Trakea terbagi menjadi dua, satu tabung kiri dan satu tabung kanan, dan ini disebut bronkus. Bronkus kiri mengarah ke paru-paru kiri
dan bronkus kanan mengarah ke paru-paru kanan. Tabung pernapasan ini terus membagi menjadi tabung lebih kecil dan lebih kecil yang disebut
bronkiolus. Bronkiolus berakhir pada kantung-kantung udara kecil yang disebut alveoli.
Alveoli, yang berarti “buah anggur” dalam bahasa Italia, terlihat seperti gugusan anggur yang melekat pada tabung pernapasan kecil. Ada
lebih dari 300 juta alveoli pada paru-paru normal. Jika alveoli dibuka dan ditata datar, mereka akan menutupi area seluas lapangan tenis . Tidak
semua alveoli digunakan pada satu waktu, sehingga paru-paru memiliki banyak cadangan jika terjadi kerusakan karena penyakit, infeksi atau
pembedahan.
2.2 Barotrauma
2.2.1 Definisi
Barotrauma adalah kerusakan jaringan dan sequelenya akibat ketidakseimbangan antara tekanan udara rongga fisiologis dalam tubuh
dengan tekanan lingkungan di sekitarnya Riyadi, 2013.
2.2.2 Pembagian Barotrauma
Berdasarkan patogenesisnya, barotrauma dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: barotrauma waktu turun Descent barotrauma dan
barotrauma waktu naik ascent barotrauma Riyadi, 2013. Berdasarkan organ yang terkena, maka barotrauma dapat
dibedakan menjadi: barotrauma telinga, barotrauma paru, barotrauma gigi, barotrauma wajah, kulit dan barotrauma intestinal Riyadi, 2013.
2.2.3 Barotrauma Paru
6
Barotrauma paru merupakan barotrauma yang paling serius diantara barotrauma yang lain Riyadi, 2013. Barotrauma paru dapat
dibedakan menjadi: 1 Barotrauma Paru Waktu Turun Descent
Barotrauma ini terjadi saat pengurangan volume paru-paru melampaui batas akibat dari tekanan di sekitarnya, akibatnya terjadi
kompensasi berupa distensi pembuluh darah paru, dimana ketika sudah melebihi ambang batasnya, maka dapat terjadi ruptur pembuluh darah
paru, dan menyebabkan perdarahan paru CFUA, 2010. Kerusakan jaringan paru pada barotrauma ini squeeze, adalah
kerusakan pada pembuluh-pembuluh vena kecil, perembesan cairan lewat membran alveoli dari kapiler-kapiler dan jaringan ke dalam alveoli dari
kapiler-kapiler dan jaringan ke dalam alveoli dan saluran-saluran nafas. Lebih lanjut bisa terjadi perdarahan Riyadi, 2013.
Klinis dari barotrauma paru ini berupa nyeri dada dan eksudasi ringan, pada barotrauma yang berat, bisa dijmpai batuk, sesak, dan
hemoptisis setelah menyelam Riyadi, 2013. Terapi dari barotrauma jenis ini berupa pemberian O2 100 dan
bronkodilator dan gravitational drainage bila ada perdarahan atau eksudasi yang berat Riyadi, 2013.
2 Barotrauma Paru Waktu Naik Ascent Saat naik ke permukaan, terjadi penurunan tekanan sekeliling dan
sesuai hukum Boyle udara dalam paru akan mengembang volumenya. Masalah akan timbul apabila ekshalasi terhambat waktu naik, maka udara
yang mengembang dalam paru akan terperangkap dan bila batas elastisitas paru terlampaui, maka mengakibatkan ruptura paru Burst lung
Riyadi, 2013. Ada 4 kemungkinan akibat dari barotrauma paru waktu ascent, yaitu:
7
1 Kerusakan jaringan paru
Manifestasi kliniknya berupa wheexing ekspirasi, gejala dispneu, batuk, dan hemoptisis Riyadi, 2013. Pengobatannya ialah harus segera
diberikan oksigen 100 tanpa tekanan karena dapat memperbesar kerusakan jaringan paru Mathieu, 2006.
2. Emfisema surgikalis Robekan dari alveolus menyebabkan gas lepas ke jaringan
interstisial paru-paru. Udara akan memenuhi jaringan sekitar paru dan mediastinum. Dari sana udara akan bermigrasi ke leher Riyadi, 2013.
Manifestasi klinisnya berupa rasa nyeri di bawah sternum, pada kasus yang berat dapat terjadi gangguan kardiovaskuler seperti sesak
nafas, takikardi, sianosis, hipotensisampai sinkop akibat syok sebagai akibat tekanan langsung pada jantung dan pembuluh pembuluh darah
besar Riyadi, 2013.
8
Manajemennya adalah berupa pemberian inhalasi O
2
100. Pada kasus emfisema mediastinalis yang berat, dapat diberikan terapi
rekompresi untuk mengurangi ekspansi gas Mathieu, 2006.
3. Pneumothorak Apabila terjadi perobekan pada pleura viceralis, udara akan masuk
ke cavum pleura dan menimbulkan pneumothorak. Udara yang terperangkap akan erus mengembang dan menimbulkan kenaikan
tekanan dalam cavum pleura selama ascent Riyadi, 2013. Gejala-gejalanya berupa nyeri pleural yang mendadak di daerah
yang terkena, takipnea, dispnea Riyadi, 2013. Terapinya berupa pemberian inhalasi oksigen 100, dan pada
tension pneumothorak dilakukan thorakosintesis CFUA, 2010.
9
4. Emboli udara Akibat yang paling serius dari barotrauma paru ascent adalah
masuknya gas dari alveoli ke sistem vena paru. Emboli gas terbawa jantung dan kemudain masuk ke dalam sirkulasi arterial sehingga
menimbulkan obstruksi emboli gas di pembuluh-pembuluh koroner, cerebral, dan lain-lain Riyadi, 2013.
Gejala-gejala klinik emboli udara muncul segera setelah penyelam mencapai ke permukaan. Udara yang berada di otak menyebabkan
kehilangan kesadaran, gelisah, dan gejala-gejala yang mirip dengan “cerebral stroke”. Hal ini disebut dengan Cerebral Arterial Gas Embolism
atau CAGE. Gejala-gejala neurologis lain seperti keram, paralisis atau kelemahan, ganggua pengelihatan, gangguan berbicaragangguan
koordinasi CFUA, 2010. Gejala-gejala lain dapat berupa nyeri dada, EKG abnormal Riyadi, 2013 .
Terapi emboli udara harus segera dilaksanakan. Terapi yang efektif ialah rekompresi sampai 6 ATA kedalaman 50 meter. Dengan tekanan 6
ATA maka gelembung-gelembung akan menjadi kecil dengan demikian dapat lewat pembuluh-pembuluh darah sehingga mengurangi emboli
udara seminimal mungkin Riyadi, 2013 .
10
2.3 Terapi Oksigen Hiperbarik