2.1.2 Obat Herbal Terstandar
Sedikit berbeda dengan jamu, herbal terstandar umumnya sudah mengalami pemprosesan, misalnya berupa ekstrak atau kapsul. Herbal yang sudah
diekstrak tersebut sudah diteliti khasiat dan keamananya melalui uji praklinis terhadap hewan dilaboratorium. Disebut herbal terstandar, karena dalam proses
pengujiannya telah diterapkan standar kandungan bahan, proses pembuatan ekstrak, higenitas, serta uji toksisitas untuk mengetahui ada atau tidaknya
kandungan racun dalam herbal Yuliarti, 2008.
2.1.3 Fitofarmaka
Merupakan jamu dengan kasta tertinggi karena khasiat, keamanan serta standar proses pembuatan dan bahayanya telah diuji secara klinis, jamu berstatus
sebagai fitofarmaka juga dijual diapotek dan sering diresepkan oleh dokter Yuliarti, 2008.
2.2 Penyakit Gangguan Seksual
2.2.1 Impotensi
Impotensi adalah gangguan fungsi organ seksual yang menyerang laki- laki. Gangguan seksual itu ditandai dengan gejala-gejala ketidakmampuan
penderita dalam mempertahankan tingkat ereksi penis untuk berlangsungnya hubungan suami istri. Impotensi lebih cenderung disebut “kelainan” daripada
dianggap sebagai penyakit. Dalam bidang kesehatan modern, impotensi dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu impotensi organik, impotensi fungsional, dan impotensi
psikis Gunawan, 2007.
Universitas Sumatera Utara
a. Impotensi organik
Impotensi organik – disebut juga impotensi esensial – adalah suatu kondisi dimana penis penderita tidak pernah memiliki kemampuan untuk berereksi. Hal
ini disebabkan adanya cacat organ atau kerusakan organ, misalnya adanya penyempitan pembuluh darah diorgan kelamin sehingga penis tidak mampu
melakukan ereksi. Seperti diketahui, fenomena ereksi terjadi karena mengembangnya pembuluh darah yang mengalir memenuhinya. Penyebab yang
lain adalah terjadinya gangguan saraf pada susunan saraf pusat yang mengatur mekanisme ereksi.
Cara pengobatan untuk impotensi organik hanya bisa dilakukan dengan jalan pembedahan, transplantasi, atau menambahkan semacam protesa kealat
kelamin penderita. Protesa merupakan alat bantu yang pemakaiannya dilakukan dengan menyisipkannya kedalam alat kelamin sehingga penis bisa berereksi
karena ada penopangnya Gunawan, 2007. b.
Impotensi fungsional Impotensi fungsional disebabkan oleh adanya faktor-faktor patologis atau
penyakit, misalnya kekacauan pengaturan hormon, komplikasi suatu penyakit, pemakaian obat-obatan dan konsumsi alkohol berlebih.
Untuk pengobatan impotensi fungsional sangat tergantung dari penyebabnya, tetapi pada dasarnya dengan tanpa melihat penyebabnya kelainan
ini bisa diobati dengan memberikan suntikan obat-obat yang bersifat simptomatis. Misalnya dengan suntikkan prostaglandin, pentolamin, atau obat-obat perangsang
lainnya. Obat-obat ini berfungsi untuk melancarkan aliran darah kepenis dan daya
Universitas Sumatera Utara
kerjanya sesaat. Namun, harus diingat bahwa obat ini sifatnya tidak menyembuhkan penyebabnya. Sementara itu, impotensi fungsional yang
diakibatkan oleh gangguan hormonal diobati dengan hormone Gunawan, 2007. Gunawan, 2007.
c. Impotensi psikis
Impotensi psikis yang merupakan jenis impotensi yang paling sering ditemukan. Penyebab jenis impotensi ini antara nya karena gangguan emosional,
stress, perasaan jengkel pada pasangannya, rendah diri atau merasa disepelekan, kebosananrutinitas, serta perasaan takut atau was-was.
Impotensi jenis psikis disembuhkan dengan pendekatan psikologis Gunawan, 2007.
2.2.2 Kelainan Ejakulasi