72.

Mohammad Nasir. Op.Cit. Halaman 149.

Hadari Nawawi. 1993. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Jakarta : Indayu Press. Halaman 133.

Koentjaraningrat. 1983. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia. Halaman 420.

Suharsini Arikunto. Op.Cit. Halaman 188. Hadari Nawawi. Op.Cit. Halaman 134. Ibid, Halaman 174.

Mattew B. Miles dan A. Michael. H.1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Gramedia. Halaman 77.


(3)

50

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Usaha Pemerintah Indonesia dalam Pemulangan Tentara Jepang dan Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) di Indonesia tahun 1946-1947 yaitu :

1. Pemulangan Tentara Jepang oleh Pemerintah Indonesia menggunakan dua jalur, yaitu jalur darat dan jalur laut. Jalur darat menggunakan transportasi berupa kereta api dan truk dan Jalur laut menggunakan Kapal kayu dan kapal besi. Tentara Jepang yang berada di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah diangkut dengan truk,kemudian dikumpulkan di pelabuhan di Probolinggo untuk diangkut lagi menggunakan kapal Besi dengan tujuan ke Pulau Galang. Untuk Pemulangan dari Pulau Galang ke Jepang adalah tugas Pasukan Sekutu. Pemerintah Indonesia berhasil mengumpulkan 35.000 tentara Jepang. Hal ini di dasarkan pada Perjanjian antara Pemerintah Indonesia dengan Pasukan Sekutu.

2. Evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) oleh Pemerintah Indonesia mengevakuasi Para Tawanan Perang yang berada di Jawa Tengah dan Jawa Timur, melalui 3 jalur, yaitu jalur darat dengan menggunakan


(4)

51

kendaraan kereta api dan truk, jalur laut dengan menggunakan kendaraan Kapal Kayu dan Kapal Besi, dan jalur udara menggunakan kendaraan Pesawat Terbang, dan dikumpulkan di tiga tempat transit, yaitu Solo, Surabaya, dan Jakarta. Setelah dikumpulkan di tempat transit, barulah tugas Pasukan Sekutu untuk memulangkan Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) ke negara asalnya, Hal ini sesuai dengan Perjanjian antara Pasukan Sekutu dengan Pemerintah Indonesia dalam Evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI). Dalam evakuasi Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI) ,Pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi 28.000 Allied Prisoners of Wars and Internees (APWI).

B. SARAN

Penulis memberikan saran-saran antara lain :

1. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, namun balaslah kejahatan dengan kebaikan, seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, selama berpuluh-puluh tahun di jajah oleh penjajah Belanda dan Jepang, namun setelah Indonesia merdeka, Pemerintah Indonesia mengumpulkan para penjajah Belanda dan Jepang untuk dikembalikan ke negara asalnya.

2. Isi kemerdekaan Republik Indonesia ini dengan perjuangan-perjuangan yang baik seperti yang dilakukan Pemerintah Indonesia, guna terciptanya bangsa yang bermartabat, baik dan disegani oleh negara lain.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Suatu Pendidikan Praktik. Jakarta : Bina Angkasa.

Daniel Haryono. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi terbaru. Jakarta : PT Media Pustaka Phoenix.

Eduard Oscar Engelen.1997.Lahirnya Satu Bangsa dan Negara. Jakarta : Universitas Indonesia.

Hoesein, Rushdy. 2010. Terobosan SUKARNO dalam Perundingan Linggarjati. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara.

Koentjaraningrat. 1983. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia. Lubis A. Bakar. 1992. Kilas Balik Revolusi : kenangan, pelaku, dan saksi. Jakarta :

Penerbit Universitas Indonesia.

Mattew B. Miles dan A. Michael. H.1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Gramedia.

Nasir, Mohammad. 1983. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nawawi, Hadari. 1993. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Jakarta : Indayu Press. M.T. Thoyeb, dkk. 2004. Sejarah Diplomasi Republik Indonesia dari Masa ke

Masa.Jakarta : PT Upakara Sentosa Sejahtera. 1011 halaman.

Poesponegoro, Marwati Djoened. Notosusanto, Nugroho. 2010. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta : Balai Pustaka. 773 halaman.

Rasid, Gadis. 1982. Maria Ulfah Subadio : Pembela Kaumnya. Jakarta : Bulan Bintang.

Ricklefs, M.C. 2011. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Saleh, R.H.A. 1992. Dari Jakarta kembali ke Jakarta. 1992. Jakarta : Dinas Museum dan Sejarah Jakarta.


(6)

Sidik Djenal Suraputra.1991. Revolusi Indonesia dan Hukum Internasional. Jakarta : Universitas Indonesia.

Suryabrata, Sumardi. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Vickers, Adrian. 2011. Sejarah Indonesia Modern. Jakarta : PT Pustaka Insan