BAB 1 PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau, dimana luas laut yang ada di Indonesia adalah 23 total
dari luas seluruh wilayah Indonesia. Luasnya perairan di Indonesia ini berdampak pada kegiatan bawah laut yang dilakukan baik untuk rekreasi,
penyelaman, aktivitas ekonomi, dan juga keperluan militer. Banyaknya penyelam baik yang professional maupun awam, juga berdampak pada
pengembangan kesehatan kelautan. Kegiatan penyelaman harus didahului dengan pengetahuan akan
penyelaman terlebih dahulu. Sebagian besar penyelam tidak mengetahui bahaya penyelaman bagi tubuh penyelam tersebut, ini terlihat dari
timbulnya keluhan yang sering dialami oleh penyelam. Menurut survey dari 251 responden penyelam di 9 Sembilan propinsi di Indonesia,
keluhan yang sering didapat penyelam antara lain 21.2 pusing sakit kepala; 12.6 lelah; 12.5 pendengaran berkurang; 10.8 nyeri sendi;
10.2 perdarahan hidung; 9.7 sakit dada sesak; 6.4 penglihatan berkurang; 6,0 bercak merah di kulit; 5,6 gigitan binatang; 3.2
lumpuh; dan 1.7 hilang kesadaran Subdit Kesehatan Matra tahun 2009. Salah satu hal yang paling penting untuk diketahui penyelam
adalah kedalaman penyelaman. Kedalaman ini sangat berpengaruh karena semakin dalam penyelaman, maka tekanan akan menjadi semakin
tinggi. Peningkatan tekanan tersebut akan mempengaruhi semua organ tubuh penyelam. Penyelam yang tidak dapat mengimbangi pengaruh
tekanan ini, maka akan terjadi barotrauma yang dapat berakibat buruk bagi penyelam tersebut..
Barotrauma adalah kerusakan jaringan dan sequelenya akibat ketidakseimbangan antara tekanan udara rongga fisiologis dalam tubuh
dengan tekanan lingkungan di sekitarnya. Berdasarkan patogenesisnya, barotrauma dapat dibedakan menjadi dua, yaitu barotrauma waktu turun
1
descent barotrauma dan barotrauma waktu naik ascent barotrauma. Berdasarkan organ yang terkena, maka barotrauma dapat dibedakan
menjadi: barotrauma telinga, barotrauma paru, barotrauma gigi, barotrauma wajah, kulit dan barotrauma intestinal. Barotrauma paru
merupakan barotrauma yang paling serius diantara barotrauma yang lain Riyadi, 2013.
Terapi oksigen hiperbarik adalah suatu terapi dimana pasien diberi oksigen murni 100 dan tekanan tinggi dalam suatu Ruang Udara
Bertekanan Tinggi RUBT. Dalam penanganan kasus barotrauma paru, pemberian oksigen murni merupakan pengobatan utama yang harus
diberikan. Dalam referat ini, penulis berusaha mencari hubungan antara terapi oksigen hiperbarik dalam penyembuhan kasus barotrauma paru.
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA