Peraturan Kapolri Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata

45 b. Subbidang Bahan Peledak Subbidhandak; c. Subbidang Metalurgi Analisis Subbidmetal; dan d. Urmin. 6. Bidang Fisika Komputer Forensik Bidfiskomfor, meliputi: a. Subbidang Deteksi Khusus Subbiddeteksus; b. Subbidang Kecelakaan Kebakaran Subbidlakabakar; c. Subbidang Komputer Forensik Subbidkomfor; dan d. Urmin. 7. Bidang Kimia Biologi Forensik Bidkimbiofor, meliputi: a. Subbidang Kimia Subbidkim; b. Subbidang Biologi Serologi Subbidbioser; c. Subbidang Toksikologi Lingkungan Subbidtokling; dan d. Urmin. 8. Bidang Narkoba Forensik Bidnarkobafor, meliputi: a. Subbidang Narkotik Subbidnarko; b. Subbidang Psikotropika Subbidpsiko; c. Subbidang Obat-obatan Berbahaya Subbidbaya; dan d. Urmin. 9. Laboratorium Forensik Cabang Labforcab.

B. Perkap Kapolri Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Tata Cara dan

Persyaratan Permintaan Pemeriksaan Teknis Kriminalistik TKP Dan Laboratoris Kriminalistik Barang Bukti Kepada Laboratorium Forensik Polri. Berdasarkan Pasal 1 ayat 2 bahwa laboratorium forensik Polri bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi Laboratorium Forensik Kriminalistik dalam rangka mendukung penyidikan yang dilakukan oleh Satuan kewilayahan, dengan pembagian wilayah pelayanan area service sebagaimana ditentukan dengan Keputusan Kapolri. Ruang lingkup yang menjadi objek pemeriksaan laboratorium forensik adalah Tempat Kejadian Perkara TKP dan barang bukti yang meliputi bidang 46 fisika forensik, kimia biologi forensik, dokumen dan uang forensik balistik dan metalurgi forensik sesuai dengan bunyi Pasal 4 Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI Nomor 10 Tahun 2009. Pemeriksaan teknis TKP adalah pemeriksaan dalam rangka pencarian, pengambilan, pengamanan, pengawetan, pemeriksaan pendahuluan preliminary test barang bukti yang dalam penanganannya memerlukan pengetahuan teknis kriminalistik Pasal 1 ayat 6. Sedangkan pemeriksaan laboratoris barang bukti adalah pemeriksaan terhadap barang bukti yang diperoleh dari pencarian, pengambilan, penyitaan, pengamanan, dan pengiriman petugas Polri atau instansi penegak hukum lainnya yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah di labfor Polri, agar barang bukti yang telah diperiksa dapat dijadikan sebagai salah satu alat bukti yang sah Pasal 1 ayat 7. Menurut Pasal 5 ayat 1 Perkap tersebut, subjek-subjek yang dapat meminta pemeriksaan teknis labfor di TKP adalah Penyidik Polri, Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS, Kejaksaan, Pengadilan, Polisi Militer Tentara Nasional Indonesia POM TNI, dan instansi lain sesuai dengan lingkup kewenangannya. Pada ayat 2 dalam pasal ini tindak pidana yang dilakukan pemeriksaan pada TKP adalah untuk tindak pidana pembunuhan, perkosaan, pencurian, penembakan, kebakaranpembakaran, kejahatan komputer, kecelakaan, kecelakaan kerja, sabotase, peledakan, terorisme, keracunan, laboratorium ilegal, pencemaran lingkunganlimbah berbahaya, dan kasus-kasus lain yang menurut pertimbangan penyidik memerlukan dukungan labfor Polri. Menurut Pasal 9 ayat 1 Pemeriksaan laboratoris kriminalistik barang bukti dapat dipenuhi berdasarkan permintaan tertulis dari: