Menopause dan Permasalahannya Meilina, S.Ked 406080067
I. PENDAHULUAN
Statistik menunjukkan terus bertambahnya usia harapan hidup wanita sehingga hampir sepertiga usia hidup seorang wanita dilalui setelah menopause. Oleh karena itu
sebagai profesi kedokteran harus mempersiapkan diri untuk mengelolah kesehatan masa pasca reproduksi. Referat ini akan membahas perubahan-perubahan yang terjadi
pada masa-masa klimakterium juga penanggulangan masalah-masalah kesehatan yang terjadi.
Salah satu keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan, tercermin pada usia harapan hidup wanita Indonesia hanya 48,05 tahun, tahun 1980 menjadi 50,9 tahun,
tahun 1985 menjadi 61,7 tahun, tahun 1995 menjadi 66,7 tahun. Hasil Trend Assessment Study badan litbangkes Depkes tahun 1990 menunjukan penurunan
angka kematian kasar, angka kematian bayi dan balita, angka kematian ibu, serta peningkatan usia harapan hidup yang diperkirakan dapat mencapai lebih dari 70 tahun
pada tahun 2010. Perubahan ini menyebabkan terjadinya transisi demografi, dimana stuktur penduduk akan berubah dengan menurunnya jumlah balitaremaja, dan
meningkatnya usia reproduktif serta lanjut usia. Tahun 1999, kelompok umur 40-50 tahun jumlah pria lebih banyak daripada
wanita sedangkan pada umur 50 tahun atau lebih, jumlah wanita lebih banyak dari pria. Hal ini mununjukkan usia harapan hidup wanita lebih tinggi dibandingkan pria.
Walaupun umur telah mencapai 50 tahun ke atas wanita dituntut untuk dapat berperan baik di sektor formal maupun non formal. Untuk tujuan tersebut dibutuhkan kualitas
hidup yang memadai. Salah satu contoh di bidang kesehatan adalah usaha untuk menghindar dari penyakit degeneratif yang umumnya timbul pada umur 45 tahun ke
atas penyakit pada klimakterium, menopause dan postmenopause, misalnya sindroma klimaterium, penyakit jantung dan osteoporosis.
Pola penyakit yang timbul pada kelompok wanita usia 45 tahun ke atas adalah akibat menurunnya fungsi ovarium yang mempunyai dampak jangka pendek dan
jangka panjang. Kelainan jangka pendek menunjukkan adanya sindroma klimakterium, sedangkan jangka panjang adalah penyakit jantung kardiovaskuler dan
osteoporosis. Apabila penyakit tersebut telah terjadi maka dibutuhkan biaya pengobatan kuratif yang sangat besar, tetapi apabila diadakan pencegahan sebelum
penyakit tersebut timbul maka akan memberikan hasil yang memuaskan serta membutuhkan dana yang relatif tidak besar apabila ditinjau secara nasional.
II. MAKNA DAN SEBAB-SEBAB MENOPAUSE Definisi
Menopause adalah berhentinya menstruasi, istilah ini biasa digunakan untuk menjelaskan klimakterium, yaitu masa transisi dalam kehidupan seorang wanita
dimana terjadi hilangnya fungsi ovarium secara progesif. Dalam masa ini seorang wanita biasanya mengalami berbagai perubahan hormonal, somatik dan psikologis.
Perimenopause atau klimaterik adalah periode sebelum menopause, menopause dan pasca menopause dimana perubahan-perubahan endokrinologik, biologik dan klinik
sudah mulai terasa, paling tidak 4-5 sebelum menopause. Post menopause adalah periode yang berlangsung setidak-tidaknya 12 bulan setelah amenorrhea terjadi. Dan
setelah itu dimulailah masa senilis. Rata-rata usia terjadinya menopause 50-51 tahun, dan ini tidak tetap konstan dan
sepertinya tidak dipengaruhi usia menarche, sosio ekonomi, ras, tinggi, atau berat badan. Tetapi usia terjadinya menopause dipengaruhi oleh kebiasaan merokok.
Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009
146
Menopause dan Permasalahannya Meilina, S.Ked 406080067
Penelitian baru-baru ini menemukan bahwa seorang perokok mengalami menopause lebih awal dibandingkan bukan perokok.
Menurut laporan WHO Scientific Group pada pertemuan di Jenewa tahun 1980: Menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen akibat hilangnya
aktivitas folikel-folikel ovarium. Perimenopause atau klimaterik adalah periode sebelum menopause dimana
perubahan-perubahan endokrinologik, biologik dan klinik sudah mulai terasa, paling tidak setahun pertama sejak awal menopause.
Post menopause adalah periode yang berlangsung setidak-tidaknya 12 bulan setelah amenorrhea terjadi.
Periode klimaterium
Faktor Kultural Mengapa menopause muncul? Apa sebab gejala-gejala fisiknya? Apa pula sebab
gejala-gejala kejiwaan yang tampak? Apakah sekedar suatu gejala imbalance psychologist akibat berakhirnya ovulasi dan menurunnya faktor-faktor tertentu.
Ataukah semata-mata akibat lingkungan, keluarga, kultur dan hal- hal lain dalam kehidupan seorang wanita?
Pada hakekatnya masih terdapat banyak perdebatan tentang hal ini justru karena masalah menopause merupakan masalah yang kompleks banyak faktor yang saling
berkaitan. Dengan tetap memperhatikan argumentasi pro dan kontranya, terdapat banyak pendapat yang masih diperdebatkan.
Faktor kultural yang menilai wanita lebih dari penampilan fisiknya daripada segi non fisikal. Penekanan pada kecantikan fisik, bentuk tubuh, busanakosmetika indah,
tampak muda, dsb merupakan pandangan subjektif masyarakat. Dengan modal ini wanita dinilai mampu meningkatkan citra dan penampilan seksualnya sex appeal
dan dengan begitu mengembangkan harga dirinya. Wanita dikaitkan pula dengan kesuburan dan dengan berpedoman pada mitos “kesuburan baik = seks baik”,
lenyapnya kemampuan reproduksi akan diartikan sebagai hilangnya kemampuan seksual sehingga akan memandang dirinya sebagai wanita yang tidak diinginkan.
Ditambah lagi dengan gejala- gejala fisik seperti vagina kering, nyeri saat bersetubuh, dia dapat merasa sebagai wanita yang tidak banyak gunanya lagi. Muncul depresi,
Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009
147
Menopause dan Permasalahannya Meilina, S.Ked 406080067
kekecewaan, bingung dan rasa cemas, diikuti dengan atau tanpa gejala-gejala seperti sakit kepala, pusing dan gejala-gejala fisik lainnya.
Namun kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua demikian. Wanita yang menemukan harga dirinya dalam pekerjaan, mudah adaptasi dengan lingkungan,
maka lanjut usia dan menopause diterima sebagai sesuatu yang positif. Persepsi wanita itu terhadap perubahan-perubahan fisik selama menopause lebih positif
Perubahan Endokrin Estrogen dikenal sebagai hormon perempuan karena peranannya yang penting
dalam membentuk tubuh wanita dan mempersiapkan fungsi-fungsi khusus seperti kehamilan. Bersama dengan progesteron, hormon wanita yang lain yang diproduksi
oleh ovarium, estrogen mengatur perubahan-perubahan yang terjadi selama siklus bulanan dan mempersiapkan uterus untuk kehamilan. Lebih dari 90 estrogen pada
tubuh wanita diproduksi di ovarium . Selain itu organ lain seperti kelenjar adrenal, hati dan ginjal juga menghasilkan sejumlah kecil estrogen. Oleh karena itu, setelah
menopause pun, wanita memiliki estrogen dalam kadar yang rendah. Karena lemak juga diubah menjadi estrogen, wanita dengan berat badan yang lebih akan mengalami
gejala yang lebih sedikit di masa menopausenya. Estrogen juga menstimulasi pertumbuhan tulang dan mempertahankannya dalam
bentuk yang sehat. Selain itu juga turut melindungi jantung dan pembuluh darah dengan meningkatkan kolesterol baik yaitu HDL dan menurunkan kolesterol jahat
yaitu LDL. Estrogen juga mempengaruhi libido wanita. Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita telah terjadi berbagai
perubahan pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks. Penurunan fungsi ovarium itu
menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin. Keadaan ini akan mengakibatkan terganggunya interaksi antara
hopotalamus dan hipofisis. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi korpus luteum. Kemudian turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi
umpan balik negatif terhadap hypothalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH. Dari kedua gonadotropin itu yang paling mencolok yaitu peningkatan
FSH. Oleh karena itu peningkatan kadar FSH menupakan petunjuk hormonal yang paling baik untuk mendiagnosis sindrom klimaterik.
Pramenopause Pascamenopause
Senium Patofisiologi
Insufisiensi korpus
luteum
dominasi estrogen
Peningkatan ringan gonadotropin
Kegagalan kopus luteum
Kekurangan estrogen
Peningkatan berat
Gonadotropin Kegagalan korpus
luteum
Estrogen rendah
Normalisasi gonadotropin
Gejala Infertilitas
Distonia vegetatif Atrofi Involusi
Typical Ranges of Circulating Hormonal Concentrations in Untreated Postmenopausal Women
Hormones Concentrations Estradiol
10-40 pgmL
Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009
148
Menopause dan Permasalahannya Meilina, S.Ked 406080067
Estrone 10-50 pgmL
FSH 30-240 mIUmL
LH 30-220 mIUmL Androstenedione
600-1200 pgmL Testosterone
150-350 pgmL Prolactin
5-20 ngmL
FSH: follicle-stimulating hormone; LH: luteinizing hormone. Tanda-tanda menopause:
Oleh karena folikel semakin sedikit maka darah menstruasi menjadi sedikit, siklus menstruasi makin panjang dan akhirnya menstruasi berhenti. Pada wanita dengan
pendarahan menstruasi tidak teratur perlu diteliti penyebab lainnya. FSH meningkat, LH meningkat, akan tetapi plasma estradiol sangat rendah.
Faktor hormonal yang dalam kenyataannya memang mempunyai pengaruh terhadap kondisi psikologis wanita, sudah ditunjukkan berbagai penelitian. Depresi,
kecemasan dan kondisi emosional positif dipengaruhi oleh reaksi-reaksi kimia tertentu dalam otak karena pengaruh hormon yang menyebabkan rangsangan, 1
diantara 500 wanita mengalami depresi berat dan kekacauan berpikir setelah melahirkan. Dalam masa ini hormon utama kewanitaan yaitu estrogen dan
progesteron rendah, seperti pada masa menopause. Akibat perubahan hormonal ini, tampak pada wanita yang rentan terhadap perubahan itu.
Namun begitu, barangkali pendapat yang paling tepat adalah bahwa kondisi kejiwaan seseorang termasuk pandangannya terhadap hidup, dipengaruhi oleh dunia
sekitarnya dan pembawaan biologisnya. Reaksi psikologis wanita buta pada masa transisional dalam hal ini pada masa-masa klimaterium ditentukan oleh interaksi
“dunia luar dan dunia dalam” nya, dua dunia yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Wanita Menopause dan Kehilangan Ganda Triple loss Wanita yang telah mencapai usia paruh baya middle age mengalami banyak
“kehilangan” dalam hidupnya. Berhentinya menstruasi dipahami sebagai tanda kemampuan reproduksinya lenyap, lenyapnya kemampuan reproduksi ini dikaitkan
dengan “kewanitaannya” sehingga berhentinya siklus menstruasi dipahami sebagai kehilangan kewanitaannya. Masalah banyak dijumpai terutama wanita yang tidak
menikah, sebagian mereka memandang menopause sebagai hilangnya harapan dan merasa dirinya tidak lengkap atau tidak utuh sebagai wanita.
Kehilangan lain yang dialami wanita menopause adalah kehilangan “anaknya“, umumnya anak-anak mereka telah memasuki usia remaja sampai dewasa, anak yang
sibuk atau sudah mandiri, terutama bagi wanita yang selama hidupnya mengurusi anak pusat perhatiannya: fungsi keibuan. Peranan ibu yang dirasa berkurang,
Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009
149
Menopause dan Permasalahannya Meilina, S.Ked 406080067
dirasakan sebagai kehilangan “anak”, bahwa anaknya tidak lagi membutuhkan dirinya sehingga perannya sebagai ibu telah lenyap. Peranan ibu yang lenyap
seringkali menyedihkan hatinya dengan akibat-akibatnya depresi, dll. Kehilangan lain yang sering dialami wanita pada usia menopause adalah
kehilangan ibunya, tentu saja ini sesuatu yang menyedihkan sebab ibu bagi seorang anak perempuan mempunyai tempat istimewa yang tidak tergantikan.
Kehilangan-kehilangan ini membuat sebagian seorang wanita menopause melihat hidupnya sebagai sesuatu yang “cacattidak utuh” sehingga mempengaruhi harga
dirinya, membuat sedih, bahkan bisa membuat dirinya menarik diri dari lingkungan sekitarnya.
III. GEJALA-GEJALA MENOPAUSE