16
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis kelima sebagai berikut:
H5 : Individu dengan tipe kepribadian conscientiousness berorentasi investasi jangka panjang
2.2.2 Pengaruh Risk Tolerance terhadap Orientasi
Investasi
Hallahan et al 2004 berpendapat bahwa investor dapat menilai tingkat toleransi risiko. Schooley dan Worden 1996
dan Bailey dan Kinerson 2005 menyimpulkan ada korelasi positif antara perilaku investasi dan penilaian risiko.
Orientasi investasi saham menurut lamanya waktu berinvestasi dibagi atas dua yaitu investasi jangka panjang
investasi dan investasi jangka pendek trading. Investor jangka pendek trader mengikuti gerakan pasar secara
seksama setiap saat. Dengan memanfaatkan informasi
teknikal khususnya pada saham-saham yang aktif, investor dapat berpindah dari satu saham yang diprediksi harganya
akan turun ke saham yang harganya akan naik. Investor tidak
lagi menahan kepemilikan sahamnya lebih lama sebagai kompensasi atas biaya penyimpanan yang harus ditanggung,
tetapi investor lebih memperhatikan faktor risiko atas suatu saham.
Bagi investor saham jangka panjang, tujuan investasi adalah untuk menciptakan nilai yang berlipat ganda, investor
sejati tidak akan puas dengan laba jangka pendek, artinya
17
yang diinginkan adalah pertumbuhan nilai dalam jangka panjang dan dalam skala yang signifikan. Untuk tujuannya
tersebut, investor akan memilih saham dengan fundamental yang bagus, artinya perusahaan emiten memiliki prospek
usaha dan harga sahamnya di bawah nilai sebenarnya, sehingga harga target saham tersebut untuk beberapa waktu
ke depan masih berpotensi lebih tinggi daripada harga saat ini.
Investor yang melakukan investasi jangka pendek untuk mendapatkan keuntungan dari transaksi jual beli jangka
pendek, bisa dilihat dari pergerakan harga saham ketika baru dibuka, dan biasanya trader ini akan nebeng dengan
pergerakan investor besar. Jika investor tersebut yakin bahwa harga saham akan bergerak harganya, berarti ada permintaan
besar, namun di sisi lain tidak diketahui investor besar akan memegang saham tersebut dalam jangka panjang, atau
kemudian menjual lagi setelah memperoleh keuntungan potensial dan melakukan aksi ambil untung, di sinilah kerap
terjadi kerugian bagi investor jangka pendektrader karena terlambat menjual saham tersebut. Investasi jangka pendek
dinilai memiliki risiko yang tinggi karena harga-harga saham yang selalu berfluktuasi PratomoUbaidillah, 2009. Trader
biasanya memiliki toleransi yang tinggi terhadap risiko. Sedangkan dalam investasi jangka panjang risiko
fluktuasi nilai investasi itu rendah. Investor jangka panjang ini cenderung menghindari risiko dengan mencari sesuatu yang
18
aman. Investor ini bisanya memilih saham dengan nilai fundamental bagus dan menyimpan dalam jangka waktu yang
panjang, dan tidak terlalu suka dengan fluktuasi, atau sesuatu yang bergejolak. Berdasarkan uraian di atas, maka
hipotesis keenam sebagai berikut: H6 : Risk tolerance dapat mempengaruhi orientasi
investasi jangka pendek
2.2.3 Risk Tolerance sebagai Variabel Intervening