12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Corporate Social Responsibility CSR
a. Konsep Dasar Corporate Social Responsibility
Memasuki era milinium ke-III, ada upaya dari negara- negara dunia untuk memasukkan kewajiban CSR yang harus
dipenuhi oleh perusahaan ke dalam peraturan perundang- undangan. CSR mendapat tanggapan dari negara-negara
berkembang yang telah lama menjadi tujuan investasi perusahaan-perusahaan multinasional. Konsep awal tanggung
jawab sosial perusahaan secara eksplisit dikemukakan oleh Howard R. Bowen Caroll, 1999 dalam Ismail Solihin, 2011:
15- 16 yang berjudul “Social Responsibilities of the
businessmen” memberikan kerangka dasar bagi pengembangan konsep tanggung jawab sosial “it refers to the obligations of
businessmen to pursue those policies, to make those decisions, or to follow those lines of action which are desirable in terms og
the objectives and values of our society”. Bowen memberi landasan awal bagi kewajiban pelaku bisnis untuk menetapkan
tujuan bisnis yang selaras dengan tujuan dan nilai-nilai masyarakat. Pada awal tahun 1970 merupakan babak penting
13
perkembangan konsep CSR dengan terbentuknya Committe for Economic Development CED yang terdiri dari pelaku bisnis di
Amerika dan para peneliti yang diakui dibidangnya. Dalam Ismail Solihin, 2011: 20-21 CED membagi tanggung jawab
sosial ke dalam tiga lingkaran tanggung jawab: 1
Inner circle of responsibilities mencakup tanggung jawab perusahaan untuk melaksanakan fungsi ekonomi yang
berkaitan dengan produksi barang dan pelaksanaan pekerjaan secara efisien serta pertumbuhan ekonomi.
2 Intermediate circle of responsibilities mencakup tanggung
jawab untuk melaksanakan fungsi ekonomi sementara pada saat yang sama memiliki kesadaran terhadap perubahan
nilai – nilai dan prioritas-prioritas sosial, seperti hubungan
dengan karyawan, meningkatkan konsumen, observasi lingkungan hidup, dan perlakuan adil terhadap karyawan.
3 Outer circle of responsibilities mencakup kewajiban
perusahaan untuk lebih aktif meningkatkan kualitas lingkungan sosial.
Di penghujung tahun 1980, dalam Ismail Solihin, 2011: 26-28 The World Comission on Environment and Development
memperkenalkan konsep
pembangunan berkelanjutan
sustainability development,
yang didefinisikan:
“pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat
14
memenuhi kebutuhan manusia saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang dalam kebutuhan
mereka”. Definisi tersebut mengandung dua ide utama, yaitu untuk melindungi lingkungan dan pembangunan ekonomi
dengan cara melindungi sumber daya yang dimiliki bagi generasi mendatang.
Indonesia Business Links dalam Andreas Lako, 2011: 45 juga merumuskan tentang konsep CSR yang menekankan
perlunya perusahaan menyelasarkan pencapaian ekonomi dengan tujuan sosial dan lingkungan dalam visi misi praktik
bisnisnya. Rumusan pilar CSR yaitu: 1
Pengembangan SDM dan pemberdayaan masyarakat setempat
2 Memperkuat ekonomi komunitas di lingkungannya
3 Menjaga keharmonisan dengan masyarakat sekitarnya
4 Mendorong good governance
5 Menjaga kelestarian lingkungan
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, kata kunci dari konsep
CSR adalah
komitmen terhadap
kepentingan perusahaan, stakeholder, masyarakat luas, lingkungan hidup
dan pembangunan berkelanjutan. CSR merupakan suatu aktivitas perusahaan untuk ikut mengatasi permasalahan sosial
dengan peningkatan ekonomi, perbaikan kualitas kehidupan seluruh stakeholder dan masyarakat serta mengurangi berbagai
dampak dari aktivitas perusahaan terhadap lingkungan sosial
15
maupun alam yang dalam jangka panjang mempunyai keuntungan bagi perusahaan dan pembangunan masyarakat.
b. Definisi Corporate Social Responsibility CSR