11 yang merupakan aktiva tak berwujud yang dimiliki perusahaan non-keuangan dan
tingkat pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan non-keuangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2012 dalam mengungkapkan
penurunan nilai goodwill yang dikuasainya sesuai PSAK 48 revisi 2009. Setelah data diperoleh dari www.idx.co.id, peneliti melakukan seleksi
perusahaan non-keuangan yang mengungkapkan nilai goodwill dalam laporan keuangannya. Dari seleksi tersebut akan diperoleh sampel yang diperlukan
peneliti untuk menjawab persoalan penelitian. Selanjutnya dilakukan pengidentifikasian kriteria pengungkapan penurunan nilai yang disyaratkan oleh
PSAK 48 revisi 2009. Peneliti akan membandingkan kriteria tersebut dengan pengungkapan penurunan nilai goodwill yang dilakukan oleh perusahaan sampel
dalam catatan atas laporan keuangannya. Setelah pembandingan tersebut selesai dilakukan, peneliti dapat menarik kesimpulan untuk menjawab persoalan
penelitian yang telah dirumuskan pada bab pertama.
ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran dari sampel penelitian, pembandingan pengungkapan yang telah dilakukan oleh masing-masing
perusahaan sampel dengan kriteria pengungkapan penurunan nilai goodwill dalam PSAK 48 revisi 2009, dan pembahasan mengenai hasil dari penelitian tersebut.
4.1 Gambaran Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan yaitu seluruh perusahaan kecuali lembaga keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012. Setelah
dilakukan analisis terhadap sampel maka diperoleh sampel penelitian sebagai berikut:
12
Tabel 3. Pengambilan Sampel Penelitian Keterangan
Jumlah
Jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2012 456
Jumlah perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2012
72 Jumlah perusahaan yang belum mempublikasikan Laporan
Keuangan tahun 2012 3
Jumlah perusahaan yang hanya mempunyai jenis goodwill negative
5 Jumlah perusahaan yang nilai goodwillnya 0null pada tahun
2012 18
Jumlah perusahaan yang tidak mengungkapkan nilai goodwill 241
Jumlah perusahaan sampel 117
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014 Dari hasil seleksi sampel, diketahui masih terdapat beberapa
perusahaan yang mengungkapkan nilai goodwill negatif yang dimilikinya. Sesuai PSAK 22 revisi 2010 tentang kombinasi bisnis, goodwill negatif yang
diperoleh sebelum 1 Januari 2011 harus dihentikan pengakuannya dan dilakukan penyesuaian terhadap saldo laba. Perusahaan yang masih
mengungkapkan nilai goodwill negatif yang dimilikinya di Laporan Keuangan tahun 2012 adalah PT. Citra Kebun Raya Agri Tbk CKRA, PT. Modernland
Realty Tbk MDLN, PT. Nirvana Development NIRO, PT. Pikko Land Development RODA, dan PT. Citra Marga Nusaphala Persada Tbk CMNP.
Diduga perusahaan-perusahaan tersebut belum siap untuk menghentikan pengakuan goodwill negatif yang dimilikinya karena penghentian pengakuan
goodwill negatif ini akan disertai dengan penyesuaian saldo laba. Apabila
goodwill negatif dihentikan pengakuannya, maka saldo laba yang dimiliki
perusahaan juga akan berkurang. Semakin tinggi saldo goodwill negatif yang dihentikan pengakuannya, maka saldo laba perusahaan tersebut juga akan
berkurang semakin banyak.
13
Gambar 1. Jumlah Perusahaan Sampel Menurut Sektornya
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014
Berdasarkan klasifikasi industri yang ditetapkan oleh NEJ yang disebut JASICA Jakarta Stock Exchange Industrial Classification,
perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3 sektor, yaitu Sektor Utama Industri Penghasil
Bahan Baku, Sektor Kedua Industri Pengolahan atau Manufaktur, dan Sektor Ketiga Industri Jasa. Pada penelitian ini, sampel sebanyak 117
perusahaan didominasi dari sektor industri jasa yang berjumlah 65 perusahaan. Hal ini menunjukkan 56 perusahaan sampel berasal dari sektor
industri jasa. Menurut peneliti, kondisi tersebut dikarenakan sub sektor yang tergabung dalam industri jasa adalah sub sektor yang terdiri dari perusahaan-
perusahaan besar dan perusahaan-perusahaan yang masih terus bertumbuh karena pangsa pasarnya yang luas dan semakin meningkat sehingga
perusahaan-perusahaan tersebut juga banyak melakukan kombinasi bisnis yang akan menghasilkan goodwill sebagai salah satu bentuk ekspansi yang
dilakukan agar tetap dapat bertahan dan berkembang menjadi semakin besar di tengah persaingan yang juga semakin ketat.
14
Gambar 2. Jumlah Perusahaan Sampel Menurut Sektor Berdasarkan Kelompok Industrinya
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014 Apabila dilihat dari sektor berdasarkan kelompok industri, 32
perusahaan sampel berasal dari sektor perdagangan, jasa, dan investasi. Hal ini diduga karena sektor perdagangan, jasa, dan investasi adalah sektor yang
aktif dalam mengembangkan bisnisnya, salah satunya melalui kombinasi bisnis yang akan menghasilkan goodwill. Sektor perdagangan, jasa, dan
investasi ini juga banyak diminati investor. Saat ini, sektor perdagangan, jasa, dan investasi memiliki pangsa pasar yang semakin meningkat serta target
masyarakat yang semakin besar, misalnya PT. Hero Supermarket Tbk HERO yang banyak membuka cabang di berbagai kota, PT. Media
Nusantara Citra Tbk MNCN dan PT. Surya Citra Media Tbk SCMA yang telah dikenal publik sebagai salah satu stasiun televisi di Indonesia serta PT.
Global Mediacom Tbk BMTR yang juga telah dikenal publik dengan nama
15 MNC Media. Sektor ini dipandang sektor yang menjanjikan di mata investor.
Selain itu, sektor perdagangan, jasa, dan investasi memiliki anggota yang cukup banyak, yakni 102 perusahaan yang terbagi menjadi delapan sub sektor
32 perusahaan dari sub sektor perdagangan grosir perdagangan besar barang produksi, 21 perusahaan dari sub sektor perdagangan eceran, 20 perusahaan
dari sub sektor hotel, restoran, dan pariwisata, 11 perusahaan dari sub sektor advertising, printing, dan media, 1 perusahaan dari sub sektor kesehatan, 4
perusahaan dari sub sektor jasa komputer dan perangkat lainnya, 9 perusahaan dari sub sektor perusahaan investasi, dan 4 perusahaan dari sub
sektor lainnya. Terdapat pula sektor berdasarkan kelompok industri yang
kebanyakan sub sektornya tidak dapat digunakan sebagai sampel, di antaranya adalah sektor pertanian dan sektor aneka industri. Empat sub sektor
dari masing-masing sektor berdasarkan kelompok industri tersebut memiliki jumlah sampel nol. Berdasarkan dugaan peneliti, pertumbuhan kedua sektor
tersebut untuk saat ini kurang menjanjikan bagi para investor. Diduga juga terdapat faktor-faktor konglomerasi untuk perusahaan yang memiliki
goodwill pada sektor ini, misalnya pada sub sektor perkebunan, perusahaan
yang memiliki nilai goodwill di antaranya adalah PT. Astra Agro Lestari Tbk AALI, PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk SMAR, dan
PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk UNSP. Berdasarkan kategori sub sektor perusahaan non-keuangan, sampel
terbesar berasal dari sub sektor property dan real estate dengan jumlah sampel sebesar 12 perusahaan lihat lampiran, tabel jumlah sampel per
sektor. Selain dikarenakan sub sektor property dan real estate memiliki perusahaan anggota terbanyak dibandingkan dengan sub sektor lainnya, yaitu
44 perusahaan, sub sektor property dan real estate sebagian besar terdiri dari perusahaan-perusahaan besar, seperti PT. Sentul City Tbk BKSL, PT.
Cowell Development Tbk COWL, PT. Intiland Development Tbk DILD, PT. Bakrieland Development Tbk ELTY, PT. MNC Land Tbk KPIG, dan
PT. Lippo Karawaci Tbk LPKR.
16
4.2 Deskripsi Perusahaan Sampel Dalam Pengungkapan Ketentuan