4
dimensi rohaniah dan suatu perspektif menyeluruh.
4
Dalam hal ini, pendampingan pastoral sangat penting didalam sebuah gereja sehingga ketika ada permasalahan yang
dihadapi oleh jemaat, gereja mengadakan pendekatan melalui perkunjungan pendeta, khotbah dan pemahaman Alkitab. Jadi, fokus kajian konseling pastoral adalah individu,
karena ketika individu tidak lagi dijadikan sebagai titik pijakan pelayanan konseling pastoral, maka terjadi masalah. Hal tersebut terjadi pada jemaat GKS di Nggongi.
Masalah yang ada dalam jemaat Nggongi adalah ketika terjadi konflik, baik itu antara jemaat dengan majelis, maupun warga jemaat dengan warga jemaat lainnya, maka
pada akhirnya gerejalah yang menjadi sasaran utama. Adanya jemaat GKS Nggongi yang pindah ke denominasi gereja lain Karismatik yang berada di lingkungan Nggongi itu
sendiri, seperti Gereja bebas Hosen, Gereja Bethel Indonesia, Gereja Bethel Taber Nakel, Gereja Sidang Jemaat Allah Lembah Damai, Gereja Reformasi.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka skripsi ini diberi judul:
Analisis Pastoral dan Faktor-faktor Penyebab Jemaat Pindah Gereja Kajian Kasus Jemaat GKS Nggongi di Sumba Timur
1.2 Rumusan masalah
Bertolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dan melihat situasi yang nampak, maka rumusan masalahnya adalah masalah sebagai berikut :
1. Apa faktor-faktor yang menyebabkan warga jemaat GKS Nggongi pindah gereja?
2. Bagaimana pelaksanaan pendampingan pastoral bagi warga gereja yang pindah ke
gereja lain?
1.3 Tujuan penelitian
4
ibid
5
Dari rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan penelitian yang akan dicapai peneliti adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab warga jemaat GKS Nggongi pindah gereja.
3. Mendeskripsikan pelaksanaan pendampingan pastoral bagi warga gereja yang pindah
ke gereja lain?
1.4 Metode penelitian
Metode penelitian yang dipakai yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu usaha dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek,
kondisi, suatu pemikiran ataupun peristiwa-peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistimatis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
5
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya, atau sebagaimana
adanya dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan.
6
Menurut Sugiyono, metode penelitian kualitatif sering disebut penelitian naturalistik, karena
penelitiannya dilakukan dalam kondisi alamiah Sugiyono, 2005:1.
7
Guba dalam Meleong, 1990:4
8
menyatakan bahwa hal ini disebabkan karena ontologi alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami
jika dipisahkan dari konteksnya. Mulayana Solatun 2007: 15 sepakat dengan pendapat Sugiyono maupun Guba yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif
5
Moh. Nasir, metode penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985, 63
6
Handari Nanawi dan Mimi Martini, Penelitian Terapan, Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1994
7
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005
8
Meleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, 1990 hal 1
6
menggunakan konsep kealamiahan kecermatan, kelengkapan, atau orisinalitas yakni kesesuaian antara apa yang mereka rekam sebagai data dan apa yang terjadi di lapangan.
9
Dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif kualitatif merupakan jenis penelitian yang menggambarkan atau mendeskripsikan mengenai suatu keadaan secara nyata dalam
hal ini keadaan nyata tentang warga jemaat yang pindah ke gereja lain dan pelayanannya ke jemaat atau denominasi gereja lain, serta keadaan yang sebenarnya berdasarkan data
yang diperoleh dilapangan.
1.5 Teknik Pengumpulan Data