5
2.1 Goodwill
Menurut pengertian PSAK 19, goodwill diartikan sebagai aset yang mencerminkan manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari aset lainnya
yang diperoleh dalam kombinasi bisnis yang tidak dapat diidentifikasi secara individual dan diakui secara terpisah. Goodwill adalah aset jangka panjang
yang dikategorikan sebagai aset tak berwujud. Setidaknya terdapat tiga PSAK yang mengatur tentang goodwill dan saling terkait, yaitu PSAK 19 Aktiva
Tetap Tak Berwujud, PSAK 22 Kombinasi Bisnis, dan PSAK 48 Penurunan Nilai Aset.
Goodwill akan muncul ketika sebuah perusahaan melakukan akuisisi
perusahaan lain secara keseluruhan. Nilai goodwill diperoleh dari biaya untuk melakukan akuisisi dikurangi dengan nilai pasar wajar aset berwujud, aset tak
berwujud yang dapat diidentifikasi, dan kewajiban yang diperoleh dalam akuisisi. Sejalan dengan PSAK 19, PSAK 48 revisi 2009 juga
mendefinisikan goodwill yang diakui dalam kombinasi bisnis sebagai aset yang mewakili manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari aset lain yang
diperoleh dalam kombinasi bisnis yang tidak teridentifikasi secara individual dan diakui secara terpisah PSAK 48 revisi 2009 Paragraf 81.
2.2 Penurunan Nilai
PSAK 48 revisi 2009 mendefinisikan rugi penurunan nilai sebagai jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat suatu aset atau unit
penghasil kas atas jumlah terpulihkannya. Mulai tahun 2011, goodwill yang muncul dari akuisisi berdasarkan PSAK 22 tidak lagi boleh diamortisasi
melainkan harus dilakukan uji penurunan nilai setiap tahunnya dengan cara pengujian yang terdapat dalam PSAK 48 revisi 2009.
Untuk melakukan uji penurunan nilai, sejak tanggal akuisisi goodwill harus dialokasikan ke dalam Unit Penghasil Kas Cash Generating Unit
– CGU
terkecil di dalam perusahaan pengakuisisi yang mendapatkan dampak positif dari akuisisi tersebut PSAK 48 revisi 2009Paragraf 80. Jika alokasi
awal goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis tidak dapat diselesaikan
6 sebelum berakhirnya periode tahunan ketika kombinasi bisnis telah terjadi,
alokasi awal tersebut harus diselesaikan sebelum akhir dari periode tahunan pertama setelah tanggal akuisisi PSAK 48 revisi 2009 Paragraf 84. Setiap
tahun Unit Penghasil Kas yang telah mendapatkan alokasi goodwill diukur apakah terjadi penurunan nilai atau terdapat indikasi bahwa unit tersebut
mengalami penurunan nilai dengan melakukan perbandingan antara jumlah tercatat dengan jumlah terpulihkannya. Jika jumlah terpulihkan melebihi
jumlah tercatatnya, unit dan goodwill yang dialokasikan ke unit tersebut harus dianggap tidak mengalami penurunan nilai PSAK 48 revisi 2009 Paragraf
90. PSAK 48 revisi 2009 juga tidak mengijinkan adanya pembalikan rugi penurunan nilai atas goodwill meskipun nilai terpulihkannya lebih besar
daripada nilai tercatatnya PSAK 48 revisi 2009 Paragraf 119. Uji tahunan penurunan nilai untuk Unit Penghasil Kas yang telah
menerima alokasi goodwill dapat dilakukan setiap waktu selama suatu periode tahunan, sepanjang pengujian dilakukan pada waktu yang sama setiap tahun
PSAK 48 revisi 2009 Paragraf 91. Kriteria pengungkapan penurunan nilai goodwill yang disyaratkan
dalam PSAK 48 revisi 2009 adalah :
Tabel 1. Kriteria Pengungkapan Penurunan Nilai
KETENTUAN UMUM
Ketentuan pengungkapan penurunan nilai :
1. Unit Penghasil Kas yang mendapat alokasi goodwill
Paragraf 80 2.
Jumlah tercatat goodwill yang dialokasikan ke unit kelompok dari unit Pargraf 129
3. Peristiwa atau kondisi yang mengarah pada pengakuan rugi
penurunan nilai Paragraf 125 a 4.
Waktu pengujian penurunan nilai Paragraf 90 5.
Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui Paragraf 125 b 6.
Estimasi dasar yang digunakan untuk mengukur jumlah terpulihkan suatu Unit Penghasil Kas yang mendapat
alokasi goodwill Paragraf 129
7
OPSI 1
Jumlah terpulihkan didasarkan atas nilai pakai
a. Suatu uraian dari setiap asumsi utama yang digunakan
sebagai dasar oleh manajemen Paragraf 129 d b.
Gambaran pendekatan manajemen untuk menetapkan nilai yang ditentukan untuk setiap asumsi utama Paragraf 129 d
c. Periode proyeksi arus kas dan penjelasannya Paragraf 129
d d.
Tingkat pertumbuhan yang digunakan Paragraf 129 d e.
Tingkat diskonto untuk proyeksi arus kas Paragraf 129 d
OPSI 2
Jumlah terpulihkan didasarkan atas nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
a. Metodologi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar
dikurangi biaya penjualan Paragraf 129 e b.
Penjelasan dari setiap asumsi utama yang digunakan sebagai dasar oleh manajemen Paragraf 129 e
c. Penjelasan dari pendekatan manajemen untuk menetapkan
nilai yang ditentukan untuk setiap asumsi utama Paragraf 129 e
OPSI 3
Jumlah terpulihkan didasarkan atas nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual yang ditentukan dengan menggunakan
proyeksi arus kas terdiskonto a.
Penjelasan dari setiap asumsi utama yang digunakan sebagai dasar oleh manajemen Paragraf 129 e
b. Penjelasan dari pendekatan manajemen untuk menetapkan
nilai yang ditentukan untuk setiap asumsi utama Paragraf 129 e
c. Periode arus kas yang diproyeksikan manajemen Paragraf
129 e d.
Tingkat pertumbuhan
yang digunakan
untuk mengekstrapolasi proyeksi arus kas Paragraf 129 e
e. Tingkat diskonto untuk proyeksi arus kas Paragraf 129 e
Sumber: PSAK 48 Revisi 2009.
2.3 Penelitian Terdahulu