8
energik, optimis, sangat aktif dalam kegiatan dan berani menghadapi ketidakpastian. Openness to experience ditandai
oleh orang berpikiran terbuka dan ingin tahu dengan hal-hal yang baru berkebalikan dengan tradisional dan konservatif,
memiliki ide-ide kreatif, inovatif dan imajinatif. Agreebleness memiliki karakteristik cenderung memahami orang lain
bijaksana, lebih mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi, suka bekerja sama, patuh dan
cenderung menghindari
perdebatan lebih
memilih menyatukan pendapat. Conscientiousness ditandai dengan
karakteristik sebagai orang yang sangat hati-hati, penuh kesadaran, berpikir ulang sebelum bertindak, cermat, berpikir
sistematis, perencanaan dan perhitungan matang, teliti dan rapih dalam bertindak.
2.1.2. Risk Tolerance
Risiko adalah ketidaktentuan uncertainty yang mungkin
melahirkan peristiwa
kerugian Salim,1998.
Menurut Darmawi 2000 risiko adalah probabilitas suatu hasiloutcome yang berbeda dengan yang diharapkan. Banyak
peristiwa dapat terjadi yang berimbas pada terjadinya kerugian bagi kegiatan ekonomi. Risiko dihubungkan dengan
kemungkinan terjadinya akibat buruk kerugian yang tidak diinginkan,
atau tidak
terduga. Dengan
kata lain,
kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian.
9
Investor perlu memahami bahwa setiap investasi memiliki dua sisi: imbal hasil dan risiko, di mana keduanya
memiliki korelasi positif: potensi imbal hasil yang tinggi selalu diikuti dengan risiko yang tinggi pula. Namun risiko bukanlah
hal yang harus dihindari, melainkan harus dikelola. Ini berarti investor harus mengambil tingkat risiko tertentu dalam
investasinya sesuai dengan profil risikonya. Hal tersebut penting untuk menentukan strategi mengelola risiko.
Risk Tolerance
merupakan faktor
yang sangat
mempengaruhi pilihan produk investasi yang akan dipilih karena terkait langsung dengan tingkat risiko yang dapat
diambil. Kebanyakan
individu adalah
investor yang
konservatif, cenderung tidak mau mengambil risiko tambahan yang tidak terlalu dianggap perlu. Dalam hal ini tingkat risiko
yang berani diambil akan sangat berpengaruh dengan keuntungan potensial yang diinginkan. Oleh karena itu
mengukur berapa tingkat risk tolerance menjadi sangat penting sebelum melakukan investasi Kusumaastuti, 2012
Risk tolerance adalah kondisi seseorang yang mau mengambil risiko dalam rangka untuk mendapatkan return
yang lebih tinggi. Risk tolerance investor secara luas digunakan untuk mengelompokkan orang menjadi dua
kategori, yaitu kategori tinggi dan rendah. Secara umum, seseorang dengan risk tolerance rendah akan bertindak
berbeda terhadap risiko dibanding dengan individu yang mempunyai risk tolerance tinggi. Seseorang dengan tingkat
risk tolerance tinggi diharapkan menerima eksposur risiko
10
yang lebih tinggi dalam arti mengambil satu-satunya tanggung jawab,
bertindak dengan
informasi kurang,
dan membutuhkan kontrol yang kurang dibanding seseorang
dengan tingkat risk tolerance rendah. Individu dengan tingkat risk tolerance rendah umumnya: a menerima kemungkinan
kerugian lebih rendah, b memilih untuk tidak beroperasi dalam situasi yang tidak familier atau asing, c mentoleransi
ketidakpastian yang kurang, dan d memerlukan lebih banyak informasi tentang kinerja investasi MacCrimmon Wehrung,
1986. Singkatnya individu dengan risk tolerance tinggi lebih bisa menerima peristiwa volatile atau fluktuasi, sedangkan
individu dengan tingkat risk tolerance rendah memerlukan kepastian.
2.1.3. Orientasi Investasi